PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPS PADA MATERI
GEOGRAFI DI SMA N 2 SIAK HULU
OLEH
NURSYAFITRA NIM. 11911223755
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
1444 H/2023 M
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPS PADA MATERI
GEOGRAFI DI SMA N 2 SIAK HULU
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
NURSYAFITRA NIM. 11911223755
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
1444 H/2023 M
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbil‗alamiin, sedalam syukur dan setinggi puji peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat dan salam tidak lupa peneliti doakan semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabiyullah, Habibullah Muhammad SAW yang telah membawa manusiadari alam jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terimakasih banyak untuk Ibunda Nurhasanah dan Ayahanda Kasri yang tercinta dan tersayang atas semua yang telah ayahanda dan Ibunda berikan hingga detik ini yang tak terhingga sampai akhir masa dan akhir batas usia, serta adik Adriyanto Saputra dan M. Apdal Riski Lutfi yang selalu memberikan support dansemangat serta do‗a tulusnya yang tidak dapat ternilai harganya.
Dengan izin dan rahmat Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, ―Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa IPS Pada Materi Geografi Di SMA N 2 Siak Hulu‖, merupakan karya ilmiah yang disusun guna untuk memenuhi semua persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Geografi Fakuktas TarbiyahdanKeguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, peneliti mendapat banyak bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk serta dukungan dari berbagai pihak secaramoril maupun materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebabitu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Hairunnas Rajab, M.Ag., selaku Rektor UIN Sultan Syarif KasimRiau, Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. H.
Mas‘udZein, M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Prof. Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
v
2. Bapak/Ibuk Dr. Kadar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr.H. Zarkasih M.Ag. selaku Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ, M.Pd., selaku Wakil Dekan II, Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons., selaku Wakil DekanIII Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak/Ibuk Dr. Muslim, M.S, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau., Roswati, S.Pd.I.,M.Pd., selaku Sekretaris ProgramStudi Pendidikan Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas IslamNegeri Sultan Syarif Kasim Riau. Serta seluruh Bapak dan Ibu Dosen ProgramStudi Pendidikan Geografi, yang telah memberikan ilmu bahkan selalumemberikan dukungan yang luar biasa dan tak ternilai selama peneliti berkuliah dan menuntut ilmu di Jurusan Pendidikan Geografi FakultasTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif KasimRiau.
4. Bapak Drs. Akmal, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat baik, arahan, ilmu, petunjuk, nasehat, masukan, beserta dukungan dan motivasi selama awal penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Yulia Novita, S.Pd. I., M.Par. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat, motivasi dan nasehat selama masa perkuliahan ini.
6. ASLIM, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Siak Hulu dan Ibuk Dra.
Erdayeni selaku guru pembimbing lapangan selama peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Siak Hulu beserta staff pengajar dan staff tata usaha yang telah sudi memberi izin melakukan penelitian kepada peneliti hingga skripsi ini selesai tepat waktu danjuga siswakelas XI IPS 1 dan XI IPS 3 yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Seluruh rekan Mahasiswa Pendidikan Geografi dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau angkatan 2019.
8. Seluruh rekan-rekan PPL DR Plus 2022, sudi memberikan dorongan semangat kepada peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini..
vi
9. Selanjutnya peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan dengan segala kerendahanhati, kritikan dan saran dari semua pihak guna perbaikan untuk menujukesempurnaan. Akhirnya kepada Allah SWT peneliti serahkan segala- galanya. Wassalamu‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Pekanbaru, 17 Desember 2022 Peneliti
Nursyafitra
NIM. 11911223755
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat kesehatan serta nikmat kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam selalu dilimpahkan kepada baginda
Rasulullah SAW.
Ayahanda dan Ibunda
Terimakasih banyak ananda ucapkan kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda (Kasri) terimakasih ayah, sudah mengambil tanggung jawab besar akan
kami. Pengerobananmu tidak akan tergantikan bahkan tidak bisa ditukar dengan intan berlian. Dan ibunda (Nurhasanah). Ibu,terimakasih atas semua doa-doa yang
telah ibu berikan kepadaku, tanpa ibu aku tidak akan pernah bisa seperti ini.
semoga ayahanda dan ibunda selalu di beri kesehatan agar dapat menemani langkah-langkahku dan adikku (Ryan dan Apdal) menuju kesuksesan. Semoga karya ini menjadi kado terindah untuk ayahanda dan ibunda yang selalu mencintai
ananda.
Dosen Pembimbing
Bapak Drs. Akmal, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing penulis, memberikan
kemudahan, ilmu serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
Terimakasih banyak pak.
viii MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sunggh (urusan yang
lain)
(QS. Al-Insyirah: 6-7)
―Hanya karena prosesmu lebih lama daripada yang lain, bukan berati kamu gagal‖.
(Harland David)
Tidak ada yang peduli dengan cerita manis perjuanganmu sampai kamu sukses.
Jadi, sukseslah dahulu sebelum banyak cerita.
(Penulis)
ix
ABSTRAK
Nursyafitra, (2022) : Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Hasil Belajar Siswa IPS pada Materi Geografi di SMA N 2 Siak Hulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA N 2 Siak Hulu. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) kelas yaitu kelas eksperimen XI IPS 3 yang diberi perlakuan dengan metode problem solving dan kelas kontrol XI IPS 1 yang tidak diberi perlakuan hanya dengan metode konvensional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Statistik Deskriptif dan statistik parametrik dengan uji T-Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata dari efektivitas metode problem solving adalah 0,7180 > 0,7 maka kategori yang diperoleh tinggi dan adanya pengaruh penggunaan metode problem solving pada kelas eksperimen memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 4.485 maka kriteria nilai effect size tersebut sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi geografi di SMAN 2 Siak Hulu.
Kata Kunci: Pengaruh, Metode Problem Solving, Hasil Belajar
x ABSTRACT
Nursyafitra, (2022): The Effect of Problem-Solving Method toward Learning Achievement of Social Science Students on Geography Material at State Senior High School 2 Siak Hulu
This research aimed at finding out the effect of Problem-Solving method toward student learning achievement on Geography material at the eleventh grade of Social Science at State Senior High School 2 Siak Hulu. Quantitative approach was used in this research with quasi-experimental method. The samples were 2 classes—the eleventh-grade students of Social Science 3 as the experimental group given a treatment with Problem Solving method and the students of Social Science 1 as the control group taught by using conventional method. The techniques used for data collection in this study are tests and documentation. The data analysis techniques that the authors used in this study were descriptive statistics and parametric statistics using the T-test. The results of this study indicate that the average effectiveness of the problem solving method is 0.7180 >
0.7, so the category obtained is high, and the influence of the use of problem solving methods in the experimental class gives a significant effect of 4,485, so the criterion value of the effect size is very large in improving student learning outcomes. Based on the calculation result, it could be stated that the use of Problem-Solving method could increase student learning achievement on Geography material at State Senior High School 2 Siak Hulu.
Keywords: Effect, Problem-Solving Method, Learning Achievement
xi
صخلم
( ،ةرطفاش رون ٢٢٢٢
ذيملاتل ملعتلا جئاتن ىلع تلاكشملا لح ةقيرط ريثأت :) ةسردملا يف ايفارغجلا ةدام يف ةيعامتجلاا مولعلا مسق
ةيموكحلا ةيوناثلا ٢
ولوه كايس
ملعتلا جئاتن ىلع تلاكشلما لح ةقيرط يرثأت ىدم ةفرعم لىإ ثحبلا اذى فدهي ةيموكلحا ةيوناثلا ةسردلما في ايفارغلجا ةدام في ةيعامتجلاا مولعلا مسق ذيملاتل ۲
كايس
اذى في ةنيعلا تنوكت .ةبرجتلا وبش ةقيرطو يمكلا جهنلما ثحبلا اذى مدختسي .ولوى فصلا اهم ينفص نم ثحبلا ١۱
ةيعامتجلاا مولعلا مسقل ٣
لماعتلا تمو بييرتج فصك
فصلاو ،تلاكشلما لح ةقيرطب وعم ١١
ةيعامتجلاا مولعلا مسقل ١
لمو طباض فصك
يى ثحبلا اذى في تانايبلا عجم تاينقت .طقف ةيديلقتلا ةقيرطلاب لاإ وعم لماعتلا متي ا اهتمدختسا تيلا تانايبلا ليلتح ةينقتو .قيثوتلاو رابتخلاا ثحبلا اذى في ةثحابل
رابتخا عم ةيملعم تاءاصحإو ةيفصو تاءاصحإ -
نأ لىإ ثحبلا اذى جئاتن يرشت .ت
وى تلاكشلما لح ةقيرط ةيلاعف طسوتم ٠٫٠١١٠
>
٠٫٠ لوصلحا تم تيلا ةئفلاو ،
غلبي يونعم يرثأت ول بييرجتلا فصلا في تلاكشلما لح ةقيرط مادختساو ،ةيلاع اهيلع ٤٫٤١٥ لما ةميقلاو ،
نم .ذيملاتلا ملعت جئاتن ينستح في اًدج ةيربك يرثأتلا مجلح ةيرايع
نسيح نأ نكيم تلاكشلما لح ةقيرط مادختسا نأ يرسفت نكيم ،تاباسلحا هذى جئاتن ةيموكلحا ةيوناثلا ةسردلما في ايفارغلجا ةدام في ذيملاتلا ملعت جئاتن ٢
ولوى كايس .
لح ةقيرط ،ريثأتلا :ةيساسلأا تاملكلا
ملعتلا جئاتن ،تلاكشملا
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ... i
PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iii
PERSEMBAHAN ... vii
MOTTO ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Penegasan Istilah ... 5
C. Batasan Penelitian ... 5
D. Permasalahan... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A. Landasan Teori ... 9
B. Penelitian yang Relevan ... 30
C. Konsep Operasional ... 33
D. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis dan Desain Penelitian ... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
D. Variabel Penelitian ... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 41
G. Teknik Analisis Data ... 45
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
B. Pembahasan ... 70
BAB V PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ... 79
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Model desain penelitian ... 35
Tabel III.2 Populasi Penelitian ... 38
Tabel III.3 Sampel Penelitian ... 39
Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda ... 43
Tabel III.5 Kriteria Reliabilitas Soal ... 44
Tabel III.6 Hasil Uji Reabilitas ... 44
Tabel III. 7 Kriteria Effect Size ……… 50
Tabel IV.1 Profil SMAN 2 Siak Hulu ... 53
Tabel IV.2 Tenaga Pengajar ... 57
Tabel IV.3 Jumlah Siswa ... 60
Tabel IV.4 Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 61
Tabel IV.5 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 62
Tabel IV.6 Pretest Kelas Eksperimen ... 63
Tabel IV.7 Pretest Kelas Kontrol ... 64
Tabel IV.8 Posttest Kelas Eksperimen ... 64
Tabel IV.9 Posttest Kelas Kontrol ... 65
Tabel IV.10 Hasil Uji Normalitas ... 65
Tabel IV.11 Hasil Uji Homogenitas ... 66
Tabel IV.12 Hasil Uji Independent Sample T Test ... 67
Tabel IV.13 Rata-rata Independent Sample T Test ... 68
Tabel IV.14 Kategori Pembagian N-Gain Score ... 68
Tabel IV.15 Uji N-Gain Score ... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Peta Lokasi SMAN 2 Siak Hulu ... 37 Gambar IV.2 Denah Lokasi SMAN 2 Siak Hulu ... 53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Melakukan Prariset ... 80
Lampiran 2 Balasan Izin Melakukan Prariset ... 81
Lampiran 3 SK Pembimbing (Perpanjangan) ... 82
Lampiran 4 Kegiatan Bimbingan Proposal ... 83
Lampiran 5 Berita Acara Ujuan Proposal ... 84
Lampiran 6 Pengesahan Perbaikan Ujian Proposal ... 85
Lampiran 7 Surat Izin Melakukan Riset ... 86
Lampiran 8 Surat Rekomendasi DPMT ... 87
Lampiran 9 Surat Izin Riset Dinas Pendidikan ... 88
Lampiran 10 Surat Balasan Riset Dari Sekolah ... 89
Lampiran 11 Silabus Geografi ... 90
Lampiran 12 RPP Kelas Eksperimen ... 96
Lampiran 13 RPP Kelas Kontrol ... 108
Lampiran 14 Kisi-kisi Instrumen Soal ... 113
Lampiran 15 Soal Penelitian ... 118
Lampiran 16 Kegiatan Bimbingan Skripsi ... 124
Dokumentasi ... 125
1 A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (UU.R.I. No.2 tahun 1989, bab I, Ps. 1, butir 1). (Hamalik, 1994) Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan baik khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.
Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup.
Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang, kapan dan dimanapun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar. tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. Tujuan pendidikan tidak terbatas, tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup. (Kadir, 2012)
Secara umum guru adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah.
Guru-guru ini harus memiliki kualifikasi formal. Dalam defenisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan hal yang baru dapat dianggap sebagai guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru antara lain dosen, mentor, tentor, dan tutor.
Tugas maupun fungsi guru merupakan sesuatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi, tugas dan fungsi sering kali disejajarkan
sebagai peran. Menurut UU No.20 Tahun 2003 dan UU dan UU No. 14 Tahun 2005, peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta didik. (Uno & Lamatenggo, 2018)
Upaya pembelajaran pada dasarnya berfungsi sebagai perangsang (stimulus) eksternal untuk membantu seseorang belajar, mengorganisasi dan mengintegrasikan sejumlah pengalaman baru ke dalam skema secara bermakna, sehingga terbentuk struktur kognitif yang dapat digunakan sebagai pengait informasi pada kegiatan belajar. Hal ini berarti variabel internal yang berupa karakteristik peserta didik yang berupa locus of control dalam belajar merupakan unsur penting yang berkaitan dengan hasil belajar. (Karwono, 2018)
Hasil belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas, dalam hal ini hasil belajar meliputi keaktifan, keterampilan proses, motivasi, dan prestasi belajar. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dalam bentuk angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar kepada siswa dalam waktu tertentu.
Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur (Arikunto, 1990: 133).
Banyak sekali objek yang bisa dijadikan bahan kajian untuk menghasilkan metode pembelajaran, baik yang berasal dari akal pikiran manusia maupun dari sumber lain. Al-qur‘an banyak mengemukakan prinsip-
prinsip metode pendidikan islam yang secara umum terdapat dalam firman Allah swt QS Al-Nahl:
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al- Nahl:125).
Ada tiga prinsip umum metode pendidikan Islam yang terdapat pada ayat di atas, yaitu: (1) al-Hikmah, (2) al-Mau‘izahal-Hasanah, dan (3) al- Mujadalah. Al-Qur‟an menuntut agar pendidikan dilaksanakan dengan penuh kebijaksanaan, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan serta memperhatikan kemungkinan perbedaan peserta didik dengan penuh lemah lembut dan kasih sayang.
Hadis Nabi Muhammad saw, juga banyak terkandung metode pembelajaran yang dicontohkan. Salah satunya adalah hadis berikut:
Artinya: “Mudahkanlah dan jangan kamu mempersulit. Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat mereka lari.” (H. R. Bukhari, Kitab al- ilm. No. 67).
Hadis tersebut mengisyaratkan kepada pendidik agar mengelola pembelajaran dengan menaarik dan menyenangkan, jangan sampai metode pembelajaran yang digunakan dapat mempersulit akivitas belajar peserta
didik, namun sebaiknya metode tersebut hendaklah dapat mempermudah, merangsang dan memotivasi aktivitas belajar peserta didik. (Sulaiman, 2017:
13-14)
Metode pembelajaran merupakan suatu startegi yang diterapkan dalam pembelajaran dikelas oleh guru. Salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan stimulus hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran problem solving. Metode Problem Solving adalah metode pembelajaran yang sistematis terdiri dari tahapan penyajian masalah kepada siswa, kemudian siswa memecahkan masalah tersebut secara tepat, serta dapat mengkomunikasikan atau mengungkapkan pendapat secara lisan tentang analisis masalah pemecahannya. (Suhendri & Mardalena)
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada salah satu Guru di SMA NEGERI 2 SIAK HULU diperoleh bahwa guru telah melakukan pembelajaran yang bervariasi seperti diskusi, metode konvensional dan ceramah. Tetapi hasil belajar belum maksimal, hal ini terlihat dari beberapa gejala sebagai berikut;
1. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM= 75).
2. Proses pembelajaran yang kurang bervariasi.
3. Kurangnya motivasi belajar siswa.
4. Siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada saat proses belajar mengajar.
Dari gejala diatas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul; ―Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Hasil Belajar Siswa IPS pada Materi Geografi di SMA N 2 Siak Hulu‖.
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pahaman terhadap dalam pemilihan judul ini perlu diadakan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Metode Problem Solving
Menurut Wena (2009: 52) bahwa ―metode problem solving adalah melakukan operasi procedural urutan tindakan, tahap demi tahap sistematis. Pemecahan masalah sistematis merupakan petunjuk untuk melakukan suatu Tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya.
(Mulyono, Strategi Pembelajaran, 2012) 2. Hasil Belajar Siswa
Sudjana (2009) mendefenisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam ini hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga komponen hasil belajar yaitu belajar efektif, kognitif dan psikomotorik.
Hasil belajar sebagai objek penilian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional. (Sudjana N. , 2011) Hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.
C. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, materi geografi dibatasi pada KD 3.4 Menganalisis ketahanan pangan nasional, penyediaan bahan industri, serta potensi energi baru dan terbarukan di indonesia dan KD 4.4 Membuat peta persebaran ketahanan pangan nasional, bahan industei, serta energi baru dan terbarukan di indonesia.
D. Permasalahan
1. Identifiakasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Siswa masih sulit memahami dalam proses pembelajaran Geografi.
b. Kebanyakan pembelajaran geografi sering menggunakan metode konvensional.
c. Rendahnya minat dan antusias dalam pembelajaran geografi.
d. Persiapan mengajar belum optimal.
e. Kurangnya minat dalam memahami materi yang diajarkan.
f. Belum diketahui pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa.
2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang dibatasi adalah pada pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa IPS pada materi geografi di SMA N 2 Siak Hulu.
3. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan dari alasan pemilihan judul diatas penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Seberapa besarkah pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa IPS pada materi geografi di SMA N 2 Siak Hulu?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa ips pada materi geografi di SMA N 2 Siak Hulu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat untuk pengembangan di bidang pendidikan berkaitan dengan proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan metode pembelajaran.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan bacaan dan masukan atau sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk pengembangan kompetensi guru dalam pemanfaatan metode pembelajaran.
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambahan pengetahuan dalam pemanfaatan metode pembelajaran khususnya pada materi geografi.
c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman materi geografi.
9 A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar itu sendiri menurut Horward Kingsley terbagi menjadi tiga macam hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan keterampilan motoris.
Sudjana (2009) mendefenisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun Dimyati & Mudjiono (2006) menggarisbawahi hasil belajar sebagai suatu interaksi antara pembelajar dan Tindakan mengajar.
Hasil belajar adalah apa yang diperoleh setelah melakukan belajar. Disini hasil belajar ruang lingkupnya luas, bisa dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Biasanya masyarakat luas cenderung hanya melihat hasil belajar dengan melihat pencapaian kognitif seorang anak saja, padahal di era yang serba maju sekarang ini pencapaian kognitif tanpa dibarengi oleh nilai afektif dan psikomotorik yang baik saja tidaklah cukup. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketercapaian hasil belajar seorang individu, baik dari segi internal
maupun eksternal. Penyeimbangan keduanya akan membawa pada keoptimalan hasil belajar yang baik bagi siswa.
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor ekstrenal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu, sehingga menetukan kualitas hasil belajar, Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar beserta dengan kaitannya dengan hasil belajar itu sendiri dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor -faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor- faktor internal ini meliputi faktor fisiologis, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis berkaitan dengan kondisi fisik seorang individu.
b) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan, tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan membaringkan tubuh atau beristirahat.
Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan di dalam tubuh, sehingga darah tidak lancer pada bagian tertentu.
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor eksogen, faktor-faktor ekstren juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.
Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor ekstren juga yang memengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang memengaruhi belajar ini mencakup sebagai berikut; Metode Mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan Gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara, Langkah, atau sintaks dalam pembeljaran yang dilakukan oleh pendidik dan diikuti oleh peserta didik dalam rangka mengptimalkan hasil belajar. (Setiaji, 2019) Metode pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai pelicin pembelajaran untuk mencapai tujuan, karena pada dasarnya metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memperlancar berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada tujuan. Oleh karena itu metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar.
(Thaha, 2004)
Dikarenakan metode merupakan cara atau sintaks pembelajaran, maka metode memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Tanpa metode proses pembelajaran tidak akan mampu berjalan. Metode dapat diibaratkan sebagai ―rambu-rambu‖ atau ―petunjukarah‖ agar proses pembelajaran tidak tersesat dan berjalan sampai tujuan sesuai dengan wakatu dan hasil yang telah ditentukan.
Metode pembelajaran secara umum memiliki empat tahapan utama, yakni tahap apersepsi, tahap inti, tahap produksi, dan tahap refleksi. Berikut;
1) Tahap pertama adalah apersepsi yakni tahap pendahuluan untuk menyiapkan mental dan focus peserta didik terkait kesiapannya dalam menerima pembelajaran.
2) Tahap kedua yakni tahap inti. Tahap ini merupakan tahap kajian dan pembahasan materi pembelajaran.
3) Tahap ketiga disebut juga tahap produksi yakni bagian dimana peserta didik mampu menunjukkan perkembangan pemahaman secara komprehensif dari keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Tahap terakhir yakni tahap refleksi. Refleksi adalah penilaian atau umpan balik yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran.
b. Tujuan dan Manfaat Metode dalam Pembelajaran Tujuan metode pembelajaran:
1) Memberikan arah yang jelas proses pembelajaran.
2) Sebagai upaya meningkatkan semangat peserta didik 3) Mengembangkan kreativitas.
4) Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
5) Meningkatkan kerja sama.
Secara umum metode pembelajaran berperan sebagai Langkah atau cara Langkah dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya Langkah yang konkrit, sebuah proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik. Pendidik dengan sadar harus mengatur lingkungan belajar dan menghadirkan suasan kebahagiaan dalam pembelajaran. Dengan pengetahuan mengenai teori dan pengalaman yang dimilikinya, pendidik akan mempersiapkan dan menjalankan proses pembelajaran secara sistematis. Secara spesifik, metode memiliki manfaat yang besar dalam pembelajaran diantaranya:
1) Memperkaya strategi pembelajaran.
2) Meningkatkan motivasi belajar.
3) Metode merupakan pedoman pembelajaran.
4) Metode merupakan media mencapai tujuan pembelajaran.
c. Jenis-jenis metode pembelajaran
Berikut beberapa jenis metode pembelajaran diantaranya;
1) Metode Luar Kelas 2) Metode Penemuan
3) Metode Diskusi 4) Metode Ceramah 5) Metode Demonstrasi
6) Metode Pemecahan masalah (problem solving) 7) Metode Sumbang pendapat
8) Metode Studi wisata
Dari jenis-jenis metode diatas, peneliti memilih metode pemecahan masalah (Problem solving) dengan alasan;
1) Dengan menggunakan metode problem solving siswa dapat belajar dengan aktif.
2) Siswa tidak bergantung pada yang disampaikan oleh guru, tetapi dapat memecahkannya sendiri.
3) Siswa dapat bertanggung jawab terhadap apa yang telah di pelajari.
3. Metode Pembelajaran Problem Solving a. Pengertian Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lainnya dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Hakikat pemecahan masalah atau problem solving adalah melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan suatu masalah.
(Mulyono, Strategi Pembelajaran , 2012)
Menurut Mulyono hakikat pemecahan masalah (problem solving) merupakan aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam situasi yang berbeda. (Abdurrahman, 2003)
Polya mengatakan bahwa pemecahan masalah (Problem Solving) adalah suatu aspek berfikir tingkat tinggi \, sebagai proses menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
Selain itu, pemecahan masalah merupakan suatu aktivitas intelektual untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi dengan menggunakan bekal pengetahuan yang sudah dimiliki.
Problem Solving oleh Georgo Polya didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk:
1) Menemukan cara mengetahui apa yang tidak diketahui atau apa yang dicari.
2) Menentukan jalan keluar dari kesulitan.
3) Menemukan jalan keluar di sekitar suatu rintangan.
4) Mencapai akhir yang diinginkan dari suatu yang tidak segera dicapai dengan cara langsung. (Areana, 2012)
Metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Prinsip pada dasar metode ini adalah perlu adanya aktivitas dalam mempelajari sesuatu. Aktivitas akan
timbul jika guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi peserta didik. (Hamdani, 2011)
b. Langkah-langkah Metode Problem Solving
1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.
2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan alat membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada Langkah kedua diatas.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam Langkah ini peserta didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok.
Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demontrasi, tugas, diskusi, dan lain- lain.
5) Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Mulyono, Strategi Pembelajaran, 2012)
Dalam mencari informasi dalam menyelesaikan masalah/
menjawab pertanyaan, peserta didik diberi kesempatan untuk memberi
pendapat (brain stroming), baik, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peserta didik, membaca referensi, maupun mencari data informasi dari lapangan.
Pembelajaran yang menerapkan metode problem solving, peran guru lebih banyak menempatkan kemudahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sebagai motivator, yaitu guru berperan memotivasis peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan sebagai dinamistor belajar. Proses pembelajaran yang memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik merupakan prasyarat bagi peserta didik untuk berlatih belajar mandiri.
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Problem Solving Kelebihan metode pembelajaran problem solving;
1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan 2) Melatih siswa untuk berfikir dan bertindak kreatif 3) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
4) Siswa dapat mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan terkait masalah yang sedang dihadapi.
5) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
6) Merangsang perkembangan kemampuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.
7) Dapat membuat Pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan.
Kelemahan metode pembelajaran problem solving;
1) Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi waktu Panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
2) Siswa yang pasif dan malah akan tertinggal
3) Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.
4. Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Hasil Belajar
Metode pembelajaran Problem Solving membantu siswa menyelesaikan masalah dengan Langkah-langkah tertentu. Penerapan metode problem solving akan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta mengembangkan proses berpikir siswa, karena dituntut untuk mencari pemecahan masalah baik secara individu maupun kelompok kelompok. Dengan demikian siswa menjadi lebih mudah dalam memehami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar dan respon siswa.
Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar. Merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui metode problem solving diharapkan dapat lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar (Mitlanadi, 2021).
5. Ketahanan Pangan, Industri, dan Energi
a. Pengertian Ketahanan Pangan, Bahan Industri, serta Energi Baru dan Terbarukan.
1) Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
2) Bahan Industri
Indsutri merupakan negara dengan hasil kekayaan sumber daya alam yang sangat besar. Bahan industri adalah semua bahan yang di dapat dari sumber daya alam dan/ diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
3) Energi Baru dan Terbarukan
Energi baru adalah sumber energi yang dapat dijadikan sebagai alternatif sumber energi, sedangkan energi terbarukan merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain tenaga surya, panas bumi, angin, bioenergy, radiasi sinar matahari, aliran air dan terjunan air, serta Gerakan perbedaan suhu lapisan laut.
b. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Peternakan untuk Ketahanan Pangan Nasional.
1) Potensi dan Sebaran Sumber Daya Pertanian
Potensi pertanian di Indonesia didukung oleh letak geografis indonesia yang berada disekitar garis khatulistiwa, kesuburan
tanah, persediaan air yang melimpah, sumber daya hayati, dan kondisi iklim tropis yang sesuai.
2) Potensi dan Sebaran Sumber Daya Perkebunan
Perkebunan terdiri atas berbagai jenis komoditas, ada yang berupa buah seperti kelapa, kelapa sawit, kopi, cokelat, pala, dan getah seperti kaaret dan damar.
3) Potensi dan Sebaran Sumber Daya Perikanan
Potensi kelautan di indonesia didukung oleh letak geografis indonesia dan memiliki gaaris pantai terpanjang kedua didunia dan memiliki kekayaan laut yang besar.
c. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Untuk Penyediaan Bahan Industri.
1) Pertanian
Industri yang berbasiskan pertanian menjadi industri pengolahan hasil pertanian pangan, pertanian buah-buah, dan pertanian sayuran. Industri pengolahan hasil pertanian pangan antara lain penepungan. Industri penepungan (powdering) bertujuan untuk menghasilkan produk pangan yang memiliki nilai yang tinggi. Tepung dapat menghasilkan produk seperti kue dan roti. Selain penepungan hasil pertanian dapat diolah seperti emping, dodol, mi, kerupuk, dan getuk.
2) Perkebunan
Di Indonesia perkebunan banyak dikelola oleh pemerintah, pihak pengusaha swasta, dan masyarakat. Keberadaan perkebunan di indonesia sangat beragam bergantung pada daerah, iklim, tanah, dan ketinggian tempat.
a) Komoditas Buah
Indonesia memiliki kekayaan melimpah yang dikenal di dunia, antara lain kelapa, kelapa sawit, dan kopi.
(1) Kelapa
Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar di dunia. Kelapa merupakan bisnis yang dapat dikembangkan mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, dan pestisida), proses produksi, pengolahan produk kelapa (turunan dari daging, tempurung, sabut, kayu, lidi, dan nira), dan aktivitas penunjangnya.
(2) Kopi
Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brasil, Kolombia, dan Vietnam. Tanaman kopi dibedakan atas kopi arabika, kopi robusta, dan kopi jiberika. Kopi robusta dan liberika dapat tumbuh baik dari dataran rendah sampai pegunungan, sedangkan kopi arabika hanya tumbuh baik di daerah pegunungan.
(3) Kelapa Sawit
Kelapa sawit berasal dari kamerun yang dapat dikembangkan di dataran rendah daerah tropis. Kelapa sawit merupakan bahan penghasil minyak goreng dan sabun. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya diusahakan oleh perusahaan negeri, tetapi juga diusahakan oleh rakyat swasta.
(4) Kakao
Kakao peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa negara.
b) Komoditas Rempah-Rempah (1) Pala
Pala merupakan rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Buah dan biji pala merupakan komoditas unggulan sejak zaman romawi. Pala mengandung minyak atsiri yang digunakan untuk campuran parfum dan sabun.
(2) Cengkih
Cengkih merupakan tanaman asli indonesia yang berasal dari maluku yang sekarang sudah banyak tersebar didunia.
(3) Lada (Merica)
Lada merupakan tumbuhan yang diambil bijinya.
Tanaman ini tumbuh di daerah tropis yang curah hujannya tinggi. Lada digunakan sebagai bumbu masak.
(4) Kayu Manis
Kayu manis adalah sejenis pohon yang termasuk rempah-rempah. Kayu manis merupakan bumbu makanan tertua yang digunakan penduduk mesir kuno pada 5.000 tahun yang lalu.
(5) Kayu Putih
Kayu putih merupakan pohon penghasil minyak kayu putih. Tanaman ini banyak terdapat di kepulauan maluku. Minyak kayu putih ini merupakan hasil penyulingan daun atau rantingnya.
c) Komoditas Industri (1) Teh
Teh banyak tumbuh di daerah pegunungan dan daratan tinggi. Daerah yang memiliki perkebunan the yang paling luas adalah jawa barat.
(2) Tebu
Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian idonesia. Gula merupakan salah satu
kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relative murah. Gula dihasilkan dari pohon tebu.
(3) Tembakau
Tembakau berasal dari meksiko yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tembakau diambil daunnya sebagai bahan baku utama rokok.
(4) Karet
Karet merupakan tanaman yang diambil getahnya yang disebut lateks. Indonesia merupakan produsen karet terbesar dan terluas kedua di dunia. Karet digunakan sebagai bahan baku ban, untuk industri otomotif dan militer.
3) Peternakan
Sektor peternakan berdasarkan jenis usmber daya hewan yang dikembangkan dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu ternak besar; ternak kecil, dan ternak unggas.
4) Perikanan
ikan merupakan komoditas yang cepat rusak sehingga harus menggunakan teknologi pengolahan agar meningkatkan nilai tambah konsumsi masyarakat. Ikan harus segera diawetkan melalui berbagai Teknik seperti pendinginan atau pembekuan. Bahan yang digunakan untuk mengawetkan ikan yaitu es, bahan pengawet formalin dilarang.
5) Kehutanan
Letak geografis indonesia yang berada di daerah tropis menyebabkan indonesia kaya akan hasil hutan, yaitu kayu dengan kualitas tinggi. Produk utama hutan indonesia adalah kayu olahan seperti kayu lapis, kayu, dan gergaji.
d. Potensi dan Persebaran Sumber Daya untuk Penyediana Energi Baru dan Terbarukan.
1) Energi Matahari
Energi matahari meruapakan energi utama yang diterima oleh bumi. Matahari yang menyinari indonesia sepanjang tahun dapat dijadikan sumber pembangkit listrik. Saat ini penggunaan energi surya di indonesia masih kurang dari 5% total pemakaian energi nasional.
2) Energi Air
Curah hujan yang tinggi dan topografi indonesia yang bervariasi banyak terdapatnya sungai-sungai dan air terjun sehingga sangat berpotensi untuk energi yang bersumber dari air maupun mikrohidro.
a) Pembangkit listrik Tenaga Air
PLTA terlebih dahulu dengan membendung air sungai sehingga menjadi waduk kemudian didekat bendungan dibangun pipa yang mengalirkan air dari atas untuk menggerakkan turbin.
b) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh)
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan pembangkit listrik berskala kecil yaitu kurang dari 200 kw.
Pembangkit ini menggunakan aliran air sebagai sumber penghasil energi. Aliran air yang dapat di gunakan yaitu sistem irigasi, sungai yang dibendung, dan air terjun.
3) Energi Gelombang Laut dan Arus Laut
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gelombang atau ombak laut. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia sangat kaya energi ombak dan arus laut.
4) Energi Panas Bumi
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia. Pengembangan panas bumi merupakan alternatif yang sangat tepat untuk menunjang pemenuhan kebutuhan energi nasional.
5) Energi Angin
Angin dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin listrik atau memompa air untuk kebutuhan pertanian dan peternakan. Bagian angin yang digunakan untuk pembangkit listrik yaitu kecepatan angin.
6) Energi Biomassa
a) Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Pembangkit listrik tenaga sampah merupakan upaya untuk mengurangi sampah yang menumpuk dan menimbulkan polusi. Sampah yang digunakan untuk PLTSa yaitu sampah organik yang berasal dari pasar, rumah tangga, maupun tempat lainnya.
b) Bioethanol, Biodiesel, dan Biogas
Bioethanol merupakan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan hijau yang menghasailkan etanol sebagai pengganti bensin (premium), misalnya ubi kayu dan ampas tebu. Bahan bakar bioethanol, disebut gasohol. Adapun biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan hijau pengganti solar seperti kelapa sawit, buah jarak, kacang- kacangan. Tumbuhan hijau tersebut menghasilkan minyak.
Selain itu, kotoran manusia dan kotoran ternak seperti sapi, kerbau, kuda dapat menghasilkan biogas.
7) Energi Nuklir
Energi nuklir adalah sebuah energi alternatif yang relaitf besar potensinya untuk menggantikan energi fosil. Saat ini, cadangan uranium dunia cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dunia 100 tahun.
e. Pengelolaan Sumber Daya dalam Penyediaan Bahan Pangan, Bahan Industri, serta Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia.
1) Investarisasi
Inventarisasi berkaitan dengan pegumpulan data dan informasi mengenai sumber daya baik dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan. Informasi ini disusun dan diklasifikasikan dalam bentuk basisdata pada masing-masing wilayah.
2) Pemanfataan
Pemanfaatan sumber daya merupakan tahapan eksploitasi untuk menghasilkan produk berbasis sumber daya yang diperlukan oleh masyarakat. Pemanfataan sumber daya sangat memerlukan kualitas sumber daya manusia dan teknologi yang baik. Sumber daya manusia dan teknologi merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan industri berbasis sumber daya alam.
3) Pelestarian
Pelestarian sumber daya merupakan kegiatan menjaga, agar sumber daya tetap lestari keberadaannya sehingga dapat dimanfaatkan juga oleh generasi selanjutnya. (Huda, 2016)
B. Penelitian yang Relevan
Berikut penelitian yang relevan dengan penulis yang telah dilakukan oleh;
1. Noor Fatmawati dengan judul “Efektivitas Belajar Dengan Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Ma Nahdlatul Muslimin Kabupaten Kudus”. Pengaruh antara aktivitas belajar dengan metode problem solving terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin memiliki kategori sedang karena ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa rendah tetapi hasil belajar yang diperoleh tinggi. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengaruh antara aktivitas siswa dengan hasil belajar siswa belum efektif.
Persamaan; Menggunakan Metode Problem Solving dan variabel yang diteliti adalah hasil belajar siswa.
Perbedaan; Penelitian terdahulu melihat efektivitas belajar dengan metode belajar problem solving, sedangkan penelitian sekarang meneliti pengaruh metode problem solving.
2. Nur Alim Syah dengan judul “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa IPA Konsep Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang”. Dari hasil analisis yang menunjukkan adanya pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap hasil belajar IPA Konsep Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan, sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan
pada siswa di mana pada awal kegiatan tes hasil belajar ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata KKM dan sedikit siswa yang mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama siswa. yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 9 orang (60%), sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 2 orang (13,33%) siswa yang tidak mencapai nilai KKM. Pada awal pertemuan, hanya sedikit siswa yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Akan tetapi sejalan dengan digunakannya metode problem solving siswa mulai aktif pada setiap pertemuan.
Persamaan; Penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang sekarang sama menggunakan metode problem solving dan variabel Y nya adalah hasil belajar siswa.
Perbedaan; Pada penelitian terdahulu meneliti sekolah menengah pertama dengan mata pelajaran IPA pada materi Konsep Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan penelitian sekarang meneliti sekolah menengah atas pada jurusan IPS Kelas X pada mata pelajaran Geografi dengan materi Indonesia sebagai poros maritim dunia terhadap hasil belajar siswa.
3. Sulastri dengan judul “Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Di Kelas VIII C SMP Negeri 2 Tolitoli”. Dengan menggunakan metode problim solving hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil diskusi dan hasil tes pada akhir siklus maupun hasil posttest yang diadakan pada
akhir pelajaran. Penggunaan metode problem solving dimaksudkan atau menuntaskan suatu materi baik secara berkelompok maupun secara individual secara kritis dan rasional, dengan cara mengaitkan materi pembelajaran dengan masalah-maslah yang riil terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Persoalan-persoalan itu di bawa ke kelas dan didiskusikan, dianalisis secara kritis. Cara ini terbukti dapat merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, pemikiran kritis dan sikap kritis dalam pemecahan masalah. Problem solving melalui diskusi kelompokjuga dapat melatih kemampuan siswa untuk bekeja sama, menyampaikan pendapat dan menerima pendapat orang lain serta dapat membelajarkan siswa untuk dapat bertanggungjawab atas pekerjaannya.
Persamaan; Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang sama menggunakan metode problem solving.
Perbedaan; Pada penelitian terdahulu tidak menggunakan pengaruh tetapi penerapan pada metode problem solving untuk meningkatkan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa.
C. Konsep Operasional
Konsep operasional ini merupakan penjawaban konkrit dari konsep teoritis agar mudah dipahami dan digunakan sebagai acuan dilapangan penelitian. Adapun variabel yang dioperasikan adalah metode problem solving (variabel x) dan hasil belajar siswa (variabel y).
1. Metode Problem Solving (Variabel X)
Adapun Langkah-langkah model problem solving yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan permasalahan yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Guru mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan alasan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
c. Guru menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada Langkah kedua diatas.
d. Guru menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam Langkah ini peserta didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul- betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demontrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
e. Guru dan peserta didik menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Mulyono, Strateegi Pembelajaran, 2012).
2. Hasil Belajar (Variabel Y)
Indikator hasil belajar dalam penelitian ini diukur dengan melihat kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran geografi dalam bentuk tes soal pilihan ganda.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut;
Ha : Terdapat pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa ips pada materi geografi di SMA N 2 Siak Hulu.
Ho : Tidak terdapat pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa ips pada materi geografi di SMA N 2 Siak Hulu.
35 A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini berjenis eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha melihat hubungan sebab akibat dari satu atau lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel kontrol. Menurut Isaac dan Michael (1977: 24) menerangkan bahwa penelitian Ekperimen bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
(Setyano, 2005)
Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental Design, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. (Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan;
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2011) Berikut tabel Model desain penelitian;
Tabel. III.1 Model desain penelitian
Kelompok Pre-test Treatmen Pos-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan:
X = Perlakuan dengan penggunaan metode problem solving O1 = Pemberian Pretest kelas eksperimen
O2 = Pemberian posttest kelas eksperimen O3 = Pemberian pretest kelas kontrol O4 = Pemberian posttest kelas kontrol
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 2 SIAK HULU Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Waktu penelitian pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Berikut peta lokasi penelitian;
Gambar III.1 Peta Lokasi Peneletian SMA N 2 Siak Hulu
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA NEGERI 2 SIAK HULU tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 186 siswa yang terdiri dari 6 kelas.
Tabel III.2 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah
1. XI IPS 1 30
2. XI IPS 2 32
3. XI IPS 3 30
4. XI IPS 4 31
5. XI IPS 5 33
6. XI IPS 6 35
Total 191
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah siswa dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teknik Cluster Sampling (Area Sampling). Teknik sampling area yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. (Sugiyono, Metode Penelitian, 2019).
Dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel penulis menggunakan 2 kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pembagian kelas disekolah tersebut berdasarkan tingkatan kognitif siswa dan berdasarkan informasi dari guru, kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang hampir sama.
Tabel III.3 Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah
1. XI IPS 3 (Kelas Ekseperimen) 30
2. XI IPS 1 (Kelas Kontrol) 30
Total 60
D. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai ―variasi‖ antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hacth dan Farhady, 1981).
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan metode problem solving pada materi Ketahanan Pangan, Industri, dan Energi.
2. Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi Ketahanan Pangan, Industri, dan energi yang diukur dengan tes pengetahuan (kognitif).
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik Tes (test)
Tes sebagai instrument pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimilki invividu atau kelompok. Tes yang digunakan berupa Tes Prestasi (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini akan menggunakan tes hasil belajar yang mengukur hasil belajar yang dicapai siswa.
Ada 2 macam pelakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. PreTest, bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pretest dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Adapun manfaat dari diadakannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan.
Dengan mengetahui kemampuan awal siswa, guru akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran yang akan di tempuhnya nanti.
b. Post Test, merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah/materi telah disampaikan. Posttest adalah evaluasi akhir saat materi yang diajarkan pada hari itu telah diberikan yang mana seorang guru
memberikan posttest dengan maksud apakah murid sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja diberikan pada hari itu. (Restu Wibawa, 2017)
Berdasarkan uraian diatas, tes yang dilakukan berupa soal pilihan ganda dengan jumlah item sebanyak 20 soal. maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan metode pokok untuk memperoleh data hasil belajar siswa terhadap pengaruh dari Metode problem solving pada Kelas XI IPS di SMA N 2 Siak Hulu.
2. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentar, data yang paling relevan penelitian. (Riduwan, 2013)
Menurut (Sukmadinata, 2013:220) ―Dokumentasi merupakan suatu Teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik‖.
Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa data siswa yang menjadi subjek dalam penelitian.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini lebih banyak menggunakan instrumen tes. Pada tes kemampuan pemecahan masalah di uji coba menggunakan uji validitas tes dan reabilitas instrument. Sebelum digunakan dalam penelitian, penulis menguji coba instrumen ini kepada peserta didik yang sudah mendapat materi untuk
mengetahui apakah instrumen ini layak atau tidak digunakan dalam penelitian.
Berikut analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen penelitian.
1. Vadilitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur. (Aritkunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, 2007)
Suatu instrumen evaluasi dikatakan valid, seperti yang dikemukakan oleh Johanson apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. (Sukardi, 2011) Instrumen pada penelitian ini menggunakan tes essai, Validitas ini dapat dihitung dengan koefisien korelasi menggunakan product moment yang dikemukakan oleh Karl Person sebagai berikut: (Aritkunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, 2013)
∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) ) Keterangan;
= Koefisien Vadilitas N = Jumlah Peserta Tes X = Skor Masing-masing Y = Skor Total
Harga kritik (Product moment) dapat dikatakan signifikan jika harga lebih besar dari harga . (Novalia, 2014)