Lampiran Surat No. 256.3/EQ.S/IV/2016 tanggal 24 April 2016 PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
RE-SERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Re-Sertifikasi Penilaian Kinerja PHPL sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722
Fax. : +62251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Re-Sertifikasi Penilaian Kinerja PHPL Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT INHUTANI II UMHA MALINAU No. SK IUPHHK-HT : SK.664/Menhut-II/2011
Luas : ± 29.040 Ha
Lokasi : Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara Alamat Kantor : Jl. Tebet Timur Raya No.7 Jakarta 12820 Telp. (021) 8290572; Fax : (021) 8352468 Email : [email protected]
Waktu Pelaksanaan : 21 s.d. 30 Maret 2016
III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT LULUS SEHINGGA PT INHUTANI II UMHA MALINAU BERHAK MENDAPATKAN KEMBALI SERTIFIKAT PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 24 April 2016 PT EQUALITY INDONESIA
Hermansyah Putra, S.Hut
General Manager Divisi SHPK
Halaman 1 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA Nomor : 215/EQI-KEP.Cert/IV/2015
TENTANG
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA) PT INHUTANI II UMHA MALINAU DI KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA SK IUPHHK-HA NOMOR : 664/MENHUT-II/2011 TANGGAL 24 NOVEMBER 2011
DENGAN LUAS ± 29.040 HEKTAR DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen BUK Nomor : P.14/VI-BPPHH/2015 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT INHUTANI II UMHA MALINAU sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 13 April 2016;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar Rekomendasi Nomor : 042/EQI-F037 tanggal 13 April 2016 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 039.2/EQI-F039 tanggal 18 April 2016 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT INHUTANI II UMHA MALINAU sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 006.6 tanggal 18 April 2016 menunjukkan total nilai kinerja akhir 16 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 6 indikator bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015, kepada PT INHUTANI II UMHA MALINAU telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor: 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401- 2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC Guide 23:1982: Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems.Halaman 2 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
8. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.
9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) tentang Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);10. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.95/Menhut-II/2014 tanggal 12 Juni 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2014 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal;
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 Tanggal 10 Juni 2014 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.43/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 Tanggal 10 Juni 2014 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Tanaman Industri pada Hutan Produksi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 tanggal 24 Desember 2014 jo. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 66/M-DAG/PER/8/2015 tanggal 27 Agustus 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
20. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
21. DPLS 13 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
22. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dan perubahannya;
23. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 2 September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
24. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for
bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17Halaman 3 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus 2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut- VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
25. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal 17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
27. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
1. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor: 198/EQI-F065/III/2016 tanggal 1 Maret 2016.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA) PT INHUTANI II UMHA MALINAU DI KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA, SK IUPHHK-HA NOMOR : 664/MENHUT-II/2011 TANGGAL 24 NOVEMBER 2011 DENGAN LUAS ±29.040 HEKTAR PERTAMA : PT INHUTANI II UMHA MALINAU dinyatakan “LULUS” dan berhak
mendapatkan kembali Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL) dengan Nomor : 006.3/EQC-PHPL/IV/2016. Dengan Re-Sertifikasi ini maka sertifikat PHPL Nomor: 006.2/EQC-PHPL/IV/2015 dinyatakan tidak berlaku lagi.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 18 April 2016 sampai dengan tanggal 17 April 2021 selama PT INHUTANI II UMHA MALINAU (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Perdirjen BUK P.14/VI- BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.
Halaman 4 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan (surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum KEENAM;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3 (tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu ilegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya atau izin usahanya dicabut;
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Bogor Pada Tanggal: 18 April 2016
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT INHUTANI II UMHA MALINAU;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
(1) Identitas LP-PHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : [email protected] e. Direktur : Agustri Warsono
f. Tim Audit : Ir. Suwarto (Lead Auditor merangkap Auditor Prasyarat) Ir. Jubaedi Nu’man (Auditor Produksi)
Stepanus Sudarkoco, S.P, M.M (Auditor Ekologi) Dr. Entin Hendartin, S.Hut, M.Si (Auditor Sosial) Ir. YH Arasyugo (Auditor VLK)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan) Ir. Muchlis Hidayat (Anggota)
Wiyono, S.Hut., M.Si (Anggota) (2) Identitas Auditee :
Nama Pemegang Izin : PT INHUTANI II UMHA Malinau
SK IUPHHK-HA : SK.664/Menhut-II/2011
Tanggal : 24 Nopember 2011
Luas Areal : ± 29.040 Hektar
Lokasi : Kabupaten Malinau
Provinsi Kalimantan Utara
Alamat kantor : Kantor Direksi: Jl. Tebet Timur Raya No. 7 Jakarta Selatan 12820 Telp. (021) 8290572;
8352468; Fax. (021) 8352468; E-mail:
[email protected]
Kantor Unit: Jl. Markisa 7 Samarinda 75123 Kalimantan Timur; Telp.: (0541) 201 005-006;
Fax. (0541) 735100; E-mail:
[email protected]
Basecamp : Desa Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara; Kotak Pos No. 2 Malinau, Kalimantan Utara.
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 18
Susunan Komisaris dan Direksi : a. Susunan Komisaris
- Komisaris Utama : Bambang Soepijanto - Komisaris : Agus Mulyana
b. Susunan Direksi
- Direktur Utama : Tjipta Purwita - Direktur : Bambang Setiabudi (3) Ringkasan Tahapan Penilaian:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan
21 Maret 2016 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara di Tanjung Selor.
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan rencana Penilaian Resertifikasi Kinerja PHPL di PT INHUTANI II UMHA Malinau (Auditee) dan meminta masukan terkait dengan kinerja Auditee selama ini
Pertemuan Pembukaan 22 Maret 2016 Pertemuan dilaksanakan di Kantor Basecamp : Desa Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan tujuan dan ruang lingkup penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja penilaian, menyampaikan metodologi dan prosedur penilaian, serta melakukan konfirmasi kepada Auditee tentang tanggal, waktu, tempat dan peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan Berita Acara Pelaksanaan.
Konsultasi Publik 23 Maret 2016 Konsultasi publik dilakukan dengan tujuan untuk menampung aspirasi, saran dan masukan terkait kegiatan operasional auditee
Konsultasi publik dilaksanakan di Balai Adat Sengayan Kecamatan Malinau Selatan. Kegiatan berlangsung dari pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai pukul 12.00 WITA.
Proses penyampaian masukan dan saran dari masyarakat secara umum berjalan dengan baik dan terbuka. Peserta yang hadir antara lain terdiri dari Camat Malinau Selatan. Kepala Desa Long Loreh, Kepala Desa Sengayan, Kepala Desa Paya Seturan, Sekretaris Desa Langap, Ketua Adat Long Loreh, Koramil Malianu Selatan, Polsek Malinau Selatan, Ketua Presidium LHM Malinau. Hadir pula tokoh pendidikan yaitu Kepala Sekolah SMAN V Malinau dan Kepala Sekolah SMPN I Malinau Selatan.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan
24 – 28 Maret 2016 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen Auditee dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik, dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
pada Lampiran 1.1 dan Lampiran 2.1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan 29 Maret 2016 Menyampaikan ucapan terimakasih kepada Auditee Auditee atas kerjasamanya selama proses penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL
Menyampaikan temuan observasi dan ketidaksesuaian.
Memberikan kesempatan kepada Auditee untuk menyampaikan tanggapan atau sanggahan terhadap temuan observasi dan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan pembuatan Berita Acara Pelaksanaan.
Pengambilan Keputusan
18 April 2016 Rapat Pengambilan Keputusan (PK) menelaah hasil- hasil dan kesimpulan penilaian yang telah disampaikan Tim Auditor untuk menjamin bahwa penilaian telah dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan Prosedur PT EQUALITY Indonesia serta mengambil keputusan mengenai predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL 1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan Pemegang IUPHHK- HA
SEDANG (80,00%)
Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
Realisasi tata batas telah mencapai 61,84 % dari rencana tata batas keseluruhan, dan terdapat bukti pengeluaran biaya terkait dengan upaya pelaksanaan tata batas temu gelang.
Pada areal kerja IUPHHK-HA PT. INHUTANI II UMHA Malinau tidak ada konflik batas dengan pihak lain, baik dengan IUPHHK yang ada di sekitarnya, maupun dengan masyarakat sekitar.
Terdapat perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi Hutan Lindung (HL) seluas 779 ha. Terhadap adanya perubahan fungsi kawasan hutan tersebut, manajemen PT. INHUTANI II (Persero) telah berkoordinasi dengan instansi terkait melalui Surat Direktur Utama PT.
INHUTANI II No.324/P/Div.Can-PU/2015 tanggal 27 Maret 2015 perihal Penyampaian Pedoman Tata Batas IUPHHK- HA PT. INHUTANI II Unit Malinau, tetapi Pedoman Tata Batas tersebut belum disahkan.
Tidak terdapat penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan pada areal IUPHHK-HA PT. INHUTANI II UMHA Malinau.
1.2. Komitmen Pemegang Izin IUPHHK-HA
BAIK (88,89%)
PT INHUTANI II UMHA MALINAU mempunyai visi dan misi yang ditetapkan oleh direksi, dan telah memperhatikan kerangka pengelolaan hutan lestari
Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin dan masyarakat setempat, serta ada bukti pelaksanaan (Berita Acara).EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Implementasi PHL hanya sebagian yang sesuai dengan visi dan misi PHL.1.3. Jumlah dan kecukupan tenaga profesional terlatih dan tenaga teknis pada seluruh tingkatan untuk mendukung pemanfaatan implementasi penelitian, pendidikan dan Latihan
BAIK (93,33%)
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan PT INHUTANI II UMHA MALINAU tersedia pada sebagian bidang kegiatan pengelolaan hutan dengan prosen tingkat pemenuhan sebesar 88,89 %. Auditee telah mengirimkan surat permohonan diklat Ganis PHPL Kurpet kepada instansi terkait. Sambil menunggu terpenuhinya Ganis PHPL Kurpet, tugas-tugas/pekerjaan terkait dengan Pengukuran dan Perpetaan selama ini ditangani oleh personil yang telah memiliki kemampuan di bidang tersebut, dengan bukti antara lain berupa Sertifikat.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM >70% dari rencana sesuai kebutuhan
Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh PT INHUTANI II UMHA MALINAU tersedia lengkap
1.4. Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan Periodik, Evaluasi, dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK- HA
SEDANG (75,00 %)
Tersedia struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh Direksi, namun demikian masih terdapat pos jabatan strategis terkait dengan PHPL yang belum diisi atau rangkap jabatan.
Sebagai contoh adalah Fungsional Pengamanan Hutan yang belum diisi (vacant).
PT INHUTANI II UMHA MALINAU telah memiliki perangkat SIM, dan telah memiliki tenaga pelaksananya..
Organisasi SPI/internal auditor ada, akan tetapi Perhatian SPI lebih banyak berkaitan dengan produksi dan keuangan, sedangkan kegiatan yang berkaitan dengan kelola sosial dan kelola lingkungan belum banyak mendapat perhatian dari SPI/internal Auditor.
Terdapat keterlaksanaan sebagian tindak koreksi manajemen dan pencegahan manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA)
BAIK (100,00%)
Kegiatan RKT PT. INHUTANI II UMHA Malinau sudah disosialisasikan kepada masyarakat sekitar hutan, yaitu Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Lembaga Desa dalam Wilayah IUPHHK-HA Unit Manajemen PT.
Inhutani II Malinau, mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tata batas dari para pihak, yaitu : pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pihak pemegang IUPHHK yang berbatasan dengan areal kerja IUPHHK-HA PT. INHUTANI II UMHA Malinau, pihak pelaksana tata batas, serta pihak masyarakat desa sekitar.
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD dari para pihak, yaitu seluruh desa yang berada di sekitar areal kerja IUPHHK-HA PT. INHUTANI II UMHA Malinau, yang terdiri dari Desa Long Loreh, Desa Sengayan, Desa Langap dan Desa Paya Seturan.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari para pihak, yaitu : pihak Pemerintah Pusat, Unsur Muspika Malinau Selatan, Masyarakat Desa (Pemerintah Desa, Lembaga Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, LPM, BPD) Desa Long Lore, Desa Sengayan, Desa Langap dan Desa Paya Seturan.
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan
SEDANG (77,78%)
PT Inhutani II UMHA Malinau (PT IHT II MALINAU) telah memiliki dokumen RKUPHHK-HA Pada Hutan Produksi Berbasis IHMB Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2013 s.d. 2022 dan telah mendapat
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lestari persetujuan dan disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.11/BUHA-2/2013 Ditetapkan di Jakarta Tanggal 4 April 2013, dilampiri Peta Kerja skala 1 : 100.000 dan tidak dikenai peringatan terkait pemenuhan kewajiban RKU.
Penataan areal kerja blok RKT PT Inhutani II UMHA Malinau sebesar 63,3 % yang sesuai dengan RKUPHHK-HA
Batas blok dan petAk RKT 2012 s/d 2015 telah sesuai dengan peta RKT namun penandaan batas di lapangan terutama polet cat pada rintisan batas blok/petak belum terlihat jelas seluruhnya di lapangan (80%)
2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem
BAIK (91,67%)
PT Inhutani II UMHA Malinau mempunyai tipe ekosistem hutan hujan tropis tanah kering dan telah memiliki data potensi tegakan dari hasil kegiatan IHMB serta memiliki data potensi tegakan dari hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Tebangan (ITSP) selam 5 tahun beserta kelengkapan peta pendukungnya berupa peta jalur survey, peta pohon, dan peta kelas hutan.
Auditee telah memlakukan pengukuran enam kali di plot PUP dan hasil analisa adalah Current Annual Increament (CAI) sebesar 2,11 m3/ha/thn.
PT Inhutani II UMHA Malinau sudah melakukan pengukuran riap 6 series namun belum memanfaatkan hasilnya untuk perhitungan JTT sendiri dan belum menyampaikan laporannnya ke Litbang Kehutanan
2.3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK (90,48%)
PT Inhutani II UMHA Malinau memiliki SOP pelaksanaan tahapan kegiatan sistem silvikultur TPTI yang meliputi kegiatan penataan areal kerja (PAK), pembukaan wilayah hutan (PWH), produksi/pemanenan, penanaman dan pemeliharaan serta perlindungan dan pengamanan hutan serta perapihan dan pembebasan pohon binaan. Isi SOP sudah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
PT Inhutani II UMHA Malinau telah melaksanakan SOP seluruh tahapan kegiatan sesuai dengan sistem silvikultur TPTI yang meliputi : penataan areal kerja (PAK), inventarisai tegakan sebelum penebangan (ITSP), pembukaan wilayah hutan (PWH), pemanenan/
penebangan, perapihan, penanaman tanah kosong, rehabilitasi namun belum diimplementasikan seluruhnya
Berdasarkan hasil ITSP 100% di blok BKT tahun 2012 dan RKT tahun 2013 s/d 2016 diketahui bahwa jumlah pohon inti rata-rata sebanyak 32 batang/ha (≥25 batang/Ha).
Jumlah permudaan tegakan hutan berdasarkan pengamatan di blok RKT 2015, 2014, 2013, 2012 untuk tingkat pancang 1495 btg per ha dan tiang 161 btg per ha
2.4. Ketersediaan dan penerapan
teknologi tepat guna untuk pemanfaatan hutan
BAIK (90,48 %)
Auditee telah mempunyai SOP Reduce Impack Logging nomor dokumen INH.II-MLN/PHPL/PNR5.27 tanggal revsi 01 Januari 2014 dan SOP yang berkaitan yaitu SOP Pemeliharaan jalan nomor INH.II-MLN/PHPL/PNR5.08, SOP Konservasi tanah dan air di area penebangan nomor INH.II- MLN/PHPL/PNR5.49 serta isinya telah sesuai dengan karakteristik kondisi areal kerja yaitu hutan tropis tanah kering.
PT Inhutani UMHA Malinau telah menerapkan prosedur hutan ramah lingkungan (RIL) pada 3 (tiga) atau lebih tahapan kegiatan pemanenan hasil, yaitu penataan areal kerja, ITSP, pembuatan trace jalan, pembuatan peta penyebaran pohon skala 1 : 1.000, pembuatan takik rebah dan takik balas, pembuatan sediamen trap dan penanaman areal terbuka namun masih perlu
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
penyempurnaan.
Tingkat kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan wilayah rata-rata pada Blok BKT tahun 2012, RKT tahun 2013 s/d 2015 2015 untuk semua tingkatan permudaan (semai, pancang, tiang, pohon) adalah 17,58%
Rata-rata nilai Faktor Eksploitasi kegiatan penebangan di areal IUPHHK-HA PT. Inhutani II UMHA Malinau DARI TAHUN 2012 S/D 2015 sebesar 0,78..
2.5. Realisasi
penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal kerjanya
BAIK (85,71%)
Keberadaan dokumen RKTUPHHK-HA/BKT Tahun 2012 s/d 2015 lengkap dan telah disyahkan secara Self Approval oleh Direktur Utama PT Inhutani II namun kesesuaian penyusunan blok tebangan RKU dengan RKT sebesar 63,3%.
Terdapat peta kerja RKT yang telah disahkan Direktur Utama PT Inhutani II dan Peta Kerja RKUPHHK yang disahkan oleh Menteri Kehutanan dan ada kesesuaian yang menggambarkan areal (kawasan) yang boleh ditebang/dipanen/ dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi antara peta RKT dan RKU
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada seluruh batas blok tebangan/dipanen/dimanfaatkan/
ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung namun penataan batas kebun benih belum dilaksanakan
Realisasi produksi kayu rata-rata PT. Inhutani II UMHA Malinau periode tahun 2012 s.d. 2015 berdasarkan Laporan Hasil Produksi sebesar 80,91% (>g dari 70%) , tidak ada kelebihan dalam luas dan kelompok jenis serta penebangan dilakukan di lokasi yang diizinkan
2.6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan, administrasi, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia
SEDANG (71,43%)
PT Inhutani UMHA malinau periode tahun 2012 s.d. 2015 memiliki nilai rata-rata likuiditas sebesar 171% (berada dalam kisaran > 150%), solvabilitas sebesar 601% (berada dalam kisaran >150%) dan rentabilitas sebesar 47% atau nilai positif dan Catatan Kantor Akuntan Publik terhadap Laporan Keuangan adalah wajar tanpa pengecualian.
PT Inhutani II unit Malinau untuk periode tahun 2012 s.d.
2015 telah merealisasikan alokasi dana 79,77 % dari kebutuhan kelola hutan yang seharusnya
Realisasi alokasi dana proporsional pengelolan hutan PT Inhutani II UMHA Malinau untuk seluruh bidang kegiatan pada tahun 2013, 2014 dan 2015.sebesar 31,31%
Berdasarkan uji petik permintaan uang kerja dan dana tersedia diketahui diperlukan sekitar 2 bulan untuk penyediaan dana dan lancar namun masih ada kegiatan yang belum sesuai tatawaktu
Realisasi modal yang ditanam kembali kehutan untuk kegiatan penanaman tanah kosong, pembinaan hutan dan perlindungan hutan dari tahun 2012 s/d 2015 sebesar 74,50%.
Realisasi kegiatan penanaman/pembinaan hutan yang dilakukan oleh PT IHT II unit MALINAU dari tahun 2012 s.d.
2015 sebesar 71% dari yang direncanakan.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan
BAIK (91,67%)
Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen pererncanaan yang ada tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan kondisi biofifiknya (Sedang, 2)
Luas kawasan lindung yang telah ditata batas mencapai 100 % % (Baik, 3)
Kondisi penutupa kawasan lindung seluruhnya berupa hutan (Baik, 3)
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Para pihak mengakui keberadaan kawasan lindung (Baik, 3)
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung (Baik, 3)
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK (90,48%)
Tersedia prosedur perlindungan yang mencakup seluruh jenis gangguan yang ada (Baik, 3)
Jumlah dan fungsi sarana prasarana sesuai dengan ketentuan dan berfungsi dengan baik hanya ada sarana yang belum tersedia (Sedang, 2)
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan kualifikasinya yang memadai sesuai ketentuan (Berubah menjadi 3, Baik)
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui tindakan tertentu dengan mempertimbangkan seluruh jenis ganguan yang ada (Baik, 3)
3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
BAIK (96,97%)
Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pengelolaan hutan (Baik, 3)
Jumlah sarana pengelolaan dan pemanatauan sesuai dengan ketentuan/ kebutuhan dan berfungsi dengan baik (Baik, 3)
Tersedia personil pengelolaan dan pemantauan dengan jumlah dan kualifikasi yang memadai (Berubah menjadi 3, Baik)
Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air dan telah diimplementasikan sesuai dengan ketentuan (Baik, 3)
Tersedia dokumen perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan air dan diimplementasikan sesuai dengan ketentuan (Baik, 3)
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap tanah dan air namun ada upaya untuk mengendalikannya (Sedang, 2)
3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik
BAIK (83,33%)
Tersedia prosedur identifikasi jenis flora dan fauna namun belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja (minimal 50 %) (Sedang, 2)
Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja (Baik, 3)
3.5. Pengelolaan flora untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
b. Perlindungan
terhadap species flora dilindungi
SEDANG (73,33 %)
Tersedia prosedur pengelolaan flora namun tidak mencakup seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin (Sedang, 2)
Terdapat mplementasi pengelolaan flora tetapi belum mencakup seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin (Sedang, 2)
Tidak terdapat gangguan terhadap kondisi seluruh
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemic
jenis flora dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin (Baik, 3)
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
b. Perlindungan
terhadap species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik
SEDANG (66,67 %)
Tersedia prosedur pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin (Sedang, 2)
Terdapat mplementasi pengelolaan fauna tetapi belum mencakup seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin (Sedang, 2)
Terdapat potensi gangguan terhadap kondisi species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan endemik namun terdapat upaya penanggulangannya (Sedang, 2)
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan
operasional perusahaan/
pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat
BAIK (95,24%)
Unit manajemen telah memiliki dokumen pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH, hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang ijin secara lengkap. Dokumen terdapat pada: (1) ANDAL, (2) Laporan Studi Diagnostik, (3) SIA, (4) Laporan Baseline Sosial dengan metode PRA, (5) IHMB periode 2013-2022, (6) RKT tahun 2012-2016, (7) RO PMDH (3)
Unit manajemen telah memiliki mekanisme penataan batas/rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan mekanisme penyelesaian konflik batas kawasan, dan mekanisme tersebut telah diimplementasikan dengan baik. Mekanisme yang dimaksud misalnya: (1) SOP Pelaksanaan Tata Batas Partisipatif dengan nomor SOP : INH.II- MLN/PHPL/PNR5.53 yang telah diterbitkan pada tanggal 01 Maret 2003 dan telah direvisi 01 Mei 2014 dan (2) SOP Manajemen Penyelesaian Konflik dengan Nomor SOP : INH.II-
MLN/PHPL/PNR.52 yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi pada tanggal 01 Januari 2014. Implementasi SOP: (1) Peta Tata Batas Partisipatif Lokasi Pengelolaan Sarang Burung wallet seluas 445.60 Ha di Areal IUPHHK- HA PT INHUTANI II Unit Malinau Skala 1.20.000, (2) Selama 5 tahun belum terdapat konflik antara PT Inhutani II UMHA Malinau dengan masyarakat yang ada di sekitar IUPHHK-HA PT Inhutani II UMHA Malinau (3)
Unit manajemen telah memiliki mekanisme pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan
masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfaatan SDH secara legal, lengkap dan jelas, seperti SOP Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Hutan dengan Nomor SOP :
INH.II/PHPL/PNR5.33 yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003 dan SOP Nomor INH.II-
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
MLN/PHPL/PNR.11 tentang Kelola Sosial yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi pada tanggal 11 Mei 2014, selain itu berdasarkan hasil konsultasi public dengan Camat Malinau Selatan dan 4 Kepala Desa (Desa Paya Seturan, Desa Langap, Desa Sengayan dan Desa Long Loreh), diketahui bahwa ketergantungan msayarakat terhadap hasil hutan bukan kayu sangat tinggi. Sehingga keberadaan PT Inhutani II UMHA Malinau dengan semua program sosialnya sangat membantu kebutuhan masyarakat setempat (3)
Unit manajemen memiliki bukti-bukti tentang kesepakatan terkait luas dan batas areal, dengan sebagian kawasan yang dimiliki masyarakat, yaitu mengenai keberadaan goa sarang burung walet.
Namun, dari 5 goa sarang burung wallet yang teridentifikasi, baru 2 yang sudah dilakukan penandaan batas yang legal dan sah dengan ditandatangani oleh para pihak yang terlibat, selain itu PT Inhutani II UMHA Malinau juga telah memiliki daftar hasil identifikasi HHNK yang sering
dimanfaatkan oleh masyarakat dari tiap desa, namun data tersebut belum informatif misalnya data tersebut belum menyajikan peta lokasi dimana HHNK tersebut berada (2).
Unit manajemen telah memiliki dokumen persetujuan dari para pihak atas luas dan batas areal kerja IUPHHK, serta adanya pengakuan masyarakat atas luas dan batas areal kerja
perusahaan, misalnya (1) dokumen persetujuan dari pemerintah atas luas dan batas areal kerja dalam bentuk SK Menhut Nomor 664/MENHUT-II/2011 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT INHUTANI II Unit Malinau seluas ± 29.040 Hektar di Provinsi Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara) Tanggal 24 November 2011, (2) Berita acara pemetaan batas partisipatif IUPHHK PT Inhutani II UMHA Malinau dengan masyarakat Desa pada tanggal 5 Januari 2015, (3) Berita acara tata batas partisipatif di Areal PT Inhutani II UMHA Malinau dengan wilayah Desa pada tanggal 19 Maret 2016, dan Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Long Loreh, Desa Sengayan, Desa Paya Seturan dan Sekretaris Desa Langap, diketahui bahwa masyarakat mengakui keberadaan IUPHHK- HA PT INHUTANI II UMHA Malinau sebagai satu kesatuan unit manajemen pengelolaan hutan di wilayah mereka, dan mereka mengetahui batas kawasan PT Inhutani II UMHA Malinau dengan Desa Mereka. Berdasarkan wawancara juga diketahui, bahwa selama 5 tahun terakhir tidak ditemukan adanya konflik yang terkait dengan batas kawasan atau konflik pada lahan antara PT Inhutani II UMHA Malinau dengan masyarakat (3)
4.2. Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan
BAIK (93,33%)
Unit manajemen memiliki dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan, misalnya pada dokumen: (1) RKUPHHK-HA berbasis IHMB PT INHUTANI II UMHA Malinau, periode 2013-
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
perundangan yang
berlaku. 2022, (2) Rencana Kerja Tahunan (RKT Tahun
2015 Nomor 1435/SK/SEK-PRUSH/2015 tanggal 29 Desember 2015, dan RKT Tahun 2016 Nomor 080/SK/SEK-PRUSH/2016 Tanggal 22 Januari 2016 dan disahkan oleh Direktur Utama PT Inhutani II /Dr Ir Tjipta Purwita, MBA), (3) Rencana Operasional (RO) Kelola Sosial Tahun 2015 dan tahun 2016 (3).
Unit manajemen telah memiliki mekanisme yang lengkap dan legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat, misalnya: (1) SOP Nomor INH.II-MLN/PHPL/PNR.11 tentang Kelola Sosial yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi pada tanggal 11 Mei 2014, (2) SOP nomor INH.II-
MLN/PHPL/PNR5.21 tentang PMDH (Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan) yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi ke t i g a pada tanggal 5 A p r i l 2015, dan (3) SOP Distribusi Insentif Masyarakat. SOP Nomor INH.II-
MLN/PHPL/PNR.SI tanggal terbit 1 Maret 2003 dan tanggal revisi 03 Mei 2014 (3).
Unit manajemen memliki bukti yang lengkap terkait kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat mengenai hak dan kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam mengelola SDH dan masyarakat telah memahami materi sosialisasi, misalnya sosialisasi: (1) Berita acara sosialisasi visi dan misi PT Inhutani II kepada Muspika Malinau Selatan dan Msyarakat Desa di dalam dan di sekitar IUPHHK-HA PT Inhutani II UMHA Malinau tanggal 15 Maret 2016, (2) Berita acara sosialisasi Izin RKT kepada Masyarakat Desa di dalam dan sekitar IUPHHK PT Inhutani UMHA Malinau pada tanggal 15 Maret 2016, (3) Berita acara sosialisasi tentang revisi penetapan kawasan lindung IUPHHK-HA PT Inhutani II UMHA Malinau pada tanggal 15 Maret 2016 kepada 4 Desa Binaan (3).
Unit manajemen memiliki sebagian bukti tentang realisasi pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. misalnya berupa: (1) pemberian bantuan social budaya kepada masyarakat setempat, (2) pemberian bantuan sarana dan prasarana umum; (3) pemberian bantuan sarana produksi pertanian; (4) menerima siswa magang, (5) penerimaan tenaga kerja local dan (6) bekerjasama dengan mitra kerja local (Berubah menjadi 2).
Unit Manajemen telah memiliki laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi. Misalnya pada dokumen: (1) Berita acara serah terima kompensasi, (2) Laporan bulanan realisasi kegiatan PMDH, (3) Berita acara serah terima bantuan (3).
4.3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para
BAIK (95,24%)
Unit Manajemen telah memiliki data dan informasi yang lengkap dan jelas tentang masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH. Misalnya pada dokumen: (1) RO PMDH, (2) RKUPHHK; (3) AMDAL, (4) laporan studi diagnostic,
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pihak (5) Laporan baseline social; (6) Laporan SIA, (7)
laporan program pengelolaan hutan bersama, (8) data monografi desa, dll. (3).
Unit manajemen telah memiliki mekanisme mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat yang lengkap dan jelas.
Misalnya pada dokumen: (1) SOP Nomor INH.II- MLN/PHPL/PNR.26 tentang SOP Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi pada tanggal 04 Mei 2014, (2) SOP Nomor INH.II-MLN/PHPL/PNR.11 tentang SOP Kelola Sosial yang telah diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi pada tanggal 11 Mei 2014, dll. (3).
Unit manajemen telah memiliki dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.misalnya pada dokumen RO PMDH, RKAP, RKUPHHK, RKT 2012-2016 (3).
Unit manajemen memiliki bukti implementasi sebagian besar (≥ 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang izin.
selama periode lima tahun (2012-2015, sampai awal Maret 2016), PT INHUTANI II UMHA Malinau telah mengimplementasikan hampir seluruh rencana kegiatannya. Rincian pemenuhan rencana dan realisasi adalah sebagai berikut: Tahun 2012 sebesar 182%, tahun 2013 sebesar 105,80%, tahun 2014 sebesar 87,72%, tahun 2015 sebesar 88,51% dari rencana yang telah disusun). Kondisi demikian menunjukkkan bahwa terdapat bukti implementasi sebagian besar (≥ 50%) kegiatan peran serta dan aktifitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat (Berubah menjadi 2).
Unit Manajemen telah memiiki dokumen/laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak namun belum lengkap dan jelas (Berubah menjadi 2).
4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik
BAIK (100%)
Unit manajemen telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas. Misalnya pada SOP Nomor INH.II-MLN/PHPL/PNR.52 tentang SOP Manajemen Penyelesaian Konflik yang telah
diterbitkan tanggal 01 Maret 2003, dan telah direvisi pada tanggal 01 Mei 2014 (3)
Unit manajemen dapat menunjukan peta konflik (peta identifikasi potensi konflik) yang lengkap dan jelas atau tidak terdapat konflik. Hal tersebut dipenuhi pada dokumen, seperti: (1) Peta Potensi Konflik IUPHHK PT INHUTANI II UMHA Malinau, skala 1 : 150.000 yang dibuat oleh Savri Romadhon, Amd selaku Pelaksana TKU yang diketahui oleh Hajar Dewanto S.Hut selaku Manajer UMHA Malinau, (2) Laporan bulanan monitoring konflik PT Inhutani II UMHA Malinau, (3) Berdasarkan hasil konsultasi public diketahui bahwa tidak pernah ditemui konflik antara masyarakat dengan PT Inhutani UMHA
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Malinau (3).
Unit manajemen telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik. Pada kelembagaan tersebut terdapat perwakilan dari Tokoh
Masyarakat, Lembaga Adat Desa, Pemerintah Desa, Tokoh Pemuda, dan Muspika Malinau Selatan sebagai mediator. Dari hasil wawancara dengan Ketua Tim Penanganan Konflik, Bapak Samuji Sitorus diketahui bahwa keterlibatan para pihak, seperti tokoh masyarakat telah dikomunikasikan dan dikoordinasikan. Pada struktur organisasi yang ada telah dilengkapi dengan uraian tugas dari masing-masing pihak secara lengkap. Terkait sistem pendanaan penyelesaian konflik sepenuhnya menggunakan dana operasional perusahaan, termasuk sistem pendanaan untuk kegiatan ganti rugi ke masyarakat.
Unit manajemen memiliki dokumen/laporan
penanganan konflik tersedia yang lengkap dan jelas.
Misalnya: (1) Kwitansi pembayaran kompensasi tebangan kepada ahli waris tanah adat desa Langap dan ahli waris tanah adat desa Tanjung Nanga, dan (2) Laporan bulanan Monitoring Konflik (April 2013 – Mei 2014).
4.5. Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejah-teraan Tenaga Kerja
BAIK (91,67%)
Unit manajemen telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan karyawan, misalnya ditunjukkan pada dokumen: (1) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2016 antara Direksi PT Inhutani II dengan Serikat Pekerja Kehutanan
“SEHATI” PT Inhutani II Pusat Nomor 1357/P/SEK- PRUSH/2014 dan Nomor : 05/SP-SEHATI/XII/2014.
(2) Laporan Tenaga Kerja Bulan Januari sampai dengan Desember 2015, (3) Surat dari Direktur Utama PT Inhutani II Nomor
1215/P/SEKPERUSH/2015 tanggal 9 Nopember 2015 tentang Peraturan Pengobatan, dan (4) implementasi kebijakan: Hak-hak karyawan terakomodir dalam perjanjian kerja antara perusahaan dengan karyawan, dan apabila ditemukan ketidakpuasan, masing-masing pihak dilakukan proses mediasi untuk musyawarah mufakat antara perusahaan dengan perwakilan karyawan (Serikat Pekerja Sehati), (5) Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan, selama lima tahun terakhir, belum pernah terjadi perselisahan antar karyawan dan dengan perusahaan (3).
PT Inhutani II UMHA Malinau telah merealisasikan sebagian besar (minimum 60%) rencana
pengembangan kompetensi. Bukti pelaksanaan terlihat pada dokumen rencana dan realisasi pengembangan / pelatihan SDM tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015. Realisasi pelatihan terhadap rencana selama 5 tahun terakhir sebesar 73,02%.
Belum seluruh pelatihan yang direncanakan oleh PT Inhutani II UMHA Malinau dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan karena pelatihan eksternal yang
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
direncanakan sangat tergantung dari agenda penyelenggara pelatihan (instansi lain, dan kuota peserta pelatihan) (2).
Unit manajemen telah memiliki dokumen standar jenjang karir, dan telah diimplementasikan
seluruhnya. Dokumen yang terkait misalnya: (1) SK Direksi PT Inhutani II nomor 510/SK/SEK-
PRUSH/2013 tentang system pola karir (3).
(2) SOP Administrasi Personalia Nomor INH-II- MLN/PHPL/PNR1.03 tanggal terbit 1 Maret 2003 dan tanggal revisi 1 Mei 2014, (3) SOP Penilaian Karyawan dan konseling Nomor INH.II-
MLN/PHPL/PNR/57 Tanggal terbit 1 Maret 2003 dan direvisi tanggal 1 Mei 2014, (4) Surat keputusan Direksi PT Inhutani II Nomor
256/SK/SEK-PRUSH/2015 tanggal 12 Maret 2015 tentang struktur organisasi Leveling dan Pola Karir PT Inhutani II, (5) Surat Keputusan Direksi Nomor 419/SK/UM/1999 tanggal 24 Maret 1999 tentang Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai Lingkup PT Inhutani II, (6) Daftar mutasi dan promosi karyawan, dan (7) penilaian kinerja karyawan (3).
Unit manajemen memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan telah
diimplementasikan seluruhnya. Bukti implementasi terdapat pada dokumen: (1) upah minimum
karyawan/slip gaji, (2) pembayaran BPJS Karyawan, (3) bukti subsidi pembayaran air dan listrik, (4) Insentif kesejahteraan karyawan), dan (5) sarana prasarana kesejahteraan karyawan(3).
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1.
Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
1.1.1.a.
Dokumen legal terkait perizinan usaha (SK IUPHHK)
MEMENUHI SK IUPHHK-HA PT INHUTANI II UMHA Malinau No.
SK.664/Menhut-II/2011 tanggal 24 November 2011 telah dilengkapi dengan Peta Areal Kerja seluas
± 29.040 Hektar. Dan kesesuaian kawasan berdasarkan Peta Kawasan Hutan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (SKNo.718/Menhut-II/2014 tanggal 29 Agustus 2014) terdiri dari HL seluas 679,93 Ha, HPT seluas 8.855,07 Ha dan HP seluas 19.505 Ha.
1.1.1.b.
Bukti pemenuhan kewajiban Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu.
(IIUPHHK).
MEMENUHI Auditee telah melunasi kewajiban Iuran IUPHHK-HA sebesar Rp 1.960.200.000,- sesuai dengan SPP yang ditebitkan dan dilengkapi dengan bukti setor.
1.1.1.c.
Penggunaan kawasan
Not Applicable (N/A)
Tidak ada penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan IUPHHK-HA PT INHUTANI II Unit Malinau
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 14 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
yang sah di luar kegiatan IUPHHK (jika ada).
2.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang.
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
2.1.1.a.
Dokumen RKUPHHK /RPKH, RKT/ Bagan Kerja/RTT beserta lampirannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
MEMENUHI Auditee telah memenuhi kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK-HA Jangka Waktu 10 Tahun Periode 2013 s/d 2022 dan dokumen RKTUPHHK-HA 2015 dan 2016 beserta lampirannya.
2.1.1.b.
Peta areal yang tidak boleh ditebang pada RKT/ Bagan Kerja/ RTT
dan bukti
implementasinya di lapangan.
MEMENUHI Tersedia Peta Penataan Areal Kerja untuk lokasi yang tidak boleh ditebang pada lampiran Peta Blok RKT 2015/RKT 2016.
2.1.1.c
Penandaan lokasi blok tebangan/blok RKT/
petak RTT yang jelas di peta dan terbukti di lapangan.
MEMENUHI Peta blok/petak tebangan pada lampiran RKT 2015 dan RKT 2016 telah disahkan (dicap) oleh pejabat yang berwenang yaitu Direktur Inhutani II unit Malinau.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, menunjuk kan bahwa batas-batas blok/petak tebangan RKT 2015 dan RKT 2016 tersebut posisinya benar dan terbukti di lapangan.
Tanda-tanda batas blok/petak tebang dapat ditemukan dengan cukup jelas di lapangan..
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK) (bisa dalam proses) dengan lampiran- lampirannya.
MEMENUHI Auditee telah menyusun RKUPHHK- HA sesuai prosedur yang berlaku, dengan kelengkapan dokumen RKUPHHK telah dipenuhi seluruhnya dan telah disahkan dengan No SK.11/BUHA-2/2013 tanggal 04 April 2013.
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan volume pemanfaatan kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk pem- bangunan hutan ta- naman industri.
Not Applicable (N/A)
Tidak ada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk pembangunan hutan tanaman industri.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan 3.1.1.a Dokumen LHP
yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
MEMENUHI 1. Tersedia dokumen LHP yang dibuat oleh petugas yang ditunjuk yaitu an. RONAL TAMBUNAN/No Register : 01162-13/PKB-R/XX/ 2013 dan disah kan oleh petugas yang berwenang (P2LHP) : JAMIAH A.Md./No Reg.: 00216-13/WAS- PKB-R/ XX/2011.
2. Hasil Uji Petik dokumen LHP dengan fisik kayu di lapangan menunjukkan adanya kesesuaian dari jenis, nomor batang, diameter dan panjang.
3. Hasil Uji Petik Nomor batang kayu yang tercantum pada dokumen LHP dapat ditemukan tunggaknya di lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan
3.1.2.a Surat keterangan sahnya hasil hutan dan lampirannya dari:
- TPK hutan ke TPK Antara,
- TPK hutan ke industri primer dan /atau penampung kayu terdaftar,
- TPK Antara ke industri primer hasil hutan dan/atau penampung kayu terdaftar.
MEMENUHI 1. Selama periode bulan Maret 2015 s/d Februari 2016, kayu yang diangkut dari TPK Hutan ke TPK Antara Long Lejuh sejumlah 33.971,54 M3 dilindungi dengan SKSKB, dari TPK Antara Long Lejuh ke Logpond/ TPK Antutan dan dari Logpond/ TPK Antutan ke TPK Industri sejumlah 33.971,54 M3 dilindungi dengan FA- KB. Seluruh proses pengangkutan kayu auditee telah dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan sesuai ketentuan.
2. Hasil uji petik persediaan kayu yang tercantum di LMKB TPK Hutan bulan Mei 2015, dengan dokumen pengangkutan kayu SKSKB No : DG 2270980 s/d DG 2271060, menunjukkan bahwa data pengangkutan kayu pada SKSKB yang telah diterbitkan sama dengan jumlah pengurang an kayu pada dokumen LMKB di TPK Hutan dan penerimaan di ke TPK Antara Long Lejuh bulan Mei 2015, sebanyak 4.141,92 M³, juga sebagaimana tercantum pada FAKB No : IhtMI.1.34.A.
005042 s/d IhtMI.1.34.A. 005056..
3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA.
3.1.3.a.
Tanda-tanda PUHH/
barcode pada kayu dari pemegang IUPHHK-HA bisa dilacak balak.
MEMENUHI Auditee merupakan IUPHHK-HA yang sudah meng- implementasikan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SI-PUHH) Online. Tanda-tanda PUHH/barcode diletakkan pada bontos kayu bulat telah sesuai dengan dokumen, dan penandaan/barcode pada kayu bulat tersebut dapat dilacak balak.
3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan secara konsisten oleh pemegang izin.
MEMENUHI Auditee telah memiliki/membuat mekanisme (sistem tata usaha kayu) yang mengatur tentang penandaan hasil produksi kayu yang dihasilkan dari blok/petak tebangan, sesuai ketentuan PUHH yang berlaku, sebagaimana tercantum dalam :
SOP TATA USAHA KAYU Auitee No : INH.II-MLN/
PHPL/PNRS.64, revisi ke 2 tanggal 10 Januari 2014
SOP PUHH ONLINE Auditee No : INH.II-MLN/PHPL /PNRS.74, tanggal 04 Maret 2015.
Hasil observasi lapangan mekanisme penerapan identitas/penandaan kayu bulat tersebut dapat digunakan untuk menelusuri/melacak balak asal usul kayu sampai ke tunggak.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 16 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.4. Pemegang Izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil Hutan (DHH) untuk hutan alam, dan arsip FAKB dan lampirannya untuk hutan tanaman.
MEMENUHI
1. Tersedia dokumen SKSKB dan FAKB yang lengkap dan sah (dibuat oleh petugas yang berwenang) atas pengangkutan kayu auditee periode bulan Maret 2015 s/d Februari 2016.
2. Tersedia dokumen Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Pejabat Penerbit Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat (P2SKSKB).
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu
3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat Perintah Pembayaran) DR dan/ atau PSDH telah diterbitkan.
MEMENUHI Seluruh LHP auditee yang disahkan pada bulan Maret 2015 s/d Februari 2016 sebesar 35.150,57 M3, telah diterbitkan SPP PSDH dan DR nya oleh Pejabat Penagih yang ber- wenang dari Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau sesuai kelompok jenis, volume dan tarif yang berlaku.
3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/ atau PSDH
MEMENUHI PSDH sebesar Rp 2.656.382.460 dan DR sebesar US $ 577.439,63 atas pengesahan dokumen LHP periode bulan Maret 2015 s/d Februari 2016 sebesar 35.150,57, oleh Auditee telah dibayar lunas dan sesuai dengan dokumen SPP.
3.2.1.c.
Kesesuaian tarif DR dan PSDH atas kayu hutan alam (terma- suk hasil kegiatan penyiapan lahan un- tuk pembangunan hutan tanaman) dan kesesuaian tarif PSDH untuk kayu hutan tanaman.
MEMENUHI Pembayaran DR dan PSDH atas pengesahan LHP periode bulan Maret 2015 s/d Februari 2016, telah sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau terdaptar (PKAPT)
3.3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
3.3.1.a Dokumen PKAPT MEMENUHI Terdapat dokumen PKAPT an. PT INHUTANI II Unit Malinau yang diterbit kan oleh instansi yang berwenang dengan masa berlaku s/d : 12 April 2018
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah
3.3.2.a. Dokumen yang me- nunjukkan identitas kapal.
MEMENUHI Kapal yang mengangkut kayu PT INHUTANI II UMHA Malinau ke tujuan pengiriman mengunakan SIB dengan kapal berbendera INDONESIA.
3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal 3.4.1.a. Tanda V-Legal
yang dibubuhkan sesuai dengan ketentuan.
MEMENUHI Seluruh kayu produksi periode bulan Maret 2015 s/d Februari 2016 telah menggunakan Tanda V- Legal sesuai ketentuan..
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4.1.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya 4.1.1.a. Dokumen
AMDAL/ DPPL/ UKL-UPL/
RKL-RPL
MEMENUHI 1. Tersedia dokumen AMDAL yang lengkap untuk seluruh areal kerja dan telah mendapatkan persetuju an dari Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan berdasar kan Surat Keputusan No : 95/DJVI /AMDAL/1997 tanggal 4 Juli 1997.
2. Proses penyusunan dokumen lingkungan telah sesuai ketentuan yang berlaku.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial 4.1.2.a.
Dokumen RKL dan RPL
MEMENUHI Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL yang telah disahkan.
4.1.2.b.
Bukti pelaksanaan pengelolaan dan pe mantauan dampak penting aspek fisik- kimia, biologi dan sosial
MEMENUHI Auditee telah melaksanakan Pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi di lapangan
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
5.1.1.a.
Pedoman/prosedur K3
MEMENUHI Tersedia pedoman/prosedur K3 dan personel yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3, sesuai SK Ka Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malinau No. 460/19/
Dissosnakertrans/I/2015 pada tanggal 12 Maret 2015.
5.1.1.b.
Ketersediaan Peralatan K3
MEMENUHI Tersedia peralatan dan berfungsi baik .
5.1.1.c.
Catatan kecelakaan kerja
MEMENUHI Terdapat Serikat Pekerja Kehutanan “SEHATI” di PT INHUTANI II UMHA Malinau . Masa Bakti pengurus selama 2012-2016.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja 5.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja 5.2.1.a. Serikat pekerja
atau kebijakan
perusahaan (auditee) yang membolehkan untuk membentuk atau ter- libat dalam kegiatan serikat pekerja
MEMENUHI Terdapat Serikat Pekerja Kehutanan “SEHATI” di PT INHUTANI II UMHA Malinau . Masa Bakti pengurus selama 2012-2016.
5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) 5.2.2.a. Ketersediaan
Dokumen KKB atau PP MEMENUHI Tersedia dokumen KKB yang mengatur hak-hak pekerja yang telah didaftarkan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, Direktorat
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 18 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, No KEP : 203/PHIJSK- PKKAD/PKB/XII/2014 pada tanggal 24 Desember 2014.
5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur 5.2.3. Pekerja yang
masih di bawah umur MEMENUHI Auditee tidak mempekerjakan karyawan di bawah umur dan usia karyawan yang paling muda adalah 20 Tahun