langkah cepat menyusuri lorong panjang di area kediaman pribadi miliknya. Nuansa dini hari ini sangat sunyi karena mungkin semua penghuni kuil suci, baik para calon pendeta, para pendeta, para penjaga serta pelayan suci, semuanya sekarang sedang terbaring kelelahan setelah pesta dan jamuan besar yang membuat mereka semua
sibuk hingga nyaris tengah malam.
Mereka semua mungkin tidur dengan damai malam ini, tetapi Izaka tahu bahwa mulai detik ini, dia kehilangan sisa kedamaian di dalam pikirannya akibat semua hal baru yang diungkapkan oleh Raja Zilas kepadanya.
Jika Raja Zilas jujur dengan perkataannya, kemungkinan besar sang raja gila itu telah membuat tindakan yang
menciptakan perubahan beruntun di masa depan.
Raja Zilas berpikir bahwa makhluk yang ditawan oleh Anselm di malam purnama merah itu adalah Moira sehingga dia membantu tawanan itu melarikan diri. Memang, pada saat purnama merah itu, penjagaan di sekeliling Izaka benar-benar longgar sehingga ketika dia berubah menjadi sangat kuat, melarikan diri keluar dari tempat itu terasa sangat mudah. Sama sekali tak
disangkanya bahwa ada campur tangan Raja Zilas dalam pelarian pertamanya waktu itu. Dan karena Izaka berhasil melarikan diri, maka takdirnya bertemu dengan takdir Moira, membuat dirinya diselamatkan oleh Moira dan memutuskan untuk mencintai dan mengabdi sepenuh hati kepada Moira setelahnya. Hal itu jugalah yang memberinya kekuatan untuk membunuh Anselm dan mengambil alih takhta sang suci ke dalam tangannya. Semua itu
karena Izaka terdorong untuk menjadi yang terkuat demi melindungi Moira, di tambah lagi setelah dia mengetahui bahwa di dalam ingatan Anselm yang memiliki kekuatan untuk melihat masa depan, dia bisa melihat pertanda akan adanya oracle mengerikan yang mengutuk masa depan Moira.
Kalau saja Raja Zilas tak campur tangan, bisa saja Izaka pada saat itu tak bisa melarikan diri sehingga dia tetap berada di dalam tawanan Anselm dan
entah berujung sebagai apa di dalam penjara, yang pasti, dia berhasil keluar dari penjara itu sebagai monster buas gila yang kemudian memangsa Moira.
Sementara itu, Anselm mungkin akan menemukan keberadaan Moira dan menawannya, lalu membawa takdir mereka semua menuju ke tragedi yang sama dengan masa depan versi Raja Zilas.
Izaka mengusap wajahnya dengan tangan dan menghela napas dalam-dalam saat
kesakitan yang nyata memenuhi dadanya.
Jika takdir tak berubah dan dia tak bertemu dengan Moira jauh lebih cepat, dia akan menjadi pemangsa Moira di masa depan, monster gelap yang kehilangan akal dan sangat keji. Beruntung... beruntung dia bertemu dengan Moira sehingga kegelapan yang melingkupinya masih tertahan hingga sekarang.
Ekspresi Izaka menggelap saat dia teringat perkataan Raja Zilas
sebelumnya menyangkut Panglima Vernon. Lelaki itu adalah penyelamat Moira di masa depan versi Raja Zilas dan mereka berdua melarikan diri dalam waktu begitu lama, dibalut perjuangan hidup dan mati. Jika hal itu terjadi... maka kemungkinan besar Moira dan Vernon menjadi sangat dekat, bukan? Bahkan, bisa saja Moira jatuh cinta kepada Vernon penyelamatnya dan begitupun sebaliknya. Berduaan setiap saat dalam pelarian dan bergantung
satu sama lain... apakah di masa depan versi Raja Zilas, Vernon dan Moira berpasangan?
Izaka merasakan dadanya terbakar oleh api cemburu dan
kemarahan gelap.
Membayangkan Moira jatuh cinta kepada lelaki lain dan bergantung di bawah perlindungan lelaki lain membuatnya murka bukan kepalang. Bara di dadanya membuatnya menghentikan langkah seketika, dipenuhi oleh aura gelap yang menguar dan
melingkupi dirinya dengan hebat serta menyesakkan.
Di masa depan versi Raja Zilas, dialah tokoh antagonis di antara Moira dan Vernon, membuat sang laki-laki berkorban nyawa demi melindungi wanitanya, dan sang wanita pun mati dimangsa olehnya. Kalau begitu, di masa sekarang, jika Moira dan Vernon berinteraksi lebih dekat, akankah cinta yang sama bisa tumbuh di antara mereka?
Memikirkan itu membuat hati Izaka semakin terbakar hangus dan dia benar-benar menyesal karena menyuruh Vernon untuk menjemput dan menemui Moira di masa lampau.
Seandainya saja dia tahu... dia akan menghalangi semua interaksi yang mungkin tercipta.
Namun, bukankah sekarang belum terlambat untuk melakukannya? Moira sudah menjadi istrinya dan di bukanlah monster mata merah, tetapi dia
adalah sang suci yang merupakan atasan Vernon.
Izaka mengusap wajahnya, nyaris tak bisa menyembunyikan senyuman penuh kepahitan yang menghiasi bibirnya.
“Yang Mulia. Anda di sini.”
Suara yang menyapa dengan hormat di hadapannya membuat
Izaka mengangkat
pandangannya dipenuhi kemarahan.
Sepertinya, karena sibuk berpikir, Izaka telah berjalan
tanpa sadar hingga mencapai gerbang area kediaman pribadinya. Dan saat ini, tampak Vernon sendiri sebagai panglima suci dengan disertai beberapa anak buahnya, tengah menjalankan tugas untuk menjaga kediaman pribadi sang suci.
Mata Izaka menatap tajam ke arah Vernon, dan aura membunuh yang pekat dari dirinya. Menatap Vernon, Izaka sadar bahwa panglima sucinya ini menggantikan ayahnya di
usia muda dan kemudian menjalankan tugasnya dengan baik dan sempurna. Usia Vernon memang beberapa tahun di atas Izaka, tetapi itu tak membuatnya terlalu tua untuk Moira. Dengan penampilan Vernon yang kokoh dan tegap serta tampan seperti ini, maka bukan suatu keanehan jika Moira tertarik kepada Vernon.
Tatapan mengerikan Izaka yang semakin lama tampak semakin gelap membuat Vernon terkesiap, begitupun dengan
yang lainnya yang sedang berusaha menahan diri supaya tak lari terbirit-birit ketakutan.
Izaka mengawasi Vernon dengan tatapan mengerikan, sementara di dalam benaknya, dia sedang memikirkan seribu cara yang bisa dia gunakan untuk membunuh panglima sucinya ini dan melenyapkannya tanpa jejak.
Akan tetapi, ketika semua pikiran berdarah itu membasahi otaknya, di tengah-tengahnya
terselip kesadaran yang didorong oleh logikanya.
Kenapa Vernon harus dibunuh sia-sia hanya karena kecemburuannya? Bukankah di masa depan versi Raja Zilas, Vernon adalah orang yang berjasa melindungi Moira?
Bahkan Raja Zilas bilang bahwa Vernon adalah satu-satunya orang yang bersedia meninggalkan segalanya dan mengulurkan tangannya untuk menolong Moira. Izaka jelas bisa membayangkan betapa takutnya
Moira di masa itu, ketika oracle menguar dan semua orang mengejar untuk memangsanya, hanya Vernonlah yang menolong dan mencoba menyelamatkan Moira.
Bibir Izaka menipis dan perlahan-lahan, aura membunuh yang menguar dari tubuhnya tampak mereda, membuat semua orang langsung mengembuskan napas diam-diam penuh kelegaan.
“Mulai sekarang, kau harus menjauh dari Moira, pengantinku.” Izaka menatap Vernon dengan tatapan tajam menyeramkan. “Kau harus menjaga jarakmu dari Moira, kau harus menjaga supaya dirimu tak terlihat oleh Moira sama sekali.
Aku tak ingin Moira melihatmu, aku tak ingin Moira berinteraksi denganmu. Jika kau sampai melanggar perintahku, maka aku akan memotong tangan dan kakimu serta menjebloskanmu ke penjara bawah tanah di mana
kau tak bisa keluar selamanya.”
Izaka menggeramkan kalimatnya dengan nada penuh ancaman keji yang membuat sosok seperti Vernon yang merupakan seorang panglima yang sangat kuat dan tangguh di medan perang, merasakan dirinya gemetar ketakutan.
“Baik, Yang Mulia Sang Suci.”
Vernon menyahuti dengan takzim dan membungkuk dalam di hadapan Izaka. “Saya akan melaksanakan perintah,”
tambahnya bersungguh-sungguh.
Tatapan mata Izaka masih tampak tajam, tetapi sang suci tak mengatakan apa-apa lagi dan langsung melewati Vernon, melangkah masuk melewati gerbang untuk menuju ke area kediaman pribadinya.
Sementara itu, Vernon mengikuti punggung Sang Suci yang semakin menghilang menjauh dengan pandangannya yang penuh kebingungan.
Semua penjaga yang ada di sana tampak melemparkan tatapan mengasihani kepadanya sementara Vernon sendiri tampak sibuk bertanya-tanya di dalam hati.
Sebenarnya, kesalahan apa yang telah dia lakukan sehingga Izaka Yang Mulia menatapnya dengan tatapan membunuh seperti itu? Dan sang suci juga melarangnya mendekati Moira Pengantin Sang Suci... kenapa beliau melakukannya?
Ekspresi Vernon tampak memucat ketika dia menduga-duga jawabannya.
Astaga! Apakah sang suci mengira bahwa dia diam-diam menyimpan rasa pada Moira?
Akan tetapi, itu tak mungkin terjadi, bukan? Makhluk rendah mana yang berani dan punya nyali untuk mengincar pengantin sang suci yang mulia?
Jelas bukan Vernon orangnya!
Bersambung ke Part berikutnya