• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. (90%) berasal dari sektor konsumsi rumah tangga dan investasi (Sinambela,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. (90%) berasal dari sektor konsumsi rumah tangga dan investasi (Sinambela,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Umumnya sektor industri barang konsumsi merupakan kebutuhan sehari-hari dikalangan masyarakat diantaranya makanan, minuman, kosmetik, farmasi, peralatan rumah tangga dan lainnya. Peran industri barang konsumsi saat ini secara langsung berdampak terhadap perekonomian indonesia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia hampir sembilan puluh persen (90%) berasal dari sektor konsumsi rumah tangga dan investasi (Sinambela, 2020), namun di tengah kondisi perekonomian indonesia yang saat ini terjadi menyebabkan perusahaan harus melakukan berbagai perencanaan untuk dapat terus beroperasi dan meningkatkan kinerjanya dalam memperoleh laba.

Kinerja merupakan suatu keberhasilan yang dicapai oleh seseorang atau badan usaha dengan melakukan berbagai kegiatan. Peningkatan kinerja ini juga berdampak pada kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu penilaian kinerja yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan sehat tidaknya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari rasio profitabilitasnya. Umumnya tujuan berdirinya perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi para pemegang saham. Profitabilitas ditunjukkan dengan melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal.

Rasio profitabilitas menurut Aziz dan Hartono digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (Profit), sehingga

(2)

perusahaan memiliki prospek baik di masa depan. Rasio ini juga menunjukkan seberapa efektif manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba baik itu diperoleh dari hasil penjualan maupun pendapatan pada investasi (Azis & Hartono, 2017). Profitabilitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan Retun on Asset (ROA). Rasio ROA dirasa lebih mampu mencerminkan kinerja perusahaan, karena mampu mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari aktvitas pengelolaan dan penggunaan aset yang dimiliki (E. F. Sari, 2018).

Harahap menjelaskan bahwa Return on Asset menggambarkan

perputaran aktiva diukur dari volume penjualan, semakin besar rasio ini maka

akan semakin baik yang menandakan bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar

dan meraih laba (Harahap, 1999). ROA bertujuan untuk mengukur atau

mengevaluasi pencapaian laba dari aset yang digunakan perusahaan, sehingga

ROA dapat digunakan investor untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang tingkat pengembalian terhadap investasi yang telah dilakukan pada

suatu perusahaan (Arisadi et al., 2013). Pendapat peneliti yang disampaikan

diatas didukung oleh gambar yang disajikan dibawah ini.

(3)

Sumber : www.idx.co.id (data diolah peneliti)

Gambar 1.1. Nilai ROA pada perusahaan sektor Consumer Goods Industry

Gambar 1.1. menunjukkan kinerja keuangan yang diukur menggunakan ROA dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset pada perusahaan sektor Consumer Goods Industry.

Beberapa emiten pada industri barang konsumsi ini terlihat masih tumbuh positif selama tiga tahun terakhir. Kinerja keuangan yang baik nantinya akan menarik minat para investor untuk berinvestasi di perusahaan. Para investor juga dapat melihat sejauh mana perusahaan mampu bersaing dan memiliki kinerja keuangan yang baik, stabil, dan memiliki tingkat pengembalian laba yang tinggi. Fenomena kinerja keuangan yang baik pada perusahaan ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.

Menurut Cahyana dan Suhendah besar atau kecilnya ROA pada

Gambar 1.1 diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya dapat dilihat

dari firm size (ukuran perusahaan), sales growth (pertumbuhan penjualan),

tingkat leverage atau hutang (Cahyana & Suhendah, 2020). Penerapan ukuran

(4)

perusahaan, pertumbuhan penjualan dan leverage dalam kinerja perusahaan merupakan kunci sukses bagi perusahaan khususnya dalam sektor keuangan dalam memperoleh keuntungan dalam jangka panjang dan dapat bersaing dengan perusahaan dalam ataupun luar negeri (Primadanti, 2013).

Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari total aset perusahaan. Besarnya aset yang dimiliki menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjalankan bisnisnya. Putra dan Badjra menyatakan perusahaan yang lebih besar akan semakin mudah untuk mendapatkan dana eksternal berupa hutang dalam jumlah yang besar sehingga akan membantu kegiatan operasional perusahaan dan menyebabkan produktivitas perusahaan meningkat sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat pula (Putra & Badjra, 2015).

Artinya ukuran perusahaan ini memiliki hubungan dengan kinerja keuangan, hal ini dibuktikan oleh penelitian Arisadi yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, ia berpendapat semakin besar ukuran perusahaan dapat mempermudah akses untuk memperoleh dana baik dari pasar modal ataupun perbankan sehingga profitabilitas perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Arisadi et al., 2013) , hal ini sejalan dengan penelitian (Pramesti et al., 2016).

Berbeda dengan penelitian (Cahyana & Suhendah, 2020) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

karena besarnya ukuran perusahaan akan semakin besar pula biaya yang

(5)

ditanggung dan dikeluarkan, hal ini didukung oleh penelitian (E. F. Sari, 2018) dan (N. M. V. Sari & Budiasih, 2014).

Pertumbuhan penjualan yang merupakan perubahan tingkat penjualan perusahaan dari tahun ke tahun. Menurut Cahyana dan Suhendah pertumbuhan penjualan perusahaan dapat memberikan prediksi bagi investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi perusahaan dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum (Cahyana & Suhendah, 2020). Pengaruhnya bagi perusahaan dengan meningkatnya penjualan maka market share diperusahaan juga akan meningkat sehingga akan meningkatkan profitabilitasnya.

Penelitian Sari membuktikan adanya pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kinerja keuangan, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi penjualan maka perusahaan dikatakan memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba (E. F. Sari, 2018). Penelitian ini didukung oleh peneitian (Hastuti, 2010). Bertolak belakang dengan penelitian (Putra & Badjra, 2015) dan (Cahyana & Suhendah, 2020) yang mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, hal ini dikarenakan pertumbuhan penjualan disertai dengan peningkatan biaya-biaya yang dikeluarkan selama operasional perusahaan sehingga tidak dapat mencapai profitabilitas karena penjualan tidak dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan.

Leverage atau bisa disebut juga dengan rasio hutang merupakan

penggunaan asset atau dana, di mana atas penggunaan tersebut perusahaan

(6)

harus menanggung beban tetap berupa penyusutan atau berupa bunga (Wijaya

& Hidayat, 2015). Besarnya pinjaman atau hutang perusahaan diikuti oleh semakin besar pula beban bunga yang dibayarkan. Leverage ratio adalah rasio yang mengukur proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasinya (Ludijanto, 2014). Penelitian leverage ratio yang akan digunakan adalah Debt to Equity Ratio yang menunjukan kemampuan modal dalam membiayai utang perusahaan.

Menurut penelitian Sari dan Arisadi mengatakan bahwa leverage yang diproksikan dengan DER memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, hal ini dikarenakan pada saat DER turun maka hutang akan menurun dan laba akan meningkat karena perusahaan tidak harus menanggung beban bunga, dan sebaliknya ketika DER naik maka hutang akan naik dan laba akan menurun karena semakin besar juga beban yang harus dibayar perusahaan sehingga memungkinkan kinerja akan menurun (E. F. Sari, 2018) dan (Arisadi et al., 2013), sedangkan pada penelitian Putra dan Cahyana mengatakan bahwa leverage yang diproyeksikan dengan DER tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan hal ini dikarenakan tinggi rendahnya rasio hutang tidak menjamin tingkat pengembalian laba karena sumber pendanaan perusahaan bukan hanya tergantung pada hutang (Putra & Badjra, 2015) dan (Cahyana & Suhendah, 2020).

Beberapa hasil penelitian terdahulu ditemukan hasil yang tidak

konsisten antara penelitian satu dengan penelitian lainnya, sehingga

fenomena ini yang menjadi latar belakang dalam penelitian. Tujuan dari

(7)

penelitian ini yaitu untuk melakukan pengujian lebih lanjut terkait temuan- temuan mengenai firm size, sales growth, dan leverage yang mempengaruhi kinerja keuangan. Periode penelitian dilakukan selama tiga tahun terakhir dan peneliti melakuakn penelitian pada perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat ditarik judul seperti yang tertera diatas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan leverage berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan?

2. Apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan?

3. Variabel manakah yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan?

C. Tujuan & Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ingin diteliti oleh peneliti maka yang menjadi tujuan penelitian adalah

a. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan leverage berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan b. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan

dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan

(8)

c. Untuk mengetahui variabel manakah yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan, menambah wawasan bagi para pembaca agar mengetahui tentang pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan leverage terhadap kinerja keuangan, serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan evaluasi peningkatkan kinerja keuangan serta dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengambilan keputusan dan perencanaan strategi manajemen yang berdasarkan pada hasil penelitian

c. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan kinerja perusahaan agar mempermudah investor dalam mengambil keputusan untuk tetap berinvestasi atau menjual saham yang dimiliki.

d. Bagi calon investor

Sebagai bahan pertimbangan calon investor yang akan berinvestasi

khususnya pada perusahaan sektor consumer goods industry.

Gambar

Gambar 1.1.  Nilai ROA pada perusahaan sektor Consumer Goods  Industry

Referensi

Dokumen terkait

Pada sumur bor BH-3 yang mengandung gas biogenik, kandungan bakteri metanogenik sebesar 1,5% dari total bakteri umum, kandungan karbon total sekitar 4%, unsur utama, unsur logam

Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,088, karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, atau Sig 0,088 > α (0,05), artinya Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat disimpulkan

Saat total utang turun dan modal pemilik naik maka DER akan turun dan dari hasil uji diketahui bahwa DER dengan harga saham memiliki hubungan yang negatif, itu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat atau manfaat bagi pengembangan hukum di Indonesia yang berkenaan dengan tanggung jawab penjual

Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas (ROE), leverage (DER), dan earnings per share (EPS) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham pada sektor

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis pengaruh antara strategi komunikasi pemasaran terhadap peningkatan loyalitas pelanggan PT Indosat, Tbk di

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

Proses diagnosa tersebut dilakukan dengan cara memformulasikan konsep dari kepribadian yang sehat berdasarkan penelitian terhadap orang-orang yang dianggap memiliki