• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lowering Systolic and Diastolic Blood Pressure in the Elderly through Physical Activity

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lowering Systolic and Diastolic Blood Pressure in the Elderly through Physical Activity"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1275

Lowering Systolic and Diastolic Blood Pressure in the Elderly through Physical Activity

Ilham Kamaruddin1, Hasanuddin2 Universitas Negeri Makassar1,2 Email: ilham.kamaruddin@unm.ac.id

Abstract. This study aims to determine the effect of physical activity on systolic and diastolic blood pressure in hypertensive patients at Anur clinic, Sinjai Regency. This type of research used in this study was an experimental design with One Group Pre and Post test Design.

Subjects in the study were 20 elderly women with hypertension over 55 years old, with a purposive sampling method. All samples were given physical activity training in the form of low impact exercise. There is a pretest before being given treatment, and then a measurement or posttest is carried out after the treatment. Obesity was identified by calculating body mass index (BMI), systolic and diastolic blood pressure using a Riester blood pressure meter, which was carried out by auscultation with a stethoscope in mmHg units.

The data analysis technique used t-test through SPSS 20.00 software to determine the difference in the mean of the two samples. The results showed that systolic and diastolic blood pressure before and after physical activity showed a significant difference with p

<0.05. The conclusion in this study is that there is a decrease in systolic and diastolic blood pressure of patients at the Anur clinic, Sinjai Regency after being given treatment in the form of low impact exercise.

Keywords: Blood pressure, physical activity, the elderly

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem kardiovaskuler. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluih darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain teruta organ vital seperti jantung dan ginjal (Smeltzer dan Bare, 2001). Hipertensi juga merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.

(2)

1276

Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita harus senantiasa tetap waspada. Penyakit hipertensi ini biasa dibarengi dengan penyakit lain, sehingga memerlukan penanganan yang intensif dan berkesinambungan. Untuk mengurangi komplikasi antara penyakit hipertensi dengan penyakit-penyakit lain, maka dibutuhkan perawatan yang lebih intensif (Martuti,2009). Lansia merupakan kelompok yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu tertentu (BHFNC,2012). Pada usia-usia tua terjadi penurunan massa otot serta kekuatannya, penurunan denyut jantung , penurunan terhadap toleransi latihan, dan penurunan kapasitas aerobik. Dengan melakukan aktifitas fisik seperti senam, jalan, joging, berenang dan bersepeda dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan aktifitas fisik /olah raga seperti senam dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti diabetes mellitus (Kamaruddin 2020b) , peningkatan tekanan darah, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo, 2004). Peningkatan tekanan darah diakibatkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah dan kurangnya aktifitas fisik pada lansia (Irianto,2014).

Klinik Anur adalah salah satu klinik yang melayani pasien di Kabupaten Sinjai.

Klinik ini bekerjasama dengan BPJS dan telah terakreditasi dari Kementrian Kesehatan. Jumlah kepesertaannya sampai saat ini mencapai 8500 pasien yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Sinjai. Diantara pasien tersebut terdapat 257 pasien yang menderita hipertensi dan sampai saat ini rajin memeriksakan kondisinya di Klinik Anur. dan 41 pasien yang menderita diabetes dan hipertensi (Komplikasi).

Hasil studi pendahuluan pada bulan September 2017 pada masyarakat kabupaten sinjai penderita hipertensi yang berobat di klinik Anur Sinjai, masih menyatakan mempunyai tekanan darah yang meningkat dalam artian belum terjadi perubahan yang nyata walaupun telah melakukan pengobatan secara medis. Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi adalah usia 35 tahun keatas. Kenyataan ini menunjukkan bahwa selain berobat kedokter, pasien penderita Hipertensi masih perlu diberi intervensi lain dalam penanganan penyakit yang dideritanya.

Berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan peningkatan tekanan darah, maka faktor yang dapat diintervensi adalah aktivitas fisik dan stres. melalui kegiatan latihan fisik berupa senam (Kamaruddin 2018) dan gerak jalan pagi, serta melakukan pembinaan mental/ kerohanian (Nugroho, 2008).

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh aktifitas fisik dan obesitas terhadap pada penderita hipertensi di klinik Anur Kabupaten Sinjai.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pre experimental design (Kamaruddin 2020a) dengan rancangan One Group Pre and Post test Design (Pocock, 2008). Kelompok yang terdiri dari 20 orang dan diberi pelatihan aktifitas fisik berupa senam low impact. terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan, dan

(3)

1277

kemudian dilakukan pengukuran atau posttest setelah perlakuan, sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan. Lokasi penelitian adalah di Kab.Sinjai.

Aktifitas fisik adalah aktifitas fisik yang diberikan kepada penderita hipertensi baik yang obesitas maupun yang tidak obesitas berupa senam low impact seperti senam kesegaran jasmani, senam jantung sehat, senam lansia dan senam kompilasi.

Pengukuran tekanan darah penderita hipertensi dengan menggunakan Tensi meter merk Riester yang dilakukan secara auskultasi dengan stetoskop dalam satuan mmHg. Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah diberika aktifitas fisik. Data yang telah terkumpul diperiksa dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah yang berfungsi untuk memberi penjelasan terhadap data yang diperoleh dari masing-masing variable. Sedangkan, statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Analisis statistic inferensial yang bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Model analisis yang digunakan adalah uji-t dengan menggunakan software SPSS versi 20.00.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Anur Sinjai selama 6 minggu dengan Setelah dilakukan analisis secara univariat maka diperoleh hasil tekanan darah systole dan diastole pada tabel berikut:

Tabel 1. Tekanan darah systole dan diastole dari responden pada lansia

Variabel Statistik

Rerata SD

Tekanan sistolik sebelum (mmHg) 145,63 10,935 Tekanan sistolik sesudah (mmHg) 136,88 9,465 Tekanan diastolik sebelum

(mmHg)

90,63 2,500

Tekanan diastolik sesudah (mmHg)

79,38 9,287

Tabel 1 diatas menunjukkan perolehan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 145,63 mm Hg sebelum senam menjadi 136,88 setelah senam. Rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan sebesar 90,63 mm Hg sebelum senam menjadi 79,38 setelah senam. Untuk mengetahui adanya pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah maka dilakukan uji statistik. Sebelum uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro Wilk dengan tingkat kepercayaan 95% untuk sampel kurang dari 50. Dari uji Saphiro Wilk didapatkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel berikut :

(4)

1278

Tabel 2. Hasil uji normalitas data

Variabel Saphiro wilk test (p value)

Tekanan sistolik sebelum 0,179

Tekanan sistolik sesudah 0,217

Tekanan diastolik sebelum 0,201 Tekanan diastolik sesudah 0,242

Berdasarkan hasil uji normalitas data pada tabel 2 diatas didapatkan keseluruhan data berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji lanjut dengan parametrik yaitu uji-t dengan tingkat kepercayaan 95%.

Tabel 3. Hasil uji homogenitas data

Variabel Levene Test (p-value)

Tekanan sistolik sebelum 0,293

Tekanan sistolik sesudah 0,030

Tekanan diastolik sebelum 0,237 Tekanan diastolik sesudah 0,079

Berdasarkan hasil uji homogenitas data pada tabel 3, didapatkan data setelah perlakuan berdistribusi homogen sehingga untuk mengetahui perbedaan tekanan darah systole dan diastole antar kelompok dilakukan uji parametrik yaitu uji-t dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisa data menggunakan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) didapatkan bahwa nilai signifikansi pada kedua kelompok dalam tabel berikut:

Tabel 4. Uji hasil perlakuan sebelum dan sesudah perlakuan terhadap tekanan systole dan diastole

Variabel Uji-t (p value)

Kelompok obesitas Tekanan sistolik sebelum dan sesudah senam 0,008 Tekanan diastolik sebelum dan sesudah

senam

0,002

Berdasarkan table 4 di atas, tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah senam menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan p < 0,05. Hasil analisis data menggunakan Uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) didapatkan bahwa nilai probabilitas Asymp.Sig. (2- tailed) antara kedua kelompok pada tabel berikut:

(5)

1279

Tabel 5. Perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia

Variabel

Kelompok Obesitas

p-value Rerata

(mmHg)

SD

Tekanan sistolik sebelum 145,63 10,935

0,628 Tekanan sistolik sesudah 136,88 9,465

Tekanan diastolik sebelum 90,63 2,500

0,043 Tekanan diastolik sesudah 79,38 9,287

Pembahasan

Rata- rata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan di atas 140 mmHg, demikian juga tekanan diastolik di atas 90 mmHg, karena sesuai dengan kriteria inklusi responden yang dipilih adalah responden yang mengalami hipertensi. Secara teoritis, lansia memang cenderung mengalami peningkatan tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan tekanan darah pada lansia umumnya terjadi akibat penurunan fungsi organ pada sistem kardiovaskular. Katup jantung menebal dan menjadi kaku, serta terjadi penurunan elastisitas dari aorta dan arteri- arteri besar lainnya (Ismayadi, 2004).

Hasil penelitian ini menunjukkan ada efek aktifitas fisik berupa senam low impact yang diberikan terhadap penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Penurunan tekanan darah yang terjadi pada kelompok lansia yang diberi senam terjadi karena pembuluh darah kapiler yang baru (Bompa, 1999). Darmojo (2006) juga menjelaskan bahwa dengan olahraga maka jaringan membutuhkan peningkatan oksigen dan glukosa untuk membentuk ATP. Terkait dengan pembuluh darah maka dapat digambarkan bahwa pembuluh darah mengalami pelebaran (vasodilatasi), serta pembuluh darah yang belum terbuka akan terbuka sehingga aliran darah ke sel, jaringan meningkat. Hal ini sesuai dengan Ronny (2009) yang mengatakan bahwa saat berolahraga seperti senam lansia akan merangsang lebih terkoordinasinya kerja saraf simpatis dan parasimpatis yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah lansia.

Penurunan tekanan darah secara signifikan pada lansia yang diberi senam didukung oleh teori bahwa selama melakukan senam lansia terjadi kontraksi otot skletal (rangka) yang akan menyebakan respons mekanik dan kimiawi. Menurut Ronny (2009), respons mekanik pada saat otot berkontraksi dan berelaksasi menyebabkan kerja katup vena menjadi optimal sehingga darah yang balik ke ventrikel kanan menjadi meningkat. Aliran balik jantung yang meningkat mempengaruhi peningkatan regangan pada ventrikel kiri jantung sehingga curah jantung meningkat sampai mencapai 4-5 kali dibandingkan curah jantung saat istirahat (Latief, 2002).

Respons kimiawi akibat senam lansia menghasilkan penurunan pH dan kadar PO2, terakumulasinya asam laktat, adenosin dan K+ oleh metabolisme selama otot

(6)

1280

aktif berkontraksi (Ronny, 2009). Akumulasi zat metabolik ini menyebabkan pembuluh darah mengalami dilatasi yang akan menurunkan tekanan arteri, namun berlangsung sementara karena adanya respon arterial baroreseptor dengan meningkatkan denyut jantung dan isi sekuncup sehingga tekanan darah meningkat (Latief, 2002).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sukartini dan Nursalam (2009), yang menemukan ada pengaruh senam tera terhadap kestabilan tekanan darah pada lansia yang merupakan salah satu parameter kebugaran lansia (Sukartini dan Nursalam, 2009).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan poembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh aktifitas fisik terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada penderita hipertensi pasien di klinik Anur Kabupaten Sinjai.

DAFTAR PUSTAKA

BHFNC (2012). Factor Influincing Physical Activity in Older Adults. www bhf active.

org. uk- diakses Januari 2017.

Bompa T. O. 1999. Programs For Peak Strength in 35 Sports.

Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi 3, Jakarta: Bala Penerbit FKUI.

Fildzania, Y. 2011. Tekanan Darah Arteri Rata-Rata. Available from : repository.usu.ac.id/bitstream/23287/chapter52011.pdf. (cited 2013 Nov 30).

Irianto K (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta, pp:

541-2, 629

Ismayadi. 2004. Proses Menua (Aging Proses), (online), Skripsi. Medan: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Kamaruddin, Ilham. 2018. “Analisis Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sd Negeri Bawakaraeng III Makassar.” SPORTIVE: Journal Of Physical Education, Sport and Recreation 1(2):85. doi:

10.26858/sportive.v1i2.6393.

Kamaruddin, Ilham. 2020a. Metodologi Penelitian Dasar. Makassar, Indonesia: Yayasan Barcode.

Kamaruddin, Ilham. 2020b. “Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melalui Aktivitas Fisik Senam Bugar Lansia.” Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 19(2):128. doi: 10.20527/multilateral.v19i2.8883.

Latif, N, 2002. Sosialisasikan Senam Lansia, Available from:

http://www.epsikologi.com , (Cited 2013 Mar 16).

Martuti. 2009. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi, Bantul : Kresi wacana.

Roni S. 2009. Senam Vitalisasi otak meningkatkan kognitif lansia. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, S. C., dan Bare, B. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner

(7)

1281

dan Suddart, Volume l. Edisi 8. Alih bahasa oleh Agung Waluyo, dkk. Jakarta:

EGC.

Sukartini, T, Nursalam. 2009. Pengaruh senam tera terhadap kebugaran lansia. J.

Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 3, Des 2009: 153-158, Available from : http://journal.unair.ac.id, diakses tanggal 31 Agustus 2013

Gambar

Tabel 1.  Tekanan darah systole dan diastole dari responden pada lansia
Tabel 2.  Hasil uji normalitas data
Tabel 5.  Perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik  pada lansia

Referensi

Dokumen terkait

HRA = Hot Rolled Asphallt (Merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filter dan aspal keras dengan perbandingan tertentu,

dilakukan pada populasi Kaukasia didapatkan tidak ada perbedaan TEWL pada kelompok kulit sensitif dan kulit tidak sensitif (Seidenari, dkk. 1998); sedangkan penelitian pada

Aplikasi ini berisi panduan gerakan fitness yang ditampilkan secara visual melalui teks dan animasi , dan dapat memberikan informasi tentang dunia fitness bentuk artikel dan tips yang

Judul Tugas Akhir : Keefektifan Pameran Sebagai Media Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Ekspor Pada CV Palem Craft Jogja.. Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan capaian pemahaman konsep fisika, sikap disiplin dan tangung jawab siswa antara pembelajaran dengan kerja laboratorium

Menurut penulis, dengan Taiwan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industrinya akan sangat menguntungkan Indonesia yang mana akan mengangkat perindustrian

9. Buruknya postur tubuh.. Sekali lagi, demonstrasi prosedur akan mencegah banyak masalah yang berkaitan dengan pemeriksaan spirometri dan, mengingat bahwa semua upaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecambah varietas Bhakti pada umur hari ketiga mengandung kadar protein dan aktivitas enzim α -amilase tertinggi dibanding