• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KARYA TEKNOLOGI OLAH SAMPAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN KARYA TEKNOLOGI OLAH SAMPAH"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

LAPORAN

KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PEMBUATAN PERALATAN PENGOLAH

SAMPAH ORGANIK

MENJADI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

( BRIKET BIOARANG)

(IMPLEMENTASI MATA PELAJARAN IPA SMK)

Oleh :

Drs. Basriyanta, MT.

NIP. 131848653

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN

SMK NEGERI 1 SEYEGAN

Sleman Yogyakarta

(2)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

INTISARI

Sampah/limbah sampai saat ini masih selalu menjadi masalah dan belum banyak yang mengelola/mengolah dengan prosedur yang benar. Sampah organic merupakan biomassa yang bisa diolah menjadi bahan bakar alernatif dan, diantaranya briket bioarang, sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga dan herbisida organic (pengusir serangga), SMK di Indonesia khususnya di Propinsi DI Yogyakarta sebagian besar belum mempunyai peralatan pengolah sampah , padahal pada Mata Pelajaran IPA SMK ada topik pengolahan sampah, sehingga perlu ada penelitian eksperimen berkaitan dengan peralatan pengolah sampah.

Tujuan karya ilmiah ini untuk menyediakan peralatan praktek nyata untuk mata pelajaran IPA SMK yang salah satu topiknya masalah sampah dan pengelolaanya yang dapat dirancang dan dibuat sendiri oleh siswa, sehingga bisa mengelola dan memanen sampah dari sekolah. Dengan adanya pratek pengolahan sampah di sekolah (Praktek nyata pelajaran IPA), sekolah bisa jadi contoh baik pengelolaan sampah bagi masyarakat sekitar dan instansi terkait. Hasil penelitian ini diharapkan bisa diimplementasikan di SMK seluruh Indonesia

Proses penelitian dimulai dari perancangan peralatan pengolah sampah organic menjadi bahan bakar keperluan rumah tangga dan asap cair uji coba kelayakaan alat dan penggunaan nyata. Peralatan nya meliputi alat carbonizing ( Kiln Metal), Alat Pengepres/pencetak dan kompor biomasa dan Kondensor. Alat Kiln metal model pembakaran langsung (Direct Combustion) sehingga tidak perlu bahan bakar.

(3)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Persembahan

Hasil Karya ini kupersembakan buat :

Ayah, Ibu dan Mertua Yang mulia,

Istri yang tersayang,

Anak-anakku yang tercinta harapan bangsa,

Serta rekan-rekan guru IIPA SMK

(4)
(5)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sumber bahan bakar alternatif dengan mengoptimalkan limbah kayu industri mebel dan ampas jarak pagar sisa proses pembuatan biodisel, dengan menggunakan teknologi tepat guna dan dapat diterapkan di masyarakat sehingga menghasilkan produk dengan hasil yang baik dan siap pakai.

Laporan penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab 1 berisi tentang latar belakang, manfaat dan tujuan penelitian serta manfaat penelitian. Bab II berisi Tinjauan Pustaka yang mengimformasikan tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan berkaitan penelitian ini dan landasan teori. Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari bahan penelitian, alat penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian. Bab IV berisi hasil dan pembahasan yang menguraikan analisis data yang diperoleh. Sedangkan kesimpulan dan saran dimasukkan dalam Bab V.

Selesainya penulisan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang telah memberi perhatian dan mengijinkan untuk mengikuti penelitian ini.

2. Bapak Drs. Sudaryono, Kepala SMK Negeri 1 Seyegan yang telah memberikan dorongan dan ijin untuk mengikuti penelitian ini.

3. Rekan-rekan yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu selama proses penelitian dari awal, sampai selesainya penulisan laporan ini.

Semoga amal dan kebaikan Bapak, Ibu, Saudara mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan penelitian sampai penulisan tesis ini, namun apabila ada kekurangan baik dari segi isi maupun tata cara penulisan maka untuk perbaikan mendatang, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Penulis mengharapkan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya dan dapat sebagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

(6)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah/limbah sampai saat ini masih selalu menjadi masalah dan belum banyak yang mengelola/mengolah dengan prosedur yang benar. Tidak ketinggalan kebanyakan sekolah mulai dari pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi sampai saat ini belum banyak yang mengelola sampahnya dengan melibatkatkan peserta didiknya. Kebanyakan masih mengandalkan tukang kebun / penjaga sekolah dan belum dikelola dengan prosedur yang benar. Sampahnya masih dibiarkan menumpuk dan bahkan semua sampahnya hanya dibakar begitu saja, sehingga asapnya bisa mengganggu/meracuni lingkungan.

Pada hal Sampah organik merupakan biomassa yang bisa diolah menjadi bahan bakar alernatif diantaranya briket bioarang, sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga dan herbisida organik (pengusir serangga).

Berkenaan dengan hal tersebut dalam pengelolaan sampahnya perlu melibatkan langsung peserta didiknya, sehingga setelah lulus nantinya mempunyai kompetensi pengelolaan sampah yang bisa diterapkan dilingkungannya baik di lingkungan rumah maupun lingkungan tempat kerja ( kantor/dunia usaha dan dunia indstri). Sehingga program Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanim/ CDM) dan pembangunan berkelanjutan segara tercapai.

Program inipun telah ditangkap oleh Direktorat PMK, dengan menambah mata pelajaran baru IPA SMK, yang salah satu topik isinya tentang pengelolaan sampah/limbah dan pengelolaan lingkungan, dengan praktek nyata mengelola sampah dan limbah, baik itu limbah padat, cair maupun limbah gas.

(7)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

pengolahan sampah, sehingga perlu ada penelitian eksperimen berkaitan dengan peralatan pengolah sampah.

Berkenan dengan itu perlu adanya penelitian eksperimen /perancangan peralatan pengelolaan sampah/limbah, sehingga peserta didik dapat mengelola dan memenen sampah di sekolah. Program menanen sampah di SMK ini bisa menjadi contoh baik bagi masyarakat sekitar dan instansi terkait.

B. Batasan Masalah

Sampah/limbah kalau dikelola dengan baik diolah menjadi bahan yang bermafaat, baik itu sampah organik maupun sampah an-organik, Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk organik pakan ternak dan bahan bakar alternatif baik itu padat dalam bentuk briket bioarang, bahan baku cair (biogas) dan bahan baku cair. Pada penelitian ini dalam dibatasi pada perancangan alat pengolahan sampah organikmenjadi bahan bakar alternatif padat ( briket bioarang).

C. Tujuan Pembuatan

Laporan perancangan dengan topik peralatalan pengolah sampah SMK mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Menyediakan peralatan praktek nyata untuk mata pelajaran IPA SMK yang salah satu topiknya masalah sampah dan pengelolaanya yang dapat dirancang dan dibuat sendiri oleh siswa, sehingga bisa memanen sampah dari sekolah.

2. Dengan adanya pratek pengolahan sampah di sekolah (Praktek nyata pelajaran IPA), sekolah bisa jadi contoh baik pengelolaan sampah bagi masyarakat sekitar dan instansi terkait serta peserta didik dapat menerapkan proses pengolahan sampah dilingkungan rumahnya masing-masing.

(8)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

D. Manfaat Pembuatan

Hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah ini diharapkan bisa diimplementasikan

di SMK se-Indonesia, untuk praktek nyata pelajaran IPA SMK dalam bidang

(9)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011 bermanfaat diantaranya briket sampah (briket bioarang) sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah yang semakin mahal dan sulit di dapat. Selain itu asap dari proses pengolah ini dapat dioptimalkan menjadi asap cair dapat digunakan sebagai herbisida organik untuk mengusi serangga. Dengan herbisida organik ini hasil panenan pertanian terhindar dari bahan kimia apalagi kalau didipupuk dengan kompos sehingga hasilnya benar-benar organik. Pupuknya organik, pengusir hamanya juga organik.

Pembuatan bioarang dapat dilakukan dengan proses pirolisis atau pembakaran yang terkendali dimana oksigen (O2) dibatasi, kayu atau materi yang

dibakar tidak langsung luruh menjadi abu. Pembakaran model ini akan menghasilkan kristal arang hitam dengan unsur carbon (C) tinggi. Kristal arang hitam inilah yang kemudian lebih dipadatkan lagi dalam bentuk briket sehingga menghasilkan bara api yang lebih kuat dan tahan lama. Panas yang dibutuhkan untuk pirolisis disediakan dengan pembakaran sebagian bahan baku (prinsip oksidasi parsial) atau dengan pemanasan dari luar.

(10)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

relatif lama, dan tak mengandung zat berbahaya sehingga aman sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri. Dibandingkan batu bara, briket bioarang bisa lebih cepat menyala, sedangkan mengenai ukuran dan bentuk, bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.

Abdullah (1991), menyatakan bahwa pengarangan merupakan proses pirolisa primer lambat dan merupakan teknologi yang telah dipraktekkan oleh manusia sejak 1000 tahun yang lalu. Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu lebih dari 150o C. Sedang pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), pada suhu 150oC – 300oC dengan hasil peruraian yang utama ter, air, karbon monoksida, karbon dioksida, acetil acid dan methyl alkohol.

Pada laju pemanasan lambat dengan suhu 150oC - 300oC reaksi utama adalah dehidrasi (kehilangan kandungan air). Hasil reaksi pada kondisi ini adalah karbon (arang), air, karbon monoksida, dan karbondioksida. Semakin lambat proses pengarangan maka akan menghasilkan mutu arang semakin baik.

Untuk suhu pengarangan yang semakin tinggi akan semakin banyak zat-zat kayu yang menguap sehingga kadar C-nya tinggi dan sifat arang menjadi lebih baik. Tetapi jumlah arangnya atau rendemen yang dihasilkan menjadi berkurang. Hasil yang diperoleh adalah uap air, macam-macam gas dan air. Pengarangan akan lebih baik hasilnya jika dilakukan pengeringan pendahuluan pada bahan baku (Abdullah, 1991)

B. Briket sampah (bioarang)

(11)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

pengempaan/pengepresan campuran arang dan bahan perekat menjadi briket bioarang, disusul dengan pengeringan.

Dalam penelitian ini digunakan cara model keempat yaitu pencampuran serbuk arang, bahan tambah dan bahan perekat kemudian dilakukan pengempaan/pengepresan sehingga menjadi briket bioarang, disusul dengan pengeringan.

Bahan baku, bahan perekat dan tekanan pengempaan sangat mempengaruhi kerapatan briket bioarang yang dihasilkan. Ditinjau dari bahan perekat yang digunakan, produk yang dihasilkan dapat dibedakan antara briket yang tidak atau kurang berasap dan banyak asap. Bahan perekat yang digunakan akan mempengaruhi kualitas penyalaan ditinjau dari jumlah asap yang ditimbulkannya . Pemakaian ter dan tetes sebagai bahan perekat akan menghasilkan briket bioarang yang mempunyai kekuatan tinggi tetapi bila dibakar asap yang ditimbulkan cukup banyak (Setyono HS, 2004). Briket bioarang jenis ini kurang baik bila dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga.

Bahan perekat dari zat pati, dekstrin, dan tepung beras akan menghasilkan briket bioarang yang tidak berasap, tahan lama, tetapi nilai kalornya tidak setinggi nilai kalor arang kayunya (Hartoyo, 1978). Briket jenis ini bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.

Bahan perekat dan bahan tambah/campuran yang mempunyai nilai karbon, kadar zat terbang dan kadar minyak akan mempengaruhi produk briket bioarang yang dihasilkan. Salah satu bahan tambah yang mempunyai kadar karbon dan kadar minyak adalah ampas jarak pagar sisa proses pembuatan biodisel.(Basriyanta, 2007)

(12)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Ampas jarak pagar yang sudah dihancurkan dan tanpa diarangkan sehingga karakteristik yang terkandung dalam ampas jarak pagar masih utuh, kalau dicampurkan pada bioarang limbah kayu jati dalam pembuatan briket bioarang akan memberikan nilai tambah dari segi kadar karbon, nilai kalor, titik bakar, kemudahan dalam penyalaan dan kadar abu ( Basriyanta, 2007)

Emirusalina (1997) dalam penelitiannya menyatakan semakin berat sampel yang dihasilkan, semakin tinggi kerapatannya dan tergantung dari pengempaan yang diberikan. Semakin besar tekanan pengempaan, kerapatan bahan semakin tinggi.

C. Peralatan Pengolah Briket Sampah

Untuk mengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat diperlukan peralatan utama sebagai berikut :

1. Alat Pengarangan

Alat pengarangan berfungsi untuk merubah sampah organik menjadi arang. Banyak cara untuk merubah sampah menjadi arang, salah satunya adalah dengan prinsip pirolisis atau pembakaran terkendali.Alat untuk pirolisis ada yang model pembakaran luar dengan memanaskan sampah di dalam alat pirolisis ada juga yang menggunakan model pembakaran dalam tanpa bahan bakar.

2. Alat penghancur

Alat pencampur berfungsi untuk menghaluskan bioarang hasil pirolisis sehingga bisa lebih halus dan homogen. Alat pencampur menggunakan lumbang dan alu, yang terbuat dari kayu dan dapat diubuat oleh siswa jurusan teknik bangunan

3. Alat pencampur

Alat pecampur berfungsi untuk mencampur bahan baku bioarang yang sudah halus dan homogen dengan bahan perekat sehingga pada saat dicetak dapat menyatu dan tidak mudah hancur.

4. Alat Pencetak/Pres

(13)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Alat pengepres/pencetak dibuat dengan bahan dasar plat baja, baja bulat dan penekan dongkrak hidrolik kapasitas 2 ton

5. Kompor biomasa

(14)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

Laporan pengembangan ini menggunakan model eksperimen, yang dimulai dengan disain peralatan, pembuatan peralatan, pengunaan peralatan untuk memproses sampah, dan pengujian peralatan serta pengujian hasil prosukdi olahan sampah.

Peralatan pengolah sampah yang dirancang meliputi : Kiln Metal Model Direct Combustion, Alat Pres/Cetak Briket, dan Kompor biomassa.

A. Bahan Pembuatan

Bahan utama pembuatan peralatan pengolah sampah meliputi : 1. Bahan untuk desain : Kertas, alat tulis dan peralatan gambar 2. Bahan pembuatan peralatan meliputi :

a. Drum oli kapasitas 2 liter dan 50 liter b. Plat baja tebal 2 cm

c. Plat baja tebal 1 cm

d. Pipa peralon (pipa ledeng diamter 4 inch dan 1 inch) e. Baja bulat pejal diamter 2 inch

f. Plat Baja siku

g. Dongkrak hidrolik kapasitas 2 ton h. Manometer

i. Termometer/Termokopel j. Cat

k. Bahan las karbit dan las listrik l. Kawat kasa

m. Elektrode las/bahan las karbit

B. Peralatan Pembuatan

(15)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011 1). Peralatan gambar

2). Peralatan pembuatan alat meliputi : mesin potong plat, mesin las, alat pelengkung pipa, dan peralatan tangan, seperti palu besi, gunting dll

C. Jalannya Pembuatan

Secara garis besar jalannya penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1). Penentuan topik penelitian :

Dalam penelitian ini mengambil topik perlatan pengolah sampah organik untuk SMK

2). Penyiapan alat dan bahan yang dipakai untuk penelitian 3). Desain rancangan penelitian

4). Pembuatan Model penelitian

5) Pembuatan peralatan pengolah sampah ( Kiln Metal, Mesin pres/pencetak, kompor biomassa)

6). Penggunaan nyata peralatan untuk mengolah sampah di SMK

Langkah 5,6 merupakan penelitian lanjutan setelah penelitian perencangan alat pengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat.

(16)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Gambar 1 Skema Penelitian Penentuan Topik Penelitian

Penyiapan alat dan bahan penelitian

Desain peralatan dan pembuatan model Desain dan Rancangan Penelitian

Pembuatan peralatan pengolah sampah

Penggunaan nyata peralatan untuk mengolah sampah

(17)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

BAB IV

HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perancangan Alat Pengolah Sampah

Dalam penelitian ini alat yang dirancang merupakan alat utama dalam pengolahan sampah untuk mengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat (briket bioarang) dan asap cair (yang dapat digubakan sebagai pengusir serangga yang menyerang tanaman).

Alat yang dirancang meliputi : Kiln Metal ( alat pengarangan), alat pengepres/pencetak briket dan kompor biomassa sebagai alat uji coba penggunaan briket bioarang.

Hasil perancangan alatnya adalah sebagai berikut :

1. Alat Pirolisi Sampah (Kiln Metal)

Alat pengarangan sampah yang dirancang pada penelitian ini menggunakan alat pirolisis Kiln Metal model pembakaran dalam ( Internal Combustion Camber) dengan dasar asumsi tanpa menggunakan bahan baker sehingga bisa llebih hemat dan irit secara ekonomis.

Ukuran kiln dibuat untuk sekala rumah tangga, kapasitas 200 liter. Lobang pemasukan material melalui bagian atas dengan membuka tutup yang berbentuk kerucut. Proses pembakaran dilakukan langsung di ruang pengarangan.

Model dasar alat kiln metal ini dibuat berbentuk tabung silindris berdiameter 540 mm tinggi 860 mm dengan tutup berbentuk kerucut.. Tinggi tutup kerucut 250 mm. Bagian tengah tutup kerucut dipasang cerobong diameter 76 mm (3 inchi) tinggi 500 mm kemudian dibelokkan 90 derajat panjang 100 mm. Kiln metal ditumpu oleh tiga buah kaki profil U setinggi 150 mm. Bagian tengah ruang pengarangan dipasang kawat kasa berbentuk silindris diameter 150 mm tinggi 860 mm.

(18)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

metal berbentuk kerucut, dapat dibuka secara manual dengan bebas, dan pada saat dipasang bila dikehendaki harus kuat maka dipasang ring pengunci. Bahan tutup kerucut terbuat dari plat galvanis / plat baja minyak ketebalan 0,2 mm. Cerobong dipasang pada tengah-tengah tutup kerucut dengan dilas listrik. Bahan cerobong dibuat dari pipa galvanis atau pipa baja minyak. Gambar kiln metal dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah.

Gambar 4.1. Kiln metal

Bagian-bagian utama sesuai dengan fungsi kiln metal adalah :

1. Ruang pengarangan

(19)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011 2. Kasa penyulut api pertama

Kasa penyulut api pertama berupa kawat kasa pasir yang tidak meleleh saat pengarangan berfungsi untuk ruang udara pembakaran dan penyulut api pertama. Diameter 150 mm dan tinggi 860 mm. Kasa terpasang di tengah-tengah ruang pengarangan dengan diberi penguat dari kawat beton diameter 8 mm sebanyak delapan buah. Kasa penyulut api pertama dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2. Kasa penyulut api pertama 3. Cerobong

(20)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Gambar 4.3. Cerobong 4. Termometer

Termometer yang digunakan adalah thermometer untuk pengukuran suhu dengan maksimum pengukuran sebesar 600° C. Termometer dipasang di bagian tutup kerucut. Pada bagian pengukur suhu dipanjangkan sampai mencapai daerah bagian tengah dari ruang pengarangan.

(21)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Gambar 4. 4. Termometer

Modifikasi pembuatan kiln yang dilakukan adalah ukuran dibuat untuk skala rumah tangga, kapasitas 200 liter. Lobang pemasukan material melalui bagian tutup kerucut. Model pembakaran dilakukan langsung di ruang pengarangan.

2. Alat pengepres/pencetak briket

Alat pengepres terbuat dari bahan besi pejal dengan diameter 25 mm panjang 550 mm sebanyak 4 buah sebagai tiang penyangga dan plat besi tebal 20 mm berbentuk bujursangkar dengan panjang sisi 230 mm sebagai landasan pencetak, tinggi keseluruhan 550 mm, lebar dudukan/landasan 230 mm, diameter pencetak 25 mm dengan tinggi pencetak 100 mm. Plat Penekan memiliki ukuran diameter 100 mm, tebal 8 mm, pada bagian bawah dilengkapi pelubang tengah dengan diameter 10 mm dengan panjang langkah penekan 100 mm.

(22)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Gambar 4.5 Alat pengepres/pencetak briket arang

3. Kompor bio massa

Kompor biomassa didesain sederhana dan semurah mungkin, tetapi diupayakan dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna tidak berasap, sedikit jelaga dan warna api tidak merah.

(23)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Gambar 4. 6. Kompor biomassa

B. Hasil Uji coba peralaatan dan hasil uji laboratorium briket sampah

Setelah perlatan jadi, kemudian diuji coba untuk mengolah sampah organik dalam hal ini sebagai bahan baku adalah serbuk/tatal kayu dan dicampur dengan bungkil ampas jarak pagar limbah produksi biodisel. Ini dengan dasar pertimbangan di SMK Negeri 1 Seyegan mempunyai program Keunggulan Lokal Pengolahan biji jarak menjadi biodisel, sehingga sampah/limbahnya perlu dioptimalkan.

Dalam pembuatan briket bioarang hasilnya harus memenuhi kualitas yang ditentukan dan fungsi atau tujuan penggunaannya, misalnya untuk keperluan industri, atau bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.

(24)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Tabel 2-1. Spesifikasi Sifat atau Kualitas Briket bioarang buatan Jepang, Amerika, Inggris dan Indonesia

Sifat Jepang Amerika Inggris Indonesia

Kadar Air (%) 6 - 8 6 3 - 4 7,57

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, 1994

Analisis briket sampah meliputi kadar karbon terikat, kadar air, kadar abu dan nilai kalor dan pengaruh campuran ampas jarak pagarnya terhadap kualitas briket sampah. Hasil analisisnya sebagai berikut :

1. Arang hasil pirolisis

(25)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

pengetaman dengan ketam mesin(tatal jati) sebesar 31,93 %, cocok sebagai bahan baku pembuatan briket bioarang.

2. Briket bioarang

a. Kadar Karbon Terikat Briket Bioarang

Kadar karbon terikat adalah fraksi karbon (C) yang terikat didalam arang selain selain fraksi air, volatile matter dan abu. Dari hasil uji laboratorium di lab Che-Mix diperoleh hasil kadar karbon yang ditampilkan pada tabel 2 dan gambar 4.7 sebagai berikut :

Tabel 2. Komposisi campuran tehadap kadar karbon No Komposisi Campuran

Hubungan Komposisi Campuran Ampas Jarak Pagar dengan Kadar Karbon

Gambar4.7. Grafik Hubungan antara komposisi campuran ampas jarak pagar dengan kadar karbon briket

(26)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

karbon terikat disebabkan oleh lama pengarangan hanya 205 menit dan suhu pengarangan yang kurang tinggi (254oC). Suhu pengarangan yang semakin tinggi akan semakin banyak zat-zat kayu yang menguap sehingga kadar C-nya tinggi dan sifat arang menjadi lebih baik. Tetapi jumlah arangnya atau rendemen yang dihasilkan menjadi berkurang (Abdullah, 1992)

Gambar 1 menunjukkan grafik dengan peramaan y = 0,0563 x + 38,355 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak campuran ampas jarak pagar semakin tinggi kadar karbonya.

b. Nilai Kalor Briket Bioarang

(27)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

(28)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Hubungan Komposisi Campuran Ampas Jarak Pagar dengan Kadar Air semakin besar komposisi campuran ampas jarak pagar semakin besar kadar airnya. Kadar air terendah sebesar 4,019% diperoleh dari briket pada komposisi campuran ampas jarak pagar sebesar 20%, sedang kadar air tertinggi sebesar sebagai bahan bakar rumah tangga.

d. Kadar Abu Briket Bioarang

(29)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

Tabel 6. Komposisi campuran tehadap kadar abu No Komposisi Campuran

Hubungaan Kom pos is i Cam puran Am pas Jarak Pagar dengan Kadar Abu

Gambar 4.10. Grafik Hubungan antara komposisi campuran ampas jarak pagar dengan kadar abu

(30)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

(31)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Hasil rancangan alat pengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat

dalam bentuk briket sampah (bioarang) yang berupa alat kiln metal dan alat pres/cetak briket dapat dipakai untuk mengolah sampah organik menjadi briket bioarang dan hasil uji coba memenuhi standar briket, sehingga layak untuk dipakai sebagai alat untuk praktek mata pelajaran IPA SMK.

2. Kualitas briket biorang dengan bahan baku tatal jati yang dicampur sebanyak minimal 30 % ampas jarak pagar dari segi nilai kalor dan kadar air memenuhi standart SNI, kadar abunya memenuhi syarat kualitas briket Amerika. Briket ini layak sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, untuk mengganti minyak tanah.

B. SARAN

(32)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 1991, Energi dan Listrik Pertanian, Fapeta, IPB Bogor

Basriyanta, 2006, Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul, Bantul, Yogyakarta.

Basriyanta, 2007, Memanen Sampah, Kanisius Yogyakarta

Basriyanta, 2007, Pengolahan Jarak Pagar, Skala Industri Rumah Tangga, Menuju Desa Mandiri Energi, Seminar Teknologi Nasional 2007, Kopertis Wil V Yogyakarta, Hotel Inna Garuda, 24 Nopember 2007.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 1994, “Pedoman Teknis Pembuatan Briket bioarang”, Departemen Kehutanan, Bogor.

Emirusalina, R., 1997, Carbonizing Briket Kayu Jati Sebagia Bahan Bakar Alternatif Dengan Proses Kiln Metal, ITN Malang.

Hambali,E.,dkk., 2006, “Jarak Pagar : Tanaman Penghasil Biodisel”, Penebar Swadaya, Jakarta.

Hartoyo, 1976, “Rendemen dan Sifat Arang Beberapa Jenis Kayu”, Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor

Hartoyo dan Nurhayati, S., 1976, “ Pengaruh Berat Jenis Kayu Daun Lebar Terhadap Sifat Arang,” Lemabag Penelitian Hasil Hutan, Bogor

Hartoyo dan Rohadi, 1978, “Percobaan Pembuatan Briket bioarang dari Lima Jenis

Kayu”, Lembaga

Penelitian Hasil Hutan, Bogor.

Hendra,D.,dan Pari,G., 2000, “Penyempurnaan Teknologi Pengolahan Arang” Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Hasil Hutan, Bogor.

Kompas, Rabu, 21 Juni 2006, Bisnis & Keuangan, Konversi ke Elpiji dirintis di 17 Kota) Machfoetz, Ircham., (1992), ”Kesehatan Lingkungan”, Dian Nusantara, Yogya-karta Sjostrom, 1993, Kimia Kayu : Dasar - Dasar dan Penggunaan, Edisi 2, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Suprapto, S H., 2004, ”Pemanfaatan Limbah Padat Penyulingan Minyak Nilam Sebagai Briket Untuk Bahan Bakar Alternatif,” Tesis, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sudrajat,R.,1983, ”Pengaruh bahan baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket bioarang”, Laporan PPPHH/FPRD No. 165, Bogor

Sudrajat, R, 1984, ”The Effect of Wood Density, Pressing Pressure and Binder on Wood

(33)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011 Lampiran 1

Gambar Kegiatan Eksperimen/Penelitian

ahan Baku ( Tatal Jati) Ampas Jarak Pagar Proses Pengarangan

Proses Pengarangan Sempurna Hasil Pengarangan Pencampuran dengan bahan perekat

(34)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

2. SMP Negeri Bambanglipuro, lulus tahun 1980 3. SMA Negeri Bantul, Jurusan IPA, lulus tahun 1983

4. IKIP Yogyakarta, Jurusan Teknik Otomotif ,(S1) lulus tahun 1988 5. Magister Sistem Teknik (MST) Fakultas Teknik, Universitas Gadjah

Mada (2007), Konsentrasi Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah/Limbah Perkotaan

Diklat/Penataran :

1. Diklat Kompetensi Paket A PPPGT Bandung 1 semeter tahun 1991 2. Diklat Kompetensi Paket B PPPGT Bandung 1 semester tahun 1992 3. Diklat Kompetensi Paket C PPPGT Bandung 1 semester tahun 1992 4. Diklat Kompetensi Dasar Automotiv VEDC Malang 1994

5. Diklat Instruktur (TOT) Pendidikan Kependudukan dan lingkungan hidup, Dirjend Dikdasmen, Jakarta 2003

6. Diklat Lingkungan Hidup, Bapedalda Propinsi DIY, 2004.

Karya tulis/ilmiah/perancangan :

1. Perancangan peralatan pengolah biodisel ( Mesin Pres Jarak, Oven, reaktor biodisel) Program Keunggulan Lokal Direktorat Pembinaan SMK di SMK 1 Seyegan ( Sebagai Sekretaris Program KL)

2. Kajian/Penelitian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dalam JURNAL RISET Daerah Kabupaten Bantul ISSN 1412 9519

3. Buku MEMENEN SAMPAH, Pengelolaan Berbasis Masyarakat,

ISBN 978-979-21-1668-7 Penerbit Kanisius Yogyakarta.

(35)

Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011

5. Nilai Ekonomis Sebuah Sampah, Materi Pelatihan dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Sampah, Program PPK Kec Bambanglipuro di desa Sidomulyo.

6. Pengembangan kawasan berbasis pengelolaan sampah dan jarak pagar, menuju desa mandiri energi

7. Pengelolaan jarak pagar -skala industri rumah tangga- menuju desa mandiri energi (disampaikan pada Seminar Teknologi Nasional 2007, Kopertis Wil V, di Hotel Inna Garuda)

Kegiatan lain :

1. Koordinator SIET (Sentra Inovasi Energi Terbarukan) Yogyakarta , Konsultasi, Pelatihan dan Bimbingan Teknis Perancangan Peralatan dan pengolahan bahan bakar nabati (BBN) dan bahan bakar alternatif

berbasis sampah dan bahan nabati.

2. Tim Pendamping/Nara Sumber Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Program Pengembangan Kecamatan (PNPM PPK) Kec.Bambanglipuro, program pelatihan pengelolaan dan pengolahan sampah)

3. Tim Penggagas dan perintis Desa Mandiri Energi di Desa Sidomulyo Bambanglipuro Bantul

4. Perintis dan Penggagas SMK Bioenergi Indonesia : Program Keahlian Teknologi Pengolahan Sampah/Limbah dan Teknologi Biofuel/Biodisel di Bambanglipuro Bantul produksi di Desa Sidomulyo Bantul Yogyakarta dan sudah dipublikasikan oleh media cetak dan elektronik. Media yang sudah meliput :

Trans TV, AnTV, Indosiar, RCTI, Metro TV, Global TV, Jogja TV, TVRI, Bernas Jogja, Kompas, The Jakarta Post.

Gambar

Gambar 1   Skema Penelitian
Gambar 4.1.  Kiln metal
Gambar  4.2. Kasa penyulut api pertama
Gambar 4.3. Cerobong
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Melalui kegiatan membuat peta persebaran sumber daya hewan atau tumbuhan yang ada di daerahnya, siswa mampu mencari informasi tentang karakteristik lingkungan di

Mega Cluster Ubud, proyek Citra Maja Raya 2 diatas lahan seluas 300 hektar yang akan dibangun sejumlah 1.487 unit rumah RS dengan 3 cluster rumah. Rumah sederhana RS

(information technology) dengan hasil program akuntansi ( software ) yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra, mampu menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan

The strategic planning in supporting the increase of the production capacity of PDAM Tirtanadi, Meulaboh, West Aceh District, WTP Lapang was the strategic planning

Hasil penelitian menunjukkan pendekatan saintifik dengan konteks Islami dalam pembelajaran matematika materi bentuk aljabar secara uji statistik belum efektif, namun

baku yang dilakukan agroindustri emping melinjo di Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten belum mampu menyediakan jumlah persediaan yang ekonomis, (2) faktor-