BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Informasi
akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja
manajer. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
manusia dalam melaksanakan perannya yang dimainkannya dalam
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain
adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi
non akuntansi untuk menilai kinerja manjemen atau pimpinan perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan sebagai hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manjemen.
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997:503) adalah merupakan kata benda (n) yang artinya: 1. sesuatu yang
dicapai, 2. prestasi yang diperlihatkan, 3. kemampuan kerja (tt peralatan).
Kamus istilah akuntansi Aliminsyah (2003:215) mengartikan kinerja
sebagai: “suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagai atau seluruh
tindakan atau aktivitas dari organisasi pada suatu periode, sering dengan
referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya.” Hansen (2000:6) menyatakan
bahwa “kinerja adalah tingkatan konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi
poduk.”
Helfert (1996:67) menjelaskan bahwa “kinerja perusahaan adalah
hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus
oleh manajemen.” Pengertian performance sering diartikan sebagai
kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih
luas, bukan hanya mengatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana
proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa
yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan
hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2000:32) istilah kinerja sering
dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal
yang penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun karena
kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran
keuangan.
Kamus besar akuntansi Ardiyos (2010:697) menyatakan bahwa:
Performance measurements (ukuran kinerja) adalah kuantifikasi
efisiensi suatu perusahaan atau bagian perusahaan dalam melakukan operasi-operasi bisnis selama periode akuntansi. Misalnya melalui pendekatan penerimaan aktual dengan penerimaan (revenue center), yang membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan, pusat keuntungan (profit center), yang memperhitungkan biaya-biaya dan penerimaan untuk menghasilkan pendapatan neto, dan pusat investasi (investment
center), yang mengevaluasi kinerja bukan hanya semata-mata
untuk mempertimbangkan berdasarkan biaya dan penerimaan, melainkan juga investasi yang dilaksanakan. Dua ukuran pusat investasi adalah Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI).
Performance evaluation (penilaian kinerja) adalah pertimbangan
Umar (2002:36) menyatakan bahwa “penilaian atau evaluasi
merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh
mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih
diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.” Dengan
demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan
perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi,
2003:69).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
(performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat
secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu
secara efektif dan efisien. Kinerja merupakan indikator dari baik buruknya
keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat
berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui
informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum
dalam laporan keuangan perusahaan.
Pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui
diantaranya adalah melalui return on investment (ROI). Return on
investment (ROI) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan
dijadikan sebagai variabel dependen karena ROI digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan terdiri atas
faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal meliputi faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
perusahaan yang terdiri dari manajemen personalia, manajemen
pemasaran, manajemen produksi, dan manajemen keuangan.
a. Manajemen Personalia
Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan
seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara
manusiawi.
b. Manajemen Pemasaran
Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
c. Manajemen Produksi
Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa
sesuai dengan yang diharapkan.
d. Manajemen Keuangan
Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana
2. Faktor Eksternal dilihat dari kondisi yang berada dari luar yang
mempengaruhi kondisi perusahaan diantaranya kondisi perekonomian
dan kondisi industri.
a. Kondisi perekonomian
Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan
stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
b. Kondisi Industri
Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.
Analisis kinerja keuangan perusahaan memiliki sifat-sifat
diantaranya yaitu:
a. berfokus pada laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan
gambaran dari operasi perusahaan,
b. harus menelaah dampak dari kejadian di masa lampau terhadap
perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang,
c. memiliki pemahaman dalam sifat akuntansi dan prinsip akuntansi yang
diperlukan dalam menganalis.
2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
a. untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan
b. selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,
maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai
kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan,
c. dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk
masa yang akan datang,
d. memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan
organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada
khususnya,
e. sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk beberapa
hal (sucipto, 2003).
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
Dalam mengelola perusahaan, manajemen menetapkan sasaran
yang akan dicapai dimasa yang akan datang dan didalam proses yang
disebut perencanaaan (planning). Pelaksanaan rencana memerlukan
alokasi sumber daya secara efisien. Disamping itu pelaksanaan
rencana memerlukan pengendalian agar efektif dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Kesesuaian sasaran individu karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pemaksimalan motivasi karyawan
dalam mencapai sasaran perusahaan inilah yang merupakan tujuan
pokok penilaian kinerja.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai
sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan yang dinilai kinerjanya. Data hasil evaluasi kinerja yang
diselenggarakan secara periodik akan sangat membantu manajemen
puncak dalam memilih karyawan yang pantas untuk dipromosikan,
penghentian kerja sementara, transfer dan pemutusan hubungan kerja
permanen.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan
karyawannya agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan bisnis perusahaan yang senantiasa berubah dan
berkembang. Hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kelemahan karyawan dan untuk mengantisipasi
keahlian dan keterampilan yang dituntut oleh pekerjaan agar dapat
memberikan respon yang memadai terhadap perubahan lingkungan
menyediakan kriteria untuk memilih program pelatihan karyawan yang
memenuhi kebutuhan karyawan dan untuk mengevaluasi kesesuaian
program pelatihan karyawan dengan kebutuhan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
Penggunaan wewenang dan konsumsi sumber daya dalam
pelaksanaan wewenang ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk
penilaian kinerja. Melalui pengukuran kinerja, manajemen atas
memperoleh umpan balik mengenai pelaksanaan wewenang dan
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan wewenang yang
dilakukan oleh manajemen bawah. Berdasarkan hasil penilaian kinerja
ini manajemen atas memberikan penilaian terhadap kinerja manajemen
bawah. Dilain pihak penilaian kinerja ini memberikan umpan balik
bagi manajemen bawah mengenai bagaimana manajemen atas menilai
kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penghargaan dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu
penghargaan instrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan
instrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah
berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai
sasaran tertentu. Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang
diberikan kepada karyawan baik yang berupa kompensasi langsung,
2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
a. untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya
pada saat ditagih,
b. untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang,
c. untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu,
d. untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur
dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali
pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar
dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami
2.2 Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2004:2)
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Melalui laporan keuangan dapat diperoleh informasi-informasi
yang penting suatu perusahaan.
a. Informasi tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal
perusahaan.
b. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, harta atau kekayaan
bersih yang timbul dalam aktivitas perusahaan dalam rangka
memperoleh laba.
c. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai
dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan
e. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan
seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan di perusahaan.
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus disusun dan disajikan setiap tahun.
Laporan keuangan yang merupakan hasil dari proses akuntansi dapat
menjadi alat dalam mengkomunikasikan data keuangan suatu perusahaan
dengan pihak-pihak berkepentingan. Tujuan utama laporan keuangan
menurut Warren (2005:4) adalah “untuk menyediakan informasi keuangan
suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan
keputusan ekonomi.” Pihak yang berkepentingan tersebut adalah investor,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga, dan masyarakat.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,
2004:4) tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat mengambil keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.2.3 Keterbatasan Laporan Keuangan
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu
yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan akhir. Karena
itu semua jumlah jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan
keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam
laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh
akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar
penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu
dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan
yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan unit yang
terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena
naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat diukur dengan satuan uang.
2.2.4 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada
diantara unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan
unsur-unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur-unsur-unsur sama
tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan sebab
perubahannya (Dunia, 2005:259). Menurut Stice (2005:775) menyatakan
bahwa “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara
angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut
dari waktu ke waktu.” Wild (2005:3) mengemukakan bahwa “analisis
laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat
dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data
yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dari kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis.” Menurut Syamsuddin (2000:37):
“analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan
rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini dan
kemungkinannya dimasa depan.”
Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu
manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan
profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Tujuan lainnya adalah untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dengan mengidentifikasi letak masalah.
Analisis laporan keuangan penting bagi pihak manajemen, pemegang
saham, kreditur, pemerintah, dan karyawan.
a. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
kompensasi, pengembangan karier.
b. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan,
pendapatan, keamanan investasi.
c. Bagi kreditur: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi
utang beserta bunganya.
d. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
e. Bagi karyawan: penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan
kerja.
2.2.5 Metode dan Teknik Analisa
Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau
mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend)
untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan
untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada
dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari
dengan alat-alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap metode dan
teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih
dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.
1. Analisa horisontal adalah analisa yang menggunakan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga
akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebutmetode analisa
dinamis.
2. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam
laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini
disebut metode analisa statis.
2.2.6 Jenis – Jenis Analisa Laporan Keuangan A. Analisis Common Size
Analisis ini disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari
total penjualan (untuk laporan rugi-laba) atau dari total
aktiva (untuk neraca). Cara semacam ini memudahkan pembacaan
Neraca yang sudah dilakukan analisa common size akan
tampak dua hal :
distribusi aktiva/pasiva dan
kontribusi tiap pos terhadap aktiva/pasiva, menunjukkan
pentingnya pos tersebut untuk dianalisa lebih lanjut
B. Analisis rasio
Harahap (2006:297) menjelaskan bahwa “rasio keuangan
adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan. Analisis rasio keuangan merupakan
hal yang penting bagi pihak manajer keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja yang dicapai yang dapat dijadikan sebagai dasar
dalam pelaksanaan fungsi manajemen dalam hal perencanaan dan
pengendalian. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan posisi kinerja
keuangan perusahaan, yang merupakan perbandingan dari dua
unsur yang sistematis (Van Horne, dalam Sawir, 2005:6).
Sehingga dapat diketahui posisi keungan perusahaan yang
berkaitan dengan masalah likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas
perusahaan.
Rasio-rasio tersebut di rancang untuk membantu para
analisis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan
menilai posisi keuangan dan potensi kemajuan perusahaan, faktor
utama yang menjadi perhatian penganalisa adalah rasio-rasio
keuangan.
1. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban saat ditagih.
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek. Likuiditas menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan
mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada
para pemegang saham. Dividen merupakan arus kas keluar,
maka semakin besar jumlah kas yang tersedia maka dianggap
baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. Tingkat likuiditas yang
tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam
kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan
saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga
saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor
menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya
perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan
menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan
biaya penyimpanan yang harus terus di bayar.
Ada dua jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan,
yaitu rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar
sesudah dikurangi persediaan dengan kewajiban jangka pendek
dan menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang
bias digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendek.
Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh
current ratio (CR) yaitu rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus
dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Semakin
besar rasio lancar maka likuiditas perusahaan semakin tinggi.
2. Leverage adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban jangka panjang maupun jangka
pendek. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan tingginya
risiko bagi pemberi pinjaman untuk memperoleh pembayaran
pinjaman. Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk
utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Leverage
dalam penelitian ini diwakili oleh debt ratio (DR) dan debt to
equity ratio (DER).
Debt ratio atau rasio utang total terhadap aktiva total
mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur
terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan. Rasio leverage
yang tinggi menunjukkan tingginya resiko bagi pemberi
pinjaman untuk memperoleh pembayaran pinjaman. Semakin
tinggi debt ratio menunjukkan resiko keuangan yang dihadapi
perusahaan semakin tinggi, karena utang membawa
konsekuensi beban bunga tetap.
DER merupakan rasio yang membandingkan total utang
ekuitas. Rasio ini mengukur persentase dari dana yang
diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban
lancar dan kewajiban jangka panjang. DER mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi
kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan
hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh pemilik
perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa
semakin besar struktur modal yang berasal dari utang
digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Rasio DER yang
kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu
3. Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Rasio profitabilitas mencakup rasio yang
menunjukkan hubungan laba dengan penjualan dan yang
menunjukkan hubungan laba dengan investasi. Ukuran yang
digunakan untuk melihat hubungan laba dengan penjualan
adalah margin laba kotor (gross profit margin) dan marjin laba
bersih (net profit margin).
Ukuran yang digunakan dalam hubungan laba dengan
investasi adalah tingkat pengembalian ekuitas (return on
equity). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh
net profit margin dan return on investment sebagai variabel
dependennya. Net profit margin atau sales margin digunakan
untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah
penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan menunjukkan
kinerja yang semakin baik.Return on investment dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
4. Rasio Efektivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif
Semakin tinggi tingkat rasio ini menunjukkan semakin
efisiensi penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian
dana dalam bentuk kas. Rasio efektivitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total aset turnover dan working
capital turnover. Total asset turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan
modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Working capital turnover digunakan untuk mengukur
kemampuan modal kerja (netto) yang berputar pada suatu
periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat di perusahaan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kinerja keuangan
perusahaan antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas
(2002) dengan judul penelitian hubungan efisiensi operasional dengan kinerja
profitabilitas pada sektor perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis
regresi time-series cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR,
BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profabilitas perbankan. Variabel
MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profabilitas
perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh Ardi (2005) dengan judul penelitian
Livestock. Hasil penelitian ini adalah variabel independen yakni jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan equity secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United
Livestock. Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2005) dengan judul
pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa kepemilikan
manajeril, kepemilikan institusional dan komite audit secara bersama-sama
mempengaruhi kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005)
dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mempengarui kinerja keuangan
Bank Umum di Indonesia, menggunakan model analisis logit regression model
yang dilakukan pada 56 Bank Umum dengan total asset kurang dari 1 triliun,
menunjukkan ada pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROA, pengaruh
positif dan signifikan NIM terhadap ROA serta berpengaruh negatif dan signifkan
BOPO terhadap ROA dan tidak berpengaruh modal CAR terhadap ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dengan judul faktor yang
mempengaruhi profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia menyatakan
bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Variabel yang digunakan Hasil penelitian
Werdaningtyas (2002)
Variabel independen:
CAR, LDR
Variabel dependen: ROA
CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Ardi (2005)
Variabel independen:
aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan equity
Variabel dependen:
Kinerja keuangan profitabilitas (ROE dan
ROI)
Aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, hutang jangka panjang mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas, equity mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas dan komite audit
Variabel dependen: ROI
Kepemilikan manajeril, kepemikikan institusional dan komite audit secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan.
Mawardi (2005)
Variabel independen: CAR, NIM, BOPO, NPL
Variabel dependen: ROA
Pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROS, pengaruh positif dan signifikan NIM terhadap ROA, serta berpengaruh negatif dan signifikan BOPO terhadap ROA dan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.
Yuliani
Variabel dependen: ROA
Variabel BOPO memiliki pengaruh signifikan negatif, sedangkan variabel CAR signifikan positif terhadap ROA, variabel MSDN dan LDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.
2.4 Kerangka Konseptual
Current Ratio (X1)
Debt To Equity Ratio (X2)
Debt Ratio (X3)
2
3
Return On Investment (Y)
Total Asset Turnover (X4)
Working Capital Turnover (X5)
Net Profit Margin (X6)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana
teoori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis
identifikasikan. Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama suatu kerangka
konseptual adalah alur pemikiran logis yang membangun suatu kerangka
konseptual sehingga membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dapat dilihat pada
gambar 2.1. Kerangka konseptual tersebut memperlihatkan bahwa current ratio,
net profit margin sebagai variabel independen, sedangkan return on investment
sebagai variabel dependen. Rasio-rasio yang digunakan sebagai variabel
independen tersebut merupakan komponen dari analisis laporan keuangan yang
memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern.
Rasio independen yang dipilih oleh penulis juga merupakan rasio yang dinilai
dapat digunakan dalam menganalisa kinerja keuangan perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan
return on investment akan sangat membantu perusahaan dalam pengukuran
kinerja keuangannya. Hal ini tentu berguna bagi pemakai laporan keuangan
dalam mengetahui kondisi kinerja dan keuangan perusahaan serta membantu
dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja memberikan keyakinan
kepada para investor yang akan melakukan investasi, sehingga investor memiliki
keyakinan bahwa investasi yang dilakukannya sudah tepat.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk
yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan
penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah
terjadi atau akan terjadi (Erlina 2007:41). Berdasarkan perumusan masalah dalam
kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah
turnover, working capital turnover, dan net profit margin berpengaruh terhadap