• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BAHAN RUJUKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II BAHAN RUJUKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

BAHAN RUJUKAN

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. (PSAK No. 1, 2015).

Pengertian Laporan Keuangan menurut Kieso, et al. (2016) adalah financial statement are the principal means trought which a company communicates its financial information to those outside. The financial statements most frequently provided are (1) the statement of financial position, (2) the income statement (or statement of comprehensive income), (3) the statement of cash flows, and (4) the statement of change in equity. Note disclosures are an integral part of each financial statement.

Laporan Keuangan adalah media utama bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan informasi keuangan oleh manajemen kepada para pemangku kepentingan seperti: pemegang saham, kreditur, serikat pekerja, badan pemerintah, manajemen. (Hans, 2016).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, bahwa laporan keuangan adalah sarana utama perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar. Laporan Keuangan perusahaan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, (neraca), Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

(2)

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan dengan beberapa tujuan, salah satunya menurut PSAK No. 1 (2015:3)

“Tujuan laporan keuangan yaitu: memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan juga arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”.

Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia 2002:4) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, seta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian di masa lalu.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggunggjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Kasmir (2015:10) mengungkapkan tujuan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

(3)

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Memberikan informasi keuangan lainnya.

2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Berdasarkan SAK berbasis IFRS dalam buku Akuntansi Keuangan (2016:55-59) karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah:

1. Dapat dipahami (understandability)

Suatu informasi baru bermanfaat bagi penerima bila dapat dipahami. Untuk dapat memahami dengan baik suatu laporan keuangan, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis serta asumsi dan konsep yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

2. Relevan (Relevance)

Agar informasi bermanfaat, haruslah relevan bagi penerima atau pengguna dalam pengambilan suatu keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan. Suatu proses menghasilkan informasi memerlukan biaya, tenaga, dan waktu.

Suatu informasi yang tidak relevan kecuali menimbulkan pemborosan, juga malah dapat menyesatkan pengambilan keputusan.

(4)

3. Materialitas (Materiality)

Materialitas merupakan tolak ukur apakah suatu informasi dianggap relevan. Suatu informasi dianggap material atau signifikan,bila suatu kesalahan (error), salah saji (Misstatement), atau kelalaian mencantumkan (omission) informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna informasi tersebut. Atau dengan perkataan lain dapat menyesatkan pengambil keputusan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus.

4. Keandalan (Realiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal (Reliable). Informasi dikatakan berkualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau jujur tentang suatu yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar suatu informasi dapat diandalkan perlu memenuhi bebarapa persyaratan sebagai berikut:

a. Penyajian jujur (Faithful representation)

b. Substansi mengungguli bentuk (Substance over form) c. Netralitas (Neutrality)

d. Pertimbangan sehat (Prudence) e. Kelengkapan (Completeness) 5. Dapat diperbandingkan (Comparability)

Agar informasi keuangan dapat secara efektif berguna dalam pengambilan keputusan, haruslah dapat diperbandingkan antar periode dan antar entitas. Perbandingan laporan keuangan untuk dua tau lebih periode akan dapa memberikn gambaran tentang perkembangan atau tren keadaan keuangan maupun kinerja suatu entitas, sehingga lebih mampu memberikan gambaran tentang prospek entitas dimasa depan. Sedangkan perbandingan laporan

(5)

keuangan antar entitas akan memberikan masukan yang berguna bagi para calon investor dalam menentukan pilihan investasi yang akan dilakukan

2.1.4 Komponen Laporan Keuangan

Berdasarkan SAK berbasis IFRS dalam buku Akuntansi Keuangan (2016:126) komponen laporan keuangan adalah:

1. Laporan posisi keuangan (Neraca)

Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi dan jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada suatu tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah ekuitas entitas, yang bukan berasal dari transaksi dengan atau kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran modal atau pembagian dividen.laba rugi komprehensif terdiri dari laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya.

3. Laporan perubahan ekuitas

Untuk suatu entitas usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT), laba yang ditahan dan tidak atau belum dibagikan sebagai dividen disajikan dalam neraca sebagai bagian dari ekuitas, selain itu juga terjadi macam- macam transaksi dan kejadian yang menyebabkan terjadinya perubahan saldo awal ekuitas sehingga sampai pada saldo akhir ekuitas. Laporan ini disusun dengan melakukan analisis atas kelompok akun ekuitas serta dokumen dan catatan yang berkaitan dengan ekuitas, antara lain keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang pembayaran dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal, dan perubahan pada komponen ekuitas lainnya,

(6)

seperti penghasilan komprehensif lain.

4. Laporan arus kas

Penyusunan laporan arus kas dapat dilakukan berdasarkan metode langsung atau tidak langsung. Metode langsung disusun berdasarkan jurnal penerimaan kas dan bank, serta data pendukung lainnya. Sedangkan metode tak langsung menyusun laporan arus kas dengan membandingkan neraca awal dan neraca akhir, laporan laba rugi serta data pendukung lainnya.

5. Catatan atas laporan keuangan

PSAK 1 memberikan definisi yaitu catatan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau pemisahan pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan terebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif

Disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Selanjutnya Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:2) adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. disamping itu juga termasuk skedul informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya

(7)

informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga

2.2 Analisis Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. John J. Wild

& K.R. Subramanyam & Robert F. Halsey (2005:16)

Menurut Ardiansyah (2014) menyatakan adanya interprestasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pemakai informasi, untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan suatu perusahaan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan Sawir (2010:15) dalam penelitian Purnomo (2016) menyatakan bahwa analisis rasio merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dsar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan.

Irham Fahmi (2012:107) menyatakan Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informsi tersebut dapat diketahui dengan cara lebih sederhana yaitu dengan memghitung rasio – rasio keuangan yang sesuai dengan yang diinginkan.

Kasmir (2015:66) dalam penelitian, Nurmala (2017) menyatakan bahwa Analisis Laporan Keuangan adalah:

“Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan melihat posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan

(8)

sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.”

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Terdapat beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Kasmir (2015:68) dalam penelitian, Nurmala (2017) tujuan dan manfaat Analisis Laporan Keuangan secara umum adalah:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam suatu periode tertentu baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

Munawir (2010:31), mengungkapkan tujuan analisis laporan keuangan merupakan:

“ alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat

(9)

mendukung keputusan yang akan diambil.”

2.2.3 Bentuk dan Teknis Analisis Laporan Keuangan

John J. Wild & K. R. Subramanyam & Robert F. Halsey (2004:3) megungkapkan bentuk Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut:

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif 2. Analisis Laporan Keungan Common Size 3. Analisis Rasio

4. Analisis Arus Kas 5. Penilaian

Drs. Dwi Prastowo D.,M.M.,Akt. & Rifka Julianty, S.E. (2002:55) mengungkapan teknik-teknik Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut:

1. Analisis Prosentase per-komponen (common size) 2. Analisis Ratio

3. Analisis impas

2.2.4 Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank 2.2.4.1 Rasio Likuiditas

1. Loan to Deposit Rasio

Menurut Riyadi (2015:199) Loan to Deposit Ratio atau LDR merupakan perbandingan total kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank. Rasio ini akan menunjukan tingkat kemampuan Bank dalam menyalurkan dananya yang berasal dari masyarakat (berupa: Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka dan Kewajiban Segera Lainnya) dalam bentuk Kredit. Menurut Kasmir (2003:272), batas toleransi untuk LDR berkisar antara 85%-100%. Sedangkan menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%.

Menurut Sudirman (2013:158), rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(10)

LDR = Jumlah Kredit Pihak Ketiga x 100%

Dana Total Pihak Ketiga

2.2.4.2 Rasio Rentabilitas 1. NPL

Menurut Ismail (2009:226), NPL (Non Performing Loan) adalah kredit yang menunggak melebihi 90 hari. Dimana NPL terbagi menjadi Kredit Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Menurut Peraturan bank Indonesia No. 6 / 10 / PBI / 2004 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) yakni sebesar 5%.

NPL = Kredit Bermasalah x 100%

Total Kredit 2. ROA

Menurut Kasmir (2014:201), Return On Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan angka ROA minimal sebesar 1,5%. Menurut Hasibuan (2009:100), rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%

Total Aset 3. ROE

Menurut Kasmir (2015:204) mendefinisikan bahwa Return On Equity (ROE) adalah Hasil Pengembalian Ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Sesuai ketetapan Bank Indonesia nilai batas minimal ROE yang baik adalah 10%. Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:

(11)

Return on Equity (ROE) = Laba Setelah Pajak

Total Ekuitas

4. NIM

Menurut Taswan (2010:167) Net Interest Margin (NIM) adalah:

“Perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata- rata aktiva produktif. Rasio ini mengindikasi kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga. Namun harus dipastikan bahwa ini bukan karena biaya intermediasi yang tinggi, asumsinya pendapatan bunga harus ditanamkan kembali untuk memperkuat modal bank.”

Bank Indonesia menetapkan angka NIM minimal sebesar 5%

sebagai batas efisiensi perbankan.

Rumus Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 adalah sebagai berikut:

NIM = Pendapatan Bunga Bersih

Rata-rata Aktiva Produksi 5. BOPO

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013 Biaya Operasional Pendapatan Operasioanl (BOPO) adalah:

“Rasio yang mengukur tentang perbandingan Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi untuk mengetahui tingkat efisiensi dan kemampuan Bank tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan membagi antara Total beban operasional dan Total pendapatan operasional yang dihitung per posisi (tidak disetahunkan).”

(12)

.Sesuai ketetapan Bank Indonesia nilai maksimal BOPO yang baik adalah 85%. Rumus BOPO sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013

BOPO = Beban Operasional x 100%

Pendapatan Operasional 2.2.4.3 Rasio Solvabilitas

1. CAR

Menurut Kasmir (2014:46), CAR adalah perbandingan rasio tersebut antara rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko dan sesuai ketentuan pemerintah.Bank for International Setlement (BIS) menentukan nilai rasio CAR minimum sebesar 8%.

Menurut Hasibuan (2009:58), rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = Modal Sendiri (Modal Inti + Modal Pelengkap) ATMR (Neraca Aktiva + Neraca Adm)

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian – pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan proses pelaporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan

Dari pengertian – pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah merupakan proses pelaporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

Laporan keuangan tidak hanya sebagai penguji tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hasil analisis tadi,

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Tujuan Laporan Keuangan Menurut Kasmir 2018:10 dalam kutipan Wulandari, Retno 2019 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan,