• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pertanyaan

Beberapa ahli telah berpendapat mengenai pengertian pertanyaan. Menurut Harimurti Kridalaksana (2008: 191), berdasarkan konsep semantik, pertanyaan adalah makna ujaran yang meminta jawaban. Ujaran sendiri adalah kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan. Semantik adalah bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga struktur makna suatu wicara.

Konsep semantik ini berbeda dengan konsep interogatif yang merupakan konsep tata bahasa. Interogatif adalah bentuk atau tipe kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan pertanyaan. Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung intonasi interogatif dan pada umumnya mengandung makna pertanyaan, dalam ragam tulisnya biasanya ditandai dengan tanda tanya (?).

Sedangkan Cotton (2001: 2) berpendapat bahwa pertanyaan adalah setiap kalimat yang memiliki bentuk interogatif atau bentuk kalimat tanya. Dalam pembelajaran di kelas, pertanyaan guru didefinisikan sebagai isyarat instruksional atau rangsangan yang disampaikan kepada siswa untuk dipelajari, petunjuk untuk apa yang mereka lakukan, dan bagaimana mereka melakukannya.

Pendapat yang sedikit berbeda terkait pengertian pertanyaan diungkapkan oleh Ruseffendi. Russefendi (1988: 252-253) mendefinisikan bahwa pertanyaan adalah pernyataan yang diajukan seseorang terhadap seseorang yang diharapkan untuk dijawab. Pengertian ini berarti pertanyaan tidak selalu harus berupa kalimat interogatif yang memiliki tanda tanya (?) di akhir kalimat, tetapi pertanyaan bisa berupa pernyataan apapun yang menghendaki jawaban. Russefendi pun tidak membatasi bahwa pertanyaan tidak harus diajukan secara verbal atau secara lisan, melainkan bisa diajukan secara nonverbal salah satunya dengan tulisan.

Menurut Rasyid (dalam Buchari Alma, 2010: 32), setiap pertanyaan yang menuju atau menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa dan menekankan pada

9

(2)

commit to user

menguji pengetahuan siswa seperti mengingat kembali, memahami, mengaplikasikan, mensintesis atau mengevaluasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan beberapa definisi tersebut untuk mendefinisikan pertanyaan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah segala bentuk pernyataan ataupun isyarat instruksional, baik pernyataan yang berupa kalimat interogatif atau kalimat tanya yang memiliki tanda tanya (?) di akhir kalimat maupun semua pernyataan yang menghendaki jawaban dari siswa yang diajukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini pertanyaan adalah segala bentuk pertanyaan yang diajukan baik secara verbal atau lisan maupun secara tertulis dalam kegiatan pembelajaran.

2. Jenis-Jenis Pertanyaan

Dalam mengajukan pertanyaan, selain guru harus memperhatikan keterampilan bertanya yang tepat, guru juga harus mengajukan jenis pertanyaan yang tepat. Tepat disini berarti secara isi, pertanyaan yang diajukan guru sesuai dengan tujuan dan kondisi kelas atau kemampuan siswa. Moh. Uzer Usman (1995: 75-76) mengklasifikasikan jenis-jenis pertanyaan berdasarkan maksud dan berdasarkan Taksonomi Bloom sebagai berikut.

a. Jenis pertanyaan menurut maksud

Moh. Uzer Usman (1995: 75-76) mengelompokkan jenis-jenis pertanyaan berdasarkan maksud menjadi 4 jenis. Yaitu pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question).

Adapun penjelasan dari masing-masing jenis pertanyaan dijelaskan sebagai berikut.

(1) Pertanyaaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.

(2) Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.

(3)

commit to user

(3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswanya memperhatikan dengan seksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.

(4) Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.

b. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom

Moh. Uzer Usman (1995: 75-76) mengelompokkan jenis-jenis pertanyaan yang diajukan guru berdasarkan dimensi kognitif Taksonomi Bloom menjadi 6 jenis pertanyaan, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut.

(1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, dimana, kapan, siapa dan sebutkan.

(2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri.

Biasanya menggunakan kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan.

(3) Pertanyaan penerapan (application question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya.

(4) Pertanyaan analisis (analysis question), yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengidentifikasi alasan, menemukan bukti, dan mencapai kesimpulan.

(5) Pertanyaan sintesis (synthesis question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu, dan menuntut siswa untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi.

(4)

commit to user

(6) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.

c. Jenis-jenis pertanyaan menurut Revisi Taksonomi Bloom

Dimensi-dimensi pada Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kognitif siswa. Tetapi pada tahun 2001 Anderson dan Krathwohl melakukan revisi mendasar atas klasifikasi kognitif yang pernah dikembangkan oleh Bloom, yang dikenal dengan Revised Bloom’s Taxonomy (Revisi Taksonomi Bloom).

Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif berkaitan dengan proses yang digunakan siswa untuk mempelajari suatu hal, sedangkan dimensi pengetahuan adalah jenis pengetahuan yang dipelajari oleh siswa (Amer, 2006:

214).

Menurut Krathwohl (2002: 215) dimensi proses kognitif hasil belajar berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom ini bersifat hierarkis, yang berarti kategori pada dimensi proses kognitif disusun berdasar tingkat kompleksitasnya.

Understand lebih kompleks daripada Remember, Apply lebih kompleks daripada Understand, dan seterusnya.

Anderson dan Krathwohl (2010: 99-133), menjelaskan dimensi kognitif pada Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari :

(1) Remember (Mengingat)

Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori Remember terdiri dari proses kognitif Recognizing (mengenali) dan Recalling (mengingat kembali).

(a) Recognizing (mengenali atau mengidentifikasi) adalah memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang kemudian membandingkannya dengan informasi yang tersaji. Dalam Recognizing, siswa mencari potongan informasi dalam memori jangka panjang yang identik atau hampir sama dengan informasi yang baru disampaikan

(5)

commit to user

(b) Recalling (mengingat kembali atau mengambil) adalah memperoleh kembali pengetahuan yang sesuai dengan memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah. Dalam Recalling, siswa mencari sebagian informasi dalam memori jangka panjang, kemudian informasi tersebut diproses untuk menyelesaikan suatu masalah

(2) Understand (Memahami)

Memahami adalah kemampuan membangun makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Siswa memahami ketika mereka mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan), Examplifiying (memberi contoh), Classifiying (mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan).

(a) Interpreting (menginterpretasikan atau menafsirkan atau merepresentasikan atau menerjemahkan) adalah kemampuan siswa untuk mengubah informasi yang disajikan dari bentuk satu ke bentuk yang lain.

Menginterpretasikan dapat berupa dari kalimat ke kalimat, gambar ke kalimat, kalimat ke angka dan sebagainya.

(b) Examplifiying (memberi contoh atau mengilustrasikan) adalah kemampuan siswa memberi contoh yang spesifik atau dapat juga diartikan mengidentifikasi dari bagian-bagian ke konsep umum.

(c) Classifiying (mengklasifikasikan atau mengkategorikan atau mengelompokkan) adalah kemampuan siswa untuk mengetahui bahwa sesuatu merupakan bagian dari suatu kategori. Dapat pula diartikan sebagai mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa cirri atau pola tersebut sesuai dengan kategori tertentu. Mengklasifikasikan dimulai dengan contoh khusus dan siswa diminta untuk mencari konsep umumnya.

(6)

commit to user

(d) Summarizing (menyimpulkan atau merangkum atau mengabsraksi atau menggeneralisasi) adalah kemampuan siswa untuk memberikan pernyataan dari informasi yang telah disampaikan.

(e) Inferring (menduga atau memprediksi atau mengintapolasi atau mengekstrapolasi) adalah kemampuan yang dimiliki siswa jika siswa dapat membayangkan konsep yang merupakan bagian dari contoh dengan cara mengkode karakteristik yang sesuai dengan contoh tersebut.

Dapat juga diartikan sebagai mencari pola dari kasus contoh yang diberikan.

(f) Comparing (membandingkan atau mengontraskan atau memetakan atau mencocokkan) adalah kemampuan menunjukkan persamaan atau perbedaan antara dua atau lebih objek.

(g) Explaining (menjelaskan atau membuat model) adalah kemampuan menggunakan model sebab akibat.

(3) Apply (Menerapkan)

Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Kategori Apply terdiri dari proses kognitif Excecuting (kemampuan melakukan) dan Implementing (kemampuan menerapkan).

(a) Excecuting (mengeksekusi atau melaksanakan atau melakukan) adalah kemampuan menyelesaikan masalah dengan prosedur yang sudah dikenal dan diketahui siswa, yang cenderung pada kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan algoritma. Skill dan algoritma memiliki ciri langkah pengerjaan soal secara berurutan dan jika setiap langkah dikerjakan dengan benar maka hasilnya juga benar

(b) Implementing (mengimplementasikan atau menggunakan) adalah kemampuan siswa untuk memilih dan menggunakan prosedur yang belum dikenal siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa harus dapat memahami permasalahan dengan benar untuk dapat menemukan prosedur yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Karena sebelumnya siswa belum mengenal permasalahan yang dihadapi

(7)

commit to user

sehingga belum mengetahui prosedur yang digunakan untuk menyelesaikannya. Karena itu kemungkinan prosedur yang digunakan bukan hanya satu, mungkin akan terdapat banyak prosedur penyelesaian yang bisa ditemukan.

(4) Analyze (Menganalisis)

Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menemukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan lainnya atau bagian tersebut dengan keseluruhan.

Analisis menekankan pada kemampuan merinci unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antarbagian tersebut. Di tingkat analisis seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali atau membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.

Kategori Analyze terdiri dari Differentiating (membedakan), Organizing (mengorganisasi) dan Attributting (menemukan pesan tersirat).

(a) Differentiating (membedakan atau menyendirikan atau memilah atau memilih atau memfokuskan) adalah kemampuan membedakan bagian- bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk sesuai.

(b) Organizing (mengorganisasi atau menemukan keterkaitan, memadukan, membuat garis besar atau mendeskripsikan peran atau menstrukturkan) adalah kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait.

(c) Attributing (mengatribusikan atau mendekonstruksi atau menemukan pesan tersirat) adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah yang diajukan.

Attributing membutuhkan kemampuan dasar.

(5) Evaluate (Mengevaluasi atau Menilai)

Mengevaluasi atau menilai merupakan kemampuan melakukan judgement berdasarkan standar tertentu. Adanya kemampuan evaluasi ditunjukkan

(8)

commit to user

siswa dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori Evaluate terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik)

(a) Checking (mengecek atau memeriksa atau mendeteksi atau memonitor atau menguji) adalah kemampuan memeriksa yang melibatkan operasi atau produk yang diberikan kepada siswa. Kemampuan memeriksa ini terkait dengan menentukan suatu keputusan berdasarkan standar tertentu.

(b) Critiquing (mengkritik atau menilai) adalah kemampuan untuk mengkritisi atau membuat penilaian dari suatu produk atau operasi berdasarkan standar tertentu. Dalam mengkritisi, seorang siswa mencatat ciri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat pertimbangan berdasarkan ciri tersebut. Dalam matematika, mengkritisi dapat juga dengan membandingkan metode mana yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan suatu masalah.

(6) Create (Mengkreasi)

Mengkreasi merupakan kemampuan menggeneralisasi ide baru atau cara pandang baru dari suatu kejadian. Dalam hal ini siswa dikatakan memiliki kemampuan mengkreasi jika dapat membuat sesuatu yang baru dengan merombak beberaoa elemen atau bagian ke dalam bentuk yang tidak dijelaskan oleh guru. Proses kognitif mengkreasi mencakup 3 proses kognitif, meliputi merumuskan, merencanakan, memproduksi.

(a) Generating (merumuskan atau membuat hipotesis) melibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Acap kali, cara menggambarkan masalah menunjukkan bagaimana solusi-solusinya, dan merumuskan ulang atau kembali menggambarkan masalahnya. Ketika merumuskan melampaui batas-batas pengetahuan lama dan teori-teori yang ada, proses ini melibatkan proses berpikir divergen dan menjadi inti dari apa yang disebut berpikir kreatif. Nama lain dari merumuskan adalah membuat hipotesis.

(b) Planning (merencanakan atau mendesain) melibatkan proses merencakan metode penyelesaian masalah yang sesuai dengan kriteria-

(9)

commit to user

kriteria masalahnya, yakni membuat rencana untuk menyelesaikan masalah. Merencanakan adalah mempraktikkan langkah-langkah untuk mengkreasikan solusi yang nyata bagi suatu masalah. Dalam merencanakan, siswa bisa jadi menentukan sub-sub tujuan, atau merinci tugas menjadi sub-sub tugas yang harus dilakukan ketika menyelesaikan masalahnya. Merencanakan mungkin dilakukan oleh siswa secara tersamar selama membuat suatu produk.

(c) Producing (memproduksi atau menskonstruksi) melibatkan proses melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu. Nama lain memproduksi adalah mengkonstruksi.

Dalam mengklasifikasikan jenis-jenis pertanyaan berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom, dapat dilihat berdasarkan dimensi berpikir manakah dalam Revisi Taksonomi Bloom yang diharapkan guru untuk dicapai siswa melalui pengajuan pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa.

Pada penelitian ini, jenis-jenis pertanyaan diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu jenis-jenis pertanyaan berdasarkan maksud dan jenis pertanyaan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Jenis-jenis pertanyaan berdasarkan maksud dikelompokkan menjadi pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question).

Sedangkan jenis-jenis pertanyaan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom dibedakan menjadi pertanyaan mengingat (remember), pertanyaan memahami (understand), pertanyaan menerapkan (apply), pertanyaan menganalisis (analyze), pertanyaan mengevaluasi (evaluate) dan pertanyaan mengkreasi (cretate).

3. Tujuan Pertanyaan Guru di Kelas

Ketika guru mengajukan pertanyaan pada sebuah proses pembelajaran, guru memiliki tujuan tertentu. Al Krismanto (2003: 4) berpendapat bahwa tujuan guru mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran antara lain untuk (1) memotivasi siswa; (2) menyegarkan apresiasi siswa; (3) memulai diskusi; (4)

(10)

commit to user

mendorong siswa agar berpikir; (5) mengarahkan perhatian siswa; (6) menggalakkan penyelidikkan; (7) mendiagnosis atau memeriksa tanggapan siswa;

(8) menarik perhatian siswa; (9) mengundang pertanyaan siswa.

Sedangkan menurut Cotton (2001: 5) tujuan guru mengajukan pertanyaan pada sebuah pembelajaran antara lain untuk (1) mengembangkan minat dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran; (2) mengevaluasi persiapan siswa dan memeriksa pekerjaan rumah; (3) mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap bertanya; (4) meninjau dan meringkas materi sebelumnya; (5) memelihara wawasan dengan mengekspos hubungan baru;

(6) menilai pencapaian tujuan instruksional; (7) merangsang siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri

Jadi ketika seorang guru mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran, guru memiliki tujuan tertentu. Terdapat banyak tujuan yang mungkin dimiliki guru.

Tujuan tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kondisi kelas.

4. Manfaat Pertanyaan

Moh. Uzer Usman (1995: 74) berpendapat bahwa, dalam proses belajar mengajar, keberadaan pertanyaaan memiliki peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan manfaat bagi siswa, yaitu untuk (1) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar; (2) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan; (3) engembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sesungguhnya adalah bertanya; (4) menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik; (5) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan oleh guru secara tepat memang memiliki banyak manfaat bagi siswa. Untuk itu, guru sebaiknya mengajukan pertanyaan yang tepat baik tepat secara teknik pelontarannya maupun tepat dari segi isi pertanyaannya.

(11)

commit to user 5. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Telah banyak ahli yang menjelaskan teori tentang belajar dan pada dasarnya terdapat dua aliran pendapat yaitu teori belajar aliran behavioristik dan teori belajar aliran kognitif. Menurut teori belajar behavioristik belajar merupakan perubahan tingkah laku sehingga hasil belajar dapat langsung diamati oleh indera manusia. Sedangkan teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung di dalam pikiran manusia sehingga hasilnya tidak dapat diamati secara langsung dengan indera manusia.

Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Anni (2004: 4), “Belajar merupakan proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.

Sedangkan menurut kaum kontruktivis, belajar merupakan proses belajar aktif. Pelajar mengkontruksi arti yang berupa teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Menurut Paul Suparno (1997:

61), proses tersebut yang antara lain bercirikan sebagai berikut.

a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Kontruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah dia punya.

b. Kontruksi itu adalah proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.

c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil

(12)

commit to user

perkembangan yang menurut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.

d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat didefinisikan bahwa belajar adalah proses yang dialami seseorang bagi suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memiliki ciri antara lain berupa proses terus menerus, membentuk makna, mengembangkan pikiran yang sebenarnya terjadi pada waktu seseorang dalam keraguan atau memiliki pertanyaan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Ini berarti keberadaan pertanyaan dapat merangsang pemikiran seseorang untuk berpikir lebih lanjut.

b. Pengertian Pembelajaran

Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat pengertian pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Erman Suherman (2001: 9) mengungkapkan bahwa menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Winaputra (2008: 11) pembelajaran merupakan suatu konsep pedagogik yang secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk mengkreasikan lingkungan belajar yang potensial menghasilkan proses belajar yang bersumber pada berkembangnya potensi peserta didik.

Berdasarkan pengertian pembelajaran di atas, dapat didefinisikan bahwa pembelajaran adalah upaya sistematik dan sistemik yang berupa proses interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa dalam suatu lingkungan belajar dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir. Disini salah satu bentuk interaksinya dapat berbentuk tanya jawab pertanyaan yang muncul dari siswa maupun pertanyaan yang diajukan oleh guru.

(13)

commit to user c. Pengertian Matematika

Istilah Matematika mulanya muncul dari bahasa Yunani, mathematike, yang berakar kata mathema yang berarti pengetahuan. Istilah mathematike juga berhubungan erat dengan sebuah kata yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar atau berpikir (Erman Suherman dkk, 2001: 18).

Berdasarkan pengertian etimologis tersebut Elea Tinggih (dalam Erman Suherman dkk, 2001: 18) mengartikan matematika sebagai “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan berpikir”. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran, serta berkaitan erat dengan proses berpikir.

Reys (dalam Erman Suherman, 2001: 19) juga mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, suatu alat. Erman Suherman (2001: 25) juga berpendapat bahwa konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Ibarat sebuah gedung bertingkat, lantai kedua dan selanjutnya tidak akan terwujud apabila fondasi dan lantai sebelumnya yang menjadi prasyarat benar-benar dikuasai agar dapat menguasai konsep selanjutnya.

Sumardyono (2004: 28) juga berpendapat bahwa matematika bisa diartikan sebagai pola pikir deduktif dan matematika sebagai seni yang kreatif. Matematika merupakan salah satu alat untuk mengembangkan cara berpikir seseorang yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan sarana untuk perkembangan budaya.

Dari pendapat-pendapat tentang matematika tersebut, dapat didefinisikan bahwa matematika merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan proses berpikir, bersifat deduktif, hierarkis dari yang sederhana sampai ke yang kompleks, yang logis serta sebagai sarana untuk mengembangkan kreatifitas.

(14)

commit to user 6. Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam dunia pendidikan.

Pengertian pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sementara pembelajaran menurut Erman Suherman (2001: 8) merupakan upaya penataan lingkungan yang member nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang disengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Permen No. 41 tentang Standar Proses tahun 2007 juga memberikan definisi pembelajaran yakni merupakan usaha yang sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Dengan demikian pembelajaran merupakan upaya yang bersifat eksternal yang sengaja direncanakan atau direkayasa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Agar pembelajaran lebih sistematik dan terarah, harus disertai adanya proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan proses yang tepat dapat menghasilkan situasi yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara lebih optimal. Pada tahun 2007 pemerintah menetapkan Peraturan Menteri No.41 tentang Srandar proses. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan (Permen Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses).

Pada pelaksanaan pembelajaran, proses pemebelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Masing-masing kegiatan dalam proses pembelajaran tersebut memiliki tujuan masing-masing.

(15)

commit to user a. Kegiatan pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan pendahuluan, guru :

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti dalam suatu pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukan secara sistematis melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

1) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber

b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar yang lain

c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antar peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya

d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau

lapangan.

2) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru :

a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna

(16)

commit to user

b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok

g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan

i) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru :

a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber

c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar :

e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

f) Membantu menyelesaikan masalah

g) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi

(17)

commit to user h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

i) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

c. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri suatu aktifitas pembelajaran. Kegiatan penutup dapat dilakukan dalam bentuk menyimpulkan, mengevaluasi, merefleksi, memberi umpan balik dan tindak lanjut. Dalam kegiatan penutup, guru :

1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/

simpulan pembelajaran

2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten atau terprogram

3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Secara garis besar, proses pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Masing-masing kegiatan tersebut memiliki tujuan masing- masing. Dalam kegiatan tersebut dibutuhkan interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa. Salah satu bentuk interaksinya adalah dengan adanya pertanyaan yang diajukan oleh guru. Jenis-jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam masing-masing kegiatan pun berbeda-beda, yang sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dalam masing-masing kegiatan pada proses pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan pola pikir kritis dan kreatif pada siswa. Proses pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sementara pertanyaan merupakan jantungnya proses pembelajaran. Pertanyaan berperan dalam pembentukan pola pikir kritis dan kreatif siswa. Dalam mengajukan pertanyaan, guru harus menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kemampuan siswa dan kondisi kelas.

Proses pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Masing-masing kegiatan tersebut memiliki tujuan khusus yang berbeda-beda demi

(18)

commit to user

terciptanya pembelajaran yang efektif. Karena tujuan dari masing-masing kegiatan yang berbeda-beda, maka jenis pertanyaan yang diajukan guru pun berbeda-beda dan harus disesuaikan dengan tujuan masing-masing kegiatan tersebut. Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan yang dilakukan guru bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Guru dapat memilih jenis pertanyaan yang sesuai dalam kegiatan pendahuluan ini. Pemilihan jenis pertanyaan dapat didasarkan pada tujuan kegiatan pendahuluan dan tingkat pengetahuan atau ranah kognitif siswa. Pada kegiatan inti, guru melakukan proses ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada setiap proses, pertanyaan yang diajukan pun berbeda-beda dan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai masing-masing proses dan tingkat pemahaman atau ranah kognitif siswa dalam kegiatan inti. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa melakukan kegiatan merangkum, menyimpulkan, mengevaluasi, merefleksi, memberi umpan balik dan melakukan tindak lanjut. Pada kegiatan penutup ini pokok tujuan yang ingin dicapai adalah evaluasi, sehingga guru sebaiknya memilih pertanyaan yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mengecek seberapa jauh pemahaman siswa.

Adapun jenis-jenis pertanyaan digolongkan berdasarkan maksud dan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Jenis pertanyaan berdasarkan maksud terdiri dari pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), pertanyaan menggali (probing question). Jenis pertanyaan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom terdiri atas pertanyaan yang bertujuan untuk meminta siswa mengingat (remember), memahami (understand), pertanyaan menerapkan (apply), menganalisis (analyze), dan mengkreasi (create).

Dalam penelitian ini, jenis-jenis pertanyaan yang diajukan guru dalam pembelajaran akan diamati dengan menggunakan alat perekam berupa kamera digital. Dari hasil rekaman tersebut kemudian diperoleh transkripsi kegiatan pembelajaran yang berupa ucapan, ujaran, atau pertanyaan guru dan siswa.

Selanjutnya tanskripsi pembelajaran yang diperoleh tadi dibedakan menjadi tiga

(19)

commit to user

bagian kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Masing-masing bagian transkipsi tersebut direduksi dengan cara mengambil ucapan, ujaran, atau pertanyaan yang termasuk dalam kategori pertanyaan berdasarkan maksud dan pertanyaan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Pada kelompok pertanyaan berdasarkan maksud, pertanyaan diberi label jenis pertanyaan yang sesuai antara lain pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Pada kelompok pertanyaan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Baksonomi Bloom, pertanyaan diberi label jenis pertanyaan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom, yaitu pertanyaan mengingat (remember), pertanyaan memahami (understand), pertanyaan menerapkan (apply), pertanyaan menganalisis (analyze), pertanyaan mengevaluasi (evaluate), dan pertanyaan mengkreasi (create). Selanjutnya dilakukan konfirmasi untuk memastikan maksud dan tujuan guru dalam mengajukan pertanyaan. Konfirmasi ini dilakukan melalui wawancara terhadap guru sebagai subjek utama untuk meningkatkan validitas data. Konfirmasi juga dilakukan melalui wawancara pada siswa sebagai subjek bantu untuk melihat apakah maksud dan tujuan dari pertanyaan yang diajukan guru yang ditangkap oleh siswa. Konfirmasi melalui wawancara pada siswa ini digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari hasil pengambilan data pada saat pembelajaran. Selanjutnya dilakukan analisis data terhadap pertanyaan yang telah dikategorikan ke dalam pertanyaan berdasarkan maksud dan berdasarkan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom yang telah dibedakan tahap kegiatan menjadi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup tersebut. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan sehingga dapat diketahui jenis-jenis pertanyaan yang ada pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Hasil analisis data tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan jenis-jenis pertanyaan yang diajukan guru berdasarkan maksud dan dimensi kognitif Revisi Taksonomi Bloom pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Setelah analisis data dilakukan, kemudian dilakukan validasi data

(20)

commit to user

melalui member check terhadap sumber data. Gambar 2.1 berikut merupakan bagan alur penelitian ini.

Gambar 2.1. Bagan Alur Penelitian Pemilihan Subjek Penelitian Pengambilan data

Pemilihan hasil rekaman pengambilan data Wawancara guru

Wawancara siswa Reduksi data

Penyajian data

Penarikan Kesimpulan

Validasi Data

Analisis Data

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Alur PenelitianPemilihan Subjek PenelitianPengambilan data

Referensi

Dokumen terkait

PKL merupakan salah satu mata kuliah dalam Kurikulum 2015 yang harus ditempuh dan wajib lulus oleh setiap mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah S1, Geografi S1,

perceraian yang setiap tahun kian meningkat.. 1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak

Untuk membangkitkan kembali usaha perudangan di Sulawesi Selatan pemerintah menganjurkan untuk memelihara udang vanamei sebagai pengganti budidaya udang windu di tambak, namun

Suatu rahmat dan anugerah dari Allah SWT yang sepatutnya penulis syukuri, karena berkat qudrat, iradat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat merampungkan skripsi

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectionaldengan tujuan untuk mendiskripsikan hubungan antara tingkat

Sembilan pengusaha makanan sekitar kampus Universiti Malaysia Pahang (UMP) menyertai Inisiatif MyGift menerusi Program MyCafe-Komuniti UMP bagi menaja makanan secara percuma kepada

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bai Allah SWT atas segala kenikmatan, rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Pada kondisi tertentu pertumbuhan tanaman ini menjadi sangat pesat karena adanya limbah dari pupuk tanaman yang ter- bawa aliran air ke sungai sehingga dapat menyebabkan …!.