• Tidak ada hasil yang ditemukan

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 NISHOB ZAKAT UANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 NISHOB ZAKAT UANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

NISHOB ZAKAT

UANG

(2)

ZAKAT UANG NISHOBNYA DENGAN EMAS

           ! " # !$ % #&' ( )&

*+& ,%  - ./ 0 12.& 34 0567& .8$ 0  6 .9 :8 15

, .& ;8 9  < &  =

.

? %@

...

Muqodimah

Uang adalah termasuk harta (bahasa arab Mal) yang dimilki

seseorang. Pada zaman dahulu mata uang yang digunakan adalah Dinar yang terbuat dari emas dan Dirham yang terbuat dari perak. Salah satu rukun Islam yang harus diterapkan oleh seorang Muslim adalah

menunaikan zakat, cukup banyak dalil-dalil yang masyhur tentang wajibnya zakat.

Syarat Wajib Zakat

Dalam kitabnya Roudhul Murobi’ (hal. 164-165) Al-‘Alamah Manshur Al Buhuti menjelaskan bahwa syarat wajib zakat ada lima yaitu :

1. Merdeka 2. Muslim

3. Memiliki (cukup) Nishobnya

4. Sempurna kepemilikan nishobnya 5. Telah berlalu Haulnya.

Berkaitan dengan mata uang emas dan perak maka nishobnya adalah 20 dinar untuk mata uang emas, yang kurang lebih menurut ukuran sekarang adalah 85 gram, sedangkan perak adalah 200 dirham yang setara dengan 595 gram. Dan dikeluarkan zakatnya 2.5 % apabila sudah dimiliki selama satu tahun hijriyah. Apabila seseorang memiliki emas sebanyak 85 gram pada tanggal 1 Muharam 1433 H kemudian jumlahnya masih tetap sampai 1 Muharam 1434 H, maka ia wajib

mengeluarkan zakatnya sebesar 2.5 % x 85 gram = 2.125 gram. Begitu juga dengan perak.

Kemudian setelah zaman berubah, kita tidak lagi menggunakan mata uang emas dan perak, tetapi menggunakan mata uang kertas, maka berdasarkan nishob yang mana kita mengeluarkan zakatnya ? jawabannya tentu dengan menggunakan nishob emas atau perak yang dikonversi jumlahnya kedalam mata uang kertas, artinya jika kita

memiliki sejumlah uang yang setara nilainya dengan 85 gram emas atau 595 gram perak, maka berarti uang kita sudah mencapai nishob.

Demikian yang difatwakan oleh komisi tetap majelis fatwa Lajnah Daimah yang diketuai oleh Syaikh bin Baz sebagai berikut :

(3)

A$ *85.& ,%

) 1728 (

H : J$K . ? : 6.& $&L% M"1% N8

O : P $K .& Q R !S.& : 6 $&L%

,% #. LT% , 12 A N  % 8+ MA$8.& U.& ,% 3

+8 U&$K .& Q R !S.& " V W XY.& WA8.& Q MZ5.& ,% #. LT% [?$@ M\ % @ ]+Y.&

+1 ^4& 9 &_1 V.` a[? 6.& b@ ,% c&1L5. dbe ? V.` f8g aU.& ,%

.& U A e& ^4 ? N.

  - ./ h  0 (& 0- i"8.& ( ? .

c "j& M.& k8 . M\&.& Ml.&

8Z

//

8Z

//

Ml.& n\$ ]\  //

n\1.&

//

N8A ,? (& 

//

f P ,? (& 

//

55 o&p1.& 

//

p ? ,? (&  ,? S S.& 

//

“Soal no. 1728 : Kami ingin mengetahui nishobnya zakatnya Dolar (US$) ? Jawab : Nishobnya zakat dolar dan mata uang kertas lainnya adalah yang setara nilainya dengan 20 mitsqol emas atau 140 mitsqol perak. pada waktu itu wajib kepadamu zakat untuk uang dolarmu atau mata uang (kertas) yang sekurs dengannya. Hal ini dengan melihat yang lebih bermanfaat bagi fuqoro dari dua nishob tersebut dan juga memandang perbedaan nilainya berdasarkan perbedaan waktu dan tempat (Negara).

Dari fatwa ini, kita bisa mengambil faedah bahwa nishob zakat uang kertas adalah melihat mana yang lebih dahulu nilainya sebanding dengan nishobnya emas (seharga 85 gram) atau perak (seharga 595 gram).

Jatuhnya Nilai Perak

Pada zaman sekarang harga perak jauh lebih murah dibanding dengan emas. Nishob zakat perak sebesar 595 gram menurut Syaikh Alu Bassam dalam kitab Taisirul Alam senilai dengan mata uang Saudi adalah 55 Real, apabila dikurskan dengan mata uang rupiah dengan asumsi 1 real = Rp. 2300, maka 55 Real x Rp. 2300 = 126’500. namun menurut informasi sekarang nilai 1 gr perak di Indonesia adalah Rp.

23’000 atau taruhlah Rp. 30’000, berarti nishob perak adalah 595 gr x Rp. 30’000/gr = Rp. 17.85 Jt.

Sedangkan nilai emas sekarang 1 gramnya menembus angka Rp.

500 rb, maka nishob emas adalah 85 gr x Rp. 500 rb/gr = Rp. 42.5 Jt.

Dibandingkan dengan perak lebih dari dua kali lipatnya.

Zakat diwajibkan bagi Orang-Orang Kaya

Syariat memberlakukan hukum zakat bagi orang-orang yang kaya sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan

(4)

Muslim dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu anhu , bahwa Rosululloh sholollohu alaihi wa salam pernah mengutus Muadz bin Jabal Rodhiyallohu anhu ke Yaman dan diantara pesan Beliau sholollohu alaihi wa salam adalah :

q!rp stsqr rur1q" sqA rv.& vfq@ sw+s1ts4qxq"

&q`tyq" stz\&r1qL{" 0qr |Nr1wq" stz\ rt}Pq@ s,z% {Yr4s~w #R

“Kabarkanlah kepada mereka bahwa Alloh mewajibkan kepada kalian untuk menunaikan zakat yang diambil dari orang yang kaya dan disalurkan kepada orang yang miskin..”

Juga dalam hadits lainnya yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan selainnya yang dishohikan oleh syaikh Albani dalam Tamamul minnah, bahwa Rosululloh sholollohu alaihi wa salam bersabda :

P 1€ , MA6.&  

“Hanyalah zakat itu dikenakan kepada orang yang nyata kaya”

Berdasarkan hadits inilah menentukan zakat uang kertas dengan perak pada zaman sekarang tidak tepat, alasannya :

1. Ukuran nishob perak yang sebesar 200 dirham itu hampir sebanding nilainya dengan nilai emas sebesar 20 dinar pada masa Rosululloh sholollohu alaihi wa salam. Berkata DR. Muhammad Al Asyqor

(dinukil dari fatawa yas’alunak) : “Pada zaman Nabi uang sebesar 20 dinar emas bisa untuk membeli kurang lebih 20 ekor kambing Hijaz, hal yang sama juga untuk uang perak senilai 200 dirham dapat untuk membeli 20 ekor

kambing kurang lebihnya, dibandingkan dengan sekarang uang dirham sebesar itu belum tentu cukup untuk membeli seekor kambing”. DR. Yusuf Qordhowi berkata dalam kitab zakat : “yang menguatkan hal ini adalah seperti yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, bahwa diyat pada zaman Nabi uang sebesar 800 Dinar senilai dengan 8000 Dirham. Pada masa Umar bin Khotob Rodhiyallohu anhu beliau pernah berkata, ‘sekarang (harga) onta mahal, harganya untuk emas sebesar 1000 dinar, sedangkan untuk uang perak 12000 dirham”.

2. Penentuan nishob zakat uang dengan emas, sebanding dengan penetapan zakat hewan ternak, karena nishob emas hampir

seimbang harganya dengan 40 ekor kambing (harga 1 ekor kambing sekitar Rp. 1 juta), yang merupakan nishob untuk hewan ternak kambing, sebagaimana dinyatakan oleh DR. Yusuf Qordhowi.

3. Berdasarkan konsep ekonomi modern bahwa devisa yang biasa

diperhitungkan suatu Negara adalah devisa emas bukan devisa perak.

Ulama yang berpendapat Zakat Uang dengan Nishob Emas

Karena penggunaan uang kertas adalah masalah kontemporer, maka pembahasan ini dilakukan oleh ulama-ulama masa sekarang ini, adapun ulama-ulama kita yang terdahulu hanya memberikan pedoman dalam penentuan masalah ini, yaitu melihat bahwa kewajiban zakat adalah bagi orang yang kaya. Diantara ulama yang berpendapat bahwa zakat uang adalah dengan nishob emas yaitu : Syaikh DR. Yusuf

(5)

Qordhowi, Syaikh DR. Wahbah Zuhaili, Syaikh DR. Muhammad Al Asyqor, Syaikh Hisamudin Afanah.

Peringatan !!

Artikel ini tidak bermaksud untuk menyebabkan kita menjadi bakhil, sehingga tidak pernah berinfak dijalan Alloh dengan alasan karena dirinya belum kaya, akan tetapi pembahasan ini adalah dari sisi kewajiban seseorang dalam mengeluarkan zakat, sangat banyak sekali ayat yang menganjurkan kita berinfak seperti firman Alloh Subhana wa Ta’ala :

qf8{Lz5sw sw+ r}Arpr$ ‚z%r

“Dan dari sebagian apa yang telah kami berikan rezeki kepada mereka, mereka berinfak”.

(QS. Al Baqoroh : 4) Wallohu a’lam

Referensi

Dokumen terkait

>100 H ada yang mengatakan namanya Ibnu Abdulloh bin Al Mughiroh bin Abi Burdah ada yang mengatakan lagi namanya adalah Abdulloh bin Al Mughiroh bin Abi Burdah, telah berlalu