DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan………i
Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan………...…...….ii
Pernyataan Publikasi Karya dan Laporan………...……...…iii
Kata Pengantar………..iv
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………...3
1.5 Skema Perancangan………5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye……….…………...6
2.1.1 Pengertian Kampanye……….6
2.1.2 Syarat Kampanye………7
2.1.3 Tujuan Kampanye……….…..7
2.1.4 Jenis Kampanye………...8
2.1.5 Model Kampanye……….9
2.2 Komunikasi……….…11
2.2.1 Proses Komunikasi……….11
2.2.2 Efek Komunikasi………11
2.2.3 Komunikasi Masaa……….12
2.2.4 Syarat Komunikasi Yang Baik………..12
2.3 Darah………...13
2.4.1 Pengertian Thalassaemia………..……...14
2.4.2 Jenis Thalassaemia………..………...14
2.4.3 Proses Terjadinya Thalassaemia………….………....22
2.4.4 Akibat Thalassaemia Mayor……….…...23
2.4.5 Pengobatan Thalassaemia………...24
2.4.6 Pencegahan Penyakit Thalassaemia…………...…….25
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK 3.1 Data dan Fakta………..27
3.1.1 POPTI………27
3.1.2 Yayasan Thalassaemia Indonesia………28
3.1.3 Prodia………...……….………….29
3.1.4 Hasil Wawancara dengan Dokter Wiliam…….….…30
3.1.5 Hasil Wawancara dengan Yayasan Thalassaemia Indonesia Cabang Bandung……….32
3.1.6 Hasil Kuesioner……….34
3.1.7 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis………....38
3.2 Analisa Permasalahan………..…40
3.2.1 Strategi Komunikasi………...41
3.2.2 Targeting……….……..41
3.2.3 Positioning……….42
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi………...…..43
4.1.1 Tahap Informing………...43
4.1.2 Tahap Reminding………..………43
4.2 Konsep Kreatif……….……….44
4.2.1 Konsep Verbal……...………44
4.2.2 Konsep Visual……….……….…...44
4.3 Konsep Media..……….……….46
4.4 Hasil Karya..………….……….49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………...77
5.2 Saran………..77
DAFTAR PUSTAKA... 78
DAFTAR ISTILAH………...………79
LAMPIRAN... 80
UCAPAN TERIMA KASIH... 85
DATA PENULIS...86
DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 Model Kampanye…………... 10
Gambar 3.1 Diagram Batang Kuesioner 1... 35
Gambar 3.2 Diagram Batang kuesioner 2... 37
Gambar 4.1 Timeline Kampanye... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbandingan sel darah merah normal dengan sel darah merah penderita
Thalassaemia trait ... 15
Gambar 2.2 Penurunan Genetik Pada Darah Normal……… 17
Gambar 2.3 Penurunan Genetik Pada Thalassaemia Minor dan Normal... 18
Gambar 2.4 Penurunan Genetik Pada Kedua Thalassaemia Minor... 19
Gambar 2.5 Perbandingan sel darah merah normal dan sel darah merah Thalassaemia Mayor………... 20
Gambar 4.2 Logo kampanye beserta tagline.... ... 45
Gambar 4.3 Poster conditioning 1...50
Gambar 4.4 Poster conditioning 2... 51
Gambar 4.5 Poster Informing 1... 52
Gambar 4.6 Poster Informing 2... 53
Gambar 4.7 Poster Informing 3... 54
Gambar 4.8 Poster Informing 4... 55
Gambar 4.9 Billboard Conditioning... 56
Gambar 4.10 Billboard Informing 1... ... 56
Gambar 4.11 Billboard Informing 2... 57
Gambar 4.12 Billboard Informing 3... 57
Gambar 4.13 Billboard Informing 4... 58
Gambar 4.14 Iklan Majalah ………... 59
Gambar 4.15 Brosur tampak depan ... 59
Gambar 4.16 Brosur tampak belakang... 60
Gambar 4.17 Signage ... 60
Gambar 4.18 Wobler ... 61
Gambar 4.19 T-shirt ... 61
Gambar 4.20 Notes ... 62
Gambar 4.21 Notes pembatas ... 62
Gambar 4.23 Notes pembatas 2... 63
Gambar 4.24 Notes pembatas 3... 64
Gambar 4.25 Notes pembatas 4... 64
Gambar 4.26 Halaman Notes... 65
Gambar 4.27 Gelang…………... 65
Gambar 4.28 Poster Seminar... 66
Gambar 4.29 X-banner Seminar... 67
Gambar 4.30 Flyer Seminar tampak depan dan belakang... 68
Gambar 4.31 Spanduk Seminar... 69
Gambar 4.32 Website... 70
Gambar 4.33 Tampilan Website...70
Gambar 4.34 Poster event... 71
Gambar 4.35 Flyer event... 71
Gambar 4.36 Spanduk event... 72
Gambar 4.37 Baliho event... 73
Gambar 4.38 Umbul-umbul... 73
Gambar 4.39 Backdrop panggung... 74
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Thalassaemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan
penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak di
dunia dan juga banyak dijumpai di Indonesia dan Italia.
Menurut Prof. Dr. Iskandar Wahidiyat, Pakar Thalassaemia Rumah sakit Cipto
Mangunkusomo Jakarta, dalam Acara perkenalan Program Duta Thalassaemia
yang digagas Novartis Indonesia di Jakarta tanggal 26 Desember 2009, pada
tahun 1994, beliau memperkirakan jumlah penderita Thalassaemia mencapai 500
jiwa di Indonesia. Angka tersebut meningkat 3 kali lipat menjadi 1500 jiwa di
2008, dan diprediksikan pada 2020 nanti, angka penderita Thalassaemia naik
drastis menjadi 22.500 jiwa. Secara keseluruhan populasi pembawa genetik
Thalassaemia naik secara signifikan.
Menurut data pada harian Pikiran Rakyat pada tanggal 28 Oktober 2009, di
Indonesia sendiri, jumlah penderita Thalassaemia mengalami kenaikan. Enam
sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau
sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita
Thalassaemia Mayor adalah 25%.
Konsultan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Susi Susanah mengatakan,
hingga saat ini penyakit Thalassaemia belum tersosialisasikan dengan baik,
karena kosentrasi pemerintah terfokus pada penanggulangan penyakit menular
seperti HIV/AIDS dan penyebaran virus influensa. Padahal, Thalassaemia
merupakan penyakit kelainan darah yang penyebarannya semakin meluas dan
harus ada upaya untuk mencegah penyebaran tersebut. Penderita Thalassaemia di
Jawa Barat sepuluh tahun mendatang diprediksi akan mencapai lima ribu orang.
Dengan penderita sebanyak itu biaya pengobatannya bisa menghabiskan dana Rp
1,25 triliun per tahun. Jumlah penderita Thalassaemia diprediksi meningkat antara
3-10 persen di Jawa Barat. Pada setiap kelahiran bayi di Jabar, 23 persen di
2
yang terkena Thalassaemia diperkirakan sebanyak 500 bayi. Oleh karena itu,
harus ada kebijakan dan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk melakukan
kampanye yang agresif ke masyarakat mencegah penyebaran Thalassaemia ini.
Berdasarkan perhitungan RSCM, setiap penderita Thalassaemia membutuhkan
anggaran 300 juta per tahun guna memperpanjang hidup penderita. Angka itu
bakalan melonjak drastis menjadi Rp 50 triliun per tahun di 2020. Angka tersebut
sangat tinggi, oleh karena itu bentuk pencegahan lebih baik daripada pengobatan
penyakit ini yang cukup mahal.
Faktor genetik yang menjadi faktor utama dari penyakit ini bukanlah merupakan
batu sandungan untuk melakukan pencegahan. Sebagai contohnya sudah ada
negara yang bisa menekan angka penderita Thalassaemia menjadi 0%, yaitu
Siprus, negara pulau di Laut Tengah bagian timur dengan jumlah penduduk
766.400 jiwa (tahun 2006). Dengan adanya fakta tersebut, pencegahan
Thalassaemia menjadi sangat mungkin untuk dilakukan di Indonesia.
Thalassaemia merupakan suatu topik yang harus segera diangkat agar diketahui
masyarakat dengan menggunakan cara dan strategi komunikasi yang baik karena
sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Peran
pemerintah merupakan hal yang utama untuk memberikan pendidikan kesehatan,
namun kesadaran setiap individu merupakan suatu focal point dalam masalah ini.
Salah satu pencegahannya adalah dengan tes darah untuk pasangan yang akan
menikah agar diketahui apakah keduanya memiliki gen pembawa Thalassaemia
Selain itu konsultasi pra nikah bagi pasangan yang akan menikah sangat
diperlukan untuk memberi pengertian dan pengetahuan bagi calon orang tua
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana memberitahu masyarakat mengenai penyakit Thalassaemia sebagai
salah satu penyakit yang harus diwaspadai?
3
1.3 Tujuan Perancangan
Mengenalkan penyakit Thalassaemia kepada masyarakat luas juga cara
pencegahan penyakit Thalassaemia. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara
diperlukan pemeriksaan laboratorium sedini mungkin agar Thalassaemia Minor
dapat terdeteksi sejak dini sehingga pada saatnya seorang individu mencari
pasangan, mereka dapat mendapatkan pasangan yang tidak membawa
kemungkinan untuk anak mereka menderita Thalassaemia Mayor.
Dengan adanya kampanye ini diharapkan bermanfaat untuk keluarga di Indonesia
agar mereka sebisa mungkin melakukan pencegahan dari penyakit ini. Dengan
adanya pencegahan ini keluarga Indonesia akan menjadi keluarga yang sehat dan
bahagia.
Kampanye yang dilakukan melalui berbagai macam media, diantaranya media
cetak, media elektronik, media luar ruang, media pers tercetak, media lalu lintas,
media cinderamata, dan media tersamar.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data diambil dari instansi pemerintah Yayasan Thalassaemia Indonesia
cabang Bandung, Klinik Thalassaemia di Rumah Sakin Hasan Sadikin Bandung,
dokter, surat kabar, internet, buku, dan majalah.
Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah pengumpulan dan penganalisaan
data. Ada beberapa macam metode yang digunakan yaitu :
• Observasi
Observasi dilakukan dengan mengunjungi Yayasan Thalassaemia Indonesia
cabang Bandung sebagai institusi untuk penderita maupun orang tua penderita
mencari informasi ataupun meminta pertolongan. Selain itu, observasi pun
dilakukan pada Klinik Thalassaemia Rumah Sakit Hasan Sadikin. Di Bandung,
hanya Rumah Sakit Hasan Sadikin yang menangani secara khusus penderita
Thalassaemia. Di sana pun terdapat ruangan khusus bagi penderita Thalassaemia.
Observasi pun dilakukan ke Prodia sebagai laboratorium yang sudah banyak
4
• Wawancara
Melakukan wawancara dengan dokter yang menangani langsung penderita
Thalassaemia dan wakil ketua Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung.
• Studi Pustaka
Mempelajari seluk beluk mengenai penyakit ini dengan buku literatur yang
berhubungan dengan kedokteran, majalah, koran, dan internet.
• Kuesioner
Membagikan kuesioner kepada masyarakat untuk mengetahui wawasan mereka
5
1.5 Skema Perancangan
Thalassaemia
Latar Belakang
• Penderita Penyakit Thalassemia Meningkat
• Setiap tahun penderita bertambah
• Ada kemungkinan angka penderita semakin tinggi
• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Thalassaemia
• Sosialisasi penyakit ini belum berjalan dengan baik
Rumusan Masalah
• Bagaimana memberitahu masyarakat mengenai penyakit Thalassaemia sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai?
• Bagaimana menyampaikan cara pencegahan penyakit Thalassaemia?
Tujuan Perancangan
• Mengenalkan Thalassaemia kepada masyarakat melalui Kampanye
• Mencegah meningkatnya penderita Thalassaemia Thalassaemia Mayor
Penyakit keturunan dimana sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120
hari), sehingga penderita akan mengalami anemia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui mengenai penyakit
Thalassaemia Mayor. Padahal penyakit ini sangat perlu diketahui oleh para remaja
khususnya mahasiswa yang akan melanjutkan kehidupannya ke depan nanti.
Kurangnya sosialisasi mengenai penyakit ini menjadi halangan bagi masyarakat
untuk mengetahui pencegahan yang paling efektif. Oleh Karena itu, dibuatlah sebuah
kampanye yang terencana dan menarik agar masyarakat mengetahui bahwa
Thalassaemia Mayor merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai.
Penyampaian cara pencegahan penyakit Thalassaemia adalah dengan diadakan
kampanye dalam tiga tahap, yaitu tahap conditioning, tahap informing, dan tahap
reminding dengan menggunakan media below the line dan above the line. Dalam
perancangan tersebut terdapat juga acara, yaitu seminar dan event dengan
mengundang duta Thalassaemia, yaitu Sherina Munaf agar lebih menarik perhatian
masyarakat. Kampanye dilakukan untuk mengajak target market agar memeriksakan
darahnya supaya diketahui apakah memiliki gen pembawa Thalassaemia. Dengan
adanya kampanye ini diharapkan masyarakat waspada dengan penyakit ini dan agar
penderita penyakit Thalassaemia Mayor berkurang.
5.2 Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan mengenai penanganan penyakit
keturunan, diantaranya adalah Thalassaemia Mayor. Lembaga terkait juga
sebaiknya lebih menjalankan perannya sebagai instansi yang peduli mengenai
penyakit ini dengan lebih giat mempublikasikan pencegahan penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Sayre, Shay. 2002. Campaign Planner for Promotion and IMC. California: Thomson
Learning-South Western.
Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.
Sadikin, Muhammad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.
Indonesia, Yayasan Thalassaemia. 2009. Thalassaemia Apakah itu? Mengapa
terjadi? Bagaimana mencegahnya? Jakarta : Yayasan Thalassaemia Indonesia.
http://www.inilah.com/berita_print.php?id25574
DAFTAR ISTILAH
Thalassaemia : sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari
ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang
membentuk hemoglobin (komponen darah).
Anemia : adanya penurunan sirkulasi jumlah sel darah merah. Anemia dapat terjadi
akibat produksi sel darah merah oleh sumsum tulang berkurang atau tingginya
penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi.
Haemoglobin : pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada
sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia
kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari
paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.
Gen globin : sepasang gen yang mengontrol pembentukan haemoglobin pada setiap
sel darah merah
Zat besi : suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi
kimia yang penting di dalam tubuh. Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin,
yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke
jaringan tubuh.
Limpa : organ yang berlokasi pada kwadran kiri bagian atas dari perut tepat dibawah