IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SD PERTIWI KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ANNISA ZALZADILLA RAMADHANI 1054 0113 09 18
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“We will never know the real answer before we try”
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk :
Kedua orang tuaku Ayahanda Abdul Gaffar dan Ibunda Arni tercinta tersayang.
Apa yang saya dapatkan hari ini belum mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata Ayah dan Ibu. Terima kasih atas segala pengorbanan,
dukungan, dan doa. Karya ini ku persembahkan untukmu Ayah, Ibu, sebagai wujud rasa terima kasihku atas pengorbanan dan jerih payah sehingga saya dapat
menggapai cita-cita.
viii ABSTRAK
ANNISA ZALZADILLA RAMADHANI. 2022. Implementasi Program Adiwiwyata di SD Pertiwi Adiwiyata Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Ashar, S.Or., S.Pd., M.Pd dan pembimbing II Muh. Yusran Rahmat, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Program Adiwiyata di SD Pertiwi Adiwiyata Makassar yang mencakup 4 komponen program Adiwiyata dan upaya sekolah dalam meningkatkan partisipasi peserta didik dengan mengkajinya melalui bidang-bidang garapan Manajemen Pendidikan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup), dan Penanggung jawab Bidang Sarana dan Prasarana sekolah. Lokasi penelitian di SD Pertiwi Adiwiyata Kota Makassar.
Teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan berwawasan lingkungan sudah terlaksana dengan merubah visi misi yang mendukung pengelolaan lingkungan dan adanya alokasi dana untuk program Adiwiyata dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan sekolah, kurikulum berwawasan lingkungan dilaksanakan dengan mengintegrasikan materi wawasan lingkungan ke dalam mata pelajaran, kegiatan lingkungan bersifat partisipasif dilaksanakan melalui berbagai aksi lingkungan, baik yang diselenggarakan dari sekolah maupun instansi dan mengelola sarana ramah lingkungan dengan memanfaatkan Green House dan ruang daur ulang. (2) Sekolah telah mengupayakan beberapa kegiatan yang melibatkan peserta didik dalam program Adiwiyata, antara lain melibatkan murid dalam aksi lingkungan, dan sosialisasi mengenai pengelolaan lingkungan hidup setiap diadakannya Upacara bendera.
Kata kunci: implementasi, pendidikan lingkungan, program adiwiyata
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wata’ala pencipta alam semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga salawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridho-Nya hingga di akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Implementasi Program Adiwiyata di SD Pertiwi Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa selama menjadi mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar 2018/2019 hingga sekarang ini, telah banyak memperoleh bantuan moril maupun materil dari semua pihak hingga studi penulis dapat selesai. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan kepada :
1. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan Jajarannya.
x
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., Ph.D selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Aliem Bahri, S. Pd., M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa memberikan motivasi dan senyuman kepada kami mahasiswanya.
4. Bapak Dr. Ashar, S.Or., S.P.d., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Yusran Rahmat, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah senantiasa memberi bimbingan, masukan, saran serta motivasi kepada penulis dalam proses penulisan Skripsi.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester awal hingga penulis menyelesaikan studinya di perguruan tinggi ini.
6. Kedua orangtua, Ayahanda Abdul Gafar dan Ibunda Arni atas pengorbanan, kesabaran, do’a, cinta dan kasih sayang yang tak pernah terputus tercurah sejak penulis berada dalam kandungan, detik ini hingga kapan pun.
7. Ibu Hasliah, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SD Pertiwi Makassar yang telah menerima penulis dengan sangat ramah serta membantu penulis mengumpulkan data penelitian di SD Pertiwi Makassar.
8. Guru/Staff SD Pertiwi Makasar yang telah sangat ramah kepada penulis pada saat pengambilan data.
xi
9. Kak Chandra Wijaya yang senantiasa mendengarkan keluh kesah dan memberikan support serta kontribusi terbaiknya dalam meningkatkan mood penulis menyusun skripsi.
10. Teman-teman dari kelas PGSD J yang telah memberikan pengalaman, kebersamaan, dan pembelajaran kepada penulis saat menempuh perjalanan menuju sarjana.
11. Sahabatku Indar, Aul, Nida, Alfir, dan Rani a.ka “Bespleng” yang telah memberikan warna perjalanan penulis sejak duduk di bangku MTs.
12. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Billahifisabililhaq fastabiqulkhaerat, WassalamuAlaikumWr. Wb.
Makassar, Juni 2022
Annisa Zalzadilla Ramadhani
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDIL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
BEBAS PLAGIASI ... iv
SURAT PERNYATAAN... v
SURAT PERJANJIAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 10
A. Tinjauan Pustaka ... 10
1. Kajian Teori ... 10
2. Pengertian Adiwiyata ... 10
3. Tujuan Adiwiyata ... 12
4. Pelaksanaan Program Adiwiyata ... 14
xiii
5. Implementasi Program Adiwiyata ... 18
6. Implementasi Program Adiwiyata di Sekolah Dasar ... 19
7. Penelitian Relevan ... 23
B. Kerangka Pikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
1. Lokasi Penelitian ... 28
2. Waktu Penelitian ... 28
C. Subjek Penelitian ... 28
D. Instrumen Penelitian... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 31
G. Prosedur Penelitian ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 35
B. Hasil Penelitian ... 36
C. Pembahasan ... 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Simpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA. ………...68 LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 26 3.1 Bagan Teknik Analisis ... 33 4.1 Bagan Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 52
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga (2020) menyatakan bahwa Adiwiyata secara internasional disebut juga dengan Green School, yang merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran seluruh warga sekolah sebagai upaya dalam pelestarian lingkungan hidup. Hal tersebut tercermin dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, serta lingkungan tempat tinggalnya dan dimanapun ia berada. Termasuk di dalamnya suatu program yang merupakan kurikulum hijau “Greening The Curicculum” yang memiliki arti kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan di dalamnya serta mengintegrasikan materi mengenai suatu lingkungan ke dalam pembelajaran, sesuai dengan topik pembahasan yang ada.
Program Adiwiyata ini merupakan suatu Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah. Dengan diadakannya program tersebut, diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan sekolah yang sehat dan asri, serta menghindari dampak masalah lingkungan yang sedang marak.
Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang sangat kompleks dan dijelaskan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2009, hal ini yang mendasari sehingga permasalahan lingkungan hidup bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat, tetapi segenap elemen masyarakat yang juga memiliki peran penting dan tanggung jawab secara bersama.
Rizkiya (2015 : 6) menyatakan bahwa.
Sebagai lembaga Pendidikan dalam satu elemen masyarakat, sekolah memiliki peran yang besar dalam membangkitkan kepekaan dan kesadaran akan lingkungan pada generasi di Indonesia. Sekolah juga dinilai cukup penting dalam membuka wawasan dan mendidik generasi bangsa dalam berinteraksi dan bersikap dengan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Hal ini, karena lingkungan sekolah memiliki peran yang besar sebagai wadah belajar serta pembentukan karakter dan perilaku anak dalam berbagai aspek yang menyangkut pengembangan sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Oleh karena itu, sebagai upaya dalam mendukung pengelolaan lingkungan hidup serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai lingkungan hidup serta mengubah perilaku masyarakat agar menjadi pribadi yang sadar akan permasalahan lingkungan hidup sehingga menumbuhkan perilaku ramah lingkungan melalui jalur pendidikan sejak dini. Dengan adanya pemahaman masyarakat, khususnya bagi siswa sejak usia sekolah dasar mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup, diharapkan akan menumbuhkan sikap rasa peduli terhadap lingkungan sekitar yang diaplikasikan tidak hanya dalam bentuk sikap, tetapi juga perilaku yang peka dalam memperhatikan serta meningkatkan sikap dan perilaku yang berorientasi pada pengembangan etika bagi individu dan kelompok sosial.
Menurut (Daryanto, 2013: 1) Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan suatu pendidikan mengenai lingkungan hidup dalam konteks internalisasi langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola tindak dan pola pikir peserta didik dapat mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari hari.
Berdasarkan dari pendapat di atas maka dapat kami simpulkan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan suatu upaya pemerintah Indonesia dalam meminimalisir kerusakan lingkungan yang lebih parah di kemudian hari.
Tidak hanya Pemerintah di Indonesia saja yang bergerak untuk peduli akan pentingnya suatu pendidikan lingkungann hidup, tetapi berbagai pihak di dunia juga telah berupaya melaksanakan berbagai program peduli terhadap kelestarian lingkungan. Maka dari itu Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata. Dalam hal ini, penjelasan mengenai Adiwiyata mengacu atau yang berlandaskan pada Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 serta buku panduan Adiwiyata.
Uzun dan Keles (2012 : 20) menyatakan bahwa.
Adapun PLH itu sendiri diterapkan guna sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari solusi dan mencegah adanya masalah lingkungan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pembelajaran lingkungan secara aktif, merupakan suatu kunci untuk mencapai etika dan perilaku lingkungan.
Adapun secara rinci tujuan dari Pendidikan Lingkungan Hidup menurut Nurjhani (2009) dalam Lendrawati dkk (2013 : 24) yang menyatakan bahwa.
“Pendidikan Lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa aspek, antara lain: (1) Aspek kognitif, Pendidikan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan; (2) Aspek afektif, Pendidikan Lingkungan Hidup berfungsi meningkatkan penerimaan, penilaian dalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam; (3) Aspek psikomotorik, Pendidikan Lingkungan Hidup berperan meniru, memanipulasi dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.’’
Muhaimin (2015 : 25) menyatakan bahwa untuk mewujudkan peran sekolah sebagai wahana pembentukan karakter, khusunya karakter peduli lingkungan, saat ini dikembangkan konsep green school dan green curriculum dengan model pembiasaan (habit formation) dan keteladanan (role model) yang menunjukan budaya ekologis sekolah. Konsep green school dan green curriculum di Indonesia diaplikasikan pada program Adiwiyata. Program Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013 diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata.
Qodriyatun (2019 : 5) menyatakan bahwa.
Sehubungan dengan penurunan kuantitas dan kualitas lingkungan.
Kuantitas dan kualitas yang menurun berkaitan dengan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Selanjutnya latar belakang program Adiwiyata dibentuk adalah untuk mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di tingkat Sekolah Dasar sampai di tingkat Sekolah Menengah Pertama hingga di tingkat Sekolah Menengah Atas di Indonesia.
Dalam rangka peningkatan peran masyarakat yang sesuai dengan UUPLH Pasal 70 Nomor 32 Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH), yang merupakan tindak lanjut kesepakatan bersama antara Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kementrian Pendidikan Nasional, maka Program Adiwiyata resmi dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap satuan pendidikan di 33 Provinsi di Indonesia pada tahun 2007.
Dalam Buku Pedoman Sekolah Adiwiyata Nasional (2012 : 11) menyatakan bahwa.
Program Adiwiyata dilaksanakan sebagai strategi percepatan pelaksanaan PLH pada jalur pendidikan formal, namun tetap bersifat voluntary. Melalui peran Program Adiwiyata diharapkan setiap warga sekolah ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sekolah yang memiliki tujuan utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Tak hanya itu, seluruh warga sekolah, diharapkan mampu mengimplementasikan sikap ramah lingkungan di manapun ia berada. Program Adiwiyata ini, diarahkan untuk seluruh satuan pendidikan, dari sekolah setingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, hingga SMK/MAK di seluruh Indonesia.
Observasi awal yang peneliti lakukan yaitu dalam kegiatan PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) Lanjut yang diadakan oleh pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar guna memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi mahasiswa dengan latar belakang kependidikan. Maka berdasarkan observasi yang peneliti lakukan selama kegiatan PLP Lanjut tersebut (2 Agustus 2021 – 2 Oktober 2021), bahwa di SD Pertiwi Makassar telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata dari tingkat Kota, Provinsi, Nasional, hingga Mandiri.
Dalam buku Pedoman Sekolah Adiwiyata Nasional (2012 : 10) menyatakan bahwa penghargaan kepada sekolah Adiwiyata ini, ditujukan kepada sekolah-sekolah yang dianggap telah berhasil dalam mengimplementasikan serta mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan.
Pemerintah setempat beranggapan bahwa penghargaan ini merupakan wujud apresiasi yang telah dilakukan oleh sekolah dalam upaya pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kemudian, sekolah-sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata ini disebut sebagai sekolah Adiwiyata, karena dianggap telah berhasil dalam membentuk generasi yang memiliki karakter peduli terhadap lingkungan sekitar, khususnya dalam lingkungan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan utama dari program Adiwiyata, maka Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ini, tidak hanya difokuskan kepada murid ataupun peserta didik saja, namun seluruh warga sekolah wajib terlibat dalam setiap upaya pelestarian lingkungan hidup di lingkungan sekolah. Peran aktif semua unsur tersebut dapat menciptakan sebuah proses perbaikan lingkungan hidup oleh warga sekolah secara berkelanjutan.
SD Pertiwi Makassar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Yayasan Provinsi Sulawesi Selatan. Sekolah tersebut berada di Jl. Bontolangkasa I, Kel. Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini Kota Makassar. SD Pertiwi Adiwiyata Makassar, telah mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi pada tahun 2011, kemudian di tahun berikutnya (2012) mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Nasional, lalu dilanjutkan dengan mendapatkan penghargaan sebagai sekolah
Adiwiyata Mandiri pada tahun 2013. Penghargaan-penghargaan yang diberikan tersebut, tidak lepas dari seluruh peran serta warga sekolah di SD Pertiwi Adiwiyata Makassar dalam upaya mewujudkan terciptanya pendidikan yang berbasis lingkungan hidup guna menciptakan generasi yang peduli akan lingkungan.
Peneliti melihat bahwa program Adiwiyata di SD Pertiwi Makassar tidak hanya melalui pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga dengan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Partisipatif adalah keterlibatan murid baik secara emosional, fisik dan mental untuk memberikan inisiatif dalam menjalankan kegiatan-kegiatan berbasis lingkungan hidup di sekolah. Setioningrum dan Mukono (2020 : 15) menyatakan bahwa partisipasi murid dalam pendidikan lingkungan hidup tidak sekedar menerima teori saja melainkan melaksanakan praktik secara langsung sesuai kebijakan yang diterapkan oleh pihak sekolah.
Di SD Pertiwi Adiwiyata Makassar, kebijakan berwawasan lingkungan diwujudkan dengan penyusunan rencana kegiatan sekolah yang mencakup visi, misi, dan tujuan dari sekolah.
Pada visi SD Pertiwi Nampak bahwa tujuan pembelajaran lingkungan adalah terciptanya lingkungan sekolah yang berbudaya peduli lingkungan.
Sehingga secara umum target dari pelaksanaan Adiwiyata di SD Pertiwi Adiwiyata Makassar pada fisik dan aspek manusia. Untuk pencapaian fisik aspek lingkungan sekolah, maka sekolah ini menyusun misi dan tujuan pengembangan partisipasi aktif warga belajar melalui pendidikan lingkungan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk lebih mengkaji Implementasi Program Adiwiyata di SD Pertiwi Adiwiyata Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana bentuk-bentuk implementasi program/kegiatan Adiwiyata dalam upaya melaksanakan prinsip dasar Program Adiwiyata terhadap murid di SD Pertiwi Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, adalah untuk mengkaji bentuk-bentuk implementasi program/kegiatan Adiwiyata dalam upaya melaksanakan prinsip dasar Program Adiwiyata terhadap murid di SD Pertiwi Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini akan diketahui mengenai informasi implementasi program Adiwiyata dalam membina perilaku ramah lingkungan warga sekolah di SD Pertiwi Makassar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti akan mendapat wawasan lebih mengenai implementasi bentuk-bentuk dari program Adiwiyata yang sedang dilaksanakan oleh berbagai instansi sekolah beberapa tahun terakhir ini. Dan juga nantinya peneliti menjadi seorang pendidik, maka peneliti sedari dini dapat memotivasi diri sendiri akan pentingnya penanaman sikap peduli lingkungan terhadap generasi yang akan datang.
b. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi sekolah ataupun stakeholder untuk lebih memperbaiki kekurangan dalam implementasi sikap terhadap perilaku ramah lingkungan yang masih sering terjadi di lingkungan sekolah.
c. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan dan kepekaan diri peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini, guna sikap tersebut akan selalu diterapkan baik di lingkungan rumah, sekolah dan lingkungan sekitar.
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka 1. Kajian Teori
Dalam penelitian ini, peneliti akan menuliskan mengenai segala aspek Program Adiwiyata Sekolah
a. Pengertian Adiwiyata
Dalam buku Pedoman Sekolah Adiwiyata Nasional (2012 : 6) menyatakan bahwa Adiwiyata memiliki pengertian sebagai tempat yang baik serta ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju pada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.52 Tahun 2019 tentang gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada sekolah sekolah/madrasah yang berhasil melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
Saeful Uyun, dkk. (2020 : 9) menyatakan bahwa Adiwiyata ialah gerakan peduli lingkungan yang disertai aksi nyata yang dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah, guru, tata usaha, peserta didik dan orang tua/wali siswa untuk mencintai dan merawat lingkungan.
Kompri (2014 : 330-331) menyatakan bahwa.
Sekolah Adiwiyata juga termasuk sekolah yang peduli dengan lingkungannya, lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang didalamnya dihiasi dengan tanaman/ pepohonan yang dipelihara dengan baik. Apotik hidup mengelompokkan dengan baik dan rapi sebagai labolatorium alam bagi anak didik. Sejumlah kursi dan meja belajar teratur rapi ditempatkan di bawah pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri di luar kelas dan berinteraksi dengan lingkungan.
Kesejukan lingkungan membuat anak didik betah tinggal berlama-lama di dalamnya. Begitulah lingkungan sekolah yang dikehendaki. Bukan lingkungan sekolah yang gersang, pengap, tandus, dan panas yang berkepanjangan. Oleh karena itu, pembangunan sekolah sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi lingkungan. Ciri-ciri untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu dengan memperhatikan beberapa aspek berikut: 1) Tata ruang kelas lebih lapang;
2) Kebersihan kelas; 3) Cara mengajar guru yang lebih mengacu pada kurikulum; 4) Dengan cara pengelolaan sekolah dari kepala sekolah.
Tompudung, Dkk (2018 : 35) menyatakan bahwa.
Adanya program Adiwiyata merupakan suatu penghargaan dari pemerintah atas prestasi yang dilakukan oleh sekolah karena telah melakukan upaya untuk melindungi lingkungan sekitar. Sekolah-sekolah yang telah menerima predikat sebagai sekolah adiwiyata merupakan sekolah yang diaggap telah berhasil dalam menanamkan sikap peduli lingkungan kepada peserta didik. Program ini tidak akan berjalan dengan sukses jika tidak ada upaya guru dan warga sekolah untuk melakukannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Program Adiwiyata merupakan suatu program yang dirancang untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah khususnya peserta didik dalam upaya pelestarian lingkungan hidup yang mampu menciptakan peningkatan efisiensi kegiatan operasional sekolah, meningkatkan penghematan sumber dana
melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi, serta mampu meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
b. Tujuan Adiwiyata
Tujuan sekolah Adiwiyata menurut peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 5 Tahun 2013 sebagai berikut :
1. Menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sekolah untuk menjadi wadah pembelajaran serta penyadaran segenap warga sekolah diantaranya peserta didik, guru, orang tua/wali peserta didik dan lingkungan masyarakat demi terciptanya upaya pelestarian lingkungan hidup.
2. Warga sekolah juga turut bertanggung jawab dalam mengupayakan penyelamatan lingkungan hidup serta pembangunan yang berkelanjutan.
3. Mendorong dan membantu sekolah untuk dapat turut serta di dalam melaksanakan upaya pemerintah demi melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan demi hadirnya kepentingan generasi yang akan datang.
Sedangkan menurut Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 52 Tahun 2019 diantara tujuan sekolah adiwiyata adalah :
1. Mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Tujuan program Adiwiyata lainnya mewujudkan warga sekolah yang memiliki sikap tanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Cahyaningsih (2020 : 22) menyatakan bahwa pelaksanaan program Adiwiyata terletak pada 3 prinsip dasar yaitu, 1) Edukatif, 2) Patisipatif, 3) Berkelanjutan.
1. Edukatif
Adanya program Adiwiyata ini juga menjadi sarana untuk memberikan pandangan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam hal ini seluruh warga sekolah diharapkan dapat menerima transfer knowledge dari tujuan adanya program ini.
2. Partisipatif
Pada pelaksanaan program Adiwiyata tidak dapat berjalan dengan lancar jika tidak diimbangi dengan partisipasi dari seluruh warga sekolah. Komunitas di sekolah terlibat dari keseluruhan proses, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tanggungjawab dan peran. Ikut sertaan seluruh warga sekolah akan merupakan point penting dalam suksesnya pelaksanaan program ini. Warga sekolah dalam hal ini mencakup keseluruhan orang yang melakukan aktivitas di sekolah, baik itu peserta didik, guru, dan seluruh karyawan disekolah.
3. Berkelanjutan
Seluruh kegiatan dalam program ini harus dilakukan secara terus menerus dan komprehensip (keseluruhan). Kegiatan ini tidak dapat hanya berjalan 1 tahun 2 tahun saja tetapi harus berkelanjutan, sampai terwujudnya tujuan dari diadakannya program ini, maka dari itu program ini memerlukan suatu perencanaan dan berkelanjutan.
Saeful Uyun, dkk. (2020 : 11) menyatakan bahwa.
Perilaku yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian alam dan ramah lingkungan antara lain :
1. Menggunakan listrik sehemat mungkin.
2. Mematikan semua alat listrik bila sudah tidak dipakai.
3. Mengambil hasil hutan/kebun sekolah/madrasah sesuai dengan keperluan.
4. Menerapkan sistem tebang pilih saat memanfaatkan kayu di kebun sekolah/madrasah.
5. Melakukan penanaman kembali pohon di kebun sekolah/madrasah.
6. Memakai bahan bakar fosil sehemat mungkin.
7. Mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar biogas.
8. Memakai air sehemat mungkin.
9. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
10. Tidak membuang sampah ke selokan.
c. Pelaksanaan Program Adiwiyata
Tim Adiwiyata Tingkat Nasional (2012 : 7) menyatakan bahwa pelaksanaan program adiwiyata di letakkan pada dua prinsip dasar berikut ini :
1. Partisipatif, seluruh komponen sekolah harus terlibat dalam keseluruhan proses yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan perannya masing-masing.
2. Berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
Dengan demikian, proses pelaksanaan Adiwiyata di tingkat satuan pendidikan harus memperhatikan dan mengacu pada kedua prinsip tersebut. Hal ini penting demi kelancaran pelaksanaan hingga sampai pada keberhasilan sebagaimana tujuan dan harapan program Adiwiyata ini. Pelaksana program Adiwiyata terdiri dari tim Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota juga di sekolah.
Unsur dan peran masing-masing tim seperti tercantum dibawah ini;
1. Tim Nasional
Terdiri berbagai unsur sebagai berikut: Kementerian Lingkungan Hidup (koordinator),Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, LSM Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, media serta swasta. Tim tingkat nasional ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup.
Peran dan tugas pokok dari tim nasional adalah sebagai berikut yaitu :
a. Mengembangkan kebijakan, program, panduan, materi pembinaan dan instrument observasi.
b. Melakukan sosialisasi program dengan provinsi.
c. Melakukan bimbingan teknis kepada tim provinsi dalam rangka pembinaan sekolah.
d. Menetapkan penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat nasional.
e. Melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program Adiwiyata kepada menteri lingkungan hidup tembusan kepada menteri kependidikan dan kebudayaan.
2. Tim Provinsi
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan Lingkungan Hidup Provinsi (koordinator), Dinas Pendidikan Kanwil Agama, LSM Pendidikan Lingkungan, media massa, Perguruan Tinggi serta swasta, tim provinsi ditetapkan melalui surat keputusan Gubernur.
Peran dan tugas pokok dari tim provinsi adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan program Adiwiyata tingkat provinsi.
b. Koordinasi dengan kabupaten/kota.
c. Melakukan sosialisasi program ke kabupaten/kota.
d. Bimbingan teknis kepada kabupaten/kota dalam rangka pembinaan sekolah.
e. Menetapkan penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat provinsi.
f. Melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program Adwiyata kepada gubernur tembusan kepada menteri lingkungan hidup.
3. Tim Kabupaten/Kota
Terdiri dari unsur sebagai berikut: Badan Lingkungan Kabupaten/Kota (koordinator), Dinas Pendidikan, Kantor Agama, LSM Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, swasta, sekolah Adiwiyata mandiri. Tim Kabupaten ditetapkan melalui surat keputusan Bupati/Walikota. Peran dan tugas pokok dari tim kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan/ melaksanakan program Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota
b. Sosialisasi program Adiwiyata kepada sekolah
c. Menetapkan penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota d. Melakukan evaluasi dan pelaporan keterlaksaan program Adiwiyata
kepada Bupati/Walikota tembusan kepada badan lingkungan hidup provinsi.
4. Tim Sekolah
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: guru, siswa dan komite sekolah.
Tim sekolah ditetapkan melalui SK Kepada Sekolah. Peran dan tugas pokok dari tim sekolah adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji kondisi lingkungan sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah dan sarana prasarana
b. Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata
c. Melaksanakan rencana kerja sekolah d. Melakukan pemantauan dan evaluasi
e. Menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah tembusan Badan Lingkungan Lidup Kabupaten/Kota dan Instansi terkait.
d. Implementasi Program Adiwiyata
Mulyasa (2013 : 93) menyatakan bahwa implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai serta sikap.
Menurut kamus besar Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab (2014 : 44) secara etimologis impementasi merupakan suatu konsep suku kata yang berasal dari Bahasa Ingrris yaitu implement. Dalam kamus besar Webster, to implement (mengmplementasikan) merupakan penyedia sarana untuk melakukan sesuatu untuk menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan pengertian dari Implementasi merupakan suatu tindakan dari sebuah perencanaan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan aturan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam Buku Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (2012 : 15) menyatakan bahwa.
Adapun empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan program adiwiyata yakni: kebijakan, kurikulum, kegiatan, dan sarana prasarana.
Sehingga secara terencana pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam pedoman adiwiyata yaitu: 1) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan;
2) Penyusunan kurikulum berbasis lingkungan; 3) Pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; 4) Pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan.
Bahrudin (2017 : 22) menyatakan bahwa.
Program sekolah Adiwiyata memiliki peran strategis dalam peningkatan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Dengan tujuan dan peran tersebut, kontribusi program Adiwiyata terhadap pembentukan karakter peduli lingkungan sangat mungkin terwujud. Empat komponen program adiwiyata berperan dalam mengkondisikan lingkungan sekolah untuk membiasakan perilaku peduli lingkungan siswa dan warga sekolah lainnya. Pembiasaan perilaku peduli lingkungan tersebut akan membentuk karakter peduli lingkungan siswa, dan siswa akan mempunyai kebiasaan untuk menjaga, merawat dan melestarikan lingkungannya.
e. Implementasi Program Adiwiyata di Sekolah Dasar
Program Adiwiyata di Sekolah Dasar, tidak jauh berbeda dengan implementasi program Adiwiyata di satuan pendidikan SMP ataupun di SMA.
Namun, pada implementasi program Adiwiyata di tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar lebih ditekankan. Hal ini dapat dilihat dari database sekolah Adiwiyata oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar tahun 2018, bahwa satuan pendidikan SMA hanya 5 sekolah yang tercatat sebagai sekolah Adiwiyata dan telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata, dan untuk tingkat satuan pendidikan SMP hanya tercatat 25 sekolah. Sedangkan untuk tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar, tercatat ada 221 sekolah yang telah menjadi sekolah Adiwiyata. Dengan melihat database tersebut maka dapat disimpulkan program Adiwiyata ini lebih difokuskan pada anak usia tingkatan sekolah Dasar.
Dalam buku Panduan Sekolah Adiwiyata Nasional (2012 : 24) menyatakan bahwa.
Impementasi program Adiwiyata di Sekolah Dasar juga memiliki aspek-aspek indikator yang telah ditetapkan dalam pedoman Adiwiyata yaitu: 1) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan;
2) Penyusunan kurikulum berbasis lingkungan; 3) Pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; 4) Pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan.
1. Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan
Program Adiwiyata merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan bagi seluruh warga sekolah. Untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata maka sekolah dituntut untuk dapat mengembangkan kebijakan berwawasan lingkungan. Kebijakan ataupun keputusan yang dibuat baiknya melibatkan stakeholder sekolah agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan (Panduan Adiwiyata : 2012). Dalam penerapan Pengembangan kebijakan sekolah yang berwaasan lingkungan di Sekolah Dasar, maka tidak jauh berbeda dengan kebijakan pada umumnya, dimana terdapat dalam Buku Panduan Adiwiyata Nasional : 2012 tentang beberapa indikator terkait dengan pengembangan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang dalam kurikulum memuat kebijakan, perlindungan dan pengelolaan lngkungan hidup.
b. Struktur kurikulum memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
c. Mata pelajaran wajib dan atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan Ketuntasan Minimal Belajar.
d. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi kesiswaan,
kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, tersedianya sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu.
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Menurut Nur Aisyah (2018) Kurikulum berbasis lingkungan adalah kurikulum yang memuat tentang materi pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup yang disampaikan dengan beragam cara dalam upaya memberikan pemahaman tentang lingkungan hidup.
Di Sekolah Dasar, penerapan kurikulum berbasis lingkungan dengan mengembangkan metode pembelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup), dimana pembelajaran PLH ini merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti dari kelas I hingga kelas VI. Dalam proses pembelajaran pun, di satuan tingkat pendidikan Sekolah Dasar melaksanakan pembelajaran tema yang berbasis lingkungan hidup, dimana pada pembelajaran tema seringkali terdapat judul mengenai Cinta Lingkungan, seperti yang terdapat pada tema 4 kelas 2 dengan judul tema “Hidup Bersih dan Sehat”. Materi ataupun bahan ajar yang terdapat dalam buku sisapun, seringkali terdapat materi-materi mengenai lingkungan hidup yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran berbasis tematik, misalnya pada materi “pemanfaatan barang bekas untuk dibuat kerajinan”.
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
Program Adiwiyata bukan ditujukan bagi stakeholder sekolah atau unsur pimpinan sekolah saja melainkan warga sekolah secara keseluruhan. Oleh karena itu tugas dan tanggung jawab pelaksanaan program Adiwiyata berada di tangan setiap warga sekolah. Kebijakan Adiwiyata yang sudah dibuat hendaknya disosialisasikan kepada seluruh stakeholder dan warga sekolah agar implementasinya dapat maksimal. Indikator kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dijelaskan dalam buku pedoman Adiwiyata (2012) adalah sebagai berikut :
a. Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah.
b. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah─kaidah perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah)
c. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Di Sekolah Dasar, terdapat beberapa kegiatan yang menunjang perkembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, diantaranya pembiasaan perilaku berbudaya lingkungan hidup melalui ekstrakurikuler ataupun kokurikuler, dimana pada setiap SD biasanya terdapat kegiatan Pramuka, Dokter
Cilik (Dokcil), mading, karya wwisata yang berbasis ramah lingkungan hidup dan lebih ditekankan pada Pendidikan Lingkungan Hidup.
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Mohammad Mustari (2014 : 120-130) menyatakan bahwa Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Penerapan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan di Sekolah Dasar umunya berfokus pada mengelola sarana dan prasarana ramah lingkungan, contohnya yaitu mengembangkan green house dalam upaya pengaturan biopori serta tanaman hijau. Selain mengelola, maka pemanfaatan sarana pendukung sebagai media pembelajaran lingkungan hidup pun dilakukan, contohnya yaitu melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler/kokurikuler dengan baik, melaksanakan kegiatan jumat bersih, pengolahan sampah, melakukan penanaman pohon, dan juga melaksanakan kampanye kepada peserta didik, khususnya kelas rendah dengan fokus bahasan Cinta Lingkungan Hidup.
2. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian mengenai Program Adiwiyata yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu :
a. Diyan Nurvika Kusuma Wardani (2018) dengan judul penelitian
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Bagi Siswa di MIN 1 Ponorogo”. Penelitian ini dijadikan sebagai titik acuan karena terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Diyan juga membahas suatu implementasi dari Program Adiwiyata di Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini, peneliti mereduksi data dengan menganalisis implementasi program adiwiyata dalam membina karakter peduli lingkungan siswa di MIN 1 Ponorogo. Sedangkan, penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada implementasi prinsip dasar dari Program Adiwiyata.
b. Nur Aisyah (2018) dengan judul penelitian “Efektivitas Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata di SDN Mangkura 1 Makassar”.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nur Aisyah dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pada penelitian Nur Aisyah membahas sebuah efektivitas dari program Adiwiyata.
Penelitian tersebut mengukur tingkat kepuasan dan pelaksanaan program Adiwiyata di sekolah tempat penelitiannya. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu mengenai suatu bentuk implementasi dari program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah tempat penelitian. Adapun persamaan dari penelitian terdahulu yaitu membahas suatu program yang sama.
c. Fitria Cahyaningsih (2020) dengan judul penelitian “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Dalam Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan di MTs Negeri 2 Blitar”. Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti yaitu Pada penelitian fitria membahas mengenai Program Adiwiyata dalam upaya menanamkan sikap peduli lingkungan. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu mengenai Implementasi program Adiwiyata dalam upaya melaksanakan prinsip dasar Program Adiwiyata. Persamaan dari kedua penelitian yaitu dengan topik pembahasan yang sama yaitu membahas suatu implementasi dari Program Adiwiyata.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka ketiga penelitian relevan yang tercantum terdapat persamaan dengan penelitian yanga akan diteliti oleh peneliti, dimana penelitian tersebut sama-sama mengambil fokus untuk Implementasi Program Adiwiyata. Dari ketiga penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa program Adiwiyata ini merupakan Program Pendidikan Lingkungan Hidup yang sangat memberikan dampak terhadap penerapannya, guna terciptanya generasi yang memiliki sikap ramah lingkungan.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil suatu pemikiran sebagai berikut :
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memikirkan upaya pencemaran lingkungan yang semakin marak dengan mencetuskan sebuah Kurikulum pembelajaran berbasis lingkungan hidup, yang kemudian tercipta Program Adiwiyata yang merupakan program Pendidikan Lingkungan Hidup yang kemudian diimpementasikan ke dalam pembelajaran, sehingga akan terciptanya perilaku ramah lingkungan bagi warga sekolah (Endang Haris : 2018). Adapun aspek-aspek indikator yang telah ditetapkan dalam Pedoman Adiwiyata Nasional (2012 : 6) yaitu: 1) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan; 2) Penyusunan kurikulum berbasis lingkungan; 3) Pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; 4) Pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan.
Gambar 2.1 (Bagan Kerangka Berpikir) Kurikulum Berbasis
Lingkungan
Program Adiwiyata
Implementasi Program Adiwiyata
Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan
lingkungan
Pengembangan kegiatan lingkungan
berbasis partisipatif
Pengelolaan sarana pendukung yang
ramah lingkungan.
Penyusunan kurikulum
berbasis lingkungan
28 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Yanuar Ikbal (2012 : 146) menyatakan bahwa secara etimologis kualitatif berasal dari kualitas (quality) yang bermakna nilai. Kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam penelitian yang berdasarkan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Moleong (2013 : 30) menyatakan bahwa.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.
Ghony dan Fauzan Almanshur (2012 : 22) menyatakan bahwa adapun karakteristik khusus penelitian kualitatif, yaitu berupaya mengungkap keunikan individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu dalam kehidupan sehari- hari secara komprehensif atau holistik dan rinci.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang peneliti ambil yaitu difokuskan pada implementasi kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup di salah satu sekolah penerima penghargaan Adiwiyata Nasional di Kota Makassar yang terletak di Jl.
Bonto Langkasa I, Kel. Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini. Sekolah tersebut merupakan SD Pertiwi Makassar yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata dari tingkat Kota, Provinsi, Nasional, hingga Mandiri. SD Pertiwi Makassar mendapat penghargaan Adiwiyata tingkat Nasional pada Tahun 2012.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2022.
C. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, tidak hanya difokuskan pada murid seperti pada beberapa penelitian relevan yang dicantumkan peneliti, tetapi subjek penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu bagaimana bentuk implementasi dari program- program Adiwiyata yang dilaksanakan di SD Pertiwi Makassar.
D. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2018 : 156) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket yang terdiri dari
seperangkat pertanyaan (kuisioner) yang berkaitan dengan implementasi program Adiwiyata.
Sugiyono (2018 : 142) menyatakan bahwa angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Adapun kuesioner/angket yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu terlampir pada lampiran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data merupakan suatu hal yang cukup penting dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan pada teknik pengumpulan data merupakan kunci dari keberhasilan suatu penelitian dimana pada tahap ini peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan. Tanpa adanya tahap ini, maka peneliti tidak mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan.
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dilakukan melalui sebuah observasi, wawancara, serta dokumentasi kepada sumber data.
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam sebuah penelitian, baik dari penelitian kualitatif hingga penelitian kuantitatif. Pada teknik observasi juga melibatkan tiga objek sekaligus, yaitu; a) Lokasi tempat penelitian; b) Para pelaku dengan peran-peran tertentu; c) Aktivitas para pelaku yang dijadikan sebagai objek penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah teknik dalam pengumpulan data dengan cara berbicara tatap muka secara langsung kepada responden ataupun narasumber yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian. Pada teknik wawancara ini, dilakukan untuk menjawab fokus permasalahan kedua pada penelitian, yaitu mengenai bentuk-bentuk implementasi program Adiwiyata di SD Pertiwi Makassar. Adapun instrumen wawancara yang digunakan peneliti, yaitu terlampir pada lampiran.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini dilakukan untuk mencari semua catatan atau hal-hal yang dianggap penting untuk menjawab semua fokus permasalahan yang dicantumkan pada sebuah penelitian. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat hasil-hasil penelitian yang di dapatkan sebelumnya dari teknik wawancara dan observasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi foto kegiatan wawancara, serta dokumentasi kegiatan-kegiatan implementasi program Adiwiyata.
F. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen dalam buku Nurul Ulfatin (2015 : 241) menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan peneliti untuk mengorganisasikan data, mengelompokkan menjadi satuan-satuan, mensintesis, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan memutuskan apa yang dapat dilaporkan kepada orang lain.
Miles and Hubermen dalam buku Sugiyono (2018 : 246-253) menyatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sampai jenuh.
Aktivitas dalam analisis data yaitu sebagai berikut :
1. Reduksi data (Data Reduction)
Pada tahap ini mereduksi data diperlukan untuk membantu peneliti dalam menulis hasil data lapangan. Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal─hal yang penting. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti mereduksi data yang berkaitan dengan program Adiwiyata di SD Pertiwi Makassar.
2. Penyajian data (Data Display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif beberapa jenis bentuk penyajian datanya adalah bentuk uraian singkat, bagan dan sebagainya. Melalui penyajian data, maka data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin menjawab rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas. Pada tahap ini merupakan pengambilan kesimpulan dilakukan, hal ini dalam rangka mencari makna data dan mencoba menyimpulkannya.
Miles and Hubermen dalam buku Sugiyono (2018) menggambarkan teknik analisis data, sebagai berikut :
Gambar 3.1 (Bagan Teknik Analisis Data)
G. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membagi 3 tahap dalam prosedur penelitian, yaitu :
1. Tahap Pra lapangan
a. Memilih tempat atau lokasi yang akan dijadikan sebuah objek penelitian, dan setelah mempertimbangkan lokasi penelitian, maka peneliti
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
n Penyajian
Data
memutuskan untuk melakukan penelitian di salah satu sekolah Adiwiyata mandiri di Kota Makassar, yaitu di SD Pertiwi Makassar.
b. Mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan fokus dan lokasi penelitian.
2. Tahap Lapangan
a. Melakukan observasi secara langsung ke lokasi penelitian yaitu di SD Pertiwi Makassar.
b. Mengamati segala fenomena yang ada pada proses penerapan program Adiwiyata di SD Pertiwi Makassar.
c. Menggali data serta informasi melalui dokumen-dokumen pelengkap yang ada di sekolah, serta dengan menggunakan instrument serta teknik penggalian data yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Tahap penyusunan laporan berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti.
35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
SD Pertiwi Makassar terletak di Jl. Bontolangkasa I, Kel. Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. SD Pertiwi Makassar ini merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Makassar yang telah mempertahankan akreditasi A. Sekolah ini telah mendapatkan penghargaan sekolah Adiwiyata sejak tahun 2012. Saat ini SD Pertiwi Makassar telah mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata mandiri.
Dengan menerapkan program Adiwiyata, SD Pertiwi Makassar memiliki tujan yang tertuang dalam visi dan misi sekolah, yaitu :
1. Visi
Mewujudkan sekolah yang bernuansa peduli lingkungan hidup untuk unggul di bidang IPTEK serta berwawasan IMTAQ
2. Misi
Untuk mewujudkan visi pendidikan di SD Pertiwi Makassar maka dijabarkan dalam misi pendidikan antara lain:
a. Menciptakan lingkungan hidup yang sehat, hijau, asri dan nyaman.
b. Menerapkan pembelajaran aktif, inovatif kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem) dengan menggunakan lingkungan hidup.
c. Mendaur ulang barang bekas menjadi benda/alat yang berguna.
d. Melaksanakan pembelajaran yang bebasis lingkungan hidup degan situasi yang kondusif dengan mengedepankan peserta didik.
e. Melaksanakan pendidikan yang bernunsa lingkungan hidup dengan endekatan yang sesuai dengan perkembangan zaman (kontekstual).
f. Menciptakan situasi yang bernuansa lingkungan hidup dalam meningkatkan IMTAQ dalam proses pembelajaran.
g. Melaksanakan pendidikan dengan menciptakan kecerdasan ganda.
B. Hasil Penelitian
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
Salah satu syarat menjadi sekolah Adiwiyata atau mendapatkan penghargaan Adiwiyata yaitu sekolah harus menerapkan kebijakan yang berwawasan lingkungan. Perumusan kebijakan berwawasan lingkungan dilakukan dilakukan oleh Tim Adiwiyata sebagaimana disampaikan oleh Ibu Hasliah, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SD Pertiwi Makassar.
“yang merumuskan itu Tim Adiwiyata, Pengendali Mutu dan Kepala Sekolah. yang utama itu dari Tim Adiwiyata. Terus untuk RKAS itu dirumuskan oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan tim Adiwiyata juga. Kemudian dibantu juga Komite sekolah SD Pertiwi Makassar”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa perumus kebijakan berwawasan lingkungan di SD Pertiwi Makassar bukan hanya dari Tim Adiwiyata. Perumus kebijakan merupakan hasil kerjasama dari berbagai elemen sekolah baik dari kerjasama dengan Kepala Sekolah, hingga Komite Sekolah.
Kebijakan khusus yang terkait dengan kebijakan berwawasan lingkungan adalah:
a. Kebijakan mengenai alokasi dana untuk pengelolaan program Adiwiyata.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Ibu Hasliah S.Pd., M.Pd.
“Didalam RAPBS atau sekarang namanya RKAS itu didalamnya harus disediakan sekitar 18% untuk program Adiwiyata, sebesar 18% dan itu sudah ketentuan aturan. Nah itu nanti buat inovasi inovasi dek seperti pengelolaan sarana prasarana ramah lingkungan, ataupun pengadaan barang”
Berdasarkan hasil wawancara mengenai dokumen RKAS sekolah, sekolah telah menganggarkan kurang lebih 18% dari total anggaran sekolah guna pengelolaan program Adiwiyata di SD Pertiwi Makassar.
b. Perubahan Visi dan Misi sekolah yang memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Ibu Hasliah, selaku Kepala Sekolah.
“kebijakan pengelolaan lingkungan hidup juga, kami tuangkan di dalam visi- misi sekolah, banyak sekali visi-misi yang menyangkut Adiwiyata di SD Pertiwi Makassar ini dari visi saja sudah sangat jelas kami jelaskan bahwa kami Mewujudkan sekolah yang bernuansa peduli lingkungan hidup”
c. Kebijakan Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup ke dalam mata pelajaran. Kebijakan tersebut diperkuat oleh pernyataan Kepala Sekolah.
“Kalau awal menerapkan Program Adiwiyata ini, kita pengimplementasiannya itu dengan mengintegrasikan semua bidang studi, kalau sekarang selain terintegrasi ada juga terdapat satu mata pelajaran khusus yang membahas lebih dalam Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)”.
Berdasarkan hasil studi dokumen RPP mata pelajaran, pembelajaran mengenai wawasan lingkungan telah diintegrasikan pada tiap muatan mata pelajaran sesuai dengan Tujuan Pembelaran masing-masing Tema/Subtema.
d. Kebijakan yang berisi peraturan atau tata tertib untuk menjaga lingkungan.
Salah satu tata tertib tersebut diungkapkan oleh Kepala Sekolah,
“Di sekolah kami juga ada peraturan-peraturan seperti membuang sampah sesuai jenisnya, terus buat karyawan atau bapak guru yang merokok dilarang merokok di area sekolah, membagi tempat sampah menurut jenisnya dek, terus merawat tumbuh-tumbuhan yang ada disekolah”
Berdasarkan hasil observasi peneliti, disetiap sudut sekolah terdapat beberapa peraturan mengenai kebijakan. Dapat disimpulkan beberapa peraturan menjaga lingkungan di SD Pertiwi Makassar adalah :
a) Dilarang merokok di sekitar lingkungan sekolah b) Mendesain tata ruang untuk menjadi asri
c) Mengurangi intensitas penggunaan lampu listrik d) Merawat tumbuhan sekitar
e) Membuang sampah sesuai dengan jenisnya
2. Kurikulum Berbasis Lingkungan
Sekolah yang peduli terhadap lingkungan, tentunya harus pula diimbangi dengan wawasan mengenai lingkungan. Salah satu cara meningkatkan wawasan tersebut adalah dengan melaksanakan kurikulum berbasis lingkungan.
Sebagaimana pernyataan dari Kepala Sekolah,
”....istilahnya itu dimasukkannya mengenai kurikulum pendidikan lingkungan. Adapun mata pelajaran tambahan yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup. Jadi kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup sudah masuk ke dalam proses pembelajaran.”
Pelaksanaan kurikulum berbasisi lingkungan tersebut diintegrasikan dengan kurikulum yang dipakai saat ini, yaitu Kurikulum 2013. Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Kepala Sekolah,
”sejak tahun 2011 sudah diimplementasikan, baik dalam mata pelajaran maupun penerapan kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam silabus, di RPP, setiap mata pelajaran terintegrasikan dengan berwawasan lingkungan termasuk di dalam mata pelajaran, lalu kita tambahkan mata pelajaran untuk mendukung berwawasan lingkungan, yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup. Termasuk dalam RPP disisipkan berwawasan lingkungan untuk semua muatan mata pelajaran, misalkan mengenai daur ulang barang bekas dek. Nah, selanjutnya nanti disisipkan dan diterapkan nilai-nilai atau wawasan mengenai lingkungan dan disesuaikan dengan pembelajaran di kelas”.
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa materi mengenai wawasan lingkungan diintegrasikan dalam semua muatan mata pelajaran. Materi mengenai wawasan lingkungan disesuaikan dengan Kompetensi Dasar setiap muatan pembelajaran.
Penyisipan materi mengenai wawasan lingkungan di SD Pertiwi Makassar sampai sekarang diintegerasikan dengan kurikulum 2013, juga menjadi sebuah mata pelajaran sendiri yang dikenal sebagai mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari selaku pengampu mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, Pak Suardi, S.Pd.
“sebagai guru itu berperan aktif untuk memberikan wawasan mengenai lingkungan dek, khusunya untuk mata pelajaran ini. Dulu namanya Prakarya, karena diterapkan Kurikulum 2013 maka berubah nama menjadi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). “
Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ini adalah upaya memberikan pemahaman kepada murid mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan, mulai dari penghijauan dengan membudidayakan tanaman. Hal serupa juga dituturkan oleh Pak Suardi, S.Pd, bahwa fokus dari mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah memperkenalkan pengelolaan lingkungan.
“Tujuan dari mata pelajaran ini untuk memperkenalkan kepada murid khususnya kelas 1 mengenai pentingnya sikap ramah lingkungan bagi lingkungan sekitar mereka, dimanapun ia berada. Selain itu, memberikan upaya agar murid sedari dini mengenal kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan, seperti melakukan penghijauan, rajin menyiram tanaman, tidak mencabut tanaman, memperkenalkan green house, hingga pengelolaan sampah.”
Proses pembelajarannya mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) menggunakan metode pembelajaran seperti dalam muatan mata pelajaran pada umumnya, yaitu dengan metode ceramah yang kemudian diikuti dengan praktek dan observasi di sekitar lingkungan sekolah.
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipasif
SD Pertiwi Makassar senantiasa mengadakan berbagai kegiatan dalam upaya melindungi, mengelola dan mengatasi permasalahan lingkungan sekitar.
Sekolah sendiri menyadari kegiatan perlindungan dan pengelolaan tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya peran serta dari seluruh warga sekolah, instansi dan organisasi lain, maka SD Pertiwi Makassar melakukan kegiatan lingkungan berbasis partisipasif. Kegiatan lingkungan yang telah dilaksanakan antara lain :
a. Kegiatan Jum'at Bersih
Kegiatan Jum’at Bersih ini dilakukan setiap hari Jumat, kegiatan ini difokuskan untuk para murid di setiap kelas mereka. Hal ini dipaparkan oleh Kepala Sekolah,
“kegiatan Jum’at Bersih ini bersifat menyeluruh kepada semua murid kelas tinggi (4-6), kegiatan jumat bersih ini dilaksanakan setiap hari jumat di minggu ke-2”
b. Peringatan Kalender Lingkungan Hidup
SD Pertiwi Makassar ini seringkali memperingati beberapa dari kalender lingkungan, seperti yang dituturkan oleh Kepala Sekolah,
“hari-hari lingkungan hidup tertentu, biasanya ada event-event atau kegiatan kebersihan yang dilaksanakan dan wajib diikuti oleh guru/staff sekolah serta melibatkan beberapa perwakilan murid. Misalnya pada hari bumi, di hari bumi itu kami merancang program penanaman kembali pohon, utamanya pohon bakau. Namun ada beberapa hariperingatan lingkungan kami tidak mengikuti, seperti hari bebas kendaraan bermotor, dll. Kami hanya aktif melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan di hari Peringatan Bumi, Hari Peduli Sampah Nasional, Hari Pohon, serta Hari Lingkungan Hidup.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa SD Pertiwi Makassar telah memaksimalkan upaya dalam rangka mengenalkan pengelolaan lingkungan kepada murid dengan memperingati beberapa hari peringatan dari Kalender Lingkungan.
c. Mengikuti kegiatan lingkungan yang diselenggarakan pihak luar sekolah Tujuan partisipasi dalam kegiatan lingkungan yang diselenggarakan oleh pihak luar sekolah salah satunya adalah sebagai upaya dalam memaksimalkan pengelolaan lingkungan, sebagaimana yang dituturkan oleh Kepala Sekolah,