• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN, HAMBATAN, DAN OPTIMALISASI REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERKEMBANGAN, HAMBATAN, DAN OPTIMALISASI REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

50

PERKEMBANGAN, HAMBATAN, DAN OPTIMALISASI REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA

Dinda Dwi Putri Yudiani1, Gallyn Ditya Manggala2

Universitas Padjadjaran, dinda19008@mail.unpad.ac.id Politeknik Praktisi Bandung, gallynditya@gmail.com

ABSTRACT

Sharia mutual funds are a forum for investors who want to invest their funds in sharia. Its existence began since the issuance of the first sharia mutual fund by PT Danareksa in 1997. This study aims to determine the development, obstacles, and optimization of Islamic mutual funds in Indonesia. The research method used is library research by including data obtained from scientific journals, documents related to the law and legal aspects of sharia mutual funds, and websites of official institutions such as the OJK. The results of the study show that the statistical development of sharia mutual funds tends to increase significantly, the NAB of sharia mutual funds in May 2021 reaches 40.67 trillion rupiah. Barriers to the development of shariamutual funds include mutual funds that are known only to certain circles who have an interest in sharia mutual funds, the assumption that conventional mutual funds are more profitable than sharia mutual funds, and the lack of optimal assistance from companies and institutions in introducing sharia mutual funds to the public. Efforts to optimize sharia mutual funds can be carried out through the marketplace, increasing socialization and education about sharia mutual funds, as well as strengthening regulations.

Keywords: Development, Obstacle, Optimization, Shari Mutual Funds

ABSTRAK

Reksadana syariah merupakan wadah bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Eksistensinya dimulai sejak diterbitkannya reksadana syariah pertama oleh PT Danareksa pada tahun 1997. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan, hambatan, dan optimalisasi reksadana syariah di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan dengan mencantumkan data yang diperoleh dari jurnal ilmiah, dokumen yang berkaitan dengan undang-undang maupun aspek hukum reksadana syariah, dan website lembaga resmi seperti OJK.

Hasil penelitian menunjukkan perkembangan statistik reksadana syariah cenderung naik signifikan, NAB reksadana syariah Mei 2021 mencapai 40,67 triliun rupiah. Hambatan pada perkembangan reksadana syariah diantaranya yaitu reksadana dikenal hanya pada kalangan tertentu yang memiliki kepentingan dengan reksadana syariah, anggapan bahwa reksadana konvensional lebih menguntungkan daripada reksadana syariah, serta kurang optimalnya bantuan dari perusahaan maupun lembaga dalam memperkenalkan reksadana syariah kepada masyarakat. Adapun upaya untuk mengoptimalkan reksadana syariah dapat dilakukan melalui marketplace, peningkatan sosialisasi dan edukasi mengenai reksadana syariah, serta penguatan regulasi.

Kata kunci: Perkembangan, Hambatan, Optimalisasi, Reksadana Syariah

(2)

51 PENDAHULUAN

Dewasa ini, setiap orang melakukan investasi dengan tujuan untuk mengembangkan nilai uang sebagai sumber keuangan di masa depan. Salah satu wadah untuk berinvestasi adalah pasar modal. Di dalam pasar modal terdapat berbagai jenis instrumen yang diperjualbelikan, salah satunya adalah reksadana syariah. Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2019 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksadana Syariah, reksadana syariah adalah suatu wadah penghimpunan dana dari masyarakat atau pemodal yang akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio efek berdasarkan prinsip syariah. Reksadana syariah di Indonesia mulai dikenal sejak diterbitkannya reksadana syariah pertama oleh PT Danareksa pada tahun 1997 yang bertujuan untuk mewadahi investor muslim yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Reksadana syariah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Akan tetapi, pada perkembangannya terdapat hambatan yang dapat menyebabkan reksadana syariah berjalan kurang optimal.

Sehingga dibutuhkan upaya untuk mengoptimalkan reksadana syariah agar kedepannya dapat berkembang dengan lebih pesat. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dilakukan pengkajian mengenai perkembangan reksadana syariah di Indonesia serta hambatan yang terjadi selama perkembangannya. Selain itu juga akan diuraikan mengenai upaya optimalisasi reksadana syariah agar dapat terus menunjukkan perkembangan yang positif serta keberadaannya dapat bersanding atau bahkan lebih unggul dari reksadana konvensional.

LANDASAN TEORI

Reksadana dan Reksadana Syariah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjelaskan bahwa reksadana merupakan suatu wadah

penghimpunan dana dari masyarakat atau pemodal yang akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio efek.

Terdapat dua bentuk reksadana, yaitu perseroan yang bersifat terbuka dan tertutup serta kontrak investasi kolektif.

Reksadana perseroan berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT) serta dalam hal ini sponsor berkewajiban untuk melakukan penyetoran paling sedikit 1%

dari modal dasar. Sementara, dalam reksadana kontrak investasi kolektif berbentuk hukum kontrak investasi kolektif serta dalam hal ini terjadi transaksi jual beli unit penyertaan antara investor dan manajer investasi yang harga jual belinya berdasarkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit.

(Firmansyah, 2020).

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2019 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksadana Syariah, reksadana syariah adalah suatu wadah penghimpunan dana dari masyarakat atau pemodal yang akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio efek berdasarkan prinsip syariah.

Jenis reksadana syariah menurut Sutedi (dalam Firmansyah, 2020, p. 77) antara lain:

(1) money market funds (reksadana pasar uang), yaitu kegiatan investasi yang hanya dilakukan pada efek yang bersifat utang jangka pendek. (2) fixed income funds (reksadana pendapatan tetap), yaitu melakukan investasi paling sedikit 80%

dari aktivanya pada efek yang bersifat utang. (3) equity funds (reksadana saham), yaitu melakukan investasi paling sedikit 80% dari aktivanya pada efek yang bersifat ekuitas. (4) mix funds (reksadana campuran), yaitu kegiatan investasi yang dilakukan pada efek yang bersifat utang dan ekuitas.

Kegiatan operasional reksadana syariah yang diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/DSN- MUI/IV/2001 memiliki dua mekanisme,

(3)

52 yaitu: pertama, sistem wakalah. Sistem ini

dilakukan ketika kegiatan operasional terjadi di antara pemodal dengan manajer investasi. Kedua, sistem mudharabah.

Sistem ini dilakukan ketika kegiatan operasional terjadi di antara manajer investasi dengan pengguna investasi.

Pembagian keuntungan dalam sistem ini didasarkan pada proporsi yang telah disepakati antara pemodal yang diwakili manajer investasi dengan pengguna investasi. Adapun risiko kerugian investasi ditanggung oleh pemodal sebesar dana yang diberikan dan manajer investasi tidak menanggung risiko tersebut selama bukan disebabkan oleh kelalaiannya.

Dua unsur yang terdapat dalam kegiatan investasi yaitu keuntungan dan risiko.

Menurut Huda (dalam Andriani, 2020, pp.

61-63) keuntungan berinvestasi pada reksadana syariah diantaranya yaitu: (1) tingkat likuiditas yang baik, dimana para pemodal dapat mencairkan saham atau unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan. (2) manajer profesional, pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi yang handal dalam mencari peluang terbaik untuk reksadananya. (3) diversifikasi, menempatkan dana investasi pada berbagai jenis saham, sehingga kinerja dari satu saham tidak akan mempengaruhi keseluruhan kinerja reksadana. (4) biaya yang rendah, karena dana yang terdapat pada reksadana merupakan kumpulan dari banyak investor, sehingga besarnya kemampuan investasi menghasilkan biaya transaksi yang murah. Sementara, risiko berinvestasi pada reksadana syariah diantaranya yaitu:

(1) risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan dalam kondisi ekonomi dan politik akan mempengaruhi kinerja perusahaan di Indonesia yang akan berpengaruh terhadap kinerja portofolio reksadana. (2) risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, akibat kenaikan atau penurunan nilai aktiva bersih reksadana. (3) risiko wanprestasi pihak terkait, yang terjadi

ketika rekan usaha manajer investasi gagal dalam memenuhi kewajibannya. (4) risiko likuiditas, pelunasan bergantung pada kemampuan manajer investasi untuk melunasinya dengan uang tunai. (5) risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim asuransi, akibat adanya kerusakan maupun kehilangan surat berharga dan aset reksadana yang disimpan pada bank kustodian, hal ini akan mempengaruhi nilai aktiva bersih per unit penyertaan.

METODE PENILITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research), yaitu data yang yang tercantum dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal ilmiah, dokumen yang berkaitan dengan undang- undang maupun aspek hukum reksadana syariah, dan website lembaga resmi seperti OJK. Penulis akan menjelaskan mengenai sejarah, perkembangan, hambatan, dan upaya optimalisasi reksadana syariah di Indonesia.

PEMBAHASAN Sejarah Reksadana

Reksadana mulai dikenal pada abad 19 setelah Robert Fleming membentuk The Scottish American Investment Trust atau perusahaan manajemen investasi pertama di Inggris pada tahun 1873. Pembentukan perusahaan manajemen investasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan Robert untuk memanfaatkan peluang investasi baru yang muncul setelah berakhirnya perang saudara dengan modal yang dikumpulkan dari uang teman-temannya.

Hal ini yang kemudian mendorong perkembangan reksadana di negara- negara lain termasuk Indonesia.

Reksadana di Indonesia mulai dikenal dan tumbuh aktif pada tahun 1995 setelah diluncurkannya PT BDNI Reksadana yang bersifat tertutup yang mirip dengan The Scottish American Investment Trust

(4)

53 dan diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pada tahun 1997, PT. Danareksa menerbitkan reksadana syariah pertama dengan PT Danareksa Fund Management sebagai manajemen investasi dan Citibank N.A. Jakarta sebagai bank custodian. Tujuan diterbitkannya reksadana syariah ini yaitu untuk mewadahi investor muslim yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Hal ini menjadi pionir lahirnya pasar modal syariah dan reksadana syariah lainnya di Indonesia.

Perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia

Setelah diterbitkannya reksadana syariah pertama pada tahun 1997, perkembangan reksadana syariah terus menunjukkan angka yang positif. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan keinginan masyarakat pemodal untuk berinvestasi secara syariah dengan risiko yang minim.

Tahun 2003 merupakan awal perkembangan reksadana syariah di Indonesia, dimana pada saat itu jumlah reksadana syariah yang tercatat hanya sebanyak 4 reksadana syariah. Lambat- laun jumlah reksadana syariah terus mengalami peningkatan dan pertumbuhannya yang cukup pesat terjadi pada tahun 2016 – Mei 2021. Menurut data statistik yang diperoleh dari OJK, jumlah reksadana syariah meningkat dari 136 reksadana syariah pada tahun 2016 menjadi 291 reksadana syariah pada Mei 2021. Peningkatan jumlah reksadana syariah ini diikuti dengan peningkatan nilai aktiva bersihnya, dimana NAB meningkat dari 14,91 triliun rupiah pada tahun 2016 menjadi 40,67 triliun rupiah pada Mei 2021. Peningkatan NAB yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2019- 2020 yaitu sebesar 20,63 triliun rupiah.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya literasi pasar modal termasuk reksadana syariah pada generasi milenial.

Dengan banyaknya jumlah

reksadana syariah yang ditawarkan oleh manajer investasi serta banyaknya modal yang ditanamkan investor pada reksadana syariah diharapkan mampu membuat reksadana syariah bersanding atau bahkan lebih unggul dari reksadana konvensional di pasar modal.

Hambatan Reksadana Syariah di Indonesia

Dalam perkembangan reksadana syariah yang cukup pesat dan stabil tersebut tidak terlepas dari adanya hambatan yang dapat menyebabkan reksadana syariah berjalan kurang optimal. Menurut Sudarsono (dalam Firmansyah, 2020, pp. 77-78) faktor penghambat perkembangan reksadana syariah diantaranya yaitu:

pertama, reksadana dikenal hanya pada kalangan tertentu dan masyarakat yang tidak memiliki kepentingan yang berkenaan dengan pasar modal terutama reksadana syariah umumnya tidak mengenal reksadana syariah. Hal ini menyebabkan investor dan dana yang ditanam pada reksadana syariah kurang optimal atau belum mencapai batas yang diharapkan. Kedua, terdapat dua penawaran reksadana yang diberikan oleh pasar modal, yaitu reksadana konvensional dan reksadana syariah.

Reksadana konvensional sudah lebih berpengalaman daripada reksadana syariah sehingga peluang maupun keuntungan yang diberikan cukup besar.

Berbeda dengan reksadana syariah yang belum cukup membantu dalam perekonomian yang disebabkan oleh kredit yang lebih tinggi dan return yang tidak terlalu besar. Hal ini yang menjadikan masyarakat pemodal lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada reksadana konvensional dibandingkan pada reksadana syariah.

Ketiga, kurang optimalnya bantuan dari perusahaan maupun lembaga dalam memperkenalkan reksadana syariah kepada masyarakat.

(5)

54 Optimalisasi Reksadana Syariah di

Indonesia

Melihat pilihan investor yang masih banyak menginvestasikan dananya pada reksadana konvensional daripada reksadana syariah mengharuskan adanya upaya untuk mengoptimalkan reksadana syariah agar perkembangannya terus menunjukkan angka yang positif serta keberadaannya dapat bersanding atau bahkan lebih unggul dari reksadana konvensional. Optimalisasi tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

pertama, melalui marketplace. Investasi reksadana syariah melalui marketplace dapat dilakukan dengan mudah dan cepat yang disebabkan oleh kecanggihan teknologi. Selain itu, nominal yang dapat diinvestasikan melalui marketplace lebih murah yaitu hanya Rp. 10.000.

Keunggulan investasi yang ditawarkan melalui marketplace akan menarik perhatian investor maupun masyarakat yang belum begitu mengenal reksadana syariah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan dana yang ditanamkan pada reksadana syariah dan membuat perkembangannya lebih optimal. Kedua, peningkatan sosialisasi dan edukasi mengenai reksadana syariah.

Dengan adanya sosialisasi dan edukasi mengenai reksadana syariah yang lebih gencar kepada masyarakat akan meningkatkan minat investasi pada reksadana syariah, menghilangkan keraguan akan kesyariahan reksadana syariah, serta meminimalisir risiko kerugian dari berinvestasi pada reksadana syariah. Ketiga, penguatan regulasi.

Penguatan regulasi mengenai reksadana syariah dilakukan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada investor reksadana syariah.

KESIMPULAN

Reksadana syariah di Indonesia mulai dikenal sejak diterbitkannya reksadana syariah pertama oleh PT

Danareksa pada tahun 1997.

Penerbitannya ini menjadi pionir kehadiran dan perkembangan reksadana syariah di Indonesia yang dimulai pada tahun 2003. Perkembangan reksadana syariah di Indonesia terus menunjukkan angka yang positif. Pertumbuhan reksadana syariah yang cukup pesat terjadi pada tahun 2016 – Mei 2021.

Jumlah reksadana syariah meningkat dari 136 reksadana syariah pada tahun 2016 menjadi 291 reksadana syariah pada Mei 2021 dengan diikuti peningkatan nilai aktiva bersih (NAB) dari 14,91 triliun rupiah pada tahun 2016 menjadi 40,67 triliun rupiah pada Mei 2021.

Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya literasi mengenai reksadana syariah serta kesadaran dan keinginan masyarakat pemodal untuk berinvestasi secara syariah dengan risiko yang minim.

Dalam perkembangan reksadana syariah yang cukup pesat dan stabil tersebut tidak terlepas dari adanya hambatan yang dapat menyebabkan reksadana syariah berjalan kurang optimal. Hambatan tersebut diantaranya yaitu reksadana dikenal hanya pada kalangan tertentu yang memiliki kepentingan dengan reksadana syariah, anggapan bahwa reksadana konvensional lebih menguntungkan daripada reksadana syariah, serta kurang optimalnya bantuan dari perusahaan maupun lembaga dalam memperkenalkan reksadana syariah kepada masyarakat.

Melihat adanya hambatan dalam perkembangannya, mengharuskan adanya upaya untuk mengoptimalkan reksadana syariah yang dapat dilakukan melalui marketplace, peningkatan sosialisasi dan edukasi mengenai reksadana syariah, serta penguatan regulasi. Dengan begitu, diharapkan perkembangan reksadana syariah di Indonesia dapat terus menunjukkan angka yang positif serta keberadaannya dapat bersanding atau bahkan lebih unggul dari reksadana konvensional.

(6)

55 DAFTAR PUSTAKA

Andriani, F. (2020). Investasi Reksadana Syariah Di Indonesia. At- Tijarah: Jurnal Penelitian Keuangan dan Perbankan Syariah, 61-63.

Asmara, T. T., & Abubakar, L.

(2019). The Optimization Of Sharia Mutual Fund As An Investment Means To Promote Financial Inclusion In Indonesia. Unifikasi: Jurnal Ilmu Hukum.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/Dsn-Mui/Iv/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

Firmansyah, L. (2020). Penerapan Dan Perkembangan Reksadana Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, 71-72.

Mubarok, F. K. (2018). Peran Sosialisasi Dan Edukasi Dalam Menumbuhkan Minat Investasi Di Pasar Modal Syariah. Inovasi: Jurnal Ekonomi Keuangan Dan Manajemen.

Muhayati, I. (2020). Prospek Dan Tantangan Perkembangan Reksadana Syariah Di Indonesia. Eksyda: Jurnal Studi Ekonomi Syariah.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 33/Pojk.04/2019 Tentang Penerbitan Dan Persyaratan Reksadana Syariah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Zakariya, M. (2017). Pertumbuhan Lembaga Reksadana Syariah Di Indonesia.

Jurnal Ekonomi Syariah

Referensi

Dokumen terkait

Figure 4.4 Data Flow Diagram Level 2 for Troubleshoot, Reminder, Lending, and Report Process ..Error.. Bookmark

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Uji Efektivitas

Desain Penyelenggaraan SPIP ini disusun sebagai upaya untuk mengintegrasikan rencana pengembangan SPIP di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata

mengemukakan bahwa Keaktifan siswa dapat dilihat melalui keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada

Hasil analisa menggunakan program berbasis FEM didapatkan hasil maximum stress terbesar terjadi pada kondisi side ramp door dengan beban kendaraan truck yaitu sebesar 93,91 N/mm 2

Bagaimana hasil dan analisis simulasi model matematika dari aliran fluida pada permukaan peregangan dengan kondisi batas konveksi di titik stagnasi dengan variasi parameter

Data display (Display data), tahapan ini data yang diperoleh dikategorikan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat kesinambungan dari data

Project Based Learning Model (PJBL) terhadap penguasaan konsep siswa kelas X SMA N 1 Kota Bengkulu dengan adanya peningkatan nilai pretest siswa yang meningkat setelah