• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian teori

1. Pembelajaran Tematik

1) Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar (KD) dan Indikator dari kurikulum/Standart Isi (SI) dari beberapa model menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan memahami konsep-konsep yang saling terkait dari beberapa maple yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan usia peserta didik. Menurut tim Pusat Kurikulum (Puskur) 2006, tanda kebermaknaan pembelajaran bagi peserta didik adalah terjadi hubungan antara aspek-aspek dan konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan didalam struktur kognitif peserta didik. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep-konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah di lupakan.

Jika dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang konvensional, pembelajaran tematik diharapkan lebih menekankan pada pengalaman dan kebermaknaan dalam belajar, sehingga peserta didik memperoleh pemahaman yang utuh dalam proses pembelajaran yang mengaitkan antar mata pelajaran. Hal ini sejalan dengan panduan dari Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar peserta didik menempati posisi penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk guru dituntut mampu marancang dan melakukan program pengalaman belajar dengan tepat. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar disekolah. Oleh karena

(2)

itu pengalaman belajar disekolah sedapat mungkin memberikan bekal kepada peserta didik untuk mencapai kecakapan dalam berkarya.

2) Karakteristik Pembelajaran Tematik.

Menurut Tim Puskur (2006) pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

Pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasan pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Peserta didik diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasai sesuai dengan perkembangannya.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.

Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa maple. Sehingga mereka akan memahami pembelajaran sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing kea rah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sedangkan peserta didik sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

c. Pemisahan maple tidak terihat atau antar maple menyatu.

Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa kelompok sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk mengetahui suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh.

d. Menyajikan konsep dari berbagai maple dalam suatu proses pembelajaran sehingga bermakna

Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Hasil nyata akan didapat dari segala

(3)

konsep yang diperoleh dari keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini diharapkan berdampak pada kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

e. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak

Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan pembelajaran yang Aktif Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran yang melibatkan bakat,minat,dan kemampuan sehingga memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belajar terus menerus.

3) Manfaat pembelajaran tematik

Menurut tim Puskur (2006) ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari pembelajaran tematik.

a. Banyak materi-materi yang terulang dalam beberapa maple mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan utuh.

b. Peserta didik mudah memusatkan perhatian karena beberapa maple dikemas dalam suatu tema yang sama.

c. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa maple dalam tema yang sama.

d. Pembelajaran tematik melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa maple, sehingga mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep.

e. Menghemat waktu karena beberapa maple dikemas dalam suatu tema yang disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain dapat digunakan untuk pemantapan,pengayaan,pembinaan keterampilan, dan remedial.

4) Rambu-rambu pembelajaran tematik.

Menurut Puskur (2006), ada beberapa rambu yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai berikut.

a. Tidak semua maple dapat dipadukan dan dikaitkan.

b. KD yang tidak dapat dipadukan atau diintegrasikan jangan dipaksakan untuk dipadukan, akan lebih baik jika diterapkan sendiri-sendiri.

(4)

c. KD tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri.

d. Untuk peserta didik kelas I dan II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca,menulis, dan berhitung serta pemahaman nilai- nilai moral.

e. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan daerah setempat, dan cukup problematik atau popular.

5) Implikasi bagi guru dan peserta didik a. Bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar yang bermanfaat bagi peserta didik, juga dalam memilih KD dari berbagai maple serta mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik dan menyenangkan.

b. Bagi peserta didik.

a) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaanya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, kelompok, atau klasikal.

b) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya : melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

c. Implikasi terhadap peraturan ruang

Dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.

a) Ruang dapat ditata, disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

b) Susunan bangku peserta didik dapat dirubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang berlangsung.

c) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar/karpet.

d) Kegiatan belajar hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan dengan baik di dalam maupun diluar kelas.

e) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

(5)

f) Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan merapikan kembali.

2. Pembejaran Tema 5 Subtema 2

Pada pembelajaran Tema 5 “ekosistem” subtema 2 “Hubungan antar mahluk hidup dengan ekosistem” Pembelajaran 1 memiliki 2 muatan mata pelajaran yaitu IPA dan IPS yang masing-masing pada setiap mata pelajaran mempunyai dua muatan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada tema 5 subtema 2 pembelajaran 1 :

a. Ilmu Pengetahuan Alam

3.5 Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.

1.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem

b. Ilmu Pengetahuan Sosial

3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan/ maritime dan agararis serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta transportasi.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan/ maritime dan agararis serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta transportasi.

Materi yang digunakan pada Tema 5 “Ekosistem” Subtema 2 “ Hubungan antar mahluk hidup dalam ekosistem”

a. Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada pembelajaran IPS pada Tema 5 Subtema 2 Pembelajaran 1 membahas mengenai materi kenampakan alam, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kenampakan alam dan kenampakan buatan.kenampakan alam merupakan segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi baik yang berada di darat maupun berada di laut. Kenampakan alam ini sering disebut dengan bentang alam yang timbul akibat adanya peristiwa- peristiwa alam. Sedangkan kenampakan alam buatan adalah segala sesuatu yang berasal dari peristiwa alami dan ada campur tangan manusia misalnya wduk/tanggul, Kebun binatang dll.

(6)

b. Ilmu Pengetahuan Alam

Mata pelajaran Tema 5 Subtema 2 Pembelajaran 1 membahas tentang materi rantai makanan atau jaring-jaring makanan. Rantai makanan adalah proses makan dan dimakan pada serangkaian organisme dengan urutan tertentu. Setiap mahluk hidup membutuhkan suatu energy untuk bertahan hidup. Mahluk hidup mendapatkan energy dari makanan, proses makan dan dimakan ini berlangsung terus menerus. Dan didalam sebuah ekosistem pastinya terdapat beberapa macam mahluk hidup dengan perannya masing-masing seperti produsen, konsumen dan juga pengurai atau decomposer.

3. Pengembangan

Pengembangan merupakan upaya pendidikan baik bersifat formal maupun non formal. Dilaksanakan secara sadar,terencana, terarah dan bersifat konsisten dan memiliki tanggung jawab. Yang mempunyai tujuan dalam rangka menumbuhkan, mengembangkan,membimbing serta memperkenalkan suatu dasar kepribadian. Kepribadian yang utuh,seimbang,selaras dalam pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan aspek bakat, keinginan dan kemampuan. Juga Sebagai bekal atas inisiatif diri untuk mengembangkan, meningkatkan dan menambah ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan seseorang. Dengan maksud agar berjalan optimal dan memiliki kepribadian yang mandiri (Iskandar Wiryokusumo, afrilianasari : 2014) Berdasarkan uraian tersebut maka Kepribadian yang utuh,seimbang dan selaras dalam pengetahuan serta keterampilan harus sesuai dengan aspek bakat, keinginan dan kemampuan.

4. Model pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran didalam kelas dan bertujuan untuk menentukan perangkat yang akan digunakan. Model pembelajaran merupakan pendekatan pembelajaran yang menyeluruh. Jadi yang dinamakan model pembelajaran ada suatu rencana yang berpijakdari teori psikologi yang digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Usman (2010)

Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa yang dinamakan model pembelajaran ada suatu rencana yang berpijakdari teori psikologi yang

(7)

digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

b. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran

Usman (2010) berpendapat bahwa Sebelum memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, perlu diketahui beberapa hal yang bisa dipertimbangkan guru dalam memilih model pembelajaran yaitu :

1. Pertimbangan terhadap tujuan yang akan dicapai, beberapa permasalahnya yaitu :

1) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkaitan dengan kompetensi akademik, sosial, kepribadian.

2) Kelengkapan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Apakah untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan keterampilan akademik?

2. Pertimbangan yang berkaitan dengan materi atau bahan pembelajaran yang meliputi :

1) Apakah materi yang disampaikan guru berupa konsep, fakta atau hukum.

2) Apakah untuk mempelajari materi tersebut peserta didik memerlukan sayarat tertentu.

3. Pertimbangan dari sudut peserta didik

1) Model yang digunakan sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

2) Model pembelajaran apakah sudah sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.

3) Apakah model pembelajaran sudah sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik.

Dari uraian diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Sebelum memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, perlu diketahui beberapa hal yang bisa dipertimbangkan guru dalam memilih model pembelajaran yaitu (1) Pertimbangan terhadap tujuan yang akan dicapai dan mengenai beberapa permasalahnya antara lain Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkaitan dengan kompetensi akademik, sosial dan kepribadian. (2)

(8)

Pertimbangan yang berkaitan dengan materi atau bahan pembelajaran yang meliputi materi yang disampaikan guru yang berupa konsep, fakta atau hukum.

5. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Pada umumnya model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan khusus, contohnya model berpikir induktif didesain agar mengembangkan proses berpikir secara induktif

b. Memiliki bagian model secara spesifik meli puti adanya prinsip prinsip reaksi, urutan langkah-langkah pembelajaran (sintaks),sistim pendukung dan sistim sosial. Bagian tersebut dikatakan model praktis apabila guru akan melaksanakan salah satu model pembelajaran.

c. Terapan model pembelajaran menimbulkan dampak yang meliputi hasil belajaran dalam jangka panjang yang disebut dampak pengiring, hasil pembelajaran yang dapat diukur yang disebut dampak pembelajaran.

d. Dengan model pembelajaran yang telah dipilih, guru dapat membuat persiapan mengajar ( desain intruksional )

e. Dalam proses perbaikan dalam belajar mengajar dikelas, model dapat dijadikan bahan untuk perbaikan, misalnya untuk memperbaiki kreatifitas peserta didik, dirancang model synetic

f. Model dapat dirancang untuk melatih keikutsertaan peserta didik dalam kelompok secara demokratis, hal ini berdasarkan teori belajar dan teori pendidikan para ahli sebagai contoh teori yang disusun Herbert Thelen berdasarkan teori John Dewey.

Dengan model pembelajaran yang telah dipilih, guru dapat membuat persiapan mengajar ( desain intruksional ) dalam proses perbaikan belajar mengajar dikelas. Model dapat dijadikan bahan untuk perbaikan. Misalnya untuk memperbaiki kreatifitas peserta didik, serta model dapat dirancang untuk melatih keikutsertaan peserta didik dalam kelompok secara demokratis.

Hal ini berdasarkan teori belajar dan teori pendidikan para ahli sebagai contoh teori yang disusun Herbert Thelen berdasarkan teori John Dewey.

6. Model Pembelajaran STAD a. Definisi

Pembelajaran kooperatif salah satu jenis model pembelajaran dimana siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik untuk mengemukakan

(9)

pendapat, menghargai pendapat,bertanya dan saling memberikan masukan.

Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik dihadapkan pada pemecahan masalah dan latihan soal. Trianto (2007 :52)

Oleh karena itu pembelajaran kooperatif sangat baik untuk diterapkan karena peserta didik dapat bekerjasama dengan peserta didik lainnya serta tolong menolong untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu untuk menumbuhkan sikap kritis, bekerja sama dalam membantu teman merupakan kegunaan pembelajaran kooperatif dikarenakan peserta didik terlibat langsung dalam proses belajar sehingga memberikan dampak yang baik.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran STAD ( student team achievement division). Model ini dikemukakan oleh Slavin beserta rekannya di Universitas John Hopkin, tipe STAD ini mengacu pada pembelajaran melalui kelompok peserta didik yang berasala dari berbagai suku, serta tingkat kemampuan yang berbeda. Guru menyajikan materi yang kemudian siswa bergabung dengan kelompok-kelompok.

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu bentuk dari pembelaran koperatif learning yang dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan yaitu peningkatan hasil belajar, peranan terhadap jenis keragaman, dan keterampilan pengembangan sosial.

b. Karakteristik

Menurut Slavin (2010:143) penggunaan model STAD mempunyai 5 komponen agar tercipta suasana kerja sama dalam pembelajaran yakni sebagai berikut :

a) Presentasi kelas adalah jenis mengajar di kelas. Presentasi yaitu komunikasi satu arah dengan maksud menyampaikan materi kepada audiens oleh pembicara.

b) Kerja kelompok ( Team ) adalah salah satu jenis kegiatan belajar bersama dimana peserta didik bekerja dengan tugasnya masing- masing. Tugas yang diberikan kepada kelompok yaitu menguasai materi yang diberikan oleh guru dan membantu antar peserta didik dalam kelompok untuk memahami materi tersebut.

c) Kuis yaitu soal yang dikerjakan siswa secara mandiri dengan maksud mengetetahui tingkat pemahaman peserta didik selama belajar dalam kelompok, hasilnya digunakan sebagai nilai individu yang disumbangkan kepada kelompok.

(10)

d) Skor kemajuan individu yaitu nilai dari hasil kuis yang diadakan dalam belajar kelompok atau setelah guru menjelaskan materi dilakukan tes cepat. Hasil tersebut bisa menambah nilai secara individu yang dapat memberikan kontribusi maksimal melalui poin ini.

e) Rekoginisi tim yaitu pemberian hadiah kepada tim dengan didasarkan nilai-nilai perkembangan individu yang digabungkan menjadi nilai kelompok sehingga bisa diakumulasi besarannya dan menjadi patokan untuk kemenangan tim.

c. Kekurangan

a) Sulit mencapai target kurikulum dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk peserta didik.

b) Kontribusi dari peserta didik berprestasi rendah menjadi berkurang.

c) Peran peserta didik yang pandai lebih dominan sehingga menimbulkan kekecewaan terhadap peserta didik dengan kemampuan dibawah rata-rata.

d. Menurut Trianto (2007 : 52 ) model pembelajaran STAD mempunyai beberapa kelebihan diantaranya :

a) Meningkatkan keakraban peserta didik.

b) Melatih agar peserta didik tolong menolong dan saling bekerja sama dalam penyelesaian masalah.

c) Mudah dilaksanakan

d) Peserta didik mampu membentuk perspektif bahwa keberhasilan mereka tergantung dengan kekompakan kinerja tim.

e) Dalam proses diskusi mampu meningkatkan komunikasi peserta didik baik secara verbal maupun nonverbal.

f) Dapat memotivasi peserta didik dalam mengembangkan individu untuk mengangkat citra kelompoknya melalui tanggung jawab dan kreatifitas.

e. Menurut Slavin (2005) Terdapat beberapa langkah penerapan model STAD yaitu

a) Guru mempresentasikan tata cara dan penggunaan prosedur STAD dilanjutkan dengan penyampaian materi pembelajaran.

(11)

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dengan menetapkan wakil kelompoknya terlebih dahulu yang disebut dengan istilah “tim”. Wakil kelompok yang bertugas harus membuat anggota tim yang lain melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya dan tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang telah disampaikan guru dan membantu teman lainnya untuk menguasai materi.

c) Sebelum memulai kerja tim, guru terlebih dahulu menyampaikan aturan kerja dalam tim yaitu :

i. Peserta didik memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman tim mereka telah mempelajari semua materi.

ii. Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim menguasai materi yang disampaikan guru.

iii. Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu temannya sebelum mereka bertanya kepada guru

iv. Teman satu tim boleh berbicara dengan anggota tim dengan suara pelan.

d) Tim dan anggota melakukan kerja praktik

e) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik.

f) Guru dan peserta didik melakukan perhitungan skor kuis yang akan digunakan sebagai skor kelompok berdasarkan poin kemajuan dari tiap-tiap anggota, kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah kelompok.

g) Guru memberikan penghargaan kepada tim.

7. Media pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Istilah media memiliki banyak definisi sehingga media terdapat dalam bidang komunikasi yang disebut media komunikasi, media tanam yakni yang terdapat dalam bidang tanaman, media pembelajaran atau media pendidikan terdapat pada sektor pendidikan. Secara garis besar pembelajaran,media dan pendidikan adalah istilah yang erat dan memiliki ikatan satu sama lain dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Suryani Nunuk (2018 : 1)

Secara garis besar, media dapat diartikan sebagai perantara dari suatu informasi ysng berasal dari sumber informasi agar tersampaikan kepada penerima. Dalam berita, topik yang disampaikan bisa dalam bentuk apapun,

(12)

baik bermuatan politik,teknologi, pendidikan maupun informasi. Ada dua makna mengenai definisi media yaitu arti sempit dan arti luas. Media itu memiliki wujud (grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang dipakai untuk memproses,menangkap dan menyampaikan informasi) merupakan definisi secara sempit. Adapun makna secara luas media dikatakan sebagai kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang baru. Suryani Nunuk (2018 : 2)

Media adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai penyampai pesan serta bisa merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa, dan perhatian sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,terkendali dan memiliki tujuan. (Sanaky.2013)

Media pembelajaran yakni Alat bantu yang memiliki fungsi untuk menjelaskan sebagian atau keseluruhan program pembelajaran yang susah dijabarkan dalam bentuk kata/ kalimat (sanaky 2013), dalam makna lain suatu media pembelajaran bisa dipakai sebagai media utama yang dipakai untuk keseluruhan proses pembelajaran atau sebagai bahan pelengkap saja (musfiqon 2012)

Dapat disimpulkan bahwa media segala bentuk dan penyampaian pesan/ informasi dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, kemauan peserta didik, perhatian, membangkitkan semangat atau sikap yang sesuai dengan tujuan informasi yang disampaikan.

b. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran 1. Tujuan media pembelajaran

Menurut Sanaky (2013 ) Tujuan media sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai :

a) Dalam proses pembelajaran media berfungsi membantu konsentrasi peserta didik.

b) Mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas.

c) Meningkatkan efisiensi dalam proses pembelajaran.

d) Menjaga keterkaitan antara tujuan belajar dengan materi pelajaran.

Ashar (2011) mengemukakan bahwa Daya ingat peserta didik dapat dipengaruhi oleh komunikasi guru, penyebab daya ingat peserta didik dalam kurun waktu 3 jam yakni 70% jika komunikasi terjalin tanpa penggunaan media dan hanya berupa kalimat saja. Daya ingat peserta didik meningkat

(13)

menjadi 72% apabila menggunakan media visual dan verbal daya ingat peserta didik dapat mencapai angka 85% dalam penjelasan ini kita dapat membuat tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 pengaruh daya ingat terhadap komunikasi.

No Komunikasi verbal Media visual

Daya ingat (%) 3 jam 3 hari

1. V 70 10

2. V 72 20

3. V V 85 65

2. Fungsi Media Pembelajaran

Sanaky (2013) berpendapat bahwa Pengaruh kondisi dan lingkungan yang disiapkan dan diciptakan guru menjadi salah satu fungsi media sebagai alat bantu mengajar. Media pembelajaran memiliki manfaat untuk merangsang pembelajaran melalui :

a. Secara konsisten dapat menyajikan ulang informasi.

b. Miniature atau tiruan dari objek sebenarnya.

c. Tujuan belajar akan tercapai ketika media memberikan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.

d. Mengatasi hambatan jarak,tempat,jumlah dan waktu.

e. Menyamakan persepsi

f. Membuat konsep yang belum jelas menjadi konsep yang nyata.

g. Menghadirkan objek yang sesungguhnya.

Menurut asyhar (2012) fungsi media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 6 bagian antara lain :

a. Fungsi fiksatif

Fungsi fiksatif adalah fungsi media pembelajaran dalam menyimpan,menangkap dan menampilkan kembali kejadian yang sudah berlalu. Misalnya penampilan video proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pembelajaran sejarah termasuk fungsi media video, dengan adanya media video peserta didik dapat melihat kejadian yang telah terjadi dalam pembelajaran.

(14)

b. Fungsi sosiokultural

Fungsi sosiokultural yaitu penyesuaian mengenai perbedaan sosiokultural yang ada ditengah peserta didik. Misalnya guru menjelaskan tentang suku bangsa melalui video dalam pembelajaran IPS sehingga memberikan materi yang luas, siswa lebih kaya pengetahuan dibandingkan dengan penjelasan secara verbal. Dan menanamkan sikap toleransi yang tinggi antar teman terkait sosiokultural.

c. Fungsi distributive media.

Fungsi distributif adalah ketika muncul masalah mengenai batas-batas ruang dan waktu serta keterbatasan indera yang dimiliki manusia media memiliki kemampuan untuk mangatasi masalah diatas.

Misalnya penggunaan power point yang disambungkan dengan proyektor dapat memudahkan seluruh peserta didik saat pembelajaran dilaksanakan di aula atau ruangan dengan kapasitas besar. Peserta didik dapat menyimak materi dan tidak hanya berpacu pada penjelasan secara verbal. Contoh lain untuk mengatasi keterbatasan indrawi manusia dala pembelajaran, penggunaan media televise dan berbagai platform belajar yang tesedia di internet mampu mengatasi keterbatasan ini.

d. Fungsi Semantik

Fungsi semantik memiliki hubungan dengan penjelasan suatu kata atau istilah yang sering ditemukan dalam pembelajaran khusunya matematika,kimia dan fisika. Kemungkinan peserta didik memiliki persepsi lain megenai istilah, sifat sesuatu, proses, hubungan dengan demikian media diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang sulit.

Mengongkretkan ide dan memberikan kejelasan dan kemudahan dalam belajar merupakan fungsi media pembelajaran.

Misalnya guru dapat menggunakan media gambar, unsur kimia,, diagram,foto, kartu unsur dan lainnya saat menjelaskan nama-nama unsur kimia agar siswa tidak salah konsep daripada hanya menjelaskan secara verbal.

e. Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif maksudnya untuk menjangkau benda yang tidak dapat terjangkau atau ditampilkan ketika proses pembelajaran

(15)

berlangsung dinamakan manipulatif, media berfungsi memanipulasi sesuai dengan tujuan,situasi dan kondisi. Misalnya guru tidak dapat menjelaskan tata surya secara langsunng dalam pembelajaran geografi ,maka guru menggunakan video dan model susunan planet sebagai media pembelajaran.

f. Fungsi Psikologis

Ashar (2011 ) mengemukakan bahwa dari segi psikologis media mempunyai beberapa fungsi yakni antara lain :

a) Fungsi imajinatif

Dalam membangun daya imanjinasi peserta didik media memiliki fungsi imajinatif. Misalnya agar peserta didik memiliki bayangan peristiwa yang dialami tokoh dalam dongeng atau cerita yang memiliki nilai positif pada anak usia dini,maka guru menggunakan media film animasi dan media interaktif, imajinasi yang diarahkan dengan baik mampu melahirkan karya yang kreatif dan inovatif.

b) Fungsi Atensi yaitu media pembelajaran memiliki fungsi dalam menarik perhatian peserta didik.

c) Fungsi Afektif yaitu fungsi media pembelajaran dalam menggugah penolakan,penerimaan, emosi dan perasaan peserta didik dalam pembelajaran.

d) Fungsi Psikomotorik yaitu untuk menguasai keterampilan dan kecakapan motorik seperti fasilitas laboratorium dan video senam untuk menggantikan instruktur senam dalam pembelajaran olahraga, hal ini yang di maksud fungsi psikomotorik.

e) Fungsi Kognitif yaitu fungsi media pembelajaran dalam memberikan pengetahuan dan pamahaman baru.

f) Fungsi Motivasi yaitu agar membuat media pembelajaran lebih menarik dan menghilangkan rasa bosan, tertekan dan memotivasi siswa agar giat belajar,hal ini sebagai maksud dari fungsi media sebagai motivasi untuk membangkitkan semangat peserta didik.

Berdasarkan paparan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa media mempunyai benyak fungsi untuk mendukung pembelajaran di kelas, perlunya ketepatan pemilihan media agar pembelajaran dikelas dapat berjalan secara optimal.

(16)

3. Manfaat media pembelajaran

Encyclopedia of education research menyebutkan manfaat media pembelajaran sebagai berikut :

a. Membantu perkembangan bahasa b. Menarik perhatian siswa

c. Memberkan dasar penting untuk perkembangan belajar.

d. Untuk mengurangi verbalisme media memiliki manfaat untuk meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.

e. Untuk menumbuhkan sikap mandiri peserta didik,media memberikan pengalaman yang konkret.

f. Menambah variasi dalam pembelajaran.

g. Dalam hal kehidupan sehari-hari, media dapat menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan.

Media memiliki manfaat untuk membuat pembelajaran lebih menarik agar agar pembelajaran lebih mudah dipahami oleh guru dan peserta didik, memperjelas makna, menjadikan metode pembelajaran lebih bervariasi, dengan menggabungkan media dengan komunikasi verbal guru, sehingga siswa lebih banyak terlibat dalam pembelajaran, tidak hanya sebagai pendengar tetapi memiliki aktivitas mengamati mendemostrasikan ,presentasi dan lain-lain. Suryani Nunuk (2018 : 14)

Menurut Suryani Nunuk (2018 : 15) media memiliki beberapa manfaat khususnya guru dan peserta didik yaitu :

1. Manfaat bagi guru adalah :

a) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

b) Mambantu menyajikan materi lebih nyata terututama materi abstra dalam mata pelajaran fisika, matematika dan lain-lain.

c) Memiliki variasi dan metode agar pembelajaran tidak membosankan.

d) Membangkitkan rasa percaya diri sebagai seorang guru.

e) Membantu menarik motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar.

f) Mempunyai arah,pedoman dan urutan yang sistematis

g) Membantu ketelitian dan kecermatan dalam penyajian materi pembelajaran.

(17)

2. Manfaat bagi peserta didik.

a. Menghadirkan suasana yang menyenangkan serta menghilangkan rasa bosan agar lebih fokus dalam pembelajaran.

b. Meran gsang rasa ingin tahu untuk belajar.

c. Memberikan peserta didik kesadaran dalam memilih media yang terbaik dengan adanya media yang disajikan.

d. Memotivasi peserta didik untuk belajar di kelas maupun belajar secara mandiri.

e. Memudahkan siswa memahami materi secara urut melalui media yang disajikan.

4. Prinsip dan kriteria pemilihan media pembelajaran a. Prinsip pemilihan media

Musfiqon (2012 : 116) Pemilihan suatu media untuk bahan pembelajaran tidaklah mudah dikarenakan media yang digunakan harus tepat, dibutuhkan prinsip tertentu agar pemilihan media bisa lebih tepat dengan mempertimbangkan aspek, awalnya guru harus memperhatikan landasan filososfil,sosiologis dan psikologis dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Ada 3 prinsip yang dapat dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih media pembelajaran antara lain :

a) Prinsip produktifitas

Musfiqon (2012 : 117) Perlunya guru dalam mempertimbangkan prinsip produktifitas dalam memilih media pembelajaran sebab hal ini dapat dipahami agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM).

Dalam memilih media pembelajaran, Guru dituntut agar dapat memahami mengenai media yang digunakan dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran atau sebaliknya. Media dapat dikatakan produktif apabila media yang digunakan dapat mencapai target dan tujuan pembelajaran lebih baik dan banyak. Misalnya akan ada perbedaan mendasar ketika guru guru satu menggunakan media visual nonproyeksi berupa papan tulis dengan guru yang menggunakan media visual proyeksi berupa LCD, Perbedaan ini dapat dilihat dari sisi produktifitas mengajarnya. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa guru yang memilih media slide lebih produktif dibandingkan mengajar dengan menggunakan papan tulis, dikarenakan guru

(18)

yang menggunakan papan tulis harus banyak meluangkan waktu untuk menulis, sedangkan guru yang menggunakan slide langsung bisa mengganti materi dengan cara mengklik dan materi yang disampaikan akan muncul.

Kesimpulannya dalam memilih media guru harus memperhatikan aspek produktifitas, dikarenakan media yang produktif akan semakin cepat dan tepat dalam merealisasikan tujuan pembelajaran.

b) Prinsip relevansi

Dalam memilih media pembelajaran, guru harus mempertimbangkan kesesuaian media dengan materi yang akan disampaikan. Guru harus bisa memilih media pembelajaran yang sesuai dengan evaluasi, tujuan, isi dan strategi pembelajaran.

Relevansi dapat dibedakan menjadi 2 macam yatu relevansi keluar dan relevansi kedalam. Yang dimaksud relevansi keluar yaitu dalam memilih media guru harus mempertimbangkan kondisi perkembangan lingkungan sekitar/ masyarakat. Media yang digunakan harus sesuai dengan penggunaan masyarakat secara umum, demikian media oembelajaran harus sesuai dengan masalah yang dihadapi peserta didik serta harus sesuai dengan minat dikalangan peserta didik. Jadi penggunaan media harus sesuai dengan apa yang dilihat, dialami dan didengar peserta didik.

Sedangkan yang dimaksud relevansi kedalam yaitu dalam memilih media guru harus mempertimbangkan sinkronisasi dan kesesuaian mengenai strategi,isi,tujuan dan evaluasi materi dalam pembelajaran. dalam kata lain relevansi kedalam mempertimbangkan peserta didik,guru, pesan dan desain media yang akan digunakan dalam pembelajaran. sehingga media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik,guru dan sinkron dengan materi yang disampaikan.

Peningkatan fungsi dan manfaat media yang relevan secara internal dan eksternal. Agar dapat memilih media yang relevan,guru harus melaksanakan analisis dengan mempertimbangan banyak faktor. Pencapaian tujuan pembelajaran akan semakin relevan jika guru tepat dalam memilih media pembelajaran. Musfiqon (2012 : 117)

c) Prinsip efektivitas dan efisiensi

Tolak ukur efektifitas dari keberhasilan pembelajaran dilihat dari tingkat tercapaiannya tujuan setelah pembelajaran, pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila semua tujuan pembelajaran telah terpenuhi.

(19)

Efisiensi adalah pempacapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan dana, sumber daya lain dan waktu dengan minimal.

Guru harus memperhatikan aspek efektifitas dan efisiensi dalam memilih media pembelajaran, media pembelajaran yang akan digunakan guru harus dapat mempercepat dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

peningkatan daya Tarik peserta didik dalam belajar bergantung pada efektifitas dan efisiensi media pembelajaran yang telah dipilih guru. Fungsi media dalam pembelajaran memudahkan peserta didik dalam memahami materi, oleh karena itu prinsip efektifitas dan efisiensi sangat penting untuk digunakan dalam pemilihan media pembelajaran.

b. Kriteria pemilihan media

Musfiqon (2012 : 118-121) menjelakan setelah prinsip dan landasan dalam pemilihan media telah terpenuhi, guru perlu menganalisis kriteria media, para ahli telah merumuskan kriteria media berdasarkan kualitas media,keterampilan guru serta kesesuaian media dengan materi. Berikut kriteria pemilihan media yang perlu diperhatikan yaitu

a. Keadaan peserta didik.

Kriteria media yang baik disesuaikan dengan kondisi peserta didik baik dalam apek filosofis,psikologis maupun sosiologis peserta didik. Media tidak dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran jika tidak sesuai dengan keadaan peserta didik. Tidak tergantung pada perbedaan individual peserta didik merupakan ciri media yang efektif, Misalnya media audio visual untuk peserta didik audif-visual sedangkan berbasis kinestetik untuk peserta didik dengan keadaan kinestetik.

Demikian agar media sesuai dengan tujuan awal maka media harus sesuai dengan apa yang dipahami peserta didik agar sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik.

b. Ketepatgunaan

Pemilihan media yang didasarkan pada kegunaan dapat diartikan sebagai ketepatgunaan media pembelajaran. guru tidak perlu menggunakan media dalam pembelajaran jika media tersebut dirasa belum tepat.

Jika materi yang akan disampaikan adalah bagian penting dari benda, maka guru dapat menggunakan gambar atau slide. Guru dapat menggunakan media film atau video apabila materi yang disampaikan menyangkut gerak

(20)

tubuh. Pencapaian akademik terjadi apabila guru menggunakan bahan-bahan yang bervariasi.

c. Kesesuaian dengan tujuan

Pembelajaran dilaksanakan berpedoman pada tujuan yang telah dirumuskan. Pemilihan media hendaknya menunjang pencapaian yang telah dirumuskan. Media dipilih berdasarkan tujuan intruksional yang sudah ditetapkan secara umum dan mengacu pada gabungan ranah afektif,kognitif dan psikomotorik. Tujuan yang dirumuskan adalah aspek yang paling pokok sedangkan tujuan yang lain merupakan kelengkapan. Adanya media untuk mendukung tercapainya tujuan afar lebih efektif dan efisien. Maka media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat berfungsi secara optimal.

d. Ketersediaan

Media tidak dapat digunakan jika tidak tersedia walaupun media tersebut dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. media merupakan alat belajar mengajar, alat tersebut harus ada saat dibutuhkan dalam pembelajaran.

Guru tidak boleh menentukan media yang tidak tersedia di lingkungan sekolah, pilhan media alternatif diperlukan jika guru tidak dapat membuat dan memproduksi media pembelajaran.

e. Biaya kecil

Pertimbangan utama yang seringkali menjadi faktor yaitu biaya.

Dalam memproduksi media guru harus menyeimbangkan antara pembuatan media dan penggunaanya agar seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

Guru tidak disarankan memilih media yang biaya pembuatannya lebih tinggi dari pada hasil yang diperoleh peserta didik. Guru diharapkan memilih media yang minim biaya dan sederhana tetapi memliki hasil yang baik.

jikalau biaya pembuatan media sangat besar maka hasil yang di dapat harus lebih baik.

f. Keterampilan guru

Dalam proses pemilihan media, keterampilan guru seringkali menjadi kendala tersendiri. Guru lebih memilih media yang sederhana dengan dalih lebih mudah penggunaannya. Padahal media modern dan canggih lebih memberikan hasil yang optimal. Apapun media yang dipilih, guru harus bisa mengoperasikannya, sehingga nilai dan manfaat media bisa didapat peserta didik secara maksimal.

(21)

g. Mutu teknis

Faktor pengaruhi tersampainya pesan kepada peserta didik yaitu kualitas media. Penggunaan media hendaknya mempunyai mutu teknis yang baik. misalnya media visual dan gambar yang dipilih harus jelas mengenai informasi dan pesan yang ditampikan tidak boleh terganggu dengan elemen lain yang berupa latar belakang.

c. Jenis Media Pembelajaran

Arsyad (2016) mengemukakan bahwa jenis media terdiri dari beberapa media antara lain :

a. Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan media yang pertama kali ada dan berfungsi untuk menyampaikan dan mengirimkan informasi atau pesan.

Kebermanfaatan media manusia dapat dilihat apabila tujuannya adalah merubah sikap peserta didik atau terlibat langsung untuk mempengaruhi belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu.

Dalam menetapkan media berbasis manusia seperti yang dibutuhkan, ada 2 teknik yang efektif untuk dilakukan antara lain :

a) Merumuskan problem yang relevan.

b) Mengidentifikasi pengetahuan dan keerampilan yang terkait pemecahan masalah.

c) Mengajarkan bawa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat di aplikasikan untuk memcahkan masalah.

d) Menuntun eksplorasi siswa.

e) Mengembangkan problem dalam konteks yang bervariasi melalui tahapan tingkat kesulitan.

f) Dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan, hal ini akan memberikan pengetahuan baru terhadap peserta didik.

b. Media Berbasis Cetakan

Menurut arsyad (2016) bahwa “ media berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun,jurnal,majalah, dan lembaran kertas’’ saat merancang media cetak terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu format,daya Tarik,konsistensi, organisasi, penggunaan spasi kosong dan ukuran huruf. Menurut kustandi dan Sutjipto (2011) dasar

(22)

penggunaan dan pengembangan materi pembelajaran mempunyai ciri sebagai berikut :

a) Teks berpusat pada siswa b) Teks dibaca secara linear.

c) Informasi dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.

d) Teks ditampilkan secara statis

e) Teks menampilkan komunikasi satu arah dan terbuka (reseptif)

f) Pengembangan bergantung pada tata kelola bahasa dan pandangan visual.

Media cetak tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki oleh media lain. Kelebihan tersebut antara lain

a. Kelebihan media cetak

a) Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah banyak.

b) Perbaikan atau revisi mudah dilaksanakan.

c) Lebih menarik apabila disertai gambar dan warna.

d) Mudah dibawa dan fleksibel sehingga dapat digunakan di semua tempat.

b. Kelemahan media cetak antara lain :

a) Proses pembuatan memakan waktu yang cukup lama.

b) Akan mudah rusak dan sobek apabila kualitas kertas yang digunakan kurang baik.

c) Menurunkan minat belajar siswa jika cetakan terlalu tebal.

c. Media berbasis visual

Media visual yaitu alat atau sumber belajar yang berisi pesan, informasi khusunya materi pembelajaran yang ditampilkan dengan cara yang menarik dan kreatif dan diterapkan menggunakan indera penglihatan. Media visual memiliki beberapa macam antara lain :

a) Gambar atau foto yaitu fungsi media gambar agar mempermudah guru dan peserta didik di dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.

dengan media gambar guru lebih mudah menyampaikan pesan atau materi pembelajaran dan mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru.

b) Peta konsep yaitu gambar yang dapat menyampaikan hubungan penting antara konsep dari pokok- pokok materi yang telah dirangkum. Penyajianya pada umumnya pokok materi yang dihubungkan dengan suatu kata penghubung agar membentuk suatu proposisi yang dapat dijelaskan secara

(23)

detail. Mempermudah peserta didik dalam memahami materi, menumbuhkan sikap aktif dan berpikir kritis serta membuat pembelajaran tidak menjenuhkan merupakan peran media visual. Peta konsep dapat digunakan di semua jenjang pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi.

c) Poster yaitu media visual yang berupa gambar dan disertai tulisan. tulisaan tersebut menekankan pada satu ide pokok yang dapat di mengerti oleh pembacanya dengan sekilas, poster yang baik harus mampu mempengaruhi dan memotivsi agar pembaca dapat merubah tingkah laku sebelumnya.

d) Peta atau globe yaitu media visual suatu gambar dalm bentuk benda yang menyajikan informasi data dan lokasi. Fungsi peta dalam proses pembelajaran yaitu agar guru lebih mudah dalam menunjukkan letak suatu daerah,propinsi dan Negara.

e) Media berbasis audio-visual Media audio-visual adalah cara menyampaikan pesan audio-visual atau informasi menggunakan mesin dan elektronik.

d. Kelebihan dan kekurangan media.

a. Kelebihan media

Menurut Arsyad (2011 :49) media visual memiliki beberapa kelebihan antara lain :

a) Dapat memcahkan keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik.

b) Melengkapi dasar pengalaman siswa.

c) Membangkitkan semangat dan minat peserta didik.

d) Bersifat tahan lama.

e) Dapat menganalisa kemampuan peserta didik lebih tajam b. Kekurangan media pembelajaran.

Dilihat dari segi penggunaanya, media pembelajaran memiliki beberapa kekurangan antara lain :

a) Ukurannya terbatas jika digunakan dalam kelompok belajar peserta didik.

b) Kurang efektif apabila objek yang ditampilkan bersifat kompleks.

c) Hanya menekankan persepsi visual saja.

(24)

d) Smart monopoli

Menurut Wikipedia Indonesia Monopoli adalah salah satu permainan berbentuk papan yang popular di dunia. Tujuan dari permainan monopoli adalah untuk menguasai semua petak yang berada di atas papan melalui transaksi jual beli, penyewaaan dan pertukaran property dalam ekonomi yang sederhana.

Setiap pemain melemparkan dadu secara bergantian agar dapat bepindah dari bidak satu ke bidak lainnya. Apabila pemain menempati bidak yang belum di miliki pemain lain, maka pemain dapat membeli sesuai dengan harga yang telah tertera.

a) Sejarah permainan monopoli.

Sebelumnya sudah ada permainan serupa yang diciptakan oleh Elizabeth Magie yang bernama The Landloed’s Game yang bertujuan bagaimana pemilik tanah dapat memperkaya dirinya dan mempersulit penyewa. Permainan ini diperkenalkan pada tahun 1904.

Tidak ada produsen yang memproduksi permainan ini walaupun sudah di patenkan sampai tahun 1910 oleh The Economic Game Company yang bertempat di New York. Permainan ini mulai diterbitkan di Britania Raya pada tahun 1913 oleh The Newbie Game Company dengan nama Brer Fox’an Brer Rabbit.

Dari hasil penjualan, permainan ini mulai tersebar luas dari mulut ke mulut dan pengembangan local mulai ada. Nama pada awalnya Action Monopoly kemudian disingkat Monopoly. Penemuan ini diresmikan oleh Charles Darrow kemudian di jual kepada Parker Brothers dan mulai diproduksi secara luas pada 5 November 1935.

b) Peralatan

Untuk memainkan Smart monopoli dibutuhkan alat-alat sebagai berikut antara lain :

1. Dua buah dadu bersisi enam

2. Bidak-bidak untuk mewakili kelompok

3. Papan permainan dengan petak-petak meliputi 22 tempat, 1 petak dana umum dan kesempatan.

4. Uang-uangan monopoli.

5. Kartu-kartu Pertanyaan, dana umum dan kesempatan

(25)

Tabel 2.2 Indikator Pengembangan Media Smart Monopoli terhadap pembelajaran Tema 5 Subtema 2

Kompetensi Dasar &

Indikator

Tahapan Kegiatan Pembelajaran

IPA

7.5 Menganalisis

hubungan antara komponen ekosistem dan jarring-jaring

makanan di

lingkungan sekitar.

4.5 Membuat karya tentang konsep jaring- jaring makanan dalam suatu ekosistem IPS

1.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai Negara

kepulauan/maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan

ekonomi,sosial,budaya dan komunikasi serta transportasi

4.1 Menyajikan hasil identifikasi

karakteristik geografis Indonesia sebagai Negara

kepulauan/maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan

ekonomi,sosial,budaya, komunikasi serta transportasi.

1. Guru menyiapkan bahan ajar dan media sebelum pembelajaran dimulai.

2. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik

3. Guru menyampaikan materi mengenai hubungan antara komponen ekosistem dengan jaring-jaring makanan serta kenampakan alam dan kenampakan buatan.

4. Guru menerapkan media Smart Monopoli dalam bentuk banner.

5. Guru memberikan LKPD kepada peserta didik

6. Guru memberikan materi untuk kegiatan diskusi peserta didik dengan kelompok.

7. Guru melakukan Tanya jawab materi dengan peserta didik 8. Guru mengintruksikan peserta

didik untuk permainan box Smart monopoli hingga akhir 9. Guru membemberikan hadiah

kepada team yang menang.

10. Guru memberikan lembar postest kepada peserta didik.

1. Peserta didik bersiap untuk proses pembelajaran.

2. Peserta didik berdiri dan bergabung dengan masing- masing kelompok sesuai intruksi guru.

3. Peserta didik

memperhatikan penjelasan guru mengenai materi rantai makanan dan kenampakan alam dan kenampakan buatan.

4. Peserta didik dalam

kelompok secara

bergantian menempelkan gambar sesuai hasil diskusi kelompok pada banner smart monopoli.

5. Peserta didik mengerjakan soal LKPD

6. Perwakilan peserta didik mengambil materi yang telah disediakan guru, kemudian berdiskusi menyatukan pemahaman dengan anggota kelompok.

7. Peserta didik menjawab pertanyaan guru sebagai umpan balik.

8. Peserta didik bermain media box smart monopoli secara bergantian sesuai dengan peraturan yang ada.

9. Team yang ditunjuk menjadi pemenang mengambil hadiah yang telah disediakan guru.

10. Peserta didik mengerjakan lembar postest

(26)

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.3 kajian penelitian yang relevan dengan media Smart Monopoli JUDUL DAN

PENULIS HASIL PENELITIAN

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN Pengaruh penggunaan

permainan monopoli

sebagai media

pengajaran matematika terhadap minat belajar matematika siswa sekolah dasar.

Syahsiyah (2008)

Berdasarkan hipotesis yang dujikan diperoleh kesimpulan 1. Rata rata minat belajar

matematika peserta didik yang diajar menggunakan media monopoli lebih tinggi dibandingkan dengan matematika siswa yang tidak menggunakan media monopoli.

2. Pembuktian hipotesis diatas dapat dilihat melalui

Xi = 59,6 > X2 = 53

Persamaan penelitian yang saya lakukan dengan penelitian ini yakni sam-sama menggunakan media pembelajaran tematik sedangkan

perbedaannya yaitu terletak pada pelajaran antara matematikan dan tematik dan juga tempat penelitian yang akan dilaksanakan Pengembangan Media

Pembelajaran

Matematika Berbasis android untuk siswa

SD/MI. Husein

Hamdan. (2017)

1. Dihasilkan sebuah produk media pembelajaran matematika berbasis android pada materi bangun datar untuk siswa SD/MI 2. Media pembelajaran berbasis

android mendapatkan mendapatkan skor dari reviewer,peer reviewer dengan skor 34.

3. Respon siswa kelas IV dengan skor 434 dengan persentase 86,67 %

Persamaan dari penelitian ini yaitu berfokus pada pengembangan media pembelajaran untuk siswa sekolah dasar.

Sedangkan

perbedaanya terletak pada peneliti mengembangkan media pembelajaran tematik berbasis permaianan

Pengembangan Media Permainan Papan Pada Pembelajaran Ips Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Tanti Setiawati, Oyon Haki, Momoh Halimah. (2019)

1. Penggunaan media pembelajaran di kelas V sekolah dasar masih blum maksimal.

2. Pengembangan media permainan pada papan diproduksi berdasarkan 3. Permasalahan yang

terjadi di lapangan dan ditunjang dengan kajian literature serta analisis kurikulum .

4. Uji coba permainan dilakukan sebanyak 2 kali.

5. Rancangan awal

Persamaannya terletak pada pengembangan media untuk siswa kelas V sekolah dasar sedangkan

perbedaanya yaitu peneliti lebih fokus pada pembelajaran tematik tidak hanya untuk mata pelajaran

(27)

JUDUL DAN

PENULIS HASIL PENELITIAN

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN pembuatan media papan

sedikit mengalami perubahan, hal ini dikarenakan telah melewati tahapan validasi ahli dan dua kali uji coba.

tertentu seperti Ips

(28)

C. Kerangka Pikir

D.

E.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kondisi Ideal

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dan guru serta sumber belajar dalam ruang lingkup belajar (UU No.20 tahun 2003 pasal 1). Secara garis besar proses pembelajaran meliputi beberapa komponen utama yaitu : Guru. Peserta didik serta sumber belajar.

Kondisi Awal dilapangan Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 8 Desember 2021 bersama wali kelas 5 SDN Kalipang II peneliti menemukan masalah rendahnya minat belajar peserta didik, sulit memahami materi serta kurangnya penggunaan media pembelajaran.

Analisis kebutuhan yang ditemukan peneliti, dibutuhkan media pembelajaran yang menarik dan interaktif . Salah satunya dengan mengembangkan media permainan dan

diskusi antar peserta didik agar mudah dalam memahami materi serta meningkatkan motivasi belajar.

Masalah : Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran di kelas

Melalui penggunaan metode analisis (analyze), desain (Design), pengembangan (Develipment), penerapan (Implementation), Evaluasi

(Evaluation)

Pengembangan Media Pembelajaran Smart Monopoli Melalui Model Pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas 5 SD

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran dan penghitungan rata-rata tinggi kripta dan jumlah sel Goblet pada mukosa rektum tikus putih betina Strain Wistar yang diberi ekstrak kunyit setelah

Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Walisongo Semarang atas kebijaksanaan ilmu pengetahuannya yang telah diberikan kepada penulis selama

Bagi setiap ayat, anda tidak boleh menyenaraikan lebih daripada satu kesalahan penggunaan kata atau istilah dan satu kesalahan tatabahasa.. Anda tidak perlu menyalin ayat

: Guru Bimbingan Kaunseling, Guru Pendidikan Islam, Panitia Sivik, Panitia Pendidikan Moral. TARIKH HARI PENTADBIRAN KURIKULUM HEM

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan Media Pembelajaran Aplikasi Smart Accounting berbasis Android pada Materi Jurnal Penyesuaian untuk Siswa Kelas X

jaan di daerah desa tidak ada penghasilan yang cukup. Akibatnya banyak penduduk pada usia muda kelua:. dari desa ke kota untuk rnencari pekerjaan yang lebih baik dan

Lokasi (Negeri) Cawangan/Regional Offiice Setiap Hari.. Masa Alamat Nama Pembentang

Bantul Yohana Fransisca Ardiati P 2153741641300003 SMK NEGERI 1 SANDEN Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan 90 Kab.. Bantul Nina Tri