• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Rapita NIM. 11210449

JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1436 H/2015 M

(2)

ANJING DALAM PERSPEKTIF HADIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Rapita NIM. 11210449

Pembimbing:

Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag

JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1436 H/2015 M

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” oleh Rapita dengan NIM 11210449 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 17 Juni 2015.

Jakarta, 17 Juni 2015 Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamami

Penguji I Penguji II

Dr. H. M. Ulinnuha, Lc., MA Ali Mursyid, M.Ag Pembimbing

Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

اًقيِرَط ِهِب ُهَللا َلَهَّس اًمْلِع ِهِب ُسِمَتْلَي اًقيِرَط َكَلَس ْنَم

ِةَنَّجْلا ِقُرُط ْنِم

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan

menuju surga” (HR. ad-Dârimi)

Rasa syukur yang tak terkira kepada Allah swt, yang berkat hidayah, serta pertolongan-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Selebihnya,

skripsi ini akan penulis persembahkan untuk:

1. Mama dan Bapak tercinta, Nuraini dan H.

Hasanudin yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, dukungan serta doa, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.

2. Zaki, saudara sepupu yang telah memberi inspirasi kepada penulis untuk mengambil judul skripsi ini.

3. Reza Irmansyah, yang telah banyak memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

4. Sahabat-sahabat Ushuluddin, terutama kepada Fathul Haromah, Siar Ni’mah, Tsalatsatun

(5)

v

Ni’mah, Nurfadhilah Syam, dan Elly Mastho’ah, yang telah bersedia meminjamkan kitab-kitab mereka yang berguna sebagai sumber rujukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan serta doa yang telah mereka berikan kepada penulis dibalas oleh Allah swt

dengan kebaikan dan imbalan yang sebesar-besarnya.

âmîn yâ rabb al-âlamîn.

(6)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” yang disusun oleh Rapita dengan Nomor Induk Mahasiswa 11210449 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 6 Juni 2015 Pembimbing

Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag

(7)

xvi ABSTRAK

Rapita (NIM 11210449): “Anjing dalam Perspektif Hadis”. Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta 2015.

Anjing merupakan hewan fenomenal yang sering didiskriminasi oleh mayoritas masyarakat muslim lantaran kenajisannya. Sehingga anjing sering diperlakukan semena- mena oleh masyarakat muslim. Berbeda dengan hewan lain, perlakuan semacam ini tidak berlaku. Menurut mereka, hukum keharaman ini hanya berlaku pada anjing lantaran air liur yang terkandung dalam tubuhnya. Karena itu penelitian ini penting dilakukan.

Adapun masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah:

pertama, tentang konteks kenajisan anjing. Kedua, tentang letak proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain bila dikaji melalui pendekatan hadis. Dalam penelitian ini, penulis hendak menyatakan bahwa di dalam hadis-hadis yang disabdakan oleh Rasulullah berkenaan dengan anjing, baik ulama muhadditsîn ataupun ulama muhadzdzabîn memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi najisnya anjing.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konteks kenajisan anjing dan proporsioanalitas kedudukan hewan tersebut di antara hewan lain melalui pendekatan hadis.

Untuk itu, dalam skripsi ini penulis menjawab permasalahan yang ada dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, yakni dengan cara mengumpulkan sejumlah hadis yang berbicara tentang anjing di dalam kutub as-Sittah kemudian menganalisa hadis-hadis tersebut dengan memaparkan

(8)

xvii

penjelasannya berdasarkan kitab-kitab syarah hadis, maupun buku-buku pendukung yang relevan dengan objek penelitian.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, secara kontekstual, hadis-hadis yang berbicara tentang kenajisan anjing menyatakan bahwa yang menjadikan anjing itu najis adalah jilatannya (air liurnya). Namun kalangan ulama madzhab memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menyikapi hal tersebut. Ulama madzhab Maliki mengatakan bahwa semua jenis anjing yang hidup adalah suci baik badannya, bulunya, maupun air liurnya Ulama mazhab Hanafi berpendapat, bahwa yang najis pada anjing itu hanyalah air liurnya saja, selain dari itu dihukumi suci. kalangan madzhab Hambali memiliki pendapat yang sama seperti mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa anjing itu seluruhnya najis, baik itu air liur, kotoran, keringat, dan semua yang terdapat padanya.

Namun para ulama ini memiliki argumentasi masing-masing untuk menguatkan pendapat mereka. Adapun letak proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain yakni berdasarkan pada kegunaannya. Di mana tatkala ia dapat memberikan lebih banyak manfaat daripada mudharat bagi manusia maka mayoritas ulama memperkenankan memeliharanya, namun tatkala ia dipelihara hanya untuk kesenangan semata ataupun hanya sekedar berbangga diri maka mayoritas ulama mengharamkannya.

(9)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi), Cetakan Kedua, Mei tahun 2011 1. Konsonan

ARAB LATIN ARAB LATIN

أ a ط th

ة b ظ zh

ث t ع „

ث ts غ gh

ج j ف f

ح h ق q

خ kh ك k

د d ل l

ذ dz و m

ز r ن n

ش z و w

س s ي h

ش sy ء `

ص sh ي y

ض dh

(10)

ix 2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a أ : â ْي... : ai Kasrah : i ي : î ْو... : au

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

ةسقبنا : Al-Baqarah تىيدمنا : Al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

مجسنا : ar-Rajul سمشنا : asy-Syams ةدي س لا : as-Sayyidah يمزادنا : ad-Dârimî

(11)

x c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (ّ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

للهبب بىما : Âmannâ billîhi هيرنا نا : Inna al-ladzîna ءبهفسنا همأ : Âmana as-Sufahâ`u عكسنا و : wa ar-Rukka‟i d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”. contoh:

ةدئفلأا : al-Af‟idah

تيملاسلإا ةعماج لا : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah

(12)

xi

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washalkan) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:

تبصبو تهمبع : Âmilatun Nâshibah ىسبكنا تيلأا : al-Âyat al-Kubrâ

(13)

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rapita

NIM : 11210449

Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Pinyuh, 11 Oktober 1993 Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Anjing dalam Perspektif Hadis” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Jakarta, 6 Juni 2015

Rapita

(14)

xii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBIN... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PENULIS ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... viii

DAFTAR ISI ... xii

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 7

G. Metodologi Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 13

(15)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anjing dan Sejarah

Asal Muasalnya ... 17

B. Kegunaan Anjing Bagi Kehidupan Manusia ... 20

C. Anjing Ditinjau dari Kacamata Kesehatan ... 22

1. Rabies ... 23

2. Penyakit Kulit ... 24

3. Leptospirosis ... 25

D. Anjing dalam Pandangan Al-Qur`an ... 26

BAB III TINJAUAN UMUM HADIS-HADIS YANG BERBICARA TENTANG ANJING 1. Hadis Tentang Keharusan Membasuh Bejana yang Telah Dijilat Anjing ... 33

a. Redaksi Hadis... 33

b. Syarah Hadis ... 39

2. Hadis Tentang Diampunkan Dosa Seseorang Karena Menolong Seekor Anjing ... 43

a. Redaksi Hadis... 43

b. Syarah Hadis ... 45

(16)

xiv

3. Hadis Tentang Hasil Penjualan Anjing ... 46

a. Redaksi Hadis... 46

b. Syarah Hadis ... 48

4. Hadis Tentang Berburu dengan Menggunakan Anjing ... 50

a. Redaksi Hadis... 50

b. Syarah Hadis ... 54

5. Hadis Tentang Memelihara Anjing ... 56

a. Redaksi Hadis... 56

b. Syarah Hadis ... 59

6. Hadis Tentang Malaikat Tidak Akan Masuk ke Rumah yang di Dalamnya Terdapat Anjing ... 62

a. Redaksi Hadis... 62

b. Syarah Hadis ... 68

7. Hadis Tentang Membunuh Anjing ... 69

a. Redaksi Hadis... 69

b. Syarah Hadis ... 73

BAB IV ANALISIS HADIS-HADIS YANG BERBICARA TENTANG ANJING A. Hukum Kenajisan Anjing ... 77

(17)

xv

1. Tentang Jilatan Anjing dan Cara

Membasuhnya ... 77

2. Analisis Kenajisan Anjing dari Sisi Saintis ... 91

B. Proporsionalitas Kedudukan Anjing di antara Hewan Lain ... 93

1. Dari Sisi Jilatannya ... 93

2. Dari Sisi Hukum Memperdagangkannya ... 99

3. Dari Sisi Pemeliharaannya ... 106

4. Dari Sisi Hukum Membunuhnya ... 119

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 131

B. Saran... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 135

(18)

vi

KATA PENGANTAR









Segala puji bagi Allah swt., Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor IIQ Jakarta

2. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, MA., selaku mantan Rektor IIQ Jakarta

3. Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta.

4. Bapak Dr. H. Ahmad Fudhaili, M.Ag., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih telah dengan sabar, dan ikhlas meluangkan waktu untuk

(19)

vii

memberikan bimbingan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

5. Para dosen dan dan seluruh staf Fakultas Ushuluddin yang telah mendedikasikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman seperjuangan Ushuluddin angkatan 2011.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga Allah swt. membalas semua kebaikan pihak-pihak yang telah turut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini. âmîn yâ rabb al-‘âlamîn

Jakarta, 6 Juni 2015

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis ialah semua perkataan, perbuatan, dan taqrîr Nabi saw. yang berkaitan dengan hukum syara’.1 Dalam agama Islam, hadis memiliki peranan yang sangat penting, karena ia menempati urutan kedua setelah Al-Qur`an sebagai sumber hukum Islam.2 Bagaimanapun juga untuk memperoleh pemahaman keagamaan yang sempurna, diperlukan adanya petunjuk yang tidak hanya dari Al-Qur‟an saja, sebab, Al- Qur‟an merupakan petunjuk yang universal. Oleh karena itu dibutuhkan hadis sebagai penjelas dari makna yang terkandung di dalamnya.

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”3 (QS. An- Nahl [16]: 44)

1 Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Cet. V, h. 15

2 Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), Cet. I, h. 1

3 Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009), Juz ke-14, h. 272

(21)

2

Dalam segala aspek, umat Islam tidak bisa berlepas diri dari hukum. Termasuk di antaranya, mereka tidak bisa mengabaikan hadis-hadis Rasulullah. Begitu banyak aspek yang termuat dalam hadis, seperti misalnya hubungan interaksi antar sesama makhluk, mulai dari manusia dengan sesama manusia, hingga hubungan interaksi antara manusia terhadap hewan. Rasulullah telah menjelaskan semua dalam sabda- sabdanya. Namun masih banyak umat Islam yang mengira beretika hanya patut diberlakukan kepada sesama manusia saja, sedangkan pada makhluk selainnya hal itu tidak dibutuhkan.

Masih banyak umat Islam yang mengabaikan pesan Rasulullah untuk berlaku baik terhadap hewan. Termasuk di antaranya pesan untuk berlaku adil terhadap anjing. Di antara perlakuan yang tak wajar ditujukan oleh umat Islam salah satu di antaranya yaitu peristiwa yang dialami oleh Reza Irmansyah, salah seorang muslim berkewarganegaraan Indonesia, yang menulis di dalam blog-nya bahwa ketika ia masih duduk di bangku SMU, ada seekor anjing yang tersesat masuk ke pemukiman warga dan disiram oleh seorang warga sambil mengumpat “Binatang najis!”4 peristiwa lainnya yang penulis alami sendiri sekitar dua tahun yang lalu di daerah Sungai

4 http://moslemdogloverrezairmansyah.blogspot.com, diakses pada tanggal 11-11-2014

(22)

3 Pinyuh kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, yakni ditabraknya seekor anjing oleh pengguna sepeda motor yang merupakan seorang pria berbusana taqwa dan berkopiah (busana yang dikenakannya menunjukkan kejelasan identitasnya sebagai seorang muslim). anjing yang telah ditabrak itu seketika jatuh dan tak sanggup bergerak sementara pria yang menabraknya hanya mengalami luka kecil di bagian betisnya. Walaupun demikian, pria itu tidak menolong anjing tersebut. Ia pergi begitu saja meninggalkan anjing tersebut di tengah jalan. Ini sangat berbeda bila peristiwa kecelakaan tersebut terjadi pada seekor kucing. Beberapa tahun yang lalu masih di daerah yang sama, pernah pula penulis saksikan secara nyata bagaimana seorang muslim begitu ketakutan bila menabrak seekor kucing, ia akan dengan segera menolong kucing tersebut.

Dari pengalaman penulis dan pemaparan Reza Irmansyah di atas, penulis melihat agaknya anjing merupakan hewan yang memiliki porsi kedudukan yang tidak setara dengan hewan- hewan lainnya. Padahal menurut Quraish Shihab, anjing merupakan hewan dengan kemampuan lebih tinggi dibanding hewan-hewan lainnya bahkan bila dibandingkan dengan manusia sekalipun. Ia merupakan hewan yang memiliki

(23)

4

pendengaran dan penciuman lebih tajam daripada manusia. Ia juga merupakan hewan yang mudah dididik dan dilatih.5

Perlakuan diskriminasi yang ditujukan oleh orang-orang muslim di atas dikarenakan menurut mereka anjing merupakan hewan yang memiliki kadar hukum kenajisan yang tak sebanding dengan hewan lain. Sehingga ia tak berhak dimuliakan bahkan ditolong dalam keadaan darurat sekalipun.

Meski demikian, adakah sisi lain dari anjing ini memiliki keistimewaan? tatkala ia berguna untuk hal-hal sosial, seperti misalnya menjadi penjaga rumah, membantu polisi dalam melacak tindak kejahatan, atau mungkin untuk berburu, apakah ia akan tetap dinilai buruk dan berlaku hukum keharaman atasnya?

Sebagaimana halnya anjing yang didiskriminasi, apakah kucing dan hewan-hewan lainnya juga seutuhnya harus dimuliakan secara berlebihan? Benarkah pada mereka tidak berlaku hukum keharaman seperti halnya anjing?

Hadis-hadis tentang anjing telah dikemukakan oleh Rasulullah sejak ribuan tahun yang lalu. Betapa banyak masyarakat muslim yang mengaji, namun begitu minimnya dari mereka yang mau mengkaji.

5 M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Cet. II, h. 254-255

(24)

5 Dari sinilah, penulis tertarik untuk membahas dan mengupas semua pemahaman yang beredar di masyarakat awam terhadap anjing dengan berorientasi pada hadis-hadis Rasulullah saw. dengan skripsi yang berjudul “Anjing dalam Perspektif Hadis.”

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari kerangka dan latar belakang masalah, maka muncul beberapa permasalahan yang menjadi acuan pembahasan yakni sebagai berikut:

1. Adanya pendapat yang menyatakan anjing itu najis dan tidak patut dimuliakan oleh umat muslim.

2. Adanya pendapat yang menyatakan kucing lebih mulia daripada anjing.

3. Adanya perlakuan yang mendiskriminasi anjing di antara hewan-hewan lainnya oleh masyarakat muslim saat ini.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat bahwa pembahasan tentang “Anjing dalam Perspektif Hadis” akan sangat luas cakupannya, maka penulis membatasi pembahasan hanya berkisar pada:

(25)

6

1. Kenajisan Anjing.

2. Posisi anjing di antara hewan-hewan lainnya berdasarkan pada perspektif hadis.

Sehingga permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana konteks tentang kenajisan anjing ini dalam kajian hadis?

2. Bagaimana memposisikan anjing secara proposional di antara hewan-hewan lainnya menurut perspektif hadis?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan di antaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana konteks tentang kenajisan anjing dalam kajian Hadis.

2. untuk mengetahui bagaimana seharusnya masyarakat muslim memperlakukan anjing secara proporsional sesuai dengan hadis-hadis yang dikemukakan oleh Rasulullah saw.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:

1. Manfaat untuk masyarakat :

(26)

7 a. Dengan mengetahui definisi dan segala aspek yang

berkaitan dengan anjing baik itu melalui hadis-hadis maupun ayat Al-Qur`an, semoga masyarakat umum khususnya masyarakat muslim dapat memposisikan anjing pada posisi yang proporsional sesuai dengan kegunaannya sebagaimana yang dikemukan dalam hadis.

b. Dengan mengetahui adanya hadis-hadis yang berbicara tentang anjing, semoga tidak ada lagi masyarakat muslim yang memberikan perlakuan diskriminatif di antara anjing dengan hewan-hewan lainnya.

2. Manfaat untuk penulis sendiri, yakni dengan mengetahui begitu banyak hadis-hadis yang berbicara tentang anjing, penulis berupaya untuk tidak sekedar ber-taqlid buta, sebagaimana kebanyakan masyarakat awam yang ketika mendengar sesuatu berkenaan dengan syari‟at hanya berdasarkan pada “katanya”

semata, tanpa mengetahui sumber asli redaksinya.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian tentang “Anjing dalam Perspektif Hadis”

ini terdapat beberapa skripsi dengan judul dan pembahasan

(27)

8

yang berkaitan dengan skripsi yang akan penulis teliti. Adapun beberapa skripsi tersebut di antaranya adalah:

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Choiratun Nafi‟ah, tahun 2004 dengan judul “Hadis-Hadis tentang Terputusnya Salat karena Melintasnya Anjing, Keledai dan Wanita.”

Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang esensi shalat yang terkandung dalam hadis

“terputusnya salat karena melintasnya anjing, keledai dan wanita” bila dikaji dari sisi matan hadis. Choiratun dalam skripsinya mencoba mengungkap makna kontekstual hadis yang dinilai shahih oleh ulama jarah wa ta’dil dari sisi sanad, namun di sisi matan terdapat kerancuan dalam pemahaman maknanya. 6 Antara skripsi yang ditulis oleh Choiratun dengan skripsi yang penulis kaji terdapat kesamaan tema yakni secara garis besar dalam kajiannya juga melibatkan anjing, namun dalam pemaparannya, Choiratun lebih memfokuskan bahasan pada permasalahan “shalat” bukan pada anjingnya. Sedangkan pada skripsi yang penulis kaji, penulis memfokuskan

6 Lihat karya Choiratun Nafi‟ah, “Hadis-Hadis Tentang Terputusnya Salat Karena Melintasnya Anjing, Keledai Dan Wanita.” Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Tidak diterbitkan

(28)

9 pembahasan justru pada permasalahan seputar anjing yang terdapat dalam hadis.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Nani Fitriani, tahun 2006 dengan judul “Etika terhadap Binatang Menurut Rasulullah dalam Kitab Bukhâri dan Muslim.” Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas hadis-hadis yang berbicara tentang etika terhadap binatang secara global. Dalam skripsinya, Nani menyebutkan berbagai jenis hewan yang tertulis di kitab Shahih al-Bukhâri dan Muslim, dan hanya seputar etika yang terkait dengan hewan tersebut.7 Antara skripsi yang ditulis oleh Nani dengan skripsi yang akan penulis kaji memiliki kesamaan tema, yakni sama- sama membahas hadis tentang binatang. Namun, dalam kajian ini, penulis memfokuskan pembahasan hanya pada hadis-hadis yang berbicara tentang anjing secara spesifik, yang temanya tidak hanya terfokus pada etika, namun juga pada kenajisan anjing, dan proposionalitas kedudukan hewan tersebut di antara hewan lainnya.

7 Lihat karya Nani Fitriani, ”Etika terhadap Binatang Menurut Rasulullah Dalam Kitab Bukhari dan Muslim”, Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Tidak diterbitkan

(29)

10

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Khairul Umam, tahun 2014 dengan judul “Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis.”

Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalam skripsi ini Khairul Umam membahas hadis-hadis tentang flora dan fauna yang mencangkup hadis-hadis tentang habbat as-Sauda`, Kurma, Zaitun, Lalat, dan Kambing.8 Antara skripsi yang dibahas oleh Khairul Umam dengan skripsi yang penulis bahas memiliki kesamaan tema yakni membahas hadis-hadis tentang fauna (hewan), namun dalam kajian objek yang berbeda. objek fauna yang dibahas oleh khairul umam adalah seputar lalat dan kambing, sementara objek fauna yang akan penulis bahas di dalam skripsi ini adalah seputar anjing.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang perolehan datanya melalui penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan pengumpulan data pustaka, dengan membaca dan

8 Lihat karya Khairul Umam, “Flora dan Fauna Dalam Perspektif Hadis”, Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak diterbitkan

(30)

11 mencatat serta mengolah bahan penelitian.9 Yakni penulis akan melakukan penyelidikan terhadap kitab- kitab hadis maupun buku-buku bacaan yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini yakni seputar anjing, yang kemudian dari bacaan tersebut penulis mengklarifikasi materi dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah hadis- hadis yang berbicara tentang anjing dalam kitab-kitab kutub as-Sittah sebagai rujukan primer. Dan sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek penelitian seperti kitab-kitab syarah hadis, terutama kitab Fath al-Bârî karya Ibn Hâjar al-„Asqalânî, dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek kajian yang dibahas sebagai rujukan sekunder.

3. Metode Analisa

Adapun metode analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis.

Deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk pemecahan masalah yang diteliti dengan cara

9 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h. 3

(31)

12

menguraikan secara teratur keadaan objek penelitian.10 Analitis ialah metode yang digunakan untuk memeriksa data-data yang ada secara konsepsional sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk kemudian diklasifikasi dan diperoleh kejelasan data yang sesungguhnya.11 Maka berdasarkan pada metode tersebut, dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis akan mengumpulkan sejumlah hadis yang berbicara tentang anjing, kemudian menganalisa hadis-hadis tersebut dengan memaparkan penjelasannya berdasarkan kitab- kitab syarah, maupun buku-buku pendukung yang relevan dengan kajian yang dibahas agar kemudian dapat diambil kesimpulannya.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an yang diterbitkan oleh IIQ Press tahun 2011.

10 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), Cet. I, h. 73

11 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Terj. Suyono Sumargono, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998), Cet. III, h. 18

(32)

13 H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang diuraikan dalam skripsi ini, dan agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan dibagi menjadi lima bab. Pada bab pertama berisi Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Selanjutnya pada bab kedua, penulis menjelaskan tentang anjing yang mencangkup pengertian anjing baik secara etimologi maupun terminologi, sejarah keberadaan anjing dan kedekatannya dengan manusia, kegunaan anjing bagi kehidupan manusia, anjing bila ditinjau dari kacamata kesehatan yang mencangkup penjelasan tentang jenis-jenis penyakit yang menyerang anjing dan dapat menular kepada manusia, serta, anjing bila ditinjau dari pandangan Al-Qur`an yang berisikan tentang ayat-ayat yang memuji maupun mencela anjing dalam Al-Qur`an yang akan penulis kaji melalui penafsiran beberapa ulama mufassir di dalam kitab- kitab tafsir Ibn Katsir, tafsir al-Qurthubi, dan tafsir Al-Misbah.

Karena penulisan ini terfokus pada hadis-hadis yang berbicara tentang anjing, maka pada pembahasan bab ketiga,

(33)

14

penulis memaparkan tentang hadis-hadis yang memerintahkan untuk membasuh bejana yang dijilat anjing, hadis tentang diampunkan dosa seseorang karena menolong seekor anjing, hadis tentang hasil penjualan anjing, hadis tentang berburu dengan menggunakan anjing, hadis tentang memelihara anjing, hadis tentang malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing, dan hadis tentang membunuh anjing secara umum, yang ditinjau dari sisi redaksi hadis dan syarh (penjelasan) dari hadis tersebut berdasarkan pada kitab syarah Fath al-Bâri, maupun kitab-kitab syarah lainnya yang relevan dengan pembahasan hadis-hadis di atas.

Adapun bab keempat merupakan bab inti di mana pada bab ini akan dikemukakan tentang analisis terhadap hadis-hadis yang menyebutkan tentang kenajisan anjing, yang mana dalam sub babnya penulis membahas antara lain mengenai jilatan anjing dan air liurnya, serta analisis kenajisan anjing bila dikorelasikan dengan penelitian saintis. Kemudian selanjutnya adalah analisis hadis-hadis yang berbicara tentang proporsionalitas kedudukan anjing di antara hewan lain, di mana dalam sub babnya penulis membahas antara lain mengenai proporsionalitas kedudukan anjing dengan hewan lain bila dikaji dari sisi jilatannya, dari sisi hukum

(34)

15 memperdagangkannya, dari sisi pemeliharaannya, dan dari sisi hukum membunuhnya.

Dan bab kelima adalah rangkaian penutup dari seluruh pembahasan, serta saran guna melengkapi pembahasan di atas yang sangat terbatas.

(35)

131 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dari seluruh hadis-hadis yang penulis teliti, serta menyikapi semua persepsi masyarakat Islam tentang anjing, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa anjing mendapat pandangan yang berbeda oleh ulama madzhab mengenai hukum kenajisannya. Secara kontekstual, hadis-hadis yang berbicara tentang kenajisan anjing menyatakan bahwa yang menjadikan anjing itu najis adalah jilatannya (air liurnya).

Sebagaimana mayoritas ulama muhadditsin berpendapat yang menjadikan anjing itu najis adalah dalil yang memerintahkan untuk membasuh bejana yang telah dijilat olehnya:

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sucinya bejana kalian apabila ia dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah." (HR.Muslim)

(36)

132

Di mana berdasarkan pada hadis ini, timbullah berbagai persepsi yang berbeda dari ulama empat madzhab dalam mentoleri kenajisan anjing. Ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa semua jenis anjing yang hidup adalah suci baik badannya, bulunya, maupun air liurnya. Ulama mazhab Hanafi berpendapat, bahwa yang najis pada anjing itu hanyalah mulut, air liur, dan kotorannya saja. Selain dari itu dihukumi suci. kalangan madzhab Hambali memiliki pendapat yang sama seperti mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa anjing itu seluruhnya najis, baik itu air liur, kotoran, keringat, dan semua yang terdapat padanya. Namun para ulama ini memiliki argumentasi masing-masing untuk menguatkan pendapat mereka. Meski sebagian madzhab menghukumi anjing itu najis, namun mereka memberikan pengecualian pada anjing yang dapat diambil manfaatnya seperti anjing pemburu, penjaga ternak, maupun tanaman. Pendapat ini didukung pula dengan dalil Al-Qur`an (Q.S. Al-Maidah [5]: 4) yang menyatakan kebolehan menggunakan anjing yang terlatih untuk berburu binatang.

Adapun letak proporsionalitas anjing di antara hewan lain adalah pada kegunaannya. Tatkala anjing dapat terlatih dan memberikan banyak manfaat untuk manusia, maka mayoritas ulama memberikan keringanan untuk memeliharanya.

(37)

133 Sedangkan pada hewan lainnya, tatkala ia dipelihara hanya untuk hobi atau untuk berbangga diri, maka mayoritas ulama mengharamkannya. baik anjing maupun hewan lainnya, selama mereka tidak menimbulkan mudharat atau mengancam kehidupan manusia, maka haram memperlakukannya secara semena-mena, apalagi sampai membunuhnya.

B. Saran

Hadis-hadis yang dikutip oleh penulis hanya beberapa hadis dari sekian banyak hadis-hadis Rasulullah saw. yang berbicara tentang anjing. Kemungkinan masih ada hadis-hadis lain yang berbicara tentang anjing yang belum teridentifikasi oleh penulis. Dengan demikian, pembahasan skripsi ini diupayakan agar menjadi pemacu untuk terus dilakukannya pengkajian terhadap hadis-hadis Rasulullah saw. lainnya yang berkenaan dengan anjing.

(38)

135

DAFTAR PUSTAKA

al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan Abu Daud, terj. Tajuddin Arief, dkk, Jakrta: Pustaka Azzam, 2006 , Shahih Sunan Ibn Majah, terj. Iqbal dan Mukhlis

BM, Cet. II, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007

al-Asqalâniy, Ibn Hajar. Fath al-Bâri, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2004

al-Asqalani, Ibn Hajar. Fathul Baari, terj. Amiruddin, Cet.

VIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2014

al-Asy‟ats, Abî Dâwud Sulaiman. Sunan Abî Dâwud, Kairo:

Dâr al-Hadîts, 1999

al-Azhim, Abu ath-Thayib Muhammad Syamsul Haq. „Aun al- Ma‟bud Syarh Sunan Abî Dâwud, Terj. Asmuni, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

al-Baghawi, Abu Muhammad bin Husain bin Mas‟ud Al- Farra‟. Syarh As-Sunnah, terj. Syukur dan Ali Murtadho, ditahqiq oleh Shidqi Muhammad Jamil, Cet I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2013

al-Bassam, Abdullah bin Muhammad. Syarah Bulughul Maram, terj. Thahirin Suparta, dkk, Cet. I, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2006

(39)

136

al-Bukhârî, Abû „Abdillâh Muhammad bin Ismâ‟îl. Shahih al- Bukhârî, Kairo: al-Maktabah al-Taufiqiyyah, 2012 ad-Dâruquthnî, Alî bin „Umar. Sunan ad-Dâruquthnî, terj.

Amir Hamzah Fachrudin, dkk, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007

Fitriani, Nani. “Etika Terhadap Binatang Menurut Rasulullah Dalam Kitab Bukhari dan Muslim,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, Tidak diterbitkan

Fudhaili, Ahmad. Perempuan di Lembaran Suci, Cet. I, Jakarta:

Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012

Hamid, Farida. Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya:

Apollo, t.th

Harun, Salman, dkk, (ed.), Ensiklopedi Al-Quran Kajian Kosakata Dan Tafsirnya, Jakarta: Yayasan Bimantara, 1997

„Itr, Nuruddin, „Ulumul Hadis, Cet. II, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012

al-Jâhizh, Kitab al-Hayawân, Beirut: dar al-Jil, t.th

Katsîr, Ibn. Tafsîr Al-Qur`an Al-„Azhîm, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2002

Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, Jakarta:

Pustaka Alfatih, 2009

(40)

137 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Hewan Dalam Perspektif Al- Qur‟an dan Sains, Cet. I, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2012

Mudasir. Ilmu Hadis, Cet. V, Bandung: Pustaka Setia, 2010 Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir Kamus Arab-

Indonesia, Cet. XIV Surabaya: Pustaka Progressif, 1997 Muslim bin Hajjaj. Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawî, Cet.

IV, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2001

Nafi‟ah, Choiratun. “Hadis-Hadis Tentang Terputusnya Salat Karena Melintasnya Anjing, Keledai Dan Wanita.”

Skripsi, Tafsir Hadis, Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Tidak diterbitkan

an-Nasâ`î, Ahmad bin Syu‟aib Abdurrahman. Sunan an- Nasâ`î, Kairo: Dâr al-Hadîts, 1999

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. Penelitian Terapan, Cet. I, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994 an-Nawawi, Imam. Syarah Shahih Muslim, terj. Amir Hamzah,

Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2011

, al-Majmu‟ (Syarah al-Muhadzdzab), terj. Umar Mujtahid dan Abdul Somad, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2010

(41)

138

Katsoff, Louis O. Pengantar Filsafat, Terj. Suyono Sumargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992

Qardhawi, Yusuf. al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, Terj.

Wahid Ahmadi, dkk, Surakarta: Era Intermedia, 2007 al-Qazrînî, Abî „Abdillâh Muhammad bin Yazîd. Sunan Ibn

Mâjah, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2010

al-Qurthubi. Tafsir al-Qurthubi, terj. Asmuni, Cet. I, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008

Qutaibah, Ibnu. Ensiklopedia Hadis, terj. Tim Bania, Vol. I, Jakarta: Bania Publishing, 2010

. Ta`wil Hadis-hadis yang Dinilai Kontradiktif, ditahqiq dan dita‟liq oleh Muhammad Abdurrahim. terj. Team Foksa, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul hadits, Cet. I, Bandung: al-Ma‟arif, 1974

Sahabuddin (ed.). Ensiklopedia Al-Qur`an Kajian Kosakata, Cet. I, Jakarta: Lentera Hati, 2007

Santoso, Bobby dan N.S. Budiana. Anjing, Cet. I, Jakarta:

Agriflo, 2015

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Cet. I, Jakarta: Lentera Hati, 2009

(42)

139 . M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, Cet. XI, Jakarta: Lentera Hati, 2008

. al-Lubab, Cet. I, Tangerang: Lentera Hati, 2012 . Dia di Mana-mana, Cet. II, Jakarta: Lentera Hati, 2005 Sugono, Dendi (ed.). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I

Edisi IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008 asy-Syâfi‟i, Imam. al-Umm, ditahqiq dan ditakhrij oleh Rif‟at

Fauzi dan Abdul Muththalib, Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2014

asy-Syaukani. Ringkasan Nailul Authar, terj. Amir Hamzah Fachruddin dan Asep Saefullah, Cet. II, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2011

Thalbah, Hisyam. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur`an dan Hadis, terj. Syarif Hade Masyah, Cet I, Bekasi: Sapta Sentosa, 2008

at-Tirmidzî, Abû „Îsa Muhammad bin „Isâ. Sunan at-Tirmidzî, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2005

Umam, Khairul. “Flora dan Fauna Dalam Perspektif Hadis”, Skripsi, Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,2014. Tidak diterbitkan (t.d)

(43)

140

Wheindrata HS. Buku Pintar Kesehatan Anjing Ras, Yogyakarta: Lily Publisher, 2012

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, tth

Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis, Cet. I, ttp: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2004

Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam wa Adillatuhu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, Cet. I, Jakarta: Gema Insani, 2010

. Fiqih Imam Syafi‟i, terj. Muhammad Afifi, dkk, Cet. I, Jakarta: Almahira, 2010

WEBSITE

http://moslemdogloverrezairmansyah.blogspot.com http://www.alkhoirot.net/2012/05/najis.html#6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode tersebut untuk memaparkan data yang didapat dari kitab-kitab hadis mengenai penjelasan ulama terkait hadis-hadis tentang gen

Sesuai dengan judul penelitian mengenai Kualitas Pelayanan di puskesmas Ujung batu dalam hal ini adalah Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) maka

Sejalan dengan laju perkembangan hutan rakyat, pemerintah mencoba memperbaiki kinerjanya melalui suatu misi pengelolaan hutan yang baru yaitu pengelolaan hutan yang adil dan

Komedi sekarang tidak hanya diaplikasikan dalam bentuk berupa situasi komedi (sitkom) atau dalam film saja. Acara pertelevisian yang memakai unsur komedi dapat ditemui juga

Syarat lain yang meskipun tidak tersurat secara tegas dalam Kompilasi Hukum Islam tetapi harus dianggap ada adalah bahwa yang digantikan itu harus beragama Islam

Penelitian ini menggunakan analisis Trend , data yang diperoleh adalah data sekunder yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Kebumen dan Biro

Hal ini menunjukan bahwa penelitian dengan siklus II sudah cukup dan kesimpulan yang didapat adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok

Uraian di atas menjadi dasar berkembangnya suatu pemikiran apakah ada perbedaan perubahan kadar base excess pada pemberian resusitasi cairan ringer laktat