DAFTAR ISI
Cover Dalam I
Lembar Pengesahan II
Kata Pengantar III
Pernyataan orisinalitas Karya IV
Daftar Gambar 7
Daftar Tabel 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 9
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 11
1.3 Tujuan Perancangan 11
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 11
1.5 Skema Perancangan 13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pendidikan Anak Balita 14
2.2 Teori Book Desain 16
2.3 Teori Ilustrasi 22
2.4 Teori Warna 23
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Perusahaan atau Lembaga Terkait 25
3.1.1 Gramedia
3.1.2 Tinjauan Karya Sejenis
3.2 Data dan Fakta 26
3.2.1 Sapi
3.2.2 Manfaat Susu
3.3 Analisis Berdasarkan Data dan Fakta 27
3.3.1 Segmentasi, Targeting, Positioning
3.3.2 SWOT
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4.1 Konsep Komunikasi 34
4.2 Konsep Kreatif 34
4.3 Konsep Media 35
4.4 Hasil Karya 36
BAB V Kesimpulan 49
Daftar Pustaka 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.5.1 Skema Perancangan 13
Gambar 3.1.1 Logo Gramedia 25
Gambar 3.1.2.1 Buku “Serangga Seram”, Philip Ardagh dan Mike Gordon 26 Gambar 3.1.2.2 Buku “The Farm”, Tony Wolf 27
Gambar 3.2.3.1 Susu 28
Gambar 4.4.1. Buku Ilustrasi Fadil Farm Mengenal Sapi 36
Gambar 4.4.2. Buku Ilustrasi Fadil Farm Seri 37
Gambar 4.4.3. Buku Ilustrasi Fadil Farm mengenal Sapi hal 1 – 3 38 Gambar 4.4.4. Buku Ilustrasi Fadil Farm mengenal Sapi hal 4 – 7 39 Gambar 4.4.5. Buku Ilustrasi Fadil Farm mengenal Sapi hal 8 – 10 40 Gambar 4.4.6. Buku Ilustrasi Fadil Farm mengenal Sapi hal 11 – Resep 41 Gambar 4.4.7. Gimmick Buku Mewarnai, Balon, dan Tas Ransel 42
Gambar 4.4.8. Gimmick Tatak Makan dan Tatak Gelas 43
Gambar 4.4.9. Board Game dan Stiker 44
Gambar 4.4.10. Browser Game Edukasi 45
Gambar 4.4.11. Spelling card 46
DAFTAR TABEL
3.3.1.1Tabel Gambar Narasumber yang memiliki anak 31
3.3.1.2.Tabel Gambar Media pembelajaran yang sering dipakai 32
3.3.1.3.Tabel Gambar Metode Pengajaran 32
LAMPIRAN DATA QUISIONER
Angket data Tugas Akhir 2013
Umur: ………. Tahun Jenis Kelamin: ………. Pekerjaan: ……….
1. Apakah anda memiliki anak ? (y/n) Usia:
0 – 3 tahun 3 – 5 tahun 5 – 10 tahun >10 tahun
2. Menurut anda, media pembelajaran anak balita apa yang efektif ? Buku Interaktif, misalnya buku cerita, pop-up
Film edukasi
Software edukasi, misalnya mini game edukatif pada gadget Alat peraga, misalnya balok bentuk, kartu bergambar, dll Lainnya, ………
3. Manakah metode pembelajaran yang menurut anda efektif untuk balita? Metode Skolastik, dimana anak didikte dan teoritis
Fun and learning, dimana anak belajar sambil bermain 4. Anak – anak anda saat balita menerima sistem edukasi melalui?
Preschool Homeschooling LSM (Kumon, ELS, dll)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada jaman sekarang kebanyakan metode pendidikan pada beberapa sekolah
mulai mengacu pada sistem internasional ataupun multi bahasa dengan kata lain
setara dengan pendidikan di luar negeri, dimana salah satu programnya adalah anak
TK pun sudah mulai harus bisa calistung (baca tulis hitung) dengan baik. Sehingga
kerap kali ketika masa balita, orang tua sudah mulai memberikan edukasi baik di
rumah maupun Preschool. Umumnya pada usia balita anak sudah dapat belajar
berbagai macam hal seperti Mengenal benda/lingkungan sekitar, huruf, angka,
warna, dan perkembangan motorik. Dengan demikian, sesuai dengan perkembangan
anak balita maka pengajar dan orangtua dapat memberikan pengembangan dasar
yang meliputi bahasa, daya cipta, daya pikir, dan keterampilan. (disadur dari:
http://www.anneahira.com/pendidikan-anak-balita.htm)
Berbagai dilema akan dihadapi ketika seseorang akan berhadapan dengan
pendidikan anak – anak, apakah kita harus mendidik seorang anak secara skolastik
dan mendikte kepada balita, atau mendidik secara bergembira sambil bermain dan
bersosialisasi sehingga tidak membebani pikiran anak tersebut. Hal ini menjadi
sangat penting, karena pembelajaran balita akan menjadi basis dari pembelajaran dan
pertumbuhan anak ke depannya. Menurut Sudjarwo, Direktur Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) Ditjen PNFI Kemendiknas. Pada anak – anak di bawah lima tahun
sebaiknya jangan terlalu diburu – buru diajarkan calistung karena besar
kemungkinannya sang anak akan terkena “Mental Hectic” yang dapat menghambat
kecerdasan mental dan bahkan menjadi pemberontak. Berkaitan dengan ini,
pemerintah mengeluarkan SK Mendiknas No 58/2009 berkenaan dengan Standar
Pendidikan Anak Usia Dini agar para orangtua lebih cerdas dalam memilih metode
Selain pengembangan potensial, anak balita juga sudah harus diperkenalkan
pada lingkungan sekitarnya, dengan demikian anak akan lebih peduli lingkungan dan
mengetahui norma – norma yang ada, seperti jangan memburu hewan yang
dilindungi atau membuang sampah sembarangan. Hal seperti inilah yang dirasa
kurang pada edukasi balita dikarenakan lingkungan alam yang minimal dan
kehidupan kota yang membatasi interaksi dengan lingkungan alam, maka dalam
pengenalannya diperlukan media pembantu. Pada penerapannya banyak sekali
metode yang dapat digunakan dan sudah tersedia, dan kerap kali hal ini menuntut
para orang tua agar lebih jeli memilih media pembelajaran yang tepat untuk anaknya,
misalnya: buku ilustrasi, VCD / DVD, buku cerita fiksi / non-fiksi, dll. Sedangkan
ilmu pengetahuan alam seringkali didapat melalui film seperti Discovery Channel
atau kebun binatang, akan tetapi media pembelajaran seperti dari TV ataupun DVD
akan membuat sosialisasi anak berkurang termasuk aktivitas motorik, pembelajaran
lewat kebun binatang pun terbatas pada banyaknya jenis binatang yang ada dan
informasi yang kurang. Sehingga dibutuhkan media lain yang lebih mencakup.
Dari semua media pembelajaran tersebut, buku edukasi lebih banyak dipilih
dan digunakan karena lebih mudah digunakan dan dapat digunakan bersama baik
dengan orang tua, pengajar, maupun berbagi dengan sesama balita lainnya.
Pembelajaran melalui buku juga dinilai semakin baik untuk media pembelajaran
balita, hal ini dikarenakan oleh visualisasi yang lebih baik dan interaktif sehingga
pencapaian dalam pengembangan potensi balita tersebut dapat lebih maksimal.
Meskipun begitu pada kenyataannya ada beberapa hal yang dapat membuat buku
edukasi ini menjadi kurang efektif, misalnya: terlalu banyak info dan tulisan pada
keterangan gambar, pemilihan warna yang terlalu bergradasi sehingga menjadikan
konten sulit dimengerti oleh balita atau gambar–gambar yang terlalu banyak dalam
satu halaman.
Dengan demikian peranan Desain Komunikasi Visual disini, adalah bagaimana
menciptakan cara belajar menarik yang tidak membebani balita, menanamkan sifat
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menciptakan buku edukatif yang memperkenalkan
lingkungan alam bagi balita dengan efektif?
2. Bagaimana merancang buku edukatif yang baik secara informasi
dan visual supaya menarik bagi balita?
1.2.2. Ruang Lingkup
Batasan atau ruang lingkup yang dipakai adalah perancangan “Buku
Edukasi Berseri Fadil Farm” sebagai media penyampaian ilmu
pengetahuan kepada balita usia 3 – 5 tahun, di kota Bandung dengan
kategori golongan kelas B+ atau menengah ke atas.
1.3. Tujuan Perancangan
1. Merancang buku dengan ilustrasi yang lucu, berwarna, interaktif dan
memiliki unsur edukasi.
2. Merancang buku yang dapat menarik minat baca balita.
1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Riset Internet dalam hal ini menggunakan Google
2. Observasi lapang (pengolahan dan pengambilan data serta foto)
3. Buku dan majalah terkait, buku – buku illustrasi yang sejenis.
4. Wawancara dengan pihak terkait.
Pendidik pada ELS (Education & Learning Solution), Miss Elisa dimana beliau juga memiliki pengalaman sebagai guru TK dan juga
Orangtua yang memiliki anak dengan kisaran umur 5 tahun
1.5. Skema Perancangan
BAB V KESIMPULAN
Dengan berkembangnya pendidikan usia dini bagi balita, maka metode
pembelajaran yang efektif pun harus diciptakan sesuai dengan usia sang anak.
Belajar secara Fun and Learning adalah salah satu metode yang paling dianjurkan
untuk anak balita, agar kegiatan belajar mengajar tidak menjadi hambatan atau beban
bagi sang anak kedepannya.
Buku edukasi berbasis ilustrasi “Fadil Farm” ini mencakup sebagian besar
metode yang dapat digunakan untuk mengajari anak balita berinteraksi dan
mengembangkan potensi dasar mereka, karena memiliki beberapa kelebihan seperti :
Pengenalan terhadap lingkungan alam .
Memiliki game edukatif yang dapat mengembangkan potensi dasar.
Ilustrasi lucu yang sederhana namun menarik.
Warna cerah dan simple sehingga mudah diserap oleh balita.
Memiliki satu set alat tulis lengkap dengan tas untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, anak balita dapat tertarik untuk belajar tanpa ada rasa beban
atau keterpaksaan dalam menjalaninya. Mereka juga dapat mengembangkan
kemampuan dasar dalam segi informasi, visual, dan motorik dengan baik.
Balita juga dapat mengenal berbagai macam hal seputar dunia hewan
DAFTAR PUSTAKA
Desain Komunikasi Visual Terpadu, Yongky Safanayo, 2006:78
Nurhudda, 2011, Sapi Lokal Indonesia,
http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/06/sapi-lokal-indonesia.html, diakses
tanggal 6 Juni 2013.
Tiyo, 2011, Jenis dan Macam Ternak Sapi di Indonesia,
http://tyo-web.faa.im/jenis-dan-macam-ternak-sapi-di-indonesia.xhtml, diakses tanggal
6 Juni 2013.
Abrianto w.w, 2011, Asal Usul Sapi Perah di Indonesia
http://duniasapi.com/id/edufarming/1504-sapi-perah-di-indonesia.html,
diakses tanggal 6 Juni 2013.
Dennis, 2012, Serba Serbi Sapi,
http://agrindomutiara.blogspot.com/2012/10/seba-serbi-susu-sapi-seri-penanganan.html, diakses tanggal 6 Juni 2013.
Annehira.com Content Team, 2011,
http://www.anneahira.com/pendidikan-anak-balita.htm, diakses tanggal 6 Juni 2013.
2011,