• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii DAFTAR TABEL... ii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii DAFTAR TABEL... ii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR TABEL ... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Luaran ... 2

1.5 Manfaat ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Styrofoam / Polystirene ... 3

2.2 Kemasan Biodegradable ... 3

2.3 Jerami Padi ... 3

2.4 Tepung Ketan ... 4

2.5 Komposit ... 4

2.6 Uji Tarik ... 5

BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN ... 5

3.1 Studi Literatur ... 6

3.2 Desain Produk ... 6

3.3 Pengadaan Alat dan Bahan ... 6

3.4 Pembentukan Molding ... 6

3.5 Pembuatan Tempat Makan Komposit ... 7

3.5.1 Proses Pembuatan Sludge Jerami Padi dan Tepung Ketan ... 7

3.5.2 Uji Tarik Komposit Jerami Padi dan Tepung Ketan ... 7

3.5.3 Pembentukan Tempat Makanan Komposit dengan Metode Compress Molding ... 7

3.6 Pemasangan tali pengait ... 8

3.7 Uji Kelayakan ... 8

3.8 Evaluasi ... 8

3.9 Finishing ... 8

3.10 Penyusunan Laporan ... 8

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 8

4.1 Anggaran Biaya ... 8

4.2 Jadwal Kegiatan ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 9

LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing... 11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ... 19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ... 20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ... 21

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan ... 22

(2)

ii

Gambar 2.1 Ilustrasi Komposisi Komposit ... 5

Gambar 2.2 Kurva Tegangan dan Regangan ... 5

Gambar 3.1 Skema Metode Pelaksanaan ... 5

Gambar 3.2 Desain Produk Tempat Makan Komposit ... 6

Gambar 3.3 Mesin Hidrolik ... 7

Gambar 3.4 Antropometri Tangan ... 8

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Komposisi Pati ... 4

Tabel 3.1 Alat ... 6

Tabel 3.2 Bahan ... 6

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC ... 8

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-KC ... 9

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan primer manusia adalah makan dimana pemenuhannya merupakan hak asasi manusia sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bergizi dan bermutu dengan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat. Di era modern saat ini, makanan tidak terlepas dari wadah atau kemasan. Kemasan memiliki berbagai tujuan, dari sisi keamanan makanan bukan sekedar pembungkus tetapi juga sebagai pelindung dari bakteri dan kotoran dari luar.

Salah satu kemasan yang populer digunakan pada makanan adalah polystyrene foam atau lebih dikenal dengan styrofoam, sejenis plastik berbasis minyak bumi. Perusahaan Dow Chemical (1941) menyatakan styrofoam banyak digunakan karena mampu mempertahankan makanan yang panas atau dingin, tetap nyaman saat dipegang, biaya murah, ringan dan praktis. Karena kelebihannya tersebut styrofoam digunakan untuk mengemas makanan siap saji, segar, maupun yang memerlukan proses lanjut. Namun, penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan dapat menimbulkan masalah pada kesehatan. Hal ini dikarenakan bahan styrofoam tersusun dari polimer-polimer kimia aditif berupa stirena yang diproses menggunakan benzena, bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh.

Selain masalah kesehatan, penggunaan styrofoam juga menyebabkan masalah pada lingkungan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2019 mengungkap sebanyak 0,27 hingga 0,59 juta ton sampah masuk ke laut Indonesia. Sampah plastik sekali pakai jenis styrofoam mendominasi dibanding jenis sampah lainnya. Bahan stirena pada styrofoam juga membuat sampah menjadi menumpuk karena sulit terurai secara alami.

Oleh karena itu, muncul sebuah ide untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan sebuah material kemasan yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Salah satu material yang mampu memenuhi hal tersebut adalah material komposit dari serat alam.

Material komposit tersebut adalah jerami padi sebagai material pengisi (filler) dan tepung ketan sebagai material pengikat (matriks). Jerami padi dipilih sebagai filler karena ringan, murah, dapat diperbarui, dan bersifat biodegradable (Liu, 2012). Jerami padi juga sangat mudah didapatkan, diperkirakan produksi jerami padi di Indonesia rata-rata sebesar 20 juta ton per tahun. Pemanfaatan jerami padi dalam bidang industri juga masih belum optimal, diperkirakan sekitar 85% dari total keseluruhan produksi jerami padi hanya dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan peternakan. Sedangkan tepung ketan dipilih sebagai matriks karena daya rekatnya yang tinggi, tidak

(4)

beracun, memiliki aroma dan rasa tawar. Di Indonesia produksi ketan sebagai bahan dasar pembuatan tepung ketan mencapai 42.000 ton per tahun.

Berdasarkan hal tersebut, maka produksi kemasan makanan berbahan komposit jerami padi dan tepung ketan sangat memungkinkan untuk diwujudkan karena besarnya ketersediaan bahan baku di Indonesia. Produk ini merupakan sebuah hasil modifikasi dari kemasan makanan berbahan polystyrene baik dari segi bentuk yang memperhatikan aspek ergonomi dan estetika maupun bahan baku yang menggunakan komposit. Dari modifikasi yang dilakukan, produk ini memiliki sifat biodegradable dan dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti: hand grip, tali pengait dan tempat logo.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan melalui program kreativitas karsa cipta ini adalah:

1. Bagaimana merancang dan membuat kemasan makanan yang baik untuk kesehatan manusia dan aman untuk lingkungan hidup?

2. Bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi untuk bahan dasar pembuatan komposit kemasan makanan?

3. Bagaimana cara mengolah komposit jerami padi dan tepung ketan sehingga dapat dijadikan sebagai kemasan makanan pengganti polystyrene?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari program kreativitas karsa cipta ini adalah:

1. Merancang dan membuat kemasan makanan yang baik untuk kesehatan manusia dan aman untuk lingkungan hidup.

2. Mengetahui cara mengolah dan memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi untuk bahan dasar pembuatan komposit kemasan makanan.

3. Mengetahui cara mengolah komposit jerami padi dan tepung ketan sehingga dapat dijadikan sebagai kemasan makanan pengganti polystyrene.

1.4 Luaran

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah:

1. Terciptanya prototipe produk kemasan makanan dari material komposit serat alam berupa jerami padi dan tepung ketan.

2. Laporan kemajuan dan laporan akhir program.

3. Publikasi online artikel ilmiah melalui Open Journal Systems.

1.5 Manfaat

Manfaat dari program kreativitas mahasiswa karsa cipta ini adalah:

1. Dapat memberikan kemasan makanan yang aman untuk kesehatan dan nyaman digunakan oleh masyarakat.

2. Dapat membantu mengurangi limbah sampah styrofoam kemasan makanan yang sulit terurai secara alami.

3. Dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan inovasi produk yang dapat berguna bagi masyarakat sehingga fungsi mahasiswa dalam Tri Dharma perguruan tinggi dapat tercapai.

(5)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Perkembangan Mutakhir Produk

Kemasan wadah makanan yang bersifat biodegradable terus dikembangkan seiring dengan perminataan yang terus meningkat. Material biodegradable yang dikaitkan masih memiliki kerapuhan tinggi pada penggunaanya untuk kemasan makanan (Chisenga, 2020). Perkembangan dari kemasan makanan biodegradable berasal dari berbagai material alami dan non-alami, seperti:

kitosan, pati, dan pengikat.

2.2 Styrofoam / Polystirene

Styrofoam adalah salah satu jenis plastik berbahan dasar polistiren yang banyak digunakan sebagai bahan kemasan dalam kehidupan sehari-hari (Sumarni, 2013). Styrofoam memiliki banyak keunggulan, seperti: fleksibilitas yang baik, tidak korosif, harga yang relatif murah, dan dapat dikombinasikan dengan bahan kemasan lain. Namun, styrofoam tersusun dari polimer-polimer yang berasal dari bahan kimia aditif. Zat-zat aditif pada styrofoam dapat bermigrasi ke makanan yang dikemas dan bersifat berbahaya bagi manusia karena bersifat karsinogenik (Mukminah, 2019). Styrofoam juga memiliki kandungan zat kimia, yaitu stirena, butil hidroksi toluene dan poltirena juga CFC yang dapat menjadi racun dan akan menyebabkan gangguan pada sistem endokrin dan juga sistem reproduksi (Mukminah, 2019). Di sisi lain, limbah styrofoam tergolong sebagai limbah plastik yang sulit terurai jika hanya dibuang begitu saja ke lingkungan (Ardiatma, 2019). Sifat-sifat styrofoam tersebut yang menyebabkan diperlukannya adanya alternatif pengganti styrofoam sebagai wadah kemasan.

2.3 Kemasan Biodegradable

Kemasan biodegrable merupakan kemasan yang dapat terurai secara alami oleh aktivitas mikroorganisme tanpa meninggalkan sisa yang beracun atau berbahaya bagi lingkungan (Suryati, dkk. 2016). Bahan biodegradable terbuat dari pati dan selulosa yang biasanya digunakan sebagai matriks karena sifatnya yang dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanis kemasan biodegradable (Lisyadayana, dkk. 2019). Proses pembuatan kemasan biodegradable dengan penambahan bahan lain sebagai pengisi maupun agen penguat disebut sebagai komposit.

2.4 Jerami Padi

Jerami padi adalah sisa dari produksi agrikultural yang mana merupakan hasil samping dari produk padi (Oryza sativa L.). Oleh karena itu, sisa agrikultural ini memiliki keuntungan yang lebih ekonomis daripada menggunakan serat kayu sebagai produksi biokomposit. Komposisi kimiawi dari serat-serat jerami padi cukup dekat dengan serat kayu sehingga serat jerami merupakan alternatif yang baik dalam komposit (Bassyouni & Hasan, 2015). Dari segi ketersediaan, untuk setiap penanaman padi dengan tingkat

(6)

produksi 6 t/ha, maka akan dihasilkan jerami padi sebanyak 6 t/ha (Subaedan, dkk. 2018). Di sisi lain, jerami padi memiliki banyak kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanah, seperti N: 30 kg/ha, P: 2 kg/ha, K: 93 kg/ha, Ca: 10 kg/ha (Rachman, dkk. 2006).

Jerami padi mengandung 37,71% selulosa, 21,99% hemiselulosa, dan 16,62% lignin (Dewi, 2002). Polimer-polimer hasil pertanian ini memiliki sifat termoplastik yang baik, sehingga mempunyai potensi untuk dibentuk atau dicetak (Pratiwi, dkk. 2016). Keunggulan polimer jenis ini adalah dapat diperbarui (renewable) dan mudah hancur secara alami (biodegradable).

Jerami padi merupakan komponen utama (serat) penyusun dari komposit yang akan dibentuk menjadi wadah makanan bersifat biodegradable.

2.5 Tepung Ketan

Tepung ketan adalah tepung yang terbuat dari beras ketan hitam atau putih yang diolah dengan cara digiling, ditumbuk, lalu dihaluskan. Tepung ketan memiliki tekstur menyerupai tepung beras, namun memiliki viskositas yang lebih tinggi dan ukuran granula yang lebih kecil (Imanningsih, 2012). Berikut ini merupakan tabel komposisi pati pada Tepung Beras Ketan Putih (TBKP):

Sampel Kadar (%)

Pati Amilosa Amilopektin

TBKP 71.36±0.11 5.33±0.44 66.03±0.49

Tabel 2.1 Komposisi Pati (Refdi, dkk. 2017)

Tepung ketan dan komponen utamanya, amilosa dan amilopektin, merupakan polimer yang merupakan bahan baku yang cocok digunakan dalam bahan kemasan (Prachayawarakorn, dkk. 2010). Pada proses pembuatan produk ini, tepung ketan menjadi komponen pengikat dalam komposit yang akan dibuat menjadi material wadah makanan.

2.6 Komposit

Komposit merupakan material hasil dari kombinasi dua atau lebih jenis material yang berbeda sehingga akan menghasilkan produk yang lebih unggul daripada komponen penyusunnya (Shackelford, 2015). Material komposit dengan serat yang lebih baik merupakan bahan teknik yang paling umum digunakan pada saat ini karena kekakuan spesifik dan kekuatan yang jauh lebih tinggi dari material teknik pada umumnya (Jones, 1999). Secara umum komposit terdiri dari dua jenis material yang disebut matriks dan filler (material pengisi). Filler berbentuk serat atau partikel yang berfungsi sebagai penguat pada material komposit. Sedangkan, matriks berfungsi untuk mengikat serat atau partikel dan melindungi komposit dari kerusakan eksternal (Gibson, 1994). Dalam proses pembuatan produk kali ini komposit berkaitan dengan material dari protipe wadah makanan yang akan dibuat.

(7)

Gambar 2.1 Ilustrasi Komposisi Komposit (Gibson, 1994) 2.7 Uji Tarik

Uji tarik adalah metode pengujian kekuatan satu atau lebih bahan dengan menerapkan beban gaya ke arah yang berlawanan (Salindeho, 2013). Pada kurva uji tarik yang diperoleh dari hasil pengujian akan diperoleh sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh benda uji, seperti: kekuatan tarik, kuat luluh material, keuletan material, modulus elastisitas material, kelentingan dan ketangguhan (Dieter, 1993). Pada pembuatan wadah makan bersifat biodegradable ini material yang dibentuk akan dilakukan uji tarik untuk memastikan kekuatan dari wadah makanan tersebut.

Gambar 2.2 Kurva Tegangan dan Regangan (Dieter, 1993)

BAB 3

TAHAP PELAKSANAAN ]

Gambar 3.1 Skema Metode Pelaksanaan

Fiber (serat) Matriks (pengikat) Komposit

(8)

3.1 Studi Literatur

Melakukan studi literatur terkait bentuk atau desain dan proses pembuatannya hingga menjadi produk siap pakai.

3.2 Desain Produk

Membuat sketsa desain produk komposit yang berbentuk tempat makan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2018. Dalam pembuatan tempat makan biodegradable berbahan komposit yang akan kita buat terinspirasi dari bentuk wadah makan berbahan styrofoam yang memiliki ukuran 18 cm x 12,5 cm dengan memodifikasinya, seperti: menambahkan tali pengait untuk mempermudah mobilitas dan mengurangi penggunaan tas plastik, tempat logo untuk mempermudah penempatan logo, hand grip agar nyaman saat digenggam, kemudian terdapat pengunci pada dua sisi yaitu depan dan belakang sehingga memberikan bentuk yang proporsional dan futuristik.

Gambar 3.2 Desain Produk Tempat Makan Komposit 3.3 Pengadaan Alat dan Bahan

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan produk, yaitu:

Tabel 3.1 Alat Tabel 3.2 Bahan

No Alat Jumlah

1 Spatula 1 buah

2 Panci 1 buah

3 Kompor 1 buah

4 Gas 1 buah

5 Molding kayu 1 buah

6 Mesin

crushing 1 buah 7 Mesin hidrolik 1 buah 3.4 Pembentukan Molding

Menyiapkan cetakan molding yang terbuat dari kayu dengan membentuknya menyerupai desain cetakan.

No Bahan Jumlah

1 Jerami padi 2 kg 2 Tepung ketan 2 kg

3 Garam 1 kg

4 ATK 1 set

(9)

3.5 Pembuatan Tempat Makan Komposit

Membentuk tempat makan dengan bahan utama filler jerami padi dan matriks ketan dengan mesin hidrolik menggunakan metode compress molding.

3.5.1 Proses Pembuatan Sludge Jerami Padi dan Tepung Ketan

Memotong jerami padi hingga berukuran kurang lebih 3 cm, kemudian membersihkannya dari kotoran hingga bersih, lalu ditiriskan.

Selanjutnya jerami padi yang telah ditiriskan, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari hingga kadar air yang ada pada jerami berkisar 10%. Setelah dikeringkan, jerami direbus menggunakan air garam dengan kadar 10% dari volume air yang digunakan dengan waktu perebusan kurang lebih 2 jam untuk selanjutnya dijemur kembali hingga kadar air 10%. Hasil dari penjemuran jerami ini kemudian dilakukan penghancuran menggunakan mesin crusher dengan mesh 10. Kemudian ditambahkan air dengan kadar 150% dari berat total dan diaduk hingga merata. Selanjutnya ketan ditambahkan dengan komposisi perbandingan jerami padi dan ketan sebesar 80:20, 85:15, 90:10 sehingga menghasilkan tiga spesimen untuk diuji.

3.5.2 Uji Tarik Komposit Jerami Padi dan Tepung Ketan

Sludge yang dihasilkan selanjutnya dicetak dengan ukuran 200 x 200 mm dan ketebalan 2 mm. Setelah itu, sludge dikeringkan pada temperatur suhu kamar hingga kadar air berkisar 10%. Dari hasil pengeringan komposit tersebut, selanjutnya dilakukan uji tarik. Lalu dianalisis hingga mendapatkan spesimen yang terbaik.

3.5.3 Pembentukan Tempat Makanan Komposit dengan Metode Compress Molding

Menyiapkan mesin hidrolik, kemudian memasangkan dengan molding kayu yang telah dibentuk. Selanjutnya meletakkan cetakan sludge yang telah lolos uji tarik pada mesin hidrolik, kemudian mencetak dan mengeringkan.

Gambar 3.3 Mesin Hidrolik (Arief, dkk. 2019)

(10)

3.6 Pemasangan Tali Pengait

Memasang tali pengait yang berasal dari sisa produk dengan mencetaknya menyerupai tali kemudian dipasang pada sisi atas produk tempat makan.

3.7 Uji Kelayakan

Pada tahap ini dilakukan pengujian produk tempat makan kemudian mencatat hasil uji kelayakan. Uji kelayakan yang digunakan adalah uji antropometri persentil 5% pada laboratorium perancangan sistem kerja dan ergonomi Teknik Industri UNS untuk mengetahui seberapa aman dan nyaman secara fisik produk ini, dan uji food grade pada Balai Besar Kimia dan Kemasan Kementrian Perindustian untuk memastikan bahwa produk ini tidak beracun secara zat dan material sehingga aman untuk digunakan.

Gambar 3.4 Antropometri Tangan (Universitas Kristen Maranatha, 2011) 3.8 Evaluasi

Setelah melakukan uji kelayakan hasil, kemudian dilakukan evaluasi berupa analisis data sehingga dapat disempurnakan pada tahap finishing.

3.9 Finishing

Penyempurnaan hasil output hingga menjadi produk jadi yang dapat digunakan dengan aman dan nyaman sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

3.10 Penyusunan Laporan

Mengumpulkan data-data hasil uji kelayakan produk kemudian menyusunnya dalam bentuk laporan untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut.

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Sewa dan Jasa 1.350.000,00

2 Bahan Habis Pakai 96.500,00

3 Transport Lokal 100.000,00

4 Lain-lain 7.550.000,00

Jumlah 9.096.500,00

(11)

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan Person Penanggung-

Jawab

1 2 3 4

1 Studi Litelatur Ainun Rahmansyah

2 Perancangan Desain M. Rafdinal. S 3 Pengumpulan Alat dan

Bahan

Deas Fellice. M

4 Pembuatan Template Bayu Puji U

5 Pembuatan Produk Ainun Rahmansyah

6 Uji Produk Marcellinus. A. A

7 Evaluasi M. Rafdinal. S

8 Laporan Deas Fellice. M

DAFTAR PUSTAKA

Ardiatma, D., Sari, P. A. & Maharani, E. S., 31-36. Analisis Pemanfaatan Limbah Plastik Jenis Styrofoam Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batako. Cimahi,

Universitas Jenderal Ahmad Yani.

Arief, M. & M., 2019. Rancang Bangun Mesin Compression Molding untuk Material Biokomposit Bagian 2: Mold Pencetak Produk Biokomposit. Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta.

Bassyouni, M. & Hasan, S. W. U., 2015. The use of rice straw and husk fibers as reinforcements in composites. In: M. Sain & O. Faruk, eds. Biofiber

Reinforcements in Composite Materials. Kairo: Elsevier, pp. 385-422.

Cordova, M. R. et al., 2019. Inisiasi Data Sampah Laut Indonesia Untuk

Melengkapi Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Sesuai Peraturan Presiden RI No.83 Tahun 2018, Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Dewi, K. H., 2002. Hidrolisis limbah hasil pertanian secara Enzimatis. Akta Agrosia, 5(2), pp. 67-71.

Dieter, G. E., 1993. Metalurgi Mekanik. 1st ed. Jakarta : Erlangga.

Gibson, R. F., 1994. Principles of Composite Material Mechanics. 1st ed. New York: McGraw-Hill.

Imanningsih, N., 2012. Profil Gelatinisasi Beberapa Formulasi Tepung-Tepungan.

Penel Gizi Makan, 35(1), pp. 13-22.

Indirawati, E., s. & Soerachmad, Y., 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Penjual Makanan Online terhadap Penggunaan Wadah Styrofoam di Wonomulyo.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), pp. 60-70.

Jones, R. M., 1999. Mechanics of composite materials. 2nd ed. Philadelphia:

Taylor & Francis.

Lisdayana, N., Larasati, D. A. & Yunira, E. N., 2019. Review : Teknologi Produksi Plastik Biodegradable Berbasis Pati Dan. Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi), 11(2), pp. 38-43.

Liu, J., Jia, C. & He, C., 2012. Rice Straw and Cornstarch Biodegradable Composites. Xuzhou, AASRI Procedia.

(12)

Mukminah, I. A., 2019. Bahaya Wadah Styrofoam dan Alternatif Penggantinya.

Majalah Farmasetika, 4(2), pp. 32-34.

Nurmianto, E., 2008. ERGONOMI Konsep Dasar dan Aplikasinya. 2nd ed.

Surabaya: Guna Widya.

Prachayawarakorn, J., Boonpasith, p. & Sangnitidej, P., 2010. Properties of Thermoplastic Rice Starch Composites Reinforced by Cotton Fiber or Low- Density Polyethylene. Carbohydrate Polymers, 81(2), pp. 425-433.

Pulat, B. M., 1997. Fundamentals of industrial ergonomics. 2nd ed. Illinois:

Waveland Press.

Pratiwi, R., Rahayu, D. & Barliana, M. I., 2016. Pemanfaatan Selulosa dari Limbah Jerami Padi. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 3(3), pp. 83-91.

Rachman, A., Dariah, A. & Santoso, D., 2006. Pupuk Hijau, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Refdi, C. W. & Fajri, P. Y., 40-44. Komposisi Gizi dan Pati Tepung Beras Rendang dari Beberapa Sentra Produksi di Kota Payakumbuh Sumatera Barat.

Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, 21(1), p. 2017.

Rhofita, E. I., 2016. Kajian Pemanfaatan Limbah Jerami Padi di Bagian Hulu.

Jurnal Teknik Lingkungan, 1(2), pp. 74-79.

Salindeho, R. D., Soukota, J. & Poeng, R., 2013. Pemodelan Pengujian Tarik untuk Menganalisis Sifat Mekanik Material. Jurnal Online Poros Teknik Mesin, 2(2), pp. 1-11.

Shackelford, J. F., 2015. Introduction to Materials Science for Engineers. 8th ed.

New Jersey: Pearson.

Subaedan, S., Ilsan, M. & s., 2018. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik melalui Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Bontolebang Kabupaten Takalar. Jurnal Balireso, 3(1), pp. 20-28.

Suhardja, C., 2011. Analisa Sistem Kerja Alat Transportasi Melalui Perancangan Becak Motor Ditinjau dari Segi Ergonomi, Bandung: Universitas Kristen

Maranatha.

Sulchan, M. & Nur, E. W., 2007. Keamanan Pangan Kemasan. Majelis Kedokteran Indonesia, 57(1), pp. 54-59.

Sumarni, N. K., Sosidi, H., R, A. R. & M., 2013. KAJIAN FISIKA KIMIA LIMBAH STYROFOAM DAN APLIKASINYA. Journal of Natural Science, 2(3), pp. 123-131.

Suryati, M. M., 2019. OPTIMASI PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK DARI PATI. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 5(1), pp. 78-91.

Chisenga, S. M., Tolesa, G. N. & Workneh, T. S., 2020. Biodegradable Food Packaging Materials and Prospects of the Fourth Industrial Revolution for Tomato Fruit and Product Handling. International Journal of Food Science, 1(17), pp. 1- 17.

(13)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, serta Dosen Pendamping

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

1.6 Biodata Dosen Pendamping

(19)
(20)
(21)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

A Peralatan

Penunjang Volume Harga Satuan

(Rp) Nilai (Rp)

1 Spatula 2 buah 5.000,00 10.000,00

2 Panci 1 buah 50.000,00 50.000,00

3 Kompor 1 buah 150.000,00 150.000,00

4 Gas 1 buah 140.000,00 140.000,00

5 Molding kayu 1 buah 1.000.000,00 1.000.000,00

SUB TOTAL (Rp) 1.350.000,00

B Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan

(Rp) Nilai (Rp)

1 Jerami padi 2 kg 10.000,00 20.000,00

2 Tepung ketan 2 kg 25.000,00 50.000,00

3 ATK 1 set 20.000,00 20.000,00

4 Garam 1 kg 6.500,00 6.500,00

SUB TOTAL (Rp) 96.500,00

C Perjalanan Volume Harga Satuan

(Rp) Nilai (Rp)

1

Transportasi

Pembelian Alat dan Bahan

2 kali 50.000,00 100.000,00

SUB TOTAL (Rp) 100.000,00

D Lain-Lain Volume Harga Satuan

(Rp) Nilai (Rp)

1 Uji tarik 15 kali 50.000,00 750.000,00

2 Uji kelayakan wadah

pangan 3 kali 2,200.000,00 6,600.000,00

3 Sewa mesin crushing 1 buah 100.000,00 100.000,00 4 Sewa mesin hidrolik 1 buah 100.000,00 100.000,00

SUB TOTAL (Rp)

7.550.000,00

Total A+B+C+D (Rp) 9.096.500,00

(Sembilan Juta Sembilan Puluh Enam Ribu Lima Ratus Rupiah)

(22)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program Studi

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu

(Jam / Minggu)

Uraian Tugas

1.

Mohamad Rafdinal Setyoko / I0319060

Teknik

Industri Teknik 15

Mengoordinasi anggota, mengumpulkan data, menyusun proposal, mencari alat dan bahan, merancang produk, membentuk produk, menguji produk dan publikasi

2.

Deas Felice Muhammad / I0319020

Teknik

Industri Teknik 15

Mengumpulkan data, menyusun proposal, mencari alat dan bahan, merancang produk, membentuk produk, menguji produk dan publikasi

3.

Marcellinus Abellard Arioesto / I0319057

Teknik

Industri Teknik 15

Mengumpulkan data, menyusun proposal, mencari alat dan bahan, merancang produk, membentuk produk, menguji produk dan publikasi

4.

Ainun Rahmansyah

Gaffar / I0319008

Teknik

Industri Teknik 15

Mengumpulkan data, menyusun proposal, mencari alat dan bahan, merancang produk, membentuk produk, menguji produk dan publikasi

5.

Bayu Puji Ubaidillah /

C0918006

Seni Kriya

Seni Rupa

dan Desain 15

Mengumpulkan data, menyusun proposal, mencari alat dan bahan, merancang produk, membentuk produk, menguji produk dan publikasi

(23)

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

(24)

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan

Gambar 2D Desain Kemasan Makanan Komposit

Gambar 3D Desain Kemasan Makanan Komposit

(25)

Gambar 3D Tampak Depan

Gambar 3D Tampak Belakang

Gambar 3D Tampak Samping

(26)

Gambar 3D Sisi Atas

Gambar 3D Sisi Bawah

Gambar 3D Uji Tekan Sisi Bawah

(27)

Gambar 3D Uji Tekan Sisi Bawah Tampak Belakang

Gambar 3D Uji Tekan Sisi Atas Tampak Depan

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Pati (Refdi, dkk. 2017)
Gambar 2.1 Ilustrasi Komposisi Komposit  (Gibson, 1994)  2.7  Uji Tarik
Gambar 3.2 Desain Produk Tempat Makan Komposit  3.3  Pengadaan Alat dan Bahan
Tabel 4.1 Anggaran Biaya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat katalis logam transisi (Co, Ni, Cu, Zn) yang diembankan pada zeolit fluka yang digunakan untuk proses konversi etanol menjadi

bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah telah dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten Tanah

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

peningkatan produktivitas karet kering lima kali lebih tinggi dengan menggunakan klon - klon unggul dibandingkan bahan tanaman.. semaian terpilih dan mas a

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Menurut fuqaha dari kalangan mazhab hanafi, zina adalah hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki secara sadar terhadap perempuan yang disertai nafsu

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Teori instanton ini secara matematik bisa digunakan pada berbagai teori dikarenakan potensial pada aksi Euklidean tidak dimasukkan secara eksplisit harus bagaimana,