• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

BIMBINGAN KARIR

Diajukan Kepada Dosen Mata Kuliah Kajian Teknologi dan Vokasi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Ibu Dr. Sri Handayani, M.Pd.

Disusun oleh :

Amaliana 1305865

Dwinda Puspasari 1304582

Iis Sa’diah 1305447

Juliana M Nur 1306948 Nida Awalia H. 1300626 Nur Agni Alvina 1306829 Sarah Dyas A. 1301139 Trimelia Regina A. 1304932

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada bidang studi Kajian Teknologi dan Vokasi yang bertemakan “Bimbingan Karir”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun dalam isinya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak terutama kepada Dosen Mata Kuliah kami guna perbaikan untuk di masa yang akan datang.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kajian Teknologi dan Vokasi atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah pemahaman penulis mengenai “Bimbingan Karir” dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya.

Bandung, November 2014

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Perumusan Masalah ...1

C. Tujuan ... 1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Bimbingan Karier ...2

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan Karier di Sekolah ...2

C. Tujuan Bimbingan Karier di Sekolah ...3

D. Fungsi Bimbingan Karier di Sekolah ...4

E. Penyelenggaraan Bimbingan Karier di Sekolah ...5

F. Paket-Paket Bimbingan Karier ...6

BAB III PENUTUP...8

A. Kesimpulan ...8

B. Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA...9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karir atau pekerjaan merupakan salah satu hal utama dalam kehidupan seseorang. Selain untuk memperoleh penghasilan dan menyambung hidup, hal ini juga berhubungan dengan potensi setiap orang. Karir tidak hanya berhubungan dengan apa yang dikerjakan seseorang sebagai mata pencaharian, namun juga dapat dijadikan sebagai tempat menyalurkan minat (passion) dan wadah pengembangan diri.

Permasalahan yang banyak terjadi di negara kita saat ini salah satunya adalah pengangguran. Angka usia produktif yang cukup banyak, seharusnya dapat mendorong kemajuan perkembangan negara. Namun dengan tingginya angka pengangguran dapat menghambat perkembangan tersebut. Minimnya lapangan pekerjaan seringkali disebut sebagi penyebab utama tingginya angka pengagguran ini. Namun sebenarnya pemilihan karir diawal dengan tepat juga sangat mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang.

Untuk dapat memilih karir dengan tepat, tentu perlu adanya bimbingan dalam mencari dan menentukan karir sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita. Pemilihan karir yang tepat akan sangat menentukan kinerja dan prestasi pekerja tersebut. Karena pekerjaan yang dilakukan dengan niat, tujuan, dan kemampuan yang mumpuni, akan mengahasilkan sesuatu yang bermanfaat, sehingga dapat mendorong kinerja usia produktif dan membantu dalam perkembangan negara.

B. Perumusan Masalah

1. Apa pengertian dari bimbingan karier?

2. Bagaimana prinsip-prinsip bimbingan karier di sekolah?

3. Apa tujuan bimbingan karier di sekolah?

4. Apa fungsi bimbingan karier di sekolah?

5. Bagaimana penyelenggaraan bimbingan karier di sekolah?

6. Apa saja yang termasuk paket-paket bimbingan karier?

(5)

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bimbingan karier.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan karier di sekolah.

3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan karier di sekolah.

4. Untuk mengetahui fungsi bimbingan karier di sekolah.

5. Untuk mengetahui penyelenggaraan bimbingan karier di sekolah.

6. Untuk mengetahui paket-paket bimbingan karier.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Karier

Kata karier diambil dari bahasa Inggris, yaitu career. Ada beberapa kata yang mempunya makna yang sama, yaitu job, employment, dan occupation. Akan tetapi, kata-kata tersebut sebenarnya mempunyai penekanan yang berbeda. Kata job dan employment lebih ditekankan kepada pekerjaan yang digeluti seseorang, dimana orang tersebut hanya mendapatkan upah saja, sedangkan dia tidak menikmati pekerjaan yang digelutinya. Kata ocupation berarti suatu pekerjaan yang sudah dapat diresapi dan dinikmati oleh pelakunya, tetapi pekerjaan tersebut hanya terbatas pada jam-jam kerja saja. Yang terakhir, kata career digunakan pada suatu pekerjaan yang dihayati oleh seseorang, dan menganggap pekerjaan tersebut sebagai panggilan hidup serta mewarnai gaya hidupnya (Winkel, 1997).

Menurut Veron G. Zunker (1981), career refers to the activities associated with an individual’s lifetime of work

2

(karier menunjukan pada aktifitas yang dihubungkan dengan pekerjaan yang mewarnai kehidupan seseorang). Merujuk pada pengertian karir, tidaklah mengherankan jika bimbingan pekerjaan yang ada di indonesia lebih dikenal dengan bimbingan karier, karena diharapkan orang yang dibimbing dapat menjadikan pekerjaanya kelak bukan hanya pekerjaan yang menghasilkan uang saja, tetapi juga bisa dihayati dan mewarnai gaya hidupnya.

Dari pegertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang berupa saran-saran dan masukan-masukan yang berhubungan dengan pekerjaan yang cocok bagi orang tersebut, dengan melihat latar belakang orang yang dibimbing. Saran-saran dan masukan tersebut bukanlah hal yang mutlak harus dilaksanakan, akan tetapi hal tersebut dikembalikan kepada individu yang diberi saran.

B. Prinsip-Prinsip Bimbingan Karier di Sekolah

Agar bimbingan karier di Sekolah dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka beberapa pandangan tentang

prinsip-prinsip bimbingan perlu diperhatikan oleh para pembimbing pada

khususnya dan administrator sekolah pada umumnya, terutama dalam penyusunan

(7)

program pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah. Secara umum prinsip- prinsip bimbingan karier di Sekolah, adalah sebagai berikut:

1. Seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. Tidak ada perkecualian, baik itu yang kaya maupun yang miskin, dan faktor-faktor lainnya.

2. Setiap siswa harus memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.

3. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier.

4. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.

5. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.

6. Program Bimbingan Karier di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya.

7. Program bimbingan karier di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat.

Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut dapat disimpulkan bahwa, bimbingan karier dalam pelaksanaannya memiliki pedoman yang umun dan jelas dalam memberikan pelayanan kepada siswanya dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang karakteristik dunia kerja sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar mampu mencapai kebahagiaan hidup dimasa depan kariernya.

C. Tujuan Bimbingan Karier di Sekolah

Bimbingan karier dan pembangunan nasional mempunyai keterkaitan satu

sama lain. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari tujuan pembangunan nasional,

yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan ini hanya dapat tercapai

(8)

apabila setiap warga negara mempunyai kemampuan kerja yang diharapkan dari padanya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu kehidupan pribadi maupun bangsanya, sesuai dengan nilai hidup yang tercantum dalam pancasila.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang secara kuantitatif maupun kualitatif diperlukan dalam pembangunan nasional, sistem pendidikan secara menyeluruh dan terpadu wajib melaksanakan program bimbingan karier yang terintegrasi dalam keseluruhan program di dekolah-sekolah.

Secara umum, tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier di Sekolah menurut Dewa Ketut Sukardi ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya (Dewa, 1987). Sedangkan, tujuan khusus dari diselenggarakannya bimbingan karier adalah:

1. Meningkatkan pemahaman diri siswa.

2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang dunia kerja.

3. Membina sikap yang serasi terhadap partisipasi dalam dunia kerja dan terhadap usaha dalam mempersiapkan diri dari suatu jabatan.

4. Meningkatkan kemahiran berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan dan melaksanakan keputusan itu.

5. Mengembangkan nilai-nilai sehubungan dengan gaya hidup yang dicita-citakan, termasuk jabatan.

6. Menopang kemampuan berkomusikasi dan bekerja sama.

D. Fungsi Bimbingan Karier di Sekolah

Bimbingan karier sebagai satu kesatuan proses bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam mengarahkan diri dan menciptakan kemandirian dalam memilih karier yang sesuai dengan kemampuan siswanya.

Pentingnya bimbingan karier di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kemantapan pilihan penjurusan kepada siswa, karena

penjurusan akan mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak

diinginkan.

(9)

2. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai dengan keinginannya.

3. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil bekerja.

E. Penyelenggaraan Bimbingan Karier di Sekolah

Menurut Dewa Ketut Sukardi, penyelenggaraan Bimbingan Karier yang diberikan di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu ceramah dan narasumber, diskusi kelompok, pengajaran unit, sosiodrama, karyawisata karier, informasi melalui kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler, serta hari karier. Berikut penjelasan mengenai metode-metode tersebut:

1. Ceramah dan Narasumber

Kegiatan yang dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor, guru, maupun dari nara sumber (pihak dunia kerja), dalam rangka memberikan penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karier.

2. Diskusi Kelompok

Suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan satu keterkaitan pada suatu pokok masalah (dalam hal ini perencanaan karier), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.

3. Pengajaran Unit

Merupakan teknik dalam membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu, melalui kerjasama antara pembimbing dan guru bidang studi. Namun dengan pola ini sudah barang tentu perlu adanya jam tersendiri yang khusus disediakan untuk keperluan kegiatan bimbingan karier.

4. Sosiodrama

Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari dimasyarakat, sehubungan dengan pekerjaan dan karier.

5. Karyawisata Karier

(10)

siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan. Dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai pekerjaan yang diamatinya.

6. Informasi Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler dan Intrakulikuler

Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karier dengan cara mengaitkan dengan mata pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan karier pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan suatu karier tertentu.

7. Hari Karier

Hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai bentuk kegiatan yang bersangkut paut dengan pengembangan karier. Pada hari tersebut semua kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karier yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun.

F. Paket-Paket Bimbingan Karier

Terdapat lima paket dalam bimbingan karier di sekolah. Paket-paket tersebut terdiri dari paket pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pemahaman lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya, dan perencanaan masa depan (Bimo Walgito, 1989)

1. Paket Pemahaman Diri

Paket pemahaman diri adalah suatu paket yang dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui dan memahami siapa sebenarnya dia itu. Para siswa diharapkan akan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat, dan cita-citanya.

2. Paket Mengenai Nilai-Nilai

Dengan paket ini diharapkan siswa dapat mengetahui serta memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan juga nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

3. Paket Pemahaman Lingkungan

Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui serta memahami keadaan lingkungan. Dalam mengetahui dan memahami lingkungan siswa akan lebih tepat dalam mengambil langkah.

4. Paket Hambatan dan Cara Mengatasinya

Paket ini menjadikan siswa dapat mengetahui hambatan-hambatan yang

(11)

ada dalam mencapai tujuan karier yang diminati. Setelah hambatan-hambatan tersebut teridentifikasi, kemudian dicoba mencari solusi dari permasalahan tadi.

5. Paket Perencanaan Masa Depan

Melalui paket ini, siswa diharapkan dapat merencanakan masa depannya

atas bahan-bahan yang telah dipahami pada paket-paket sebelumnya. Dalam

paket ini mencakup pengelolaan informasi diri, mempertimbangkan alternatif,

keputusan dan rencana, serta merencanakan masa depan.

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan karier merupakan komponen yang sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dikarenakan bimbingan karier dapat melatih siswa menjadi mandiri. Tuntutan dunia kerja dewasa ini juga menjadi alasan lain akan perlunya bimbingan karier di institusi pendidikan.

Selain dua hal tersebut, bimbingan karier juga dapat membantu siswa dalam menentukan penjurusan sekolah. Ketepatan penjurusan sekolah akan membuat siswa menikmati sekolah tanpa adanya beban berarti. Lebih jauh lagi, ketepatan penjurusan juga akan menjadikan siswa menghayati bidang pekerjaannya kelak ketika sudah dewasa.

B. Saran

Hendaknya setiap lembaga pendidikan mempunyai layanan bimbingan

konseling dalam bidang karir.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, Dewa Ketut. 1987 Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.

Walgito, Bimo. 1989. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia.

Zunker, Vernon G. 1981. Career, Counseling, Applied Consepts of Life Planning.

Belmont: Wadsworth Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Garuda Indonesia Airlines adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan

b) Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok, kemudiansetiap kelompok diminta untuk mempersiapkan pertanyaan yang berkaitan denganbahan kajian yang terdapat pada

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang sempurna. Di dalamnya termuat berbagai aturan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat termasuk permasalahan tentang

Untuk situasi yang jarang ada yakni jika pemajanan jauh melampaui batas pemajanan ( contoh, lebih besar dari sepuluh kali lipat), atau dalam situasi darurat, pakai alat

Dalam penelitian ini dimaksud untuk menganalisis Biaya operasional kendaraan (BOK) dan persepsi penumpang berdasarkan Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP)

Untuk variabel karakteristik konsumen-merek dilakukan dengan membuat suatu program dimana program tersebut bertujuan untuk mendekatkan antara konsumen dengan merek

Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 5 bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan betutu yang paling tinggi terdapat pada perlakuan C ( Spawnprime A) sebesar 2.17%.. Pada

Tahap kedua, adalah tahap penyiapan operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan