• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGUASAAN RIAS WAJAH DENGAN SIKAP DALAM PENAMPILAN WAJAH SEHARI-HARI PADA POLWAN DI POLRESTA KOTA MADYA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGUASAAN RIAS WAJAH DENGAN SIKAP DALAM PENAMPILAN WAJAH SEHARI-HARI PADA POLWAN DI POLRESTA KOTA MADYA MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGUASAAN RIAS WAJAH SEHARI

HARI DENGAN SIKAP DALAM PENAMPILAN RIAS

WAJAH PADA POLISI WANITA DI POLRESTA

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Tata Rias S1

Oleh :

Gloria Meida Samosir

NIM. 508343012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Gloria Meida Samosir.2012. Hubungan Penguasaan Rias Wajah Dengan Sikap Dalam Penampilan Wajah Sehari-hari Pada Polwan di Polresta Kota Madya Medan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Tata Rias Jurusan PKK- Fakultas Teknik Unimed 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat penguasaan rias wajah sehari hari pada Polwan di Polresta Medan,(2) mengetahui tingkat kecenderungan sikap dalam penampilan rias wajah pada Polwan di Polresta Medan, dan (3) mempelajari bagaimana hubungan antara penguasaan rias wajah sehari hari dengan sikap dalam penampilan rias wajah pada Polwan di Polresta Medan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh polisi wanita (polwan) yang bertugas di Polresta kodya Medan sebanyak 152 orang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 72 polwan yang diambil secara acak. Data penelitian dikumpulkan dengan tes untuk variabel penguasaan rias wajah (X) dan untuk sikap dalam penampilan wajah sehari-hari dijaring dengan angket berskala likert. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 32 responden; untuk tes diperoleh item yang valid sebanyak 32 dan tidak valid 8, sedangkan untuk angket dari 35 item diperoleh 30 item yang valid dan 5 tidak valid.

Dari data penelitian menunjukkan bahwa tingkat penguasaan rias wajah pada polwan di Polresta Medan cenderung tinggi di mana harga M hitung (24,53) > Mideal

(16) ; demikian juga sikap dalam penampilan wajah sehari-hari juga cenderung tinggi yakni M hitung (91,21) > Mi (75).

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yakni uji normalitas dan linieritas. Data variabel penguasaan rias wajah berdistribusi normal bila2hitung2tabel. yaitu 2,748 > 11,07 dan data variabel sikap dalam penampilan wajah sehari-hari juga berdistribusi norma l4,025 > 11,07 pada taraf signifikansi 5%. Kemudian persamaan regresi Ŷ = 44,529 + 0,609X adalah linier pada taraf signifikan 5% diperoleh Fh < Ft (1,86 < 1,99) Dengan mengkonsultasikan F hitung dengan Ftabel pada α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 1:34 diperoleh Ft = 3,98, jadi Fh > Ft (66,289 > 3,98) sehingga dapat disimpulkan koefisien arah regresi Y atas X berarti pada taraf signifikan 5%.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan rumus product momen dimana diperoleh harga rhitung > rtabel yaitu 0,697 > 0,232 pada  = 5%, Dengan demikian

terdapat hubungan yang kuat antara penguasaan rias wajah sehari-hari terhadap sikap dalam penampilan rias wajah. Selanjutnya untuk menguji keberartian hubungan thitung = 8,141 sedangkan untuk harga ttabel dengan dk = 72-2 = 70

diperoleh ttabel = 1,994. Maka thitung > ttabel (8,141 > 1,994) pada taraf signifikan 5%.

Sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis, maka hipotesis Ha yang diajukan diterima dan Ho ditolak.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah berbelas kasihan

memberi berkat dan memampukan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul: “Hubungan Penguasaan Rias Wajah Sehari hari Dengan Sikap Dalam Penampilan Rias Wajah Pada Polisi Wanita Di Polresta Medan”.

Adapun skripsi ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berusaha seoptimal mungkin dalam penulisan skripsi ini walau mungkin

skripsi ini masih jauh dari sempurna dan oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan dikemudian hari.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurmaya Napitu,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu penulis sehingga

skripsi ini dapat selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Medan

3. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd sebagai Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan dan sebagai dosen penguji.

4. Ibu Dra Siti Wahidah,M.Si sebagai Ketua Prodi Tata Rias Universitas Negeri

(6)

5. Ibu Dra.Lina Pangaribuan,M.Pd sebagai Ketua Laboratorium Tata Rias Universitas

Medan dan sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memotivasi,

memberi semangat kepada penulis selama masa perkuliahan dan sekaligus sebagai

dosen penguji.

6. Ibu Dra.Fermina Sitepu sebagai dosen penguji

7. Staf Polresta dan Polwan di lingkungan POLRESTA Kota Medan yang telah

bersedia membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Suami dan anak anak Rikhaparamita, Yohannes dan Teguh sebagai sumber

inspirasiku

9. Adikku Oan Samosir yang sangat mendukung untuk penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan memberkati.

Medan, Agustus 2012

Penulis

(7)
(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………... 23

A. Deskripsi Data Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ………

B. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian ………

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Jenis Kosmetik Rias Wajah………. 11

2. Peralatan Rias Wajah ………. 13

3. Pembersihan Wajah ………..……. 14

4. Mengoleskan Pelembab ……….. 14

5. Menutup noda ………. …….… 14

6. Mengoleskan Foundation ……….. 15

7. Membubuhkan bedak tabur ……….. 15

8. Mengoleskan perona mata ………. .. 15

9. Membingkai mata dengan eye liner ……….. 16

10. Membentuk alis dengan pensil alis ……….. 16

11. Melentikkan bulu mata dengan mascara ……… .. 16

12. Membubuhkan blush on ……….……….….. 17

13. Mengoleskan lipstick ………..….. 17

14. Hasil akhir rias wajah ……….. 17

15. Paradigma Hubungan Antar Variabel ……….. 24

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kisi-kisi Test Penguasaan Rias Wajah ……….…. 26

2. Ringkasan Perhitungan Validitas Test………. 28

3. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Item ……….. 31

4. Ringkasan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda ………... 33

5. Kisi kisi Angket Sikap dalam Penampilan Rias Wajah ……….. 35

6. Ringkasan Perhitungan Validitas Angket Sikap dalam Penampilan Rias Wajah ………. 37

7. Ringkasan Perhitungan Reliabilitas Angket ………... 39

8. Konsultasi Uji Reliabilitas ……….. 40

9. Distribusi Frekuensi Variabel Penguasaan Rias Wajah Sehari hari ….. 45

10.Distribusi Frekuensi Sikap dalam Penampilan Rias Wajah ………….. 46

11. Rumus Uji Kecenderungan Data Penelitian ………. 47

12. Kecenderungan Data Penguasaan Rias Wajah Sehari hari ………… 48

13.Kecenderungan Data Sikap dalam Penampilan Rias Wajah ……….. 49

14.Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian …… 50

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

16.Hasil Validitas Uji CobaTest Penguasaan Rias Wajah .………….…. 61

17.Hasil Validitas Uji Coba Angket Sikap dalam Penampilan Rias Wajah

..

28

18.Test Pengetahuan Tata Rias ……… 63

19.Angket Sikap Dalam Penampilan Ria Wajah ………... 67

20.Data Hasil Penelitian ………. 72

21.Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi dan Distribusi

Frekuensi dari Data Penelitian 75

22.Identifikasi Tingkat Kecenderungan masing masing Variabel

Penelitian 79

23.Uji Normalitas Sebaran data masing masing variable Penelitian …… 81

24.Perhitungan Regresi Sederhana Uji Kelinieran dan Keberartian

Persamaan Regresi …….. 84

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan di mana dia berada atau

sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki

konsekuensi bagaimana seseorang dapat beradaptasi dan diterima dalam

lingkungannya, antara lain lingkungan keluarga, masyarakat tempat tinggal,

termasuk dalam lingkungan pekerjaannya. Dalam berinteraksi dengan lingkungan

ini sudah barang tentu membutuhkan persyaratan yang harus dipenuhi agar lebih

memungkinkan untuk mendapat kondisi yang optimal baik dari dalam maupun dari

luar diri seseorang. Tanggung jawab yang melekat dalam hal ini terutama dari diri

sendiri yang senantiasa mau memperbaiki diri dalam berbagai hal, termasuk dalam

penampilan diri.

Manusia pada dasarnya dalam setiap aktivitasnya berkeinginan untuk selalu

tampil menarik, terlebih pada kaum wanita sudah menjadi suatu kebutuhan untuk

kelihatan cantik dan menarik. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan baik

melakukan perawatan tubuh, merias wajah, mengenakan busana yang

modis,penggunaan kosmetik yang mahal maupun bermutu, bahkan melakukan

pengobatan/ tindakan medis pada dokter kecantikan, dan lain-lain. Tidak jarang,

bagi kelompok tertentu rela mengeluarkan dana yang cukup fantastis untuk

mendapatkan penampilan yang maksimal (cantik/menarik/luwes,). Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2005) pengertian cantik dan menarik adalah keadaan enak

(13)

2

Sikap terhadap penampilan diri ini termasuk merias wajah adalah hal yang

lumrah dan positip jika dilakukan dengan baik dan benar. Namun pada

kenyataannya wanita yang berupaya merias wajah agar penampilannya menarik

justru mendapatkan hal sebaliknya, misalnya rias wajah yang dilakukan justru

memperburuk penampilannya. Pada hal penampilan diri seperti rias wajah selain

mempercantik wajah juga sekaligus menutupi kekurangan yang terdapat pada wajah.

Kecantikan sebagai salah satu penampilan rias wajah merupakan suatu kebutuhan

dan keinginan bagi setiap wanita, terlebih pada para wanira karier dalam menunjang

aktivitas/ keberhasilan dalam pekerjaannya.

Salah satu kelompok wanita karier di maksud adalah Polisi Wanita (Polwan)

yang dalam tugasnya sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban umum sekaligus

pengayom masyarakat (Kunarto,1997). Lebih lanjut diuraikan bahwa Polwan

sebagai suatu profesi diharapkan dalam melaksanakan tugasnya harus dekat dan

bersahabat dengan masyarakat seperti yang tertuang dalam etika kepolisian pasal 7

dan 11 bahwa polisi harus memiliki sikap sebagai abdi masyarakat dan memahami

tugasnya sebagai kepercayaan masyarakat.

Di sisi lain Polwan sebagai wanita juga tidak terlepas tuntutan dan sorotan

masyarakat sesuai sifat kewanitaan yang tidak bisa lepas dari keindahan dan

kelembutan dalam penampilan (Kartono,2006). Sikap profesionalisme, tata cara

kehidupan yang keras, disiplin tinggi adalah suatu tuntutan kerja yang tidak

membedakan polisi laki-laki maupun wanita. Namun mengingat kodrat wanita dan

tuntutan masyarakat pada Polwan maka Polwan juga tidak terlepas dari penampilan

(14)

3

fisik seperti tinggi badan, potongan rambut juga penampilan wajah yang menarik

merupakan faktor pendukung untuk kesuksesan dalam pelaksanaan tugas Polwan.

Menurut Kusumadewi (2002) penampilan yang baik berperan penting dalam

menentukan keberhasilan hidup seseorang dan memperkuat kepercayaan diri

sehingga lebih mantap dalam menghadapi tugas pekerjaan terutama pekerjaan

pekerjaan yang sifatnya berhubungan dengan masyarakat luas. Dalam pengamatan

di masyarakat kita juga sering menjumpai Polwan sedang bertugas di lapangan

seperti menjaga tata tertib lalu lintas,menjaga suatu persidangan, mengamankan

suatu demonstrasi di lapangan terbuka.Tugas dilapangan tentu akan mempengaruhi

kondisi fisik termasuk wajah. Iklim pekerjaan seperti ini pada pekerja wanita

menurut Kartono (2006) dapat membuat kecantikan wanita menjadi kering atau

layu, cepat tua, kurang menarik. Oleh karena itu perlu disikapi dan disadari untuk

memperbaiki penampilan baik melalui perawatan/ pemeliharaan maupun

penampilan rias wajah agar dapat selalu tampil menarik. Lebih jauh lagi dari hasil

pengamatan peneliti tidak jarang Polwan terlihat dengan penampilan rias wajah yang

kurang pas/ benar seperti penggunaan perona pipi, lipstik dan bentuk alis yang

menyolok, atau kulit wajah yang kurang terawat (Observasi awal di Polresta

Medan). Hal seperti ini akan mempengaruhi penampilan dalam melaksanakan tugas

professional seorang Polwan karena terkesan kurang menarik dan kelihatan justru

kehilangan keindahan serta kelembutan.

Penulis memilih tempat penelitian di Polresta Medan karena jumlah Polwan

yang bertugas di Polresta Medan cukup banyak yaitu 152 orang.

Memang dalam pelaksanaan tugas, seorang Polwan dituntut ketegasan dan

(15)

4

dituntut agar dapat menjadi pengayom dan sahabat masyarakat. Seseorang yang

berpenampilan menarik tentu akan memberi kesan bersahabat dan lebih mudah

diterima secara alami didalam pergaulan. Merias wajah dengan tepat termasuk

perawatannya akan memberi kesan kelembutan dan keindahan untuk penampilan

yang menarik.

Penampilan rias yang benar ataupun tidak benar dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan, kurangnya kesadaran pentingnya

arti penampilan yang menarik, ataupun faktor lainnya. Rias wajah ini merupakan

suatu tampilan yang langsung terlihat dan dapat diamati oleh orang lain dalam

berinteraksi sehari-hari terutama dalam berhubungan dengan masyarakat dalam

melaksanakan tugas. Oleh karena itu, salah satu faktor di atas seperti sikap dalam

penampilan rias wajah merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian

sejalan dengan peran dan fungsi sebagai wanita karier yang sekaligus adanya

tuntutan profesionalisme seperti diuraikan di atas.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang sikap

dalam penampilan rias wajah pada Polwan, sehingga merumuskan judul penelitian

sebagai berikut: “Hubungan Penguasaan Rias Wajah Sehari hari Dengan Sikap

Penampilan Rias Wajah Pada Polwan Di Polresta Medan”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

(16)

5

2. Apakah penampilan rias wajah pada Polwan di Polresta Medan sudah sesuai

dengan yang diharapkan oleh masyarakat ?

3. Bagaimanakah tingkat penguasaan rias wajah sehari hari pada Polwan di

Polresta Medan?

4. Bagaimanakah sikap dalam penampilan rias wajah pada Polwan di Polresta

Medan?

5. Apakah terdapat hubungan antara tingkat penguasaan rias wajah sehari hari

dengan sikap dalam penampilan pada Polwan di Polresta Medan?

C. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Penguasaan rias wajah sehari-hari didalam pengertian tingkat pemahaman

untuk prosedur rias wajah dasar.

2. Sikap yang dimiliki oleh Polwan Golongan Bintara dalam penampilan rias

wajah.

3. Hubungan antara penguasaan rias wajah sehari hari dengan sikap dalam

penampilan rias wajah.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat penguasaan tatarias yang dimiliki Polwan di Polresta

Medan?

2. Bagaimanakah sikap yang dimiliki oleh Polwan di Polresta Medan dalam

(17)

6

3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat penguasaan rias wajah sehari hari

dengan sikap dalam penampilan rias wajah pada Polwan di Polresta Medan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan rias wajah sehari hari pada Polwan

di Polresta Medan.

2. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan sikap dalam penampilan rias

wajah pada Polwan di Polresta Medan.

3. Untuk mempelajari bagaimana hubungan antara penguasaan rias wajah

sehari hari dengan sikap dalam penampilan rias wajah pada Polwan di

Polresta Medan.

F. Manfaat Penelitian

Dengan terselesaikannya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Memenuhi persyaratan bagi penulis untuk mendapat gelar sarjana

pendidikan pada Program Studi Pendidikan Tata Rias di Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri

Medan.

2. Sebagai bahan bacaan dan masukan kepada para wanita karier pada

umumnya dan khususnya pada Polwan di Polresta Medan

3. Sebagai bahan dan pertimbangan bagi peneliti lain yang bermaksud

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat kecenderungan Penguasaan Rias Wajah Sehari-hari oleh Polwan

di Polresta Medan menunjukkan tingkat penguasaan yang cenderung

tinggi di mana harga rata-rata hitung (Mhitung =24,53) > dari harga rata –

rata ideal (Mi =16)

2. Tingkat kecenderungan Sikap Dalam Penampilan Rias Wajah pada

Polwan di Polresta Medan menunjukkan cenderung tinggi. Hal ini dilihat

dari harga rata-rata hitung (Mhitung) = 91,21 > dari rata-rata ideal (Mi) =

75.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara penguasaan rias wajah

sehari-hari dengan sikap dalam penampilan rias wajah pada Polwan di

Polresta Medan yaitu rxy sebesar 0,697 dan rtabel pada N = 72 diperoleh

sebesar 0,232 pada taraf sinifikansi 5%. Dengan demikian rhitung > rtabel

yaitu 0,697 > 0,232. Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi

diperoleh harga thitung pada taraf nyata = 0,05 diperoleh thitung = 8,141

sedangkan berdasarkan ttabel, dengan dk = n-2 = 70-2 = 70 yaitu 1,994,

sehingga thitung (8,141 > ttabel (1,994).

(19)

57

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka sebagai tindak lanjut

penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mempertahankan sekaligus peningkatan penguasaan rias wajah dan

sikap dalam penampilan wajah sehari-hari dalam bekerja perlu ada pembinaan

baik secara kelompok maupun secara institusi mengingat hal ini dapat

membantu dalam pelaksanaan tugas. Dan hal ini sebaiknya direalisasikan

dengan memberikan penyuluhan atau pembinaan mengenai pentingnya

pengetahuan tata rias bagi seorang Polwan.

2. Diharapkan kepada pihak Polwan baik secara pribadi maupun secara lembaga

penting untuk memperhatikan kemampuan dalam menjaga penampilan agar

kelihatan lebih menarik sekaligus bersahabat dengan masyarakat.

3. Selanjutnya untuk menunjang penampilan diri perlu juga diperhatikan tentang

perawatan wajah sekaligus tubuh, karena kedua hal ini menunjang penampilan

rias wajah yang dilakukan.

(20)

58

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Andiyanto. 2005. The Make Over Rahasia Rias Wajah Sempurna. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Aprilia, Ade. 2007. Gusnaldi Instant Make Up. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Evaluasi hasil belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djiwandono,Wuryani, Esti Sri 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Ellis,S.Robert. 1998. Educational Psychology, A Problem Approach.New Jersey

Toronto New York: Van Nostrard Company Inc.Princeton

Gerungan,W. 2001. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Kusumadewi. 2002. Perawatan dan Tata Rias Wajah Wanita Usia 40. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Kartono Kartini. 1990. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju

Kartono, Kartini. 2006..Psikologi Wanita. Bandung: Mandar Maju

Kelompok Penyusun Buku Pada Direktorat Pendidikan Masyarakat. 2001. Tata

Kecantikan Kulit Tingkat Terampil. Jakarta: Meutia Cipta Sarana

Kelompok Penyusun Buku Pada Direktorat Pendidikan Masyarakat. 2001. Kosmetologi

Tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar. Jakarta:.Meutia Cipta Sarana

Kusantati Herni 2008. Tata Kecantikan Kulit untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan

(21)

59

Kunarto 1997. Etika Kepolisian. Jakarta: PT Cipta Manunggal

Nawawi, Subroto.2004. Penelitian Deskriptif. Bandung: Aksara

Puspita Martha. 2009. Make up 101 Basic Personal Make up. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Purwanto, Ngalim. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Primadiati, Rachmi. 2001. Kecantikan Kosmetika & Estetika. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Sadulloh, Uyoh. 2010. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Saifuddin, Azwar. 1998.Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jogyakarta:.Pustaka

Pelajar

Sarwono, Wirawan,Sarlito. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori Teori Psikologi

Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, Winarno. 1978. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.

Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tilaar,Martha. 1996. Indonesia Bersolek Buku Pedoman Seni Rias Indonesia. Jakarta:

Grasindo

Tim Redaksi. 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Gramedia

(22)

60

Thomas,Tessa. 2004. Facelift 10 menit. Jakarta: Penerbit Erlangga

Wirakusumah, Emma. 2007. Cantik Awet Muda Dengan Buah Sayur dan Herbal.

Gambar

Gambar
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu, tahap pengumpulan data sekunder, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment

Penelitian yang dilakukan di Belgia oleh Conessa-Botella dkk., yang meneliti hubungan antara kadar vitamin D dengan pemberian ARV yang mengandung NNRTI (nevirapine dan efavirenz)

Cambridge IGCSEs are considered to be an excellent preparation for Cambridge International AS and A Levels, the Cambridge AICE (Advanced International Certii cate of Education)

As we know, every nation has different custom and traditions, so each nation needs to recognize and understand custom, tradition, and cultures of other nations in order that

Tesis berjudul KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN TERAPI OMEGA-3 PASIEN SKIZOFRENIA KRONIS UNTUK MEMPERBAIKI SKOR PANSS DI RSJD dr.ARIF ZAINUDIN SURAKARTA ini adalah benar-benar karya

akan menerima sanksi apapun dari Pusbindiklatren jika (a) dalam proses seleksi, penempatan, maupun selama mengikuti diklat diketemukan ketidaksesuaian data yang saya informasikan

 Ayat (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dikenakan kepada anggota DPRD apabila keterlambatan penetapan APBD disebabkan oleh kepala daerah terlambat

Berdasarkan data tersebut diperoleh informasi perangkat pembelajaran fisika berbasis model creative problem solving dengan pendekatan open-ended pada materi usaha dan