EFEKTIFITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
HARRY FAIRUZ NIM : 8126141007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
EFEKTIFITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
HARRY FAIRUZ NIM : 8126141007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
EFEKTIFITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
ABSTRAK
ii
THE EFFECTIVENESS OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL
AND ANIMATION MEDiA TO IMPROVE STUDENT’S ACHIEVEMENT
ON ELECTROLYTE SOLUTION AND NON ELECTROLYTE SUBJECT
Abstract
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Efektifitas Model Problem-Based
Learning dan Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit” ini dapat disusun
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak
Dr. Marham Sitorus, M.Si. Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si. sebagai Dosen
Pembimbing Tesis yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada
penulis dalam proses penyusunan Tesis penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada bapak Drs. H. Mulyono, M.Si sebagai Kepala Bappeda
Langkat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian
dibeberapa sekolah di kabupaten Langkat.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan Tesis ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kebaikan Tesis penelitian ini.
Medan, Maret 2014
Penulis
iv
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Belajar dan Hasil Belajar 8
2.2. Model Problem-Based Learning 13
2.3. Model Pembelajaran Inkuiri 15
2.4. Metode Eksperimen 17
2.5. Media Pembelajaran 18
2.6. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit 21
2.7. Kerangka Konseptual 27
2.8. Hipotesis Penelitian 22
BAB III : METODE PENELITIAN 24
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 24
3.2. Populasi dan Sampel 24
3.3. Variabel Penelitian 24
3.4. Desain dan Prosedur Penelitian 24
3.5. Instrument Penelitian 27
3.6. Teknik Analisis Data 28
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 29
4.1. Data Hasil Penelitian 29
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 35
4.3. Uji Hipotesis 39
4.4. Pembahasan 42
v
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 47
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 47
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Problem-Based Learning 14
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 17
Tabel 3.1 Kerangka Eksperimen Penelitian 25
Tabel 4.1 Data Deskripsi Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Stabat 30
Tabel 4.2 Data Deskripsi Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Binjai 31
Tabel 4.3 Data Deskripsi Hasil Belajar Siswa SMA Persiapan Stabat 33
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian di SMA Negeri 1 Stabat, 34
SMA Negeri 1 Binjai dan SMA Persiapan Stabat
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Hasil Penelitian 36
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Hasil Penelitian 39
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Kognitif 40
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Afektif 41
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 27
Gambar 4.1 Histogram uji Normalitas Data Gain Hasil Belajar 36
Gambar 4.2 Histogram uji Normalitas Data Karakter Tanggung Jawab 37
Gambar 4.3 Histogram uji Normalitas Data Karakter Tanggung Jujur 37
Gambar 4.4 Histogram uji Normalitas Data Karakter Tanggung Berpikir
Kritis 38
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 50
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 52
Lampiran 3 Pedoman Praktikum 62
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrument Tes 64
Lampiran 5 Validitas Instrument Tes 77
Lampiran 6 Reliabilitas Instrument Tes 78
Lampiran 7 Instrument Tes 79
Lampiran 8 Kisi-kisi Lembar Observasi Untuk Mengamati Karakter 83
Tanggung Jawab, Jujur dan Berpikir Kritis
Lampiran 9 Lembar Observasi Untuk Mengukur Karakter 84
Lampiran10 Kisi-kisi Lembar Observasi Untuk Mengamati 86
Keterampilan (Psikomotorik) Siswa
Lampiran 11 Data Hasil Penelitian di SMA Negeri 1 Stabat 87
Lampiran 12 Data Hasil Penelitian di SMA Negeri 1 Binjai 88
Lampiran 13 Data Hasil Penelitian di SMA Persiapan Stabat 89
Lampiran 14 Deskripsi Data Hasil Penelitian di SMA Negeri 1 Stabat, 90
SMA Negeri 1 Binjai dan SMA Persiapan Stabat
Lampiran 15 Uji Normalitas Data 91
Lampiran 16 Uji Homogenitas Data 92
Lampiran 17 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Kognitif 93
Lampiran 18 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Afektif 94
Lampiran 19 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Psikomotorik 95
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran, kompenen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat mengajak siswa aktif berpikir mengenai materi untuk dapat memecahkan suatu masalah, oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan tujuan pembelajaran yang diterapkan karena model pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahaminya materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Hasil survei awal yang penulis lakukan kepada guru kimia di SMA Negeri 1 Binjai, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini sesuai dengan data yang penulis peroleh dari guru kimia SMA Negeri 1 Binjai yaitu nilai rata-rata hasil belajar Kimia dalam materi larutan elektrolit dan non-elektrolit adalah 35,95 sedangkan KKM yang telah ditetapkan adalah sebesar 75.
2
Pada Tahun 2013 pemerintah Indonesia melalui peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah menetapkan bahwa kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir antara lain pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik, pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok, dan pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. Berdasarkan pola pikir tersebut, maka pemerintah menyarankan model Problem-Based Learning, Project Based
Learning dan Discovery Learning dengan pendekatan scientific sebagai model
dan pendekatan dalam Kurikulum 2013.
Hasil penelitian Polanco, R. (2004) menemukan bahwa skor mahasiswa untuk 5 mata kuliah yang diajarkan dengan menggunakan model Problem-Based
Learning lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Zamri, S. (2005)
mengungkapkan bahwa hasil penelitian mengindikasikan model Problem-Based
Learning memiliki dampak positif kepada sikap siswa, aktifitas siswa dan
persepsi siswa dalam proses pembelajaran.
Mellyzar (2013) menemukan bahwa cara paling efektif untuk meningkatkan hasil belajar kimia dan kreatifitas siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan dengan penggunaan media komputer. Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa model Problem-Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
3
McParland, M. (2004) memperoleh kesimpulan bahwa model
Problem-Based Learning lebih efektif dibandingkan model pembelajaran tradisional. Hal
ini tidak disebabkan oleh siswa menggunakan gaya belajar yang lebih efektif, namun siswa dapat belajar secara lebih efektif selama proses pembelajaran tanpa mengubah gaya belajar yang mereka pilih.
Sulaiman, F. (2013) menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan model
Problem-Based Learning, siswa merasa bahwa Problem-Based Learning
merupakan model pembelajaran yang efektif. Mereka merasa bahwa pemahaman mereka mengenai materi yang diajarkan meningkat sebagai hasil dari model
Problem-Based Learning. Prima, E.C. (2011) menemukan bahwa model
Problem-Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep
siswa dibandingkan dengan kelas kontrol. Selain itu keterampilan sains siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem-Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Voggel-wallcut, J.J., (2010) menemukan bahwa penggunaan media animasi lebih efektif dalam proses penyerapan pengetahuan, sedangkan media gambar merupakan media yang lebih efektif dalam mengajarkan pengetahuan prosedural dan konseptual kepada siswa. Marbach-Ad, G. (2008) juga menemukan bahwa dengan menggunakan media animasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pencapaian atau hasil belajar jika dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
Thatcher, J.D. (2006) menemukan bahwa mahasiswa yang diajar dengan menggunakan media animasi memiliki skor hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan buku teks. Hasil ini menunjukkan bahwa menggunakan media animasi merupakan alat yang efektif juga untuk meningkatkan pemahaman konsep serta memunculkan minat dalam proses pembelajaran.
4
atas kelas kontrol meliputi nilai rata-rata prestasi akademik, skor daya ingat belajar dan skor keterampilan penyelidikan dalam pembelajaran, baik pada tingkat kognitif dan afektif.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dikemukakan di atas maka peneliti terarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Model
Problem-Based Learning dan Media Animasi dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan non-Elektrolit”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :
1. Hasil belajar kimia siswa masih rendah.
2. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru Kimia kurang bervariasi.
3. Abstraknya konsep-konsep dalam mata pelajaran Kimia.
4. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran kimia.
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini hanya kepada Efektifitas Model
Problem-Based Learning dan Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia
5
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia aspek kognitif siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri?
2. Apakah hasil belajar kimia aspek afektif siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri?
3. Apakah hasil belajar kimia aspek psikomotorik siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia aspek kognitif siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kimia aspek afektif siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
6
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam mengatasi masalah hasil belajar.
2. Bagi siswa, model Problem Based Learning dapat membantu siswa
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kimia di dalam kehidupan.
3. Bagi guru, model Problem Based Learning dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif dalam mengajarkan larutan elektrolit dan non elektrolit.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan perbandingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.7. Definisi Operasional
Adapun beberapa istilah-istilah yang digunakan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Model Problem-Based Learning merupakan model pembelajaran yang
memiliki 5 tahapan yaitu (1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, (2) Mengorganisasikan siswa untuk meneliti, (3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok, (4) Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
2. Model Pembelajaran Inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang memiliki 6 tahapan yaitu (1) Orientasi, (2) Merumuskan masalah, (3) Merumuskan hipotesis penelitian, (4) Mengumpulkan data, (5) Menguji Hipotesis dan (6) Mengambil suatu kesimpulan.
7
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar kimia aspek kognitif siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
2. Hasil belajar kimia aspek afektif siswa (karakter tanggung jawab) yang diajar dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
3. Hasil belajar kimia aspek afektif siswa (karakter jujur) yang diajar dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi tidak lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
4. Hasil belajar kimia aspek afektif siswa (karakter berpikir kritis) yang diajar dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
5. Hasil belajar kimia aspek psikomotorik siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem-Based Learning dan media animasi tidak lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
5.2. Saran
48
1. Model pembelajaran Problem-Based Learning dapat dijadikan salah satu
alternatif model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa.
2. Setiap guru harus pandai dalam memilih dan menentukan model
pembelajaran, metode, pendekatan, strategi dalam kegiatan belajar agar siswa tidak secara langsung memperoleh informasi dari guru, tetapi guru harus dapat menjadi fasilitator dalam pembentukan pengetahuan siswa.
3. Model Pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu alternatif model
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdelraheem, A. Y., (2006), The Effectiveness of Inquiry-Based Technology Enhanced Collaborative Learning Environment, International Journal of
Technology in Teaching and Learning, 2(2) : 65-87.
Amir, M. T., (2010), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana, Jakarta.
Arends, R.I., (2008), Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar Buku Dua,
edisi ke – 7, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arsyad, A., (2005), Media Pembelajaran, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Balım, A. G., (2009), The Effects of Discovery Learning on Students’ Success
and Inquiry Learning Skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of
Educational Research, 35(1) : 1-20.
Daryanto, (2009), Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif, AV Publisher, Jakarta.
Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Downing, K., (2011), Impact of Problem-Based Learning on Student Experience and Metacognitive Development, Multicultural Education & Technology
Journal 5(1) : 55–69.
Hamalik, O., (2005), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Makmun, A.S., (2007), Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Marbach-Ad, G., (2008), Using Computer Animation and Illustration Activities to
Improve High School Students’ Achievement in Molecular Genetics,
Journal of Research in Science Teaching 45(3) : 273–292.
McParland, M. (2004), The Effectiveness of Problem-Based Learning Compared to Traditional Teaching in Undergraduate Psychiatry, Medical Education 38(8) : 859–867.
Mellyzar, (2013), Efektifitas model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa pada pelajaran kimia di sekolah menengah atas, Jurnal Pendidikan Kimia 5(2) : 91-97.
Polanco, R., (2004), Effects of a problem‐based learning program on engineering
students’ academic achievements in a Mexican university, Innovations in Education and Teaching International 41(2) : 145–155.
Prima, E.C., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Elastisitas pada Siswa SMA, Jurnal Teori
Dan Hasil Penelitian Pembelajaran MIPA 16(1).
Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
49
Rusmono, (2012), Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Sagala, S., (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sanjaya, W., (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Kharisma Putra Utama, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sukiman, (2012), Pengembangan Media Pembelajaran, Pedagogia, Yogyakarta. Sulaiman, F., (2013), Students’ Reflections: A Case Study on Problem-Based
Learning Approach in Malaysia, Scottish Journal of Arts, Social Sciences
and Scientific Studies 11(1) : 37-48.
Sutikno, M.S., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Prospect, Bandung.
Thatcher, J.D., (2006), Computer Animation and Improved Student Comprehension of Basic Science Concepts, JAOA: Journal of the
American Osteopathic Association 106(1) : 9–14.
Tosun, C., (2013), The Effects of Problem-Based Learning on Metacognitive Awareness and Attitudes toward Chemistry of Prospective Teachers with Different Academic Backgrounds, Australian Journal of Teacher
Education 38(3) : 60-73.
Vogel-wallcut, J.J., (2010), Animated versus Static Images of Team Processes to Affect Knowledge Acquisition and Learning Efficiency, MERLOT
Journal of Online Learning and Teaching 6(1) : 163-173.
Winkel, W.S., (2004), Psikologi Pengajaran, Media Abadi, Yogyakarta.