• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIGA PERSPEKTIF PRAKTIK VEGETARIAN. Nyoto STABN Sriwijaya Tangerang Banten ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TIGA PERSPEKTIF PRAKTIK VEGETARIAN. Nyoto STABN Sriwijaya Tangerang Banten ABSTRACT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

75

TIGA PERSPEKTIF PRAKTIK VEGETARIAN

Nyoto

STABN Sriwijaya Tangerang Banten mailnyoto@gmail.com

ABSTRACT

Vegetarian still be seen as a lifestyle that is unnatural or still considered strange by most people. Not a few vegan who got satire in their family and social community arround them. These perception affect self-concept perpetrators of vegetarian. The self-concept is formed both positive and negative depending on the acceptance of the individual against the judgment of others and ourself. People practice a vegetarian for various purposes, such as:, to gain health, preservation of traditions and religious teachings practices.

To examine these issues, the researcher uses the method of literature review to collect data from a variety of sources: the scriptures, books, magazines and the internet then analyze the data and then intreprete all of data. In short it can be described that a vegetarian diet with health motive for the vegetarian habits will make the body more healthy, as long as the foodstuffs consumed avoid hazardous materials. Vegetarians because of tradition point of view aims to train a simple life. Meanwhile, from the standpoint of the spiritual of Mahayana Buddhism, looked vegetarian habit as the implementation of the Bodhisattva precepts.

Keywords: Perspective, Vegetarian, Goal

Pendahuluan

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, agar tubuh sehat dan aktifitas berjalan lancar maka dibutuhkan asupan makanan yang sehat, bersih dan mengandung vitamin yang seimbang. Selain makanan yang sehat juga diperlukan pengaturan waktu makan yang tepat agar makanan yang masuk ke dalam tubuh dapat dicerna dengan sempurna dan berguna bagi tubuh manusia. Pola hidup dan pola makan sangat memengaruhui kesehatan manusia, apabila pola hidupnya bagus dan pola makannya tidak bagus maka akan berdampak pada kesehatan. Sebaliknya bila manusia mengatur pola makannya dengan baik tapi pola hidupnya tidak baik maka kehatannya juga akan terganggu.

Dewasa ini banyak penelitian mengenai masyarakat umum yang memilih untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur hewani. Sebagian masyarakat berasumsi bahwa menghindari makanan yang mengandung unsur hewani lebih menyehatkan dan mendatangkan banyak manfaat. Kebiasaan tidak makan daging tidak lagi menjadi sesuatu yang selalu berhubungan dengan agama tertentu. Hidup dengan tidak makan daging dikenal dengan istilah vegetarian. Adanya anggapan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak makan daging juga merupakan faktor manusia

(2)

76

bervegetarian. Pandangan ini muncul karena adanya penelitian yang menjelaskan bahwa manusia tidak memiliki taring dan susunan pencernaan manusia.

Banyak alasan mengapa manusia memilih menjadi vegetarian diantaranya pencinta binatang, faktor ini bisa menjadi salah satu alasan menjadi vegetarian. Banyak manusia menjadi vegetarian karena tidak tega melihat binatang disembelih dan memakan dagingnya. Manusia yang menjadi vegetarian atas dasar faktor ini memiliki perasaan sensitif terhadap penderitaan makhluk hidup. Seseorang yang tidak makan daging karena diladasi oleh rasa belas kasihan ini beranggapan bahwa dengan tidak makan daging maka telah mengurangi terjadinya pembunuhan makhluk hidup.

Pendidikan yang didapatkan dari lingkungan dan orangtua juga merupakan faktor yang mebuat sesorang menjadi vegetarian. Seseorang yang bergaul dengan masyarakat yang melaksanakan vegetarian akan mendapatkan pengaruh atau masukan tentang manfaat menjadi vegetarian. Selain itu, apabila bergaul dengan orang lain yang vegetarian, maka ada perasaan ingin tahu apa manfaat dari hidup vegetarian dan muncul keinginan menjadi vegetarian. Faktor lain yang mendasari seseorang menjadi vegetarian adalah perasaan tidak enak karena lingkungan melaksanakan hidup vegetarian.

Orangtua merupakan faktor penting yang memengaruhi seseorang menjadi vegetarian. Sudah mendaji kebiasan bahwa pendidikan orangtua sangat memengaruhi masa depan anaknya. Apabila orangtua mendidik anaknya dengan tidak makan daging, maka anaknya akan pantang makan daging. Anak-anak ini beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

Ada sebagian masyarakat beranggapan bahwa hidup bervegetarian merupakan praktik hidup luhur yang dipercaya bisa mengendalikan diri dari nafsu keinginan. Sebagai contoh misalnya seseorang yang melaksanakan vegetarian karena melaksanakan ajaran agama tertentu yang mengharuskan umatnya tidak makan daging. Agama atau kepercayaan ini beranggapan bahwa binatang juga memiliki perasaan dan wajib dihormati.

Penyakit juga merupak faktor yang mengodisikan seseorang memilih hidup vegetarian. Banyak penyakit yang muncul disebabkan oleh kandungan kolesterol jahat yang terdapat didalam daging. Berdasarkan saran dokter maka banyak pasien dan orang sakit memilih hidup vegetarian agar penyakit yang diderita cepat sembuh. Dari kasus inilah maka sebagaian masyarakat beranggapan bahwa pelaksanaan vegetarian baik bagi kesehatan dan membantu menyembuhkan penyakit. Hidup bervegatarian juga dipercaya sebagai faktor yang mendukung seseorang memiliki umur panjang. Hal ini dipercaya bahwa seseorang yang vegetarian akan sehat jasmaninya sehingga mengodisikan seseorang berumur panjang. Selain itu, dalam agama Buddha diajarkan bahwa salah satu penyebab munculnya penyakit dan pendek umur adalah akibat dari pembunuhan.

(3)

77

Vegetarian selalu dipandang sebagai ajaran Buddha bahkan ada masyarakat yang menganggap bahwa agama Buddha adalah agama yang mengajarkan bahwa umat Buddha dilarang makan daging. Masyarakat belum mengetahui bahwa agama Buddha memiliki beberapa aliran (sekte) yang memperbolehkan makan daging. Perbedaan pandangan yang membuat terjadinya perbedaan pemahaman dan pada intinya vegetarian atau tidak bukan jaminan untuk merealisasikan kesucian.

Aliran Mahayana mengajarkan umatnya agar tidak makan daging. Makanan yang mengandung unsur daging tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi. Selain daging Mahayana juga tidak memperbolehkan umat Buddha membunuh semua jenis makhluk hidup. Selain itu ajaran Mahayana yang tidak memperbolehkan umat Buddha mengkonsumsi berbagai macam telur, bawang, daun bawang, dan semua makanan yang dapat meningkatkan aktifitas seksual.

Dalam pelaksanaannya ada berbagai macam vegetarian yang dipraktikan oleh masyarakat. Jenis-jenis vegetarian antara lain:

1. Vegan

Vegan merupakan kelompok nabatiawan yang paling ketat. Mereka hanyamau bahan makanan dari nabati saja. Kaum vegan tidak mengkonsumsimadu, royal jeli, yoghurt, sarang burung walet, dan lain sebagainya.Mereka sangat ketat dalam pola makan serta proses konsumsi yangberhubungan dengan hewani sangat dijaga.

2. Vegetarian Ovo

Ovo-vegetarian adalah jenis vegetarian yang tidak makan serta minumyang mengandung hewani, tetapi tetap mengkonsumsi telur.

3. Vegetarian Lacto

Lacto-vegetarian adalah jenis vegetarian yang tidak makan minum yangmengandung hewani, tetapi tetap mengkonsumsi susu. Vegetarian initidak makan bawang bombay dan bawang putih. 4. Vegetarian Lacto-Ovo

Lacto-Ovo vegetarian adalah jenis vegetarian yang tidak makan minumyang mengandug hewani, tetapi tetap mengkonsumsi telur, susu, danproduk olahannya, sepeti yoghurt, keju, butter milk, dan produk turunansusu dan telur lain.mengandung produk hewani.

5. Vegetarian Pesco

Pesco-vegetarian adalah vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani, tetapi tetap mengkonsumsi ikan serta produk turunannya.

6. Vegetarian Pollo

Pollo-vegetarian adalah vegetarian yang tidak makan minum yang mengandung hewani, tetapi tetap mengkonsumsi makanan mengandung

(4)

78

unggas, seperti ayam, bebek, burung dara, dan sebagainya. 7. Vegetarian Demi

Vegetarian Demi adalah pelaku vegetarian yang berpantang

mengkonsumsi daging ternak (sapi, domba, dan kerbau) dan daging unggas (ayam, bebek, burung dara, dan kalkun), tapi masih makan ikan dan telur.

8. Flexitarian

Flexitarian adalah pelaku vegetarian yang membuka diri untuk sesekali menyantap daging ternak, daging unggas, maupun ikan dan hasil laut. Misalnya pada saat acara pesta atau acara akhir tahun.

Polemik seputar masalah vegetarian dalam agama Buddha telah berlangsung lama, hingga sekarang pun masih terus menjadi sebuah perdebatan. Jika diperhatikan, terlihat jelas bahwa perbedaan pendapat ini berhubungan dengan masalah sektarian/tradisi dan padangan masyarakat terhadap manfaat vegetarian. Untuk itu perlu dijelaskan persepsi masyarakat terhadap konsep vegetarian secara kesehatan, tradisi dan agama.

Metode Penelitian

Artikel ini disusun berdasarkan hasil kajian terhadap banyak literature, baik dari kitab suci, buku, Koran, internet dan lainnya yang dapat menjadi bahan untuk mendeskripsikan konsep dan gagasan yang dibahas. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis, dievaluasi, dan diinterpretasi sesuai topic dengan menggunakan pendekatan yang objektif.

Pembahasan

Tujuan Melaksanakan Vegetarian

Para praktisi vegetarian di dunia melaksanakan praktik tidak makan daging dengan latar belakang yang berbeda-beda. Karena memiliki latar belang yang berbeda-beda, maka banyak masyarakat merasa bingung sebenarnya apa tujuan manusia melaksanakan vegetarian. Masyarakat dan umat Buddha melaksanakan vegetarian dengan tujuan kesehatan, melestarikan tradisi dan ajaran agama Buddha.

Praktik Vegetarian Ditinjau dari Kesehatan

Tubuh manusia terdiri dari miliaran sel-sel yang membentuk jaringan sel-sel, otot-otot, organ tubuh, tulang dan sebagainya. Kalau tinjau lebih seksama setiap sel-sel ini memiliki karakter dan frekwensi getarannya sendiri-sendiri. Frekwensi dari tubuh seseorang merupakan kumpulan dari

(5)

79

semua frekwensi sel-sel pembentuk tubuhnya. Sehingga keadaan orang yang bersangkutanpun ditentukan oleh keadaan sel-sel tubuhnya. Selanjutnya di dalam setiap sel inipun terdapat suatu “unit pikiran” (mind stuff) yang secara kolektif akan membentuk pikiran orang itu. Jadi pikiran seseorangpun dipengaruhi langsung oleh keadaan sel-sel ini.

Sel-sel dalam tubuh manusia berusia 21-28 hari. Sel-sel yang telah mati digantikan oleh sel-sel yang baru terbentuk. Di sini jelas dapat dilihat bahwa makanan sangat mempengaruhi kondisi sel-sel dalam tubuh yang berarti menentukan kesehatan dan penyakit tubuh maupun pikiran. Seperti disebutkan dalam “Kalian adalah apa yang kalian makan”.

Semua penyakit berasal dari makanan yang kurang baik, bisa juga menu yang salah karena tidak mengertinya keperluan tubuh. Energi kalori yang diperlukan tidak seimbang dan bisa kekurangan atau kelebihan kalori tubuh. Kalau kekurangan kalori, maka tubuh menjadi kurus tapi jika kelebihan kaloritubuh menjadi gemuk. Kegemukan ini berasal dari lemak kalori yang tidak terpakai yang mengakibatkan kolesterol dan asam urat. Sel-sel pembentuk tubuh ini terbuat sebagian besar oleh makanan yang makan dan juga sel-sel ini tumbuh dan berkembang dari makanan, udara dan air yang peroleh dari lingkungan.

Dalam kehidupan sekarang istilah vegetarian sudah sangat populer. Sebenarnya kalau memilih makanan yang sattvika (makanan yang bebas dari daging) maka makanan vegetarian akan langsung menjadi pilihan. Dalam filsafat vegetarianisme diajarkan memilih makanan yang sattvika. Bukan hanya makanan tanpa daging, namun yang memenuhi karakteristik makanan sattvika di atas. Dengan memakan makanan vegetarian terbebas dari kemungkinan berbagai macam penyakit yang diakibatkan dari daging. Daging yang dimakan di dalam tubuh tidak mengalami proses pencernaan yang sempurna. Hal ini dikarenakan secara fisiologis manusia memiliki organ pencernaan yang bukan untuk mencerna daging. Di samping itu kebutuhan tubuh terhadap protein, lemak, karbohidrat dll semuanya tersedia melalui makanan non-daging. Demikian pula ada beberapa makanan yang bukan berasal dari hewan namun tidak dianjurkan dalam makanan vegetarian.

Manfaat Vegetarian Bagi Tubuh dan Kesehatan 1. Menjaga Kesehatan Kulit

Sayur dan buah-buahan mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang melimpah sehingga jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat menjaga kesehatan kulit, sehingga kulit nampak lebih kencang dan mulus.

2. Menurunkan Berat Badan

Memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian, sama halnya dengan menjalankan program diet sehat karena dapat memberikan manfaat untuk menurunkan berat badan.

(6)

80 3. Melancarkan Sistem Pencernaan

Kandungan serat di dalam sayur dan buah berguna untuk melancarkan sistem pencernaan sehingga dapat terhindar dari resiko sembelit dan susah buang air besar.

4. Mencegah Terjadinya Penyakit Kanker

Sayur dan buah-buahan mempunyai kandungan antioksidan tinggi dan di dalamnya juga terdapat kandungan mineral selenium yang berperan sebagai zat anti kanker.

5. Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat

Dengan tidak mengkonsumsi daging-dagingan dan beralih untuk selalu mengkonsumsi buah dan sayur sangat berguna untuk menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.

6. Mencegah Terjadinya Penuaan Dini

Kandungan zat antioksidan di dalam buah dan sayur-sayuran sangat berguna untuk menjaga terjadinya penuaan dini sehingga terlihat awet mudah.

Untuk menjadi vegetarian sebaiknya lakukanlah secara bertahap, yaitu dengan membatasi konsumsi daging sedikit demi sedikit kemudian belajar untuk tidak mengkonsumsinya lagi. Vegetarian yang baik adalah vegetarian yang dilakukan dengan mengkonsumsi sayuran yang bebas dari semua unsur tidak baik misal sayur atau buah yang diseprot dengan pestisidaatau sumber protein seperti tahu dan tempe yang dicampur dengan formalin dan zat kimia lainnya yang tidak baik buat pencernaan dan tubuh manusia.

Vegetarian dan Pelestarian Tradisi

Praktik Vegetarian oleh masyarakat Tionghoa disebut denganCiak Cai biasa dilaksanakan ketika Cap Go (Bulan Purnama) dan Ce It (Bulan gelap). Banyak yang beranggapan bahwa vegetarian atau Ciak Caidikalangan orang Tionghoa adalah pengaruh Buddhism.Masyarakat Tionghoa mempercai bahwa dengan hidup vegetarian manusia mampu bersahabat dengan alam dan memeliharanya. Selain itu dengan hidup vegetarian manusia mampu menjaga kesetabilan Yin dan Yang.

Yin dan Yang adalah konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan bagaimana mereka saling membangun satu sama lain. Konsep tersebut didasarkan pada asal muasal dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan klasik dah filosofi Tionghoa serta dapat digunakan sebagai pedoman pengobatan.

Ciak cai dilakukan oleh masyarakat Tionghoa sebagai metode hidup sederhana dan belajar untuk menahan nafsu keinginan terhadap makanan yang enak. Tujuan dari pola hidup ini adalah untuk belajar merasakan penderitaan manusia yang kurang beruntung dalam materi. Selain belajar

(7)

81

hidup sederhana masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa dengan melaksanakan ciak cai maka telah melaksanakan cinta kasih kepada semua makhluk.

Pandangan Mahayana terhadap Praktik Vegetarian

Ajaran Buddha sebenarnya tidak mengecam ataupun menganjurkan praktik vegetarian. Di dalam sutta-sutta, Sang Buddha tidak mengatakan bahwa praktik vegetarian adalah benar atau salah. Di dalam ajaran Buddha, seseorang bebas untuk memilih apa yang akan mereka jadikan makanan, baik itu sayuran maupun daging. Menkonsumsi makanan penting sekedar untuk bertahan hidup dalam jangka waktu lama. Mengenai hal ini Sang Buddha pernah berkata, "Semua makhluk hidup bertopang pada makanan".

Theravada maupun Mahayana memiliki pandangan serupa. Arya Bhavaviveka (500-578 M), pendiri Svatantrika Madhyamika, salah satu aliran Mahayana, pernah menulis dalam karya beliau Madhyamakahrdaya-karika bahwa tidak ada larangan bagi seseorang untuk memakan daging, namun dengan Syarat harus memenuhi aturan tiga daging murni. Bhavaviveka juga mengatakan: “Tindakan memakan daging dengan tujuan sebagai nutrisi, obat bagi penyakit atau sebagai pemulih kelaparan tidak menyebabkan karma buruk.” Di sini dikatakan kita boleh mengonsumsi daging atas dasar alasan kesehatan, bukan mengejar kenikmatan daging. Pun maksud dari “pemulih kelaparan” di sini bukan sekedar lapar terus makan daging, tetapi merujuk pada kondisi bila terjadi bencana kelaparan maka daging diperlukan untuk memulihkan kondisi mereka yang tertimpa bencana kelaparan tersebut.

Master Hsuan Hua, sesepuh Chan aliran Weiyang yang sangat menganjurkan vegetarian, juga berkata, “Jika kalian tidak melihat binatang tersebut dibunuh, tidak mendengar jeritannya ketika meninggal dan jika binatang tersebut tidak dibunuh sebagai makanan khusus untukmu, maka dalam kasus seperti itu, jika tubuhmu lemah, maka engkau dapat memakan daging tersebut.” (Tanya Jawab di Oregon). Jadi ketika tubuh lemah dan sakit, makan daging dibolehkan, asal daging tersebut tetap termasuk dalam tiga jenis daging murni.

Di Tibet, udaranya sangat dingin dan daerahnya sulit ditanami sayur mayur, sehingga tidak heran kalau para bhiksu di sana tidak vegetarian. Walaupun makan daging, tapi ini dengan tujuan untuk melangsungkan hidup di bawah kondisi yang mengharuskan mereka melakukan hal itu. Lalu, atas dasar apa Buddha menetapkan ketentuan tiga daging murni? Ini bisa disimak dalam Sutra Mahayana Mahaparinirvana. Kasyapa berkata lagi: “Mengapa Anda awalnya mengizinkan para bhiksu untuk memakan tiga daging murni? ”Buddha:”O Kasyapa! Tiga jenis daging suci ini diberikan (diberlakukan) mengikuti kebutuhan pada saat keadaan itu.” Dari sini bisa diketahui,

(8)

82

ternyata Buddha menetapkan ketentuan tiga daging murni berdasarkan sudut pandang tertentu atas kondisi tertentu.

Tradisi Mahayana menjalankan pelatihan Dharma dengan berfondasi pada cita-cita welas asih menyelamatkan semua makhluk hidup. Oleh sebab itu, walaupun makhluk-makhluk lain sudah mati menjadi seonggok daging tak bernyawa, namun praktisi yang menjalankan ikrar Bodhisattva tetap tidak tega menyantapnya. Karena praktisi ini telah berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk hidup, maka wajar saja jika dia tidak dapat menyantap daging makhluk yang telah mati. Ini sesuai dengan basis yang telah dipilihnya yakni Jalan Bodhisattva atau sesuai dengan ikrar Bodhisatva (komentar) yang ketiga kelompok tambahan dalam Bodhisatva Sila.

Jadi di dalam tradisi Mahayana, seseorang dikatakan tidak menjalankan sila Bodhisatva jika menyantap daging, pernyataan ini harus dimaknai karena jika menyantapnya maka seseorang telah melanggar ikrar Bodhisatva, dan wajar saja jika orang yang melanggar ikrar sendiri identik dengan orang yang telah menodai batinnya sendiri. Beberapa acuan yang dipakai oleh tradisi Mahayana dalam soal vegetarian ini antara lain adalah Sutra Angulimaliya, Sutra Lankavatara, Sutra Mahaparinirvana dan Sila Bodhisattva Sutra Brahmajala. Mari kita simak beberapa kutipan Sutra- Sutra tersebut.

“Apakah benar bahwa para Buddha tidak makan daging disebabkan oleh sifat ke-Buddha-an (Tathagata-garbha)?” Buddha berkata: “Memang tepatnya seperti itu, Manjushri. Dalam berbagai kehidupan selama perjalanan masuk dan keluar samsara yang tanpa awal dan tanpa akhir, tidak ada satupun makhluk yang tidak pernah menjadi ibu kita, yang tidak pernah menjadi saudara perempuan kita. Bahkan anjing-anjing pun pernah menjadi ayah kita sebelumnya. Dunia di mana para makhluk hidup adalah seperti permainan. Maka, oleh karena daging kita dan daging yang lain adalah daging yang sama, para Buddha tidak mengonsumsi daging.” (Sutra Angulimaliya) “Jika Mahamati, daging tidak dimakan oleh siapapun untuk alasan apapun, maka tidak ada penghancur kehidupan.” (Sutra Lankavatara)

Dari dua kutipan di atas dapat diketahui bahwa pantang makan daging dilakukan demi pengembangan Bodhicitta yang diterapkan dalam bentuk. keatas mencapai Jalan Ke-Buddha-an kebawah menyelamatkan makhluk hidup. Sedang makhluk hidup yang terdekat dengan kita adalah orangtua. Untuk itu seorang praktisi Mahayana harus mengawali cinta kasihnya kepada orangtua dan semua makhluk terdekatnya.

(9)

83 Pandangan Theravada terhadap praktikk vegetarian

Aliran Theravada beranggapan bahwa kesucian yang didapatkan bukan dari makanan yang dikonsumsi, tetapi dari usaha dan pelaksanaan panna (kebijaksanaan), sila (moral) dan samadhi (meditasi) dengan benar adalah jalan menuju kesucian. Dalam kotbahnya Sang Buddha menjelaskan bahwa umat Buddha tidak dilarang mengkonsumsi daging tetapi dengan berbagai sarat yang telah ditentukan.

Dalam Kitab Suci Majjhima Nikaya 55 khotbah ini penting sekali karena disini Sang Buddha menyatakan dengan jelas pendapat Beliau tentang makan daging. Tabib Raja, Jivaka Komarabhacca, datang mengunjungi Sang Buddha. Setelah memberi penghormatan, dia berkata: “Yang Mulia, saya telah mendengar hal ini: ‘Mereka menyembelih makhluk hidup untuk Samana Gotama (yaitu Sang Buddha); Samana Gotama dengan sadar memakan daging yang dipersiapkan kepadanya dari binatang yang dibunuh untuk dirinya’…”; dan bertanya apakah hal ini memang benar.

Sang Buddha menyangkal hal ini, menambahkan “Jivaka, saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging tidak diijinkankan untuk dimakan: apabila dilihat, didengar atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya)… Saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging diijinkan untuk dimakan: ketika tidak dilihat, didengar, atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya)….”

Hal lain yang menjelaskan bahwa Sang Buddha mengkonsumsi daging dijelaskan dalam Anguttara Nikaya 5.44 yang menceritakan tentang seorang umat awam, Ugga, yang mempersembahkan beberapa pilihan makanan yang baik untuk Sang Buddha: di antaranya adalah daging babi yang dimasak dengan buah jujube yang diterima oleh Sang Buddha. dari cerita ini menjelaskan bahwa Sang Buddha tidak melarang mengkonsumsi daging.

Dalam Patimokkha Pacittiya 39 yang berisi tentang disiplin keBhikkhuan, seorang Bhikkhu tidak diijinkan untuk meminta makanan khusus tertentu. Tetapi, sebuah pengecualian diijinkan di Patimokkha (peraturan keBhikkhuan) ketika Bhikkhu itu sakit. Dalam keadaan ini, Bhikkhu diijinkan untuk meminta produk dari susu, minyak makan, madu, gula, ikan, daging sesuai dengan penjelasan ini maka umat Buddha tidak dilarang memakan daging.

Walaupun Sang Buddha mengijinkan makan daging, Beliau berkata di Anguttara Nikaya 4.261 bahwa umat Buddha menciptakan kamma tak bajik jika secara langsung mendorong terjadinya pembunuhan, menyetujui dan berbicara dengan bangga akan hal itu. Karena itu di Anguttara Nikaya 5.177 Sang Buddha berkata bahwa seorang umat awam tidak boleh berdagang daging, yang dijelaskan di kitab komentar sebagai pengembangbiakan dan menjual babi, ternak, ayam dan lain sebagainya untuk disembelih. Demikian pula, tidak diijinkan untuk memesan, misalnya sepuluh ekor ayam untuk keesokan harinya jika sejumlah binatang tersebut dimaksudkan disembelih untuk

(10)

84

seseorang. Dengan pengecualian dari sepuluh jenis daging yang dilarang untuk para Bhikkhu: manusia, gajah, kuda, anjing, hyena, ular, beruang, singa, harimau, dan macan tutul. Rujuklah pada Mahavagga, Book of the Discipline: Buku 4, halaman 298 s.d. 300. The Book of Discipline adalah terjemahan berbahasa Inggris dari kitab Vinaya (dalam Bahasa Pali) oleh Pali Text Society, Inggris.

Vegetarian Tidak Cocok dengan Cara Hidup Para Bhikkhu Buddhis karena seorang Bhikkhu seyogianya pergi meminta sedekah (mengemis) untuk makanannya kecuali dia (a) diundang untuk bersantap, (b) makanan itu dibawa ke Vihara, atau (c) makanan itu dimasak di Vihara. Tidak diijinkan untuk memasak makanan, menyimpan makanan untuk keesokan harinya, atau melibatkan diri dalam kegiatan bercocok tanam untuk menyokong dirinya sendiri. Dengan begitu, mengemis adalah salah satu dari dasar/landasan dari cara hidup para Bhikkhu Buddhis.

Hal ini dapat dilihat di suatu negara Buddhis (misalnya Thailand) dimana seorang Bhikkhu mempunyai kebebasan dan dukungan untuk sepenuhnya berlatih sesuai dengan ajaran Sang Buddha. Di sana kita melihat bukan hanya para Bhikkhu tradisi kehutanan yang pergi meminta sedekah tetapi juga para Bhikkhu dari kota kecil dan besar mengemis makanan setiap hari.

Karena seorang pengemis tidak pantas memilih-milih, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, vegetarianisme tidak cocok dengan cara hidup para Bhikkhu Buddhis yang mungkin merupakan alasan lain mengapa Sang Buddha menolak permintaan Devadatta seperti yang disebutkan sebelumnya.

Kesimpulan

Seorang Bhikkhu tidak diijinkan untuk memasak dan harus sepenuhnya tergantung pada persembahan dari para penyokong (umat awam). Bhikkhu juga diharuskan agar mudah disokong dan dirawat. Karena bhikkhu tidak diijinkan untuk meminta makanan tertentu (kecuali selama ia sakit), maka bhikkhu tidak dapat memilih makanannya. Bhikkhu harus menerima apapun yang dipersembahkan. Bhiksu Mahayana menjalankan Bodhisatva Sila yang mengharuskan tidak mengkonsumsi daging.

Umat awam mempunyai lebih banyak kebebasan untuk memilih makanan mereka, dan untuk umat awam adalah sepenuhnya tergantung pada pilihan pribadi masing-masing untuk makan daging atau menjadi vegetarian. Untuk alasan-alasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, adalah penting untuk tidak terlalu kritis terhadap orang lain terkait dengan apapun yang menjadi pilihan. Pelestarian budaya atau tradisi ciak cai atau belajar hidup sederhana dan berusaha untuk merasakan penderitaan dari orang lain. Selain itu, manfaat vegetarian bagi kesehatan sangat besar apabila cara mengonsumsi dan sayur yang didapatkan terbebas dari zat-zat yang berbahaya.

(11)

85

Cara yang paling efektif untuk mengurangi pembunuhan dan kekejaman di dunia adalah pemahaman akan ajaran Sang Buddha. Pada akhirnya, penderitaan (dukkha) adalah karateristik dari kehidupan, dan cara untuk mengakhiri penderitaan adalah dengan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan ajaran Sang Buddha untuk keluar dari lingkaran kelahiran kembali.

Daftar Pustaka

Sumantri. 2008. Vegetarian Natural Heality lifestyle and Eco-Frendly. Majelis mahayana Indonesia.Jakarta.

Piyadassi. 2003. Spektrum Ajaran Buddha. Yayasan pendidikan Buddhis Triratna. Jakarta.

Suwarto. 1995. Buddha Dhamma Mahayana. Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia. Jakarta. Sri Dhammananda. 2005. Keyakinan Umat Buddha. Yayasan penerbit Karaniya. Jakarta.

Dhammananda. 2003. Hidup dan Masalahnya. Karaniya. Jakarta.

Bhadraphala. 2008. Melatih Diri dengan Bervegetarian. Sinar Padumuttara. Juli, Edisi 002, 08-10. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=24840.0. Manfaat Veretarian. (Diakses 20 November

2016, 10:03:24 AM)

http://www.dorjeshugden.com/id/artikel/bacaan-dharma/vegetarianisme-dalam-ajaran-buddha. (Diakses 20 November 2016, 12:03:24 AM)

https://sumansutra.wordpress.com/vegetarian-dharma-cinta-kasih-dan-kasih-sayang. (Diakses 21 November 2016, 14:03:24 AM)

http://indonesiaindonesia.com/f/34615-vegetarian-menurut-ajaran-buddha. (Diakses 22 November 2016, 16:03:24 AM)

https://id.wikipedia.org/wiki/Vegetarianime_dan_agama. (Diakses 22 November 2016, 15:03:24 AM)

http://www.siddhi-sby.com/index.php/artikel/artikel-dharma/48-pola-hidup-vegetarian. (Diakses 20 November 2016, 18:03:24 AM)

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/pandangan-sang-buddha-tentang-makan-daging.(Diakses 22 November 2016, 20:03:24 AM)

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.. Di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Initiative versus guilt (3 tahun hingga 5 tahun) => pada ahap ini anak-anak mulai punya inisiatif untuk bertanggung jawab, dan perasaan bersalah akan muncul,

Berdasarkan hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas menggunakan pereaksi DPPH, diperoleh bahwa bagian daun dari sampel Pucuk Biru

Ketimpangan Distribusi Pendapatan (Y) melalui Pertumbuhan Ekonomi (X3) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Daerah kritisnya/penolakan H0 adalah daerah sebelah kiri dari - t.. Dengan

Dari hasil analisa dan interpretasi data yang diperoleh pola asuh orang tua sebanyak 83,5% orang tua mengasuh balitanya dengan pola asuh yang positif (pemberian nutrisi

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir Mengevaluasi gambar konstruksi bagian depan, Mendiagnosa gambar konstruksi bagian belakang keilmuan yang mendukung mata pelajaran

Selanjutnya, penelitian ini memilih media Harian Rakyat Jateng sebagai subjek penelitian karena Harian Rakyat Jateng merupakan media lokal Jawa Tengah yang

Rekam medis dalam hukum acara pidana mempunyai kedudukan sebagai alat bukti surat, karena pembuatan rekam medis telah memenuhi ketentuan sebagaimana yang terdapat