• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PRODUKSI PROGRAM “HOT SPOT”

DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

Rey Erlingga

Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

ABSTRAK

Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi program Hot Spot di Global TV dalam meningkatkan kualitas program untuk menghadapi persaingan di dunia industri pertelevisian Indonesia

Metode Penelitian : Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif sebagai acuan. Penelitian kualitatif dengan cara in-depth interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data.

Hasil yang di capai : Peneliti dapat memperoleh pengalaman dan ilmu yang sesuai dengan mata kuliah.

Penulis juga dapat memperoleh data yang membantu dan memperkuat hasil penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Simpulan : Proses produksi yang dilakukan oleh program Hot Spot di Global TV sesuai dengan teori khusus dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan 3 tahap produksi program televisi diantaranya tahap pra produksi, tahap produksi dan tahap pasca produksi serta dalam proses produksinya program Hot Spot didukung pula dengan strategi programnya dengan melakukan analisis SWOT. Dengan itu, program Hot Spot dapat meningkatkan kualitas programnya dan mampu bersaing dengan program dari televisi lain.

Kata Kunci:

Proses Produksi, Program Hot Spot, Meningkatkan, Kualitas Program

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Fred Wibowo (2009) dalam bukunya yang berjudul tekinik Produksi Program Televisi, Program acara Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Namun, demi kepentingan program, durasi dan konsep Magazine dapat berubah – ubah sesuai dengan kebutuhannya., dengan memanfaatkan video – video yang diambil dari Internet lalu disulap oleh industri televisi menjadi sebuah program acara yang menarik.

Salah satu program Magazine yang sekaligus akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini adalah program acara Hot Spot di Global TV. Hot Spot adalah sebuah program Magazine yang memberikan informasi – informasi ringan dan menarik yang dikemas dengan santai dan menarik yang ditayangkan setiap hari senin sampai jumat pada pukul 11.30 sampai dengan 12.00 WIB di Global TV.

Setiap program memiliki ciri khas masing – masing baik dari tampilannya maupun konsepnya, begitu pula dengan Hot Spot. Program Hot Spot adalah program magazine yang digabungkan dengan progam informasi yang belakangan ini merupakan salah satu jenis program yang sukses diterima oleh masyarakat, yaitu program yang menampilkan video – video atau gambar yang diambil dari Internet atau yang lebih dikenal Youtube. Menurut hasil data survei yang dilakukan AC Nilsen pada periode 30 Oktober sampai dengan 5 November 2011, jumlah rating yang didapat program Informasi mencapai sebesar 4,5 persen dan Share sebesar 17,2 persen yang menduduki pringkat ke-4 dari seluruh program televisi di Indonesia hampir setiap harinya. Oleh karena itu, selain berupa liputan langsung program Hot Spot juga menampilkan video – video dan gambar menarik yang memiliki nilai informasi dan pengetahuan umum yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

Melihat dari konsep program magazine yang disajikan oleh Hot Spot di Global TV, merupakan salah satu strategi program yang digunakan untuk dapat bersaing dengan program sejenis dari stasiun televisi lain yang akhir – akhir ini semakin bertambah jumlahnya. Oleh karena itu, penulis mengangkat masalah ini kedalam penelitian untuk mengetahui seperti apa proses produksi program Hot Spot di Global TV dalam meningkatkan kualitas program.

Ruang Lingkup

Ketatnya persaingan di industri pertelevisian Indonesia, membuat para perkerja televisi memacu kreatifitasnya untuk menciptakan inovasi baru dalam memproduksi sebuah program acara yang dapat menarik dan bersaing merebut hati pemirsanya.

Banyaknya televisi nasional ataupun lokal di Indonesia, membuat audien terbagi berdasarkan program - program acara yang dibutuhkannya dan dianggap menarik. Tidak heran jika banyak program acara yang sama atau mirip program acara di televisi satu dengan televisi yang lain, contohnya saja seperti acara Spotlite di Trans 7 dengan Hot Spot di Global TV. Hal tersebut dilatar belakangi oleh perebutan audiens yang bertujuan untuk mendapatkan rating yang tinggi.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengangkat program acara “Hot Spot” di Global TV, untuk mengetahui bagaimana proses produksi program tersebut dalam meningkatkan kualitas program, agar program tersebut tetap bertahan di dalam ketatnya persaingan pertelevisian di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi produksi program Hot Spot di Global TV dalam meningkatkan kualitas program untuk menghadapi persaingan di dunia industri pertelevisian Indonesia.

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian di mana peneliti berusaha menggambarkan keadaan/kondisi yang sebenarnya dan data yang diperoleh berasal dari fakta-fakta yang tampak sebagaimana keadaan sebenarnya.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan satu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri lain penelitian deskriptif ialah bertitik berat pada observasi dan suasana ilmian (naturalis setting) peneliti bertindak sebagai pengamat.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati suatu organisasi produksi program acara televisi, mulai dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi. sehingga jenis penelitian deskriptif kualitatif ini peneliti gunakan untuk melakukan penelitian, karena peniliti ingin mengamati sebuah strategi produksi serta gambaran secara menyeluruh dan juga mendalam berkaitan dengan proses produksi program acara Hot Spot di Global TV.

HASIL & BAHASAN

Program Hot Spot merupakan sebuah program televisi yang diadaptasi dari media cetak yaitu majalah. Oleh karena itu program Hot Spot dikategotikan sebagai sebuah program acara televisi yang berjenis Magazine yang artinya sendiri merupakan sebuah program yang menayangkan ragam informasi yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan umum bagi pemirsannya, dengan kata lain program Hot Spot merupakan bentuk audio visual dari media cetak yaitu majalah,. artinya semua konten yang terdapat dalam program Hot Spot mirip dengan apa yang ada di dalam majalah terutama konsep penyajiannya.

Target penonton dari program Hot Spot sebenarnya untuk wanita terutama ibu – ibu rumah tangga dari usia 25 tahun keatas. Namun pada kenyataannya, kebanyakan penonton dari program Hot Spot ini adalah yang berumur dibawah 25 tahun dan jumlah penonton prianya tidak jauh dari jumlah penonton wanitanya dikarenakan informasi – infromasi yang disampaikan tidak selalu ditayangkan untuk ibu – ibu saja melainkan bersifat universal atau dapat ditonton oleh semua kalangan.

Tim produksi juga mendapatkan bahwa sifat ke ‘B-C-D’-an dari program Hot Spot tetap terjaga, artinya informasi yang diberikan memang dikhususkan untuk penonton dengan status ekonomi kalangan menengah kebawah. Namun saat ini target penonton Global TV adalah untuk semua kalangan, yaitu kalangan dengan status ekonomi keatas. Hal ini membuat program Hot Spot dapat terus bertahan hingga saat ini sudah menginjak1 tahun program Hot Spot berjalan.

Tim produksi sudah melakukan proses yang bagus agar program Hot Spot menjadi program televisi yang berkualitas dan diminati penonton. Dengan memperhatikan tema – tema yang akan diangkat untuk setiap episodenya yang disesuaikan dengan kebutuhan penonton dan tetap menjaga tayangan agar selalu seuai dengan konsep yang telah ditentukan. Yaitu dapat memberikan pengetahuan serta wawasan yang bersifat umum dengan pengemasan yang dapat menghibur penonton serta segmentasi penonton dari kalangan status ekonomi sosial A sampai dengan D, dengan tidak harus bergantung pada rating sehingga tetap mengedepankan informasi yang berkualitas.

Pada dasarnya, proses pra produksi program Hot Spot sudah sesuai dengan SOP (standard operation procedure) yaitu sesuai dengan tahapan pra produksi untuk program televisi yang dikemukakan Morissan.

Pada proses penentuan tema dan lokasi shooting yang akan digunakan, tim produksi melakukan meeting untuk menemukan kesepakatan. Begitu selesai meeting, hasil dari meeting selanjutnya ide dan tema yang akan digunakan untuk episode selanjutnya tim kreatif membuatkan skrip dan rundownnya untuk sebagai pedoman dalam memproduksi program pada episode tersebut.

Sedangkan asisten produksi pada saat tahap pra produksi melakukan crew call untuk menghubungi crew yang akan bertugas atau ikut membantu produksi progam Hot Spot seperti kamerawan, make up, driver dan lighting. Setelah selesai asisten produksi melakukan survey ke lokasi shooting untuk mengurus perizinan serta memeriksa lokasi shooting tersebut layak atau tidak untuk digunakan jika layak program asisten melakukan pencatatan untuk keperluan perlengkapan seperti properti apa saja yang akan digunakan.

(4)

Menurut informan yang dilakukan pada tahap produksi ini adalah proses pengambilan gambar atau shooting sesuai dengan yang telah dijelaskan Morissan bahwa pada tahap produksi yang biasa dilakukan oleh tim produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun diluar studio.

Asistant Producer bekerja sama dengan para host dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan.

Selain proses shooting pada tahap produksi tim produksi khususnya asisten produksi melakukan pencarian video dan gambar dari Youtube yaitu merupakan materi utama dalam progam Hot Spot. setelah selesai mencari video dan gambar asisten produksi melakukan voice over atau biasa disebut oleh tim produksi Global TV Take VO bersama pengisi suara yang berfungsi sebagai yang menjelaskan atas video dan gambar yang tampil pada segment video pilihan Hot Spot, sesuai dengan pernyataan dari informan ERL.

Sedangkan pada tahap pasca produksi yang dilakukan oleh tim produksi adalah mengumpulkan seluruh materi program seperti hasil shooting, video dan gambar dari Youtube serta voice over, setelah terkumpul menjadi satu di ruang editing maka proses selanjutnya adalah mengedit, yaitu proses menyatukan, mengurangi, menambahi dan melengkapi data – data hingga menjadi sebuah tayangan yang menarik. Proses pasca produksi program Hot Spot sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh Mabruri dan Morissan bahwa yang dilakukan pada tahap pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap untuk disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca-produksi antara lain penyutingan gambar (editing), memberi ilustrasi, musik, efek dan lain – lain.

Kekuatan dari program ini adalah memiliki ciri khas yang kuat serta pengemasan yang berbeda dari program lain seperti contohnya adalah pada segment “tips kanjeng” yang berdasarkan ungkapan yang disampaikan informan kepada peneliti yaitu banyaknya pemirsa yang menantikan segement tersebut, karena pesan yang disampaikan sangat bermanfaat bagi audien atau penonton.

Banyak materi yang sudah disampaikan kepada pemirsanya dan keterbatasan video dan gambar yang ada di Youtube membuat tim produksi sangat hati – hati dalam menentukan tema, karena jika tema yang ditentukan memiliki keterbatasan dalam jumlah materi pendukungnya maka tema tersebut dapat menghambatan proses produksi sehingga dapat menurunkan kualitas program serta menggurangi minat penonton untuk menyaksikan program Hot Spot

Tidak adanya program saingan pada jam tayang Hot Spot yaitu pada pukul 11.30 sampai dengan 12.00 WIB, memberikan peluang yang cukup besar untuk dapat mengembangkan lagi program tersebut lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia. Karena pada jam tersebut hampir diseluruh stasiun televisi nasional di Indonesia berisikan tayangan – tayangan seperti program acara gosip dan berita.

Terakhir yaitu adalah ancaman atau threat yang dimiliki oleh program acara Hot Spot adalah semakin banyaknya program – program sejenis yang hadir disetiap stasiun televisi swasta di Indonesia dan masih banyaknya program – program sejenis yang tetap bertahan sampai sekarang. Sehingga program Hot Spot harus terus meningkatkan kualitas programnya untuk dapat bersaing dengan progam sejenis dari televisi lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pada penelitian yang dilakukan terhadap Program “Hot Spot” yang tayang di Global TV, maka dapat disimpulkan :

1. Dalam melakukan produksi Program “Hot Spot”, tim produksi mengawalinya dengan melewati Tahapan Pra Produksi yang dimulai dengan perencanaan yaitu rapat untuk menentukan tema dan lokasi shooting yang akan digunakan program “Hot Spot” pada setiap episodenya

2. Pada tahapan proses produksi Program “Hot Spot” dilakukan secara tapping diluar studio dengan lokasi yang berbeda – beda sesuai tema yang akan dibahas dengan durasi yang sudah ditentukan yaitu 30 menit, setiap hari Senin sampai Jumat yang dimulai pukul 11.30 – 12.00 WIB dengan pembawa acaranya yang dapat menghibur audiennya.

3. Proses Tahapan Pasca Produksi yang dilakukan tim produksi program “Hot Spot” adalah melakukan proses penambahan, pengurangan dan penyusunan atau bisa disebut dengan proses editing, yaitu pengolahan hasil produksi baik dari hasil shooting, perekaman pengisi suara atau take VO sampai video – video Youtube yang dikumpulkan oleh asisten produksi.

(5)

Saran

Saran untuk progam Hot Spot di Global TV adalah :

1. Program “Hot Spot” harus terus memperkaya, baik dari materi programnya maupun liputan – liputan langsungnya agar program tersebut tetap bertahan.

2. Menambahkan segment baru yang lebih unik dan kreatif agar audien tidak jenuh menonton tayangan

“Hot Spot”.

3. Memperbanyak menampilkan video – video menarik dari Youtube dan mengurangi gambar – gambar yang bersifat ilustrasi, karena jika hal tersebut dapat mengurangi kualitas dari program “Hot Spot”.

4. Mempertahankan konsep yang sudah ada, seperti adanya segment “ Tips Kanjeng” merupakan tayangan yang tidak dimiliki oleh program sejenis lainnya.

5. Melakukan inovasi secara bertahap terhadap program “Hot Spot” untuk mempertahankan program agar tetap ada.

Saran untuk penonton adalah :

1. Menjadi audien televisi sebaiknya yang harus dilakukan adalah menyaring atau memilih terlebih dahulu atas pesan dan informasi yang disampaikan oleh program TV. Karena tidak semua pesan atau informasi yang disampaikan benar dan layak untuk diterima oleh kita.

2. Sebaiknya sebagai penonton televisi, kita harus mengimbangi antara hiburan dengan pengetahuan agar kita memiliki wawasan yang luas.

3. Sebagai penonton televisi yang baik jadilah penonton yang aktif dan bijaksana agar kita tidak mudah dibodohi oleh tayangan – tayangan televisi yang tidak memilki manfaat.

REFERENSI

BUKU :

Ardianto, Elvinaro, DKK. (2009) . Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Revisi . Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Bungin. B. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Fandy Tjiptono. (2005). Prinsip – prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andy Gaspersz, Vincent. (2002). Total Quality Management (TQM), Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama

Mabruri, Anton. (2010). Manajemen Produksi. Depok : Mind 8 Publishing House.

Moleong, Lexy. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Morrisan. (2011) . Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi Revisi. Jakarta : Kencana.

Nurdin. (2011) . Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta CV.

Werner J. Severin dan James W. Tankard. (2011). Sejarah. Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi ke-5. Jakarta : Kencana.

Wibowo, Fred. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Jakarta: Pinus Book Punisher.

Wiryanto. (2008) . Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo.

JURNAL :

Simoneaux, S. L., & Stroud, C. L. (2011). BUSINESS BEST PRACTICES: SWOT analysis: The annual check-up for a business. Journal of Pension Benefits, 18(3), 75 -78.

http://search.proquest.com/docview/860007592?accountid=31532

Lorimer, R. (2002). Mass communication: Some redefinitional notes. Canadian Journal of Communication, 27(1), 63-72.

http://search.proquest.com/docview/219607839?accountid=31532

(6)

KAMUS :

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002 WEBSITE :

http://www.globaltv.co.id/program/detail/722/HotSpot, kamis, 12 April, Pukul 20 : 36 WIB http://www.mnc.co.id/structure_diagram.html, kamis, 12 April 2012, Pukul 20 : 39 WIB

http://arvie13.blogspot.com/2012/03/pengertian-strategi.html, selasa 15 Mei 2012, Pukul 21 : 36 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis dan/atau pemeriksaan laporan dan informasi, PPATK dapat : meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak 'Pelapor;

dalam Prabowo, Imam, 2011, Optimasi Kecepatan Disintegrasi dan Rasa pada Formulasi Tablet Terdisintergasi Cepat (Fast Disintegrating Tablet) Domperidone

Senada dengan itu Ign Masidjo mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian guru terhadap siswa untuk mengetahui seberapa jauh pnguasaan siswa terhadap materi pelajaran

Perbedaan dari proyek tersebut dengan proyek dari penulis ialah adanya perbedaan fokus landasan arsitekturnya, dimana fokus penulis adalah menghasilkan rancangan

Disini data yang direduksi adalah mengenai proses pembelajaran Tahfidzul Qur'an di Pondok Pesantren Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati yang terkumpul, baik dari

Deklarasi penyerahan dan verifikasi pengajuan dari sebuah artikel menyiratkan bahwa pekerjaan dijelaskan belum dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau

Sedatif dan hipnotik adalah senyawa yang dapat menekan sistem saraf pusat sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas (Siswandono dan Soekarjo, 2000).. Pada dosis

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan