PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING (SFE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1
STABAT T.A. 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memenuhi Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH :
RAUDHATUNNISA NIM : 708310129
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv ABSTRAK
Raudhatunnisa. Nim 708310129. “Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered Head Together Dengan Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Program Studi Pendidikan Tata Niaga. Universitas Negeri Medan 2012.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa di kelas X dengan menerapkan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered Head Together Dengan Student Facilitator And Explaining di SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Stabat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes untuk melihat hasil belajar dan lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik analisis data dilakukan dalam beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh (2,5%) atau 1 orang untuk aktivitas sangat baik, (22,5%) atau 9 orang untuk aktivitas baik, (45%) atau 18 orang untuk aktivitas cukup baik dan, (30%) atau 12 orang untuk aktivitas kurang baik. Sedangkan pada siklus ke II diperoleh (10%) atau 4 orang untuk aktivitas sangat baik, (75%) atau 30 orang untuk aktivitas baik, (12,5%) atau 5 orang untuk aktivitas cukup baik, dan (2,5%) atau 1 orang untuk aktivitas kurang baik. Selanjutnya dari data nilai hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam belajar adalah (70%) atau 28 siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas dalam belajar adalah (95%) atau 38 siswa.
Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Numbered Head Together Dengan Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi SMA Negeri 1 Stabat Tahum Ajaran 2011/2012.
v ABSTRACT
Raudhatunnisa, Nim. 708310129. “Application of collaboration Numbered Head Together with Student Facilitator And Explaining Learning Model to Increase Economic Activity and Student Learning Outcomes Class X State 1 Senior High School Stabat Academic Year 2011/2012. Thesis. Faculty of Economics. Economic Education Programs. Education Studies Business Administration Program. State University of Medan in 2012.
The problem in this is the low economic activity and learning outcomes of students in the learning process. This studu aims to determine the increase in economic activity and learning outcomes of students in class X by Application of collaboration Numbered Head Together with Student Facilitator And Explaining Learning Model to Increase Economic Activity and Student Learning Outcomes Class X State 1 Senior High School Stabat Academic Year 2011/2012.
This research is a class act (Classroom Action Research) carried out in State 1 Senior High School Stabat. The subject of this study is the class X which amounts to 40 people. Data collection techniques in this study is a test to see the result of study and observation of the student activity sheet to see the learning activities of students during the learning process takes place. Techniques of data analysis carried out in several stages of data reduction, presentation of data and draw conclusions.
From of the observation of the student activity showed an increase in student activity from cycle I to cycle II. On the cycle I gained 2,5% or 1 people for a very good activity, 22,5% or 9 people for both activity, 45% or 18 people for quite well activity and 30% or 12 people for not good activity. Whereas in the second cycle obtained 10% or 4 people for a very good activity, 75% or 30 people for both activity, 12,5% or 5 people for quite well activity and 2,5% or 1 people for is not good activity. Furthermore, from the data value student learning outcomes in the cycle I the number of students who completed the study wa 70% or 28 students, whereas in the second cycle the number of students who completed the study was 95% or 38 students.
Can be concluded that by applying the learning collaboration model Numbered Head Together with Student Facilitator And Explaining can increase economic activity and learning outcomes in State 1 Senior High School Stabat Academic Year 2011/2012.
DAFTAR ISI
2.1.1. Model Pembelajaran Numbered Head Together .... 8
2.1.2. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ... 12
2.1.3. Pengertian Belajar ... 15
2.1.4. Hasil Belajar ... 17
2.1.5. Hasil Belajar Ekonomi ... 21
2.1.6. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered Head Together dengan Student Facilitator And Explainning ... 23
2.1.7. Hakikat Aktivitas Belajar ... 26
2.2. Penelitian Yang Relevan ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 48
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
4.2. Analisis Data ... 51
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
4.3.1. Siklus I ... 54
4.3.2. Siklus II ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 1.1. Persentase Ketuntasan Belajar ... 3
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 11
Tabel 2.2. Aktivitas Dalam Model Student Facilitator and Explaining ... 14
Tabel 3.1. Kegiatan Siklus Tindakan Kelas ... 41
Tabel 3.2 Observasi Aktivitas Siswa... 44
Tabel 4.1 Perolehan Hasil Belajar Siswa ... 49
Tabel 4.2 Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 50
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar 3.1 Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas ... 39 Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa ... 49 Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 Materi Pelajaran
Lampiran 4 Instrumen Tes
Lampiran 5 Hasil Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus I
Lampiran 6 Tabel Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Pada Siklus I
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Pada Siklus II
Lampiran 9 Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena ini memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air.
Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidik dan kompleksnya masalah kehidupan menurut Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagi pencetak SDM yang bermutu tinggi. Pendidikan di Indonesia masih mengalami banyak masalah yang mana hasil belajar siswa di Indonesia masih rendah. Rendahnya mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah, para pendidik, bahkan pihak yang tidak berhubungan langsung dengan pendidikan.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui dinas pendidikan nasional . Usaha tersebut antara lain melakukan perubahan kurikulum, penataran dan pelatihan dan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan.
Namun usaha yang dilakukan pemerintah tersebut belum mencapai hasil yang maksimal, hasil belajar siswa masih tetap rendah. Hal ini terjadi karena pendidik masih monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model-model pembelajaran yang menarik, sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Guru yang selalu mendominasi kegiatan belajar mengajar membuat siswa sulit mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adanya persepsi bahwa guru dianggap sebagai sumber satu-satunya dalam proses belajar mengajar membuat siswa tidak aktif dan merasa bahwa mereka cukup menjadi pendengar yang baik dalam proses belajar mengajar. Kurangnya peran siswa tersebut menyebabkan hasil belajar siswa juga rendah.
Hal utama yang harus diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses belajar mengajar, karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik, tujuan pendidikan akan tercapai. Selain itu, pemilihan model pembelajaran sewaktu melakukan proses belajar mengajar sangat penting karena dapat memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan kualitas siswa dan mampu mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan belajar tercapai yaitu siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dan terjadilah perubahan sikap atau moral anak menjadi lebih baik, dengan kata lain ranah kognitif, afektif dan psikomotorik telah tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
melalui penemuan dan proses berpikirnya. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru condong menerapkan model tersebut, sebab tidak perlu memikirkan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan srategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam
suatu pembelajaran.
Siswa dikatakan belum tuntas jika memperoleh nilai < 75% menurut Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah pada pelajaran Ekonomi. Jadi, peneliti mengambil kesimpulan bahwa kelas X-F merupakan kelas yang tepat untuk dijadikan sebagai subjek penelitian, dimana nilai hasil belajar ekonomi di kelas X-F lebih rendah dibandingkan dengan kelas yang lain. Masalah ini ditemukan dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar dengan prinsip pembelajaran inovatif untuk meningkatkan gairah belajar siswa dan dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu tindakan alternatif yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah kepasifan peserta didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dengan Student Facilitator and Explaining. Model ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok dan menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan guru, sehingga siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya agar menjadi lebih aktif. Numbered Head Together (NHT) dan Student Facilitator and Explaining (SFE)
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Student Facilitator and Explaining (SFE) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Mengapa hasil belajar ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Stabat masih kurang maksimal?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Stabat kurang maksimal?
3. Apakah penerapan kolaborasi model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Student Facilitator and Explaining (SFE)
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2011/2012?
1.3 Pembatasan Masalah
1. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Student Facilitator and Explaining (SFE).
2. Hasil belajar Ekonomi yang diteliti adalah hasil belajar Ekonomi siswa pada pokok bahasan Uang di kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Student Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa pada pokok bahasan Uang di kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012 melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Student Facilitator and Explaining (SFE).
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Student Facilitator and Explaining (SFE) di kelas X SMA Negeri 1 Stabat.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai
Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Student Facilitator and Explainning (SFE).
2. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam menjalankan PBM (Proses Belajar Mengajar) khususnya pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Stabat.
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Numbered Head Together dengan Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi uang.
Pada siklus I hasil yang diperoleh sebesar 70% atau sebanyak 28 orang yang tuntas belajar dan memperoleh nilai diatas atau sama dengan 70. Sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa sebesar 95% atau sebanyak 38 orang yang memperoleh nilai minimal 75. Perolehan angka 95% pada siklus II ini mengisyaratkan bahwa telah tercapai batas tuntas indicator yang telah ditetapkan yaitu 85% siswa memperoleh nilai minimal 75.
2. Disamping hasil belajar siswa, kolaborasi model pembelajaran Numbered Head Together dengan Student Facilitator and Explaining juga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terlihat dari semangat dan antussias siswa untuk menampilkan yang terbaik di depan kelas.
3. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar menggunakan kolaborasi model pembelajaran Numbered Head Together dengan Student Facilitator and Explaining dapat melatih siswa berbicara
2
di depan orang banyak, dapat menambah semangat belajar dan selanjutnya pembelajaran ini juga dapat menuntun siswa lebih aktif.
5.2 Saran
1. Dengan berhasilnya model pembelajaran ini, guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran ini sebagai alternative dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together
dengan Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada materi uang.
3. Agar dapat menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together dengan Student Facilitator and Explaining secara tepat, guru perlu
melakukan pelatihan-pelatihan atau mengikuti penataran-penataran yang disiapkan pihak sekolah dengan mengundang pihak instruktur yang berkompeten.
4. Guru perlu merencanakan secara matang scenario pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat mengubah peran guru dari teacher centered menjadi student centered.