• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan desain sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan lokasi unit usaha tour dan travel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan desain sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan lokasi unit usaha tour dan travel."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Perusahaan Otobus (PO) yang bergerak dibidang jasa trasnportasi bus dan salah satunya

adalah Biro Perjalanan Umum Rosalia Indah yang berdiri dari Mei 1987 terus mengembangkan

sayapnya disemua unit. Salah satu unitnya yaitu Biro Perjalanan Wisata memiliki rencana untuk

membuka banyak agen tour and travel baru di wilayah Jawa Timur maupun di kota besar di

wilayah Jakarta, Bali dan Jawa. Hal ini merupakan makin meningkatnya minat para pelanggan

dimana para pelanggan mengalami kesulitan pada saat akan melakukan reservasi perjalanan tour

and travel. Armada untuk travel juga membutuhkan tempat singgah/pool ketika berkeliling ke

suatu tempat. Oleh karena itu perlu pertimbangan yang tepat untuk menentukan lokasi unit usaha

Biro Perjalanan Wisata yang memenuhi kebutuhan semua pihak baik pelanggan ataupun

perusahaan.

.Dari permasalahan di atas memerlukan suatu sistem pendukung pengambilan

keputusan yang dapat memberikan rekomendasi lokasi unit usaha yang sesuai dengan

kebutuhan. Pengambilan keputusan pemilihan lokasi unit usaha dapat menjadi kompleks

karena adanya beberapa tujuan. Salah satu alat bantu yang cocok digunakan untuk

pemilihan lokasi unit usaha berdasarkan prioritas adalahAnalytic Hierarchy

Process(AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.

Hasil akhir dari tugas akhir ini adalah sebuah sistem pendukung pengambilan

keputusan pemilihan lokasi unit usaha yang sesuai kebutuhan penggunannya. Sistem ini

telah diuji dengan pengumpulan data, yang bertujuan untuk mendapatkan data-data yang

lebih akurat mengenai kegunaan sistem yang telah dibuat. Sistem ini juga dibandingkan

dengan perhitungan secara manual menggunakan Microsoft Excel yang menghasilkan

(2)

Public Rosalia Indah standing of May 1987 continue to spread their wings in all units. One unit

is Travel Bureau has plans to open many new tour and travel agency in East Java as well as in

major cities in Jakarta, Bali and Java. This is an ever increasing interest of customers where the

customers experience difficulties when going for a travel reservation tour and travel. Fleet to

travel also requires a layover / pool when walking around somewhere. Therefore it needs proper

consideration to determine the location of the business unit Travel Agency that meets the needs

of all parties, both customers and companies.

.From The above problems requires a decision support system that can provide the location on

the business units as needed. Decision-making site selection business unit can be complex due to

several destinations. One tool that is suitable for site selection business units based on the

priorities of the Analytic Hierarchy Process (AHP) developed by Thomas L. Saaty.

The end result of this thesis is a decision support system site selection business units as needed

consumer. The system has been tested with data collection, which aims to get the data that is

more accurate about the usefulness of the system that has been created. The system is also

compared to manual calculation using Microsoft Excel that generate consistent value and equal

(3)

i

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI UNIT

USAHA TOUR DAN TRAVEL

Skripsi

Oleh:

Antonius Nugroho Aji Putranto

095314007

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

ANALYS AND DESIGN THE SYSTEM OF BUSINESS UNIT

SITE TOUR AND TRAVEL SELECTION DECISION-MAKING

SUPPORT

A Thesis

By :

Antonius Nugroho Aji Putranto

095314007

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)
(6)
(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, .... Juli 2016

Penulis

(8)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

KELUARGA

Kedua orang tua saya, Drs.F.X. Suyudi,MM dan F.Suyatini yang selalu

memberikan doa, semangat dan selalu mendukung aktifitas saya dalam pembuatan

tugas akhir ini. Adik saya Matius Dwi Cahyanto dan Yohanes Ari Wicaksono

yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

ROSALIA INDAH MANIA

Telah memberikan berbagai dukungan moral dan masukkan materi serta semangat

sehingga terselesainya skripsi ini.

ACC TEAM

Selalu menjadi tempat berkumpul bersama dan mencari solusi dalam

memecahkan masalah, berjalan bersama, menginspirasi bersama dan

menghibur diripun bersama. Keluarga kedua pada saat kuliah, terima kasih

atas semangat kalian.

TEKNIK INFORMATIKA 2009

Memberikan bantuan dan masukan-masukan yang membantu dalam

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Antonius Nugroho Aji Putranto

Nomor Mahasiswa : 095341007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Analisis dan Desain Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan

Lokasi Unit Usaha Tour dan Travel”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : .... Juli 2016

(10)

viii

ABSTRAK

Perusahaan Otobus (PO) yang bergerak dibidang jasa trasnportasi bus

dan salah satunya adalah Biro Perjalanan Umum Rosalia Indah yang berdiri dari

Mei 1987 terus mengembangkan sayapnya disemua unit. Salah satu unitnya yaitu

Biro Perjalanan Wisata memiliki rencana untuk membuka banyak agen tour and

travel baru di wilayah Jawa Timur maupun di kota besar di wilayah Jakarta, Bali

dan Jawa. Hal ini merupakan makin meningkatnya minat para pelanggan dimana

para pelanggan mengalami kesulitan pada saat akan melakukan reservasi

perjalanan tour and travel. Armada untuk travel juga membutuhkan tempat

singgah/pool ketika berkeliling ke suatu tempat. Oleh karena itu perlu

pertimbangan yang tepat untuk menentukan lokasi unit usaha Biro Perjalanan

Wisata yang memenuhi kebutuhan semua pihak baik pelanggan ataupun

perusahaan.

.Dari permasalahan di atas memerlukan suatu sistem pendukung

pengambilan keputusan yang dapat memberikan rekomendasi lokasi unit

usaha yang sesuai dengan kebutuhan. Pengambilan keputusan pemilihan

lokasi unit usaha dapat menjadi kompleks karena adanya beberapa tujuan.

Salah satu alat bantu yang cocok digunakan untuk pemilihan lokasi unit

usaha berdasarkan prioritas adalahAnalytic Hierarchy Process(AHP)

yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.

Hasil akhir dari tugas akhir ini adalah sebuah sistem pendukung

pengambilan keputusan pemilihan lokasi unit usaha yang sesuai kebutuhan

(11)

ix

bertujuan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat mengenai

kegunaan sistem yang telah dibuat. Sistem ini juga dibandingkan dengan

perhitungan secara manual menggunakan Microsoft Excel yang

(12)

x

ABSTRACT

Otobus Company (PO) is engaged in service trasnportasi bus and one of them is

the Bureau of Public Rosalia Indah standing of May 1987 continue to spread their

wings in all units. One unit is Travel Bureau has plans to open many new tour and

travel agency in East Java as well as in major cities in Jakarta, Bali and Java. This

is an ever increasing interest of customers where the customers experience

difficulties when going for a travel reservation tour and travel. Fleet to travel also

requires a layover / pool when walking around somewhere. Therefore it needs

proper consideration to determine the location of the business unit Travel Agency

that meets the needs of all parties, both customers and companies.

.From The above problems requires a decision support system that can provide the

location on the business units as needed. Decision-making site selection business

unit can be complex due to several destinations. One tool that is suitable for site

selection business units based on the priorities of the Analytic Hierarchy Process

(AHP) developed by Thomas L. Saaty.

The end result of this thesis is a decision support system site selection business

units as needed consumer. The system has been tested with data collection, which

aims to get the data that is more accurate about the usefulness of the system that

has been created. The system is also compared to manual calculation using

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada akhirnya

penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini yang berjudul “ANALISIS

DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEMILIHAN LOKASI UNIT USAHA TOUR DAN TRAVEL”.

Penelitian ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan,

semangat, dan motivasi yang telah diberikan oleh banyak pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing tugas

akhir, atas kesabarannya dalam membimbing penulis, meluangkan

waktunya, memberikan dukungan, motivasi, serta saran yang sangat

membantu penulis.

2. Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

3. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc selaku dosen penguji atas

kritik dan saran yang telah diberikan.

4. A.M. Polina, S.Kom, M.Sc selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang

telah diberikan.

5. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

berharga selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Keluarga yang selalu mendukung saya dalam doa dan dana, orang tua saya

Drs.F.X. Suyudi, MM. dan F.Suyatini serta adik saya Matius Dwi

(14)

xii

7. Teman-Teman ACC : Brahu, Pujo, Tomi, Ade, Anis, Robert, Febri, Grace,

Gita, Tri, dll yang selalu ada di samping penulis, saat suka maupun duka.

8. Seluruh teman-teman TI 09 yang telah membantu dan bersama-sama

menjalani perkuliahan selama kurang lebih 4 tahun.

9. Seluruh keluarga besar Rosalia Indah Mania Mak Ika, Bunda Tika, Bang

Simon, Mas Aul, Mas Nando, Kiki, Alif, Jarwo, dan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu. Keluarga besar BMC MasDuSel terima kasih atas

semangat dan dukungan kalian, canda tawa, pengalaman, serta

kekeluargaan yang sangat berarti selamanya.

Penelitian tugas akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu,

penulis sangat membutuhkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa yang akan

datang. Semoga penelitian tugas akhir ini dapat membawa manfaat bagi semua

pihak

Yogyakarta, ....Juli 2016

.

(15)

xiii

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 6

2.1.1 Tipe SPPK ... 7

2.1.2 Komponen Yang Termuat Dalam SPPK ... 9

2.1.3 Kelebihan SPPK ... 11

2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 12

2.2.1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 12

(16)

xiv

2.2.3 Metodologi AHP ... 16

2.2.4 Langkah-langkah Dalam Metode AHP ... 18

2.2.5 Contoh Dengan Perhitungan Manual (Excel) ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ... 37

4.1 Analisis Sistem ... 37

4.1.1 Ruang Lingkup Masalah (Scope Definition) ... 37

4.1.2 Analisis Masalah (Problem Analysis) ... 40

4.1.3 Analisa Kebutuhan ... 42

4.2 Perancangan Sistem ... 44

4.2.1 Manajemen Model ... 44

4.2.2 Manajemen Data ... 45

4.2.2.1 ER Diagram ... 45

4.2.2.2 Tipe Data dan Tabel Ternormalisasi ... 45

4.2.3.Manajemen Dialog ... 49

4.2.3.1 Desain Antarmuka ... 49

4.2.4 Perancangan Proses ... 51

4.2.4.1 Diagram Konteks ... 52

(17)

xv

4.3 Implementasi Sistem ... 54

BAB V ANALISIS HASIL ... 55

5.1 Pengujian Implementasi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Dibandingkan Dengan Perhitungan Manual ... 55

5.1.1 Pengujian Dengan Perhitungan Manual (Excel) ... 55

5.1.2 Analisa Pengujian Perhitungan Manual (Excel) Dengan Sistem Terimplementasi... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 66

6.1 Kesimpulan ... 66

6.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(18)

xvi

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria

Kebutuhan Pesaing ... 21 Tabel 2.2 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi Pada

Kriteria Kebutuhan Tenaga Kerja ... 22 Tabel 2.3 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria

Kebutuhan Jarak Dengan Keramaian ... 22 Tabel 2.4 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada

Kriteria Kebutuhan Lokasi Unit ... 23 Tabel 2.5 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada

Kriteria Kebutuhan Masyarakat ... 23 Tabel 2.6 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Pesaing ... 24 Tabel 2.7 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Tenaga Kerja ... 24 Tabel 2.8 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Jarak Dengan Keramaian... 25 Tabel 2.9 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Lokasi Unit ... 25 Tabel 2.10 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Masyarakat ... 25 Tabel 2.11 Tabel Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan

Lokasi Unit dan Tenaga Kerja ... 26 Tabel 2.12 Tabel Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan

Pesaing, Kebutuhan masyarakat dan Jarak dengan keramaian ... 26 Tabel 2.13 Tabel Hasil Rata-Rata Semua Kriteria Kebutuhan Yang

(19)

xvii

Tabel 2.15 Tabel Pembobotan Sesuai Dengan Kriteria

Kebutuhan Penggunannya ... 27

Tabel 2.16 Tabel Pembobotan Yang Telah Dijumlahkan dan Dirata-ratakan Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan Penggunannya ... 28

Tabel 2.17 Tabel Hasil Rata-Rata Bobot Lokasi dan Hasil Rata-Rata Bobot Kriteria Kebutuhan Penggunanya ... 28

Tabel 2.18 Tabel Hasil Skor Akhir dan Rekomendasi Lokasi dengan Nilai Terbesar dan Terurut ... 29

Tabel 2.19 Tabel Rekomendasi Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Penggunannya .. 29

Tabel 4.1 Matrik Permasalahan, Peluang, Sasaran Hasil, Batasan Sistem ... 28

Tabel 4.2 Aktor-aktor use case ... 42

Tabel 4.3 Narasi Use Case Admin ... 43

Tabel 4.4 Narasi Use Case User atau Pengunjung ... 44

Tabel 4.5 Tabel Lokasi ... 46

Tabel 4.6 Contoh tabel lokasi yang telah diisi data ... 46

Tabel 4.7 Tabel Kota ... 46

Tabel 4.8 Contoh tabel kota yang telah diisi data ... 47

Tabel 4.9 Tabel Kriteria ... 47

Tabel 4.10 Contoh tabel Kriteria yang telah diisi data ... 48

Tabel 5.1 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan Pesaing ... 55

Tabel 5.2 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi Pada Kriteria Kebutuhan Tenaga Kerja ... 56

Tabel 5.3 Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan Jarak Dengan Keramaian ... 56

(20)

xviii

Kriteria Kebutuhan Masyarakat ... 57 Tabel 5.6 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Pesaing ... 58 Tabel 5.7 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Tenaga Kerja ... 58 Tabel 5.8 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Jarak Dengan Keramaian... 59 Tabel 5.9 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Lokasi Unit ... 59 Tabel 5.10 Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah

(Langkah 1) pada Kriteria Kebutuhan Masyarakat ... 60 Tabel 5.11 Tabel Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan

Lokasi Unit dan Tenaga Kerja ... 60 Tabel 5.12 Tabel Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan

Pesaing, Kebutuhan masyarakat dan Jarak dengan keramaian ... 61 Tabel 5.13 Tabel Hasil Rata-Rata Semua Kriteria Kebutuhan Yang

Dijadikan Satu Tabel ... 61 Tabel 5.14 Tabel Nilai Keterangan Pembobotan Kriteria ... 62 Tabel 5.15 Tabel Pembobotan Sesuai Dengan Kriteria

Kebutuhan Penggunannya ... 62 Tabel 5.16 Tabel Pembobotan Yang Telah Dijumlahkan dan Dirata-ratakan

Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan Penggunannya ... 62 Tabel 5.17 Tabel Hasil Rata-Rata Bobot Lokasi dan Hasil Rata-Rata Bobot

Kriteria Kebutuhan Penggunanya ... 63 Tabel 5.18 Tabel Hasil Skor Akhir dan Rekomendasi Lokasi dengan Nilai

(21)
(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam

memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak

negatif, atau juga untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi

tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber

daya yang tersedia. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi

membutuhkan suatu sistem pendukung(support system) yang mampu

meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang

tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.

Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan

lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan

proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.

Pemilihan lokasi unit usaha bagi sebuah Biro Perjalanan Wisata

sebuah perusahaan merupakan hal yang membutuhkan banyak

pertimbangan dan pemikiran yang tepat. Perusahaan diharuskan dapat

memilih lokasi yang tepat di mana pelanggan dapat dengan mudah

menjangkau, representatif, di sekitarnya sedikit pesaing serta

meminimalisir biaya pengeluaran. Perusahaan banyak mendapatkan calon

lokasi unit usaha yang baru didapat dalam jumlah banyak, sehingga perlu

(23)

2

dipertanggungjawabkan lokasi unit usaha yang dimiliki kriteria tertinggi

yang nantinya dijadikan sebagai lokasi unit usaha yang tepat.

Perusahaan Otobus (PO) yang bergerak di bidang jasa trasnportasi

bus dan salah satunya adalah Biro Perjalanan Umum Rosalia Indah yang

berdiri dari Mei 1987 terus mengembangkan sayapnya di semua unit.

Salah satu unitnya yaitu Biro Perjalanan Wisata memiliki rencana untuk

membuka banyak agen tour and travel baru di wilayah Jawa Timur

maupun di kota besar di wilayah Jakarta, Bali dan Jawa. Hal ini

merupakan makin meningkatnya minat para pelanggan dimana para

pelanggan mengalami kesulitan pada saat akan melakukan reservasi

perjalanan tour and travel. Armada untuk travel juga membutuhkan

tempat singgah/pool ketika berkeliling ke suatu tempat. Oleh karena itu

perlu pertimbangan yang tepat untuk menentukan lokasi unit usaha Biro

Perjalanan Wisata yang memenuhi kebutuhan semua pihak.

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/SPPK adalah sistem

berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambilan

keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan

masalah yang tidak terstruktur dan analisis yang kompleks, serta perangkat

lunak yang friendly dengan tampilan pengguna ke dalam sistem yang

memiliki powerfull yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang

semi atau tidak terstruktur. SPPK menggabungkan sumber daya intelektual

seorang individu dengan kemampuan komputer dalam meningkatkan

(24)

3

mengembangkan suatu taksonomi dari enam jenis SPPK yang didasarkan

pada tingkat dukungan pemecahan masalah.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membangun sistem pengambilan

keputusan dalam menentukan lokasi unit usaha yang strategis

menggunakan metode AHP.

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

a. Sistem hanya diterapkan dibagian manajemen Biro Perjalanan

Umum Rosalia Indah untuk menunjang pengambilan keputusan

pemilihan lokasi unit usaha.

b. Perancangan SPPK ini diharapkan dapat membantu dalam

menentukan lokasi unit usaha berdasarkan masukan dari pengguna.

1.4Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendapatkan dan menerapkan ilmu di bidang informatika

yang telah diperoleh selama perkuliahan. Bagi Biro

Perjalanan Wisata Rosalia Indah dapat mempermudah

(25)

4

yang strategis sehingga bermanfaat bagi perusahaan dan

juga bagi pelanggan.

1.4.2 Manfaat

Memberikan kemudahan bagi manajemen ketika

akan melakukan proses dalam mencari calon lokasi unit

usaha yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

oleh manajemen Biro Perjalanan Wisata Rosalia Indah.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi pengembangan sistem waterfall yang digunakan dalam

penelitian ini untuk membangun aplikasi pemilihan lokasi unit usaha

biro perjalanan wisata ini terdiri dari analisa dan rekayasa sistem,

analisa kebutuhan, perancangan, implementasi hingga tahapan akhir

penulisan ini sampai pada tahapan akhir penulisan ini sampai tahap uji

coba sistem.

Metode yang digunakan adalah:

a) Studi lapangan

Pengumpulan data-data faktor apa saja yang menentukan

(26)

5

b) Studi pustaka

Dilakukan dengan cara melakukan penelusuran terhadap

pustaka yang ada seperti jurnal, buku, sumber dari internet

yang diperlukan dalam pembuatan sistem,dan artikel.

c) Melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber

yang terkait.

d) Menganalisis data-data yang telah didapat.

e) Menyimpulkan apakah sistem pendukung pengambilan

keputusan yang telah dibuat telah mampu menyelesaikan

(27)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK) adalah sistem berbasis

komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam

menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak

terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen

dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek,

serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem

yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan

keputusan yang semi atau tidak terstruktur. SPPK menyajikan kepada pengguna

satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis

data penting. Dengan kata lain, SPPK menggabungkan sumber daya intelektual

seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan. SPPK diartikan sebagai tambahan bagi para

pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk

menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.

Dalam suatu penelitiannya Steven S. Alter (1990) mengembangkan satu

taksonomi dari enam jenis SPPK yang didasarkan pada tingkat dukungan

pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut SPPK dimaksudkan untuk

melengkapi sistem informasi manajemen dalam meningkatkan pengambilan

(28)

7

mengenai kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor dan

mengendalikan kegiatan. Sistem informasi manajemen ini umumnya

menghasilkan pelaporan yang terjadwal secara reguler dan tetap, berdasarkan data

yang diperoleh dan diikhtisarkan dari sistem pemrosesan kegiatan atau transaksi

yang dilaksanakan. Format atau bentuk dari pelaporan-pelaporan ini umumnya

sudah ditentukan sebelumnya (baku). Satu bentuk pelaporan berbasiskan sistem

informasi manajemen mungkin menunjukkan suatu ikhtisar realisasi penyerapan

anggaran per bulan untuk setiap satuan kerja pada suatu instansi. Kadangkala

laporan sistem informasi manajemen ini merupakan laporan eksepsi (exception

reports), yaitu hanya menyoroti kondisi-kondisi yang khusus. Sistem informasi

manajemen yang tradisional umumnya menyajikan pelaporan yang tercetak (hard

copy reports). Dewasa ini, pelaporan yang semacam itu dapat diperoleh secara

on-line melalui intranet dan mungkin lebih banyak lagi laporan yang dapat dihasilkan

berdasarkan kebutuhan.

2.1.1 Tipe SPPK

a. Model-driven SPPK

Jenis SPPK yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah

dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. SPPK ini sering

dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung

dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari SPPK ini

umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian

(29)

8

untuk digunakan. Contoh dari model-driven SPPK ini yang dipergunakan

diperusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems. SPPK

ini mempunyai kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik

untuk masalah keuangan maupun perhitungan teknis. Penghitungan aspek

keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan modal

yang dibutuhkan), tarif angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya

pelabuhan. Rincian teknis meliputi faktorfaktor yang berhubungan dengan

masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan

bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat. Sistem ini dapat menjawab

berbagai pertanyaan, seperti: Kapal mana yang digunakan untuk memberikan

keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal yang dapat

memaksimumkan keuntungan? Apa tipe dari bongkar muat yang optimal? SPPK

ini dapat dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan sistem

menu yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau

Mendapatkan informasi.

b.Data-Driven SPPK

Jenis SPPK yang kedua, data-driven SPPK, menganalisis sejumlah besar data

yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. SPPK ini

membantu proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna

untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam

database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun SPPK

ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya

(30)

9

2.1.2 Komponen yang termuat dalam SPPK:

Sudirman dan Widjajani dalam Suryadi (2000), mengemukakan ciri-ciri

SPK yang dirumuskan oleh Alters Keen, sebagai berikut.

a) SPPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang

terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di titik

puncak.

b) SPPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan

kumpulan data.

c) SPPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan

antara manusia dan komputer.

d) SPPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi.

Menurut Subakti (2002), SPPK memiliki empat komponen, yaitu

manajeman data, manajemen model, manajemen pengetahuan, antar muka

(31)

10

Gambar 2.1 Komponen SPPK

1. Manajemen Data

Manajemen data merupakan subsistem yang menyediakan data bagi

sistem. Sumber data berasal dari data internal dan data eksternal.

Subsistem ini termasuk basis data, berisi data yang relevan untuk mengisi

situasi dan diatur oleh Database Management System (DBMS).

2. Manajemen Model

Manajemen model merupakan subsistem yang berfungsi sebagai pengelola

berbagai model. Model harus bersifat fleksibel artinya mampu membantu

pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring

dengan perkembangan pengetahuan. Perangkat lunak yang biasa

digunakan adalah Model Base Management System (MBMS).

3. Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan merupakan subsistem (optimal) yang dapat

mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai kompononen yang berdiri

(32)

11

4. Antar Muka Pengguna

Antar muka pengguna merupakan fasilitas yang mampu mengintegrasikan

sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Pengguna dapat

berkomunikasi dan memberi perintah kepada sistem (menyediakan user

interface).

2.1.3 Kelebihan SPPK

a) Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama

dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.

b) Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen,

mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang

paling bawah dan para pegawai lainnya.

c) SPPK memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan

keputusan yang harus dilakukan.

d) SPPK dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat

menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata

kembali elemen-elemen dasar.

e) Tampilan SPPK akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar,

dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.

f) SPPK mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan

dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta

mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.

g) Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah

(33)

12

h) Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang

sederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar,

biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari spesialis sistem informasi.

i) SPPK biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi

pengambilan keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.

2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)

2.2.1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Menurut Saaty (1993, p23) AHP adalah suatu model yang luwes yang

memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun

gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi

mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya.

Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap

perubahan informasi. Dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia

ketimbang memaksa kita ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan

hati-nurani, AHP merupakan proses yang ampuh untuk menanggulangi berbagai

persoalan politik dan sosio-ekonomi yang kompleks. AHP memasukkan

pertimbangan dan nilai-nilai seacara logis. Proses ini bergantung pada imajinasi,

pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hierarki suatu masalah dan pada

logika, intuisi, pengalaman, dan pengetahuan untuk memberi pertimbangan.

Setelah diterima dan diikuti, AHP menunjukkan bagaimana menghubungkan

elemen-elemen dari satu bagian masalah dengan elemen-elemen dari bagian lain

untuk memperoleh hasil gabungan. Prosesnya adalah mengidentifikasi,

(34)

13

keseluruhan. Untuk mendefinisikan suatu masalah yang kompleks dan

mengembangakan pertimbangan sehat, AHP harus dicoba dan dicoba lagi,

diulang-ulang sepanjang waktu. Kita sulit mengharapkan pemecahan yang segera

atas persoalan rumit yang telah kita pikirkan begitu lama. AHP cukup luwes untuk

memungkinkan revisi. Para pengambil keputusan dapat memperbanyak

elemen-elemen suatu persoalan hierarki dan mengubah beberapa pertimbangan mereka.

Mereka dapat pula memeriksa kepekaan hasil terhadap aneka macam perubahan

yang dapat diantisipasi. Setiap pengulangan AHP adalah seperti membuat

hipotesis dan mengujinya, penghalusan hipotesis secara berangsurangsur

menambah pemahaman terhadap sistem. Ada tiga prinsip dasar dari AHP yaitu :

1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis yang kita sebut menyusun

secara hierarkis – yaitu, memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur yang

terpisah-pisah.

2. Pembedaaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu

menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.

3. Konsistensi logis – yaitu, menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan

secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang

(35)

14

2.2.2 Manfaat Metode AHP

Berikut adalah manfaat dari AHP :

1. Kesatuan

AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan ini merupakan satu

kesatuan, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.

2. Kompleksitas

AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam

memecahkan persoalan kompleks.

3. Saling Ketergantungan

AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem

dan tak memaksakan pemikiran linier.

4. Penyusunan Hierarki

AHP mencerminkan kecendrungan alami pikiran untuk memilah-milah

elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur

yang serupa dalam setiap tingkat.

5. Pengukuran

AHP memberikan suatu skala untuk mengatur hal-hal dan wujud suatu metode

(36)

15

6. Konsistensi

AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan

dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. Sintesis

AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.

8. Tawar Menawar

AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan

memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.

9. Penilaian dan Konsensus

AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang

representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

10. Pengulangan Proses

AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan

(37)

16

2.2.3 Metodologi AHP

Menurut Mulyono (2002, p335-337) dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP

ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah : decomposition,

comparative judgement, synthesis of priority, dan logical consistency.

a) Dekomposisi

Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu

memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan

hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai

tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa

tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis ini

dinamakan hierarki (Hierarchy). Ada dua jenis hierarki,

yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hierarki lengkap, semua elemen pada suatu

tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak

demikian maka dinamakan hierarki tidak lengkap.

b) Perbandingan Pernilaian

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada

suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini

merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas

elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan dalam

bentuk matriks yang bernama pairwise comparison matrix. Pertanyaan yang biasa

diajukan dalam menyusun skala kepentingan adalah :

(38)

17

b. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin)

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen,

seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang

elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan

yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan patokan

sebagai berikut:

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal

artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting j, maka elemen j harus sama

dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua

elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya, sama penting. Dua

elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat n elemen,

maka akan diperoleh pairwise comparison matrix berukuran n x n.

Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n (n-1)

/ 2 karena matriksnya reciprocal dan elemen diagonal sama dengan 1.

c) Sintesa Prioritas

Dari setiap pairwise comparison matrix kemudian dicari eignvectornya untuk

mendapatkan local priority. Karena pairwise comparison matrikx terdapat pada

setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa

diantara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk

hierarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur

(39)

18

d) Konsisten Logika

Logical consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan

mengagregasikan seluruh eigen vector yang diperoleh dari berbagai tingkatan

hierarki dan selanjutnya diperoleh suatu vector composite tertimbang yang

menghasilkan urutan pengambilan keputusan.

2.2.4 Langkah-langkah dalam metode AHP

Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang dingingkan, lalu

menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki yaitu

menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada

level teratas.

a) Menetapkan prioritas elemen

1. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen yaitu dengan

membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen

secara berpasangan sesuai dengan kriteria yang diberikan.

2. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk

mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap

(40)

19

b) Sintesis

Untuk memperoleh prioritas secara keseluruhan, maka pertimbangan

terhadap perbandingan berpasangan perlu disintesis. Dalam langkah ini,

hal-hal yang dilakukan adalah:

1. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom matriks

2. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang

bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

3. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan

jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

c) Mengukur konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, tingkat konsistensi penting untuk

diperhatikan karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan

pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan

dengan langkah ini adalah:

1. Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif

elemen pertama, nilai pada elemen kedua dengan prioritas relatif

elemen kedua, dan seterusnya.

2. Jumlahkan setiap baris.

3. Hasil dari penjumlahan baris dibagi elemen prioritas relatif yang

(41)

20

4. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada

hasilnya disebut l maks.

d) Hitung konsistensi indeks (CI)

Dengan rumus CI = (lamda maks-n)/n

Dimana n = banyaknya elemen

e) Hitung konsistensi rasio (CR)

Dengan rumus: CR=CI/IR

Dimana CR= Consistensy Rasio, CI= Consistensy Indeks, dan IR= Indeks

Random Consistensy

f) Memeriksa konsistensi hirarki

Jika nilainya lebih dari 100%, maka penilaian data judgemen harus

diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan

0,1 maka hasil perhitungan bisa dikatakan benar.

AHP dilakukan dengan memanfaatkan perbandingan berpasangan. Pengambilan

keputusan dimulai dengan membuat layout dari keseluruhan hirarki keputusannya.

Hirarki tersebut menunjukkan faktor-faktor yang ditimbang serta sebagai

alternatif yang ada. Kemudian sejumlah perbandingan berpasangan dilakukan

untuk mendapatkan penetapan nilai faktor dan evaluasinya. Sebelum penetapan

dilakukan terlebih dahulu ditentukan kelayakan hasil nilai faktor yang didapat

dengan mengukur tingkat konsistensinya. Pada akhir alternatif denan jumlah nilai

(42)

21

Rumus Metode AHP

Keterangan:

2.2.5 Contoh Dengan Perhitungan Manual (Excel)

a) Langkah 1 : Menjumlahkan pembobotan ke bawah setiap kriteria (pembobotan) dilakukan

pada semua kriteria kebutuhan pengguna (pesaing, tenaga kerja, jarak dengan keramaian,

lokasi unit, kebutuhan masyarakat)

Tabel 2.1.Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan

(43)

22

Tabel 2.2.Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan

Tenaga Kerja

Tabel 2.3.Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan Jarak

(44)

23

Tabel 2.4.Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan

Lokasi Unit

Tabel 2.5.Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan

Masyarakat

b) Langkah 2 : Membagi pembobotan lokasi dengan penjumlahan ke bawah sebelumnya

(45)

24

Tabel 2.6.Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria

Kebutuhan Pesaing

Tabel 2.7. Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria

(46)

25

Tabel 2.8. Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria

Kebutuhan Jarak Dengan Keramaian

Tabel 2.9. Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria

Kebutuhan Lokasi Unit

Tabel 2.10.Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria

(47)

26

c) Langkah 3 : Penjumlahan dan rata-rata jumlah Langkah 2 menurut kriteria kebutuhannya

masing-masing.

Tabel 2.11.Tabel Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan Lokasi Unit dan

Tenaga Kerja

Tabel 2.12.Tabel Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan Pesaing, Kebutuhan

masyarakat dan Jarak dengan keramaian

(48)

27

Tabel 2.13.Tabel Hasil Rata-Rata Semua Kriteria Kebutuhan Yang Dijadikan Satu Tabel

d) Langkah 4 : Pembobotan kriteria sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Tabel 2.14.Tabel Nilai Keterangan Pembobotan Kriteria

Pembobotan Kriteria

bobot Keterangan

8 sangat sangat penting

5 sangat penting

3 Penting

2 cukup penting

1/2 tidak cukup penting

1/3 tidak penting

1/5 sangat tidak penting

1/8 sangat sangat tidak penting

Tabel 2.15.Tabel Pembobotan Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan Penggunannya

e) Langkah 5 : Normalisasi pembobotan kriteria yang dijumlahkan ke kanan dan di

(49)

28

Tabel 2.16.Tabel Pembobotan Yang Telah Dijumlahkan dan Dirata-ratakan Sesuai Dengan

Kriteria Kebutuhan Penggunannya

f) Langkah 6 : Menghitung pembobotan terakhir dengan cara mengkalikan dan

menjumlahkan bobot akhir Lokasi dengan bobot akhir setiap kriteria kebutuhan.

Tabel 2.17.Tabel Hasil Rata-Rata Bobot Lokasi dan Hasil Rata-Rata Bobot Kriteria

Kebutuhan Penggunanya

g) Langkah 7 : Hasil perhitungan pembobotan dan mengurutkan skor tertinggi ke skor

(50)

29

Tabel 2.18.Tabel Hasil Skor Akhir dan Rekomendasi Lokasi dengan Nilai Terbesar dan

Terurut.

h) Lokasi yang terekomendasi secara manual (excel) dan sudah terurut sesuai dengan

kebutuhan penggunannya (Pesaing, Tenaga Kerja, Jarak Dengan Keramaian, Lokasi Usaha,

Kebutuhan Masyarakat) adalah :

(51)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara beserta tahapan-tahapan yang jelas dan

sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti dengan

landasan ilmiah. Penelitian dalam pembuatan rancangan sistem pendukung

pengambilan keputusan pemilihan unit usaha baru yang dilakukan dengan

tahapan-tahapan berikut:

1. Pengumpulan data dan informasi

2. Pengolahan data dan informasi

3. Analisis masalah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP)

4. Perancangan sistem

5. Implementasi

6. Pengujian

7. Penarikan kesimpulan

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan adalah BPW Rosalia Indah, Jalan Raya

Solo-Sragen KM. 7,5 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah dan BPW Rosalia

Indah Tour & Travel, Jalan Slamet Riyadi No 164, Solo, Jawa Tengah. Waktu

penelitian dilaksanakan kurang lebih 6 bulan dimulai dari November 2012

(52)

31

3.2Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah pemilihan alternatif keputusan dalam

menentukan unit usaha baru di BPW Rosalia Indah.

3.3Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh

langsung melalui wawancara, studi literarur, serta kuisioner.

Wawancara adalah metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yang

kualitatif. Wawancara dilakukan dengan bagian operasional, dan juga manajer

BPW Rosalia Indah, serta karyawan lainnya. Data-data yang dikumpulkan

melalui wawancara meliputi:

1. Data umum perusahaan mengenai profil perusahaan, data unit usaha yang

sudah dimiliki, data agen dan pool.

2. Pembukaan unit usaha baru, mengenai alur proses, masalah atau kendala

yang dihadapi dan kriteria yang digunakan untuk bahan pertimbangan

dalam pembukaan unit usaha baru.

Pengumpulan data dengan studi literatur dilakukan di beberapa perusahaan untuk

mendapatkan data penunjang dalam penelitian ini adalah:

1. Data kebutuhan masyarakat, merupakan data yang nantinya akan menjadi

masukan dalam sistem. Data kebutuhan masyarakat adalah data yang

menggambarkan jumlah minat masyarakat dalam penyewaan armada

untuk wisata ke berbagai tujuan per harinya. Data ini diperoleh dari bagian

(53)

32

2. Data pesaing, merupakan data yang berisi tentang berpa banyak pesaing

yang sudah ada dan nantinya akan menjadi pesaing baru jika unit usaha

dibuka. Data pesaing diperoleh dari Dinas Perhubungan Propinsi Jawa

Tengah.

3. Data wilayah, merupakan data yang berisi keadaan kondisi wilayah

tersebut mengenai situasi lokasi, keramaian, dan keamanan.

3.4Metode Pengolahan Data

Data-data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, kemudian

diolah dengan menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data

kuantitatif.

1. Analisis data kualitatif hasil wawancara, data kualitatif yang diperoleh

dalam wawancara dianalisis untuk kemudian dibuat rancangan sistem

dalam menentukan unit usaha baru BPW Rosalia Indah

2. Analisis data kuantitatif, data kuantitatif diperoleh dari hasil studi

literatur di beberapa perusahaan berupa data kebutuhan masyarakat,

data jumlah pesaing dianalaisa menggunakan metode AHP

3. Analisis data agen atau pool dan data keadaan wilayah dianalisis untuk

menggambarkan keadaan geografis.

3.5Perancangan Sistem

Perancangan sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan unit

(54)

33

Dalam perancangan sistem menggunakan DFD ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan untuk dibuat, antara lain:

1. Entitas luar

Entitas luar adalah pihak yang nantinya akan terlibat dalam sistem.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, maka dapat

diperoleh entitas luar yang terlibat dalam sistem yaitu:

a. Admin : pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya

untuk mengelola dan menjaga sistem

b. Kepala operasional : pihak yang bertugas sebagai panelis dan

pengambil keputusan

2. Proses

Proses merupakan kegiatan yang menggambarkan bagian dari sistem

yang menolah input menjadi output. Dalam sistem pendukung

pengambilan keputusan pemilihan unit usaha baru terdapat bebrapa

proses antaranya;

a. Login

b. Input data lokasi

c. Input data agen atau pool

d. Penilaian tingkat kepentingan kriteria

e. Penilaian alternatif keputusan (kualitatif)

f. Penilaian alternatif keputusan (kuantitatif)

g. Perhitungan dan perengkingan hasil

(55)

34

3. Data store

Data stire berkaitan dengan penyimanan data, fila atau database yang

berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi. Terdapat

beberapa data store dalam sistem, diantaranya:

a. Data store unit usaha

b. Data store agen dan pool

c. Data store lokasi

d. Data store kriteria

e. Data store AHP

4. Alur data

Alur data digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau

informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.

3.6Perancangan Antar Muka

Perancangan antar muka untuk sistem pendukung pengambilan keputusan

pemilihan unit usaha baru, diantaranya:

1. Halaman login

Halaman awal sebagai bagian dari keamanan sistem

2. Halaman panelis

Halaman yang digunakan oleh panelis untuk berinteraksi dengan

sistem

(56)

35

Halaman hasil merupakan halaman yang menampilkan hasil keputusan

yang disarankan oleh sistem.

3.7Implementasi

Sistem yang telah dianalisa dan dirancang secara rinci, setelah itu

diimplementasikan. Tujuannya adalah untuk mengkaji rangkaian

sistem, baik software ataupun hardware sebagai sarana pengolah data

dan juga penyaji informasi yang dibutuhkan.

3.8Pengujian

Pada tahapan ini sistem akan diuji dan dibandingkan dengan cara jika

perusahaan melakukannya dengan cara masih yang manual. Apakah

menggunakan sistem yang telah dibuat menjadi lebih efektif atau cara

manual yang lebih efektif. Perusahaan melakukan pengujian dengan

cara megisikan kriteria dan juga akan diberikan kuisioner yang

bertujuan untuk memberi penilaian tingkat kepentingan setiap kriteria

yang digunakan dalam pembukaan unit usaha baru di BPW Rosalia

Indah. Kuisioner diberikan kepada bagian operasional dan juga bagian

(57)

36

3.9Penarikan Kesimpulan

Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dari peneliti berdasarkan

pada analisis dan perancangan sistem pendukung pengambilan

keputusan pemilihan unit usaha baru. Saran diperlukan untuk

(58)

37

BAB IV

Perancangan dan Implementasi Sistem

4.1

Analisis Sistem

4.1.1 Ruang Lingkup Masalah (Scope Definition)

a) Sistem yang Dipergunakan Saat Ini

Pengambilan keputusan yang ada saat ini masih dengan cara

manual dalam memilih lokasi unit usaha. Dalam pengambilan

keputusan untuk memilih lokasi unit usaha pertimbangan yang akan

digunakan pengguna mempengaruhi pemilihan lokasi yang akan

dipilih. Beberapa kendala dalam pemilihan lokasi unit usaha, akan

mempengaruhi keputusan dalam memilih. Adapun beberapa kendala

sebagai berikut:

1. Terlalu banyak wilayah yang memiliki lokasi yang tidak strategis

2. Para pesaing kebanyakan menawarkan berbagai macam fasilitas

ataupun kelebihan bagi para konsumennya.

3. Dengan pemilihan lokasi secara manual dengan cara

memilih-milih sendiri secara langsung datang ke lapangan, menyebabkan

kurang efisiennya waktu dan dengan adanya sistem ini dapat

mencari alternative solusi bagi operasional dan juga manajemen.

Oleh karena itu akan dibangun suatu SPPK pemilihan lokasi unit

usaha berbasis web yang membantu bagian operasional dan juga

(59)

38

proses pengambilan keputusan pemilihan lokasi unit usaha

secara cepat dan mudah.

b) Pernyataan Masalah (Problem Statement)

Masalah pokok yang terjadi saat ini adalah sistem pengambilan

keputusan untuk memilih lokasi unit usaha masih menggunakan

secara manual. Masalah tersebut dapat dirumuskan dengan

Performance, Information, Economic, Control Problem, Efficiency,

Service (PIECES).Kerangka PIECES untuk menganalisa sistem dan

aplikasi manual dan terkomputerisasi (Jeffrey L Whitten, Lonnie D

Bentley, Victor M. Barlow, 2004).

1. Performa

Pemilihan lokasi unit usaha sebelumnya masih secara manual,

pengguna mengambil keputusan dalam memilih lokasi yang

sesuai dengan kebutuhannya, dengan hanya mengandalkan

informasi yang diketahui saja dan belum tentu benar sesuai

dengan kebutuhannya serta kenyataannya.

2. Informasi.

Informasi lokasi yang akan dipilih, didapat dari informasi sekitar,

(60)

39

3. Ekonomi.

Pengguna kurang mendapatkan keuntungan jika salah pada saat

memilih lokasi yang telah dipilih yang tida sesuai dengan

kebutuhannya.

4. Pembatasan Masalah.

Tidak ada kontrol dalam cara yang lama karena masih manual.

Semua hanya menggunakan perkiraan tanpa ada data yang pasti.

5. Efisiensi.

Karena cara pemilihan yang lama masih manual, mengakibatkan

tidak efisiennya pengguna dalam memilih lokasi unit usaha yang

sesuai dengan kebutuhannya.

6. Layanan.

Masih menggunakan hal yang tidak menggunakan survey dan

(61)

40

4.1.2 Analisis Masalah (Problem Analysis)

a) Analisis Efek Penyebab (Cause effect analysis)

Tabel 4.1 Matrik Permasalahan, Peluang, Sasaran Hasil, Batasan Sistem

Analisis Sebab-Akibat Sasaran Peningkatan Sistem

Permasalahan Sebab-Akibat Sasaran Sistem Batasan Sistem

1. Bingungnya

b)Gambaran Sistem yang Baru

Untuk mengatasi permasalahan yang ada diperlukan SPPK pemilihan

lokasi unit usaha yang sesuai dengan kebutuhan dan entitas yang terlibat

(62)

41

Sistem menyediakan fasilitas bagi user untuk :

1. Mendapatkan informasi tentang lokasi wilayah, pesaing guna

mempertimbangkan rekomendasi yang tepat dalam memilih lokasi

unit usaha.

2. Memberikan rekomendasi keputusan dalam memilih lokasi unit usaha

berdasarkan bobot kriteria masukan.

3. Memilih lokasi unit usaha sebagai alternatif solusi.

Sistem menyediakan fasilitas bagi administrator untuk :

1. Menambahkan informasi lokasi unit.

2. Menambahkan informasi berita terbaru .

Pada sistem ini proses pemilihan lokasi unit usaha, dilakukan dengan

memberikan bobot pada kriteria kebutuhan antara bobot 9 yang tertinggi

hingga 2 sebagai bobot terendah, kriteria tersebut berupa kebutuhan

pengguna seperti wilayah, pesaing, kebutuhan masyarakat, jarak antar

agen, jarak dengan keramaian kemudian sistem akan menampilkan

alternatif rekomendasi lokasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna

(63)

42

4.1.3 Analisa Kebutuhan

a) Aktor-aktor Use Case

Tabel 4.2 Aktor-aktor use case

Nama Aktor Keterangan

Administrator (Admin) Pihak yang menjalankan sistem dan mempunyai hak akses untuk menambahkan. mengubah maupun menghapus data yang ada.

User (Pengunjung Website) Pengunjung website baik dia menggunakan SPPK pemilihan lokasi unit usaha maupun dia yang membaca dan melihat informasi saja.

b) Use Case Diagram

1. Administrator

Tambah lokasi unit

Pembobotan Hapus lokasi unit

Ubah lokasi unit

(64)

43

2. User (Pengunjung)

Gambar 4.2 Use Case Pengunjung

3. Narasi Use Case

Tabel 4.3 Narasi Use Case Admin

Administrator

Use case Keterangan

Tambah Lokasi unit Menggambarkan proses penambahan atau menambahkan wilayah ke sistem

Hapus Lokasi unit Menggambarkan proses menghapus wilayah

Ubah Lokasi unit Menggambarkan proses merubah wilayah yang sudah ada di sistem dan menggantinya dengan yang baru

(65)

44

Tabel 4.4 Narasi Use Case User atau Pengunjung

User (Pengunjung Website)

Use Case Keterangan

Pemilihan Lokasi unit Menggambarkan user melakukan proses SPPK pemilihan lokasi.

Lihat Lokasi unit Menggambarkan proses melihat wilayah yang telah terdapat di system.

Lihat Berita Menggambarkan proses user dapat melihat berita yang terdapat dalam web

4.2 Perancangan Sistem

4.2.1 Manajemen Model

Model yang dipergunakan pada SPPK pemilihan lokasi unit usaha ini yaitu

model Analytical Hierarchy Process (AHP), model disini dapat

digambarkan dengan diagram influence yang menyatakan keterkaitan antar

variabel, seperti Gambar 4.2.1

(66)

45

4.2.2 Manajemen Data

Manajemen data menjelaskan mengenai data lokasi pemilihan unit usaha

yang disimpan maupun data lokasi yang terhubung satu sama lain di

database, untuk menjelaskan hal tersebut maka mempergunakan

perancangan basis datanya berupa ER diagram pada gambar 4.2.2.1.

4.2.2.1 ER Diagram

Gambar 4.2.2.1. ER Diagram

4.2.2.2 Tipe Data dan Tabel Ternormalisasi

Pada Bagian Tipe Data dan Tabel yang telah ternormalisasi

menjelaskan tipe data pada setiap variabelnya den menjelaskannya

pada deskripsi, untuk memperjelas tabel disertakan pula contoh

tabel yang telah terisi data. Pada tabel tabel dibawah ini

menjelaskan pula kunci atau primary key maupun foreign key pada

(67)

46

a) Tabel Lokasi

Tabel 4.5 Tabel Lokasi

Nama

Variabel

Tipe Data Constraint Deskripsi

Id_lokasi Varchar

Tabel 4.6 Contoh tabel lokasi yang telah diisi data

*Id_lokasi Nama_lokasi

1 Jalan Selorejo 1 RT 01 RW 03, Pemalang

2 Jalan Jendral Sudirman Timur no 38 Comal

Pada tabel lokasi menyimpan id lokasi yang bertipe varchar dengan ukuran

10 dan id lokasi menjadi primary key, pada tabel ini juga menyimpan nama lokasi

tersebut.

b) Tabel Kota

Tabel 4.7 Tabel Kota

Nama Variabel Tipe Data Constraint Deskripsi

(68)

47

Tabel 4.8 Contoh tabel kota yang telah diisi data

Id_kota Nama_kota

101 Pemalang

102 Comal

Tabel Kota menyimpan id kota dan nama kota yang bertipe varchar

dengan ukuran 10 dan id kota menjadi primary key, pada tabel ini juga

menyimpan nama kota tersebut

c) Tabel Kriteria

Tabel 4.9 Tabel Kriteria

Nama Variabel Tipe Data Constraint Deskripsi

(69)

48

masyarakat, lokasi unit, jarak dengan keramaian bertipe data varchar

(70)

49

a) Desain Halaman Awal (Index)

Pada halaman awal memberikan penjelasan singkat mengenai sistem SPPK pemilihan

lokasi unit usahadan fitur-fitur yang disediakan oleh website ini.

Header

Home

Informasi

Footer

Sistem

Perhitungan Unit Usaha

Pengenalan Sistem

Tentang

Gambar 4.3 Desain Halaman Awal

b) Desain Halaman Input Bobot

Pada halaman ini user memasukan nilai sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya,

nilainya dari 9 sebagai nilai tertinggi bahwa hal tersebut sangat penting atau

dibutuhkan sedangkan nilai terkecil itu 2 bahwa hal tersebut tidak terlalu penting atau

(71)

50

Home

Footer

Sistem

Perhitungan Unit Usaha Pengenalan Sistem Tentang

Masukan Nilai Sesuai Kebutuhan Anda :

Pesaing : Wilayah : Jarak dengan keramaian : Jaringan agen :

Hitung Kebutuhan masyarakat :

Gambar 4.4 Desain Halaman Input Bobot

c) Desain Halaman Hasil

Pada halaman hasil ini memberikan hasil rekomendasi lokasi sesuai dengan bobot

yang telah di tentukan sebelumnya. Pengguna juga dapat memberikan batasan jumlah

(72)

51

Gambar 4.5 Desain Halaman Hasil atau Rekomendasi

4.2.4 Perancangan Proses

Dalam perancangan diagram diawali dengan perancangan diagram konteks yaitu diagram

yang menggambarkan keterkaitan aliran-aliran data antara sistem, baik sumber arus data

atau tujuan data yang berhubungan. Diagram konteks ini dapat mengggambarkan secara

jelas batasan-batasan dari sebuah sistem yang sedang dibuat. Setelah diagram konteks lalu

diagram aliran data, sesuai dengan namananya diagram aliran data merupakan suatu

diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus aliran dari data

sistem maupun dari sistem ke data, yang penggunaannya sangat membantu untuk

(73)

52

dihasilkan dari sistem. Melalui diagram konteks dapat terlihat gambaran sistem secara umum.

Berikut ini adalah gambaran dari diagram konteks.

Gambar 4.6 Diagram Konteks SPPK Pemilihan Lokasi Unit Usaha

4.2.4.2 Diagram Aliran Data

a) Diagram Aliran Data Level 1

Diagram aliran data level 1 merupakan diagram pemecahan dari proses yang ada di

diagram konteks. Penjabaran di diagram aliran data level 1 lebih spesifik dari diagram konteks,

(74)

53

Gambar 4.7 Diagram Aliran Data (Level 1)

b) Diagram Aliran Data Level 2

Diagram aliran data level 2 proses 2 merupakan diagram yang berisikan penjelasan dari

diagram aliran data level 1 dan di dalam diagram ini akan dijabarkan proses-proses yang ada di

diagram data level 1.

Operasional

Pengusaha

Pengusaha

(75)

54

Gambar 4.8 Diagram Aliran Data Level 2 proses 2

4.3 Implementasi Sistem

Menjelaskan tentang sistem yang dibuat, yang dimulai dari halaman utama perkenalan

sistem, sistem lokasi rekomendasi yaitu tentang perhitungan yang diinputkan oleh pengguna,

data lokasi yang berisikan tentang nama lokasi beserta keterangan lokasi yang akan menjadi

rekomendasi, halaman admin yang berguna untuk menginput mengedit data-data entah itu lokasi

ataupun pembobotan, dan yang terakhir adalah halaman tetntang pembuat sistem. Pengusaha

Gambar

Gambar 2.1 Komponen SPPK
Tabel 2.1.Tabel Pembobotan dan Penjumlahan Bobot Lokasi pada Kriteria Kebutuhan
Tabel 2.7. Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria
Tabel 2.9. Tabel Hasil Pembagian Bobot Lokasi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan makan maka akan mengakibatkan panas yang tinggi pada proses freis dan dari analisis varians dengan

Apabila diketahui gen sifat mengeram terletak pada kromosom Z, hal tersebut merupakan satu dari tiga gen yang mempunyai pengaruh yang sama terhadap sifat mengeram, dua gen lainnya

In the area of language learning and teaching, a new reference framework has been published that aims at a kind of language learning in which learners are able to enhance their

Humor telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari manusia, bisa dibilang sebagai bentuk paling dasar, sederhana, dan tua dari hiburan. Humor telah mewarnai aktivitas

Berdasarkan masalah yang akan diteliti tersebut, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa

Hasil uji coba pembentukan pada cetakan deep drawing yang telah dirancang dan dibuat dilakukan pada mesin press hidrolik kapasitas 80 ton, dengan menggunakan 10

Hasil perhitungan alat ialah sistem penggerak excavator dengan daya motor bensin yang digunakan 2 Kw untuk menggerakan pompa hidrolik sehingga daya yang dikeluarkan pompa

Keandalan hidrograf satuan sintetik Gama 1 terhadap rancangan sub Daerah Aliran Sungai Siak di Wilayah Kota Pekanbaru dilihat dari nilai waktu kosentrasi untuk mecapai debit