• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENGANGGGARAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PENGANGGGARAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Disampaikan Oleh :

I B R A H I M, SH

Kepala Bidang Anggaran

KEBIJAKAN PENGANGGGARAN DAERAH

DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN

PEMERINTAHAN DAERAH

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KABUPATEN MAMUJU

(2)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004

UU 25/2004 UU 33/2004

PP PP PP

UU 23/2014

Tentang Pemerintahan Daerah

PERMENDAGRI 13/06

misal: SAP, dstnya

PP 58/2005 (Omnibus Regulation) PERMENDAGRI 59/07 PP 18/2016 PP 38/07 PERMENDAGRI 21/11 PERMENDAGRI 32/11 & 39/12 PERMENDAGRI 64/13 PP 71/10 PP 24/05 PP 2/12 LANDASAN KEBIJAKAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UU 32/2004

(3)

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN

BUPATI/WALI KOTA

GUBERNUR

OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

MENYERAHKAN

MEMILIKI

PRESIDEN selaku KP memegang KPKN

(Pasal 6 ayat (1) UU 17/2003

• sbg implikasi desentralisasi

Pasal 6 ayat (2) huruf c UU 17/2003

(4)

U R U S A N P E M E R I N TA H A N

(Berdasarkan Pasal 9, 10, 11, 12, 13 dan 25 UU No. 23 Tahun 2014 )

ABSOLUT 1. POLITIK LUAR NEGERI 2. PERTAHANAN 3. KEAMANAN 4. YUSTISI

5. MONETER & FISKAL NASIONAL 6. AGAMA (Pasal 9) PILIHAN (Pasal 12 Ayat 3)

WAJIB

Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi NON YAN DASAR (Pasal 12 Ayat 2)

S P M

1. Dilaksanakan sendiri 2. Dilimpahkan Wew. Kpd Ins Vert di Drh Atau Gub sbg Wkl Pem Pus Berd Asas

Dekon

DESENTRALISASI

KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM

(Pasal 25)

YAN DASAR (Pasal 12 Ayat

1 )

(5)

9. perhubungan; 10.komunikasi dan informatika; 11.koperasi, usaha kecil, dan menengah; 12.penanaman modal; 13.kepemudaan dan olah raga; 14.statistik; 15.persandian; 16.kebudayaan; 17.perpustakaan; dan 18.kearsipan.

U R U S A N P E M E R I N T A H A N K O N K U R E N

PILIHAN

1. kelautan dan perikanan; 2. pariwisata; 3. pertanian; 4. kehutanan; 5. energi dan sumberdaya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi 1. pendidikan; 2. kesehatan;

3. pekerjaan umum & penataan ruang; 4. perumahan rakyat &

kawasan pemukiman; 5. ketentraman & ketertiban umum serta perlindungan masyarakat; 6. sosial.

WAJIB

Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

Berkaitan dengan pelayanan dasar

1. tenaga kerja; 2. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; 3. pangan; 4. pertanahan; 5. lingkungan hidup; 6. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 7. pemberdayaan

masyarakat dan desa; 8. pengendalian

penduduk dan

keluarga berencana;

(6)

Prinsip ”Money Follows Function”

Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pusat

Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah

A P B N

A P B D

didanai dari didanai dari

Termasuk kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan

Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan dilakukan berdasarkan

pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(7)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

7

PENDANAAN PENYELENGGARAAN

URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH

(Pasal 282 UU 23/2014)

(1)

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah didanai dari dan atas beban APBD.

(2)

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat di Daerah didanai dari dan atas

beban APBN.

(3) Administrasi pendanaan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

yang menjadi kewenangan Daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan secara terpisah dari administrasi pendanaan

penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2).

(8)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

8

PEMEGANG KEKUASAAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

(Pasal 283 UU 23/2014)

(1) Pengelolaan keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Daerah sebagai akibat dari penyerahan

Urusan Pemerintahan.

(2) Pengelolaan keuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan secara tertib, taat pada ketentuan peraturan

perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,

kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

(9)

KEUANGAN

DAEARAH

semua hak dan kewajiban daerah

dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang dapat

dinilai dengan uang

AZAZ UMUM APBD

1. Disusun sesuai kebutuhan dan

penyelenggaraan pemerintah

daerah

2. Berpedoman pada RKPD dalam

rangka Mewujudkan Pelayanan

Kepada Masyarakat

3. Mempunyai fungsi Otorisasi,

perencanaan, pengawasan,

alokasi, distribusi, dan stabilisasi

4. Ditetapkan dengan PERDA

APBD

(Rencana Keuangan Tahunan Daerah yang Ditetapkan dengan Perda)

(10)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

SIKLUS

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SIKLUS PENGELOLAAN

KEUANGAN

DAERAH

MERUPAKAN

SUATU

RANGKAIAN

PROSES

PENGELOLAAN

KEUANGAN

DAERAH

YANG

DIMULAI DARI PENGANGGARAN YANG DITANDAI

DENGAN DITETAPKANNYA APBD, PELAKSANAAN

DAN

PENATAUSAHAAN

ATAS

APBD,

SERTA

(11)

RPJMD RKPD KUA PPAS Nota Kesepakatan Pedoman Penyusunan RKA-SKPD o/ KDH RKA-SKPD RAPBD Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/ Mendagri

Perda APBD

PEDUM APBD o/ MDN

PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Penatausahaan Belanja

• Penerbitan UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD • Penerbitan SP2D oleh PPKD Penatausahaan Pendapatan Kekayaan dan Kewajiban daerah • Kas Umum • Piutang • Investasi • Barang • Dana Cadangan • Utang Akuntansi Keuangan Daerah • Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja Penatausahaan Pembiayaan • Dilakukan oleh PPKD Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK Rancangan DPA-SKPD DPA-SKPD Verifikasi Laporan Realisasi Semester Pertama R P-APBD Pelaksanaan APBD Pendapatan Belanja Pembiayaan Evaluasi R P-APBD Oleh Gbrnr/MDN Perda P-APBD Laporan Keuangan Pemerintah Daerah • LRA • Neraca • Lap. Arus Kas • CaLK

Raperda PJ Pel APBD

Disusun dan disajikan Sesuai SAP

Persetujuan Bersama (KDH + DPRD) Evaluasi o/ Gubernur/MDN 15 hari 7 hari penyesuaian o/ Pemda

Perda PJ Pel APBD setelah 3 hari

Perencanaan

Pelaksanaan

Penatausahaan

Pertgjwban

Pemeriksaan

DPRD

melakukan pengawasan bukan

(12)

RPJMD Renstra SKPD Renja SKPD RKPD KUA PPAS PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPD RAPERDA APBD TAPD RKA-SKPD Dibahas bersama DPRD 5 tahun 5 tahun 1 tahun 1 tahun RKP RPJMN

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH 1 tahun 1 tahun 5 tahun RPJPD RPJPN 20 tahun 20 tahun Renstra K/L Renja K/L 5 tahun 1 tahun

KUA = Kebijakan Umum APBD

PPAS = Prioritas & Plafon Anggaran Sementara

TAPD = Tim Anggaran Pemda

pedoman dijabarkan pedoman diacu pedoman pedoman pedoman dijabarkan diacu

pedoman Diserasikan dg Musrenbang

Diacu

Diperhatikan

RKA-SKPD= Rencana kerja dan Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah

PERDA APBD

dievaluasi Dibahas dan disetujui oleh DPRD

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

(13)

PERENCANAAN

PENGANGGARAN

RPJMD

RKPD

KUA &

PPAS

APBD

SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 310

(14)

FUNGSI

DPRD

PEMBENTUKAN

PERDA

ANGGARAN

PENGAWASAN

DALAM RANGKA MELAKSANAKAN FUNGSI

DPRD MENJARING ASPIRASI MASYARAKAT

Pasal 96 dan Pasal 149

FUNGSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

(15)

FUNGSI

ANGGARAN

pembahasan untuk persetujuan bersama terhadap

rancangan Perda Provinsi /Kab/Kota tentang APBD

yang diajukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota

1. Membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh Gubernur/Bupati/Walikota berdasarkan

RKPD;

2. Membahas rancangan Perda Provinsi/Kab/Kota tentang APBD Provinsi/Kab/Kota ;

3. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang perubahan APBD Provinsi/Kab/Kota; dan

4. Membahas rancangan Perda Provinsi/Kab/Kota tentang Pertanggungjawaban APBD

Provinsi/Kab/Kota .

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 99 dan Pasal 152

(16)

16

PERAN DPRD DAN PEMDA DALAM

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pembentukan

Perda

DPRD

Anggaran

Pengawasan

PEMDA

Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pelaporan P-jawaban

APBD

Pengawasan

(17)

MEKANISME PENGANGGARAN DALAM KONTEKS TUGAS

DAN WEWENANG

17

Pasal 101 ayat (1) huruf b dan

Pasal 154 ayat (1) huruf b UU

No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah, tugas dan

wewenang

DPRD

adalah

membahas dan memberikan

persetujuan

rancangan Perda

Provinsi/Kab/Kota

tentang

APBD Provinsi/Kab/Kota yang

diajukan

Gubernur/Bupati/Walikota”

Pasal 65 ayat (1) huruf d UU No. 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah,

tugas

KDH

adalah

menyusun

dan

mengajukan

rancangan

Perda

tentang

APBD,

rancangan Perda tentang perubahan

APBD dan rancangan Perda tentang

pertanggungjawaban

pelaksanaan

APBD kepada DPRD untuk dibahas

bersama”

DPRD

KEPALA DAERAH

(18)

Menerapkan Prinsip Efisiensi, Efektifitas, Transparansi,

Akuntabilitas, dan Partisipasi;

Keterpaduan dan Sinkronisasi Antar Kegiatan;

Disesuaikan dengan TUPOKSI SKPD dan Urusan yang

menjadi Kewenangan Daerah;

Taati Jadwal sesuai dengan Tahapan Penyusunan APBD.

STRATEGI PENYUSUNAN APBD

(19)

19

NO

URAIAN

WAKTU

KET

1. Penyusunan RKPD Awal Bulan Mei

2. Penyampaian KUA dan PPAS oleh TAPD kpd

KDH Minggu I Bulan Juni 1 Minggu

3. Penyampaian KUA dan PPAS oleh KDH kpd

DPRD Awal Minggu ke-2 (dua) Bulan Juni 6 Minggu 4. KUA dan PPAS disepakati antara KDH & DPRD Akhir Bulan Juli

5. SE KDH perihal Pedoman SKPD dan

RKA-PPKD Awal Bulan Agustus 1 Minggu

6. Penyusunan RKA-SKPD & RKA-PPKD Agustus s/d September 7 Minggu

7. Penyampaian RAPBD kpd DPRD Minggu pertama Bulan Oktober

8 Minggu

8. Pengambilan Kep.Bersama (DPRD & KDH) Paling lama 1 (satu) Bulan sebelum TA yang bersangkutan (tgl 30 Nopember) 9. Hasil evaluasi RAPBD 15 hari kerja ( bulan Desember) 10. Penetapan Perda ttg APBD & Raperkada ttg

Penjabaran APBD sesuai dgn hasil evaluasi Akhir Desember (31 Desember)

Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD

(20)

 Kepala daerah wajib

mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai

penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD sesuai

dengan waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.

 Kepala daerah yang tidak mengajukan rancangan Perda tentang APBD

dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya

yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6

(enam) bulan.

 Rancangan Perda dibahas kepala daerah bersama DPRD dengan

berpedoman pada RKPD, KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan

bersama.

 Atas dasar persetujuan bersama DPRD dan kepala daerah, kepala daerah

menyiapkan rancangan Perkada tentang penjabaran APBD dan rancangan

dokumen pelaksanaan anggaran.

SANKSI ADMINISTRATIF

(PASAL 311-313 UU 23/2014)

(21)

Pasal 312 UU 23/214:

 Ayat (1) Kepala daerah dan DPRD

wajib menyetujui bersama

rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

dimulainya tahun anggaran setiap tahun.

 Ayat (2) DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama

rancangan Perda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran

setiap tahun sebagaimana dimaksud ayat (1)

dikenai sanksi

administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 (enam)

bulan.

 Ayat (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat

dikenakan kepada anggota DPRD

apabila keterlambatan penetapan

APBD disebabkan oleh kepala daerah terlambat menyampaikan

rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD dari jadwal yang telah

ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lanjutan….

(22)

Psl 313 ayat (1) & ayat (2):

 Apabila

KDH

dan

DPRD

tidak

mengambil

persetujuan bersama dalam waktu 60 (enam puluh)

Hari sejak disampaikan Ranperda tentang APBD

oleh KDH kepada DPRD, KDH menyusun dan

menetapkan Perkada tentang APBD paling tinggi

sebesar angka APBD Tahun Anggaran sebelumnya

untuk membiayai keperluan setiap bulan.

 Ranperda dapat ditetapkan setelah memperoleh

pengesahan dari Menteri bagi Daerah provinsi dan

oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi

Daerah kabupaten/kota.

Lanjutan….

(23)

Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, maupun

barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD;

Seluruh

pendapatan,

belanja

dan

pembiayaan

dianggarkan secara bruto;

Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dpt

dicapai

serta

berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan; dan

Penganggaran

pengeluaran

harus

didukung

dengan

adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah

cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang

melandasinya.

P R I N S I P P E N G A N G G A R A N

(24)

A P B D

PENDAPATAN

BELANJA

PEMBIAYAAN

STRUKTUR APBD

PAD  Pajak Daerah  Retribusi Daerah  Hsl Pengelolaan Keyaan yg Dipisahkan  Lain –lain PAD yg Sah

DANA PERIMBANGAN  DBH  DAU  DAK LAIN 2 PD YG SAH  Hibah  Bantuan Keuangan  Dana Darurat  Dana Penyesuain Belanja Tdk Langsung  B. Pegawai  B. Bunga  B. Subsidi  B. Hibah  B. Bantuan Sosial  B. Bagi Hasil  B. Bantuan Keuangan  B. Tidak Terduga Belanja Langsung  B. Pegawai

 B. Barang & Jasa  B. Modal

Penerimaan Pembiayaan

SiLPA

 Pencairan d. cadangan  Penj yang dipisahkan  Penerimaan pinjaman  Penerimaan kembali pemberian pinjaman  Penerimaan piutang Penerimaan Pembiayaan  Pembentukan dana cadangan  Penyertaan modal  Pembayaran hutang  Pemberian pinjaman

(25)

BELANJA DAERAH

(Pasal 26 ayat (1), Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) PP 58 Tahun 2005

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi

atau kab/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan

pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan.

Belanja Daerah diklasifikasikan menurut organisasi,

fungsi, program dan kegiatan (disesuaikan dg urusan),

serta jenis belanja.

Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan

dengan susunan organisasi pemerintah daerah.

(26)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

26

BELANJA YG DIARAHKAN (EARMARK)

BELANJA YG BERSIFAT MENGIKAT/WAJIB

BELANJA YG DITENTUKAN PROSENTASENYA SESUAI

AMANAT PER UU

BELANJA PEMENUHAN URUSAN SESUAI SPM

KEKEBIJAKAN PENGANGGARAN TERKAIT

ANATOMI BELANJA DLM APBD

(27)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

27

DAK

DBH - DR

DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU

DANA OTSUS (Untuk Program)

DANA BOS

DANA INSENTIF DAERAH (DID)

DANA PENYESUAIAN (Tunj.

Fungsional, Tambahan

Penghasilan Guru PNS, Sertifikasi

Guru)

BANTUAN KEUANGAN YG

BERSIFAT KHUSUS

BELANJA YANG BERSIFAT

MENGIKAT/WAJIB :

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BUNGA

KEGIATAN DPA - L

DUKUNGAN PROGRAM PRIORITAS

NASIONAL (A.L. DANA

PENDAMPING DAK)

BELANJA PROGRAM/KEGIATAN YG

BERSIFAT RUTIN SEPERTI

KEPERLUAN KANTOR

SEHARI-HARI

BELANJA YG DIARAHKAN

(EARMARK)

(28)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

28

BELANJA YG DITENTUKAN PROSENTASENYA SESUAI AMANAT PER UU:

BELANJA FUNGSI PENDIDIKAN 20% DARI TOTAL BELANJA

BELANJA URUSAN KESEHATAN 10% DARI TOTAL BELANJA DILUAR GAJI

ALOKASI DANA DESA (ADD) 10% DARI DANA PERIMBANGAN

BAGI HASIL KAB/KOTA KEPADA DESA MIN 10%

DBH PAJAK KEPADA KAB/KOTA

BANTUAN PARPOL

INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK

BELANJA PEMENUHAN URUSAN SESUAI SPM

BELANJA URUSAN WAJIB BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 1. pendidikan;

2. kesehatan;

3. pekerjaan umum & penataan ruang;

4. perumahan rakyat & kawasan pemukiman;

5. ketentraman & ketertiban umum serta perlindungan masyarakat; 6. sosial.

(29)

DISKRESI PENAMBAHAN PROGRAM

DAN KEGIATAN

Pasal 77 ayat (12) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007

Lampiran kode rekening merupakan daftar nama rekening

dan kode rekening yang tidak merupakan acuan baku

dalam penyusunan kode rekening yang pemilihannya

disesuaikan dengan kebutuhan objektif dan nyata sesuai

karakteristik daerah.

Daerah diberikan diskresi untuk menambah/membuat

program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan daerah.

Jika nomenklatur program dan kegiatan belum terdapat

dalam Lampiran A.VII Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

(Lampiran kode Program dan Kegiatan) daerah boleh

menambah sesuai dengan kebutuhan.

(30)

30

PERATURAN BUPATI MAMUJU NO.14 TAHUN

2014 TENTANG TATA CARA

PENGANGGARAN, PELAKSANAAN,

PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN

SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH

DAN BANTUAN SOSIAL

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

(31)

31

RUANG LINGKUP

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 2

Ruang lingkup Pearturan Bupati ini meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penata usahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD

Pasal 3

1) Belanja Hibah dapat berupa uang, barang atau jasa. 2) Belanja Hibah berupa barang dapat berbentuk:

a. Tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,jalan, irigrasi, jaringan dan aset tetap lainnya;

b. Hewan dan tumbuhan; dan

c. Aset tetap tidak berwujud seperti perangkat lunak.

3) Belanja Hibah berupa jasa dapat berbentuk bantuan teknis, pendidikan,pelatihan, penelitian dan jasa laiannya.

Pasal 4

1. Belanja Bantuan Sosial dapat berupa uang atau barang. 2. Belanja bantuan sosial berupa barang dapat berbentuk:

a. Peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, aset tetap lainnya; b. Hewan dan tumbuhan; dan

c. Aset tetap tidak terwujud seperti perangkat lunak.

(32)

32

BAB II HIBAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Bagian Kesatuan Umum Pasal 5

1) Pemerintah Daerah dapat memberikan belanja Hibah sesuai kemampuan keuangan daerah, yang dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib, yang ditetapkan berdasarkan ketentuan pemenuhan perundang-undangan.

2) Pemberian Belanja Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah, dengan memperhatikan asas keadilan, kapatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.

3) Belanja Hibah bersifat bantuan yang tidak mengikat dan tidak wajib serta harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam NPHD.

4) Pemberian Belanja Hibah merupakan pengalihan hak dari pemerintah Daerah kepada penerima Belanja Hibah, yang secara spesifik telah ditentukan peruntukannya.

Pasal 6

1) Belanja Hibah dapat diberikan kepada: a. Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah Lainnya; c. Peusahaan Daerah;

d. Masyarakat, dan/atau e. Organisasi kemasyarakatan

(33)

33

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2) Belanja Hibah kepada pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diberikan kepada instansi/satuan kerja pada kementerian dan/atau Lembaga pemerintah Non Kementerian yang wilayah kerjanya berada di Daerah.

3) Belanja hibah kepada pemerintah sebagaimana dimkasud pada ayat (2) dikelola dan dilaksanakan dalam mekanisme APBN dan APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

4) Belanja Hibah kepada pemerintah Daerah Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurub b, diberikan kepada daerah otonom baru hasil pemekaran daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5) Belanja Hibah kepada perusahaan Daearah sebaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, diberikan kepada perusahan Daerah atau Perseroan milik pemerintah Daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

6) Belanja Hibah kepada masyarakat sebagimana dimksud pada ayat (1) huruf d, diberikan kepada kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat-istiadat, lingkungan hidup, kepemudaan, pertanian, perternakan, perikanan, kelautan, pemberdayaa perempuan dan keolahragaan non profesional.

7) Belanja Hibah kepada kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada organisasi kemasyarakatan ang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi organisasi semi pemerintah, organisasi non pemerintah, lembaga ketahan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kelompok masyarakat.

(34)

34

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Bagian Kedua Tujuan Pasal 7

1) Belanja hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelengaraan fungsi pemerintah Daerah.

2) Belanja Hibah kepada pemerintah Daerah Lainnya bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaran pemerintah Daerah dan layanan dasar umum.

3) Belanja hibah kepada perusahan daerah bertujuan untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kinerja.

4) Belanja hibah kepada masyarakat dan/ atau organisasi kemasyarakatan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam penyelenggaran pembanguan Daerah atau secara fungsional terkait dengan dukungan kepada penyelenggaran pemerintah.

(35)

35

Bagian Ketiga

Kriteria dan Persyaratan

Paragraf 1

Kriteria

Pasal 8

Pemberian Hibah paling sedikit harus memenuhi kriteria : a. Peruntukannya telah ditetapkan secara spesifik

b. Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain berdasarkan ktentuan peraturan perundangan-undagan; dan

c. Memenuhi persyaratan penerimaan Hibah.

(36)

36

Paragraf 2

Persyaratan

Pasal 9

1) Belanja Hibah kepada Pemerintah dan pemerintah Daerah Lainnya diberikan dengan persyaratan paling sedikit :

a. Penggunaan ditunjukan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintah Daerah dan pemerintah Daerah Lainnya;

b. Penerima belanja hibah berkedudukan dalam wilayah administarasi pemerintah Daerah, kecuali ditentukan lain berdasrkan ketentuan peraturan perundang-undagan.

c. Mempertimbangkan kinerja pengelolaan belanja hibah sebelumnya, akumulasi belanja hibah yang pernah diterima dan/ atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan.

d. Khusus untuk pencarian belanja hibah kepada daerah pemekaran untuk pencairan berikutnya terlebih dahulu harus mempertanggungjawabkan pemeberian hibah periode sebelumnya.

(37)

37

2) Belanja Hiabah kepada masyarakat diberikan dengan persyaratan paling sedikit : a. Memiliki kepengurusan yang jelas;

b. Penerimaan belanja hibah berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah daerah; c. Memiliki sekretariat dan/atau alamat tetap dan jelas; dan

d. Mempertimbangkan kinerja pengelolaan belanja hibah sebelumnya, akumulasi belanja hibah yang pernah diterima dan/atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan.

3) belanja hibah kepada organisasi kemasyarakatan diberikan dengan persyartan paling sedikit : a. Memiliki kepengurusan yang jelas

b. Telah terdaftar pada pemerintah kabupaten setempat, paling kurang 3 (tiga) tahun, kecuali ditentukan lain berdasrkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintahan daerah

d. Memiliki sekretariat kinerja pengelolaan belanja Hibah sebeleumnya, akumulasi Belanja Hibah yang penah diterima dan/ atau kegiatan sejenis yang telah dilaksanakan.

4) Dalam hal hibah ditunjukan kepada lembaga non pemerintah yang berkaitan dengan tempat peribadatan, pesantren, LSM yang bersifat non formal, serta pengelolaannya berupa partisipasi swadya masyarakat, maka persyartan sebagimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dapat dikecualikan. 5) Apabila dalam naskah perjanjian hibah daerah dipersyaratkan untuk menyediakan dana pendamping,

maka hibah diberikan kepada penerima hibah yang bersedia mnyediakan dana pendamping. KEMENTERIAN DALAM NEGERI

(38)

38

Bagian Keempat

Pengajuan

Pasal 10

1) Pemerintah, pemerintah Daerah Lainnya, perusahaan Daerah, Mayarakat dan oerganisasi kemasyarakatan mengajukan permohonan tertulis belanja hibah kepada bupati.

2) Permohonan tertulis sebagimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi cap dan ditandatangani oleh: a) Pimpinan/ketua/kepala atau sebutan lain instansi/ satuan kerja bagi pemerintah.

b) Kepala Daerah bagi pemerintah Daerah lainnya.

c) Direktur utama atau sebutan lain bagi masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.

3) Ketentuan mengenai pembubuhan cap dikecualikan bagi permohonan tertulis dari masyarakat.

Pasal 11

1) Permohonan tertulis sebagimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) dan (2), dilengkapi

dokumen sebagai berikut:

a. Proposal, yang paling sedikit memuat:

1. Latar belakang

2. Maksud dan tujuan

3. Rincian rencana kegiatan; dan

4. Jadwal kegiatan dan rencana penggunaan belanja hibah;

b. Surat keterangan tanggungjawab; dan

c. Surat pernyataan kesedianan menyediakan dana pendamping, apabila diperlukan.

(39)

39

2) Dalam hal permohonan diajukan oleh organisasi kemasyarakatan (TERPOTONG……)

3) Persyaratan administrasi sebagimana ……

a. Akta Notaris mengenai pendirian lembaga kemasyarakatan organisasi dipersamakan; b. Surat peryataan tanggungjawab

c. Nomor pokok wajib pajak (NPWP) d. Surat keterangan domisili lembaga …. e. Izin operasional/tanda daftar lembaga

f. Bukti kontrak sewa gedung/bangunan menyewa

g. Salinan/fotocopy kartu tanda penduduk yang masih berlaku atau ketua dan sekretariat atau sebutan lain; dan

h. Salinan rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga.

4) Persyaratan teknis sebagimana dimaksud pada ayat (2) meliputi gamabar rencana dan konstruksi bangunan atau dokumen lain yang sejenis.

5) Dikecualikan dari ketentuan ayat (3) huruf a,c,e dan f untuk belanja dengan tempat peribadatan, pondok pesantren, dan pengelolaanya berupa partisipasi swadaya masyarakat.

6) Format usulan/proposal hibah tercantum dalam lampiran I peratran bupati ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan bupati ini.

(40)

40

Pasal 12

1) Surat permohonan,proposal,persyartan administrasi dan dokumen teknis belanja hibah sebagimanadimaksud dalam pasal 11 ayat (1), (2), (3) dan (4) disampaikan kepada bupati melalui badan pengelola keuangan dan aset daerah.

2) BPKAD melakukan seleksi atas dokumen sebagimana dimaksud pada ayat (1)dan selanjutnya dismapaikan/didistribusikan kepada SKPD yang bersangkutan untuk dilakukan evaluasi.

3) Unit kerja sebagimana dimksud pada ayat (2) melakukan evaluasi terhadap permohonan dan dokumen proposal belanja hibah, dan selanjutnya dalam hal terdapat ketidaksesuaian anataera surat permohonan dengan dokumen proposal, maka surat permohonan berikut dokumen proposalnya dikembalikan kepda pemohon belanja Hibah yang bersangkutan melalui BPKAD.

4) Pendistribusian sebagiamnan dimaksud pada ayat (2) melipti:

a. Urusan Pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mamuju. b. Urusan Kesehatan,dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.

(41)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Referensi

Dokumen terkait

Dua buah benda dengan berat yang berbeda bila dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari ketinggian dan waktu yang sama, maka percepatan yang dialami oleh kedua benda tersebut adalah

Dalam menjalankan pembelajaran klinik di rumah sakit pendidikan, dokter muda dapat mengembangkan pengalaman belajar klinik secara nyata sesuai kompetensi minimal yang harus

Hasil penelitian lebih lanjut antara para pihak yang bersengketa, pihak yang mengajukan gugatan, serta jenis proyek suatu kesimpulan baru. Proyek bangunan merupakan jenis proyek

Uji aktivitas antioksidan atau penghambatan terhadap radikal bebas menggunakan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol bulbus bawang dayak (E. americana) dari beberapa daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dimensi penerimaan teknologi mobile phone dengan kohesi bertetangga, Namun demikian, setelah dilakukan

Menerapkan pembelajaran dengan komputer melalui model CAI (Computer Aided instruction) untuk meningkatkan self regulation learning siswa.. Objek penelitian ini adalah mahasiswa

Pemeriksaan deteksi antigen NS1 dapat mendeteksi virus dengue lebih awal dibandingkan dengan pemeriksaan antibodi dengue (WHO, 2011) dan juga dapat dijadikan

Lebih lanjut, pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba pada 2021 diperkirakan meningkat kedepannya, seiring dengan operasi normal di Tambang Emas Tujuh Bukit pasca