96
BAB V PEMBAHASAN
A. Proses Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran kooperatif learning adalah pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antara peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.
Sebab, jika peserta didik hanya dituntut untuk mendengar saja peserta didik akan duduk kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini berbeda jika peserta didik terlibat langsung dan berinteraksi dengan kelompok masing-masing.
Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 20 dan 21 April 2016, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 April 2016.
Gambar 5.1 Peserta Didik Mengerjakan Soal Pre Test
Sebelum melakukan tindakan peneliti mengadakan tes awal untuk mengingat, tujuan tes ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik terhadap materi pelajaran IPA yang akan menjadi acuan pembagian kelompok belajar. Terutama dalam pemahaman materi pesawat sederhana hal ini dapat dilihat pada gambar 5.1.
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V MI Al Hidayah 02 Betak Kecamatan Kalidawir Tulungagung, dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Dalam kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Dalam kegiatan awal peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bersama, serta memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan inti peneliti menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi, kemudian peneliti membagi kelas menjadi 4 kelompok secara heterogen, karena jumlah peserta didik ada 21, jadi masing-masing kelompok beranggotakan 5 peserta didik,
kecuali kelompok yang hanya beranggotakan 6 peserta didik, kemudian peneliti memberikan nomor (Numbering) selanjutnya meminta peserta didik untuk menempel nomor yang diberikan ditempel di dahi masing- masing peserta didik.
Kemudian peneliti membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok dan meminta setiap kelompok untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya seperti pada gamabr 5.2.
Gambar 5.2 Peneliti Membagikan Lembar Kerja Kelompok
Setelah selesai membagikan lembar kerja kelompok peneliti meminta peserta didik untuk berfikir bersama untuk menemukan jawaban dan memastikan tiap peserta didik harus mengetahui masing-masing jawaban dari pertanyaan yang sudah disiapkan seperti pada gambar 5.3.
Peneliti juga memotivasi peserta didik untuk menjadi kelompok yang super, hebat, bagus, dan baik. Peneliti membimbing peserta didik untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Gambar 5.3 Peserta Didik Berfikir Bersama Menemukan Jawaban
Kemudian peneliti membimbing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan mamanggil nomor yang sudah dibagikan kepada peserta didik misalnya peneliti memanggil nomor 1 untuik menjawab soal nomor 1. Apabila jawaban kurang tepat kelompok lain dengan nomor yang sama mengomentari hasil presentasi.
Selanjutnya peneliti menanggapi presentasi peserta didik dan memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipresentasikan dan memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya materi yang belum jelas. Peneliti memotivasi peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kemudian peneliti memberikan soal post tes secara individu seperti pada gambar 5.4. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Gambar 5.4 Peserta Didik Mengerjakan Soal Post Test
Dalam kegiatan akhir, peneliti bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman, memberi penguatan dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama-sama, peneliti menutup pelajaran dengan bacaan hamdallah dan mengucap salam.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini selain mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan memiliki manfaat bagi peserta didik dan memiliki rasa tanggung jawab. Dengan belajar kelompok peserta didik akan lebih aktif dan dapat saling bekerja sama dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kelompok. Dalam kelompok akan menjadi individu yang aktif bukan individu yang pasif.
B. Prestasi Belajar Peserta Didik Setelah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
memberikan perbaikan yang positif dalam diri peserta didik. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA di kelas, misalnya peserta didik yang semula pasif dalam belajar kelompok sudah menjadi aktif dan peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tidak ada lagi yang contekan dengan temannya karena peserta didik sudah yakin dengan kemampuannya sendiri.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama dua kali siklus menunjukkan adanya peningkatan prestasi, baik prestasi yang terjadi selama proses pembelajaran maupun prestasi belajar yang diperoleh dari tiap akhir pembelajaran.
Selama pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terjadi peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari nilai hasil tes mulai dari tes awal, tes siklus I sampai dengan tes siklus II.
Peningkatan hasil tes akhir mulai dari tes awal, tes siklus I sampai dengan tes siklus II dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik
No.
Nama Peserta
Didik
L/P
Tes awal
Tes siklus I
Tes siklus II
Ket.
1 2 3 4 5 6 7
1. Riski Aulia Pratama
L 36 84 100 Naik
2. Adelya Nurjihan Ni'matul Hamidah
P 40 64 86 Naik
3. Ahmat L 64 48 91 Naik
Dahlan 4. Ahmat
Daroini
L 20 36 83 Naik
5. Ahmad Rigo Maltiano
L 32 48 74 Naik
6. Andika Bayu Saputra
L 76 40 100 Naik
7. Alfiana Eka Putri
P 32 74 100 Naik
8. An'imna Hamidatul Ilmi
P 60 92 100 Naik
9. Aulia
Hanifah Rizki Nur Afifah
P 64 84 100 Naik
10. Aura Angelina Putri
P 40 64 100 Naik
11. Hanif Mahmudah
P 52 72 91 Naik
12. Irma Mufatiroh
P 44 72 91 Naik
13. Kharisma Nanda Selvia Putri
P 56 72 97 Naik
14. Laila Tuhfatus Salma
P 56 76 100 Naik
15. Mirnawati Fitriana
P 28 64 97 Naik
16. Mohammad Saiful Ansori
L 64 60 100 Naik
17. Muhammad Nizar Alfin Bahtiar
L 40 40 83 Naik
18. Nabilah Tri Agustina
P 52 84 100 Naik
19. Nirma Yufitri P 52 80 91 Naik
20. Selviana Muhimmatul Mukhoyyaroh
P 48 92 97 Naik
21. Suci Tri Wahyuni
P 56 84 100 Naik
Jumlah skor yang diperoleh 1012 1430 1981
Naik
Rata-rata 48.19 68.09 94.33
Jumlah skor maksimal
N < KKM 20 13 1
N ≥ KKM 1 8 20
Ketuntasan Belajar 4,76% 38.09% 95.23%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Tes Awal Tes Siklus I Tes Siklus II
Column1
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V di MI Al Hidayah 02 Betak Kecamatan Kalidawir Tulungagung. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari tes awal ke siklus I dan siklus II, dapat dilihat dalam diagram 5.2 dibawah ini.
Gambar 5.5 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar
Sebelum diberi tindakan diperoleh nilai rata-rata pre test peserta didik kelas V dengan taraf keberhasilan hasil pre test peserta didik yang mencapai nilai ≤75 sebanyak 20 peserta didik (95,23%) dan ≥75 sebanyak 1 peserta didik (4,76%) dengan nilai rata-rata kelas adalah 48,19. Pada post test siklus I nilai rata-rata kelas 68,09 peserta didik yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 8 peserta didik (38,09%) dan ≤ 75 sebanyak 13 peserta didik (61,90%). Pada post test siklus II nilai rata-rata kelas
94,33 peserta didik yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 20 peserta didik (95,23%) dan ≤ 75 sebanyak 1 peserta didik (4,76%). Dengan demikian pada rata–rata peningkatan prestasi belajar peserta didik dari pretest ke siklus I dan II, yaitu sebesar 21,95 begitu pula pada ketuntasan belajar IPA terjadi peningkatan sebesar 52,38 % dari pretest ke siklus I dan II.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yakni Zuhrotun Nasikhah dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Al- Qur’an Hadits Siswa Kelas III MI Plus Nurul Huda Krenceng Nglegok Blitar” dengan kesimpulan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik, Lailatul Hidayah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung” dengan kesimpulan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik, Amalia Nur Santi dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V MIN Pandansari Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014” dengan kesimpulan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, Siti Masruroh dengan judul
“Penerapan Model Cooperatife Learning Tipe Numbered Head Together
(NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada Materi Sumber Daya Alam Bagi Siswa Kelas IV MIN Kayen Karangan Trenggalek Tahun Ajaran 2012/2013” dengan kesimpulan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik.