• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ξ79Ξ MASA DEPAN YANG LAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ξ79Ξ MASA DEPAN YANG LAIN"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Ξ79Ξ

MASA DEPAN YANG LAIN

White is not always light Black is not always dark

P

intu ruangan itu terbuka dan Izaka bahkan tak

(2)

mengangkat kepalanya.

Sosoknya yang dingin tampak duduk di kursi besar yang tersedia di sisi dekat jendela, tampak begitu kaku dan tak mudah didekati. Pada saat itu, cahaya bulan terlihat menyorot masuk melalui jendela besar yang terbuka di belakangnya,

menciptakan siluet

mengintimidasi yang menerangi bagian belakang tubuh Izaka, tetapi membuat bagian depan dan wajahnya terlihat tertutup bayangan gelap menyeramkan.

(3)

“Kurasa, sang pengantin pria tidak mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan malam pertamanya dengan sukacita?”

Suara Raja Zilas menggema memenuhi ruangan dan tak lama kemudian, sosoknya pun

melangkah masuk,

menggunakan bantuan tongkat untuk menopang dirinya dan menciptakan gema ketukan tongkat yang terdengar konstan berirama saat dia melangkah sambil mengetukkan tongkatnya

(4)

itu ke lantai marmer putih yang ditapakinya.

Ruangan itu gelap, dan satu- satunya bantuan cahaya hanyalah sinar bulan yang menembus dari jendela, karena itulah, sosok Raja Zilas yang mengenakan pakaian megah dan jubah bulu rubah putih yang tampak memberati bahunya, juga terlihat kelam dan berbahaya.

Dua sosok yang sama-sama memiliki kekuatan dominasi di

(5)

klannya masing-masing itu saling bertatapan untuk beberapa lama, menebarkan keheningan di antara mereka yang terasa tak nyaman, selayaknya dua makhluk buas yang saling mengukur kekuatan

masing-masing dan

menimbang-nimbang apakah akan saling menyerang ataukah saling mengabaikan.

Pada akhirnya, Izakalah yang memecahkan keheningan itu.

Mata peraknya yang berkilauan

(6)

menatap ke arah Raja Zilas dengan tatapan dingin menusuk.

“Jelaskan.”

Hanya satu kalimat itu yang terucap, tetapi makna di dalamnya sudah mencakup segalanya.

Raja Zilas menyipitkan mata, masih menatap Izaka dengan pandangan menilai sebelum kemudian tertawa terbahak- bahak dengan sikap mengejek yang kental.

(7)

“Apanya yang harus dijelaskan?” Dengan sengaja, seolah ingin memancing kesabaran Izaka, Raja Zilas berpura-pura bertanya dengan sikap bodoh yang disengaja.

Senyuman tampak melebar di bibirnya, berpadu dengan kekehan yang seolah tak akan berhenti dalam waktu dekat.

“Apa salahku sehingga aku harus berdiri di sini di malam-malam di mana aku harus beristirahat dan menerima kemarahan dari pengantin pria yang malam

(8)

pertamanya tak kesampaian?”

tanya Raja Zilas dengan sengaja.

Izaka menipiskan bibirnya dan hanya itulah satu-satunya reaksinya terhadap pancingan emosi Raja Zilas. Selain itu, dengan ahli Izaka tak menampakkan ekspresi apa pun, tetap tampak dingin dan tak bersahabat, memasang dinding beku yang tak mudah didekati apalagi sampai ditembus oleh orang lain.

(9)

“Kau tampak tahu segalanya lebih dari siapa pun, tetapi aku tahu pasti bahwa kau tak memiliki kekuatan untuk melihat masa depan.” Izaka menatap lurus ke arah Raja Zilas, membaca setiap detail reaksinya dengan saksama. Bibirnya kemudian mengurai senyuman mengejek yang pekat. Ya, jelas kecurigaannya sangatlah benar dan nyata, sebab sejak awal mula, Raja Zilas selalu hadir di saat yang tepat dan seakan bisa menilai masa depan, memiliki

(10)

pengetahuan yang tak seharusnya diketahui dan memiliki prediksi yang seharusnya berada di luar

kemampuannya. Jika

dibandingkan dengan Izaka yang mendapatkan pengetauhuan dari ingatan Anselm yang diserapnya sebelum ayahnya itu meninggal, tentu saja sumber pengetahuan Raja Zilas sangatlah misterius dan tak terjelaskan, bukan?

Izaka jelas tahu, bahwa mereka makhluk dari klan

(11)

kerajaan, berasal dari kaum penyihir murni yang menjelma menjadi manusia dan berketurunan. Dan meskipun mereka memiliki berbagai macam kekuatan sihir ajaib yang sangat menakjubkan, satu hal yang pasti, sepanjang sejarah tak pernah ada satu pun yang memiliki kekuatan untuk meramal masa depan.

Jadi, entah Raja Zilas adalah yang istimewa dan memiliki kekuatan unik yang sebelumnya tak pernah dimiliki oleh

(12)

leluhurnya, atau sang raja memiliki sumber lain yang misterius dan dirahasiakan.

Raja Zilas masih menyeringai, kekehannya sudah hilang, tetapi nuansa ceria tampak masih melingkupi dirinya.

Sang Raja menatap Izaka dengan tajam, lalu dia berdeham, sebelum kemudian berucap dengan nada mengejek.

“Apakah kau mencurigaiku?”

tanyanya kemudian.

(13)

Izaka menatap Raja Zilas tajam.

“Setiap detiknya,” sahutnya dengan nada tak kalah menusuk, menunjukkan dengan gamblang bahwa meskipun selama ini Izaka memutuskan untuk bekerja sama dengan Raja Zilas, dia sama sekali tak memercayai raja yang terkenal dengan keculasan dan kelicikannya itu.

Kali ini Raja Zilas tak tertawa, matanya menatap Izaka dengan tatapan penuh ingin tahu.

(14)

“Aku memang tak punya kekuatan sihir untuk melihat masa depan. Akan tetapi, jika kubilang bahwa jiwaku yang sekarang berasal dari masa depan, apakah kau akan percaya?” tanya Raja Zilas kemudian.

Izaka mengerutkan keningnya, tatapannya terlihat memperingatkan.

“Jangan bermain-main dan mencoba menipuku,” desisnya perlahan dalam geraman.

(15)

Sikap Izaka itu membuat Raja Zilas mengangkat bahunya.

“Aku tak sedang bermain- main.” Tangan Raja Zilas menunjuk ke arah wajahnya sendiri. “Tidakkah kau lihat keseriusan di wajahku?”

tanyanya kemudian.

Izaka menyipitkan mata, menatap ke arah wajah Raja Zilas. Tentu saja, senyum yang terpatri di wajah itu sama sekali tak bisa dipercaya, tetapi ketika menatap ke arah mata emas Raja

(16)

Zilas yang berkilau memantulkan cahaya bulan, Izaka mengetatkan gerahamnya dan memutuskan untuk percaya.

“Jelaskan,” ucapnya lagi dengan nada menuntut.

Raja Zilas mengurai senyuman di bibirnya.

“Tentu saja aku tak bisa menjelaskan kenapa dan bagaimana, karena, setelah sekian lama aku menghuni tubuhku yang ini... ingatanku tentang kehidupanku yang

(17)

satunya di masa depan, mulai kabur dan tertumpuk oleh ingatan baru dari tubuhku yang sekarang.” Raja Zilas menjelaskan perlahan, dan ketika dilihatnya Izaka tak tertarik menyela perkataannya, dia pun menyambung kalimatnya lagi.

“Aku hidup di masa depan sampai mati mengenaskan, lalu bisa dibilang bahwa jiwaku terlempar mundur ke masa lalu, saat itu masuk ke tubuhku yang masih berusia sepuluh tahun.

Tentu saja, di usia sepuluh tahun,

(18)

ketika aku mendapatkan kesadaranku kembali, semuanya sudah terlambat, yang terburuk sudah mulai mengurai jejak langkahnya sehingga nyaris tak bisa dicegah sama sekali. Jadi, untuk saat ini, yang bisa kulakukan adalah menapaki jalur yang sudah terbentuk, sambil berusaha mencegah di sana sini.” Raja Zilas menipiskan bibir dengan sikap mengejek, tetapi kali ini sikapnya itu seolah ditujukan kepada dirinya sendiri.

“Ada beberapa hal yang bisa

(19)

diselamatkan dan ada yang tidak, tetapi aku tetap berusaha mengendalikan supaya kengerian dan kehancuran yang terjadi di masa depan, tak terjadi di masa kini,” ucap Raja Zilas dengan tatapan dalam.

Kali ini, Izaka tak bisa menahan reaksi keterkejutan di wajahnya.

“Kehancuran?” tanyanya kemudian.

Raja Zilas mengangguk, tatapannya tampak penuh arti.

(20)

“Ya. Kehancuran. Itulah yang menanti di masa depan. Di kehidupanku yang berbeda itu, aku bahkan tak berhubungan dengan dirimu dan Cassius. Dan bahkan, kau tak pernah ada dan tak pernah menjadi sang suci.

Anselm tetap hidup dan berkuasa, tetapi anak perempuan itu, Moira—” Raja Zilas menghentikan kalimatnya dan tersenyum melihat reaksi Izaka.

Heh. Sang suci tampak begitu dingin dan sengaja memasang

(21)

wajah tanpa ekspresi sepanjang waktu, tetapi ketika nama Moira disebut, segala topeng kebekuan yang terpasang di wajah sang suci langsung menghilang lenyap dan emosinya langsung membanjir di wajahnya.

“Apa yang terjadi pada Moira?” tanya Izaka kemudian seolah tak sabar.

Raja Zilas mengangkat alisnya.

“Kau langsung bertanya seolah kau seketika percaya bahwa aku memiliki jiwa yang

(22)

pernah hidup di kehidupan di masa depan yang lain. Perkara ini bahkan tidak bisa dijelaskan dengan nalar dan kau langsung memercayainya?” tanya Raja Zilas setengah mengejek.

Izaka menggertakkan giginya.

“Aku memilih untuk percaya karena memang hanya itulah satu-satunya penjelasan yang bisa diterima menyangkut pengetahuanmu yang tak biasa.”

Izaka menyahuti sambil menatap dingin ke arah Raja Zilas. “Jadi,

(23)

buatlah aku semakin yakin, berikan penjelasanmu tentang apa yang akan terjadi di masa depan menurut versimu.”

Raja Zilas terkekeh dan menggelengkan kepalanya sedikit.

“Ah, tetapi masa depan yang akan tercipta nanti di hadapan kita pastilah akan berbeda dengan yang kualami. Sebab, semuanya sudah berubah jauh menyimpang jauh dari yang pernah kualami.” Mata emas

(24)

Raja Zilas tampak berkilat ketika dia mendekat satu langkah ke hadapan Izaka. “Pengantinmu Moira, di masa depan yang kualami, dia adalah menanggung kutukan oracle yang sama seperti sekarang.

Hanya saja, pada saat itu, tak ada yang melindunginya, membuatnya menjadi rebutan dan akhirnya dimangsa.” Melihat mata Izaka yang menggelap, Raja Zilas pun menganggukkan kepala. “Ya, bahkan ketiga pilar yang ada waktu itu pun, Anselm,

(25)

Cassius dan aku, kami bertiga berebut untuk menguasai Moira, tanpa merasa perlu mencari tahu asal usulnya, yang menjadi tujuan utama kami adalah mendapatkan kekuatan besar dengan menyerap tubuh Moira dan memangsanya. Kondisi itu membuat situasi di Kerajaan Kraghon menjadi kacau balau karena meskipun ketiga pilar tampak menjalin kerjasama di depan, di belakang kami saling menusuk. Anselm... kau tahu sendiri, dia ingin menjadi yang

(26)

teratas di antara ketiga pilar sehingga mengusahakan semua cara untuk mendapatkan Moira.

Sementara itu Cassius, dia tak punya harapan, sepenuhnya jatuh pada sihir pebudakan yang membuatnya jatuh di bawah kaki ibunya yang gila dan dikendalikan sepenuhnya, sehingga di masa depan nanti, dia menjadi Cassius, monster beast pembunuh yang bergerak menjagal segala sesuatu atas perintah ibunya. Dan aku sendiri, aku sedikit bosan pada masa itu

(27)

hingga akhirnya aku juga ikut

dalam kompetisi

memperebutkan Moira. Dan yang lebih buruk lagi, Kerajaan Barbar yang dimpimpin oleh Morfogh juga masuk ke dalam kekacauan itu, membuat semuanya kacau balau dalam kondisi penuh perang dan bencana. Namun, satu hal yang perlu kau tahu, bahwa di masa depan yang kualami, tidak ada satu pun dari kami yang berhasil mendapatkan Moira.”

(28)

Izaka mengerutkan keningnya.

Dia menahan kemarahan di dalam benaknya ketika memikirkan tentang Moira yang dikejar oleh orang-orang haus kekuasaan yang ingin memangsanya sementara dirinya sendiri tak ada di sana.

“Jadi, siapa yang pada akhirnya berhasil memangsa Moira?” Izaka bertanya dengan geraham menggertak marah, dia jelas tahu bahwa meskipun di masa ini orang itu belum memangsa Moira, tetapi dia jelas

(29)

tak akan membiarkan orang itu hidup dengan tenang pada masa ini. Izaka jelas tak akan keberatan untuk membantai orang yang tak bersalah jika itu berhubungan dengan Moira.

Orang itu memang tak bersalah di masa kini, tetapi di masa depan versi Raja Zilas, orang itu adalah pemangsa Moira, jadi Izaka berniat memberikan kematian yang paling menyakitkan bagi penjahat itu.

Raja Zilas sendiri tak juga menjawab, matanya mengawasi

(30)

Izaka lekat-lekat, dan ketika berucap kemudian, kalimatnya terdengar tajam menusuk.

“Monster mata merah.” Raja Zilas menyeringai ketika tubuh Izaka benar-benar menegang dan ekspresi wajahnya dipenuhi dengan shock yang nyata.

Senyuman di wajah Raja Zilas seolah tadinya dia ingin membuktikan dugaannya, dan sekarang dugaannya sudah terbukti. “Ya, Monster mata merah, yang paling mengerikan yang pernah ada. Makhluk itu

(31)

hanya ada di mitos sejarah Kerajaan Kraghon yang sudah dihapus dan dirahasiakan, tetapi tiba-tiba saja makhluk itu muncul begitu saja, tak tahu dari mana asalnya dan tak tahu bagaimana bisa dia menjadi sekuat itu. Semua orang di masa depanku begitu shock, berpikir bahwa itu memang adalah monster mata merah dari legenda yang bangkit kembali.

Dan tidak cukup hanya itu, Monster mata merah menyerang dengan menggunakan pasukan

(32)

deathstalker yang tunduk di bawah perintahnya. Mereka semua, sepasukan gelap yang mengerikan, menghancurkan seluruh benua dengan kematian yang mengerikan, mereka membunuh semua manusia, menghabisi mereka tanpa sisa dan membakar semua perkampungan sampai luluh lantak tanpa sisa. Dan seluruh benua yang kumaksud jelas bukan hanya Kerajaan Kraghon saja, tetapi semua kerajaan kecil yang berdiri di benua ini,

(33)

termasuk kerjaaan barbar. Pada akhirnya, Monster mata merah itu menyerbu dan berhasil mendapatkan Moira dan tanpa belas kasih memangsanya. Itu adalah cerita paling mengerikan yang pernah didengar sepanjang masa, tentang bagaimana monster mata merah yang begitu menyeramkan langsung meremukkan Moira dan melahapnya begitu menemukan tempat persembunyian Moira.”

Raja Zilas tampak menikmati nuansa shock yang melingkupi

(34)

ekspresi wajah Izaka dan dengan cepat melanjutkan kalimatnya seolah memang sengaja membuat Izaka lebih shock lagi.

“Dan kau tahu? Di masa depan yang kacau itu, hanya ada satu orang laki-laki yang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk melindungi Moira, dan dia adalah Panglima Vernon. Kau tahu, di masa depan itu, Anselm sebenarnya sempat berhasil mendapatkan Moira dan menahannya. Hanya saja, dia membuang waktu dan tak

(35)

langsung memangsa Moira sesuai oracle itu karena dia terlalu ‘beradab’ dan tentu saja merasa berat harus memangsa darah dan daging manusia.

Karena itulah, di sela Anselm membuang waktu mencari cara alternatif memangsa Moira dengan lebih beradab, Panglima Vernon bertindak di luar dugaan, dia meninggakan jabatan dan kedudukannya, dia mengkhianati Anselm dan juga klannya dengan membantu Moira melarikan diri serta mencarikan

(36)

tempat persembunyian bagi Moira. Selama beberapa waktu, Panglima Vernon berjuang untuk menyelamatkan Moira dari kejaran kami, orang-orang yang haus akan kekuasaan sehingga memburu Moira dengan keji tanpa ampun. Akan tetapi, pada akhirnya, Panglima Vernon mati di tangan monster mata merah karena melindungi Moira, dan segala usahanya pun berakhir sia-sia karena Moira juga berakhir mengenaskan,

(37)

dimangsa oleh monster mata merah itu.”

Raja Zilas menghentikan kalimatnya sejenak dan menatap ke arah wajah Izaka yang benar- benar pucat seolah tak ada aliran darah di pembuluhnya. Dia lalu terkekeh pelan, kali ini nada tertawanya terdengar getir dan penuh ironi.

“Monster mata merah itu pada dasarnya sudah sangat kuat, dan dia juga mengendalikan begitu banyak

(38)

pasukan deathstalker yang setia setengah mati kepadanya. Dan kau tentu bisa membayangkan sendiri ketika monster itu berhasil memangsa Moira?

Kekuatannya menjadi berkali-kali lipat dan tak terkalahkan dan kekejian hatinya yang

menyimpan dendam

membuatnya menghancurkan segalanya. Pertama kaum suci dimusnahkannya tanpa sisa, lalu kaum barbar dan kemudian kaum kesatria. Pada akhirnya, kaumku pun tak lolos dari

(39)

kemurkaannya, semua dihabisi dan bahkan aku sendiri.” Raja Zilas menggerakkan tangannya menyentuh lehernya dengan jari-jarinya seolah mengenang.

“Aku juga mati di tangan monster mata merah dengan cara yang mengenaskan, kekuatan sihirku mungkin hanyalah secuil kecil dibandingkan kekuatan monster mata merah, dan saat itu, dengan mudahnya monster itu meremukkan leherku, mencerai- beraikan tubuhku hingga hancur.

(40)

Bahkan sampai saat ini, aku masih bisa merasakan kesakitan yang nyata ketika tubuhku dicabik-cabik menjelang kematianku.” Raja Zilas menatap Izaka dengan tatapan tajam penuh arti kemudian. “Dan begitulah akhirnya, ketika aku mati, jiwaku terlempar kembali mundur ke masa lalu dan memasuki tubuhku yang masih sangat muda pada waktu itu.

Aku memiliki tubuh muda, tetapi aku membawa ingatan versi kehidupanku di masa depan

(41)

yang lain yang berujung pada kiamat.” Raja Zilas menyeringai lebar. “Menanggung sesuatu seberat itu di dalam kepala ini, sudah pasti bisa membuat seseorang menjadi gila, bukan?”

tanya Raja Zilas dengan pertanyaan retoris yang penuh ironi.

Izaka tak menjawab karena pertanyaan itu memang tak memerlukan jawaban. Kedua tangannya mengepal, terhunjam oleh kenyataan mengerikan bahwa di masa depan yang lain

(42)

itu, dia sendirilah penjahat dari kisah cerita ini, monster ganas yang kehilangan akal sehat dan kemanusiaannya dan membawa kiamat bagi seluruh manusia.

Kening Izaka berkerut dalam dan urat-urat di pelipisnya tampak menonjol ketika dia membalas tatapan mata Raja Zilas dengan pandangan yang sangat tajam.

“Kau bilang, masa kini berbeda dengan masa versi dirimu, bukan? Kau bilang di

(43)

masa depan versimu itu, tak ada diriku, putra Anselm yang menggantikannya, dan Anselm tidak mati melainkan tetap menjadi sang suci. Namun, sekarang semua berbeda.” Izaka menyipitkan matanya. “Apakah kau memiliki andil dalam perbedaan itu?” tanyanya kemudian.

Raja Zilas terkekeh, mengetuk-ngetukkan

tongkatnya di lantai marmer itu dengan santai.

(44)

“Mungkin saja seperti itu. Kau tentu tahu, bahwa bagi orang yang mundur ke masa lalu seperti diriku, ketika aku membuat perubahan sedikit saja, maka hal itu akan memicu perubahan besar yang beruntun, memengaruhi yang lainnya sambung menyambung tanpa bisa dicegah.” Raja Zilas berucap dengan nada serius. “Kau tahu, di masa depan versiku, aku membuat kesalahan besar yang sangat kusesali dan penyebabnya adalah kutukan

(45)

kegilaan itu yang membuatku menjadi benar-benar gila dan kehilangan akal sehatku.” Raja Zilas menatap Izaka dalam- dalam. “Ketika aku mendapatkan kesempatan kedua saat ini, aku datang terlambat dan kutukan kegilaan itu sudah tertanam di tubuhku. Di masa depan versiku, aku masih tak mengetahui dengan jelas mengenai kisah Moira sebelumnya dan apa yang terjadi kepadanya sebelum semua insiden itu datang beruntun, yang kutahu adalah

(46)

bahwa oracle itu muncul begitu saja di hadapan semua orang dan menciptakan kehebohan dari orang-orang rakus kekuasaan yang langsung mencoba mencari keberadaan anak gadis misterius yang darah dan dagingnya bisa membuat siapapun yang memangsanya menjadi orang paling kuat di dunia. Di saat sekarang, begitu aku memiliki daya dan upaya di tanganku, aku berusaha mencari petunjuk tentang Moira dan sialnya aku tak menemukannya.

(47)

Yang aku tahu, Moira ternyata sudah lama disekap di ruang penjara milik Anselm sejak lama dan darah serta tubuhnya dijadikan bahan penelitian oleh Anselm sekitar setahun sebelum oracle itu muncul dan menghebohkan banyak orang, karena itulah, setahun yang lalu, saat purnama merah datang, aku membiarkan diriku bertaruh.”

“Bertaruh apa?” tanya Izaka tak sabar dalam geraman.

Raja Zilas menyeringai.

(48)

“Aku tak akan berbohong kepadamu, aku memiliki banyak mata-mata yang kutanam di area kuil suci ini dan salah satu dari mata-mataku, mengatakan bahwa Anselm menyembunyikan makhluk misterius di ruang bawah tanah yang secara berkala diambil darahnya. Darahnya itu dianggap bisa menjadi racun ataupun obat sesuai dosis yang diinginkan.” Raja Zilas menjelaskan tenang.

Izaka menipiskan bibir.

(49)

“Dan kau mengira bahwa makhluk yang ditawan oleh Anselm itu adalah Moira?” tanya Izaka menyela.

Raja Zilas menganggukkan kepala.

“Ya, waktunya tepat, bukan?

Di masa depan versiku, dikatakan bahwa ketika oracle itu turun, Anselm sudah menawan Moira sejak lama, hanya saja Anselm cuma tertarik dengan darah Moira yang bisa menghilangkan kutukan. Lalu,

(50)

ketika oracle itu muncul, Anselm pun menjadi terobsesi untuk mencari cara supaya dia bisa memangsa darah dan daging Moira secara beradab.” Raja Zilas mendengus keras. “Karena itulah, ketika mata-mataku melaporkan mengenai tawanan misterius di ruang bawah tanah, aku berpikir bahwa orang itu adalah Moira. Karena itulah, hal pertama yang aku lakukan adalah membuat rencana untuk membantu Moira melarikan diri dari penjara rahasia yang

(51)

kemungkinan ada di bawah tanah itu.”

“Membantu melarikan diri?”

Izaka mengerutkan kening seolah ragu dengan pendengarannya sendiri.

Raja Zilas terkekeh.

“Ya, dengan pengetahuanku

bahwa Moira bisa

menyembuhkan kutukan kegilaanku, maka tujuan utamaku di kehidupan keduaku tentu saja adalah melindungi Moira dan melepaskannya dari

(52)

cengkeraman Anselm sehingga Moira bisa menyembuhkanku.

Tentu saja, setelah oracle itu muncul, aku tak keberatan untuk memangsa Moira supaya menjadi yang terkuat.”

Seringaian di bibir Raja Zilas semakin lebar ketika melihat ekspresi membunuh tampak menggelapi wajah Izaka. Dia pun mengangkat tangannya ke udara. “Namun, itu dulu.

Sekarang aku sudah terikat sumpah darah, jadi bagaimana

(53)

mungkin aku memangsa Moira?”

sahutnya sambil tertawa ringan.

Izaka menahan dorongan dari dalam dirinya untuk menerjang dan mencekik Raja Zilas. Pada saat ini, dia tahu bahwa dia harus bersabar, karena Raja Zilas memiliki informasi menyangkut masa depan versi lain yang akan sangat berguna bagi mereka untuk mengambil selangkah di depan musuh-musuh mereka.

“Kau bilang bahwa kau membuat rencana membantu

(54)

tawanan itu melarikan diri dari penjara Anselm, jadi apa yang terjadi kemudian?” tanyanya cepat.

Raja Zilas mencebikkan bibir.

“Semuanya gagal, aku tak tahu kenapa, padahal rencanaku sungguh sempurna. Para penjaga sudah dipengaruhi oleh sihir penidur, dan aku merusak sistem penjagaan sehingga penjagaan pada malam itu sangatlah longgar. Aku juga mengatur orang dalamku untuk

(55)

membuka pintu penjara sel tempat tawanan itu ditahan. Aku ingin menyelamatkan Moira dan menjauhkannya dari Anselm, setidaknya sampai oracle itu muncul. Kau tahu, ketika oracle itu terlanjur muncul, satu- satunya orang yang melindungi Moira adalah Panglima Vernon, tetapi dia tak cukup kuat untuk melawan monster mata merah dan akhirnya gagal. Aku sedang mencoba menciptakan alternatif masa depan lain pada saat itu dengan membantu tawanan

(56)

yang kupikir adalah Moira, untuk melarikan diri. Namun, esok paginya, aku tak mendapatkan laporan apa-apa. Kau tahu, aku menderita kehilangan besar pada malam itu, semua orang- orangku yang terlibat dalam usaha pembebasan tawanan itu, mereka semua hilang musnah seolah ditelan bumi, tak ada jejaknya sama sekali. Bahkan, para penjaga yang ada di sekitar sana, semuanya juga menghilang musnah. Tak ada satu pun saksi yang tersisa pada

(57)

malam itu, sehingga tak ada yang bisa ditanyai mengenai apa yang terjadi. Dan di saat aku masih berusaha mencari informasi, Cassius datang kepadaku untuk mencari adik tiri dan perempuan yang menjadi ibu sang adik tiri. Lalu, secara bersamaan, tiba-tiba saja Anselm sang suci mati, berbeda dengan masa depan versiku, dan kau, yang sama sekali tak pernah muncul di versi masa depan yang kualami, tiba-tiba saja

(58)

muncul secara misterius dan menjadi sang suci yang baru.”

Mata Raja Zilas mengawasi Izaka dengan tatapan menyelisik dan saksama, lalu dia berucap lambat-lambat dengan nada penuh misteri.

“Pada akhirnya, Moira juga muncul dan menjadi pasanganmu dan entah bagaimana, masa depan versiku hancur berantakan karena di masa sekarang segalanya benar- benar berubah jauh.” Sang Raja

(59)

tertawa lagi seolah menertawakan dirinya sendiri.

“Karena Moira sebelumnya hidup aman di rumahnya bersama ibunya, itu berarti dia belum ditangkap dan ditawan oleh Anselm, jika sudah begitu, aku sendiri bahkan tak tahu, makhluk macam apa yang sebenarnya kucoba untuk menolongnya untuk melepaskan diri pada malam purnama merah itu. Tak ada saksi yang bisa ditanya, jadi terkadang aku bertanya-tanya sendiri, apakah

(60)

jangan-jangan... aku sudah membantu melepaskan makhluk yang sangat berbahaya ke luar sana?” tanya Raja Zilas, kembali menyelipkan nuansa penuh arti di kata-katanya.

Izaka tak menanggapi, tubuhnya langsung beranjak berdiri serta memosisikan dirinya di hadapan Raja Zilas.

“Kau bilang sebelumnya, bahwa oracle itu akan muncul ketika ada syarat tertentu yang terpenuhi. Kau pasti tahu apakah

(61)

itu, bukan?” geramnya cepat dengan tatapan mata tajam menyala.

Raja Zilas tampak tak terpengaruh dan mengangkat bahunya dengan sikap masa bodoh.

“Aku hanya menduga-duga.

Kau tentu tahu, semua orang di masa depan versiku baru menyadari tentang keberadaan Moira ketika oracle itu muncul ke permukaan. Semua orang sibuk mengejar Moira setelahnya

(62)

dan tak ada yang peduli kenapa oracle itu muncul. Akan tetapi, satu hal yang pasti, aku mendapatkan informasi bahwa sebelum oracle itu muncul, Nyonya Meera, ibu Moira, meninggal karena dibunuh.”

Izaka mengerutkan kening.

“Apakah itu berarti, oracle itu baru akan muncul setelah Nyonya Meera mati?” tanyanya memastikan.

“Mungkin saja? Aku juga tak tahu dengan jelas. Mungkin

(63)

Nyonya Meera selama ini adalah tameng pelindung bagi Moira sehingga oracle itu tak keluar dan keberadaannya tak diketahui?” Raja Zilas menyahuti dengan nada santai. “Atau aku bisa saja salah dan dua hal itu tak ada hubungannya.

Bagaimanapun, seperti yang kubilang sebelumnya, di masa depan versiku, aku hanya melihat segala sesuatu dari mata dan telinga orang lain.”

Keheningan tercipta di dalam ruangan itu ketika Izaka

(64)

merenungkan kalimat Raja Zilas.

Di sisi lain, Raja Zilas tampak santai mengawasi Izaka sambil mengetuk-ngetukkan

tongkatnya dalam ritme yang menyebalkan.

Ketika Izaka mengangkat pandangannya kemudian, ekspresi wajahnya tampak dipenuhi kemuraman yang pekat.

“Kita akan bicara lagi nanti.”

Setelah mengucapkan kalimatnya dalam geraman,

(65)

Izaka pun melangkah cepat, berkelebat melewati Raja Zilas dan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Raja Zilas yang mengikuti sosok Izaka dengan pandangannya sampai menghilang kemudian.

Tatapan Raja Zilas masih penuh makna, dan tak lama kemudian sang raja tertawa keras, membuat gema tawanya menguar nyaring ke seluruh penjuru ruangan.

***

(66)

I

zaka berjalan dengan

langkah cepat menyusuri lorong panjang di area kediaman pribadi miliknya. Nuansa dini hari ini sangat sunyi karena mungkin semua penghuni kuil suci, baik para calon pendeta, para pendeta, para penjaga serta pelayan suci, semuanya sekarang sedang terbaring kelelahan setelah pesta dan jamuan besar yang membuat mereka semua

(67)

sibuk hingga nyaris tengah malam.

Mereka semua mungkin tidur dengan damai malam ini, tetapi Izaka tahu bahwa mulai detik ini, dia kehilangan sisa kedamaian di dalam pikirannya akibat semua hal baru yang diungkapkan oleh Raja Zilas kepadanya.

Jika Raja Zilas jujur dengan perkataannya, kemungkinan besar sang raja gila itu telah membuat tindakan yang

(68)

menciptakan perubahan beruntun di masa depan.

Raja Zilas berpikir bahwa makhluk yang ditawan oleh Anselm di malam purnama merah itu adalah Moira sehingga dia membantu tawanan itu melarikan diri. Memang, pada saat purnama merah itu, penjagaan di sekeliling Izaka benar-benar longgar sehingga ketika dia berubah menjadi sangat kuat, melarikan diri keluar dari tempat itu terasa sangat mudah. Sama sekali tak

(69)

disangkanya bahwa ada campur tangan Raja Zilas dalam pelarian pertamanya waktu itu. Dan karena Izaka berhasil melarikan diri, maka takdirnya bertemu dengan takdir Moira, membuat dirinya diselamatkan oleh Moira dan memutuskan untuk mencintai dan mengabdi sepenuh hati kepada Moira setelahnya. Hal itu jugalah yang memberinya kekuatan untuk membunuh Anselm dan mengambil alih takhta sang suci ke dalam tangannya. Semua itu

(70)

karena Izaka terdorong untuk menjadi yang terkuat demi melindungi Moira, di tambah lagi setelah dia mengetahui bahwa di dalam ingatan Anselm yang memiliki kekuatan untuk melihat masa depan, dia bisa melihat pertanda akan adanya oracle mengerikan yang mengutuk masa depan Moira.

Kalau saja Raja Zilas tak campur tangan, bisa saja Izaka pada saat itu tak bisa melarikan diri sehingga dia tetap berada di dalam tawanan Anselm dan

(71)

entah berujung sebagai apa di dalam penjara, yang pasti, dia berhasil keluar dari penjara itu sebagai monster buas gila yang kemudian memangsa Moira.

Sementara itu, Anselm mungkin akan menemukan keberadaan Moira dan menawannya, lalu membawa takdir mereka semua menuju ke tragedi yang sama dengan masa depan versi Raja Zilas.

Izaka mengusap wajahnya dengan tangan dan menghela napas dalam-dalam saat

(72)

kesakitan yang nyata memenuhi dadanya.

Jika takdir tak berubah dan dia tak bertemu dengan Moira jauh lebih cepat, dia akan menjadi pemangsa Moira di masa depan, monster gelap yang kehilangan akal dan sangat keji. Beruntung... beruntung dia bertemu dengan Moira sehingga kegelapan yang melingkupinya masih tertahan hingga sekarang.

Ekspresi Izaka menggelap saat dia teringat perkataan Raja Zilas

(73)

sebelumnya menyangkut Panglima Vernon. Lelaki itu adalah penyelamat Moira di masa depan versi Raja Zilas dan mereka berdua melarikan diri dalam waktu begitu lama, dibalut perjuangan hidup dan mati. Jika hal itu terjadi... maka kemungkinan besar Moira dan Vernon menjadi sangat dekat, bukan? Bahkan, bisa saja Moira jatuh cinta kepada Vernon penyelamatnya dan begitupun sebaliknya. Berduaan setiap saat dalam pelarian dan bergantung

(74)

satu sama lain... apakah di masa depan versi Raja Zilas, Vernon dan Moira berpasangan?

Izaka merasakan dadanya terbakar oleh api cemburu dan

kemarahan gelap.

Membayangkan Moira jatuh cinta kepada lelaki lain dan bergantung di bawah perlindungan lelaki lain membuatnya murka bukan kepalang. Bara di dadanya membuatnya menghentikan langkah seketika, dipenuhi oleh aura gelap yang menguar dan

(75)

melingkupi dirinya dengan hebat serta menyesakkan.

Di masa depan versi Raja Zilas, dialah tokoh antagonis di antara Moira dan Vernon, membuat sang laki-laki berkorban nyawa demi melindungi wanitanya, dan sang wanita pun mati dimangsa olehnya. Kalau begitu, di masa sekarang, jika Moira dan Vernon berinteraksi lebih dekat, akankah cinta yang sama bisa tumbuh di antara mereka?

(76)

Memikirkan itu membuat hati Izaka semakin terbakar hangus dan dia benar-benar menyesal karena menyuruh Vernon untuk menjemput dan menemui Moira di masa lampau.

Seandainya saja dia tahu... dia akan menghalangi semua interaksi yang mungkin tercipta.

Namun, bukankah sekarang belum terlambat untuk melakukannya? Moira sudah menjadi istrinya dan di bukanlah monster mata merah, tetapi dia

(77)

adalah sang suci yang merupakan atasan Vernon.

Izaka mengusap wajahnya, nyaris tak bisa menyembunyikan senyuman penuh kepahitan yang menghiasi bibirnya.

“Yang Mulia. Anda di sini.”

Suara yang menyapa dengan hormat di hadapannya membuat

Izaka mengangkat

pandangannya dipenuhi kemarahan.

Sepertinya, karena sibuk berpikir, Izaka telah berjalan

(78)

tanpa sadar hingga mencapai gerbang area kediaman pribadinya. Dan saat ini, tampak Vernon sendiri sebagai panglima suci dengan disertai beberapa anak buahnya, tengah menjalankan tugas untuk menjaga kediaman pribadi sang suci.

Mata Izaka menatap tajam ke arah Vernon, dan aura membunuh yang pekat dari dirinya. Menatap Vernon, Izaka sadar bahwa panglima sucinya ini menggantikan ayahnya di

(79)

usia muda dan kemudian menjalankan tugasnya dengan baik dan sempurna. Usia Vernon memang beberapa tahun di atas Izaka, tetapi itu tak membuatnya terlalu tua untuk Moira. Dengan penampilan Vernon yang kokoh dan tegap serta tampan seperti ini, maka bukan suatu keanehan jika Moira tertarik kepada Vernon.

Tatapan mengerikan Izaka yang semakin lama tampak semakin gelap membuat Vernon terkesiap, begitupun dengan

(80)

yang lainnya yang sedang berusaha menahan diri supaya tak lari terbirit-birit ketakutan.

Izaka mengawasi Vernon dengan tatapan mengerikan, sementara di dalam benaknya, dia sedang memikirkan seribu cara yang bisa dia gunakan untuk membunuh panglima sucinya ini dan melenyapkannya tanpa jejak.

Akan tetapi, ketika semua pikiran berdarah itu membasahi otaknya, di tengah-tengahnya

(81)

terselip kesadaran yang didorong oleh logikanya.

Kenapa Vernon harus dibunuh sia-sia hanya karena kecemburuannya? Bukankah di masa depan versi Raja Zilas, Vernon adalah orang yang berjasa melindungi Moira?

Bahkan Raja Zilas bilang bahwa Vernon adalah satu-satunya orang yang bersedia meninggalkan segalanya dan mengulurkan tangannya untuk menolong Moira. Izaka jelas bisa membayangkan betapa takutnya

(82)

Moira di masa itu, ketika oracle menguar dan semua orang mengejar untuk memangsanya, hanya Vernonlah yang menolong dan mencoba menyelamatkan Moira.

Bibir Izaka menipis dan perlahan-lahan, aura membunuh yang menguar dari tubuhnya tampak mereda, membuat semua orang langsung mengembuskan napas diam- diam penuh kelegaan.

(83)

“Mulai sekarang, kau harus menjauh dari Moira, pengantinku.” Izaka menatap Vernon dengan tatapan tajam menyeramkan. “Kau harus menjaga jarakmu dari Moira, kau harus menjaga supaya dirimu tak terlihat oleh Moira sama sekali.

Aku tak ingin Moira melihatmu, aku tak ingin Moira berinteraksi denganmu. Jika kau sampai melanggar perintahku, maka aku akan memotong tangan dan kakimu serta menjebloskanmu ke penjara bawah tanah di mana

(84)

kau tak bisa keluar selamanya.”

Izaka menggeramkan kalimatnya dengan nada penuh ancaman keji yang membuat sosok seperti Vernon yang merupakan seorang panglima yang sangat kuat dan tangguh di medan perang, merasakan dirinya gemetar ketakutan.

“Baik, Yang Mulia Sang Suci.”

Vernon menyahuti dengan takzim dan membungkuk dalam di hadapan Izaka. “Saya akan melaksanakan perintah,”

(85)

tambahnya bersungguh- sungguh.

Tatapan mata Izaka masih tampak tajam, tetapi sang suci tak mengatakan apa-apa lagi dan langsung melewati Vernon, melangkah masuk melewati gerbang untuk menuju ke area kediaman pribadinya.

Sementara itu, Vernon mengikuti punggung Sang Suci yang semakin menghilang menjauh dengan pandangannya yang penuh kebingungan.

(86)

Semua penjaga yang ada di sana tampak melemparkan tatapan mengasihani kepadanya sementara Vernon sendiri tampak sibuk bertanya-tanya di dalam hati.

Sebenarnya, kesalahan apa yang telah dia lakukan sehingga Izaka Yang Mulia menatapnya dengan tatapan membunuh seperti itu? Dan sang suci juga melarangnya mendekati Moira Pengantin Sang Suci... kenapa beliau melakukannya?

(87)

Ekspresi Vernon tampak memucat ketika dia menduga- duga jawabannya.

Astaga! Apakah sang suci mengira bahwa dia diam-diam menyimpan rasa pada Moira?

Akan tetapi, itu tak mungkin terjadi, bukan? Makhluk rendah mana yang berani dan punya nyali untuk mengincar pengantin sang suci yang mulia?

Jelas bukan Vernon orangnya!

Bersambung ke Part berikutnya

(88)
(89)

DO NOT COPY

COPYRIGHT BY PSA [ PROJECTSAIRAAKIRA ] Follow Instagram @projectsairaakira

www. projectsairaakira.com

aplikasi @GooglePlay : PSA Vitamins Reader

EBOOK PSA TERSEDIA DI GOOGLE PLAYBOOK Kata kunci playbook: sairaakira

KONTEN INI TIDAK TERSEDIA DI PLATFORM LAIN

Jika Anda mendapatkan akses baca part ini bukan melalui website projectsairaakira.com/ aplikasi PSA

Vitamins Readers, maka Anda telah membaca dari sumber ilegal dan ikut serta dalam tindakan akses ilegal

serta penyebaran bajakan yang merupakan tindakan kriminal dan dapat kami proses secara hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Fraktur tengkorak yang menyertainya dijumpai pada 85-95% kasus, sedang sisanya (9%) disebabkan oleh regangan dan robekan arteri tanpa ada fraktur terutama pada kasus

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok/Pembelajaran,

Menginisiasi kegiatan pendampingan dalam situasi bermain dan belajar yang sangat informal secara bottom up, yang bertujuan mengembangkan kompetensi komunikasi Bahasa

Segala sesuatu yang ada pada film, baik dari segi desain maupun isi telah melalui proses ujicoba kelayakan, penilaian, dan perbaikan sehingga apa yang tersaji

(4) Kontrak harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kontrak pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan harga satuan yang

Korelasi antara variabel ini memiliki arah yang negatif yang berarti bila salah satu variabel mengalami peningkatan maka akan menurun variabel yang lain, hal ini

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis

bahwa sehubungan dengan peningkatan kelas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka untuk menyesuaikan kebutuhan dan beban kerja organisasi serta untuk memenuhi mutu