• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI

PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT)

PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMULYO TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

SRI MULYATI NIM. A54E111022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI

PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMULYO

TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Srimulyati, A54E111022,Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013,

145 halaman.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berdiskusi IPS melalui strategi Point Counterpoint

(Debat Pendapat). Penelitian yang digunakan ini adalah PTK. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes evaluasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV dan guru SDN Karangmulyo pada tanggal 18 Pebruari-02 Juni 2014. Tahapan penelitian terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tindakan dilaksanakan selama 3 siklus, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus tiga dilakukan masing-masing satu kali pertemuan. Subjeknya siswa kelas IV SDN Karangmulyo yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan10 siswa putri dengan objek penelitiannya adalah Kemampuan berdiskusi siswa serta

strategi .Point Counterpoint Indikator kemampuan berdiskusi siswa pada mata

pelajaran IPS adalah sebagai berikut: (1) memusatkan perhatian; (2) menjelaskan masalah atau uraian pendapat; (3) menganalisis pandangan; (4) meningkatkan uraian; dan (5) menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdiskusi siswa kelas IV SDN Karangmulyo

setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi Point

Counterpoint. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tahap pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III. Pada tahap pra siklus diketahui kemampuan berdiskusi siswa rendah dengan presentase 42,1%. Pada siklus I terdapat siswa sedikit meningkat pada tahap sedang dengan nilai presentase kemampuan berdiskusi siswa 59,8%. Pada siklus II kemampuan berdiskusi siswa sangat baik dengan presentase 86,6% dan siklus III mengalami peningkatan 92,92%. Hal ini membuktikan adanya peningkatan kemampuan berdiskusi siswa dengan penerapan strategi Point Counterpoint.

(5)

iv PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.

Diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan suatu permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Diskusi berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul untuk mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan. Diskusi yang efektif itu tidak hanya sekedar berkumpul saja tetapi pembentukan kelompok yang dinamis dengan sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat para anggotanya sehingga menghasilkan suatu penyelesaian terhadap suatu masalah tertentu (Tarigan: 2008: 40).

Sementara itu, dalam Kurikulum 2006, mata pelajaran IPS disebutkan sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs. Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

(6)

memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya.

Pada kenyataannya di kelas IV SDN Karangmulyo, keterampilan berdiskusi siswa pada umumnya masih rendah, terlihat siswa cenderung masih malu dan tidak percaya diri dalam mengungkapkan ide, pikiran, bantahan, persetujuan maupun pendapatnya di forum diskusi, selain itu kurang adanya kerjasama kegiatan diskusi hanya menjadi milik siswa-siswa yang aktif dan tidak semua siswa secara merata dapat mengungkapkan pendapatnya. Siswa yang biasa berbicara dengan orang lain belum tentu terampil berdiskusi, karena keterampilan berdiskusi tidaklah secara otomatis dapat diperoleh atau dimiliki seseorang, keterampilan berdiskusi yang baik dapat dimiliki dengan jalan mengasah dan mengolah serta melatih seluruh potensi yang ada.

Karena kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi maka diperlukan banyak latihan untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi, misalnya dengan cara berlatih dan berpraktik melalui forum kecil, latihan dan praktik melalui forum kecil ini dapat dilaksanakan di mana saja, seperti dengan teman-teman saat bermain, di keluarga, dan yang paling efektif adalah di sekolah pada saat pelajaran berlangsung. Guru melakukan pembelajaran dengan cara berdiskusi, sehingga melatih dan membiasakan siswa untuk berbicara yang pada akhirnya dapat meningkatakan kemampuan berbicara dan berdiskusi siswa.

(7)

vi

penjelasan yang guru sampaikan, selain itu penggunaan metode mengajar yang kurang bervariatif dan kurangnya kegiatan berlatih berbicara dan berdiskusi juga menjadi salah satu penyebabnya, sehingga hasil keterampilan berdiskusi siswa kelas IV SDN Karangmulyo masih rendah.

Oleh sebab itu, diperlukan metode yang dapat menarik minat dan semangat siswa agar para siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan berdiskusi tanpa merasa tertekan dan terbebani. Adapun salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berdiskusi siswa adalah strategi Point Counterpoint (debat pendapat).

Strategi ini untuk merangsang diskusi, membangun argumentasi dan memiliki pemahaman yang Iebih mendalam tentang berbagai isu kompleks pada materi yang dipelajari. Hal ini merupakan tindakan alternatif yang kiranya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga akan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa pula. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Peningkatan

Kemampuan Berdiskusi IPS melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint

(Debat Pendapat) pada Siswa Kelas IV SDN Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014”.

Pembatasan Masalah

Diperlukan adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini agar terhindar dari perbedaan pemikiran. Pembatasan masalah tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran IPS di kelas IV SDN Karangmulyo Semester Genap Tahun

Pelajaran 2013/ 2014.

2. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Point Counterpoint (Debat

Pendapat).

3. Aspek yang akan ditingkatkan adalah kemampuan berdiskusi.

Rumusan Masalah

(8)

“Apakah melalui penerapan strategi point counterpoint (debat pendapat) dapat meningkatkan kemampuan berdiskusi IPS pada siswa kelas IV SDN

Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014”.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Khusus

“Untuk meningkatkan kemampuan berdiskusi IPS melalui penerapan

strategi Point Counterpoint (debat pendapat) pada siswa kelas IV SDN

Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014”.

2. Tujuan Umum

a) Peningkatan keaktifan belajar.

b) Peningkatan wawasan Peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

Bagi Siswa agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman yang bersifat alternatif untuk dikembangkan dan diterapkan sesuai dengan keadaan dan lingkungan setempat.

2. Manfaat Bagi Guru

Bagi guru penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pedoman untuk diterapkan dan dikembangkan dalam melaksanakan mata pelajaran IPS.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Bagi sekolah agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah dan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan di SD

LANDASAN TEORI

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

(9)

viii

(integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-diciplinary (Numan Somantri, 2001:101).

2. Strategi Pembelajaran Point Counterpoint (Debat Pendapat)

Menurut Komaruddin Hidayat (2009 : 137), “kegiatan atau metode

Point Counterpoint ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. Menurut Hisyam Zaini, dkk

(2008:41), langkah-langkah penerapan strategi ini adalah sebagai berikut: (1)

Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perspektif; (2) Bagi siswa ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah perspektif yang telah ditentukan oleh guru; (3) Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argument-argumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili, dalam aktivitas ini, pisahlah tempat duduk masing-masing kelompok; (4) Kumpulkan kembali semua siswa dan perintahkan mereka untuk duduk berdekatan dengan teman-teman satu kelompok; (5) Mulai dekat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai; (6) Setelah seorang siswa menyampaikan satu argument dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang sama; (7) Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkinkan.

3. Kemampuan Berdiskusi

Menurut Deddi Mulyana dalam Prakosa (2008) menyatakan bahwa

”kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mera

sebagai bagian dari kelompok tersebut”.Menurut Udin S Winatapura

(10)

METODE PENELITIAN Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan diadakan di SDN Karangmulyo Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karangmulyo Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati yaitu 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 10 siswa putri. Dan berkolaborasi dengan rekan peneliti lain. Obyek

penelitian ini adalah kemampuan berdiskusi siswa dan strategi pembelajaran Point

Counterpoint.

Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2008), model penelitian tindakan kelas adalah secara garis besar terdapat 4 tahapan yang harus dilalui, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi.

Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh peneliti secara langsung. Berdasarkan tujuan penelitian, maka jelas bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kualitatif, akan tetapi lebih bersifat untuk mendeskripsikan data, fakta, dan keadaan yang ada. Penelitian ini menggunakan pola penelitian siklus.

Pengumpulan Data

a. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan

berdiskusi siswa didalam mengikuti proses belajar mengajar.

b. Tes tertulis digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah pelaksanaan

pembelajaran, yang terdiri atas materi Kenampakan Alam, Sosial dan Budaya.

c. Dokumentasi, Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

(11)

x Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi, dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi yaitu

lembar observasi pelaksanaan strategi point counterpoint dan lembar observasi

kemapuan berdiskusi siswa.

2. Pedoman Wawancara, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186).

3. Tes, soal tes untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar IPS setelah pembelajaran

4. Dokumentasi, dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nama anak, daftar nilai siswa, daftar kelompok, dan lembar observasi

Indikator Kinerja

Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa mencapai 80% dari 21 siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Sekolah

Nama Sekolah : SDN Karangmulyo, Nomor Statistik Sekolah: 101031801030,

NPSN: 20316382, Alamat Sekolah: Ds. Karangmulyo Rt.09/03

Kec.Tambakromo Kab. Pati Kode Pos 59174, Tahun Didirikan: 1977, Tahun Beroperasi: 1977

Visi dan Misi Sekolah

1. Visi

Dengan kebersamaan kita tingkatkan mutu menuju cerdas, terampil, berbudi

(12)

2. Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan dengan system manajemen berbasis

sekolah (MBS) secara komprehensif yang didukung oleh semua

stakeholder (pemangku kepentingan di bidang pendidikan) di SD

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta berasaskan iman dan taqwa terhadap Tuhan YME.

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan Contectual Teaching Learning (CTL) serta Discovery Teaching Learning

(DTL) yang berorientasi Bord Base Education (BEE) atau pendidikan

berbasis luas untuk mengembangkan life skill (kecakapan/ ketrampilan hidup).

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil observasi pada tanggal 18 Pebruari 2014, peneliti menemukan adanya masalah yaitu kemampuan siswa dalam diskusi kelompok pada mata pelajaran IPS siswa yang belum optimal. Kurangnya kemampuan berdiskusi IPS dalam materi Kenampakan Alam, Sosial dan Budaya, teramati pada siswa mengerjakan soal masih pasif dan aktivitas proses pembelajaran belum optimal. Siswa merasa kesulitan karena selama ini guru di kelas IV masih menggunakan pembelajaran ceramah dan tugas. Dari hasil tes sebelum pemberian tindakan pada tabel.4.6, menunjukkan adanya masalah pada kemampuan berdiskusi IPS yang hanya 42,1% dari jumlah keseluruhan siswa. Masalah aktivitas belajar siswa yang masih belum optimal, terlihat dari hasil analisis penilaian tes aktivitas dalam mengerjakan melalui tes formatif yang telah tuntas hanya 31% dari 21 siswa dan yang belum tuntas mencapai 69%.

Deskripsi Siklus I

(13)

xii

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hasil dari observasi yang telah dilakukan pada tindakan kelas siklus I, ditemukan bahwa kemampuan berdiskusi siswa mencapai 59,8% dan dalam pelaksanaan pembelajaran strategi point counterpoint prosentase guru dan siswa mencapai 55%. Ini berarti dibandingkan dengan sebelum diadakan siklus I ada peningkatan kemampuan berdiskusi siswa.

Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilakukan tanggal 28 Mei 2014. Pada siklus II guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahan terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus pada pelajaran. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas Siklus II ditemukan bahwa kemampuan berdiskusi

siswa mencapai 86,6% dan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran point

counterpoint dengan prosentase guru dan siswa mencapai 73%. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdiskusi siswa dalam pembelajaran IPS dan sudah memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini tetapi akan dimantapkan pada siklus III.

Deskripsi Siklus III

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus III dilakukan tanggal 2 Juni 2014. Pada siklus III guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahan terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus pada pelajaran. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas Siklus III ditemukan bahwa kemampuan berdiskusi

siswa mencapai 92,92% dan dalam pelaksanaan strategi point counterpoint

prosentase guru dan siswa mencapai 95%. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdiskusi siswa dalam pembelajaran IPS dan sudah memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dan mengalami peningkatan yang sangat baik.

Hasil Penelitian

(14)

mengajar. Pada awalnya hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dan tanpa menggunakan strategi inovatif

Berdasarkan penelitian dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III terdapat peningkatan kemampuan berdiskusi siswa yang sangat signifikan. Sehingga terjawablah dari hipotesis penelitian bahwa penerapan strategi point counterpoint dapat meningkatkan kemampuan berdiskusi. Dan hasilnya terbukti baik memenuhi indikator pencapaian yang ingin dicapai yaitu 80%

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Kesimpulan

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV

SDN Karangmulyo dengan penerapan strategi Point Counte dapat disimpulkan

pointsebagai berikut:

“Melalui penerapan strategi pembelajaran Point Counterpoint dapat meningkatkan kemampuan berdiskusi siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa

kelas IV SDN Karangmulyo tahun pelajaran 2013/ 2014” ternyata dalam

penelitian ini telah terbukti kebenarannya. Ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi siswa dari setiap siklusnya sebelum pembelajaran/ pra siklus (42,1%), siklus I meningkat (59,8%), siklus II meningkat (86,6%), dan siklus III lebih

meningkat (92,92%) Oleh karena itu, strategi point counterpoint merupakan

strategi pembelajaran yang efektif meningkatkan aktivitas belajar siswa, karena mampu merangsang siswa berpikir kreatif, aktif, dan melatih siswa untuk fokus terhadap pelajaran

Implikasi

Kesimpulan di atas mengimplikasikan bahwa strategi pembelajaran point

(15)

xiv Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang ingin disampaikan yaitu :

1. Bagi Guru

a) Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran IPS yang bervariasi

agar siswa tidak merasa jenuh

b) Siswa menyadari akan arti pentingnya belajar bersama baik dengan guru

atau dengan temannya.

2. Bagi Sekolah

Kepala sekolah memberikan sosialisasi pada guru untuk menerapkan model pembelajaran IPS yang bervariasi agar siswa tidak merasa jenuh.

3. Bagi Siswa

Siswa yang pandai harus membagi ilmunya kepada siswa lain dan siswa yang merasa kurang pandai harus terus berusaha atau mencari tahu.

DAFTAR PUSTAKA

Hisyam Zaini, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani

Joko Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PSKGJ-FKIP UMS .

dengan Qinant

Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja .

Rosdakary

Moh.Asrori. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima

Moh.Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:

...PT.Remaja Rosda Karya

Moh. Uzer Usman. 2010.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

………Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Penulis tertarik untuk membuat situs dengan memanfaatkan teknologi komputer dan informatika mengenai suatu perkumpulan / komunitas pecinta klub sepak bola, khususnya Manchester

Mengesahkan Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space, including the Moon and Other Celestial Bodies, 1967 (Traktat

Borneo, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa penyediaan data inventory bertujuan untuk memudahkan administrasi gudang dalam melakukan proses input

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dengan staf-staf yang terkait serta melakukan observasi langsung di lapangan, observasi langsung

Skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWA ( Gynura pseudochina [Lour.] DC) ini,

Penentuan spesies dengan mengaplikasikan DNA barcode dalam penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengembangan akuakultur maupun konservasi ikan air tawar, khususnya

Negeri 3 Surakarta yang memiliki kecerdasan matematis-logis dalam memecahkan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).

[r]