Click to add text
Capacity Building Workshop on
Supporting Employability of Persons with Disability
Accessible Infrastructure, Transportation
and Technology
Perundangan.
UUD 1945 Pasal 28 H ayat 2,
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
Uud 1945 Pasal 28 I Ayat 2,
Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
Perundangan – UU 22/2009 ,
UU no 22/2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Dalam rangka mewujudkan kesetaraan di bidang pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang‐
Undang ini mengatur pula perlakuan khusus bagi penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak‐anak, wanita hamil, dan orang sakit. Bentuk perlakuan khusus yang diberikan oleh Pemerintah berupa
pemberian kemudahan sarana dan prasarana fisik
atau nonfisik yang meliputi aksesibilitas, prioritas
pelayanan, dan fasilitas pelayanan.
Perundangan UU 22/2009 ,
Pasal 25 ayat 1.g
Setiap Jalan yang digunakan untuk LaluLintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan
jalan berupa: fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat.
Pasal 45 ayat 1.e
Fasilitas pendukung LaluLintas dan Angkutan
Jalan, memiliki fasilitas khusus bagi penyandang
Perundangan UU 22/2009 ,
Pasal 93 ayat 2.c
Manajemen dan rekayasa lalulintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pemberian kemudahan pagi penyandang cacat.
Pasal 242 ayat 1
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum wajib memberikan perlakuan khusus di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada
penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak‐anak, wanita
hamil, dan orang sakit.
Perundangan UU 22/2009 .
Pasal 242 ayat 2
Perlakuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. aksesibilitas;
b. prioritas pelayanan; dan
c. fasilitas pelayanan.
Perundangan UU 8/2016 ,
Pasal 1 ayat 8
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan
untuk Penyandang Disabilitas guna mewujudkan
Kesamaan Kesempatan.
Perundangan UU 8/2016 ,
Pasal 24 b,
Hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh
informasi untuk Penyandang Disabilitas meliputi
hak mendapatkan informasi dan berkomunikasi
melalui media yang mudah diakses;
Perundangan UU 8/2016 ,
Pasal 105,
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan Pelayanan Publik yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐
undangan.
(2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk pelayanan jasa transportasi publik.
Perundangan UU 8/2016 ,
Pasal 107,
Pelayanan jasa transportasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 105 ayat (2) terdiri dari pelayanan jasa transportasi darat, transportasi kereta api, transportasi laut, dan transportasi udara.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan korporasi atau badan hukum dalam
menyediakan pelayanan jasa transportasi publik.
Perundangan KM Hub 71/1999 ,
KM Perhubungan no 71/1999 tentang Aksesibilitas bagi Penyandang Cacat
Pasal 6 ayat 2,
Fasilitas dan pelayanan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :
a. kondisi keluar masuk terminal harus landai;
b. kondisi peturasan yang dapat dimanfaatkan
penyandang cacat dan orang sakit tanpa bantuan
pihak lain;
Perundangan KM Hub 71/1999 .
c. pengadaan jalur khusus akses keluar masuk terminal;
d. konstruksi tempat pemberhentian kendaraan umum yang sejajar dengan permukaan pintu masuk
kendaraan umum;
e. pemberian kemudahan dalam pembelian tiket;
f. pada terminal angkutan umum dilengkapi dengan papan informasi tentang daftar trayek angkutan
jalan dilengkapi dengan rekaman petunjuk yang
dapat dibunyikan bila dibutuhkan (atau ditulis
dengan huruf braille);
Perundangan PM PU 30/2006 ,
PM Pekerjaan Umum no 30/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
Maksud:
Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi kegiatan pembangunan, yang meliputi perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi serta pemanfaatan
bangunan gedung dan lingkungan yang aksesibel bagi semua orang dengan mengutamakan semua orang
termasuk penyandang cacat dan lansia.
Perundangan PM PU 30/2006 ,
Tujuan
Tujuan dari penyusunan pedoman teknis ini adalah untuk mewujudkan kesamaan, kesetaraan, kedudukan dan hak kewajiban serta peningkatan peran penyandang cacat dan lansia diperlukan sarana dan upaya yang memadai,
terpadu/inklusif dan berkesinambungan yang pada akhirnya dapat mencapai kemandirian dan kesejahteraan
penyandang cacat dan lansia.
Perundangan PM PU 30/2006 ,
Asas Fasilitas dan Aksesibilitas
1)Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang.
2)Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
3)Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
4)Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
Perundangan PM PU 30/2006 ,
Perundangan PM PU 30/2006 ,
Perundangan PM PU 3/2014 ,
PM Pekerjaan Umum no 3/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.
Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki adalah ruang yang digunakan untuk
berjalan kaki atau berkursi roda bagi penyandang disabilitas
secara mandiri dan dirancang berdasarkan kebutuhan orang
Perundangan PM PU 3/2014 ,
Perundangan PM PU 3/2014 ,
Persyaratan khusus ruang bagi pejalan kaki yang mempunyai keterbatasan fisik (difabel) yaitu sebagai berikut:
1) jalur pejalan kaki memiliki lebar minimum 1.5 meter dan luas minimum 2,25 m2;
2) alinemen jalan dan kelandaian jalan mudah dikenali oleh pejalan kaki antara lain melalui penggunaan material
khusus;
3) menghindari berbagai bahaya yang berpotensi mengancam keselamatan seperti jeruji dan lubang;
4) tingkat trotoar harus dapat memudahkan dalam
2016 UNESCO
Perundangan PM PU 3/2014 ,
5) dilengkapi jalur pemandu dan perangkat pemandu untuk menunjukkan berbagai perubahan dalam tekstur trotoar;
6) permukaan jalan tidak licin; dan
7) jalur pejalan kaki dengan ketentuan kelandaian yaitu sebagai berikut:
a) tingkat kelandaian tidak melebihi dari 8% (1 banding 12);
b) jalur yang landai harus memiliki pegangan tangan setidaknya untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi). Pada akhir landai
setidaknya panjang pegangan tangan mempunyai kelebihan sekitar 0,3 meter;
c) pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8 meter diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus melebihi anak
tangga terakhir;
d) seluruh pegangan tangan tidak diwajibkan memiliki permukaan yang licin; dan
e) area landai harus memiliki penerangan yang cukup.
Perundangan PM PU 3/2014 .
Ketentuan untuk fasilitas bagi pejalan kaki berkebutuhan khusus yaitu sebagai berikut:
1) ramp diletakan di setiap persimpangan, prasarana ruang pejalan kaki yang memasuki pintu keluar masuk bangunan atau kaveling, dan titik titik penyeberangan;
2) jalur difabel diletakkan di sepanjang prasarana jaringan pejalan kaki;
dan
3) pemandu atau tanda‐tanda bagi pejalan kaki yang antara lain meliputi:
tanda‐tanda pejalan kaki yang dapat diakses, sinyal suara yang dapat didengar, pesan‐pesan verbal, informasi lewat getaran, dan tekstur ubin sebagai pengarah dan peringatan.
Ketentuan mengenai standar penyediaan jalur pejalan kaki berkebutuhan
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional
Sebuah Gerakan Nasional yang mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk peduli terhadap kebutuhan aksesibilitas untuk disabilitas dan
lansia.
GAUN dideklarasikan pada tanggal 4 Juni 2000 di stasiun Gambir, Jakarta di hadapan Presiden Abdul Rahman Wahid.
Ada sekitar 21 kemudahan yang dibangun menjadi percontohan.
Pada 3 Juni 2010 PPCI, HWCI dan KomNasHAM mencoba menggaungkan kembali gerakan ini dengan audit aksesibilitas bus umum.
GAUN 2015, mengubah strategi dengan melakukan pendekatan pada pemegang kebijakan dari tingkat Nasional sampai pelaksana di lapangan.
Melakukan advokasi serta audit lapangan secara aktif, dari awal dan secara berkelanjutan.
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional ,
GAUN 2010
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional ,
Menko Maritim
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional ,
Kepala Dinas Teknis terkait
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional ,
Peresmian Portal 'S'
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional ,
Audit
Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional .
Membangun transportasi yang bermartabat.
Komunitas SuaraTransJakarta
Komunitas Pengguna bus TransJakarta
Mendeklarasikan diri sebagai sebuah komunitas pada Sept 2007.
Visi : Mewujudkan budaya baru dalam bertransportasi.
Misi :
1. memberdayakan masyarakat untuk transportasi yang beretika.
2. membangun komunikasi dengan pihak terkait 3. menguatkan peran Komunitas sebagai mitra 4. memperjuangkan tercapainya SPM
Komunitas STJ ,
Bus padat penumpang dan tidak teratur
Komunitas STJ ,
Kursi Prioritas dan ruang bagi kursi roda.
Komunitas STJ ,
Pintu halte
Komunitas STJ ,
Audio, visual dan guiding block.
Komunitas STJ .
Ramp dari bus atau dari halte.
Jakarta Barrier Free Tourism
It is a self funded activity that aim to increase public awareness on the rights of people with disabilities
#IndonesiaAksesibel
Jakarta Barrier Free Tourism ,
Berawal dari perhatian terhadap fasilitas dan prilaku publik yang
seringkali menjadi hambatan bagi penyandang disabilitas untuk dapat menikmati kebebasan dan produktifitas.
Kegiatan wisata bersama penyandang disabilitas ini merupakan salah satu wujud edukasi terhadap semua kalangan tentang disabilitas.
Diadakan sekali dalam sebulan, terbuka untuk umum, menggunakan transportasi umum, berani menjalani tantangan tetapi mengasyikkan,
Menambah wawasan, menjadi agen perubahan, serta meluaskan jaringan.
Dimula
i sejak bulan Maret 2012 setiap bulannya.
Kegiatan ini cair dan swadaya,
Pesertanya terdiri dari penyandang disabilitas maupun non
penyandang disabilitas.
Jakarta Barrier Free Tourism ,
Fasilitas *
Jakarta Barrier Free Tourism ,
Edukasi*
Jakarta Barrier Free Tourism ,
Tantangan*
Jakarta Barrier Free Tourism ,
Agen perubahan*
Jakarta Barrier Free Tourism ,
Agen perubahan*
Jakarta Barrier Free Tourism .
Meluaskan Jaringan*
Komite Untuk Aksesibilitas Transportasi
Kelompok advokasi untuk menjawab kebutuhan transportasi yang aksesibel.
Dibentuk pada tahun 2016 ini , sehubungan dengan pengadaan bus dengan lantai rendah di Jakarta.
Bekerjasama dengan IndII dan TransJakarta.
KUAT ,
Design bus dengan lantai rendah.
KUAT .
Survei lapangan.
Penutup
Proaktif
Partisipatif
Partnership