• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Manajemen Stratejik oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tugas Manajemen Stratejik oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KRITIS

RPJMN TAHUN 2010-2014 DENGAN RENSTRA TAHUN 2010-2014

Tugas Manajemen Stratejik oleh

Veronica Wulan Dwi A.

NIM. 11/325466/PKU/12759

(2)

Sebagaimana diamanatkan dalan Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan tahapan pencapaian visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025, dimana didalam RPJMN tersebut dirumuskan permasalahan, sasaran serta arah kebijakan pembangunan dalam waktu 5 tahun (2010-2014). Pencapaian sasaran pokok RPJPN 2005-2025 pada masing-masing misi pembangunan dilakukan melalui tahapan dan skala prioritas pembangunan jangka menengah, dimana di dalamnya dijabarkan arah pembangunan dan sasaaran pokok 5 tahunannya.

Tahapan pembangunan dalam RPJPN 2005-2025 adalah sebagai berikut:

RPJM 1 (2005-2009) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

RPJM 2 (2010-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian.

RPJM 3 (2015-2019) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas, kerta kemampuan Iptek.

RPJM 4 (2010-2025) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

RPJMN 2010-2014 merupakan tahap ke-2 pencapaian visi dan misi RPJPN 2025, dengan prioritas agenda pembangunan difokuskan pada pemantapan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan penekanan pada upaya:

1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia 2) Perkembangan kemampuan ilmu dan teknologi 3) Penguatan daya saing perekonomian.

RPJMN 2010-2014 terdiri dari 3 buah buku yang saling terkait. Buku I RPJMN memuat Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas yang bersifat

(3)

Nasional dan mencerminkan Platform Presiden sehingga Prioritas dan Fokus Prioritas dapat bersifat lintas bidang.

Buku II RPJMN memuat Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Bidang, dimana didalam buku tersebut terdiri dari Kondisi Umum, Permasalahan dan Sasaran, serta Arah Kebijakan Pembangunan Bidang. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang memuat strategi yang merupakan kerangka pikir/kerangka kerja untuk memecahkan permasalahan pokok dan mewujudkan sasaran prioritas Bidang (Bidang Ekonomi, Iptek, Sarana dan Prasarana, Politik, Pertahanan dan Keamanan, Hukum dan Aparatur, Wilayah dan Tata Ruang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup)

Buku III berisi rencana pengembangan wilayah pulau dan keterkaitan Nasional-Regional yaitu melihat strategi kebijakan pembangunan Bidang/KL dalam mendukung pencapaian prioritas nasional di wilayah. Buku III merumuskan rencana pembangunan Bidang/KL untuk mendukung arah pengembangan pulau dengan basis wilayah Provinsi yang disesuaikan dengan potensi wilayah, permasalahan, dan strategi serta arah kebijakan pengembangan wilayah (wilayah Pulau Papua, Pulau Maluku, Pulau Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa-Bali, dan Pulau Sumatera.

Antara Buku I, Buku II, dan Buku III ada keterkaitan oleh karena pada Buku I dijelaskan masing-masing Fokus Prioritas Nasional (11 Prioritas Nasional), seperti pada Kesehatan merupakan Prioritas Nasional ke-3. Pada Buku II dijelaskan tentang Prioritas Pembangunan Bidang, dimana masing-masing bidang (Kesehatan, Politik, Ekonomi dst) mempunyai Prioritas-prioritas berdasarkan Fokus Prioritas yang tercantum dalam Prioritas di Buku I. Prioritas-prioritas masing-masing bidang tersebut akan menjadi acuan bagi program dan kegiatan di masing-masing KL dengan memperhatikan dan menyesuaikan potensi wilayah kepulauan yang ada di Indonesia yang sudah dijelaskan pada Buku III.

Di dalam RPJMN, Visi dan Misi Pemerintah 2010-2014 dirumuskan dan dijabarkan secara lebih operasional ke dalam 11 program prioritas, sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional, yaitu:

1) Reformasi birokrasi dan tata kelola 2) Pendidikan

3) Kesehatan

4) Penanggulangan kemiskinan 5) Ketahanan pangan

6) Infrastruktur

(4)

7) Iklim investasi dan usaha 8) Energi

9) Lingkungan hidup dan bencana

10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan paskakonflik 11) Kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi

Untuk bidang kesehatan merupakan prioritas nasional yang ketiga, namun bidang Kesehatan juga ada pada Prioritas Nasional 10.

Prioritas-prioritas tersebut saling terkait satu sama lain karena kesebelas prioritas nasional merupakan upaya untuk mencapai visi dan misi pemerintah tahun 2010- 2014, diantaranya:

Percepatan pembangunan infrastruktur fisik (prioritas 5, Prioritas 6, Prioritas 8, Prioritas 10)

• Perbaikan infrastruktur lunak (Prioritas 1 dan Prioritas 7)

• Penguatan Infrastruktur Sosial (Prioritas 2, Prioritas 3, Prioritas 4 dan Prioritas 9)

• Pembangunan Kreativitas (Prioritas 11)

Di dalam RPJMN terdapat Tema Prioritas untuk Bidang Kesehatan yaitu Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui:

1) Program Kesejahteraan Masyarakat, yang terdiri dari kesehatan preventif terpadu termasuk imunisasi dasar, akses air bersih, akses sanitasi dasar, penurunan AKI dan penurunan AKB.

2) Program Keluarga Berencana (KB): peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah maupun klinik swasta.

3) Sarana kesehatan: ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan RS berakreditasi internasional

4) Obat: pemberlakukan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat diseluruh Indonesia

5) Asuransi Kesehatan Nasional: penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin.

Sedangkan untuk Tema Prioritas Kemenkes memang tidak tertulis di dalam Renstra Kemenkes secara langsung, tetapi program-program Kemenkes disusun mengacu pada Tema Prioritas bidang Kesehatan yang tercantum dalam RPJMN.

(5)

Untuk Program Prioritas (Fokus Prioritas) Bidang Kesehatan yang tercantum dalam RPJMN tahun 2010-2014, antara lain:

1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita 2) Perbaikan status gizi masyarakat

3) Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti pemenyehatan lingkungan

4) Pengembangan sumber daya manusia kesehatan

5) Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan

6) Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan

7) Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan 8) Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

Sedangkan Program Prioritas (Fokus Prioritas) yang tecantum dalam Renstra Kemenkes tahun 2010-2014 tetap mengacu pada Fokus Prioritas bidang Kesehatan yang tercantum di dalam RPJMN. Adapun Fokus Prioritas yang terdapat di dalam Renstra Kemenkes, yaitu:

1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, Balita dan Keluarga Berencana (KB) 2) Perbaikan status gizi masyarakat

3) Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan

4) Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan

5) Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan

6) Pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

7) Pemberdayaan masyarkat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan

8) Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

Fokus Prioritas yang tertera dalam RPJMN dengan Renstra saling terkait satu sama lain, dimana Fokus Prioritas pada Renstra mengacu pada Fokus Prioritas yang ada pada RPJMN terutama untuk prioritas bidang Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Untuk program Keluarga Berencana masuk dalam Fokus Prioritas bidang Kesehatan untuk mendukung prioritas bidang Pengendalian Kuantitas Penduduk.

(6)

Di dalam dokumen Renstra Kemenkes dijabarkan Visi dan Misi Kemenkes. Visi Kemenkes yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Sedangkan Misi Kemenkes untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakaan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Pada Peraturan Pemerintah RI No. 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana pembangunan Nasional, pada pasal 13 dinyatakan bahwa:

1) Pimpinan KL menyusun Rancangan Renstra KL yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan pokok sesuai dengan tugas dan fungsi KL dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJM Nasional.

2) Tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan penjabaran visi KL yang bersangkutan dan dilengkapi dengan rencana sasaran nasional yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program prioritas Presiden.

3) dst.

Pada Dokumen Petunjuk Penyusunan Renstra KL oleh Bappenas juga disebutkan bahwa visi yang terdapat di dalam Renstra KL merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai KL pada akhir periode perencanaan melalui misi.

Apabila mengacu pada PP No. 40 tersebut di atas serta Dokumen Petunjuk Penyusunan Renstra KL, maka visi yang tertera pada Renstra Kemenkes tahun 2010-2014, “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”, merupakan visi pembangunan bidang kesehatan bukan visi dari Kementerian Kesehatan.

Karena untuk membuat masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan tanggungjawab seluruh komponen yang ada, tidak hanya semata-mata merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Visi yang ada di Renstra hendaknya dapat dievaluasi dan diukur keberhasilannya. Sedangkan yang ada saat ini masih abstrak dan sulit diukur keberhasilannya.

Di dalam Renstra Kemenkes terdapat Sasaran Strategis Kemenkes dan Strategi Kemenkes yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis Kemenkes pada Bab II Renstra 2010-2014:

(7)

1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 2) Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular

3) Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender

4) Meningkatnya penyediaan anggaran public untuk kesehatan dalam rangka menurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin

5) Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%

6) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK)

7) Seluruh provinsi melaksanakan program pengendaliamn penyakit tidak menular

8) Seluruh kab/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

2. Strategi Kemenkes pada Renstra 2010-2014 bab III:

1) Meningkatkan pemberdayaan masyarkat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan

berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif preventif

3) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional

4) Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu

5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.

Jika melihat pada Strategi Kemenkes terhadap Sasaran Strategis yang telah ditetapkan seperti tersebut di atas, maka terlihat bahwa Strategi Kemenkes masih abstrak dan kurang memperkuat untuk menopang pertumbuhan organisasi (Kemenkes) dalam rangka untuk mencapai Sasaran Strategis. Harusnya pada Strategi Kemenkes dapat dijelaskan fungsi-fungsi yang dapat digunakan untuk mencapai Sasaran Strategis seperti fungsi SDM, Keuangan, Infrastruktur, peralatan,

(8)

budaya kerja dll, sehingga dapat terlihat jelas upaya apa saja yang harus dilaksanakan agar Sasaran Strategis dapat tercapai.

Program-program yang ada di Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 dibagi kedalam 2 jenis yaitu Program Generik dan Program Teknis. Program Generik adalah program yang digunakan oleh unit yang memberikan pelayanan internal pemerintah. Biasanya Program Generik tersedia di semua Kementerian.

Adapun program Generik di Kemenkes sebagai berikut:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kemenkes

3. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kemenkes 4. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Sedangkan Program Teknis adalah program yang digunakan oleh unit yang memberikan pelayanan eksternal yang mempunyai dampak langsung terhadap masyarakat, sesuai dengan tupoksi dari masing-masing kementerian. Program Teknis tersebut terdiri dari:

1. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Program Pembinaan Upaya Kesehatan

3. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

5. Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

Dengan melihat Program Teknis tersebut di atas, ada keterkaitan antara Program Teknis yang ada di dalam Renstra dengan 8 Fokus Prioritas pembangunan kesehatan, yaitu bahwa 8 Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan diakomodir oleh Program Teknis yang tertera dalam Renstra Kemenkes.

Namun masih ada beberapa Fokus Prioritas yang tidak diakomodir oleh Program Teknis, tetapi diakomodir oleh salah satu Program Generik dan ada yang merupakan tanggung jawab lembaga lain (Badan POM)

Keterkaitan tersebut dapat terlihat pada matriks di bawah ini:

No. Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan

Didukung oleh Program Teknis

Didukung oleh Program Generik 1. Peningkatan kesehatan ibu,

bayi dan balita

Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

-

(9)

Anak 2. Perbaikan status gizi

masyarakat

Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

-

3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak

menular, diikuti

pemenyehatan lingkungan

Program Pengendalian

Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan -

4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan

Program

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia

Kesehatan

-

5. - Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan,

pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat - pengawasan obat dan makanan

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Badan POM (di luar Kemenkes)

-

6. Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan

- Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya (Pusat Pembiayaan Jaminan

Kesehatan) 7. Pemberdayaan masyarakat

dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan

Program Pembinaan Upaya Kesehatan

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya (Pusat

Penanggulangan Krisis)

8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier

Program Pembinaan Upaya Kesehatan

-

Untuk melihat apakah penyusunan RPJMN sudah sesuai dengan teori- teori yang ada, maka kita harus melihat payung hukum penyusunan RPJMN terlebih dahulu. Sesuai dengan UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2006 tentang tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, koordinasi penyusunan RPJMN dilakukan oleh Bappenas.

(10)

Sesuai dengan aturan-aturan tersebut di atas, maka tahapan penyusunan RPJMN sebagai berikut:

1) Penyiapan Rancangan Awal RPJMN. Disiapkan pada tahun terakhir RPJMN berjalan dengan mengacu RPJP Nasional, visi misi dan program prioritas Presiden terpilih, hasil evaluasi pelaksanaan RPJMN berjalan serta aspirasi masyarakat. Rancangan Awal tersebut menjadi pedoman/acuan bagi penyusunan Rancangan Renstra KL.

2) Penyiapan Rancangan Renstra KL. Disiapkan oleh Pimpinan KL, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan pokok sesuai dengan tugas dan fungsi KL dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJMN. Pada tahap tersebut, KL berkoordinasi dengan Pemda untuk mengidentifikasi pembagian tugas dalam pencapaian sasaran nasional di sektornya.

3) Penyusunan Rancangan RPJMN dengan menggunakan Rancangan Renstra KL. Rancangan RPJMN memasukkan pertimbangan Rancangan Awal dan rancangan Renstra KL yang dilaah oleh Menteri Bappenas agar sesuai dengan penjabaran dari Rancangan Awal RPJMN dan sasaran program prioritas Presiden.

4) Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Nasional, yang mengikutsertakan unsul-unsur penyelenggara negara dan masyarakat.

Diselenggarakan paling lambat 2 bulan setelah Presiden dilantik.

5) Penyusunan Rancangan Akhir RPJMN, yang disusun berdasarkan hasil Musrenbangnas dan kemudian dikonsultasikan pada DPR serta Sidang Kabinet untuk penyempurnaan.

6) Penetapan RPJMN. RPJMN ditetapkan 3 bulan setelah Presiden dilantik.

Sistematika RPJMN tahun 2010-2014 pada dasarnya sudah sesuai teori, namun hanya ada sedikit sekali yang kurang sesuai dengan teori yang ada. Sistematika yang masih belum sesuai dengan teori dapat dilihat dari sistematika berikut (yang berwarna merah):

Sistematika RPJMN Teori

1) Pendahuluan

2) Substansi dan Struktur Penyusunan RPJMN 2010-2014

a. Substansi RPJMN 2010-2014, terdiri dari:

i. Arahan RPJPN 2005-2025. Dalam Arahan RPJPN 2005-2025 terdiri dari:

Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang serta Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Jangka Menengah

Tahap Diagnosis, yang terdapat Visi dan Misi, Kajian Lingkungan Internal dan Eksternal dan isu-isu utama (Prioritas Pembangunan jangka menengah

 Tahap Perencanaan:

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dari port statis dan port dinamis ialah pada port statis bersifat port yang dipesan atau telah ditentukan terlebih dahulu untuk penyesuaian pemakaian

Dari partisi yang dilakukan, diketahui bahwa ekstrak larut etil asetat sebanyak 10 g, sehingga kandungan senyawa semi polar lebih banyak dibandingkan dengan

Penugasan penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Barang Di Laut Tahun Anggaran 2021 sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA dituangkan dalam perjanjian

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dompu yang selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Dompu adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah daerah yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada jenis dan kadar zat pewarna buatan terhadap tujuh sampel permen lollipop bermerek dan tujuh sampel permen lollipop tidak

Formulasi biofungisida terdiri dari bahan aktif, bahan makanan (sumber nutrisi), bahan pembawa dan bahan pencampur. Bahan organik seperti pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu,

Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan pengorbanan yang tiada akhir untukku , yang selalu mendoakanku, air mata dan keringat yang tercucur untukku , sari

Sebagai contoh dari persoalan ini menurut dosen-dosen STT_GKE adalah aksi-aksi sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh perkumpulan organisasi keagamaan tertentu untuk