• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Proses Pemilihan Sampel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Proses Pemilihan Sampel"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

31

Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003 – 2008. Data penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Dari populasi sejumlah 399 emiten, terdapat 46 emiten yang sesuai dengan kriteria objek penelitian dalam penelitian ini.

Tabel 4.1. Proses Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 – 2008 399 Perusahaan yang tidak membagikan dividen (315)

Perusahaan yang membagikan dividen 84

Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara teratur dari tahun

2003 -2008 (19)

Perusahaan yang membagikan dividen secara teratur dari tahun 2003 -2008 65 Perusahaan yang termasuk sektor keuangan (investment, multifinance, banking,

dan insurance) dari tahun 2003 – 2008 (16) Perusahaan yang membagikan dividen secara teratur dari tahun 2003 -2008

yang bukan termasuk sektor keuangan 49

Perusahaan yang mempunyai earning per share (EPS) negatif dari tahun

2003 – 2008 (3)

Perusahaan yang terpilih sebagai sampel 46 Populasi yang ada sejumlah 399 emiten dapat dikelompokkan berdasarkan pembagian dividen, yaitu emiten yang tidak membagi dividen, emiten yang membagi dividen (2009), dan emiten yang membagi dividen teratur (2003 – 2008). Sampel penelitian ini termasuk dalam emiten yang membagi dividen teratur (2003 – 2008) mempunyai proporsi 12% dari populasi.

(2)

Tabe

Gamb

B dalam

el 4.2. Penge

Emiten ya Emiten ya Emiten ya (2003 - 20 Total Emi

bar 4.1. Perse

Berikut adal penelitian in

42%

P B

lompokan E Keter ang Tidak M ang Membag ang Memba 008)

ten (2009)

entase Penge

lah daftar sa ni :

% 12%

Pe Pengelom

erdasar D

32 Emiten Berda

angan embagi Divi gi Dividen (2 agi Dividen

elompokan E Dividen

aham emiten 46%

ersentas mpokan rkan Pem

Dividen

Un asarkan Pem

iden 2009)

Teratur

Emiten Berd

n yang mem

se

Emiten mbagian

Emiten yan Membagi D

Emiten yan Membagi D (2009)

niversitas Kr mbagian Divi

Jumlah 185 168 46 399

dasarkan Pem

menuhi krite

n n

ng Tidak Dividen

ng Dividen

risten Petra iden

mbagian

eria sampel

(3)

33

Universitas Kristen Petra Tabel 4.3. Daftar Sampel Penelitian

No. Industri

Sub Sektor Industri

Kode

Saham Emiten Jumlah 1 Agrobisnis Perkebunan TBLA

PT. Tunas Baru Lampung

Tbk 1 2 Aneka

Industri Alas Kaki BATA PT. Sepatu Bata Tbk 5

3 Otomotif dan

Komponennya

ASII PT. Astra Internasional Tbk

4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk

5 SMSM PT. Selamat Sempurna

Tbk 6 Tekstil dan Garmen INDR

PT. Indorama Syntetics Tbk

7 Barang

Konsumsi Farmasi MERK PT. Merck Tbk 12

8 TSPC PT. Tempo Scan Pacific

Tbk

9 Kosmetik dan

Barang Keperluan Rumah Tangga

TCID

PT. Mandom Indonesia Tbk

10 UNVR PT. Unilever Indonesia

Tbk 11

Makanan dan Minuman

AQUA

PT. Aqua Golden Mississippi Tbk

12 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

13 INDF PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk

14 KAEF PT. Kimia Farma (Persero)

Tbk

15 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

16 MLBI PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk

17 Rokok GGRM PT. Gudang Garam Tbk

18 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk

(4)

34

Universitas Kristen Petra Tabel 4.3. Daftar Sampel Penelitian (sambungan)

No. Industri Sub Sektor Industri

Kode

Saham Emiten Jumlah

19

Industri Dasar

dan Kimia Keramik, Porselen dan

Kaca TOTO PT. Surya Toto

Indonesia Tbk

8

20 Kimia

SOBI

PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

21 Lain-lain yang belum

terklasifikasikan CTBN

PT. Citra Tubindo Tbk 22 Logam dan Sejenisnya LION PT. Lion Metal

Works Tbk 23 LMSH

PT. Lionmesh Prima Tbk

24 Plastik & Kemasan EKAD

PT. Ekadharma International Tbk

25 TRST PT. Trias

Sentosa Tbk 26 Semen

SMGR

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

27 Infrastruktur, Energi, dan Transportasi

Jalan Tol, Pelabuhan,

Bandara dan Sejenisnya CMNP

PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

6

28

Telekomunikasi

ISAT PT. Indosat Tbk

29 TLKM PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk 30

Transportasi

BLTA PT. Berlian Laju Tanker Tbk

31 RIGS PT. Rig Tenders

Indonesia Tbk 32 SMDR

PT. Samudera Indonesia Tbk

(5)

35

Universitas Kristen Petra Tabel 4.3. Daftar Sampel Penelitian (sambungan)

No. Industri Sub Sektor Industri Kode

Saham Emiten Jumlah 33

Perdagangan

dan Jasa Hotel dan Pariwisata PNSE

PT. Pudjiadi &

Sons Estate Tbk

11

34 Perdagangan Besar Barang

Konsumsi EPMT

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk

35 TGKA PT. Tigaraksa

Satria Tbk 36

Perdagangan Besar Barang Produksi

AKRA

PT. AKR Corporindo Tbk

37 ASGR PT. Astra

Graphia Tbk

38 HEXA PT. Hexindo

Adi Perkasa Tbk

39 LTLS PT. Lautan Luas

Tbk

40 TURI PT. Tunas

Ridean Tbk

41 Perdagangan dan Jasa SCMA

PT. Surya Citra Media Tbk 42 Perdagangan Eceran MPPA PT. Matahari

Putra Prima Tbk

43 Restoran FAST PT. Fast Food

Indonesia Tbk 44

Pertambangan

Pertambangan Batu bara dan Gambut

PTBA

PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

3

45 Pertambangan Logam dan

Mineral Lainnya INCO

PT. International Nickel Indonesia Tbk

46 TINS PT. Timah

(Persero) Tbk Sumber : Laboratorium Pasar Modal Universitas Kristen Petra

Emiten yang memenuhi kriteria membagikan dividen secara teratur dari tahun 2003 – 2008 terdapat 46 emiten yang bergerak di 7 bidang industri. Tujuh bidang industri adalah sebagai berikut :

(6)

36

Universitas Kristen Petra 1. Agrobisnis

Di tahun 2008, sebagian perusahaan di bidang agrobisnis mengalami penurunan laba, namun secara umum emiten di sektor pertanian mengalami peningkatan laba pada tahun 2008 dibanding 2007 (www.datacon.co.id). Semua saham emiten produsen minyak kelapa sawit yaitu crude palm oil (CPO) rata-rata naik di awal tahun 2009. Hal ini dikarenakan kenaikan harga CPO. Harga CPO melambung mencapai harga tertinggi selama enam bulan terakhir sebelumnya. Kontrak CPO pengiriman Juni 2009 di Malaysia Derivative Exchange naik 5,25%

menjadi US$ 598,89 per metrik ton. Kenaikan harga CPO ini diakibatkan meningkatnya harga minyak kedelai karena minimnya pasokan sehingga harga CPO sebagai substitusi minyak kedelai meningkat. Vice President Research Valbury Securities Nico Omer Jonckheere menduga bahwa harga CPO sedang menuju puncak (bullish) sebab, supply CPO dari Indonesia dan Malaysia masih terbatas dikarenakan cuaca dan mahalnya pupuk yang menjadi kendala.

Permintaan China dan India kuartal pertama tahun 2009 naik 20%, dari tahun 2008 sehingga akan memacu kenaikan harga CPO (Ita, 2009).

2. Aneka Industri

Hingga perujung tahun 2009, saham emiten aneka industri menunjukkan kinerja yang baik. Indeks saham sektor ini naik 147,03% menjadi 588,98 poin dibandingkan Desember 2008 yang tercatat 214,93 poin. Saham dari PT. Astra Internasional Tbk. (ASII) adalah penopang penguatan industri ini. Tahun 2009, harga saham ASII tercatat naik 218,5% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan penjualan otomotif nasional pada 2009 tidak seburuk yang dibayangkan,” ujar senior analis Mega Capital Ratna Lim di Jakarta (www.koran-jakarta.com).

3. Barang Konsumsi

Emiten di sektor industri barang konsumsi pada tahun 2009 naik 45,03%

dari tahun 2008 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 66,11%. Data

(7)

37

Universitas Kristen Petra Bisnis Indonesia Intelligence Unit menyebutkan dari total 32 emiten sektor tersebut, 28 perusahaan mampu mencapai laba bersih, sedangkan dua lainnya mengalami kerugian. Sektor industri barang konsumsi terbagi atas industri makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, serta peralatan rumah tangga.

Kinerja dua perusahaan yang bergerak di industri rokok terlihat baik.

PT. HM Sampoerna Tbk. memimpin perolehan laba bersih senilai Rp 5,08 Triliun atau naik 30,60% dari Rp 3,90 Triliun. Posisi berikutnya ditempati oleh PT. Gudang Garam Tbk. dengan laba bersih Rp 3,46 Ttriliun. Analis PT BNI Securities Akhmad Nurcahyadi menilai sektor industri rokok merupakan sektor yang menjanjikan (Ariyanti, 2010).

4. Industri Dasar dan Kimia

Emiten sektor industri dasar dan kimia mencapai laba bersih senilai total Rp 13,14 Triliun tahun 2009 dengan rata-rata pertumbuhan 46,98%.

Data Bisnis Indonesia Intelligence Unit menyebutkan dari total 56 emiten itu, 42 perusahaan mencapai laba bersih dan delapan lainnya mengalami keruagian. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menjadi emiten dengan perolehan laba bersih teratas dengan nilai Rp 3,33 miliar atau tumbuh 31,82% dibandingkan dengan perolehan yang sama pada tahun 2008 sebesar Rp 2,52 Triliun. Penjualan semen sempat hancur pada semester pertama tahun 2009, kemudian perlahan-lahan pulih. Gifar menambahkan adanya pengerjaan ruas jalan dan permukiman, termasuk apartemen mendorong permintaan semen. Tingkat suku bunga yang stabil juga ikut membantu menggerakkan sektor properti dan konstruksi pada tahun 2010 (Ariyanti, 2010).

5. Infrastruktur, Energi, dan Transportasi

Tingkat pertumbuhan indeks saham sektor infrastruktur di tahun 2009 paling kecil dari semua sektor industri, yaitu sebesar 39,49%. PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang memiliki saham dengan nilai kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia, harga sahamnya hanya

(8)

38

Universitas Kristen Petra naik 26,1% dari tahun 2008. Harga saham PT. Adhi Karya Tbk. hanya bertumbuh 63% dari tahun 2008. Harga saham PT. Indosat Tbk. tercatat turun 4,3% dari tahun 2008 (www.koran-jakarta.com).

6. Perdagangan dan Jasa

Di tahun 2008, sebanyak 60 perusahaan yang tergabung dalam sektor perdagangan, jasa, dan investasi membukukan kinerja buruk, sehingga kinerja laba bersih sektor tersebut anjlok 390,4%. Analis PT Reliance Securities Tbk., Andrew Sihar Siahaan menambahkan penurunan laba menimpa emiten sektor perdagangan dan investasi karena sektor tersebut memiliki exposure dan sensitivitas besar terhadap kondisi perekonomian global sehingga terkena dampak volatilitas nilai tukar. Kinerja Grup Bakrie anjlok 7.198,62% dari semula mencapai laba bersih Rp 223,36 Miliar menjadi rugi bersih Rp 15,86 Triliun. Kerugian itu merupakan yang terbesar pada sektor perdagangan dan di pasar modal Indonesia pada 2008 (Daniri, 2009).

7. Pertambangan

Di tahun 2009, saham-saham sektor pertambangan membukukan kinerja terbaik kedua secara sektoral. Indeks saham sektor ini naik 149,37%

selama tahun 2009. Minyak bumi dan harga komoditas dunia memang sempat turun, sehingga membuat pendapatan perusahaan pertambangan anjlok karena harga jual turun. Namun ekspektasi investor rupanya masih tetap tinggi. Harga saham PT. Bumi Resources Tbk. Saham anak usaha Grup Bakrie ini tercatat naik 210,4% dari tahun 2008. Harga saham PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. naik 125,7% menjadi dari tahun 2008 (www.koran-jakarta.com). Di tahun 2010, emiten pertambangan berencana melakukan ekspansi. Dari dalam negeri, kebutuhan batu bara juga sangat besar. Ini didorong oleh rencana pemerintah yang akan membangun proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt. Kemudian dari luar negeri, Korea, Jepang, India, dan Cina juga membutuhkan pasokan batu bara dalam jumlah yang besar. Sektor

(9)

39

Universitas Kristen Petra ini mendominasi aktivitas merger dan akuisisi global tahun 2010 (www.koran-jakarta.com).

4.1.1 Gambaran Pengelompokan Data

Pengaruh perubahan DPR tahun 2004 – 2007 terhadap perubahan profitabilitas dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :

1. Pengaruh perubahan DPR pada tahun tertentu terhadap perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR.

2. Pengaruh perubahan DPR pada tahun tertentu terhadap perubahan profitabilitas dua tahun setelah terjadi perubahan DPR.

4.2 Analisa Data

4.2.1 Analisa Deskriptif

Berikut adalah hasil gambaran statistik deskriptif perubahan Dividend Payout Ratio (DPR) tiap tahun dan keseluruhan tahun (2004 – 2008) :

Tabel 4.4. Jumlah Perusahaan yang Melakukan Perubahan DPR

Perubahan DPR 2004 2005 2006 2007 2004 - 2007 Perubahan DPR

Meningkat 21 23 23 17 84

Perubahan DPR

Menurun 25 23 23 29 100

Jumlah perusahaan yang melakukan perubahan DPR yang bernilai positif (peningkatan) dari tahun 2004 – 2007 adalah 84 observasi dan perubahan DPR yang bernilai negatif (penurunan) adalah 100 observasi. Jumlah perusahaan yang melakukan perubahan DPR tahun 2005 dan 2006 yang sama antara perubahan DPR yang bernilai positif dan perubahan DPR yang bernilai negatif.

(10)

40

Universitas Kristen Petra Sedangkan pada tahun 2004 dan 2007, jumlah perusahaan yang melakukan perubahan DPR perubahan DPR yang bernilai negatif lebih banyak dari perubahan DPR yang bernilai positif walau tidak terlalu jauh perbedaannya. Ini berarti bahwa perusahaan tidak mengambil keputusan untuk memilih pola pembayaran tetap meningkat atau tetap menurun. Jumlah perusahaan yang mempunyai DPR 30% ke bawah dari tahun 2003 – 2007 dari 46 sampel perusahaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Jumlah Perusahaan Dengan DPR 30% Ke Bawah

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007

Jumlah Perusahaan 27 24 21 23 12

Menurut Hartanto (Ketua Asosiasi Emiten Indonesia),

”perusahaan yang ingin melakukan ekspansi secara luar biasa akan mengalokasikan sedikitnya 70% dari perolehan laba bersihnya sebagai laba ditahan” (www.hariansib.com). Tabel di atas mengindikasikan bahwa sebagian perusahaan akan berencana ekspansi karena hanya menggunakan laba bersihnya dalam bentuk dividen sebesar 30% ke bawah. Apabila penggunaan laba bersih dalam bentuk dividen tidak terlalu besar, berarti sebagian perusahaan menahan laba tinggi. Dari tahun 2003 – 2007, terjadi penurunan jumlah perusahaan yang mempunyai DPR sebesar 30% ke bawah, berarti perusahaan semakin meningkatkan DPR dan mengurangi atau tidak berencana melakukan ekspansi.

(11)

41

Universitas Kristen Petra Tabel 4.6. Deskriptif Perubahan DPR

Statistik Deskriptif 2004 2005 2006 2007 2004 - 2007

Maksimum 5.265% 402% 1.314% 14.232% 14.232%

Minimum -52% -99% -91% -49% -99%

Range 5.213% 303% 1.223% 14.183% 14.133%

Standar Deviasi 7,8311 0,6838 2,0431 20,9718 11,2482 Sumber : Lampiran 2

Dari tabel di atas, dapat diketahui range perubahan DPR dari tahun 2004 – 2007 sangat tinggi yaitu sebesar 14.133% dikarenakan maksimum perubahan DPR adalah 14.232% yang juga termasuk perubahan DPR yang bernilai positif yang paling tinggi. Nilai maksimum ini adalah perubahan DPR dari PT. International Nickel Indonesia Tbk. (INCO). INCO membagikan dividen dalam jumlah besar yang berasal dari seluruh laba perusahaan di tahun 2007 dan sebagian laba di tahun 2006. Hal ini dilakukan karena adanya kondisi baik keuangan perusahaan dengan adanya peningkatan laba bersih perusahaan di tahun 2007 hampir sebesar dua kali lipat dari laba bersih di tahun 2006 (www.tempointeraktif.com). Manajemen perusahaan juga memperkirakan adanya kenaikan penjualan di tahun mendatang. Dana belanja yang digunakan perusahaan tahun 2007 berasal dari dana internal (Pakpahan, 2007, p.1).

Perusahaan yang mengalami perubahan DPR yang minimum sebesar -99% yang juga termasuk perubahan DPR yang menurun paling rendah adalah PT. Tigaraksa Satria Tbk (TGKA). Pada tahun 2005, perubahan DPR TGKA meningkat sebesar 5.265%

dikarenakan DPR tahun 2003 sebesar 5,9671% menjadi 320,1546%

pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005 DPR perusahaan menjadi 4,2691% yang menyebabkan perubahan DPR sebesar -99%.

Pada ikhtisar laporan keuangan perusahaan dikatakan bahwa tahun 2005 adalah tahun yang berat bagi perusahaan sehingga perusahaan

(12)

42

Universitas Kristen Petra melakukan penurunan DPR pada tahun 2005. Data dari perubahan DPR ini bervariasi yang menyebabkan standar deviasi juga berfluktuasi tiap tahun dari tahun 2004 – 2007 dan standar deviasi tahun 2004 – 2007 adalah 11,2482.

4.2.2 Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk memenuhi syarat dalam pengujian analisa regresi yang meliputi uji normalitas, uji otokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dari perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Return on Assets (ROA) Satu Tahun ke Depan Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.7. One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Persamaan Regresi Pertama Tes Kolmogorov-Smirnov

Perubahan DPR

Perubahan Profitabilitas

Unstandardized Residual

Jumlah Observasi 184 184 184

Normal

Parameters(a,b) Mean 152,2320 0,0049 0,0000

Std.

Deviation 1124,8169 0,0611 0,0537 Most Extreme

Differences Absolute 0,4160 0,1900 0,1740

Positive 0,4160 0,1900 0,1740

Negative -0,4120 -0,1630 -0,1150

Kolmogorov-Smirnov

Z 5,6370 2,5830 2,3660

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0000 0,0000 0,0000 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 0,0000 <

(alpha) 0,05, maka data residual tidak berdistribusi normal.

(13)

43

Universitas Kristen Petra 2. Perubahan Return on Equity (ROE) Satu Tahun ke Depan

Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.8. One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Persamaan Regresi Kedua Tes Kolmogorov-Smirnov

Perubahan DPR

Perubahan Profitabilitas

Unstandardized Residual

Jumlah Observasi 184 184 184

Normal

Parameters(a,b) Mean 152,2320 0,0122 0,0000

Std.

Deviation 1124,8168 0,0995 0,0907 Most Extreme

Differences Absolute 0,4155 0,1755 0,1643

Positive 0,4155 0,1755 0,1643

Negative -0,4117 -0,1504 -0,1149

Kolmogorov-Smirnov

Z 5,6368 2,3810 2,2289

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0000 0,0000 0,0001 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 0,0001 < 0,05, maka asumsi data residual tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas dari perubahan profitabilitas dua tahun setelah terjadi perubahan dividen :

(14)

44

Universitas Kristen Petra 1. Perubahan Return on Assets (ROA) Dua Tahun Setelah Terjadi

Perubahan DPR.

Tabel 4.9. One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Persamaan Regresi Ketiga Tes Kolmogorov-Smirnov

Perubahan DPR

Perubahan Profitabilitas

Unstandardized Residual

Jumlah Observasi 138 138 138

Normal

Parameters(a,b) Mean 75,3027 0,4999 0,0000

Std.

Deviation 470,9688 1,5167 1,4996 Most Extreme

Differences Absolute 0,3993 0,2321 0,2326

Positive 0,3993 0,2321 0,2326

Negative -0,3570 -0,1838 -0,1799

Kolmogorov-Smirnov

Z 4,6911 2,7270 2,7328

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0000 0,0000 0,0000 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 0,0000 < 0,05, maka data residual tidak berdistribusi normal.

(15)

45

Universitas Kristen Petra 2. Perubahan Return on Equity (ROE) Dua Tahun Setelah Terjadi

Perubahan DPR.

Tabel 4.10. One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Persamaan Regresi Keempat Tes Kolmogorov-Smirnov

Perubahan DPR

Perubahan Profitabilitas

Unstandardized Residual

Jumlah Observasi 138 138 138

Normal

Parameters(a,b) Mean 75,3027 0,5496 0,0000

Std.

Deviation 470,9688 1,5914 1,5485 Most Extreme

Differences Absolute 0,3993 0,2440 0,2311

Positive 0,3993 0,2440 0,2311

Negative -0,3570 -0,1971 -0,1934

Kolmogorov-Smirnov

Z 4,6911 2,8665 2,7148

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0000 0,0000 0,0000 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 0,0000 < 0,05, maka data residual tidak berdistribusi normal. Dari masing- masing uji normalitas, data residual yang ada tidak berdistribusi normal. Dilihat dari proporsi sampel yaitu 12% dari keseluruhan populasi, sampel adalah bagian kecil dari populasi sehingga kemungkinan kecil untuk bisa berdistribusi normal. DPR adalah keputusan yang diambil oleh perusahaan untuk membagikan laba bersihnya dalam bentuk dividen, bukan bagian dari proses aktivitas perusahaan sehingga variasi DPR menjadi lebih besar dan mempunyai kemungkinan kecil untuk bisa berdistribusi normal. Ada beberapa cara agar data berdistribusi normal yaitu mentransformasikan data dalam bentuk lain. Transformasi data yang biasa digunakan adalah logaritma. Tidak mungkin untuk melakukan logaritma pada data karena data adalah perubahan sehingga banyak data yang negatif, sedangkan logaritma tidak

(16)

46

Universitas Kristen Petra dapat dilakukan pada data negatif. Kemudian dengan cara menambah sampel juga tidak mungkin karena data yang ada harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Cara yang terakhir adalah dengan menghilangkan data yang teridentifikasi sebagai outliers. Data yang ada bervariasi sehingga tidak mungkin dilakukan penghilangan outliers.

4.2.2.2 Uji Otokorelasi

Uji otokorelasi dari perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Return on Assets (ROA) Satu Tahun ke Depan Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.11. Hasil Uji Breusch-Godfrey Persamaan Regresi Pertama

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -0,0003 0,0040 -0,0680 0,9458 %∆ DPRt 0,0000 0,0000 0,0319 0,3759 0,7074 Res_2 -0,0662 0,0849 -0,0662 -0,7805 0,4361

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Res_2 adalah 0,4361 > alpha (0,05), maka tidak ada gangguan otokorelasi.

(17)

47

Universitas Kristen Petra 2. Perubahan Return on Equity (ROE) Satu Tahun ke Depan Setelah

Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.12. Hasil Uji Breusch-Godfrey Persamaan Regresi Kedua

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -0,0004 0,0068 -0,0531 0,9577 %∆ DPRt 0,0000 0,0000 0,0205 0,2525 0,8010 Res_2 -0,0510 0,0813 -0,0509 -0,6268 0,5316

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Res_2 adalah 0,5316 > alpha (0,05), maka tidak ada masalah otokorelasi.

Uji otokorelasi dari perubahan profitabilitas dua tahun setelah terjadi perubahan DPR :

1. Perubahan Return on Assets (ROA) Dua Tahun Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.13. Hasil Uji Breusch-Godfrey Persamaan Regresi Ketiga

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,0020 0,1310 0,0151 0,9880

%∆ DPRt 0,0000 0,0003 0,0001 0,0007 0,9995 Res_2 0,0580 0,0863 0,0580 0,6727 0,5023

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Res_2 adalah 0,5023 > alpha (0,05), maka tidak ada gangguan otokorelasi.

2. Perubahan Return on Equity (ROE) Dua Tahun Setelah Terjadi Perubahan DPR.

(18)

48

Universitas Kristen Petra Tabel 4.14. Hasil Uji Breusch-Godfrey Persamaan Regresi Keempat

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,0011 0,1354 0,0079 0,9937

%∆ DPRt 0,0000 0,0003 -0,0001 -0,0014 0,9989 Res_2 0,0285 0,0864 0,0285 0,3295 0,7423

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Res_2 adalah 0,7423 > alpha (0,05), maka tidak ada gangguan otokorelasi.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dari perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR adalah sebagai berikut : 1. Perubahan Return on Assets (ROA) Satu Tahun ke Depan Setelah

Terjadi Perubahan DPR

Tabel 4.15. Hasil Uji Glejser Persamaan Regresi Pertama

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,0296 0,0033 9,0214 0,0000

%∆ DPRt 0,0005 0,0003 0,1282 1,7441 0,0828 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi %∆

DPRt 0,0828 > alpha (0,05) maka tidak ada gangguan heteroskedastisitas.

(19)

49

Universitas Kristen Petra 2. Perubahan Return on Equity (ROE) Satu Tahun ke Depan Setelah

Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.16. Hasil Uji Glejser Persamaan Regresi Kedua

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,0562 0,0052 10,8258 0,0000 %∆ DPRt 0,0000 0,0000 0,1193 1,6207 0,1068

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi %∆

DPRt 0,1068 > alpha (0,05) maka tidak ada masalah heteroskedastisitas.

Uji otokorelasi dari perubahan profitabilitas dua tahun setelah terjadi perubahan DPR :

1. Perubahan Return on Assets (ROA) Dua Tahun Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.17. Hasil Uji Glejser Persamaan Regresi Ketiga

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,8994 0,1041 8,6386 0,0000 %∆ DPRt -0,0001 0,0002 -0,0492 -0,5749 0,5663

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi %∆

DPRt 0,5663 > alpha (0,05) maka tidak ada gangguan heteroskedastisitas.

(20)

50

Universitas Kristen Petra 2. Perubahan Return on Equity (ROE) Dua Tahun Setelah Terjadi

Perubahan DPR.

Tabel 4.18. Hasil Uji Glejser Persamaan Regresi Keempat

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,8974 0,1094 8,2021 0,0000 %∆ DPRt -0,0001 0,0002 -0,0401 -0,4679 0,6406

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi %∆

DPRt 0,6406 > alpha (0,05) maka tidak ada gangguan heteroskedastisitas.

4.2.3 Uji t, Koefisien Regresi, Koefisien Determinasi

Uji t dari perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Return on Assets (ROA) Satu Tahun ke Depan Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.19. Ringkasan Persamaan Regresi Pertama

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Model

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,0088 0,0040   22,062 0,0286

%∆ DPRt -0,0000258 0,0000 -0,4752 -72,867 0,0000 Model R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,2258 0,2216 0,0539

(21)

51

Universitas Kristen Petra Hasil persamaan regresi pertama dapat ditulis sebagai berikut :

∆ ROAt+1 = 0,0088 - 0,0000258 %∆ DPRt (4.1)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai konstan sebesar 0,0088. Nilai koefisien %∆ DPRt sebesar -0,0000258 signifikan pada level 5%. Berarti jika %∆ DPRt meningkat atau menurun 1%, maka ∆ ROAt+1 menurun atau meningkat sebesar 0,0000258. R2 adalah sebesar 22,58%. Berarti %∆ DPRt mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada ∆ ROAt+1 sebesar 22,58%, sedangkan 77,42% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Perubahan Return on Equity (ROE) Satu Tahun ke Depan Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.20. Ringkasan Persamaan Regresi Kedua

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Model

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,0177 0,0068   26,168 0,0096

%∆ DPRt -0,0000363 0,0000 -0,4106 -60,756 0,0000 Model R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,1686 0,1641 0,0910

Hasil persamaan regresi kedua dapat ditulis sebagai berikut :

∆ ROEt+1 =0,0177 - 0,0000363 %∆ DPRt (4.2)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai konstan sebesar 0,0177. Nilai koefisien %∆ DPRt sebesar -0,0000363 signifikan

(22)

52

Universitas Kristen Petra pada level 5%. Berarti jika %∆ DPRt meningkat atau menurun 1%, maka ∆ ROEt+1 menurun atau meningkat sebesar 0,0000363. R2 adalah sebesar 16,86%. Berarti %∆ DPRt mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada ∆ ROEt+1 sebesar 16,86%, sedangkan 83,14% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Uji t dari perubahan profitabilitas dua tahun setelah terjadi perubahan DPR :

1. Perubahan Return on Assets (ROA) Dua Tahun Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.21. Ringkasan Persamaan Regresi Ketiga

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Model

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,4635 0,1298   35,719 0,0005

%∆ DPRt 0,0005 0,0003 0,1499 17,679 0,0793 Model R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,0225 0,0153 15,051

Hasil persamaan regresi ketiga dapat ditulis sebagai berikut :

∆ ROAt+2 =0,4635 + 0,0005 %∆ DPRt (4.3)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai konstan sebesar 0,4635. Nilai koefisien %∆ DPRt sebesar 0,0005 tidak signifikan pada level 5%. Berarti jika % ∆ DPRt meningkat atau menurun 1%, maka ∆ ROAt+2 meningkat atau menurun sebesar 0,0005. R2 adalah sebesar 2,25%. Berarti %∆ DPRt mampu menjelaskan

(23)

53

Universitas Kristen Petra variasi yang terjadi pada ∆ ROAt+2 sebesar 2,25%, sedangkan 97,75% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Perubahan Return on Equity (ROE) Dua Tahun Setelah Terjadi Perubahan DPR.

Tabel 4.22. Ringkasan Persamaan Regresi Keempat

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Model

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,4909 0,1340   36,635 0,0004

%∆ DPRt 0,0008 0,0003 0,2308 27,667 0,0065 Model R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,0533 0,0463 15,541

Hasil persamaan regresi ketiga dapat ditulis sebagai berikut :

∆ ROEt+2 =0,4909 + 0,0008 %∆ DPRt (4.4)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai konstan sebesar 0,4909. Nilai koefisien %∆ DPRt sebesar 0,0008 signifikan pada level 5%. Berarti jika %∆ DPRt meningkat atau menurun 1%, maka ∆ ROEt+2 meningkat atau menurun sebesar 0,0008. Berarti

%∆ DPRt mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada ∆ ROEt+2 sebesar 5,33% sedangkan 94,67%% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

(24)

54

Universitas Kristen Petra 4.3 Pembahasan dari Hasil Hipotesis

Tabel 4.23. Ringkasan Persamaan Regresi Profitabilitas ROA Tahun ROA

Konstanta Slope R2

1 0,0088 -0,0000258 22,58% ***

2 0,4635 0,0005 2,25% *

(Cat: *,**, *** digunakan untuk level 10%, 5%, 1%)

Tabel 4.24. Ringkasan Persamaan Regresi Profitabilitas ROE Tahun ROE

Konstanta Slope R2

1 0,0177 -0,0000363 16,86% ***

2 0,4909 0,0008 5,33% *

(Cat: *,**, *** digunakan untuk level 10%, 5%, 1%)

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Grullon, Michaely, Benartzi, dan Thaler (2003), yang menemukan bahwa perubahan dividen berpengaruh negatif terhadap perubahan ROA di masa mendatang. Hasil uji t menunjukkan bahwa perubahan DPR berpengaruh signifikan negatif terhadap perubahan profitabilitas ROA dan ROE satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR. Berarti perubahan DPR dapat menjadi kandungan informasi mengenai perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR bagi investor. Korelasi yang signifikan dan negatif antara perubahan DPR dan perubahan profitabilitas satu tahun ke depan setelah terjadi perubahan DPR mengartikan bahwa apabila DPR menurun akan mengindikasikan bahwa perusahaan memanfaatkan sumber dana internal untuk investasi. Hal ini akan berakibat pada peningkatan ROA satu tahun ke depan. Hal ini mendukung teori Pecking Order yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dana yang berasal dari internal (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2008).

(25)

55

Universitas Kristen Petra Sedangkan pada dua tahun setelah terjadi perubahan dividen, pada ROA didapatkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini berarti perubahan DPR hanya berpengaruh pada perubahan ROA satu tahun ke depan saja. Pada ROE didapatkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti perubahan DPR berpengaruh pada perubahan ROE baik pada satu tahun ke depan dan dua tahun setelah terjadi perubahan DPR.

Dapat diketahui bahwa dua industri terbesar dalam sampel adalah industri barang konsumsi dan industri perdagangan dan jasa. Kedua industri di atas adalah industri yang termasuk stabil dan lebih terjamin kelangsungan hidupnya karena menjadi kebutuhan dasar manusia, terutama pada industri barang konsumsi. Salah satu sampel yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk.

menjadi emiten yang memegang rekor rasio pembayaran dividen tertinggi selama lima tahun antara 95% – 100% dari laba bersihnya (www.koran- jakarta.com). Dikatakan oleh Roy Sembel (Chief Research Officer Capital Price) bahwa satu faktor penting berkaitan dengan kebijakan dividen adalah kelangsungan hidup perusahaan (www.koran-jakarta.com). Menurut 

Rowena Suryobroto (Kepala Riset Asia Financial Network), PT. Unilever Indonesia Tbk. termasuk tipe industri yang matang dan cenderung tidak melakukan ekspansi sehingga perusahaan dapat membagikan keuntungan dalam bentuk dividen sebaliknya jika pertumbuhan perusahaan masih besar, seperti industri pertambangan maka perusahaan masih memerlukan laba ditahan yang besar (www.koran-jakarta.com). Hal ini sejalan dengan teori siklus hidup. Perusahaan pada kondisi mature biasanya membagikan dividen untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui meningkatkan kepercayaan pada investornya karena pada kondisi mature, proyek investasi yang ada sudah menurun.

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mempunyai kekuatan besar untuk melakukan ekspansi tercermin dari laba ditahan hingga tahun 2009 adalah Rp 403 Trilliun (www.hariansib.com). Dari data yang diolah majalah Investor, dinyatakan bahwa karena besarnya perolehan

(26)

56

Universitas Kristen Petra laba bersih, maka 228 emiten dapat mengalokasikan 70% laba bersihnya sebagai laba ditahan (www.hariansib.com). Sampel yang ada pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan sebagian perusahaan menggunakan laba bersih dalam bentuk laba ditahan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian perusahaan berencana melakukan ekspansi. Berarti perusahaan berencana menggunakan pendanaan internal agar dapat mengurangi beban bunga karena pendanaan dari hutang dan meniadakan biaya flotation yang mahal karena tidak perlu menerbitkan saham. Argumen Felix Sindhunata (pengamat pasar modal) dan Edwin Sebayang (Kepala Riset Bhakti Securities) mengatakan bahwa ”semakin besar dana internal yang dimiliki sebuah emiten akan sangat bagus bila diberdayakan untuk meningkatkan produksi dan memberikan nilai tambah perusahaan” (www.hariansib.com). Hal ini sejalan dengan teori Pecking Order.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Walaupun penelitian ini dilakukan secara optimal, namun masih menjumpai beberapa keterbatasan, antara lain :

a. Penggunaan metode penelitian yang menggunakan analisa regresi sederhana dengan asumsi linier sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan asumsi non-linier sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.

b. Data yang ada tidak berdistribusi normal. Hal ini terjadi karena sampel adalah bagian kecil dari populasi sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Tidak banyak emiten yang membagikan dividen secara teratur dari tahun 2003 – 2008 dari keseluruhan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Referensi

Dokumen terkait

Penandatanganan pemberian izin cuti bagi pejabat struktural eselon IV dan jabatan fungsional umum di lingkup Sekretariat Daerah untuk semua jenis cuti meliputi cuti tahunan, cuti

Bentuk non-test;  Tulisan makalah  Presentasi kelompok 2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penetapan kadar beberapa senyawa farmasi berdasarkan metode titrasi asam

Secara umum, keragaman corak perencanaan yang ada dalam praktek saat ini, yaitu: (1) perencanaan komprehensif (comprehensive planning); (2) perencanaan induk (master planning);

Oleh karena DM tidak selalu dapat dicegah maka sebaiknya sudah dideteksi pada tahap awal tanda-tanda atau gejala yang ditemukan adalah kegemukan, perasaan haus yang berlebihan,

Gambar tari di atas ditampilkan di ruang terbuka (outdoor) beralaskan tanah dengan posisi pemain melingkar dalam tata pentas arena. Gambar tari di atas adalah.... Tari serimpi

Apabila nilai berat jenis tanah digunakan dalam perhitungan yang berkaitan dengan pengujian hidrometer (SNI 03-3423-1994), pengujian berat jenis harus dilakukan terhadap tanah

Pameran Seni Rupa Alam Terbuka “Art for Love” bertujuan untuk memamerkan lukisan dari pelukis Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang dalam rangka penggalakkan

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015