• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian terhadap Faktur Pajak Masukan yang Jawaban Konfirmasinya "Tidak Ada"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penelitian terhadap Faktur Pajak Masukan yang Jawaban Konfirmasinya "Tidak Ada""

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Nomor : Put-67655/PP/M.IVA/16/2016

Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2010

Pokok Sengketa : Koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan sebesar Rp1.910.139,00

Menurut Terbanding

bahwa berdasarkan penelitian terhadap Surat Keberatan Pemohon Banding, LPP, KKP, Risalah Pembahasan, dan bukti pendukung yang disampaikan oleh Pemohon Banding dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pajak Masukan sebesar Rp1.910.139,00 dikoreksi karena berdasarkan konfirmasi yang dilakukan ke KPP dari Supplier/ Pemasok (PKP Penjual) diperoleh jawaban “Tidak Ada”;

b. Melalui Surat keberatannya, Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Pemeriksa karena PPN Masukan telah dikreditkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang - Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Pasal 9 ayat (2) dan Pasal berkaitan dengan Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan;

Ketentuan Perpajakan yang Terkait :

Penelitian terhadap Faktur Pajak Masukan yang Jawaban Konfirmasinya "Tidak Ada"

Ketentuan Perpajakan yang Terkait:

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-754/PJ./2001 tanggal 26 Desember 2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan

Pasal 1:

“Konfirmasi Faktur Pajak dengan aplikasi Sistem Informasi Perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan tentang keabsahan Faktur Pajak”;

Pasal 2:

“Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan adalah sebagaimana diatur dalam lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini”;

Pasal 3:

“Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan diberlakukan untuk Faktur Pajak yang dilaporkan pada SPT Masa PPN Masa Pajak Januari 2000 dan seterusnya”;

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-754/PJ./2001 tentang Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan

Butir c Angka 1:

“Konfirmasi Faktur Pajak dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Perpajakan (SIP):

1.1. Sistem "Konfirmasi” dilakukan dengan menggunakan sarana yang ada pada Intranet Direktorat Jenderal Pajak;

1.2. Hasil konfirmasi dengan aplikasi SIP dapat berupa:

1.2.1. Faktur Pajak (Pajak Masukan) yang dilaporkan oleh PKP Pembeli sesuai dengan Pajak Keluaran yang dilaporkan PKP Penjual;

1.2.2. Faktur Pajak (Pajak Masukan) yang dilaporkan PKP Pembeli tidak sesuai dengan Pajak Keluaran yang dilaporkan oleh PKP Penjual.

Ketidaksesuaian tersebut disebabkan antara lain karena: kode seri dan nomor Faktur Pajak, tanggal Faktur Pajak dan atau jumlah pajak yang dipungut pada rekaman data Faktur Pajak PKP Pembeli berbeda dengan yang dilaporkan PKP Penjual;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(2)

1.2.3. Tidak ada data pembanding yang mungkin disebabkan PEP Penjual belum/tidak melaporkan Pajak Keluarannya atau KPP tempat PKP Penjual diadministrasikan belum melakukan perekaman;

1.2.4 PKP Pembeli belum melaporkan sebagai Pajak Masukan tetapi PKP Penjual telah melaporkan Pajak Keluarannya;

1.3. Hasil konfirmasi sebagaimana dimaksud pada butir 1.2., melalui sistem dibuatkan "print out" komputer sebagai berikut:

1.3.1 Daftar PK-PM yang sudah sesuai;

1.3.2 Daftar PK-PM yang tidak sesuai yang diakibatkan PKP Pembeli belum melaporkan Faktur Pajak sebagai Pajak Masukan;

1.3.3 Daftar PK-PM yang mengandung elemen data yang tidak sesuai dan atau tidak ada data pembanding dengan nilai PPN pada Faktur Pajak Masukan yang dikreditkan oleh PKP Pembeli Rp.500.000,00 atau lebih;

1.3.4 Daftar PK-PM yang mengandung elemen data yang tidak sesuai dan atau tidak ada data pembanding dengan nilai PPN pada Faktur Pajak Masukan yang dikreditkan oleh PKP Pembeli kurang dari Rp.500.000,00;

1.4 Tindak lanjut yang harus dilakukan:

1.4.1 Bagi unit/ kantor yang melakukan/ meminta konfirmasi:

1.4.1.1 Print out daftar PK-PM yang sudah sesuai ditandatangani oleh:

- Kepala Seksi PPN dan PTLL dalam hal yang melakukan konfirmasi adalah Kantor Pelayanan Pajak,

- Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak dalam hal yang melakukan konfirmasi adalah Pemeriksa Pajak,

- Kepala Bidang PPN dan PTLL dalam hal konfirmasi dilakukan oleh unit fungsional di Kanwil dalam rangka proses keberatan.

dan berfungsi sebagai hasil konfirmasi. Dengan adanya daftar ini maka hasil konfirmasi sudah terjawab ada;

1.4.1.2 Print out daftar PK-PM yang tidak sesuai dan atau tidak ada data pembanding sebagaimana dimaksud pada butir 1.3.3:

- dalam hal yang melakukan konfirmasi adalah KPP, dikirimkan ke KPP domisili PKP Penjual untuk dimintakan klarifikasi,

- dalam hal yang melakukan konfirmasi adalah unit fungsional Pemeriksa,

dikirim ke KPP domisili PKP Penjual untuk dimintakan klarifikasi dengan tembusan ke KPP domisili Pembeli;

Surat permintaan ktanfikasi tersebut dilakukan melalui falcsimile dengan menggunakan formulir sebagaimana dalam lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini;

1.4.1.3 Apabila jawaban klarifikasi menyatakan:

1.4.1.3.1 “ada dan sesuai" dengan penjelasan bahwa:

a. Faktur Pajak tersebut belum direkam KPP domisili PKP Penjual;

b. Faktur Pajak tersebut terlambat dilaporkan oleh PKP Penjual;

maka Faktur Pajak tersebut dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan;

1.4.1.3.2 "tidak ada" dengan penjelasan bahwa Faktur Pajak tersebut belum dilaporkan oleh PKP Penjual dan KPP domisili PKP Penjual telah menerbitkan SKPKB/ SKPKBT atas Faktur Pajak yang belum dilaporkan PKP Penjual tersebut maka Faktur Pajak tersebut dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan;

1.4.1.3.3 "tidak ada" dengan penjelasan bahwa Faktur Pajak tersebut tidak sah karena:

- Pengusaha yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut belum dikukuhkan sebagai PKP; atau - PKP Penjual tidak pernah melakukan

penyerahan BKP/JKP kepada PKP Pembeli yang bersangkutan;

maka Faktur Pajak tersebut tidak dapat

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(3)

diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan;

1.4.1.3.4 Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal pengiriman permintaan klarifikasi dikirimkan melalui faksimile jawaban klarifikasi belum/tidak diterima dan apabila berdasarkan hasil/

pengujian arus barang dan atau ants uang dapat dibuktikan bahwa Faktur Pajak tersebut sah adanya maka Faktur Pajak yang dimintakan klanfikasi tersebut dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Faktur Pajak yang dianggap absah berdasarkan pengujian ants uang dan ants barang tersebut harus dibuatkan berita acara dan ditanda tangani oleh petugas Pemeriksa dan pejabat yang berwenang yaitu:

- Kepala Seksi PPN dan PTLL dalam hal yang melakukan konfirmasi adalah Kantor Pelayanan Pajak,

- Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak dalam hal yang melakukan konfirmasi adalah Pemeriksa Pajak,

- Kepala Bidang PPN dalam hal konfirmasi dilakukan oleh unit fungsional di Kanwil dalam rangka proses keberatan,

Berita acara tersebut dilampirkan dalam kertas kerja pemeriksaan;

1.4.1.3.5 Daftar PK-PM sebagaimana tersebut pada butir 1.3.2 dan 1.3.4 tidak perlu dimintakan klanfikasi;

Data dan Fakta:

bahwa dalam rangka koreksi Pajak Masukan Masa Pajak Maret 2010, Tim Peneliti melakukan konfirmasi ulang atas koreksi Pemeriksa berkaitan dengan jawaban konfirmasi "Tidak Ada" dari KPP lawan transaksi;

bahwa hasil dari konfirmasi ulang terhadap 7 lembar faktur yang dilakukan Tim Peneliti adalah sebagai berikut:

No Nama Lawan

Transaksi NPWP Faktur Pajak DPP (Rp) PPN (Rp) Surat Jawaban Klarifikasi Jumlah PPN

Diakui

Nomor Tanggal Nomor Tanggal Jawaban

1 PT EB - 010-000-

1000000055 01/03/2010

19.101.387 1.910.139 Belum mendapat

jawaban konfrimasi - - 0

Jumlah Koreksi

19.101.387 1.910.139 Jumlah Faktur Pajak Yang Dipinjamkan Pada Saat

Keberatan dan Dilakukan Konfirmasi Ualnga

1.910.139

Jawaban Konfirmasi Ada 0

Jawaban Konfirmasi Tidak Ada 0

Belum mendapatkan jawaban konfirmasi 1.910.139 Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan 0 Jumlah Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan 1.910.139

Menurut Pemohon Banding

Koreksi Faktur Pajak Masukan Rp.1.910.139,00 Dasar Koreksi Pemeriksa:

Konfirmasi Negatif Rp.1.910.139,00

bahwa Pemeriksa melakukan koreksi berdasarkan jawaban konfirmasi "Tidak Ada" dari KPP lawan

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(4)

transaksi dengan rincian sebagai berikut:

Masa Nama Pembeli Tanggal Faktur

Nomor Seri FP Nilai Faktur Pajak (Rp)

Nama KPP Maret PT. EB 01/03/201

0

010-000- 10.00000055

1.910.139 KPP Pratama Jkt

Kelapa Gading

Total 1.910.139

Menurut Pemohon Banding:

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Pemeriksa dan mengajukan banding atas koreksi tersebut karena semua PPN masukan Pemohon Banding kreditkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 8 berkaitan dengan Faktur Pajak masukan yang dapat dikreditkan;

bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tanggal 2 Januari 2012 dalam Pasal 4 mengenai tanggung jawab renteng menyebutkan bahwa:

Pasal 4:

(1) Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberlakukan dalam hal:

a. pajak yang terutang tersebut dapat ditagih kepada penjual barang atau pemberi jasa; atau b. pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak dapat menunjukkan bukti telah

melakukan pembayaran pajak kepada penjual barang atau pemberi jasa;

(3) Tanggung jawab renteng sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditagih melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara dan mekanisme pelaksanaan tartggung jawab secara renteng atas pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan;

bahwa dalam ayat (2) huruf b menyebutkan bahwa tanggung jawab renteng tidak diberlakukan dalam hal:

"b. pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Tasa Kelm Pajak dapat menunjukkan bukti telah melakukan pembayaran paiak kepada penival barang atau pemberi jasa";

bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tanggal 2 Januari 2012 sebagaimana Pemohon Banding sebutkan di atas adalah sesuai dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terkhir dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 mengenai Pajak Pertambahan Nilai Pasa1 16F menyebutkan bahwa:

“Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak Bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran pajak, sepanjang tidak dapat menunjukkan bukti bahwa paiak telah dibayar”;

bahwa dalam hal ini dapat Pemohon Banding membuktikan bahwa Faktur Pajak Masukan telah Pemohon Banding bayarkan kepada PT. EPB dan Pemohon Banding juga telah menerima photocopy bukti pelaporan dan lampiran SPM PPN masa Maret 2010 PT EPB sehubungan dengan Faktur Pajak tersebut, dan dokumen tersebut telah Pemohon Banding tunjukkan kepada Peneliti pada saat keberatan. Mengenai tidak dijawabnya surat konfirmasi oleh KPP lawan transaksi tidak seharusnya dibebankan ke Pemohon Banding;

bahwa dengan demikian maka atas Faktur Pajak Masukan tersebut tidak seharusnya dikoreksi karena bertentangan dengan Undang-Undang PPN dan Peraturan Pemerintah. Dan koreksi menurut Pemohon Banding adalah nihil;

PERHITUNGAN PAJAK MENURUT PEMOHON BANDING

bahwa berdasarkan penjelasan dari surat Permohonan Banding Pemohon Banding di atas maka perhitungan PPN Masa Maret 2010 menurut Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

No Keterangan

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(5)

Keputusan Keberatan Terbanding (Rp)

(a)

Permohonan Keberatan Pemohon

Banding (Rp) (b)

Masih Selisih Koreksi (Rp) (a-b)

1 Dasar Pengenaan Pajak =

- Ekspor 5.434.763 5.434.763 0

- Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri

18.905.329.040 18.905.329.040 0

- Penyerahan yang PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN

562.800.104 562.800.104

- Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut

166.336.526 166.336.526 0

Jumlah 19.639.900.433 19.639.900.433 0

Atas Peenyerahan Barang yang tidak

terutang PPN 85.912.049 82.912.049

Jumlah Seluruh Penyerahan 19.725.812.049 19.725.812.049

2. Pajak Keluaran 1.890.532.904 1.890.532.904 0

3. PPN yang disetor dimuka

dalam masa pajak yang sama 960.985.062 960.985.062 0

4. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan

1.530.056.904 1.531.967.043 1.910.139

Jumlah pajak yang dapat

diperhitungkan 2.491.041.966 2.492.952.105 1.910.139

5. PPN Kurang (Lebih) Bayar (600.509.062) (602.419.201) 1.910.139

6. Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya

602.419.201 602.419.201 0

7. PPN Kurang (Lebih) Dibayar 1.910.139 - 1.910.139

8. Sanksi Administrasi :

a. Bunga Pasa113 (2) KUP 0 0

b. Kenaikan Pasa113 (3) KUP 1.910.139 1.910.139

Jumlah (lebih)/kurang dibayar 3.820.278 0 3.820.278

Menurut Majelis :

bahwa Pemohon Banding mengajukan banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor : KEP-2471/WPJ.07/2013 tanggal 26 November 2013, SKPKB nomor : 00988/207/10/055/12 tanggal 10 September 2012, Jenis Pajak PPN, Masa Pajak Maret 2010, Nomor Berkas : 16-077843-2010;

bahwa didalam SKPKB nomor : KEP-2471/WPJ.07/2013 tanggal 26 November 2013, SKPKB nomor : 00988/207/10/055/12 tanggal 10 September 2012, terdapat koreksi Terbanding, sebagai berikut :

No Uraian Menurut

Pemohon Banding

Menurut Terbanding

Koreksi

1 DPP atas Ekspor 5.434.763 5.434.763 -

2 DPP atas Penyerahan yang DPPnya harus dipungut sendiri

18.905.329.040 18.905.329.040 -

3 DPP atas Penyerahan yang PPN nya dipungut

Pemungut 562.800.104 562.800.104 -

4 DPP atas Penyerahan yang PPN nya tidak dipungut 166.336.526 166.336.526 -

5 DPP atas Penyerahan yang tidak terutang PPN 85.912.049 85.912.049  -

6 Jumlah Seluruh Penyerahan 19.725.812.482 19.725.812.482 -

7 Pajak Keluaran 1.890.532.904 1.890.532.904 -

8 Pajak Masukan 2.492.952.105 2.491.041.966 1.910.139

1.PPN yang disetor dimuka pada masa yang sama 960.985.062 960.985.062  

2.Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 1.531.967.043 1.530.056.904 1.910.139 9 Jumlah Perhitungan PPN Kurang /(Lebih) bayar (602.419.201) (600.509.062) 1.910.139

10 Kelebihan Dikompensasikan 602.419.201 602.419.201 3.820.278

11 PPN Kurang / (Lebih) dibayar - 1.910.139 1.910.139

12 Sanksi Administrasi - 1.910.139 1.910.139

1.Bunga Pasal 13 (2) - -

2.Kenaikan Pasal 13 (3) - 1.910.139 1.910.139

13 Jumlah PPN yang masih harus dibayar - 3.820.278 3.820.278

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(6)

bahwa berdasarkan table tersebut di atas, Koreksi Terbanding hanya ada 1 (satu) Koreksi, yaitu Koreksi Pajak Masukan, sebagai berikut :

N o

Uraian Menurut Menurut Koreksi

    Pemohon

Banding

Terbanding   1 Pajak Masukan yang dapat

diperhitungkan

1.53 1.967.043

1.530

.056.904 1.910.139

bahwa Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan menurut Pemohon Banding sebesar Rp.1.531.967.043,00 sedangkan menurut Terbanding sebesar Rp.1.530.056.904,00 sehingga terdapat Koreksi sebesar Rp.1.910.139,00;

bahwa Terbanding melakukan koreksi berdasarkan jawaban konfirmasi "Tidak Ada" dari KPP lawan transaksi dengan rincian sebagai berikut:

Masa Nama Pembeli Tanggal Faktur

Nomor Seri FP Nilai Faktur Pajak (Rp)

Nama KPP Maret PT. EB 01/03/201

0

010-000- 10.00000055

1.910.139 KPP Pratama Jkt

Kelapa Gading

bahwa untuk menyelesaikan sengketa tersebut, Majelis memberi kesempatan kepada Pemohon Banding dan Terbanding untuk melakukan Uji bukti kebenaran material, sebagai berikut :

bahwa didalam uji bukti, Pemohon Banding menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

- bahwa dalam proses uji bukti Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti diantaranya:

1. Asli Faktur Pajak Nomor: 010.000.10.00000055,

Penerbit faktur : PT EB , Pembeli BKP/JKP : PT MHE DI , DPP USD 2,050.00, PPN USD 205.00,

Atau:

DPP : Rp 19.101.387,00 PPN : Rp 1.910.139,00 Jenis JKP/BKP : Hawker Perfect Plus

2. Invoice No. 1010055 tanggal 01.03.2010 dengan jumlah tagihan sebesar USD 2,255.00;

3. Atas Invoice tersebut telah dicatat dalam buku Hutang sejumlah USD. 2.255,00,00 atas barang berdasarkan Print out Jurnal entry no 33001496 Tanggal Posting 22.03.2010 dan USD 205.00,00 atas PPN nya berdasarkan Print out Jurnal entry no : 24001743 tanggal posting 22.03.2010;

4. Asli DO No. 074/EPBS/II/2010 tertanggal 23.02.2010;

5. Dalam bukti pembayaran terdapat pembayaran kepada PT. EB sejumlah USD 2,255.00,00 Jumlah tersebut sesuai dengan Print out Jurnal Pembayaran 23000898 tanggal posting 24.03.2010;

6. Bahwa dalam statement of Account Deutsche Bank terdapat pembayaran sejumlah USD 2,255.00 dengan uraian sebagai berikut:

Nama Bank : Deutsche Bank – Jakarta Branch No Acount : 0001420-05-0

Currency : USD

Value Date : 25 March, 2010.

Amount : 2,255.00

Ref : 23000898

7. Bahwa untuk memperkuat bukti-bukti diatas Pemohon Banding menyampaikan copy bagian

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(7)

SPT masa lawan transaksi

- bahwa UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 9 ayat 2, 2(a) serta Penjelasannya dan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 Pasal 4 ayat 2 mengenai Tanggung Jawab renteng yang pada dasarnya menyebutkan bahwa: “Tanggung Jawab Renteng tidak diberlakukan dalam hal pembeli Barang Kena Pajak atau Penerima Jasa Kena Pajak dapat menunjukkan bukti Telah melakukan pembayaran Pajak kepada penjual barang kena pajak atau Pemberi Jasa”

- bahwa berdasarkan uraian dan bukti-bukti tersebut Pemohon Banding mengusulkan kepada Majelis hakim yang mulia untuk membatalkan Koreksi Terbanding;

bahwa berdasarkan hasil uji kebenaran materi Terbanding menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

bahwa berdasarkan uji kebanaran materi terhadap Faktur Pajak nomor : 010.000-10.00000055 maka dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut :

- bahwa koreksi Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan sebesar Rp1.910.139,00 karena berdasarkan jawaban konfirmasi dari KPP lawan transaksi dijawab “tidak ada” dan dalam proses keberatan “belum ada jawaban”;

- bahwa dokumen yang ditunjukkan Pemohon Banding dalam proses uji bukti dan telah diteliti oleh Terbanding adalah sebagai berikut :

1. Asli Faktur Pajak nomor : 010.000-10.00000055

Penerbit faktur : PT EB , Pembeli BKP/JKP : PT MHE DI , DPP USD 2,050.00, PPN USD 205.00,

Atau:

DPP : Rp 19.101.387,00 PPN : Rp 1.910.139,00 Jenis JKP/BKP : Hawker Perfect Plus

2. Invoice No. 1010055 tanggal 01.03.2010 dengan jumlah tagihan sebesar USD 2,255.00;

3. Asli DO No. 074/EPBS/II/2010 tertanggal 23-02-2010;

4. Copy PO No. 576630 tanggal 28-01-2010;

5. Credit Nota Payment Deutch Bank No. Rek: 0001420050, nilai USD2,255;

- bahwa atas bukti-bukti tersebut, Terbanding berpendapat sebagai berikut:

1) Bukti pembayaran diberikan oleh Pemohon Banding dalam bentuk copy credit note payment Deutch bank (bukan asli rekening koran). No. Rek: 0001420050 yang menunjukkan adanya mutasi debit pada tanggal 01-03-2010 sebesar USD2,255.00;

2) Alamat beneficiary berbeda dengan alamat PT EB (lawan transaksi Pemohon Banding). Pada bagian beneficiary,.;

3) PO No. 576630 tanggal 28-01-2010, diberikan oleh Pemohon Banding dalam Uji Bukti berbentuk copy. Demikian juga untuk alamat PT EB (lawan transaksi Pemohon Banding).

Pada bagian beneficiary,.

4) DO atau Surat Jalan yang diberikan Pemohon Banding dalam bentuk asli, namun Surat Jalan tersebut ternyata ditujukan kepada MHE Demag dengan alamat tujuan di Jl. Rungkut Industri I/3 Surabaya. Padahal alamat Pemohon Banding adalah Graha Inti Fauzi Lt. 7 Jl. Buncit Raya No.22 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta;

5) Surat Jalan ditemukan data sebagai berikut:

- Dokumen surat jalan tersebut tertanggal 23 Februari 2010, - Terdapat cap pembayaran (paid) tertanggal 24 Maret 2010;

Dari surat jalan tersebut, tidak diketahui kapan barang tersebut diterima oleh Pemohon Banding. Hal ini penting mengingat kondidi penentuan saat terutangnya PPN atas penyerahan barang tersebut. Apabila barang diterima masih dalam bulan Februari, maka seharusnya Faktur Pajak dibuat dengan masa pajak Februari, bukan Maret;

6) Bahwa walaupun Pemohon Banding telah menunjukkan Copy SPT Lawan transaksi, namun dokumen tersebut tidak dilegalisasi oleh KPP Lawan Transaksi. Bahwa yang ditunjukkan hanya berupa copy Bukti Penerimaan Dokumen dan form 1108A satu halaman;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(8)

7) Dengan demikian, Terbanding mengusulkan kepada Majelis Hakim yang mulia untuk mempertahankan koreksi Terbanding atas Pajak Masukan yang dapat dikreditkan

bahwa uji kebenaran materi atas rekening koran sehubungan dengan Faktur Pajak nomor: 010.000- 09.00000275 dengan nilai PPN sebesar Rp1.910.139,00 Terbanding berpendapat sebagai berikut:

bahwa dokumen yang ditunjukkan Pemohon Banding dalam proses uji bukti dan telah diteliti oleh Terbanding adalah sebagai berikut:

Statement of Account

Nama Bank : Deutsche Bank – Jakarta Branch No Acount : 0001420-05-0

Currency : USD

Dated : March, 2010.

DR/CR : 2,255.00

Atas bukti-bukti tersebut, Terbanding berpendapat sebagai berikut:

1. Sesuai dengan penugasan Majelis Yang Mulia bahwa Uji Kebenaran Materi dilakukan dengan memeriksa rekening koran Pemohon Banding;

2. Data yang diberikan Pemohon Banding adalah berupa print out Statement of Account (SoA) dari Deutsche Bank cabang Jakarta;

3. Dalam SoA tersebut disebutkan jumlah sebesar USD2,255.00 dengan referensi transaksi menunjuk kepada jurnal 0023000898;

4. Bahwa SoA ini melengkapi bukti yang dalam Uji Kebenaran Materi sebelumnya belum sempat ditunjukkan;

5. Bahwa hasil uji bukti ini tidak terpisahkan dari apa yang telah dilakukan dalam UKM dan Berita Acara yang telah ditandatangani sebelumnya;

6. Bahwa walaupun dalam SoA dinyatakan pembayaran sejumlah yang disebutkan, namun sebagaimana dijelaskan dalam BA Uji Bukti sebelumnya terdapat beberapa ketidaksesuaian, maka pendapat Terbanding kembali kepada Berita Acara Uji Bukti sebelumnya;

bahwa berdasarkan hasil uji kebenaran materi tersebut di atas, Majelis berpendapat : - Terdapat Asli Faktur Pajak Nomor: 010.000.10.00000055;

- Terdapat Asli DO No. 074/EPBS/II/2010 tertanggal 23.02.2010;

- Terdapat Invoice No. 1010055 tanggal 01.03.2010 dengan jumlah tagihan sebesar USD 2,255.00;

- Atas Invoice tersebut telah dicatat dalam buku Hutang sejumlah USD. 2.255,00,00 berdasarkan Print out Jurnal entry no : 24001743 tanggal posting 22.03.2010;

- Dalam bukti pembayaran terdapat pembayaran kepada PT. EB sejumlah USD 2,255.00,00 Jumlah tersebut sesuai dengan Print out Jurnal Pembayaran 23000898 tanggal posting 24.03.2010;

- Pemohon Banding menyampaikan copy bagian SPT masa lawan transaksi;

bahwa mengingat atas Koreksi Pajak Masukan dapat ditelusuri arus uang, DO dan SPT Lawan Transaksi, maka Koreksi Terbanding sebesar Rp.1.910.139,00 tidak dapat dipertahankan.

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, koreksi Terbanding sebesar Rp.1.910.139,00 menurut Majelis diperinci menjadi sebagai berikut :

  N o  

Uraian  

Koreksi Terbanding

Koreksi Terbanding Tidak Dapat Dipertahankan

Koreksi Terbanding

Tetap Dipertahankan 1 Pajak Masukan yang dapat

diperhitungkan

1.910.1 39

1.910.

139 0

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(9)

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kelebihan pajak yang sudah dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya;

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang

bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, pajaknya dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

  No

 

Uraian  

Menurut Terbanding

Koreksi Terbanding Tidak Dapat Dipertahankan

 

Menurut Majelis

1 DPP atas Ekspor 5.4

34.763 -

5.434.7 63 2 DPP atas Penyerahan yang PPNnya harus dipungut

sendiri

18.905.329.

040 -

18.905.329.040 3 DPP atas Penyerahan yang PPN nya dipungut Pemungut 562.80

0.104 - 562.800.10

4 4 DPP atas Penyerahan yang PPN nya tidak dipungut 166.33

6.526 -

166.336.52 6 5 DPP atas Penyerahan yang tidak terutang PPN 85.91

2.049 -

85.912.04 9

6 Jumlah Seluruh Penyerahan 19.725.812.

482 -

19.725.812.482

7 Pajak Keluaran 1.890.532.

904 -

1.890.532.904

8 Dikurangi : 2.491.041.

966 1.910.139 2.492.952.105   1.PPN yang disetor dimuka pada masa yang sama 960.98

5.062 -

960.985.06 2   2.Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 1.530.056.

904 1.910.139

1.531.967.043 9 Jumlah Perhitungan PPN Kurang /(Lebih) bayar (600.50

9.062) (1.910.139)

(602.419.201 )

10 Kelebihan Dikompensasikan 602.41

9.201 -

602.419.20 1

11 PPN Kurang / (Lebih) dibayar 1.9

10.139 1.910.139 -

12 Sanksi Administrasi 1.9

10.139 1.910.139 -

1.Bunga Pasal 13 (2)

- - -

2.Kenaikan Pasal 13 (3) 1.9

10.139 1.910.139 -

13 Jumlah PPN yang masih harus dibayar 3.8

20.278 3.820.278 -

Memperhatikan

Surat Banding Pemohon Banding, Surat Uraian Banding Terbanding, Surat Bantahan Pemohon Banding serta hasil pemeriksaan dan pembuktian di dalam persidangan;

Mengingat

Undang Undang nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak, dan Peraturan perundang- undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(10)

Memutuskan

Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor : KEP-2471/WPJ.07/2013 tanggal 26 November 2013, tentang keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Maret 2010 Nomor: 00988/207/10/055/12 tanggal 10 September 2012, atas nama : PT. MHE-DI , dan pajaknya dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

DPP atas Ekspor Rp 5.434.763

DPP atas Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri Rp 18.905.329.040 DPP atas Penyerahan yang PPN nya dipungut Pemungut Rp 562.800.104 DPP atas Penyerahan yang PPN nya tidak dipungut Rp 166.336.526 DPP atas Penyerahan yang tidak terutang PPN Rp 85.912.049

Jumlah Seluruh Penyerahan Rp 19.725.812.482

Pajak Keluaran Rp 1.890.532.904

Dikurangi : Rp 2.492.952.105

1.PPN yang disetor dimuka pada masa yang sama Rp 960.985.062 2.Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Rp 1.531.967.043 Jumlah Perhitungan PPN Kurang /(Lebih) bayar Rp (602.419.201)

Kelebihan Dikompensasikan Rp 602.419.201

PPN Kurang / (Lebih) dibayar Rp NIHIL

Demikian diputus di Jakarta pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 berdasarkan musyawarah Majelis IVA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :

Drs. Seno S.B. Hendra, M.M. sebagai Hakim Ketua,

Hadi Rudjito, S.H. sebagai Hakim Anggota,

Idawati, S.H., M.Sc. sebagai Hakim Anggota,

Rahmaida SH.,M.Kn sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa tanggal 12 Januari 2016 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, namun tidak dihadiri oleh Terbanding maupun Pemohon Banding.

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

Referensi

Dokumen terkait

Kode Etik Apoteker Indonesia Pasal 8 juga menyebutkan bahwa seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan

Hal lain yang menjelaskan bahwa Sang Buddha mengkonsumsi daging dijelaskan dalam Anguttara Nikaya 5.44 yang menceritakan tentang seorang umat awam, Ugga, yang

- berilah tanda pada kolom Tugas /Jabatan, sesuai tugas saat ini - berilah tanda status keaktifan sesuai kondisi saat ini.. - Isi Tempat Tugas & Mapel

Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa rata-rata harga pokok untuk menghasilkan 1 kg karkas dengan menggunakan metode variable costing merupakan harga pokok

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afrina (2015) yang menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan

Hasil yang diperoleh dari aplikasi ini antara lain adanya pencatatan master, pencatatan transaksi baik pembelian maupun penjualan, pengendalian persediaan, laporan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data potensi sumber daya ikan, produksi ikan, jenis dan jumlah alat tangkap, jenis dan jumlah armada kapal, rumah tangga perikanan (RTP),

Jika salah satu arus dalam alat penukar panas merupakan fluida proses yang dikondensasikan sedangkan fluida yang lain merupakan refrigerant atau fluida