IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DI BIDANG PRIBADI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd
Disusun Oleh :
Qurrota A’yun Eka Sunaryo Putri K5418059 / C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2020
A. Pengertian Bidang Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling/konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Bidang bimbingan pribadi yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
B. Tujuan Bidang Pribadi
Adanya bimbingan dan konseling dalam bidang pribadi bertujuan agar peserta didik mampu :
1. Memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis
2. Mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya 3. Menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik
4. Mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa
5. Mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur
6. Mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
C. Ruang Lingkup Bidang Pribadi
Adapun ruang lingkup dalam bidang pribadi meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri, pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa, kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan aktualiasi diri secara bertanggung jawab.
D. Identifikasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Bidang Pribadi
Identifikasi permasalahan peserta didik berbeda pada tiap jenjang atau tingkatan Pendidikan. Berikut adalah identifikasi masalah peserta didik pada bidang pribadi yang meliputi tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah (SMP dan SMA/SMK).
▪ Jenis Permasalahan Bidang Pribadi di Sekolah Dasar
Permasalahan pribadi anak sekolah dasar adalah munculnya kesenjangan antara harapan terhadap pribadinya dengan kenyataan pribadinya yang tidak diharapkan individu.
1. Pemakai Tangan Kiri
Pemakaian tangan kiri (kidal) merupakan bahaya potensial bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik, Hal tersebut berbahaya dalam dua kondisi sebagai berikut :
- Jika anak yang kidal menyadari bahwa mereka berbeda, dan jika merasa ebih rendah. Maka dapat mempengaruhi sikap terhadap diri sendiri dan perilaku mereka.
- Anak yang kidal terhambat untuk mempelajari dan menghasilkan keterampilan yang menurut keyakinannya berada di bawah kemampuannya.
Penyebab terjadinya masalah dengan anak akiba anak kidal yaitu mereka merasa berbeda dengan anak lain. Terjadi karena tidak ada yang memberitahu tindakan tersebut salah hingga menjadi kebiasaan.
2. Penuntut
Reaksi yang ditimbukan akibat reaksi emosional dan reaksi sosial yang tidak menyenangkan sebagia akibat dari kurangnya kasih sayang.
3. Pemalu
Rasa malu merupakan fenomena yang biasa pada anak sekolah dasar. Penyebab utama terjadinya rasa malu karena kurangnya kecerdasan sosial, atau dengan kata lain umumnya mereka tidak mengetahui bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Selain kecerdasan sosial, penyebab lain adalah unsur rendahnya
harga diri, pengalaman buruk dimasa lalu, kondisi fisik yang kurang sempurna, serta lingkungan keluarga yang kurang nyaman dalam berinteraksi.
4. Penakut
Ketakutan pada segaa sesuatu yang bersifat asing. Hal ini dapat menghalangi berkembangnya kreativitas anak.
5. Pemurung
Kemurungan merupakan wujud dari emosionalitas yang meninggi akibat sesuatu yang tidak disuakainya dan berada di luar batas pengendalian yang disadari.
6. Melamun Berlebihan
Melamun merupakan salah satu bentuk kreativitas yang potensial berbahaya, sebab melamun mudah menjadi cara untuk menghindar dari kenyataan yang tidak menyenangkan.
7. Kegagalan Merangsang Aktivitas
Adanya kondisi yang menghambat rangsangan menyebabkan perkembangan yang terhalang.
8. Ketidakmampuan Mendeteksi Kreativitas Pada Waktu yang Tepat Hal ini dapat terjadi sebab rangsangan terhadap perkembangan kreatifitas diabaikan.
9. Keyakinan Bahwa Disiplin dan Hukuman itu Sinonim
Akibat dari keyakinan tersebut yaitu mereka yakin bahwa seorang pendisplin yang baik ialah seorang yang menggunakan hukuman untuk menghalangi perilaku yang salah atau untuk mengajar anak apa yang diterima dan yang tidak diteriman oleh kelompok sosialnya.
10. Ketidakkonsistenan Dalam Disiplin
Paling umum terjadi dalam peraturan hukuman dan cara mendisiplinkan, yang berdampak anak menjadi nakal dan melakukan tindakan kriminal.
11. Egosentris
Pada siswa tingkat SD dengan masalah egosentris, mereka menginginkan terpusatnya perhatian kepada diri mereka.
12. Penerimaan Sosial
Penerimaan sosial yang kurang menyebabkan munculnya rasa inferior, merasa iri terhadap teman sebaya yang lebih popular, yang dapat berdampak pada kurang senang ketika berpartisipasi dalam kelompok.
13. Perilaku Malas Pada Anak Sekolah Dasar
Terkadang masih banyak anak sekolah dasar yang memiliki sifat malas yang berlebihan, sehingga aktivitasnya terhambat.
▪ Jenis Permasalahan Bidang Pribadi di Sekolah Menengah
Masa sekolah menengah merupakan fase perkembangan remaja, di mana individu mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun secara psikis. Fase sekolah menengah di sini adalah tingkat SMP dan SMA/SMK. Menurut Hurlock (1980:192) menuliskan berbagai perubahan sikap dan perilaku sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada masa puber, yaitu :
1. Ingin Menyendiri
Masalah pribadi yang terjadi pada masa puber yaitu anak yang memulai menarik diri dari pertemanan, keluarga, dan sering bertengkar dengan sesame teman. Anak puber lebih sering melamun, dan mulai bereksperimen seks melalui masturbasi
2. Bosan
Masalah bosan pada anak sekolah menengah berhubungan dengan kegiatan atau hobi pada masa sebelumnya. Biasanya terjadi penurunan prestasi belajar.
3. Inkoordinasi
Anak pada tingkat sekolah menengah mengalami ketidakseimbangan gerakan.
4. Antagonisme Sosial
Masalah pribadi ini berkaitan dengan sosial anak puber yang sering tidak mau kerja sama, sering membantah dan menentang sebab berbeda dengan pemikiran mereka. Terjadi permusuhan antara dua gender yang berlainan. Umumnya diungkapkan dengan kritik dan komentar yang cenderung merendahkan.
5. Emosi Meninggi
Berbagai emosi yang ditunjukkan secara berlebihan yang hanya disebabkan hal-hal sepele. Pada masa ini, anak merasa khawatir, gelisah, sedih, cepat tersinggung, dan cepat marah.
6. Hilangnya Kepercayaan Diri
Pubertas yang memberikan dampak pada berubahnya fisik seseorang. Fisik yang dirasa kurang sempurna, menyebabkan rasa rendah diri, terlebih anak tersebut mendapat kritik terhadap fisiknya.
Selain masalah yang dinyatakan Hurlock, terdapat masalah siswa pada Sekolah Menengah lainnya, diantaranya yaitu :
1. Adanya rasa malas untuk melaksanakan ibadah. Selain itu, siswa kurang memiliki kemampuan untuk bersyukur dan kurang motivasi untuk mempelajari agama. Rasa malas tersebut berkaitan dengan perkembangan pola pikir anak yang mulai mempertanyakan segala yang ada dikehidupannya.
2. Mengalami stress, depresi, dan putus asa. Pada masa ini, merupakan masa transisi menuju dewasa. Ada perubahan dalam diri mereka yang memerlukan penyesuaian agar terjadi keselarasan jasmani dan rohani.
Namun, juga terdapat penolakan terhadap beberapa hal yang tidak sesuai dengan mereka. Penolakan tersebut belum disikapi dan diselesaikan sesuai dengan tingkat kedewasaan mereka masing-masing.
3. Dalam melakukan perbuatan tanpa mempertimbangkan resikonya. Dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan ciri khas dari masa-masa pubertas. Di mana mereka bertindak dengan tingkat ego yang tinggi, dan
sukar menerima saran atau pendapat dari orang lain, termasuk orang tua.
Tindakan yang dilakukan tidak didasarkan dengan pemikiran yang matang terhadap dampak resiko yang ditimbulkan yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
4. Belum memiliki rasa disiplin dalam diri mereka. Rasa disiplin tersebut berkaitan dengan tumbuhnya rasa tanggungjawab dalam diri mereka atas apa yang mereka perbuat.
5. Belum dapat menghormati orang tua. Selain itu, mereka juga sering membantah dan membangkah orang yang lebih tua sebab tidak sesuai dengan apa yang mereka percayai.
6. Mempunyai keinginan yang kurang sesuai dengan kemampuan. Masa transisi pada mereka menyebabkan daya khayal dari masa anak-anak masih terbawa. Namun, di masa ini siswa sadar bahwa tidak semua apa yang mereka inginkan dapat terpenuhi.
7. Mulai tertarik dengan lawan jenis. Pubertas membawa dampak pada perkembangan anak. Munculnya ketertarikan terhadap lawan jenis tersebut juga berpotensi membawa masalah pribadi bagi siswa. Seperti merasakan bahagia, sedih, marah, disaat yang bersamaan.
8. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini menjadi masalah apabila rasa ingin tahu tersebut tidak dijawab dengan baik. Seperti, rasa ingin tahu terhadap sex, maka perlu wadah yang tepat agar tidak terjadi salah persepsi oleh anak.
DAFTAR REFERENSI
Defi, Anggraini, dkk. 2013. Jenis-Jenis Masalah Siswa Di Sekolah Menengah.
UNNES. Diakses pada Jum’at, 8 Mei 2020 pukul 00.21 WIB.
https://www.slideshare.net/mawardefia/makalah-bk-new
Eukaristia. 2012. Masalah Pribadi Anak SD. Diakses pada Kamis, 7 Mei 2020 pukul 23.51 WIB. http://animenekoi.blogspot.com/2012/01/masalah-pribadi- anak-sd.html