• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Pop-up Sebagai Media Edukasi Tentang Pentingnya Menyayangi Hewan Untuk Anak Usia 2-4 Tahun. Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Buku Pop-up Sebagai Media Edukasi Tentang Pentingnya Menyayangi Hewan Untuk Anak Usia 2-4 Tahun. Artikel Ilmiah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Buku Pop-up Sebagai Media Edukasi Tentang Pentingnya Menyayangi

Hewan Untuk Anak Usia 2-4 Tahun

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Oleh :

Astri Tika Henryanti

NIM: 692014113

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Tekonologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Agustus 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

I. PENDAHULUAN

Tuhan menciptakan manusia dan hewan di bumi agar saling melengkapi, oleh karena itu, ketika kita hidup berdampingan dengan hewan seharusnya kita dapat menjaga dan menghormati makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Menurut Pasal 66 ayat (2) huruf c UU 18/2009 “Pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari rasa lapar dan haus, rasa sakit, penganiayaan dan penyalahgunaan, serta rasa takut dan tertekan”, tidak semua masyarakat memiliki pengetahuan tentang kebutuhan hewan peliharaan mereka, justru beberapa oknum tidak menjaga dengan baik makhluk ciptaan Tuhan khususnya hewan. Mereka justru menjadikan hewan sebagai “mainan” melalui tindakan kejam [1].

Diberitakan dalam Liputan6 tahun 2015 lalu, bahwa kasus kekerasan terhadap hewan kucing di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2014 lalu warga Sleman, Yogyakarta menembaki kucing-kucing dan kemudian memamerkan foto-foto pembantaiannya serta senapan yang digunakan untuk menembaki korbannya. Akibatnya, perbuatan orang tersebut menjadi perbincangan warganet sehingga publik membuat petisi online demi menyelamatkan satwa dilindungi di www.change,com yang kini sudah mencapai 5.300 dukungan, didalamnya banyak yang menyayangkan aksi brutalnya sehingga viral. Minggu 18 Oktober 2015, polisi memeriksa tersangka untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai perbuatanya [2].

Anak yang menyiksa binatang secara psikologi dapat memiliki kecenderungan menyakiti orang lain tanpa ada rasa simpati, sehingga dapat membuat anak apatis akibat gangguan dari kepribadiannya [3]. Mengajarkan anak usia 2-4 tahun tentang kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup dan tidak hanya pada manusia saja. Di dunia ada makhluk lain seperti hewan, sehingga lewat peran orang tua sangatlah penting memberikan pendidikan pada anak usia dini untuk menyayangi hewan.

Edukasi menyayangi hewan diajarkan dengan memberi pemahaman yang tepat seperti cara merawat dan bertanggung jawab saat memelihara hewan yang dapat diterima oleh anak usia 2-4 tahun. Anak usia 2-4 tahun merupakan masa anak-anak mulai berinteraksi dengan lingkungan mereka. Pengenalan edukasi pada anak usia dini peran orang tua sangat dibutuhkan, tidak hanya guru sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas pendidikan dan perkembangan anak, karena orang tua yang paling memahami dan mengetahui kebutuhan anaknya [4].

Akan tetapi, permasalahan yang ditemukan pada orang tua, adalah belum adanya kesadaran mengajarkan anak mereka untuk menyayangi hewan, sehingga diperlukan media khusus yang dapat membantu orang tua maupun guru dalam mendidik anak mengenai edukasi menyayangi hewan. Media dapat mendukung proses pembelajaran anak, pemahaman materi, serta peningkatan kualitas mengajar guru maupun orang tua. Media yang digunakan dengan baik oleh guru atau anak dapat mempengaruhi efektivitas program belajar mengajar [5].

Media yang biasa digunakan bagi anak adalah buku, karena buku mudah diakses oleh anak kapanpun dan

dimanapun. Buku lebih fleksibel digunakan dan diakses baik disekolahan maupun dirumah, selain itu tidak perlu menggunakan peralatan khusus sebagaimana media digital, yang mana belum tentu dimiliki oleh setiap target audience.

Buku memiliki beragam jenis dan bentuk. Salah satu jenisnya adalah buku pop-up. Kelebihan buku pop-up adalah mampu menyajikan visualisasi dengan bentuk-bentuk yang dibuat dengan melipat, bergerak dan muncul sehingga memberikan kejuatan dan kekaguman bagi anak saat membuka setiap halamannya [6].

Melihat dari potensi yang dimiliki buku pop-up maka buku

pop-up dapat digunakan sebagai media yang dapat

memberikan edukasi tentang menyayangi hewan, menjaga dan menghormati makhluk ciptaan Tuhan kepada anak usia 2-4 tahun di Salatiga. Dengan demikian, diharapkan anak mendapatkan pemahaman tentang bagaimana seharusnya mereka memperlakukan hewan di sekitar lingkungan mereka. Perancangan buku pop-up ini akan menggunakan teknik

Horizontal V, Floating Layers dan Scenery flats.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yoddie Y. I. Babuta tahun 2014 dengan judul Perancangan Buku

Pendidikan Karakter Toleransi dan Cinta Damai untuk Anak Usia 3-5 Tahun [7]. Penelitian ini membahas tentang

mengatasi masalah kekerasan yang semakin meningkat, maka diperlukan penanaman budi pekerti tentang nilai toleransi dan cinta damai khususnya untuk anak usia 3-5 tahun, mereka mengalami pertumbuhan yang amat pesat atau disebut juga

Golden Age. Cerita merupakan salah satu metode pendidikan

karakter klasik yang efektif untuk membantu anak untuk tetap fokus, buku cerita dapat digunakan oleh semua kalangan, selain itu dapat mendekatkan hubungan batin antara pencerita dengan anak. Maka dari itu dibutuhkan buku cerita pendidikan karakter toleransi dan cinta damai untuk anak usia dini yang melibatkan anak secara fisik dan emosi dengan menggunakan konsep Funimalia (Fun Animal of Indonesia) yang intinya adalah bercerita kepada anak tentang budi pekerti serta budaya asli Indonesia melalui cerita hewan yang lucu dan dengan cara menyenangkan. Penelitian pendidikan karakter bertujuan untuk menjadikan manusia menjadi individu yang lebih baik. Manfaat pendidikan karakter, adalah dapat mengurangi berbagai persoalan negatif yang menimpa bangsa. Mulai dari perilaku menyimpang, kekerasan, ketidak-jujuran, kriminalitas, hingga permasalahan korupsi, kolusi dan nepotisme. Hasil penelitian disimpulkan bahwa anak-anak usia dini merupakan sasaran yang tepat untuk menanamkan kepribadian karena pada masa ini anak-anak dalam masa

Golden Age dan belum banyak terpengaruh dari lingkungan

luar. Buku cerita merupakan media klasik sebagai sarana pembelajaran karakter yang menarik bagi anak-anak, merupakan salah satu cara yang tepat untuk menarik perhatian anak dalam memilih cerita.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan pengan penelitian yang sedang dilakukan. Persamaanya adalah penelitian tersebut sama-sama membahas tentang anak-anak usia dini merupakan sasaran yang tepat untuk menanamkan

(7)

kepribadian. Akan tetapi, penelitian terdahulu mengunakan metode penelitian yang digunakan berbeda dan topik penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Penelitian kedua dilakukan oleh Edho Bakhtawar Alresza Firzad tahun 2015 dengan judul Pembuatan Ilustrasi Buku

Pop-Up Sebagai Media Pengenalan Huruf dan Nama-Nama Binatang Pada Anak Usia Dini [8]. Penelitian ini membahas

tentang penggunaan gambar ilustrasi binatang yang di ilustrasikan dalam bentuk pop-up menjadi salah satu alternatif media pengenalan huruf dan nama-nama binatang bagi anak usia dini. Dalam bentuk pop-up yang lebih interaktif sehingga anak-anak dapat tergugah rasa ingin tahunya serta lebih tertarik sehingga lebih mudah untuk diarahkan mengenal huruf lewat ilustrasi binatang yang ditampilkan. Pada dasarnya pop-up memiliki banyak keunggulan antara lain memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik, merangsang kreatifitas dan imajinasi anak, selain itu ilustrasi dalam bentuk pop-up lebih interaktif.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan pengan penelitian yang sedang dilakukan. Persamaanya terletak pada media yang akan digunakan yaitu pop-up. Akan tetapi, penelitian terdahulu mengunakan topik penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Albert Jesse tahun 2016 dengan judul Perancangan Buku Cerita Interaktif untuk

Menimbulkan Minat Baca Anak Usia 4-6 Tahun [9], Penelitian

ini membahas tentang buku interaktif rencanakan berisikan cerita dongeng rakyat yang penuh dengan fantasi yang menarik menjadi bahan bacaan untuk anak dan gambaran yang menarik. Buku interaktif ini akan memiliki gambar yang dapat berubah dengan menarik atau mendorong slip dan beberapa kata sederhana berisikan nama karakter dan gambarnya untuk mendorong anak usia 4 tahun dalam membaca, kemudian kosakata yang sederhana dan cerita yang menarik untuk anak usia 4-6 tahun sehingga buku interaktif ini dapat dibaca berulang kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak anak-anak menjadi suka dalam membaca tidak hanya sekedar melihat gambar yang menarik, tapi juga memberikan ajaran mengenai nama-nama karakter dalam cerita dan cerita yang menarik. Jadi dengan demikian anak tidak akan merasa jenuh dalam buku yang hanya sekedar pembelajaran saja tapi dengan cerita imajinatif yang seru dan memberikan nilai moral sebagai nilai tambah kepada anak.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Persamaanya adalah penelitian tersebut sama-sama membahas tentang buku yang menarik minat baca pada anak-anak, proses pengumpulan data yakni sebagai responden guru, anak usia dini mengunakan kegiatan observasi dan wawancara untuk proses pengumpulan data. Adapun perbedaan dari penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukanberupa, hasil jadi yang berbeda dan penelitian terdahulu mengunakan topik penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, media buku dapat membantu meningkatkan pemahaman anak. Buku

pop-up sebagai media edukasi menyayangi hewan tentunya dapat

memotivasi anak-anak untuk mempelajari isi buku pop-up

yang akan dibuat, selain itu anak akan mudah memahami isi dari informasi tersebut. Saat orang tua membacakan buku

pop-up dapat membuat adanya interaksi dan pendekatan dari orang

tua kepada anaknya karena buku pop-up perlu adanya pendamping dari orang tua. Pendamping juga diperlukan untuk membacakannya sambil berhadapan, berbaring atau pun duduk sambil dipangku serta menjelaskan hal-hal yang mungkin kurang dimengerti bagai anak.

Karakter chibi adalah penggambaran proporsi tubuh yang bersifat bebas, biasa digunakan dalam penggambaran kaki lebih panjang atau lebih pendek sehingga kita bisa membuat karakter sevariatif mungkin. Pengambaran karakter chibi dengan proporsi anak-anak membawa kesan sederhana, imut dan lucu [10].

B. Landasan Teori

Media Edukasi

Media edukasi memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media edukasi mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran. Media edukasi atau pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa, penggunaan media edukasi pada tahap pembelajaran akan sangat membantu keefektifan demi tercapainya tujuan pendidikan [11].

Buku Pop-up

Pop-up pertama diterbitkan untuk pembuatan buku

anak-anak di pertengahan abad kesembilan belas. Teknik buku

Pop-up yang akan digunakan, antara lain [12];

Horizontal V, teknik ini biasanya apabila dibuka dan

ditutup dapat kembali berbentuk benda yang komplek, serta memiliki tampilan 3D.

Floating Layers, yaitu bentuk tampilan yang

mempunyai susunan bertingkat atau mempunyai dudukan agar lebih terlihat tinggi.

Scenery flats, yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari

potongan-potongan pop-up yang disusun dngan teknik 90 derajat, sehingga dapat membuat efek

multi-layers.

Media buku pop-up mempunyai kelebihan dapat menvisualisasikan cerita menjadi lebih baik, tampilan gambar yang memiliki dimensi dan dapat bergerak saat dibuka, sehingga dapat menarik anak untuk menggunakan media buku

pop-up [12].

Psikologi Anak Usia 2-4 Tahun

Setiap anak mampu mempelajari apa pun secara lebih cepat sekitar 5 sampai 20 kali lebih cepat, bahkan 10 sampai 100 kali lebih efektif, dengan metode yang sederhana, mudah dipelajari, menyenangkan dan logis. Pembelajaran yang tepat merupakan usaha sadar yang dilakukan secara terencana sehingga anak dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

(8)

Belajar sambil bermain dengan strategi media yang menarik dapat menarik minat dan membangkitkan rasa ingin tahu bagi anak usia dini [13].

Usia dini disebut sebagai usia emas, masa tersebut merupakan masa kritis, dimana anak membutuhkan rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Pentingnya landasan yang kuat pada anak usia dini untuk perkembangan pada masa-masa berikutnya agar terhindar dari ganguan kepribadian, bahwa gangguan-gangguan yang dialami pada masa dewasa dapat ditelusuri penyebabnya dengan melihat kehidupan pada masa kanak-kanaknya [14].

Psikologi Anak Penyiksa Hewan

Kepala Bagian Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Dinastuti, di Jakarta mengatakan bahwa, perilaku anak saat berusia dini sangat memengaruhi kepribadian seseorang saat dewasa. Ketika anak gemar melakukan kekerasan, berlaku kasar saat tak tercapai, itu adalah sebagian gejala perilaku gangguan kepribadian dissosial atau psikopat. Gangguan kepribadian dissosial penderita tak peduli dengan aturan atau kewajiban sosial. Mereka juga mudah frustrasi, gampang melakukan kekerasan, tak punya rasa bersalah, bahkan dari hukuman. Akibatnya, mereka bisa melakukan hal kejam berulang-ulang. Meski gejalanya muncul sejak kanak-kanak, diagnosis gangguan itu baru bisa ditegakkan saat seseorang telah berusia 18 tahun ”Pola asuh yang salah bisa menimbulkan gangguan kepribadian dissosial atau psikopat,” kata Nalini. Masyarakat awam sering menyebut psikopat sebagai orang gila [15]. Pentingnya mengenalkan hewan pada anak usia 2-4 tahun

Edukasi meyayangi hewan sudah ada dalam kurikulum anak usia dini 2-4 tahun yang mengatakan “belajar menyayangi dan mengharagai mahluk sesama ciptaan Tuhan sebagai medianya yaitu hewan”. Dikatakan oleh Guru Kelompok Bermain Arum Widuri, S.Pd yang mengatakan sebagai penyampai media informasi kepada muridnya yang berusia 2-4 tahun bisanya menggunakan media gambar kartun atau buku cerita agar anak dapat lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan, materi tersebut berisi tentang memberikan makan, minum dan tempat tinggal yang layak bagi hewan.

III. METODE PENELITIAN

Metode yang akan digunakan dalam perancangan ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan sumber data atas peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial dengan mengunakan teknik wawancara secara purposive pada guru KB bernama Niken Widyastuti S,Pd dan mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam dengan fokus permasalahan mengenai pembelajaran sayang pada hewan, pop-up, gaya gambar yang cocok untuk disajikan kepada anak usia 2-4 tahun.

Sedangkan metode deskriptif data yang diperoleh seperti hasil dengan mengunakan teknik wawancara secara snowball, pengamatan, serta analisis dokumen. Hasil analisis berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti pada orangtua serta anak usia 2-4 tahun. Analisis data yang dilakukan bersifat

induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan [16]. Tujuan dari penelitian adalah membuat buku pop-up sebagai media edukasi tentang pentingnya menyayangi hewan untuk anak usia 2-4 tahun. Data yang dicari berhubungan dengan pembelajaran anak terhadap hewan yang dapat dipahami oleh anak usia 2-4 tahun.

Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai guru KB, dokter psikolog anak, target utama, target pendukung dan mengkaji buku serta penelitian yang sudah ada. Data yang dicari merupakan data mengenai edukasi menyayangi hewan, buku pop-up dan style yang cocok untuk disajikan kepada anak usia 2-4 tahun.

C. Strategi Penelitian

Dalam strategi perancangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cyclic strategy biasa disebut dengan strategi berputar. Suatu tahap dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan dan pada strategi ini ada kalanya dua atau lebih tahap perlu diulang kembali, untuk pengulangan tersebut lazim disebut loop [17].Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gbr 1.

Gbr. 1 Tahap penelitian

Tahap pertama merupakan pengumpulan data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi secara langsung.

Purposive secara wawancara yaitu menentukan sumber data

atau orang dalam bidangnya yaitu guru KB (Kelompok Bermaian) dan psikologi anak serta adanya pertimbangan tertentu, wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui kedekatan, dampak, interaksi hewan pada anak di lingkungan dalam maupun sekitar KB dan sumber data yang didapat kepada guru KB bernama Ibu Niken Widyastuti S,Pd sebagai

Tahap 1 Pengumpulan data Tahap 2 Pengolahan data Tahap 3 Perancangan Tahap 4 Evaluasi Tahap 6 Kesimpulan Tahap 5 Pengujian

(9)

guru KB yang mendalami tentang pendidikan dan Ibu Mira Ayu Putri Perdana M.Psi. Ibu Niken Widyastuti S,Pd mengatakan, pengalaman bercerita menggunakan buku pop-up mendapatkan lebih perhatian dari murid-muridnya bila dibandingkan menggunakan buku bergambar, bahkan murid-muridnya saling berebut melihat dan membaca buku pop-up tersebut. Adanya pergerakan, efek 3D dalam buku pop-up sangat menarik perhatian muridnya yang berusia 2-4 tahun, sehingga buku pop-up memiliki daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Data yang diperoleh bahwa buku pop-up dapat menjadi media yang baik untuk anak usia 2-4 tahun karena adanya efek 3D dan menarik minat anak untuk mempelajari isi dalam buku pop-up tersebut, sedangkan Mira Ayu Putri Perdana M.Psi beranggapan pentingnya edukasi menyayangi hewan mengingat bahwa adanya dampak buruk ketika anak tidak diberikan pembelajaran tentang menyayangi hewan sejak usia dini.

Data berikutnya diperoleh dari hasil pencarian data secara

snowball yang dapat dilakukan melalui pengamatan secara

langsung atau wawancara. Snowball adalah cara pencarian data yang dilakukan secara terus menerus, sehingga data tersebut cukup dan layak untuk dijadikan dasar penelitian. Dalam penelitian ini pencarian data salah satunya dilakukan dengan pengamatan secara acak di 15 KB di Salatiga. Pengamatan ini bertujuan tentang bagaimana respon anak terhadap warna dan selera visual. Saat anak-anak diperlihatkan beberapa gambar karakter dan warna yang berbeda, contoh:

Gbr. 2 Pemilihan dan pewarnaan gambar

Mereka disuruh untuk memilih gambar karakter yang akan mereka warnai dan warna yang mereka pilih, setelah anak-anak selesai memilih dan mewarnai dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak-anak menyukai gambar chibi dan warna yang cerah atau warna dasar.

Data berikutnya diperoleh dengan wawancara kepada ibu-ibu yang berumur 25-35 tahun dan mempunyai anak berusia 2-4 tahun, isi wawancara salah satunya bertanyakan “bagaimana menurut ibu tentang anak ibu yang sedang kebetulan memukul hewan tanpa sebab?” dan hasil dari wawancara menyatakan bahwa 6 dari 10 orang tua beranggapan bahwa mereka beralasan, bahwa ketika anak memukul hewan itu masih hal yang bisa dimaklumi karena faktor usia mereka. Hal tersebut menjadi suatu kesimpulan karena jawaban yang para orangtua berikan, yaitu: “tidak apa-apa namanya juga anak kecil.” Wawancara tersebut mengenai informasi yang berhubungan dengan pentingnya menyayangi hewan.

Tahap kedua merupakan tahap analisis data yang dilakukan berdasarkan data-data yang telah didapat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode SWOT dengan tujuan untuk menemukan konsep yang sesuai dengan perancangan. Berikut analisa SWOT:

S (strength) : Kekuatan dari edukasi menyayangi hewan adalah agar dapat hidup sejahtera, saling berdampingan dengan hewan dan dapat menjaga dan menghormati makhluk ciptaan Tuhan lainnya.

W (weakness) : Kelemahan dari edukasi menyayangi hewan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan informasi mengenai edukasi menyayangi hewan itu sendiri. Karena melihat dampak negatif yang didapat ini akan terlihat dan memuncak saat usia yang sudah cukup dewasa.

O (opportunity) : Peluang dari edukasi menyayangi hewan adalah adanya banyaknya sumber yang dapat memberikan informasi terkait permasalahan tersebut.

T (threat) : Ancaman dari edukasi menyayangi hewan adalah masih banyaknya masyarakat yang kurang peduli pada edukasi tersebut yang khususnya pada hewan.

Analisis SWOT untuk menganalisis buku pop-up yang akan dibuat, meliputi:

S (strength) : Kekuatan dari buku pop-up adalah memadukan tulisan, gambar dengan teknik 3 demensi sehingga dapat menarik target audien yang merupakan anak usia 2-4 tahun.

W (weakness) : Kelemahan dari buku pop-up adalah dimensi dan volume yang besar sehingga harus adanya bantuan orang tua saat memegangnya.

O (opportunity) : Peluang dari buku pop-up adalah buku pop-up mampu memberikan informasi baru tentang cerita menyayangi hewan dalam buku pop-up serta adanya pengalaman baru seperti gambar yang timbul dalam pengunaanya, target audien yang dituju masih jarang mendengarkan cerita tentang menyayangi hewan dan target pendukung yang tertarik membelikan anaknya buku pop-up yang mampu memberikan informasi baru untuk anak.

T (threat) : Ancaman buku pop-up yang terbuat dari bahan dasar kertas mudah robek, mengingat targetnya adalah anak-anak yang punya rasa ingin tahu yang tinggi, diperkirakan buku mudah rusak.

Desain buku disesuaikan dengan target audien yaitu anak usia 2-4 melalui peranan orang tua sebagai target pembaca kedua. Target pembaca kedua dikhususkan untuk ibu-ibu berusia 25-35 tahun dari kalangan menengah dan tinggal di

(10)

wilayah kota. Buku pop-up dirancang dengan menggunakan gambar yang dapat menarik perhatian anak-anak. Berdasarkan hasil pengolahan data, buku pop-up yang baik untuk anak usia 2-4 tahun, yaitu dari aspek gambar menyajikan tampilan visual yang mudah dipahami dari garis yang tebal agar anak dapat membedakan setiap karakter atau benda-benda lainya dan dari ilustrasi dan cerita dapat menjelaskan materi yang disampaikan. Keterbatasan daya visual anak usia 2-4 tahun mendasari penggunaan ilustrasi berwarna yang lebih sederhana. Sedangkan dari bahasa, menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar dapat menjelaskan materi yang akan disampaikan melalui buku pop-up. Cerita diambil dari kehidupan sehari-hari agar mudah dipahami oleh anak usia 2-4 tahun.

Tahap tiga merupakan tahap perancangan media yaitu buku pop-up. Dalam penelitian ini terdapat tahap-tahap yang digunakan dalam merancang desain buku pop-up, tahap perancangan dapat dilihat pada gbr 3.

Gbr. 3 Tahap perancangan

Langkah pertama perancangan adalah ide atau konsep, menentukan konsep verbal, konsep ilustrasi dan konsep pewarnaan dengan penyesuaian dengan target.

Tone & Manner

Suasana yang ingin ditampilkan adalah ceria dan senang karena perancangan tersebut bertargetkan anak-anak, jadi diharapkan nantinya anak-anak dapat memahami isi cerita tersebut dikarenakan konsep cerita yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis cerita yang dipilih berdasarkan minat anak adalah rekaan realistas. Bahasa yang digunakan dalam cerita adalah Bahasa Indonesia informal dalam kosakata yang baku agar masih terlihat santai. Sudut pandang pembaca sebagai tokoh utama atau sudut pandang orang pertama dalam buku pop-up.

Konsep Verbal

● Ide utama : Bersahabat dengan hewan.

● Pesan utama : Mengajarkan tentang pentingnya menyayangi hewan sebagai sesama ciptaan Tuhan. ● Seting cerita : berada di dalam rumah dan di lingkungan

luar rumah.

● Sinopsis : Ani adalah seorang murid Paud yang keseharianya diantar oleh ibunya menuju kesekolah. Saat ani berangkat ke sekolah, Ani melihat kucing kecil yang berada dibawah pohon dekat rumahnya.

Setelah pulang sekolah, Ani membawakan makanan dan kardus, Ani melihat beberapa anak sedang menggangu kucing itu. Ibu Ani yang melihatnya bergegas mendatangi dan menasehati anak-anak tersebut. Setelah

anak-anak itu pergi Ani menaruh makanan dan kardus untuk kucing itu.

Saat Ani pergi meninggalkan kucing itu, hujan turun dan Ani teringat pada kucing itu. Hujan mereda Ani dan ibunya bergegas menghampiri kucing itu, dan ternyata benar kardus itu sudah hancur. Ani memohon pada ibunya untuk membawanya kerumah dan berjanji akan merawatnya, melihat hal itu ibu Ani memperbolehkannya.

Semenjak saat itu Ani selalu bermain dengan si Kucing, Ani sangat menyayangi si Kucing, setiap hari Ani memberinya makan, si Kucing juga terlihat sangat manja pada Ani.

Konsep Ilistrasi

Konsep ilustrasi yaitu penggunaan ilustrasi dengan line atau garis yang tegas. Setelah konsep sudah terbentuk dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu gaya gambar chibi untuk menarik minat target.

Perancangan Karakter

Desain sketsa karakter akan dilakukan secara manual, sketsa yang dibuat masih dalam gambaran kasaran dan ringan, atau ilustrasi yang belum selesai. Sketsa yang dibuat berdasarkan ide, konsep, dan data yang telah didapat dari pengumpulan data seperti menggunakan pakaian yang menegaskan identitas mereka. Ani yang memakai seragam sekolahnya, ibunya sebagai ibu rumah tangga dengan gaya chibi. Setelah pembuatan sketsa alternatif, terpilihlah satu disetiap karakter. Ada lima karakter yang dipakai dalam cerita, yaitu terdiri dari Ani, Ibu Ani, Vina, Vino dan si Kucing. Berikut sketsa karakter yang terpilih pada gbr 4.

Gbr. 4 Sketsa karakter terpilih

Ani adalah sebagai karakter utama, Ani merupakan seorang anak perempuan berumur 4 tahun. Ani mempunyai sifat ramah, baik hati, pintar dan penyayang, pemilihan nama Ani agar anak mudah menghafal. Ibu Ani berperan membantu anaknya untuk melakukan sesuatu dan dapat memperdekat hubungan, Ibu Ani mempunyai sifat sabar, pengertian dan lembut. Vina dan Vino merupakan nakal sebagai karakter pendukung dan Si Kucing sebagai objek dalam cerita yang nantinya akan berteman dengan Ani sebagai karakter utama dalam cerita.

Pewarnaan Karakter

Setelah pemilihan karakter dilakukan pewarnaan. Pewarnaan tersebut dapat membuat karakter menjadi

seolah-konsep sketsa dummy produks i

Hasil jadi

(11)

olah hidup. Warna yang digunakan dalam pembuatan pop-up adalah warna-warna yang ceria dan dapat menarik perhatian anak-anak serta pewarnaan yang sesuai dengan data yang telah didapat, semisal warna merah menyala, kuning yang terang. Berikut ini adalah pemilihan warna pada setiap karakter yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang, diambil dari buku Design In Dress oleh Marian L. David:

Gbr. 5 Pewarnaan tiap karakter

Pewarnaan pada setiap karakter menggunakan warna yang mempunyai satu warna khas seperti warna coklat yang digunakan pada karakter si Kucing, yang berarti hangat, tenang, bersahabat, alami dan kebersamaan. Warna merah pada karakter Ani dapat melambangkan, cinta, kekuatan, kegembiraan, keberanian dan warna kuning, yang berarti cerah, bijaksana, dan bahagia. Warna orange pada Ibu Ani dapat melambangkan, kekuatan, penghormatan, kekuatan dan terbuka. Warna ungu pada vina anak nakal dapat melambangkan, misteri, intoversi dan penindasan dan yang terakhir warna biru pada karakter vino anak nakal mempunyai arti sikap acuh, pasif dan dingin.

Penggunaan Tipografi

Tipografi yang digunakan dalam buku pop-up menyesuaikan dengan target audien maka tipografi yang digunakan adalah yang dapat memiliki kesan ceria dan tidak kaku seperti jenis karakter sans serif, yaitu : DFPOP1-W9,

Font tersebut digunakan untuk judul buku pada cover dalam

buku pop-up yang memiliki kesan karakter tegas, formal namun tidak kaku.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890.,?!-@&

Gbr. 6 Font DFPOP1-W9

Maiandra GD, Font tersebut digunakan untuk penulisan cerita dalam buku pop-up, bentuknya yang terkesan sederhana, santai, menyerupai lingkaran sehingga tidak mudah melelahkan mata saat dibaca.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890.,?!-@&

Gbr. 7 Font Maiandra GD

Matrial, Struktur dan Finishing

a. Material

 Pada bagian kaver mengunakan kertas ivory 230grm dan yellowboard 600grm pada bagian dalam kaver.

 Kertas konten untuk isi buku mengunakan kertas ivory 230gr.

b. Struktur

 Besar buku

 Buku terdiri dari 19 halaman

Halaman pop-up terdiri dari 18 halaman

Halaman tanpa pop-up 1 c. Finishing

Menggunakan teknik jilid hard kaver pada bagian kaver

Laminasi glowsi pada bagian kaver

Konten Buku Pop-up

Buku dibuat berukuran 15cm x 23cm x 5cm atau A5, halaman yang ada pada buku berisi 19 halaman, material yang dipakai kertas ivory 230gr. Pada hasil akhir atau finishing buku akan menggunakan teknik jilid hard kaver yang dilaminasi glossy.

Gbr. 8 storyboard buku pop-up

Sesuai dengan data yang didapat, buku ini berisikan materi seputar pembelajaran sayang hewan kepada anak yang berisi antara lain, memberikan makan pada hewan, bersikap baik pada hewan, memberikanya tempat yang layak pada hewan, mengajarkan kasih sayang kesesama mahluk Tuhan.

IV. HASIL &PEMBHASAN

Desain Buku Pop-up

Gaya desain yang digunakan adalah gaya desain minimalis dan ceria. Gaya minimalis dipilih agar dapat lebih terfokus pada pesan utama yang disampaikan. Sedangkan kesan ceria yang dimaksud adalah pemilihan warna yang cerah dan berwarna-warnin agar dapat lebih menarik perhatian.

Kaver depan, Punggung & Belakang

Kaver buku dibuat berukuran 17cm x 23cm, pada sampul depan akan diberi gambar tokoh utama Ani dan Si Kucing yang sedang bermain dan terlihat bahagia bersama kucing pus, karena diharapkan dengan menampilkan ilustrasi karakter utama Ani, Pus dan beberapa ilustrasi lainya yang familiar

(12)

atau biasa dilihat oleh anak-anak, pembaca dapat mudah lebih tertarik dan menjadi penasaran dengan isi buku. Berikut kaver depan, punggung dan belakang buku pop-up:

Gbr. 9 Perwarnan Digital Kaver, Pungung & Belakang Buku

Judul pada buku adalah “AKU SAYANG SAHABATKU” agar bisa terfokus ke pesan utama yaitu menyayangi hewan. Pada punggung kaver terdapat judul dan nama penulis. Untuk kaver belakang terdapat sipnosis cerita dalam buku serta pohon asal mula si Kucing ditemukan.

Isi Buku Pop-up

Penyajian materi juga dilakukan lewat teknik pop-up

Horizontal V pada halaman 1-17, Floating Layers pada

halaman 1-13 dan 15-17 serta teknik Scenery flats apa pada halaman 11. Teknik yang digunakan nampak sederhana dan menarik karena mampu menghadirkan kesan kejutan kepada pembaca. Konsep pop-up dipilih karena anak-anak sangat menyukai kesan kejutan yang dapat dihadirkan, sehingga konsep ini dapat menjadi salah satu cara menarik perhatian anak dalam pembelajaran, berikut beberapa pengaplikasian teknik pop-up yang terdapat dalam buku.

Gbr. 10 hasil jadi isi buku pop-up

Pada bagian awal cerita tokoh utama Ani ingin mendekati dan membelai si Kucing namun Ani harus segera berangkat sekolah. Pada bagian ini Ani mengajarkan kesan yang baik mau mendatangi seekor kucing tanpa menggangunya terlebih dahulu, yang dapat kita pelajari kita peduli terhadap lingkungan sekitar.

Gbr. 11 hasil jadi isi buku pop-up

Halaman ke 5 Ani berniat untuk membawakan makanan dan melihat beberapa anak nakal, Ani sempat mendengarkan ibunya menashati beberapa anak nakal jika

yang dilakukan oleh anak nakal tersebut tidak baik dan Ani masih berusaha memberikan makanan pada si Kucing, lewat perkataan Ibu ani, pesan yang disampaikan cukup jelas “bahwa mahluk hidup lain atau hewan juga bisa merasa sakit”

Gbr. 12 hasil jadi isi buku pop-up

Pada bagian menceritakan Ani yang senang si Kucing memakan dan menempati kardus yang dibawakan, saat pulang namun hujan turun Ani yang disitu memfikirkan si Kucing dan mendatanginya. Bagian ini mempunyai materi yaitu kita harus dapat peduli.

Gbr. 13 hasil jadi isi buku pop-up

Pada bagian ini kiat dapat belajar lewat Ani diberikan kepercayaan oleh ibunya, tanggung jawab terhadap apa yang Ani pilih atau yang Ani jalankan.

Gbr. 14 hasil jadi isi buku pop-up

Untuk bagain akhir, ditegaskan atau adanya pesan moral atau ajakan yang disampaikan seperti “teman-teman sayangilah sesama mahkluk ciptaan Tuhan”

D. Evaluasi Ahli

Hasil perancangan dummy buku diujikan ke beberapa ahli untuk dievaluasi sesuai bidang ilmu yang berkenaan dengan buku pop-up yang dibuat. Evaluasi pertama diujikan kepada desainer grafis dan ilutrasi, Ibu Asa Laily F Huda. Materi yang dievaluasikan berkaitan dengan kesesuaian ilustrasi dengan alur cerita dan kesesuaian aspek desain lainya seperti pemilihan warna, tipografi dan layout. Hasil evaluasi yang didapatkan bahwa sebagian besar gambar ilustrasi sudah sesuai cerita, akan tetapi, ada beberapa ilustrasi yang harus dibuat lebih menonjol supaya pesan yang disampaikan lebih terlihat jelas, serta adanya masukan untuk penulisan tipografi pada judul untuk dibuat lebih besar dan pada pemilihan warna sudah cukup menarik.

Evaluasi kedua diujikan kepada Ibu Mira Ayu Putri Perdana M.Psi. selaku psikolog anak RSUD untuk mengetahui ketepatan informasi dan konten buku. Hasil evaluasi buku

pop-up sesuai untuk anak usia 2-4 tahun dan buku pop-up

merupakan media yang efektif untuk anak usia 2-4 tahun. Evaluasi kedua diujikan kepada Bapak Moses Kurniawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen PGPAUD UKSW, materi yang akan dievaluasikan yaitu aspek pemaparan materi dan aspek bahasa.

(13)

Hasil evaluasi yang didapatkan bahwa buku pop-up sudah sesuai dan dapat digunakan sebagai pembelajaran serta adanya aspek pengembangan nilai pedagogis pada media buku pop-up dan aspek bahasa, cerita, dan gambar-gambar yang ada sangat familiar yang dinilai relevan dengan kondisi konteks kehidupan anak

E. Pengujian

Pengujian dilakukan secara langsung kepada target

audience dengan mengevaluasi buku pop-up ke 23 murid dan

guru di Paud KB Syaamila Kids, sekolah yang sudah terakreditasi A di Salatiga. Dari wawancara dengan murid dan guru diperoleh hasil bahwa buku pop-up yang disajikan sudah menarik dan informasi yang disajikan dapat tersampaikan dengan baik kepada target audience. Sebagian besar target

audience sangat antusias saat pembelajaran dengan buku pop-up. Pengujian dengan orang tua murid memperoleh hasil

bahwa tampilan gambar dan teknik pop-up menarik, buku

pop-up yang disajikan mampu memberikan pengalaman baru

bagi anak-anaknya. Melihat perancangan hasil perancangan buku pop-up para orang tua mengatakan bahwa mereka berminat untuk memebelikan buku pop-up anaknya sebagai media pembelajaran.

V. KESIMPULAN & SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa buku pop-up yang berjudul “Aku Sayang Sahabatku” sudah layak sebagai media edukasi mengenai menyayangi hewan, dan dapat menjadi media yang menarik untuk anak usia 2-4 tahun.

Saran yang didapatkan dari penelitian ini adalah diharapkan dapat dikembangkan buku pop-up tentang menyayangi hewan-hewan lainnya yang mampu digunakan sebagai media pembelajaran dini.

(14)

REFERENCES

[1] Mahardini, Nuke, Kinanti, 2017, makalah kekejman manusia pada

hewan, http://cewekbanget.grid.id/News-And-Entertainment/Hewan- Diberi-Alkohol-7-Tindakan-Kejam-Manusia-Terhadap-Hewan-Lainnya-Jangan-Ditiru. Diakses tanggal 14 desember 2017.

[2] Yulee, Yulia, 2015, berita pembantaian hewan kucing,

http://citizen6.liputan6.com/read/2343998/pembantaian-kucing-hutan-dua-mahasiswa-banjir-kecaman-di-socmed. Diakses tanggal 14 desember 2017.

[3] Astari, Gadis, Rima, 2017, makalah tentang pesikologi anak penyiksa hewan, https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/suka-menyiksa-hewan-anda-mungkin-memiliki-kecenderungan-psikopat/. Diakses tanggal 14 desember 2017.

[4] Ernajaya. (2014). 25 Februari. Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak

Usia Dini. Bangka Pos.

http://bangka.tribunnews.com/2014/

02/25/peran-orangtua-dalampendidikan-anak-usia-dini. Diakses tanggal 23 juni 2018.

[5] Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA press.

[6] Khoirotun, Anisah, Fianto, Dkk., 2014Perancangan Buku Pop-Up

Museum Sangiran Sebagai Media Pembelajaran Tentang Peninggalan Sejarah,

http://jurnal.stikom.edu/index.php/ArtNouveau/article/view/385. Diakses tanggal 4 januari 2019.

[7] Yoddie, Wahyurini, Octaviyanti Dwi, Babuta, dkk., 2014, Jurnal Sains dan Seni ITS, https://www.neliti.com/publications/15394/perancangan-buku-pendidikan-karakter-toleransi-dan-cinta-damai-untuk-anak-usia-3. Diakses tanggal 6 januari 2018.

[8] Edho, Firzad, Bakhtawar Alresza, 2015, unnes, Pembuatan Ilustrasi

Buku Pop-Up Sebagai Media Pengenalan Huruf dan Nama-Nama Binatang Pada Anak Usia Dini,

http://lib.unnes.ac.id/21740/1/2411410070-S.pdf. Diakses tanggal 6 januari 2018.

[9] Jesse,Albert, Bramantya, Bramantya, dkk., 2015, dkvpetra,

Perancangan Buku Cerita Interaktif untuk Menimbulkan Minat Baca

Anak Usia 4-6 Tahun,

http://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/3171. Diakses tanggal 6 januari 2018.

[10] Hamka, Fahmi, 2015, Mudah Menggambar Karakter Chibi, Manga dan

Realis, Jakarta: Trasmedia Pustaka.

[11] Jakson, Paul, 1993, The pop-up Book, New York: Henry Holt and

Company , LLC.

[12] Khoirotun, Anisah Fianto, Achmad, Yanu Alif, dkk., 2014, stikom,

Perancangan Buku Pop-Up Museum Sangiran Sebagai Media Pembelajaran Tentang Peninggalan Sejarah,

http://jurnal.stikom.edu/index.php/ArtNouveau/article/view/385. Diakses tanggal 4 januari 2019.

[13] Indrijati, Herdina, 2016, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenata Media Group.

[14] Pratisti, Dinar, Wiwien, 2008, Psikologi Anak Usia Dini, Jogjakarta: Indrks

[15] Sugiono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung; CV. Alfabeta.

[16] Sarwono, J., Lubis, H. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang uji efektivitas kombinasi ekstrak kulit batang dan kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) sebagai antibakteri Shigella

interior roads of Danwei and Xiaoqu. Figure 8 is an overview of original betweenness values in study area. These values are normalized and colour coded from blue to red to

Kemudian penelitian ini juga menguji pengaruh moderasi variabel kepemilikan manajerial terhadap hubungan antara diversifikasi dan kinerja perusahaan.. Penelitian ini menggunakan

Sumber: Hasil Analisis, 2018 Gambar 5.24 Diagram Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Faktor Harga Responden Kecamatan Bukit Raya sangat mempertimbangkan harga lahan,

Kaji Cepat Evakuasi Dapur Umum Distribusi Logistik Evakuasi Dapur Umum Distribusi Logistik Resik Masjid & Kampung Dukungan Psikososial Distribusi Logistik Evakuasi Dapur

Untuk menjadi seorang Malim, ten- tunya perlu menjalani proses atau tahapan terlebih dahulu sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam tradisi Malim Kuda Lumping.

yang senantiasa memberikan kekuatan dan pertolongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Dewan Komisaris, Struktur Kepemilikan

Penelitian yang akan dilakukan dalam studi ini mengambil tiga variabel dari sudut pandang teknologi (Model TAM) yaitu variabel perceived usefulness (PU), perceived ease of use