3 METODE
3.1 Pakan Uji
Pakan perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah empat jenis pakan dengan formulasi yang berbeda dan kesemuanya mengandung protein kasar (CP) 35%. Penggunaan sumber lemak nabati dari minyak jagung dalam jumlah yang berbeda, yaitu 0%, 1%, 2% dan 3% dan minyak kelapa ditambahkan 3,13%, 2,13%, 1,13% dan 0,13%, mencukupkan total lemak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 6,13%. Sedangkan sumber lemak hewani yang digunakan dalam formulasi ini adalah minyak ikan sebagai penyumbang n-3 untuk semua pakan sama jumlahnya yaitu 3%. Formulasi pakan ini mengacu pada penelitian seperti yang dilakukan oleh Thompson et al. (2005) dengan sedikit modifikasi seperti terlihat pada Tabel 3. Keempat jenis pakan yang diformulasikan tersebut menggunakan tepung ikan, dan tepung kedele sebagai sumber protein dan menggunakan tepung terigu dan tepung pollard sebagai sumber karbohidrat. Penggunaan bahan bahan sebagai senyawa mikronutrient seperti mineral mix
1, vitamin mix
2, Dicalsium phosfat, Cholin chloride, Wheat gluten dan enzim fitase sebagai komposisi pelengkap bagi makronutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan huna capit merah tersebut
Proses pembuatan pakan dari 1 kg bahan baku menggunakan metode
Cheng dan Hardy (2002). Sebelum pakan dibuat, dilakukan analisis proksimat
terhadap bahan baku pakan. Komposisi bahan penyusun pakan disajikan pada
Tabel 3. Prosedur pembuatan pakan disajikan pada Lampiran 1. Pakan yang
telah dibuat dianalisa proksimat untuk mengetahui kandungan proksimatnya
dan analisa asam lemak dengan metode GC-MS untuk mengetahui komposisi
asam lemaknya. Hasil analisa proksimat pakan uji dapat dilihat pada Tabel 4,
dan hasil analisa asam lemak dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 3. Komposisi pakan uji yang digunakan pada penelitian
Jenis Bahan Baku (%) Pakan Uji (% Kadar minyak jagung) ( 0,0) ( 1,0) ( 2,0) ( 3,0)
Tepung ikan
110,00 10,00 10,00 10,00-
Tepung kedelai
146,20 46,20 46,20 46,20
Tepung terigu
118,69 18,69 18,69 18,69
Tepung pollard
19,94 9,94 9,94 9,94
Minyak Ikan 3 3 3 3
Minyak Jagung 0 1 2 3
Minyak kelapa 3,13 2,13 1,13 0,13
Mineral mix
20,50 0,50 0,50 0,50
Vitamin mix
32,00 2,00 2,00 2,00
Dicalsium phospat 1,00 1,00 1,00 1,00
Cholin chloride 0,50 0,50 0,50 0,50
Wheat gluten
15,00 5,00 5,00 5,00
Fitase 0,04 0,04 0,04 0,04
Jumlah 100 100 100 100
Keterangan :
1. Kandungan protein (bobot kering) tepung ikan 47,17%, tepung pollard 16,17%, tepung kedele 46,98%, tepung terigu 10,48%, wheat gluten 77,12%
2. Mineral mix yang akan digunakan mengandung (g/kg) KCl, 0,5; MgSO4.7H2O, 0,5 ; ZnSO4.7H2O, 0,09; MnCl2.4H2O, 0,0234; CuSO4.5H2O, 0,005; KI, 0,005;CoCl2.2H2O;0,0025; Na2HPO4, 2,37; Selenium 0,3 mg/kg pakan (Lopez et al, 2005)
3. Vitamin mix mengandung biotin 0,6 mg; B12 0,06 mg; E (alpha-thocopheryl acetat) 50 IU; folic acid 16,5 mg; mio inositol 132 mg; K (menadione sodium bisulfate complex) 9,2 mg; niacin 221 mg; panthothenic acid 106 mg; B6 31 mg; riboflavin 53 mg; thiamin 43 mg, D3 440 IU; A (vitamin A palmitat) 4399 IU; ethoxyquin 99 mg (Thompson et al. 2005).
Tabel 4. Hasil analisa proksimat (% bobot basah) pakan penelitian
Komposisi (%) Pakan Uji (% Kadar minyak jagung) (0,0) (1,0) (2,0) (3,0) Protein
Lemak Abu Serat kasar Kadar air
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
31,78 6,69 9,26 2,98 9,96 39,33
32,27 6,81 9,28 3,01 8,61 40,02
32,36 6,96 9,48 3,02 8,08 39,92
32,71
7,14
9,25
2,33
9,54
39,21
Total energi (Kal/gram) 3911 3916 3941 3983
Tabel 5. Komposisi asam lemak pakan penelitian
No Komposisi Asam lemak Pakan uji (% Kadar minyak jagung) (0,0) (1,0) (2,0) (3,0) 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17.
18.
19.
12:0 14:0 15:0 16:1n-7
16:0 17:0 18:2n-6 18:3n-3 18:1n-9 18:0 20:5n-3 20:4n-6 20:0 20:1n-9 22:6n-3 22:0 Total n-3 Total n-6 Ratio n-6/n-3
0,32 3,32 1,39 4,03 5,18 2,37 0,08 4,71 5,04 0,47 0,69 0,36 0,48 4,14 2,22 0,64 7,62 0,44 0,06
4,34 3,36 2,24 4,26 4,96 2,59 0,60 4,68 5,09 0,79 0,47 0,73 0,49 6,42 2,81 0,57 7,96 1,33 0,17
6,48 3,67 2,23 4,52 4,92 2,64 1,05 4,80 5,64 1,75 0,59 0,78 0,47 6,01 3,94 0,47 9,33 1,53 0,16
4,71 4,54 1,94 5,07 4,65 2,68 2,04 4,60 8,50 1,18 0,43 1,55 0,00 7,00 3,52 0,68 8,55 3,59 0,42
3.2 Pemeliharaan dan Pengumpulan Data
Spesies yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih huna capit merah berumur 2,5 bulan dengan berat individu ± 3,5-6,5 g. Benih yang digunakan adalah hasil pendederan yang dilakukan dari penetasan sepasang induk huna capit merah yang dipelihara selama 2 bulan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Wadah yang digunakan adalah akuarium ukuran ( 50 x 37,5 x 35) cm sebanyak 16 buah dengan sistem aerasi dan potongan pipa PVC sebagai pelindung huna selama pemeliharaan.
Benih huna capit merah yang digunakan untuk penelitian diadaptasikan
dengan lingkungan dan pakan uji terlebih dahulu. Setelah huna ini mampu
beradaptasi dengan baik dilakukan seleksi berdasarkan kesamaan ukuran untuk
dijadikan hewan uji. Huna capit merah yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 11 ekor per akuarium, kemudian dilakukan pemuasaan selama 24
jam sebelum pemberian pakan perlakuan. Selama masa budidaya, huna capit
merah diberi pakan sebanyak 3 kali (06.00, 12.00 dan 17.00 WIB). Pemberian
pakan awal diberikan sebanyak 3% dari bobot huna ini, selanjutnya jumlah
pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan huna capit merah, dengan cara mengamati respon makan huna tersebut. Pemeliharaan huna capit merah dilakukan selama 60 hari.
Pengamatan respon makan huna capit merah dilakukan dengan pengecekan dalam jangka waktu 1 hingga 2 jam setelah pemberian pakan.
Apabila dalam 1 jam pakan sudah habis, maka jumlah pakan ditambahkan sebanyak 20% pada pemberian pakan berikutnya. Jika dalam 2 jam pakan belum habis, maka pakan dikurangi 20% pada pemberian pakan berikutnya.
Jumlah pakan yang dimakan selama percobaan pada setiap unit percobaan dicatat sebagai dasar dalam menghitung efisiensi pakan.
Pengendalian kualitas air dilakukan dengan cara penyiponan setiap hari dari sisa makanan dan feses huna capit merah. Media pemeliharaan sebelum digunakan disterilkan dengan menggunakan kaporit dan dinetralkan dengan Natrium Tio Sulfat dan dilakukan uji kesadahan. Selama penelitian juga dilakukan pengamatan kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak dan alkalinitas, yang berperan dalam pertumbuhan dan kehidupan huna capit merah. Sampel air pemeliharaan diuji pada 3 kali pengampilan sampel yaitu:
pada awal pemeliharaan, setelah masa pemeliharaan 1 bulan, dan setelah masa pemeliharaan 2 bulan. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai rataan kualitas air media pemeliharaan pada setiap perlakuan selama penelitian
Parameter Perlakuan pakan (% kadar minyak jagung)
(0,0) (1,0) (2,0) (3,0)