• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV Melalui Permainan Cerita Berantai di SD Negeri Brojol I Kecamaatan Miri Kabupaten Sragen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV Melalui Permainan Cerita Berantai di SD Negeri Brojol I Kecamaatan Miri Kabupaten Sragen."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan berbicara masih kurang efektif, hal ini mengakibatkan kemampuan berbicara siswa rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara disebabkan oleh penggunaan metode yang masih konvensional.

Selama ini pembelajaran berbicara yang dilaksanakan oleh guru di SD Negeri Brojol 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen menggunakan prosedur sebagai berikut: (1) siswa diminta untuk menyampaikan kembali bacaan yang sudah disampaikan guru; (2) siswa diminta menjawab pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan;

Menurut keterangan siswa, rendahnya kemampuan berbicara mereka disebabkan sulitnya mereka berkonsentrasi dan minimnya kosa kata yang mereka miliki. Selain itu juga metode mengajar guru yang masih bersifat konvensional, sehingga siswa merasa bosan dan tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran berbicara yang selalu dilakukan dengan cara yang sama yaitu guru membacakan, siswa mendengarkan, dan menjawab pertanyaan.

(2)

Apabila guru menggunakan metode yang menarik, maka siswa akan berminat mengikuti pembelajaran, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar, suasana kelas menyenangkan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Berbicara merupakan pengetahuan yang sangat fungsional dalam memahami seluk beluk berbicara. Manusia hidup selalu berkelompok mulai dari kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti organisasi sosial. Dalam kelompok itu mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya. Di mana ada kelompok baru manusia, di situ pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Dalam setiap masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.

Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai sarana, sedangkan komunikasi non verbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti warna, gambar, bunyi bel, dan sebagainya. Komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien, dan efektif.

Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya dialog dalam lingkungan keluarga, percakapan antara tetangga, percakapan antara pembeli dan penjual di pasar, dan sebagainya. Contoh lainnya : percakapan anggota keluarga; percakapan ibu dan anak; percakapan bertelepon, dan sebagainya

(3)

sedangkan interaksi tak langsung bersifat searah. Pembicara berusaha agar pendengar memahami atau menangkap makna apa yang disampaikannya. Komunikasi lisan dalam setiap contoh berlangsung dalam waktu, tempat, suasana yang tertentu pula. Sarana untuk menyampaikan sesuatu itu mempergunakan bahasa lisan.

Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memilih metode yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berbicaraya. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses dan hasil pembelajaran sehingga tercapai prestasi belajar siswa yang memuaskan. Untuk mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia yang bertolak dari masalah di atas maka guru dan peneliti sepakat untuk menerapkan permainan cerita berantai sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Dalam pembelajaran berbicara terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan seperti puzzle gambar, cerita masa kecilku, memburu jawaban, berbagi kata, menebak judul cerita, dan cerita berantai.

(4)

Teaching & Learning (CTL) dan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif & Menyenangkan (PAIKEM) yang dewasa ini sedang digalakkan. Melejitkan kemampuan berbahasa merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis setinggi – tingginya yang mungkin dapat diperoleh dalam pembelajaran. Sedangkan strategi permainan bahasa merupakan cara, langkah dan metode yang dipakai untuk mencapai ketrampilan yang diinginkan tersebut.

(5)

Salah satu permainan bahasa yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah permainan Cerita Berantai. Permainan Cerita Berantai merupakan suatu permainan dimana siswa menyambung cerita yang telah disampaikan guru secara kelompok. Cerita dimulai dari guru menceritakan sebuah kalimat, kemudian kelompok pertama melajutkan cerita dengan membuat satu kalimat secara lisan dan dilanjutkan kelompok berikutnya sampai kelompok yang terakhir. Setiap kelompok memiliki sekertaris yang bertugas untuk mencatat isi cerita dimana dari catatan tersebut nanti dibacakan cerita keseluruhan. Tugas guru adalah menilai apakah cerita yang dibacakan tadi sudah sesuai atau belum. Jika belum sesuai, ceritaan dapat diulang, dan jika sudah sesuai cerita dapat diganti dengan topik yang lain. Dengan menggunakan metode tersebut di atas maka dapat mengembangkan kemampuan berbicara siswa karena dengan permainan Cerita berantai siswa akan lebih aktif, kreatif dan konsentrasi terhadap apa yang akan mereka terima dan apa yang akan mereka sampaikan.

Permainan Cerita Berantai adalah permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek kebahasaan. Aspek-aspek bahasa yang dikembangkan dalam permainan Cerita Berantai antara lain berbicara/mendengar, berbicara, menulis, membaca. Permainan Cerita Berantai dapat dipergunakan dalam pembelajaran, karena sesuai dengan tingkat perkembangan anak SD yang masih cenderung senang bermain. Dengan strategi bermain siswa dapat belajar dengan senang, sehingga dapat berhasil secara maksimal.

(6)

melanjutkan cerita yang diceritakan teman kelompoknya. Setiap siswa harus bisa memceritakan kata dengan suara yang jelas agar tidak terjadi kesalahan ketika cerita sampai pada kelompok lain.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV Melalui Permainan Cerita Berantai Di Negeri Brojol 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah permainan Cerita Berantai dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Brojol 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen?

2. Apakah permainan Cerita Berantai dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Brojol 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

(7)

2. Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Brojol 1 Kecamatan MiriKabupaten Sragen dengan menggunakan permainan Cerita Berantai.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan permainan Cerita Berantai. 2. Praktis

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan kemampuan berbicara;

2) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi berbicara ysng diajarkan oleh guru.

b. Bagi Guru

1) Dapat menjadi contoh dalam mengajarkan berbicara;

2) Dapat menjadi bahan kajian untuk mengatasi berbagai masalah dalam mengajarkan berbicara;

3) Dapat menjadi masukan tentang cara mengajar yang tepat, agar siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

c. Bagi Peneliti

(8)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Salah satunya adalah internet, Internet merupakan sumber informasi yang penting bagi masyarakat di seluruh dunia, berbagai fungsi komunikasi dan penyebaran informasi dapat

This study is mainly to show the actual LLS students of junior high school apply in learning English, to find if there is a correlation between the LLS they apply

SINAR ABADI LAS dengan menggunakan Microsoft Access 2000 menyediakan fasilitas untuk menambah data baru dan menyimpannya, menghapus data lama serta mencari data yang diinginkan.

Since this study is intended to explore the most LLS the whole students and good language learners apply in learning English, the students’ strategic competence and attitude

Pancakarsa Bangun Reksa melakukan distribusi produk dengan cara distribusi langsung yakni produsen sendiri yang langsung memenuhi order dari konsumen ( owner pabrik)

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Klub Sepak Bola Persita dengan menggunakan Flash MX yang di dalamnya terdapat beberapa informasi

Meanwhile, the indicators of attitude toward learning English proposed by the 2004 English curriculum for junior high school include having control on his/her own