Universitas Kristen Maranatha vi
ABSTRAK
Sekolah Injil Liburan (SIL) yang diadakan selama tiga hari, merupakan sarana yang tepat untuk menyampaikan Injil secara intensif bagi anak. Dengan metode teaching-aids yang efektif, maka anak dapat lebih mudah mengerti dan
mengingat materi yang disampaikan. Selain itu, teaching-aids memudahkan guru untuk mengajar secara terstruktur dan rinci.
Teaching-aids memungkinkan hal tersebut tercapai karena melibatkan visual yang menarik bagi anak berupa gambar, warna, dan jenis alat peraga yang variatif dan interaktif. Khususnya pada anak, mereka belajar melalui bermain. Dengan alat peraga ini, anak dapat mendengar, melihat, bahkan memainkan atau menyentuh alat peraga. Sehingga dengan melibatkan sebanyak mungkin pengalaman indera yang mereka rasakan, anak akan mengingatnya lebih baik.
Dalam hal ini teaching-aids berupa alat peraga kreatif, yang terdiri dari slide show dan alat peraga mekanik. Slide show akan menampilkan materi Injil secara berseri (dalam 3 hari/pertemuan), merupakan inti dari rangkaian alat peraga. Sedangkan alat peraga mekanik menampilkan cerita ilustrasi, juga merupakan sarana penerapan ke kehidupan sehari-hari. Ditujukan bagi anak Sekolah Minggu usia 6-8 tahun atau 9 tahun, yaitu usia anak kelas 1-3 Sekolah Dasar. Bahasa percakapan sehari-hari yang digunakan dalam penyampaian materi, telah mengalami penyederhanaan kosa kata agar dimengerti anak, namun tidak mengesampingkan inti dari materi yang disampaikan.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu teaching-aids penting dalam kegiatan belajar mengajar bagi anak, karena memudahkan mengingat dengan detil dalam jangka waktu lebih lama. Maka diharapkan penerapan teaching-aids ini dapat digunakan secara lebih luas, sehingga dapat menyelesaikan masalah
Universitas Kristen Maranatha vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ii
Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian iii
Kata Pengantar iv
Abstrak vi
Daftar Isi vii
Daftar Lampiran ix
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar belakang masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah / Pembatasan Masalah 5
1.3 Rumusan Masalah 6
1.4 Tujuan Perancangan 6
1.5 Ruang Lingkup Perancangan 6
1.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 7
BAB II Tinjauan Masalah 8
2.1 Kajian Pustaka 8
2.2 Tinjauan Faktual 15
Universitas Kristen Maranatha viii
BAB III Pemecahan Masalah 17
3.1 Objek Perancangan 17
3.2 Target Audiens 17
3.3 Konsep Perancangan 18
3.3.1 Perencanaan Media (Strategi Media) 18
3.3.2 Perencanaan Kreatif (Strategi Kreatif) 19
3.3.3 Konsep Verbal / Bahasa 19
3.3.4 Konsep Visual 19
A. Slideshow 20
A.1 Slideshow hari pertama 20
A.2 Slideshow hari kedua 27
A.3 Slideshow hari ketiga 30
B. Alat Peraga 33
B.1 Alat Peraga hari pertama 33
B.2 Alat Peraga hari kedua 36
B.3 Alat Peraga hari ketiga 39
C. Logo SIL 43
3.3.5 Biaya Media / Budgeting 45
BAB IV Kesimpulan dan Saran 46
4.1 Kesimpulan 46
4.2 Saran 47
BAB V Daftar Pustaka 48
Universitas Kristen Maranatha ix
DAFTAR LAMPIRAN
• Kerangka Berpikir
• Teaching-aids hari I - Storyboard Slideshow
- Sketsa Slideshow
- Storyboard Alat Peraga
- Cover Alat Peraga
- Sketsa Alat Peraga
• Teaching-aids hari II - Storyboard Slideshow
- Sketsa Slideshow
- Storyboard Alat Peraga
- Cover Alat Peraga
- Sketsa Alat Peraga
• Teaching-aids hari III - Storyboard Slideshow
- Sketsa Slideshow
- Storyboard Alat Peraga
- Cover Alat Peraga
Universitas Kristen Maranatha x
• Sketsa Cover Alat Peraga I
• Sketsa Cover Alat Peraga II
• Sketsa Cover Alat Peraga III
• Sketsa Logo Sekolah Injil Liburan
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan, menurut Ayub Yahya, terdiri dari bermacam
bentuk, yaitu pendidikan moral, seperti pentingnya kejujuran dan bersikap adil
terhadap sesama; pendidikan emosi, seperti solidaritas terhadap penderitaan
orang lain; pendidikan spiritual, seperti mengenai kasih dan pengampunan
Allah; dan pendidikan intelektual, seperti pelajaran Fisika dan Kimia.
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab dari orang tua dan menjadi hal
yang sangat penting. Jika sejak dini diterapkan pendidikan yang tepat dan
seimbang, maka hal itu akan memperbesar peluang terjaminnya masa depan
seseorang. Namun dengan perkembangan jaman dan persaingan individu yang
semakin ketat, sering kali orang tua hanya mengutamakan pendidikan
intelektual dalam mendidik anak-anaknya.
Pendidikan spiritual berperan penting membentuk emosi dan nilai moral
seorang anak. Oleh karena itu, orang tua bertanggung jawab untuk membawa
anak kepada Tuhan dan menanamkan nilai-nilai agama. Sehingga anak dapat
tumbuh menjadi pribadi yang mencintai dan memuliakan Tuhan dalam
kehidupannya.
Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin banyak pula tekanan yang
dihadapi keluarga. Dan dikarenakan desakan ekonomi maupun keinginan hati,
banyak kaum wanita yang bekerja. Banyak yang meninggalkan anak mereka
dalam tangan pengasuhan orang lain, atau membiarkan mereka pulang ke
rumah yang kosong sementara ibu mereka pergi bekerja. Semakin banyak
wanita (juga pria) yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk pekerjaan
mereka daripada untuk keluarga mereka. Para orang tua lebih mementingkan
Universitas Kristen Maranatha 2
Orang tua dengan bantuan gereja dapat memenuhi kebutuhan pendidikan
spiritual seorang anak, melalui Sekolah Minggu. Dalam Sekolah Minggu,
anak-anak belajar cerita Alkitab yang biasanya dilengkapi gambar atau alat peraga
lainnya, lagu pujian dengan gerakan, menghapal ayat Alkitab, dan kegiatan
kreatif anak (menggambar, mewarnai, menghias, dan membuat karya lainnya)
sebagai respon dari mendengarkan cerita Alkitab. Kegiatan Sekolah Minggu ini
dapat membantu orang tua mendidik anak usia bayi sampai usia sekolah dasar
secara iman Kristen.
Sekolah Minggu terbagi dalam segmentasi usia :
- batita : anak usia di bawah tiga tahun
- balita : anak usia di bawah lima tahun
- pratama : anak usia sekolah dasar kelas satu sampai dengan tiga
- madya : anak usia sekolah dasar kelas empat sampai dengan enam
Dari segi waktu, sekolah minggu mempunyai bagian yang kecil dalam hidup
seorang anak. Seorang anak paling tidak mempunyai tiga puluh lima sampai
empat puluh sembilan jam setiap minggu di sekolah, dan mempunyai lebih dari
seratus jam di rumah. Tetapi dari keseimbangan, sekolah minggu mempunyai
tugas terbesar, karena pembentukan iman yang gagal di rumah atau tidak
didapat di sekolah akan didapat di sekolah minggu.
Seringkali sepatah kata mampu mengubah hidup seseorang. Demikian pula
dengan sekolah minggu, yang walaupun hanya kurang lebih dua jam per
minggu juga mampu memberikan pengaruh seumur hidup. Oleh karena itu
waktu yang singkat tetap bernilai penting bila dipergunakan sebaik mungkin.
Sekolah Injil Liburan (SIL) merupakan perpanjangan tangan dari Sekolah
Minggu. Acara ini biasanya diadakan pada awal liburan kenaikan kelas
anak-anak. Anak-anak diajak mengikuti acara ini untuk menciptakan liburan yang
bermanfaat sekaligus menanamkan Injil kepada mereka. Acara yang
berlangsung tiga sessi selama tiga hari ini, mengajarkan Injil kepada anak
anak-Universitas Kristen Maranatha 3
anak lain di luar kelas Sekolah Minggunya, karena SIL biasanya merupakan
acara gabungan dari rayon-rayon gereja dan terbuka untuk umum
(sekolah-sekolah Kristen).
Sekolah Injil Liburan merupakan acara yang berbeda dari Sekolah Minggu,
selain lebih intensif juga lebih banyak games dan kerja kelompok. Anak belajar
bekerja sama sambil tentunya bermain. Anak-anak yang mengikuti SIL hanya
yang berusia sekolah dasar. Terbagi dalam dua kelompok umur, yaitu pratama
( SD kelas 1 – 3 ) dan madya ( SD kelas 4 – 6 ). Biasanya dengan tema yang
sama namun berbeda cara penyampaiannya, baik buku acara maupun
pembicara dan sebagainya.
Materi yang disampaikan pada anak, Injil yaitu untuk memenuhi perintah
Tuhan Yesus untuk menginjili. Injil adalah sama untuk semua orang termasuk
dewasa dan anak-anak, hanya saja berbeda cara penyampaiannya. Cara
penyampaian pada anak tentunya menggunakan bahasa dan pemahaman yang
lebih sederhana, sesuai dengan usia perkembangan dan daya tangkap anak
pada umumnya.
Sedangkan program SIL biasanya dilakukan sebagai berikut : Acara diawali
dengan puji-pujian dan games. Kemudian anak-anak dibagi menjadi kelompok
yang terdiri dari 15 orang untuk penyampaian Firman Tuhan. Jumlah ini
memudahkan pembimbing untuk menyampaikan materi sekaligus berinteraksi
dengan setiap individu. Mereka mendiskusikan dan menerapkan Firman Tuhan
melalui buku kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kebersamaan.
Acara berlangsung selama tiga hari dari pukul 08:00 sampai dengan 12:00.
Selain itu, SIL yang selalu diadakan pada masa liburan, tentunya harus
menyenangkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan sekaligus tantangan bagi
penulis untuk membuat teaching-aids yang kreatif bagi anak, sebagai sarana
efektif dalam penyampaian materi SIL pada anak. Maka dari itu Teaching-aids
for SIL, menjadi judul tugas akhir yang dipilih penulis dalam rangka
menyelesaikan pendidikan strata satu Desain Komunikasi Visual Universitas
Universitas Kristen Maranatha 4
Teaching-aids, merupakan alat bantu mengajar bagi para guru maupun
pembicara yang menyampaikan Firman Tuhan pada anak-anak. Teaching-aids
berupa alat peraga. Alat peraga dapat berupa gambar, boneka, dan sebagainya
yang didesain secara menarik untuk anak.
Diharapkan dengan alat peraga tersebut, anak dapat menyerap dan mengingat
materi yang disampaikan dengan lebih baik, bahkan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diketahui bagaimana proses berpikir dan
belajar anak. Sehingga dapat ditemukan media yang terbaik untuk
menyampaikan pendidikan rohani pada anak.
Menurut Primadi Tabrani, proses berpikir seorang manusia yaitu sebagai
berikut :
1. Menangkap informasi melalui :
- Indera cecap : 1 %
- Indera raba rasa : 1.5 %
- Indera cium : 3.5 %
- Indera dengar : 11 %
- Indera lihat : 83 %
2. Indera dan daya ingat :
Daya ingat sesudah Cara penyajian
3 jam 3 hari
Hanya bercerita 70% 10%
Hanya memperagakan 72% 20%
Universitas Kristen Maranatha 5
Proses belajar yang baik menggunakan kata dan rupa, melibatkan imajinasi
sehingga menghasilkan memori yang bermutu. Memori yang bermutu tidak
cepat hilang atau lupa.
Dengan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa sangatlah penting
memberikan pendidikan yang tepat pada anak, sebab mereka sedang dalam
proses integrasi indera-indera, yang kemudian menjadi penghayatan akan
segala sesuatu. Anak menyerap segala pengetahuan dengan cara berbeda
dengan orang dewasa. Anak belajar melalui bermain, sehingga kemampuan
kreatifnya berkembang karena kemungkinan-kemungkinan yang terbuka dan
tidak semata baku/kaku. Maka dari itu penting untuk mengetahui bagaimana
mereka merespon sesuatu, sehingga dapat diterapkan media dan cara yang
tepat. Dengan demikian memori bermutu akan tercipta dari komunikasi yang
melibatkan rupa dan kata.
1.2 Identifikasi Masalah / Pembatasan Masalah
Sekolah Injil Liburan sangat membantu orang tua untuk memberikan
pendidikan spiritual bagi anak. Program atau materi yang ditawarkan
sebenarnya sangat penting bagi anak, namun sangat disayangkan kurang
didukung oleh tampilan visual yang menarik. Jika program ini memiliki visual
yang baik dan kreatif, tentunya akan menarik minat anak-anak sekaligus dapat
menyampaikan materi dengan tepat pada anak-anak.
Maka yang akan penulis kerjakan pada tugas akhir ini yaitu mendesain
teaching-aids berupa gambar yang diterapkan pada beragam media. Dengan
penggunaan teching aids, akan tercipta interaksi yang baik antara pembimbing
dan anak sehingga materi yang diberikan akan lebih mudah diingat dan
Universitas Kristen Maranatha 6
1.3 Rumusan Masalah
- Bagaimana membuat acara SIL menarik bagi anak-anak?
- Bagaimana penulis sebagai desainer grafis dapat membantu penyampaikan
materi SIL agar memberikan efek optimal bagi perkembangan spiritual anak?
1.4 Tujuan
- Membuat acara SIL yang kreatif dan interaktif bagi anak dalam
menyampaikan materi Injil.
- Membuat teaching aids yang kreatif dan efektif sehingga anak dapat
menyerap materi sebanyak mungkin, mengingat, dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1.5 Ruang Lingkup Perancangan
Ruang lingkup perancangan hanya dibatasi pada tampilan visual media-media
yang ditujukan pada anak sekolah minggu usia pratama ( SD kelas 1 – 3 )
dalam program Sekolah Injil Liburan.
Teaching-aids yang akan didesain yaitu alat peraga kreatif, yang terdiri dari slide show dan alat peraga mekanik. Slide show akan menampilkan materi Injil
secara berseri (dalam 3 hari/pertemuan), merupakan inti dari rangkaian alat
peraga. Sedangkan alat peraga mekanik menampilkan cerita ilustrasi, juga
merupakan sarana penerapan ke kehidupan sehari-hari. Alat peraga mekanik ini
Universitas Kristen Maranatha 7
1.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan.
Wawancara dengan pihak terkait, praktisi SIL dan komisi anak. Mereka
diharapkan mengetahui dengan baik psikologi anak juga cara pendekatan
terbaik bagi anak dalam menyampaikan Injil atau Kabar Baik tersebut. Juga
mereka membantu penulis untuk mengobervasi program SIL yang telah lalu
juga latar belakang dan sejarah diadakannya SIL sebagai program pendidikan
spiritual anak.
Sedangkan studi kepustakaan berdasarkan berbagai literatur, baik melalui buku
maupun internet, mengenai psikologi anak juga dasar-dasar iman Kristen serta
dari sisi desain komunikasi visual. Juga mempelajari program-program SIL
Universitas Kristen Maranatha 46
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Anak-anak memerlukan pemahaman yang benar mengenai Injil sejak usia dini.
Sekolah Injil Liburan merupakan sarana yang tepat untuk menyampaikan Injil
secara intensif dan mendalam. Namun untuk penyampaiannya, tidak mudah dan
harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Diperlukan usaha yang
lebih mendalam untuk menyampaikan Injil secara lebih menarik bagi anak.
Serta metode yang efektif agar anak apat lebih mudah mengerti dan
mengingatnya juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Teaching-aids memungkinkan hal tersebut tercapai karena melibatkan visual yang menarik bagi anak. Banyaknya gambar, warna, dan jenis alat peraga yang
variatif menambah daya tarik anak pada materi yang disampaikan.
Teaching-aids sangatlah tepat untuk menjembatani kesulitan penyampaian Injil pada anak-anak. Juga memudahkan para guru untuk menyampaikan Injil secara
terstrukstur dan terperinci. Dengan adanya teaching-aids yang tepat juga akan
membuat acara SIL lebih yang kreatif dan interaktif. Dengan demikian anak
dapat mengisi liburan dengan kegiatan yang menyenangkan, yaitu Sekolah Injil
Universitas Kristen Maranatha 47
4.2 Saran
4.2.1 Untuk diri sendiri dan civitas akademi Maranatha
Penulis merasakan masih banyak kemungkinan variasi bentuk dari
teaching-aids. Sehingga penulis terpacu untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dalam menggali kemungkinan tersebut. Dengan demikian penulis dapat
berperan serta dalam dunia pendidikan rohani anak-anak.
4.2.2 Untuk masyarakat secara umum
Diharapkan dengan penerapan teaching-aids ini dapat digunakan secara lebih
luas sehingga lebih banyak anak-anak yang merasakan manfaat yang baik. Juga
dapat memberi masukan dalam menyelesaikan masalah penyampaian materi
yang abstrak kepada anak.
4.2.3 Untuk masukan pada penelitian selanjutnya
Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi penelitian selanjutnya dan