• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos Limbah Baglog Di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos Limbah Baglog Di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK KOMPOS LIMBAH BAGLOG DI CV ASA AGRO

CORPORATION CIANJUR JAWA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

MUHAMMAD ANDI SOPIAN 020518018

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

KEMENTRIAN PERTANIAN

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK KOMPOS LIMBAH BAGLOG DI CV ASA AGRO

CORPORATION CIANJUR JAWA BARAT

MUHAMMAD ANDI SOPIAN 020518018

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar professional Sarjana Terapan Pertanian (S. Tr. P)

pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

PROGRAM STUDI

AGRIBISNIS HORTIKULTURA JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(3)

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos Limbah Baglog Di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat

Nama : Muhammad Andi Sopian

NIM : 02.05.18.018

Program Studi : Agribisnis Hortikultura Jurusan : Pertanian

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Achmad Musyadar, SE., MM.

NIP. 19570815 197912 1 001 Pembimbing II

Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si.

NIP. 19670411 199203 2 002

Diketahui oleh:

Ketua Program Studi

Endang Krisnawati, SP., MP.

NIP. 19690330 200112 2 003 Ketua Jurusan

Wahyu Trisnasari, S.ST., M.Si.

NIP. 19831017 200604 2 002 Direktur

Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M.Si.

NIP. 19800605 200312 1 003

Tanggal Lulus: 30 Agustus 2022

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos Limbah Baglog Di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat

Nama : Muhammad Andi Sopian

NIM : 02.05.18.018

Program Studi : Agribisnis Hortikultura Jurusan : Pertanian

Laporan ini telah diuji dan dipertahankan di depan Sidang Ujian Akhir Program Studi, pada 29 Juli 2022

Disetujui oleh:

Penguji I

Achmad Musyadar, SE., MM.

NIP. 19570815 197912 1 001

Penguji II

Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si.

NIP. 19670411 199203 2 002

Penguji III

Ir. Nazaruddin, MM.

NIP. 19590504 198503 1 001

(5)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kepada Sang Pencipta alam semesta ini yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayat dan nikmat yang diberikan kepada penulis sehingga karya sederhana ini dapat diselesaikan dengan lancar. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan pengikutnya.

Untuk Bapak dan Mamahku tercinta sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada kalian yang selalu memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan untaian kata cinta pada lembar persembahan ini. Motivasi dan ajaran yang kalian berikan selalu membuat saya bersemangat dalam menjalankan dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini, walaupun saya terkadang merasa prustasi dan kecewa dengan keadaan yang dijalani pada saat pelaksanaan dan pembuatan laporan ini, tetapi kalian selalu memberikan sandaran yang terbaik agar aku terus melangkah dan mencapai tujuan hidupku. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat kedua orang tuaku bahagia.

Bapak dosenku yaitu Achmad Musyadar, SE., MM. dan Ibu dosenku yaitu Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si. yang baik hati dan senantiasa sabar dalam membimbing saya dalam menjalankan semua kegiatan pada tugas akhir ini, izinkanlah saya mengantarkan ucapan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam, dimana berkat jasa kalian yang rela memberikan waktu dan tenaga sebagai dosen pembimbing telah bersedia mengantarkanku untuk mendapatkan gelar S. Tr.P.

banyak ilmu dan pelajaran hidup yang saya dapatkan untuk menjadi insan yang terbaik selama saya dibimbing oleh kalian. Semoga kebahagiaanku juga merupakan kebahagiaan bagi kalian yang sangat saya banggakan sebagai guru dan

(6)

Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan juga untuk kakak, adik dan keluarga besar saya, karena berkat kalianlah, hidup saya menjadi berwarna dimana canda dan tawa serta solidaritas yang selalu kalian berikan membuat saya bersemangat dalam menjalankan pendidikan selama empat tahun ini. Kalian selalu memberikan energi positif walaupun terkadang kalian dalam keadaan sulit.

Tidak lupa kupersembahkan Laporan Tugas Akhir ini untuk orang yang saya cintai. Terima kasih atas dukungan, perhatian, kebaikan dan waktu yang telah engkau berikan. Terima kasih atas jasamu selama proses Tugas Akhir ini dilaksanakan engkau rela menemaniku walaupun kepanasan, kehujanan dan macet-macetan selama diperjalanan. Kamu selalu menunjukan kepada saya cara yang benar dan menghibur saya pada saat yang kritis.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa saya ucapkan kepada orang-orang yang telah berjasa dalam proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini, tanpa bimbingan dan arahan kalian saya hanya orang yang tanpa arah.

Tidak lupa untuk keluarga di asrama yaitu kamar lima, saya persembahkan Laporan Tugas Akhir ini. Satria, Yusron, Wahyu, Riski, Yogi, Raden dan Bang Mamet. Maaf atas kesalahan yang pernah melukai persaan kalian. Terima kasih sudah mau menemakiku sampai akhir, walaupun kita berada di Program Studi yang berbeda tetapi kalian menerima saya dengan senang hati. Terima kasih karena selalu mendengarkan segala keluh kesah saya, dan berbagi cerita, kenangan ini akan selalu saya ingat sampai akhir hayat.

(7)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos Limbah Baglog Di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat” merupakan karya saya sendiri yang dibuat di bawah arahan dan bimbingan Dosen Pembimbing. Judul ini belum pernah diajukan dalam bentuk penelitian apapun di perguruan tinggi manapun.

Bahan rujukan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tulisan ini.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan plagiarisme tulisan ini maka saya siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bogor, 24 Juni 2022

Muhammad Andi Sopian NIM. 020518018

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 19 Mei 2000 sebagai anak ke 2 dari pasangan Bapak Hasan Sanwasih dan Ibu Ida Rosida. Pendidikan Sekolah dasar (SD)ditempuh di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panembong 2 dan lulus pada tahun 2012.

Pendidikan Sekolah menengah Pertama (SMP) ditempuh di sekolah Madrasah Tsanawiyyah (MTS) Tanwiriyyah dan lulus tahun 2015.

Pendidikan kejuruan ditempuh di sekolah SMK-N Pertanian Pembangunan Cianjur di Program Studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan lulus pada tahun 2018. Pada tahun 2018, penulis diterima sebagai mahasiswa program sarjana terapan (D-IV) di Program Studi Agribisnis Hortikultura Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Selama mengikuti program D-IV, penulis aktif sebagai anggota organisasi Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Polbangtan Bogor pada bagian Aspirasi Mahasiswa, serta organisasi lainnya seperti Paduan Suara dan Pramuka Polbangtan Bogor.

(9)

ABSTRAK

MUHAMMAD ANDI SOPIAN. Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos imbah Baglog Di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat. Dibimbing oleh Achmad Musyadar, SE., MM dan Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si.

CV Asa Agro Corporation dapat menghasilkan limbah baglog jamur hasil produksi sebanyak 80-100 ton/bulan. Dalam upaya penanganan limbah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan menjadi media kompos lewat pengomposan yang berbahan dasar limbah baglog jamur tiram agar menjadi produk yang memiliki nilai jual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran model bisnis pupuk kompos limbah baglog berdasarkan analisis Business Model Canvas baik secara finansial maupun non finansial. Penelitian ini dilaksanakan di CV Asa Agro Corporation dari bulan April sampai dengan Juni 2022. Penetapan sampel menggunakan purposive sampling dengan metode Focus Group Discussion (FGD). Metode analisis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis SWOT dan pendekatan Business Model Canvas (BMC).

Berdasarkan hasil analisis SWOT, identifikasi faktor internal dan eksternal memiliki 9 faktor internal yaitu 5 kekuatan dan 4 kelemahan dan 10 faktor eksternal yaitu 6 peluang dan 4 ancaman. Strategi yang diambil yaitu strategi W- O. Pengembangan usaha pupuk kompos yang dibuat business model canvas (BMC) yang terdiri atas 9 komponen yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure.

Kata Kunci: BMC, Pengembangan usaha, SWOT.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul Strategi Pengembanan Usaha Pupuk Kompos Limbah Baglog di CV Asa Agro Corporation Cianjur Jawa Barat dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Achmad Musyadar, SE., MM. sebagai Pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si.

sebagai Pembimbing II yang telah membimbing dan banyak memberikan saran dan arahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ir. Nazaruddin, MM.

selaku penguji tamu pada ujian akhir program studi. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih sebsar-besarnya kepada Bapak Ir. Akhmadi selaku pembimbing eksternal yang selalu membantu dilapangan saat pelaksanaan Tugas Akhir berlangsung dan kepada Bapak Asep Badru Jaman beserta para staf dan pegawai di CV. Asa Agro Corporation. Ungkapan terima kasih juga penulis juga sampaikan kepada kedua orang tua yaitu Bapak Hasan dan Ibu Ida yang saya cintai serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayangnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Cianjur , 19 Juli 2022

Muhammad Andi Sopian NIM. 020518018

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan 3

Manfaat 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Kajian Teoritik 5

Kajian Empiris 27

Kerangka Pemikiran 31

PELAKSANAAN KEGIATAN 33

Waktu dan Tempat 33

Teknik Pengumpulan Data 33

Teknik Penentuan Sampel 34

Instrumen Pengumpulan Data 34

Analisis Substansi Manajerial Agribisnis 35

Analisis Data 35

Metode Analisis Data 36

Definisi Operasional 37

HASIL DAN PEMBAHASAN 38

Profil Singkat CV Asa Agro Corporation 38

(12)

Matriks Grand Strategy 41

Matrik Alternatif Strategi SWOT 43

Bisnis Model Kanvas Pupuk Kompos Limbah Baglog 45

Bisnis Model Kanvas Secara Non Finansial 45

Bisnis Model Kanvas Secara Finansial 54

KESIMPULAN DAN SARAN 60

Simpulan 60

Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

LAMPIRAN 64

(13)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi kandungan hara limbah Baglog Jamur 10

2 Matriks SWOT 15

3 Matriks jurnal penelitian terdahulu 27

4 Faktor Internal Perusahaan 39

5 Faktor Eksternal Perusahaan 40

6 Internal Factor Analysis Summary 40

7 Eksternal Factor Analysis Summary 41

8 Matriks SWOT 43

9 Key Resources 50

10 Alat dan Bahan 52

11 Komposisi bahan 52

12 Modal Investasi 55

13 Modal Kerja 56

14 Rencana Penerimaan 58

15 Penerimaan Bersih 58

(14)

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram analisis SWOT 16

2 Business Model Canvas 19

3 Kerangka Berpikir 31

4 Layout CV Asa Agro Corporation 39

5 Matriks Grand Strategy 42

6 Kandungan Pupuk Kompos Limbah Baglog 53

7 Rincian Biaya Analisis Pupuk Kompos 57

8 Business Model Canvas Pupuk Kompos Limbah Baglog 59

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Standar kualitas kompos 64

2 Tabulasi Data Analisis SWOT 66

3 Analisis Finansial Pupuk Kompos Limbah Baglog 67

4 Dokumentasi Kegiatan 76

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan pangan semakin meningkat. Sehingga hal ini mengakibatkan industri pertanian semakin berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan dan pola hidup masyarakat saat ini.

Sektor pertanian antara lain meliputi sektor pertanian pangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor peternakan dan sektor perikanan. Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan penting dalam perekonomian nasional dengan pertumbuhan yang naik. Salah satu hasil dari komoditas hortikultura yaitu jamur.

Jamur merupakan organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi dan umumnya multiseluler atau bersel banyak. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan yang memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kalestrol, sebagai anti bacterial dan anti tumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.

Jamur tiram sendiri tumbuh pada media tanam jamur atau baglog jamur.

Media tanam jamur atau baglog jamur tiram berasal dari pencampuran serbuk gergaji, dedak, kapur dan gips sesuai dengan takaran komposisi media yang merata (Susilawati dan Raharjo 2010). Media tanam jamur memiliki massa produksi selama 3 bulan, setelah baglog jamur berproduksi selama 3 bulan, maka baglog tersebut tidak akan menghasilkan jamur lagi. CV Asa Agro Corporation merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis yaitu budidaya jamur yang berlokasi di Jl. Raya salahuni, Kampung Jenggung Rt 02/04 Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur Jawa Barat 43252.

CV Asa Agro Corporation saat ini memproduksi jamur tiram sebanyak 1,2 ton/hari dan bila ditambah produksi pada mitra plasmanya sebesar 1,8 ton/hari,

(17)

memproduksi 15.000 baglog/hari untuk pemenuhan kebutuhan produksi dan plasma.

CV Asa Agro Corporation dapat menghasilkan limbah baglog jamur hasil produksi sebanyak 80-100 ton/bulan, dalam satu tahun CV Asa Agro Corporation dapat menghasilkan limbah baglog jamur ±1.160 ton dan limbah tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) karena apabila limbah tersebut masih disimpan akan mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada proses budidaya jamur yaitu membawa penyakit untuk baglog maupun jamur. Limbah baglog sendiri memiliki nilai jual apabila telah diolah menjadi produk yang bernilai. Limbah baglog sendiri dapat dijadikan menjadi arang briket, wood pellets, dan tentu saja pupuk kompos.

Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan dari berbagai bahan yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun, cabang tanaman, kotoran hewan, sampah dan limbah dari hasil produksi. Kandungan hara dalam kompos sangat bervariasi tergantung dari bahan yang dikomposkan, cara pengomposan dan cara penyimpanan. Kompos yang baik mempunyai butiran yang halus dan berwarna coklat agak kehitaman. Kebutuhan pupuk kompos sendiri pada lahan produksi yaitu 5-10 ton/Ha. Menurut survei yang dilakukan PT Central Data Mediatama Indonesia (CDMI) pada tahun 2011, kebutuhan pupuk organik mencapai 12,3 juta ton, tahun 2012 meningkat mencapai 12,6 juta ton dan pada tahun 2013 mencapai 12,9 juta ton. Sementara dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 47 tahun 2018 tertuang bahwa jumlah alokasi pupuk subsidi pada tahun 2019 khususnya pupuk organik sebesar 948.000 ton (Kementrian Perindustrian RI).

Pratiwi (2017) mengutarakan bahwa sejak tahun 2008, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk subsidi pupuk organik dan anorganik, yang mencapai Rp 17,53 triliun, dimana untuk kebutuhan pupuk organik sendiri mencapai 17 juta ton, ini menjadi salah satu peluang untuk melakukan pengembangan usaha pupuk kompos.

(18)

satu alternatif media untuk bercocok tanam. Selain itu dengan pengolahan limbah baglog jamur menjadi pupuk kompos dapat mengurangi limbah pada perusahaan yang membudidayakan jamur dan menambah penghasilan tambahan bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan usaha pupuk kompos limbah baglog dengan model bisnis yang tepat agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada di perusahaan.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor internal dan eksternal di CV Asa Agro Corporation?

2. Bagaimana model bisnis pupuk kompos limbah baglog secara non finansial yang akan dikembangkan di CV Asa Agro Corporation?

3. Bagaimana model bisnis pupuk kompos limbah baglog secara finansial yang akan dikembangkan di CV Asa Agro Corporation?

4. Bagaimana model kanvas bisnis pupuk kompos limbah baglog yang akan dikembangkan di CV Asa Agro Corporation?

Tujuan

1. Mengidentifikasi dan merumuskan faktor internal dan eksternal di CV Asa Agro Corporation dengan analisis SWOT

2. Mengidentifikasi model bisnis pupuk kompos limbah baglog secara non finansial yang akan dikembangkan di CV Asa Agro Corporation melalui analisis Business Model Canvas.(BMC)

3. Menganalisis kelayakan usaha pupuk kompos limbah baglog secara finansial BMC

4.

Merumuskan model kanvas bisnis pupuk kompos limbah baglog dengan analisis BMC.

(19)

Manfaat

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang pengembangan usaha.

2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan usaha pupuk kompos limbah baglog di CV Asa Agro Corporation sehingga mampu menambah pendapatan perusahaan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penelitian lanjutan bagi yang mempunyai ketertarikan dengan penelitian ini pada masa yang akan datang.

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teoritik

Strategi Pengembangan Bisnis Strategi

Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, perusahaan harus bisa menghadapi setiap masalah-masalah atau hambatan yang datang dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Menurut istilah strategi adalah rencana yang cermat mengenal kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, dalam perkembangannya konsep strategi harus memiliki perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mengenai strategi. Strategi dalam suatu dunia bisnis atau usaha sangatlah dbutuhkan untuk pencapaian visi dan misi yang sudah diterapkan oleh perusahaan, maupun untuk pencapaian sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Menurut Rangkuti (2016) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Selain itu strategi merupakan bakal tindakan yang menuntun keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak merealisasikannya, selain itu strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu sifat strategi adalah berorientasi kemasa depan.

Rangkuti (2016) mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi pengembangan bisnis sebagai berikut:

1. Chandler (1962): Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965): Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu

(21)

fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.

3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977): Strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi.

4. Porter (1985): Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

5. Andrews (1980), Chaffe (1985): Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

6. Hamel dan Prahalad (1995): Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”.

Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Maka dapat disimpulkan dari definisi-definisi diatas bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan. Penentuan strategi harus dilihat dari faktor internal dan eksternal perusahaan karena akan mempengaruhi strategi yang akan dijalankan pada pengembangan usaha nantinya.

(22)

Pengembangan Bisnis

Pengembangan bisnis adalah segala bentuk aktivitas yang meningkatkan atau bertujuan untuk meningkatkan keuntungan, produksi, atau potensi pelayanan perusahaan. Selain itu pengembangan bisnis dapat didefinisikan sebagai penanaman modal atau waktu yang berdampak pada pertumbuhan dan perluasan perusahaan. pengembangan bisnis adalah proses memajukan bisnis pada suatu titik dimana perusahaan dapat menyediakan barang dan jasa pada seluruh pihak ekternal yang membutuhkannya.

Kind dan Knyphausen-Aufseß (2007), berpendapat bahwa pengembangan bisnis melingkupi seluruh aktivitas perusahaan yang bertujuan untuk:

1. Menciptakan nilai dan potensi pemasukan bagi perusahaan

2. Mengembangkan produk dan teknologi yang bisa dikomersilkan, dan 3. Membangun relasi dengan rekanan, konsumen dan pemangku kepentingan

potensial, demi kepentingan perusahaan

Kompos limbah Baglog Jamur

Kompos

Kompos adalah jenis pupuk organik hasil proses fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan dasar seperti tumbuhan, kotoran ternak ataupun limbah rumah tangga (sampah dapur) dan lain-lain dengan teknik tertentu dan dengan tambahan unsur-unsur atau bahan-bahan yang lain untuk mempercepat proses penguraian (pengomposan) dengan bantuan bakteri bio organik pada suhu tertentu, bahan-bahan dasar tadi akan menjadi bentuk baru yang disebut kompos (Patanga 2016).

(23)

Arief dan Nurheti (2016) mengatakan, kompos sebagai salah satu pupuk organik yang mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Mengandung unsur hara yang lengkap, baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, walaupun jumlahnya sedikit

2. Menyediakan makanan bagi mikroba 3. Mempercepat pelapukan bahan mineral 4. Memperbaiki struktur tanah

5. Mengikat air dalam tanah

6. Menghalangi mikroorganisme yang merugikan tanaman.

Pengomposan penting karena bahan organik tidak dapat langsung digunakan sebagai pupuk, sebab unsur C/N (Carbon dan Nitrogen) pada bahan- bahan tersebut relatif tinggi dibandingkan dengan C/N yang dikandung oleh tanah.

Nilai C/N pada tanah sekitar 10-12, sedangkan pada daun-daunan sekitar 40, pada cabang tanaman sekitar 20-50, dan pada kayu mencapai 300 atau lebih (Patanga, 2016).

Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait dengan pupuk kompos tercantum pada SNI 19-7030-2004 mengenai spesifikasi kompos dari sampah organik domestik. Disusunnya SNI pupuk kompos ini dalam rangka pengaturan mutu produk kompos sehingga dapat melindungi konsumen dan mencegah pencemaran lingkungan.

Persyaratan kematangan pupuk kompos menurut SNI 19-7030-2004 yaitu sebagai berikut:

a. C/N mempunyai nilai (10-20) : 1 b. Suhu sesuai dengan suhu air tanah

c. Berwarna kehitaman dan tekstur seperti tanah d. Berbau tanah

(24)

Selain persyaratan kematan pupuk kompos, terdapat beberapa persyaratan lainnya pada SNI 19-7030-2004 tentang pupuk kompos ini yaitu sebagai berikut:

1. Tidak mengandung bahan asing

Tidak mengandung bahan asing seperti semua bahan pengotor organik atau anorganik seperti logam, gelas, plastik dan karet dan juga tidak terdapat bahan pencemar lingkungan seperti senyawa logam berat, B3 dan kimia organik seperti pestisida.

2. Unsur mikro

Unsur mikro nilai-nilai ini dikeluarkan berdasarkan:

 Konsentrasi unsur-unsur mikro yang penting untuk pertumbuhan tanaman (khususnya Cu, Mo, Zn)

 Logam berat yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan tergantung pada konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam tanah.

3. Organisme pathogen

Organisme pathogen yang tidak melampaui batas yaitu sebagai berikut:

Fecal Coli 1000 MPN/gr total solid dalam keadaan kering

Salmonella sp. 3 MPN/4 gr total solid dalam keadaan kering

Hal tersebut dapat dicapai dengan menjaga kondisi operasi pengomposan pada temperatur 55oC.

4. Pencemar organik

Kompos yang dibuat tidak mengandung bahan aktif pestisida yang dilarang sesuai dengan Kepmentan No 434. 1/KPTS/TP. 270/2001 tentang syarat dan tatacara pendaftaran pestisida pada Pasal 6 mengenai jenis-jenis pestisida yang mengandung bahan aktif tang telah dilarang.

Adapun spesifikasi kualitas kompos yang berasal dari sampah organik yang akan dijelaskan pada Lampiran 1.

(25)

Limbah Baglog Jamur

Jamur tiram putih tumbuh menggunakan media tanam yang sudah ditanami bibit jamur, media tanam ini disebut dengan baglog. Media tanam jamur memiliki massa produksi selama tiga bulan, setelah baglog jamur berproduksi selama tiga bulan maka log tersebut sudah dikatakan sebagai log afkir karena sudah tidak menghasilkan jamur. Menurut Rosmauli et al. (2015) limbah baglog jamur memiliki komposisi kandungan hara seperti tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi kandungan hara limbah baglog jamur

Parameter Satuan Hasil

C-Organik gkg-1 40,13

N-Total gkg-1 0,840

P-Total mgkg-1 0,630

K-Total cmolckg-1 0,150

C/N % 48

C/P % 64

Sumber : Rosmauli et al. (2015)

Analisis SWOT

Analisis SWOT yaitu suatu teknik perencanaan strategis yang terbagi dua faktor berupa external factor dan internal factor. Faktor yang berasal dari luar atau eksternal berperan dalam pemantauan lingkungan mikro maupun makro ekonomi melalui peluang serta ancaman (opportunities and threats) yang berhubungan dengan organisasi. Sedangkan faktor internalnya berupa strength untuk melihat mengevaluasi kekuatan dan weakness untuk mengevaluasi kelemahan perusahaan (Kotler & Keller, 2012).

Analisis ini secara logis dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan berkaitan dengan visi dan misi perusahaan serta tujuan perusahaan. Analisis SWOT dapat digunakan sebagai alat efektif untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi perusahaan, sebagai proses pengambilan keputusan untuk menentukan strategi.

(26)

Faktor- Faktor dalam Analisis SWOT 1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan merupakan sumber daya/ kapabilitas yang dikendalikan oleh perusahaan atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibanding dengan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dan pemasok dan faktor- faktor lain. Faktor- faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan atau organisasi adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan (Sondang, 2012).

2. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan merupakan keterbatasan/ kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya/ kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

Dalam praktek keterbatasan dan kelemahan -kelemahan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh konsumen atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal ini muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan sebagainya (David, 2011).

(27)

3. Peluang (Opportunities)

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Kecenderungan utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi persaingan/ regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli/ pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan

4. Ancaman (Threats)

Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawarmenawar dari pembeli/ pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisinya atau pembaharuan peraturan, dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan perusahaan (Sedarmayanti, 2014).

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat di dalam suatu perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis SWOT merupakan instrument yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi (Robinson, 2013).

Matriks SWOT

Untuk membuat suatu rencana harus mengevaluasi faktor eksternal maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah menghasilkan adanya kekuatan (strength) yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta mengetahui kelemahan (weaknesses) yang terdapat pada organisasi itu. Sedangkan analisis

(28)

terbuka bagi organisasi serta dapat mengetahui pula ancaman (threats) yang dialami oleh organisasi yang bersangkutan.

Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Faktor ekternal ini mempengaruhi opportunities and threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi- kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencangkup lingkungan industry (industry environment) dan lingkungan bisnin makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

2. Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan.

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan diantisipasi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Maktriks SWOT akan mempermudah merumuskan berbagai strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus di arahkan pada usaha- usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, menanfaatkan peluang- peluang bisnis serta mengatasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT tersebut akan memperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT (Mudraja, 2005).

Umar (2010) menjelaskan bahwa masing- masing alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut:

(29)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

(30)

b. Strategi ST (Strenght- Threats)

Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan- kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman- ancaman yang ada.

c. Strategi WO (Weaknesses- Opportunites)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT (Weaknesses- Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif, berusaha meminimalkan kelemahan- kelemahan perusahaan serta sekaligus mengindari ancaman- ancaman.

Tabel 2 Matriks SWOT Strength (S)

Daftar semua kekuatan yang dimiliki

Weaknesses (W)

Daftar semua kelemahan yang dimiliki

Opportunities (O)

Daftar semua peluang

yang dapat di

identifikasi.

Strategi SO

Gunakan semua

kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada

Strategi WO

Atasi semua kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada

Threats (T)

Daftar semua ancaman

yang dapat di

identifikasi.

. Strategi ST

Gunakan semua

kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi WT

Tekan semua kelemahan dan cegah semua ancaman

Sumber: Freddy Rangkuti (2016).

Menurut Rangkuti (2016), dalam melakukan pembobotan dan pemberian nilai dalam setiap aspek pada analisis faktor internal dan eksternal (IFAS dan EFAS) dapat dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut:

a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom.

b) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-

(31)

c) Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).

d) Kalikan bobot dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan.

Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang bervariasi.

e) Jumlahkan skor pembobotan, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan

Setelah hasil pemberian skor yang tersebut diperoleh, dapat dibuat grafik positioning, dimana sumbu vertikal menunjukkan total skor aspek eksternal dan sumbu horizontal menunjukkan total skor aspek internal. Dengan menggunakan matrik diagram analisis SWOT maka dapat digambarkan secara jelas mengenai ancaman dan peluang yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya dalam diagram seperti tersaji pada gambar 1.

Gambar 1 Diagram analisis SWOT

 Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan

Strategi defensif

(32)

dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebjakan pertumbuhan yang agresi (growth oriented strategy).

 Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah perusahaan yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

 Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah perusahaan yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

 Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah perusahaan yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal perusahaan berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya perusahaan disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.

Business Model Canvas(BMC)

Business Model Canvas (BMC) menurut Osterwalder (2014) disajikan berupa suatu kanvas yang terdiri atas 9 kotak yang saling berkaitan. Osterwalder dan Pigneur (2010) percaya bahwa model bisnis terbaik dapat digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk mendapatkan uang. Setiap dari nine basic building

(33)

melakukan transformasi model bisnis mereka. Sembilan blok meliputi empat bidang utama bisnis, yaitu: pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kemampuan finansial.

Kerangka model bisnis yang berbentuk kanvas dan terdiri atas sembilan blok yang berisikan elemen-elemen yang saling berkaitan di mana menggambarkan bagaimana organisasi menciptakan manfaat dan mendapatkan manfaat bagi dan dari pelanggannya. Berikut merupakan gambaran sembilan elemen Business Model Canvas mencakup customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure.

Secara kluster dari sembilan elemen diatas dapat dibagi menjadi tiga cluster besar yaitu :

1. Desirability merupakan keinginan atau goal dari pemilik usaha yang meliputi customer segment, value proposition, dan customer relationship.

2. Feasibility merupakan resource yang dimiliki untuk merealisasikan keinginan atau tujuan pemilik usaha, meliputi channels, key activities, key resources, dan key partners.

3. Viability meliputi ketahanan yang dimiliki perusahaan dalam operasional bisnisnya, meliputi revenue streams dan cost structure.

(34)

Gambar 2 Business Model Canvas

1. Customer Segment

Pelanggan (customer) merupakan inti dari suatu bisnis model yang dapat memberikan keuntungan (profit) bagi perusahaan. Tanpa pelanggan, tidak ada perusahaan yang dapat bertahan lama. Perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen yang berbeda dengan kebutuhan umum, perilaku umum, atau atribut lainnya. Sebuah model bisnis dapat menentukan besar atau kecil segmen pelanggan. (Osterwalder dan Pigneur, 2014). Dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan, harus mengelompokan pelanggan-pelanggan ke beberapa segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, kesamaan perilaku, dan lain-lain.

2. Value Proposition

Value Propositions (Proposisi nilai) merupakan berbagai macam produk dan jasa yang akan menciptakan nilai bagi pelanggan segmen tertentu. (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Value adalah alasan mengapa pelanggan memilih produk dan jasa dari sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan lain karena perusahaan tersebut dianggap memiliki kelebihan dalam memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

(35)

Menurut Hasan (2017) Beberapa elemen yang berkontribusi pada pembentukan nilai unggul (Value Proposition) sebagai berikut:

a) Kebaruan (Newness)

Nilai kebaruan adalah proposisi nilai yang sebelumnya tidak pernah ditawarkan oleh perusahaan manapun, baik dari segi fitur atau layanan baru dan sifatnya inovasi.

b) Kinerja (Performance)

Meningkatkan kualitas produk atupun kinerja dalam pelayanan merupakan cara yang umum untuk membuat nilai tambah.

c) Kustomisasi (Customization)

Customization adalah produk atau jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan individual pelanggan.

d) Menyelesaikan pekerjaan (Getting the Job Done)

Nilai tambah ini dapat dibuat dengan cara membantu pelanggan dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan.

e) Desain (Design)

Nilai tambah desain adalah atribut yang penting, sebuah produk dapat tampak mewah karena desain yang bagus.

Desain adalah value proposition yang sangat penting.

f) Merek atau Status (Brand or Status)

Nilai tambah merek ini dianggap dapat meningkatkan status sosial ekonomi pelanggan yang memakai produknya.

g) Harga (Price)

Perusahaan menawarkan produk yang mirip dengan produk yang telah ada di pasar danlebih murah dibanding produk lain tersebut adalah cara umum untuk memenangkan segmen pasar yang sensitive terhadap harga.

(36)

Perusahaan dapat memberikan nilai kepada pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan.

i) Pengurangan Risiko (Risk Reduction)

Perusahaan dapat memberikan nilai kepada pelanggan dengan cara mengurangi risiko yang dihadapi pelanggan.

j) Akses (Accessibility)

Cara lain untuk memberikan nilai tambah adalah membuat produk atau jasa yang dapat dijangkau oleh pelanggan dimana pelanggan sebelumnya tidak dapat menjangkau produk atau jasa tersebut.

k) Kenyamanan (Convenience)

Perusahaan juga dapat menciptakan nilai tambah dengan cara membuat produk yang lebih nyaman dan mudah untuk digunakan pelanggan adalah pembentukan nilai tambah yang sangat penting.

3. Channels

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), channels adalah media dari perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menyampaikan proposisi nilai. Dalam konsep Business Model Canvas (BMC) menurut Hasan (2017), saluran menjalankan fungsinya sebagai berikut:

a) Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan

b) Membantu pelanggan mengevaluasi nilai unggul perusahaan c) Memungkinkan pelanggan membeli produk atau jasa yang

spesifik

d) Memberikan nilai unggul kepada pelanggan

e) Memberikan dukungan purna jual kepada pelanggan

(37)

diperhatikan dalam saluran (channels) harus mempertimbangkan kemampuan internal perusahaan dan juga perilaku konsumen dari pasar sasaran (Massepe, 2017). Secara sederhana menurut Hasan (2017), saluran dapat dibagi dua yaitu memiliki saluran sendiri atau milik mitra (orang lain).

4. Customer Relationship

Customer Relationships menjelaskan tentang menjaga hubungan antara perusahaan dan konsumen. Perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun oleh masing-masing segmen pelanggan.

Macam-macam jenis hubungan mulai dari memberi bantuan personal perorangan kepada tiap konsumen, memanfaatkan komunitas, atau bahkan berupa “self-service” (Osterwalder & Pigneur, 2010). Hubungan dapat berbentuk personal sampai menggunakan sistem robo atau otomasi.

Menurut Hasan (2017), terdapat berbagai macam jenis hubungan yang dapat dibangun kepada pelanggan yaitu sebagai berikut:

a) Bantuan personal (personal assistance)

Berdasarkan pola interaksi antar manusia, ada proses komunikasi dua arah, sifatnya personal. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan selam proses penjualan atau setelah selesai pembelian. Komunikasi dapat dilakukan secara tatap muka ataupun dengan bantuan handphone.

b) Bantuan personal khusus (dedicated personal assistance)

Dalam hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan petugas pelayanan pelanggan yang khusus diperuntukan bagi klien individu.

c) Swalayan (self service)

Perusahaan tidak menyediakan hubungan khusus atau petugas tetapi hanya menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk

(38)

Pelanggan mendapat layanan istimewa namun semua serba otomatis.

e) Komunitas (communites)

Membangun hubungan dengan pelanggan dengan membuat komunitas atau kelompok. Komunitas juga membantu pengusaha mendalami kebutuhan dan mengenal lebih baik kelompok pasarnya.

f) Ko-kreasi (co-creation)

Melibatkan pelanggan atau mitra lain untuk menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan.

5. Revenue Stream

Osterwalder dan Pigneur (2010), menyatakan revenue streams adalah pendapatan atau pemasukan yang diterima perusahaan dari pelanggannya atas value proposition yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Terdapat dua jenis arus pendapatan atau sumber pendapatan yang terdiri atas pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran pelanggan dan pendapatan berulang. Serta pendapatan dari penjualan asset, biaya pemakaian, baiaya langganan, sewa, dan lain-lain (Hasan, 2017).

Penerimaan (revenue) merupakan sejumlah uang yang diperoleh perusahaan atas produk yang dihasilkan dan dijual. Total penerimaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TR = P x Q Keterangan:

TR = Total Penerimaan/Total Revenue P = Harga/Price

Q = Kuantitas produksi/Quantity (Unit) 6. Key Resource

Key Resources menjelaskan aset yang paling penting yang dibutuhkan untuk membuat sebuah model bisnis berjalan dengan baik.

(39)

Key resources ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan value proposition (proposisi nilai), menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan pelanggan, dan memperoleh pendapatan.

(Osterwalder & Pigneur, 2010).

7. Key Partnership

Key partnership menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis berjalan dengan baik. Perusahaan menjalin kemitraan karena berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan banyak model bisnis. Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya.

(Osterwalder & Pigneur, 2010).

Menurut Hasan (2017), alasan untuk melakukan kemitraan sebagai berikut:

a) Untuk mencapai tujuan optimasi operasional perusahaan. untuk mencapai efisiensi terkadang kita menyerahkan kepada pihak mitra untuk menangani salah satu aktifitas bisnis, hal ini bisa dikenal dengan sebutan outsorcing atau alih daya.

b) Kemitraan dibangun dengan tujuan mendapatkan sumber daya yang tidak dimiliki. Keterbatasan tidak memiliki semua hal didunia ini, maka membangun kemitraan terhadap perusahaan yang memiliki sumber daya yang unik suatu hal yang logis.

c) Kemitraan dibangun dengan tujuan mendapatkan pengetahuan secara organisasi. Keputusan bermitra dengan perusahaan yang telah lebih dahulu di industri sejenis adalah hal yang bisa mengurangi resiko. Kerjasama dapat dibangun dengan sistem joint operation.

d) Kemitraan untuk tujuan akuisisi pasar, baik untuk mengembangkan ataupun membuka pasar baru.

(40)

(Osterwalder & Pigneur, 2010). Aktivitas utama ini menunjukan bahwa kegiatan-kegiatan operasional yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mewujudkan suatu produk atau jasa yang unggul sesuai dengan segment pasar yang disasar. Setelah produk terwujud langkah selanjutnya perusahaan menghantarkan kepada pelanggan yang disasar dengan desain channel yang ditetapkan sebelumnya, kemudian mempertahankan hubungan dengan pelanggan tersebut agar memperoleh pendapatan sebagaimana yang telah ditetapkan (Massepe, 2017).

Menurut Hasan (2017) secara garis besar terdapay tiga jenis aktifitas utama yan umumnya dilakukan perusahaan yaitu:

a) Aktivitas operasi produksi b) Operasi jasa

c) Platform dan jaringan 9. Cost Structure

Struktur Biaya menjelaskan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Cost structure menggambarkan biaya yang paling penting yang terjadi saat beroperasi di model bisnis tertentu.

Menciptakan dan memberikan nilai, menjaga hubungan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan semua dikenakan biaya. (Osterwalder & Pigneur, 2010). Struktur biaya yang berlaku pada umumnya dalam suatu sistem akuntansi adalah biaya tetap dan biaya variabel (Hasan, 2017).

Biaya produksi merupakan seluruh pengeluaran ekonomis yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang. Untuk menghitung biaya produksi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = TFC + TVC Keterangan:

TC = Total biaya/Total Cost

TFC = Total biaya tetap/Total Fixed Cost TVC = Total biaya variable/Total Variable Cost

(41)

Dalam pengeluaran tentunya memerlukan tingkat ke efisienan dalam suata usaha, berikut ini merupakan analisis untuk mengukur kelayakan usaha yang akan dijalankan:

1. R/C rasio

Revenue/Cost atau R/C rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur sejauhmana usaha yang akan atau sudah dilakukan menguntungkan atau tidak. R/C rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:

R/C =TRTC Keterangan:

TR = Total penerimaan TC = Total biaya

Indikator R/C rasio yaitu sebagai berikut:

 R/C rasio > 1, maka usaha tersebut layak (usaha menguntungkan)

 R/C rasio = 1, artinya usaha tidak mengalami keuntungan atau tidak menderita kerugian.

 R/C rasio < 1, artinya adalah usaha tersebut tidak layak (usaha merugikan)

(42)

Kajian Empiris

Berbagai penelitian terkait dengan strategi pengembangan usaha, bisnis model, analisis kelayakan usaha dan kompos baglog jamur telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu, matriks jurnal kajian terdahulu dapat dilihat pada tabel 3 :

Tabel 3 Matriks jurnal penelitian terdahulu

No Judul Penelitian Nama Jurnal Kata Kunci Metode Analisis Data Pembahasan 1 Strategi pengembangan

bisnis buah naga pada PT TRISNA NAGA ASIH, Subang

Jurnal Sosial dan Ekonomi Pertanian Oktober 2019, Volume 13, No. 2 Hal 15-37

Bisnis Buah Naga, Matrik IE, Strategi, QSPM

Analisis data kualitatif diolah menggunakan analisis matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, dan matriks QSPM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi alternatif dalam pengembangan bisnis buah naga. Hasil perhitungan nilai rating dan bobot faktor internal dari strategi pengembangan bisnis buah naga pada PT Trisna Naga Asih dengan matriks IE menempatkan perusahaan pada sel ke V menunjukan berada pada kondisi strategi pertahankan dan pelihara. Berdasarkan kondisi tersebut perusahaan memiliki dua strategi yang dapat digunakan yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.

2 Penerapan Business

Model Canvas dan Jurnal Sains

Manajemen dan Business Model

Canvas, Analisis data kualitatif

bersifat deskriptif Tujuan dari penelitian ini agar para pelaku bisnis dapat

(43)

Keberlangsungan

Kegiatan UMKM di Pamulang

No. 2 Bisnis, Proyeksi

Analisis Finansial, Strategi Baru

diolah menggunakan Matriks SWOT,

Business Model Canvas (BMC) dan analisis finansial

Model Canvas (BMC) dan melakukan proyeksi analisis finansial.

3 Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Melalui Matriks SWOT

pada Starup

MakananHalal.id

Jurnal of

Management and Business Review Agustus 2021, Volume 18, No. 3 Hal: 630-639

Alternatif Strategi, Pengembangan Bisnis, SWOT

Analisis data kualitatif diolah dengan analisis faktor internal, analisis faktor eksternal dan matriks SWOT

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternative strategi dalam mengembangkan bisnisnya dengan mengidentifikasi masalah tentang analisis faktor internal, faktor eksternal, dan matriks SWOT dalam menciptakan strategi pengembangan bisnis.

4 Analisis Kelayakan Usaha Pemanfaatan Palm Karnel Cake (PKC) dalam pengomposan Pelepah Kelapa Sawit

Seminar Nasional Teknologi Edukasi dan Humaniora 2021

Kompos, PKC (Palm Kernel Cake), BEP (Break Even Point), R/C Ratio, B/C Ratio

Analisis kelayakan usaha meliputi BEP (Break Even Point), R/C Ratio, B/C Ratio

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha produk kompos dan meningkatkan nilai tambah atau manfaat bagi tanaman yang akan dapat mempengaruhi biaya pemeliharaan tanaman.

5 Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Ikan Pada Industri Kecil Casheila Banjarbaru

Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis November 2018, Volume 4, No.3 Hal:

301-318

Studi Kelayakan Bisnis, Industri Kecil, Aspek Finansial, Aspek Non-Finansial

Analisis data kualitatif meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial, profil perusahaan sedangkan analisis data

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha industri kecil casheila dari aspek finansial dan non finansial serta

(44)

NVP, IRR, PP, Indeks

Keuntungan. dan penurunan produksi.

6 Analisis Finansial dan Strategi Pengembangan Nanas Madu di Kabupaten Lampung Timur

Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis Januari 2016, Volume 4, No.

1

Strategi

Pengembangan, Analisis

Finansial, Nanas Madu

Analisis kuantitatif diolah untuk mengkaji aspek finansial, sedangkan analisis deskriptif kualitatif diolah untuk menelaah strategi pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha nanas madu secara finansial dan untuk menegetahui strategi pengembangan pada usaha nanas madu

7 Strategi Pengembangan Bisnis Pada Depot Selaris dengan Pendekatan Business Model Canvas

Agora 2015, Volume

3, No. 2 Analisis SWOT,

Bisnis Model Kanvas, Model Bisnis, Strategi Pegembangan Bisnis

Analisa deskriftif kualitatif diolah dengan analisis SWOT dan business model canvas

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memformulasikan strategi pengembangan bisnis yang tepat dan dapat diterapkan bagi Depot Selaris menggunakan bisnis model kanvas melalui analisis SWOT untuk pengembangan model bisnis.

8 Strategi Pengembangan Bisnis Pada PT Putrasean Rubber Industri

Agora 2016, Volume

4, No. 2 Manajemen

Strategi, Matriks SWOT, Porter’s Five Forces Model, Strategi Generik

Metode analisis data

yaitu uji validitas data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi bisnis pada PT Putrasean Rubber Industri dengan pendekatan SWOT yang nantinya akan memberikan alternative strategi bagi perusahaan

9 Strategi Pengembangan

Bisnis Dalam Upaya Jurnal Manajemen

Resort dan Leisure Manajemen

Strategi, Analisis Metode kuantitatif dan

kualitatif untuk Salah satu cafe di Kota Bandung yaitu Cafe District 29 mengalami

(45)

Bisnis, Cafe yang diolah dengan

analisis SWOT kerugian besar hal tersebut harus segera dicegah dengan cara mencari strategi usaha untuk meningkatkan penjualan di Cafe District 29 melalui analisis faktor eksternal dan internal menggunakan analisis SWOT,

kemudian melakukan

pengambilan keputusan untuk menunjukan alternatif strategi mana yang terbaik

10 Strategi Pengembangan

Bisnis Melalui

Pendekatan Business Model Canvas Pada PT Pitu Kreatif Berkah

Jurnal Industrial Servicess Oktober 2020, Volume 6, No.

1

AHP, Analisis SWOT, Business Model Canvas

Metode analisis yang digunakan yaitu Analytical Hierarchy Process, Analisis SWOT dan Business Model Canvas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan dan strategi perusahaan untuk bisnis baru menggunakan pendekatan Metode Business Model Canvas.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi bisnis yang tepat dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki PT Pitu Kreatif Berkah.

Analytical Hierarchy Process digunakan untuk membobot strategi yang diperoleh untuk

(46)

Kerangka Pemikiran

CV Asa Agro Corporation

Analisis Business Model Canvas secara

Non Finansial

Analisis Business Model Canvas

(BMC)

Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Kompos

Limbah Baglog

Bisnis Model Kanvas Pupuk Kompos Limbah Baglog

Analisis Business Model Canvas secara

Finansial

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

Identifikasi Fakor Internal & Eksternal

Analisis SWOT

(47)

CV Asa Agro Corporation yang memproduksi jamur tiram dimana dalam sebulan dapat menghasilkan limbah 80-100 ton dalam satu bulan. Limbah baglog jamur sendiri dapat dimanfaatkan menjadi barang yang memiliki nilai jual yaitu pupuk kompos. Maka dibuat strategi pengembangan usaha pupuk kompos dari limbah baglog. Sebelum merumuskan strategi tentunya harus dilakukan identifikasi terkait dengan usaha pupuk kompos baik dari faktor internal dan juga dari faktor eksternal. Setelah dilakukannya identifikasi kemudian dilakukan analisis SWOT untuk perumusan strategi dan melihat faktor internal dan eksternal yang paling utama pada usaha pupuk kompos limbah baglog.

Strategi pengembangan usaha pupuk kompos limbah baglog yang didapat dari hasil analisis SWOT, kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan analisis bisnis model kanvas (BMC) untuk menggambarkan gambaran terkait usaha pupuk kompos limbah baglog yang akan dijalankan. Dalam penelitian ini analisis BMC dibagi menjadi 2 kategori yaitu secara non finansial dan finansial.

Analisis business model canvas secara non finansial meliputi Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Relationships, Key Resources, Key Activities dan Key Partnerships. Sementara business model canvas secara finansial meliputi Revenue Streams dan Cost Structure.

Hasil dari analisis non finansial dan finansial business model canvas kemudian dibuatkan model bisnis dari aspek-aspek tersebut menjadi suatu gambaran bisnis yang utuh.

(48)

PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir (TA) dilakukan dari 4 April 2022 dan berakhir pada tanggal 2 Juni 2022. Lokasi penelitan TA di CV Asa Agro Corporation Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur – Jawa Barat

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan observasi lapangan, kuesioner dan wawancara kepada pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder sendiri diperoleh dari BPS tahun 2021, studi literature dari jurnal penelitian terdahulu dan buku yang mendukung pada penelitian ini, dan data internal perusahaan CV Asa Agro Corporation. Adapun penjelasan terkait data primer dan sekunder pada penelitian ini yang akan dijelaskan dibawah ini.

Data Primer

1. Observasi lapangan dilakukan untuk pengamatan di lapangan secara langsung dengan tujuan untuk mengidentifikasi potensi untuk pengembangan usaha pupuk kompos limbah baglog di CV Asa Agro Corporation.

2. Wawancara dilakukan langsung kepada pihak perusahaan CV Asa Agro Corporation melalui metode Focused Group Discussion (FGD) dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai daftar pertanyaan untuk pembobotan faktor internal dan eksternal perusahaan serta potensi untuk merencanakan Business Model Canvas (BMC) pada pengembangan usaha pupuk kompos limbah baglog

3. Kuesioner digunakan pada pembobotan dan rating analisis SWOT untuk mengumpulkan data terkait dengan faktor eksternal dan internal dengan

(49)

4. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data, dokumentasi yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu berupa data, gambar, serta hasil wawancara dengan responden.

Data sekunder

Data sekunder pada penelitian ini bersumber dari BPS tahun 2021, studi literatur, dan internal perusahaan yang menunjang informasi pada penelitian ini.

Teknik Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan metode Focus Group Discussion (FGD). Responden dalam penelitian ini yaitu pihak internal perusahaan yang berjumlah dua orang informan kunci yang dimana pihak internal tersebut merupakan orang-orang yang mengetahui lebih dalam terkait CV Asa Agro Corporation. Serta pihak eksternal yang berjumlah delapan orang dengan pertimbangan-pertimbangan peneliti.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu pedoman observasi untuk mengetahui kondisi dilapangan, wawancara dengan informan kunci untuk mengetahui informasi yang ada diperusahaan, dan dokumentasi sebagai bukti kegiatan.

1. Pedoman observasi

Dalam observasi yang dilakukan adalah mengamati garis besar masalah yaitu mengamati situasi dan kondisi CV Asa Agro Corporation 2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan informan kunci yaitu orang yang mengetahui informasi yang ada di perusahaan secara mendalam sebanyak dua orang, dengan mengajukan pertanyaan dari pedoman wawancara yang

(50)

3. Kuesioner

Kuesioner digunakan pada pembobotan dan rating analisis SWOT untuk mengumpulkan data terkait dengan faktor eksternal dan internal dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan yang tersedia sehingga menghasilkan faktor utama internal dan eksternal yang ada di CV Asa Agro Corporation.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu berupa data dan gambar, dengan bantuan smartphone, laptop dan aplikasi Microsoft office.

Analisis Substansi Manajerial Agribisnis

Manajerial agribisnis adalah segala sesuatu yang erat kaitannya dengan perencanaan dan juga pengelolaan agroindustri. Untuk itu, setiap usaha pada bidang pertanian akan sangat memerlukan kehadiran manajemen yang baik agar bisa diarahkan ke tujuan yang tepat dan memperoleh keuntungan yang maksimal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem agribisnis melalui sub sistem agroindustri dimana merencanakan strategi dan membuat bisnis model kanvas dari limbah baglog yang tidak bernilai menjadi pupuk kompos yang memiliki harga jual. Untuk menjelaskan strategi pengembangan usaha digunakan analisis SWOT pengembangan usaha pupuk kompos limbah baglog.

Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus, serta analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Analisis kualitatif sendiri bertujuan untuk menggambarkan kondisi yang ada pada

(51)

hasil pengamatan fenomena. Sementara analisis kuantitatif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian melalui penjabaran angka-angka statistik.

Metode Analisis Data

Penelitian ini memiliki tahapan perumusan strategi pengembangan usaha dengan menggunakan metode perencanaan strategi SWOT dan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang diolah menjadi elemen-elemen Business Model Canvas untuk mengetahui model bisnis yang dijalankan baik secara finansial dan non finansial dalam bisnis model kanvas.

Metode Perencanaan Strategi SWOT A. Matrik IFAS dan EFAS

Matriks yang digunakan dalam tahap ini yaitu Internal Factor Analysis Strategi (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Strategi (EFAS). Tahapan-tahapan dalam penyusunan matriks IFAS dan EFAS adalah:

a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan b. Pemberian bobot setiap faktor

c. Pemberian rating atau peringkat d. Perkalian bobot dan rating

e. Menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang.

B. Matriks grand strategy

Setelah mendapatkan nilai IFAS dan EFAS, maka dapat ditentukan letak posisi perusahaan sesuai dengan kuadran pada matriks grand strategy.

C. Matriks SWOT

Matriks SWOT sebagai alat formulasi pengambilan keputusan untuk menentukan strategi yang ditempuh berdasarkan logika untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman perusahaan. Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi SO, WO, ST, dan

(52)

Business Model Canvas(BMC)

Business Model Canvas (BMC) dikembangkan oleh Osterwalder dan Pigneur yang disajikan berupa suatu kanvas yang terdiri atas 9 kotak yang saling berkaitan untuk menentukan darimana suatu perusahaan melakukan transformasi model bisnis. Sembilan elemen pada Business Model Canvas mencakup customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. Seperti ditunjukan pada Tabel 5.

Definisi Operasional

1. Business Model Canvas (BMC) merupakan gambaran model bisnis pada suatu usaha yang akan atau sedang dijalankan dengan menggunakan elemen-elemen yang ada didalamnya. Dalam penelitian ini pada penggambaran model bisnis pupuk kompos limbah baglog dalam mendapatkan informasi dan data, yaitu dengan metode observasi dengan melihat kondisi yang sesuai dengan dilapangan terkait dengan sembilan elemen Business Model Canvas. Serta metode wawancara untuk mengetahui informasi terkait perusahaan pada informan kunci dan studi literatur yang berasal dari penelitian terdahulu serta buku kajian yang mendukung pada penelitian ini. Untuk menghasilkan gambaran bisnis pada pupuk kompos dari limbah baglog di CV Asa Agro Corporation.

(53)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Singkat CV Asa Agro Corporation

CV Asa Agro Corporation (ACC) merupakan perusahaan yang bergerak pada agroproduksi jamur khususnya jamur tiram. CV Asa Agro Corporation diresmikan pada tahun 2003 yang berlokasi di Jln. Salahuni Kp. Jenggung RT.02/04, Desa Benjot Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur-Jawa Barat.

Produk yang dihasilkan oleh CV Asa Agro Corporation meliputi Produk segar jamur tiram, Jamur kering, Bibit Jamur, Baglog jamur tiram, Olahan frozen food berbahan jamur.

Lingkungan alam sekitar yang terdapat di CV Asa Agro Corporation yaitu pegunungan dimana dekat dengan kaki Gunung Gede serta terdapat sungai yaitu sungai cikukulu dan perkebunan teh milik PTPN VIII. Sumber daya manusia yang ada di CV Asa Agro Corporation memiliki dampak yang cukup besar bagi lingkungan masyarakat sekitar, dimana CV Asa Agro Corporation ini menampung

± 160 orang pegawai yang berada pada lingkungan perusahaan, tentunya jumlah pegawai tersebut tidak sedikit. Perusahaan CV Asa Agro Corporation memperkerjakan cukup banyak karyawan guna untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan dan juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Denah tata letak CV Asa Agro Corporation dengan luas lahan 2,5 ha yang meliputi ruang produksi, kumbung, mess karyawan, ruang inkubasi, spirulina, dan gudang bahan baku yang dapat dilihat pada Gambar 4.

(54)

Gambar 4 Layout CV Asa Agro Corporation

Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Hasil dari identifikasi faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari wawancara dengan pihak internal perusahaan dan observasi langsung memberikan rangkuman dari faktor internal (strength dan weakness) yang ditujukan pada tabel 4, yang terdapat 5 kekuatan dan 4 kelemahan.

Tabel 4 Faktor Internal Perusahaan

Kekuatan Kode

Lokasi perusahaan strategis S1

Sarana dan prasarana memadai S2

Ketersediaan tenaga kerja S3

Bahan baku utama (limbah baglog) melimpah S4

Reputasi perusahaan S5

Kelemahan

Jaringan pemasaran masih terbatas W1 Ketersediaan modal usaha perusahaan W2 Belum menerapkan teknologi dalam pengelolaan

limbah baglog W3

(55)

Tabel 5 merupakan faktor-faktor eksternal dari CV Asa Agro Corporation meliputi peluang yang dimiliki serta ancaman yang akan dihadapi oleh CV Asa Agro Corporation. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa ada 6 peluang dan 4 ancaman.

Tabel 5 Faktor Eksternal Perusahaan

Peluang Kode

Daya beli konsumen meningkat O1

Pola berfikir masyarakat (konsumen) semakin

maju O2

Perkembangan teknologi pengolahan mendukung O3 Media pemasaran melalui online semakin mudah O4 Pandemi Covid-19 terhadap permintaan produk O5 Trend mengoleksi tanaman hias dan buah O6

Ancaman

Adanya perusahaan pesaing T1

Meningkatnya biaya produksi T2

Faktor iklim yang tidak menentu T3 Posisi tawar konsumen semakin tinggi T4

Pembobotan dan Skoring Internal Factor Analysis Summary(IFAS)

Tabel 6 Internal Factor Analysis Summary Faktor Internal (Strengths & Weaknesses)

Faktor Startegi (Internal) Bobot Rating Skor

Strengths 1. Lokasi perusahaan strategis 0.10 3 0.30

2. Sarana dan prasarana memadai 0.08 3 0.24

3. Ketersediaan tenaga kerja 0.12 3 0.36

4. Bahan baku utama (limbah baglog) melimpah 0.16 4 0.64

5. Reputasi perusahaan 0.10 4 0.40

Sub Total 0.56 1.94

Weakness es

1. Jaringan pemasaran masih terbatas 0.10 1 0.10 2. Ketersediaan modal usaha perusahaan 0.08 3 0.24 3. Belum adanya pengelolaan limbah baglog 0.18 1 0.18

4. Kegiatan promosi kurang 0.08 2 0.16

Referensi

Dokumen terkait