• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NORMATIF TERHADAP PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI LAYANAN STREAMING SINEMATOGRAFI DI INTERNET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS NORMATIF TERHADAP PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI LAYANAN STREAMING SINEMATOGRAFI DI INTERNET"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

YASMITA SAMPE PADANG 4516060032

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Ilmu Hukum Falkutas Hukum

Universitas Bosowa

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BOSOWA

2021

(2)

i

HALAMAN JUDUL

ANALISIS NORMATIF TERHADAP PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI LAYANAN STREAMING

SINEMATOGRAFI DI INTERNET

Oleh

YASMITA SAMPE PADANG 4516060032

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Ilmu Hukum

Falkutas Hukum Universitas Bosowa

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BOSOWA

2021

(3)

ii

(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING Usulan Penelitian dan Penulisan Hukum Mahasiswa :

Nama : Yasmita Sampe Padang

NIM : 4516060032

Program Studi : Ilmu Hukum

Minat : Hukum Perdata

No. Pendaftaran Judul : No. 10/Pdt/FH/UBS/XI/2019

Tanggal Pendaftaran Judul : 8 November 2019

Judul Skripsi : Analisis Normatif Terhadap Pembajakan Hak Cipta

Melalui Layanan Streaming Sinematografi Di Internet

Telah diperiksa dan diperbaiki untuk dimajukan dalam ujian proposal skripsi mahasiswa program strata satu (S1).

Makassar, Februari 2021

Disetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Zulkifli Makkawaru, SH., MH. Dr. Hj. Kamsilaniah, SH., MH.

Mengetahui:

Dr. Ruslan Renggong, SH., MH.

(5)

iv

Nama : Yasmita Sampe Padang

NIM : 4516060032

Program Studi : Ilmu Hukum

Minat : Hukum Perdata

No. Pendaftaran Judul : No. 10/Pdt/FH/UBS/XI/2019

Tanggal Pendaftaran Judul : 8 November 2019

Judul Skripsi : Analisis Normatif Terhadap Pembajakan Hak Cipta

Melalui Layanan Streaming Sinematografi Di Internet

Telah disetujui Proposalnya untuk diajukan dalam ujian skripsi mahasiswa program strata satu (S1).

Makassar, Februari 2021

Dekan Fakultas Hukum

Dr. Ruslan Renggong, SH., MH.

(6)

v

LEMBAR PERNYATAAN

Skripsi dengan Judul Analisis Normatif Terhadap Pembajakan Hak Cipta Melalui Layanan Streaming Sinematografi Di Internet ini adalah hasil karya penulis, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.

Nama : Yasmita Sampe Padang

NIM : 4516060032

Program Studi/Fakultas : Ilmu Hukum/Hukum

Makassar, 15 Februari 2021

Penulis,

Yasmita Sampe Padang 4516060032

(7)

vi

berkat penyertaan-Nya dan kasih setia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Analisis Normatif Terhadap Pembajakan Hak Cipta Melalui Layanan Streaming Sinematografi Di Internet”. Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum di Universitas Bosowa Makassar.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati mengharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam skripsi ini.

Selama menyusun skripsi ini maupun dalam mengikuti kegiatan akademik lainnya, banyak kesulitan yang harus dihadapi, tapi berkat bantuan dari berbagai pihak-pihak yang senantiasa memberikan motivasi serta membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dengan tulus, penulis ucapkan kepada :

 Kedua orang tua saya, Piter Sampe Padang dan Frederika Panggua, untuk

cinta, semangat, dan doa yang tak henti-hentinya, serta mendukung dan membuat penulis selalu bersemangat.

 Segenap keluarga besar dan khususnya Alm. Wini Sukoyo yang telah mendoakan dan mendukung dalam penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

vii

 Prof. Dr. Ir. M. Saleh Pallu, M.Eng., selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar dan sejajarannya.

 Dr. Ruslan Renggong, SH.,MH., selaku Dekan Fakultas Hukum, Universitas Bosowa Makassar dan sejajarannya.

 Dr. Almusawir, SH.,MH, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Bosowa Makassar.

 Hj. Siti Zubaidah, SH.,MH, selaku Pembimbing Akademik penulis.

 Dr. Zulkifli Makkawaru, SH., MH (Selaku pembimbing I), dan Dr. Hj.

Kamsilaniah, SH., MH (Selaku pembimbing II) yang telah baik, sabar, serta ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar.

 Dr. Abd. Haris Hamid, SH.,MH.; Dr. H. Waspada Santing M.Sos.I, M.HI.;

Dr. Zulkifli Makkawaru, SH., MH.; Dr. Hj. Kamsilaniah, SH., MH., selaku Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang sangat membangun dan membantu penulis dalam memperbaiki skripsi ini lebih baik lagi.

 Kepada Tim Dosen Fakultas Hukum dan segenap keluarga besar Fakultas

Hukum yang telah memberikan pembelajaran terbaik bagi penulis serta mendoakan juga mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.

 Kepada seluruh Staf Akademik, Tata Usaha, dan Perpustakaan Universitas

Bosowa Makassar yang membantu segala kebutuhan dan memberikan kelancaran penulis dalam proses penyusunan skripsi dan selama menuntut ilmu di Universitas Bosowa Makassar.

(9)

viii

penulis untuk melengkapi data- data dalam penulisan skripsi ini.

 Sahabat-sahabat terbaik penulis, sebagai berikut :

1. Sahabatku Maria Suzet Lensun, yang selalu menyempatkan waktu bagi penulis dan yang telah memberi semangat, menghibur, serta mendoakan penulis selama menyelesaikan skripsi.

2. Richard Leonard Kerin, yang tak henti-hentinya memberikan semangat, menghibur serta selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabatku Devina, yang selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Sahabatku Dyan Viduanita Paewa, yang selalu menyempatkan waktu bagi penulis dalam menemani, menghibur, serta saling mendoakan dalam penyelesaian skripsi masing-masing.

5. Gabriela Putri Bernard, yang selalu menemani, menghibur serta mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Denada, yang selalu menemani selama penulis berkuliah di Universitas Bosowa Makassar, yang selalu mendukung serta mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Angkatan 16 Fakultas Hukum, yang telah mendoakan, mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi, dan menjadi saudara penulis semasa perkuliahan.

(10)

ix

8. Kakak-kakak PERADI, yang terdiri dari, Kak Saleh, Kak Arya, dan Kak Ipul, yang telah mendoakan dan membantu memberi arahan dalam menyusun skripsi.

9. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam melewati berbagai kendala dan masa-masa sulit dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap apa yang telah dikerjakan senantiasa dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun orang lain dan senantiasa menjadikan semua ini bernilai bagi penulis. Penulis menyadari dalam penyusunan skrispi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Dengan ini penulis memohon maaf, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan selama mengerjakan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi almamater tercinta, bagi mahasiswa(i) Universitas Bosowa Makassar, serta bagi setiap pembaca pada umumnya.

Makassar, 19 Februari 2021

Penulis

(11)

x Abstrak:

Penelitian ini merupakan kajian Yuridis Normatif yang bertujuan untuk mengetahui: pertama, hak-hak apa yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet; kedua, upaya melindungi dari pembajakan hak-hak cipta dalam layanan streaming sinematografi di internet. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan yaitu Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Hasil penelitian diperoleh melalui studi kepustakaan yang bersumber dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hak-hak yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet meliputi hak cipta, hak mempertunjukan, hak menyajikan, hak terkait pada Lembaga penyiaran, serta hak reproduksi atau penggandaan. Peran pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjadi salah satu upaya dalam melindungi pembajakan hak-hak cipta layanan streaming sinematografi di internet.

Perlindungan hak cipta yang diberikan berupa pengawasan terhadap karya sinematografi di internetdari pemerintah dalam upaya hukum dengan adanya penutupan dan pemblokiran akses pada media atau pemilik akun yang melakukan pelanggaran perlu ditegaskan ksembali.

Kata Kunci : Hak Cipta, Internet, Sinematografi.

(12)

xi

ANALYSIS NORMATIVE OF COPYRIGHT PIRACY TROUGH CINEMATOGRAPHY STREAMING SERVICES ON THE INTERNET.

Yasmita Sampe Padang, Zulkifli Makkawaru, Kamsilaniah Civil Law, Law Faculty of Bosowa University Abstract

This study aims to determine two things: first, to find out what rights are hijacked in cinematographic streaming services on the internet and second, to determine the efforts to protect against copyright piracy in cinematographic streaming services on the internet. This research was conducted in Makassar City, South Sulawesi, namely the Regional Library and Archives Agency and the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights. The research results were obtained through literature study research which was classified into two types of data, namely primary data and secondary data.

The results of this study indicate that the rights hijacked in cinematographic streaming services on the internet include copyright, right to show, right to present, related rights to broadcasting institutions, and rights to reproduce or duplicate. The role of the government through the Ministry of Communication and Information Technology (Kemenkominfo) is one of the efforts to protect the piracy of copyrights of cinematographic streaming services on the internet. The copyright protection provided in the form of monitoring of cinematographic works on the internet from the government in legal action by closing and blocking access to media or account owners who commit violations needs to be reaffirmed.

Keywords : Copyright, Internet, Cinematography.

(13)

xii

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Umum ... 8

1. Hak Cipta ... 8

2. Teknologi Internet ... 13

3. Situs Web dalam Internet ... 16

4. Karya Sinematografi ... 18

5. Streaming ... 19

B. Ruang Lingkup Hak Cipta ... 21

C. Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta ... 25

D. Pelanggaran Hak Cipta ... 27

E. Pembajakan Hak Cipta ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Tipe Penelitian ... 31

C. Pendekatan Masalah ... 31

(14)

xiii

D. Jenis dan Sumber Bahan Hukum ... 32

E. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum ... 33

F. Analisis Bahan Hukum ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Bidang-bidang Hak cipta yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet ... 35

B. Upaya melindungi dari pembajakan hak-hak cipta dalam layanan streaming sinematografi di internet ... 46

BAB V PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 60

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern ini, berbagai macam teknologi semakin berkembang termasuk internet, dengan hadirnya yang merupakan pengembangan dari teknologi komunikasi dan informasi, maka dengan sangat mudah mengakses berbagai informasi secara internasional. Sebagaimana diketahui gambaran internet secara umum adalah kumpulan dari jaringan komputer yang terhubung dan bekerja sebagai suatu sistem.

Internet merupakan media informasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat saat ini. Bahkan untuk pemenuhan kebutuhan akan hiburan, masyarakat bisa mendapatkannya dengan lebih mudah dan praktis, seperti halnya menonton film. Kecanggihan teknologi memberi kemudahan, sehingga menonton film dapat dilalukan di rumah melalui televisi, berbagai channel televisi kini telah memiliki hak siar untuk dapat menyajikan deretan film berkualitas. Dapat juga dilakukan secara daring melalui aplikasi yang menyediakan layanan streaming film menggunakan internet secara legal seperti Catchplay, Netflix, iflix, HOOQ, dan Viu. Menikmati hiburan film tidak perlu lagi ke bioskop, kini dimana pun dapat diakses asalkan memiliki perangkat yang memadai dan terkoneksi dengan internet.

Perkembangan teknologi digital seperti saat ini, memungkinkan hampir semua kebutuhan dapat dipenuhi secara daring. Peran internet sangat membantu akan adanya informasi masuk, bahkan memudahkan akses tiap

(16)

2

orang untuk mengetahui hal yang tidak diketahui. Kini setiap orang di dunia dapat saling terhubung satu sama lain dengan adanya fasilitas ini, akan tetapi internet juga bagaikan pedang bermata dua, selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Salah satu dampak negatif dengan memanfaatkan internet adalah pelanggaran Hak Cipta dalam bentuk pembajakan. Terjadinya pembajakan di Indonesia melalui internet paling banyak terjadi pada musik atau lagu, namun hal itu rupanya pembajakan juga telah terjadi pada karya sinematografi dalam hal ini film.

Pembajakan terhadap karya sinematografi atau film melalui internetdipengaruhi oleh perkembangan era digital. Dengan mengunggah file film ke dalam situs-situs yang ada di internet orang dapat mengakses tanpa ada batas kapanpun dan dimanapun. Adapun beberapa alamat situs web streaming illegal itu antara lain movieindoxxi.net, indoxxi.art, indoxxi.bar, dan lain-lain.1Para pemilik situs melakukan pembajakan dengan mengunggah film-film yang diletakkan ke dalam situs-situs mereka untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Pembajak yang telah mengunggah file film tersebut ke internet dengan tanpa sah atau seizin dari Pencipta merupakan perbuatan pembajakan dengan melanggar ketentuan dalam hak cipta.

Meskipun menimbulkan kerugian yang cukup besar, pada kenyataannya pembajakan melalui internet masih terus dijumpai dan sangat mudah untuk diakses oleh setiap orang. Terjadinya pelanggaran Hak Cipta

1 https://www.liputan6.com/tekno/read/4142549/headline-situs-indoxxi-tutup-kemkominfo-blokir- massal-web-streaming-ilegal, 31 Juli 2020.

(17)

terhadap karya sinematografi ini mempunyai dorongan yang sangat kuat akan kebutuhan hiburan yang ada pada masyarakat saat ini. Sebagian besar orang menempuh jalan alternatif dengan cara instan untuk mendapatkan pemenuhan hidupnya. Murahnya biaya internet sangat mendukung akses internet, dan informasi yang disajikan cukup update, sedangkan tingginya biaya menonton film melalui bioskop. Kurangnya kesadaran sebagian orang untuk menghargai sepenuhnya karya orang lain merupakan salah satu faktor seseorang mengunduh film secara ilegal melalui internet.

Perlindungan terhadap karya cipta di Indonesia diatur dalam Undang- undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UUHC). Hak cipta menurut Pasal 1 angka 1 UUHC bahwa hak cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak cipta ialah hak ekslusif yang didalamnya melekat hak ekonomi dan hak moral, dimana hak ekonomi dan hak moral tetap ada selama suatu ciptaan masih dilindungi oleh hak cipta.

Adapun yang disebut dengan hak ekonomi adalah hak untuk memperoleh keuntungan atas Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Dikatakan sebagai hak ekonomi karena HKI termasuk sebuah benda yang dapat dinilai dengan uang.

Adapun masalah hak moral muncul dengan dasarnya setiap orang mempunyai keharusan untuk menghormati dan menghargai karya cipta orang lain, maka orang lain tidak dapat dengan sesuka hatinya mengambil maupun mengubah karya cipta seseorang menjadi atas namanya.

(18)

4

Sebagaimana telah dikemukakan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman yang berbunyi bahwa “Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan”.2 Oleh karena itu sebagai karya sinematografi wajib dilindungi keberadaannya yang telah tercantum dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Perlindungan Hak Cipta, khususnya tentang karya sinematografi, menjadi sangat penting karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan meningkatkan kreativitas serta daya cipta. Perlindungan sangat penting bagi para pencipta karya, hal ini dimaksudkan supaya pencipta merasa aman dalam berkarya karena terlah ada kepastian hukum yang menjamin hak-hak mereka. Dalam Undang-Undang Hak Cipta, pencipta atau pemegang Hak Cipta memiliki hak ekonomi dan hak moral, apabila salah satu atau keduanya hak ini dilanggar oleh pihak lain maka pencipta dapat menuntut haknya melalui jalur litigasi maupun non litigasi. Pencipta berhak mendapatkan ganti rugi atas kegiatan pelanggaran Hak Cipta.

Beberapa tahun belakangan ini ditemui kasus tentang pembajakan film di tanah air. Dilihat dari berbagai sumber terdapat kasus yang berhasil diungkap sebagai contoh di akhir tahun 2016, ditemukan kasus pembajakan film Warkop DKI Reborn. Pelaku memanfaatkan aplikasi video streaming. Di

2 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman

(19)

bioskop film Warkop DKI direkam diam-diam dan dilivekan di Bigo.3 Pembajakan terhadap film Dilan 1990 tahun 2018, masuk dalam situs web penyedia layanan streaming. Film Dilan 1990 sempat dibajak dan DVDnya dijual bebas di kota Cirebon. Padahal, saat itu filmnya masih tayang pada beberapa bioskop. Hal ini membuat beberapa pemainnya geram dan kecewa.

Salah satunya Iqbal Ramadhan yang kecewa karena masih ada pembajakan film melalui online streaming maupun penjual DVD secara illegal.4

Pelaku kejahatan dengan memanfaatkan internet tentu tidak dapat terlepas begitu saja. Kemudahan dalam mengakses inilah yang mulai mengaburkan status kepemilikan sebuah karya yang telah diunggah ke internet.

Untuk itu diperlukannya suatu perlindungan hukum yang tepat, khususnya bagi pencipta karya sinematografi yang semakin hari justru kian bertambah.

Adanya Undang-Undang Hak Cipta secara nyata belum bisa membendung banyaknya pelanggaran hak cipta khususnya melalui internet, selanjutnya apakah Undang-Undang Hak Cipta telah sesuai dan telah menjadikannya hukum yang responsif dalam masyarakat masih perlu dikaji kembali, mengingat perubahan sosial yang melanda saat ini di masyarakat Indonesia.

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan tersebut.

Ketertarikan penulis terhadap hal ini mendorong penulis untuk membuat penelitian hukum dengan judul “ANALISIS NORMATIF TERHADAP

3 https://news.detik.com/berita/d-3295511/pembajakan-film-warkop-dki-reborn-produser-ditonton- 300-ribu-penonton-di-bigo, 31 Juli 2020.

4 https://www.liputan6.com/showbiz/read/3558644/film-dilan-1990-dibajak-iqbaal-ramadhan- kecewa, 31 Juli 2020.

(20)

6

PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI LAYANAN STREAMING SINEMATOGRAFI DI INTERNET”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang mengenai Analisis Normatif Yuridis Terhadap Streaming Sinematografi Melalui Internet, maka pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bidang-bidang hak cipta apakah yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet?

2. Bagaimanakah upaya melindungi dari pembajakan hak-hak cipta dalam layanan streaming sinematografi di internet?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui, bidang-bidang hak cipta apa yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet.

2. Untuk mengetahui, upaya melindungi dari pembajakan hak-hak cipta dalam layanan streaming sinematografi di internet.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang Penulis harapkan dapat tercapai melalui penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini hendaknya memberikan sumbangan pemikiran dan referensi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan lebih bagi

(21)

masyarakat mengenai hak-hak cipta yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet.

2. Manfaat Praktis

Memberikan tambahan pengetahuan serta menjadi sarana pihak yang berkepentingan apabila mengelami permasalahan yang serupa dalam penelitian ini.

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum 1. Hak Cipta

Hak cipta secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta.

Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum, sedangkan kepentingan adalah tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi.5 Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan” tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi, dan pengalaman, sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkatian erat dengan intelektual manusia.

Kelahiran hak cipta bermula di Inggris pada awal abad ke-17 dan Perancis pada akhir abad ke-17. Alasan mengenai sejarah kelahiran hak cipta dimulai di Inggris dan Perancis adalah karena Inggris dan Perancis dianggap mewakili dua rezim sistem hukum yang berlaku di dunia pada saat ini. Hak cipta merupakan terjemahan dari copyright dalam bahasa Inggris (secara harfiah artinya “hak salin”). Copyright diciptakan sejalan dengan penemuan mesin cetak. Sebelum penemuan mesin ini oleh Guntenberg, proses pembuat salinan dari sebuah karya tulisan memerlukan

5 Zulkifli Makkawaru, Andi Tira, dan Herman Dema. 2020. Pemajuan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual. Farha Pustaka, Sukabumi. Hlm. 60.

(23)

tenaga dan biaya yang hampir sama dengan proses pembuatan karya aslinya. 6

Adapun perkembangan di Belanda dengan Undang-undang Tahun 1817 hak cipta (Kopijregt) tetap berada pada penerbit, baru dengan Undang-undang Hak Cipta tahun 1881 hak khusus pencipta (uitsuitendrecht van de maker) sepanjang mengenai pengumuman dan perbanyakan memperoleh pengakuan formal dan materil. Dalam tahun 1886 terciptalah Konvensi Bern untuk perlindungan karya sastra dan seni, suatu pengaturan yang modern di bidang hak cipta. Kehendak untuk ikut serta dalam konvensi Bern, merupakan dorongan bagi Belanda terciptanya Undang-undang Hak Cipta Tahun 1912 (Auterswet 1912).

Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra atau Konvensi Bern, (Berne Convetion for the protection of Artistic and Literary works). Pada tahun 1886 merupakan ketentuan hukum internasional yang pertama mengatur masalah copyright antara negara- negara berdaulat. Dalam konvensi ini, copyright diberikan secara otomatis kepada si pembuat karya cipta, dan pengarang atau pembuat tidak harus mendaftarkan karyanya untuk mendapatkan copyright. Setelah sebuah karya dicetak atau disimpan dalam satu media, si pengarang otomatis mendapatkan hak eksklusif copyright terhadap karya tersebut dan juga terhadap karya derivatif atau turunannya (karya-karya lain dibuat berdasarkan karya pertama), hingga si pengarang secara eksplisit

6 Harris Munandar dan Sally Sitanggang. 2011. HAKI-Hak Kekayaan Intelektual. Erlangga, Jakarta. Hlm. 21.

(24)

10

menyatakan sebaliknya atau hingga masa berlaku copyright tersebut sudah habis.7

Sejarah hak cipta di Indonesia bermula pada ahun 1958, bertolak dari nasionalisme ekonomi yang didengungkan Bung Karno. Perdana Menteri Djuanda menyatakan Indonesia keluar dari Konvensi Bern dan menyatakan semua ketentuan umum tentang hak cipta tidak berlaku, agar para intelektual Indonesia bisa memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karya asing tanpa harus membayar royalti. Selanjutnya pada tahun 1982 Pemerintah Indonesia mencabut pengaturan tentang hak cipta berdasarkan Auterswet 1912 Staatblad Nomor 600 Tahun 1912 dan sebagai gantinya menetapkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, yang merupakan undang-undang hak cipta yang pertama di Indonesia.

Undang-undang tersebut kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002, dan pada akhirnya dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 yang kini berlaku. Perubahan undang-undang tersebut dikarenakan negara Indoensia ikut serta dalam Persetujuan tentang Aspek- aspek Dagang Hak Atas Kekayaan Intelektual (Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual Property right, Including Trade Counterfeit Goods/TRIPs) yang merupakan bagian dari Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the Word Trade Organization).

7Ibid.,

(25)

Dengan keterikatan tersebut negara Indonesia telah meratifikasi dengan Undang-Undang yang salah satunya adalah Undang-Undang Hak Cipta. Selain itu, Indonesia juga meratifikasi Berne Covention for the Protection of Arstistic and Literary Works (Konvensi Berne tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra) melalui keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World Property Organization Copyrights Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) dengan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997. 8 Walaupun perubahan-perubahan tersebut telah memuat beberapa penyesuaian pasal yang sesuai dengan TRIPs, dan telah mengakomodasi ketentuan perjanjian internasional lainnya di bidang hak cipta dan hak yang berkaitan dengan hak cipta, namun nyatanya masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan untuk lebih memberi perlindungan dan memajukan perkembangan bagi karya intelektual di bidang hak cipta dan hak terkait.9

Undang-Undang Hak Cipta 2014 diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penegakan perlindungan hukum terhadap hak cipta dan hak terkait sesuai dengan standar perlindungan dalam konvensi internasional, mengingat peraturan yang komprehensif sangat diperlukan untuk menjamin kepastian hukum sehingga dapat mendukung peningkatan investasi di dalam negeri dan prospek perdagangan produk Indonesia di tingkat internasional.

8 Gatot Supramono. 2010. Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya. Rineka Cipta, Jakarta. Hlm 6.

9 Trias Palupi Kurnianingrum. Juni 2015. “Materi Baru Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, Volume. 6, No 1,

https://scholar.google.co.id/citations?user=6kErTjYAAAAJ&hl=id. 15 Febuari 2020.

(26)

12

Hak cipta adalah hak eksklusif atau hak yang hanya dimiliki si Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau hasil olah gagasan atau informasi tertentu10. Pada dasarnya, hak cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”, atau hak untuk menikmati suatu karya secara sah. Hak cipta sekaligus juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi pemanfaatan, dan mencegah pemanfaatan secara tidak sah, atas suatu ciptaan. Mengingat hak eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.11

Adapun definisi yang diberikan oleh Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyebutkan sebagai berikut:

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan.

Berdasarkan urian di atas menurut penulis bahwa hak cipta pada dasarnya merupakan jenis kepemilikan pribadi atas suatu ciptaan yang berupa perwujudan dari suatu ide. Dikarenakan sifatnya yang pribadi, maka dalam Hak Cipta terdapat hak eksklusif yang diberikan pada pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya dan dapat memberikan izin. Untuk itu adalah ditujukan sebagai penghargaan atas

10 Harris Munandar dan Sally Sitanggang Op.cit. Hlm. 14.

11 Ibid.,

(27)

kreativitas pencipta, dengan demikian dapat terus memacu lahirnya kreativitas-kreativitas baru.

2. Teknologi Internet

Jika dilihat dari asal-usulnya, kata teknologi berasal dari kata

“textere” yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun). 12 Teknologi merupakan sebuah istilah umum yang menggambarkan mengenai perkembangan dalam dunia teknik.

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat mulai dari perkembangan teknologi informasi, dan masih banyak perkembangan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Kemajuan Teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengathuan. Teknologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang ditransformasikan ke dalam produk, proses, dan jasa. Teknologi bisa diindektikan dengan pertukangan yang memiliki lebih dari satu definisi.

Salah satunya adalah pengembangan aplikasi, alat mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya.13 Jadi secara umum dapat diartikan bahwa teknologi adalah suatu cara dimana manusia menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah belajar dan memfasilitasi kegiatan manusia dalam segala bidang.

Perkembangannya teknologi dipandang dalam wujud mesin atau alat yang dapat membantu memecahkan permasalahan manusia dan

12 Nurudin. 2019. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Rajawali Pers, Depok. Hlm. 6 .

13 Deni Dermawan. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Hlm 25.

(28)

14

membuat kerjaan menjadi lebih efisien, namun pandangan tersebut kemudian bergeser dengan memperluas cakupan paham dan melihat teknologi menjadi sesuatu yang tak berwujud tetapi dapat dirasakan manfaat dan nilainya. Secara nyata disadari adalah perkembangan teknologi internet. Teknologi dan internet merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan teknologi mampu membangun sistem internet dan internet membantu mengembangkan teknologi, sehingga menciptakan suatu teknologi internet yang dapat dijangkau masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia internet adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Internet mempunyai dua jenis koneksi, yaitu untuk digunakan secara pribadi dan digunakan dengan jaringan LAN atau WAN. Yang dimaksud dengan LAN (Local Area Network) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil, seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah, atau yang lebih kecil,14 Adapun jaringan WAN (Wide Area Network) adalah format jaringan dimana suatu komputer dihubungkan dengan yang lainnya melalui sambungan telepon. Data dikirim dan diterima oleh suatu atau dari suatu komputer ke komputer lainnya lewat sambungan telepon. 15

14 https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_area_lokal, 29 Februari 2020

15 Bunafit Nugroho. 2008. Aplikasi Pemrograman Web Dimamis Dengan PHP dan MySQL. Gava Media, Yogyakarta. Hlm. 44.

(29)

Jaringan internet membawa informasi elektronik dan beberapa layanan email, chatting, transfer file, dan konten dalam situs web.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, yaitu Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyatakan bahwa:

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti suatu dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Adapun perangkat keras sebagai media untuk menyalurkan informasi elektronik ini dapat menggunakan kabel/serat optik, satelit atau melalui sambungan telepon. Adanya hubungan komunikasi lintas jaringan pada internet inilah yang setiap membuat komputer yang terdapat di dunia dapat terhubung satu dengan yang lain. Hal inilah yang membuat komunikasi internet sangat lancar. Dengan kata lain internet adalah media komunikasi modern yang dapat digunakan dalam skala global, sehingga sangat efektif dan efisien.

Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet. Salah satunya mempermudah dan mempercepat arus informasi dan data sehingga mampu meratakan informasi pada setiap orang. Meskipun memiliki manfaat yang positif tetapi internet juga dijadikan oleh sebagian orang sebagai sarana untuk memperlancar aksi dalam bentuk kegiatan yang negatif. Penggunaan

(30)

16

internet sebagai sarana yang menyalurkan media yang tidak baik berujung pada perbuatan yang melanggar hukum atau melanggar norma yang berkembang dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh bentuk pelanggaran hukum melalui media internet adalah pembajakan karya melalui situs web, sebagaimana telah melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pasal 25 UU ITE menyatakan bahwa “Informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang disusun menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai hak kekayaan intelektual berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan”. 16 Selain itu internet juga dijadikan sarana menyebarkan konten berisi pornografi maupun perjudian.

3. Situs Web dalam Internet

Situs web atau website adalah suatu halaman web yang saling berhubungan yang umumnya berisi kumpulan informasi berupa data teks, gambar, animasi, audio, video maupun gabungan dari semuanya yang biasanya dibuat untuk personal, organisasi, maupun perusahaan. Website dapat dibedakan menjadi dua yaitu web yang bersifat statis dan dinamis.

Bersifat statis apabila isi informasinya hanya pemilik dari website sedangkan yang bersifat dinamis apabila isi informasinya selalu berubah- ubah dan dapat diubah-ubah oleh pemilik maupun pengguna website.

16 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Teknologi Informasi dan Transaksi Eletronik

(31)

Contoh web statis: website profil perusahaan, sedangkan contoh web dinamis seperti facebook, twitter dan lain-lain.17

Jaringan dengan jutaan komputer sudah tentu sangat kompleks sekali. Tetapi untungnya setiap host pada internet memiliki identitas yang unik. Yaitu bisa berupa nomor dan nama. Nomor yang digunakan adalah seperti penomoran pada TCP/IP. Misalnya 128.251.173.12. Kemudian orang berpikir nomor sebagai alamat ini jelas tidak efisien karena sulit untuk diingat, maka dibuat domain name yang mudah untuk diingat berdasarkan isntansi. Misalnya seperti intermediasolo.net, unsa.ac.id, akakom.ac.id, udinus.ac.id dan sebagainnya. Nama didepan adalah nama singkatan dari instansi, selanjutnya adalah menunjukan bidang instansi dan terakhir menunjukan negara.18

Dalam situs web pada umumnya menyediakan suatu konten didalamnya. Yang dimaksud dengan konten dalam situs web adalah materi atau isi yang dimuat di dalam situs web dapat berisi teks, audio, video, maupun iklan. Berbagai bentuk konten media lainnya ada yang terbentuk melalui buatan dari para pengguna sistem atau layanan online yang seringkali dilakukan lewat sebuah situs media sosial seperti youtube. Saat ini Indonesia dalam mengunggah sebuah konten-konten media sangat minim adanya suatu batasan mengenai apa saja yang dapat diunggah ke internet. Banyaknya lahir konten-konten media dengan muatan yang dapat dikategorikan negative dalam situs web. Konten negatif ini berupa

17 https://www.indowebsite.id/website/, 02 Maret 2020

18 Bambang Eka Purnama. 2016. Konsep Dasar Internet. Teknosain, Yogyakarta. Hlm. 3.

(32)

18

pornografi, SARA, investasi illegal, terorisme, perjudian, penipuan, dan pelanggaran hak cipta.

4. Karya Sinematografi

Sinematografi adalah kata serapan dari Bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari Bahasa Latin kinema „gambar‟.

Pengertian umum sinematografi adalah segala hal mengenai sinema (perfilman) baik dari estetika, bentuk, makna, produksi, proses, maupun penontonnya. Kata sinematografi tidak dapat terlepas dari dengan film, terkait sejarahnya dimana pertama kali media penyimpanan dari karya sinematografi tersebut memakai pita film (pita seluloid) yaitu sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Alat inilah yang dipakai media penyimpanan (perekaman) dari awal itu sendiri kemudian berkembang mengikuti perkembangan teknologi seperti antara lain memakai cakram optic dalam compact disk (audio), video compact disc (audio dan visual). Proses pembuatan film melibatkan banyak unsur dan pelaku. Mulai dari script dan skenario oleh penulis skenario, penyutradaraan, dan tata rias kostum, hingga ilustrasi musik.19

Menurut penjelasan dalam Undang-Undang Hak Cipta, yang dimaksud dengan karya sinematografi adalah:

“Ciptaan yang berupa gambar bergerak (moving images) antara lain film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat dengan skenario, dan film kartun. Karya sinematografi dapat dibuat media lain yang memungkinkan untuk dipertunjukan

19 Henry Soelistryo. 2011. Hak Cipta Tanpa Moral. Rajawali Pers, Jakarta. Hlm. 231.

(33)

di bioskop, layar lebar, televisi, atau media lainnya sinematografi merupakan salah satu contoh bentuk audiovisual”. 20

Adapun yang dimaksud dengan film sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomo 33 Tahun 2009 tentang Perfilman adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.

Jangka waktu perlindungan Karya sinematografi dalam Undang- Undang Hak Cipta sebagai benda berwujud, memiliki jangka waktu perlindungan selama 50 tahun sejak pertama kali dipublikasikan. Film sebagai perwujudan akan karya sinematografi merupakan pencipta karya adalah sutradara, sedangkan penulis cerita sebagai pencipta karya tulis sebagai pencipta karya tulis. Produser sebagai pemegang hak cipta karya sinematografi melalui aktor atau aktris serta crew film. Seluruh rangkaian pembuatan film dengan terkait objek Hak Cipta, termasuk soundtrack film, desain grafis, pameran film, dan iklan film.

5. Streaming

Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio secara langsung ataupun dengan pre-recorder dari sebuah mesin server (web server).21 Membuka sebuah video melalui internet tanpa harus mendownload-nya, langsung diputar pada web yang menyediakan video

20 Republik Indonesia, Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

21 https://www.youtube.com/watch?v=KAfChLZVxZc, 06 Febuari 2020

(34)

20

tersebut, itulah yang dinamakan streaming. 22 Sejak era reformasi, Indonesia mengalami booming media televisi. Hidup manusia tidak bisa lepas dari informasi media, khususnya televisi. Perkembangan internet di Indonesia mengakibatkan telah terjadinya pergeseran dalam hal cara masyarakat menyaksikan tontonan televisi. Sebagian masyarakat mulai menonton televisi melalui gawai dengan memanfaatkan internet, karena tak ingin terbatasi waktu dan tempat. Dan sekarang dengan hadirnya streaming service masyarakat bisa menonton TV Streaming kapan saja dan dimana saja, melalui Handphone, Laptop, dan lain-lain.

Di zaman modern seperti saat ini, sering terdengar atau bahkan menyebut nama streaming. Teknologi streaming video dan audio pertama kali dikenalkan oleh Microsoft lewat Microsoft TV pada tahun 1995, dimana saat itu internet sedang dalam masa pengembangan. Streaming service menarik bagi para penonton muda, yang mulai meninggalkan televisi konvensional dengan mencari hiburan yang lebih ringan dan bisa dinikmati kapan saja.

Sebagai Contoh, Netflix, dan Amazon Video. Hanya dengan berlangganan biaya bulanan, khalayak telah bisa menonton video berkualitas secara online dengan gangguan iklan komersial yang lebih sedikit. Perkembangan Streaming service di Indonesia juga cukup pesat, dengan banyaknya perangkat lunak streaming service yang sudah bisa diakses, seperti Iflix, Hooq, dan Viu.

22 Jordan Andrean, Onno W. Purbo dan Andi Johandri. 2015. Hacking Streaming. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Hlm. 1.

(35)

Streaming dari audio, umumnya kecepatan internet yang dibutuhkan antara 128 hingga 320 Kbps (kilobytes per second) untuk mendengarkan musik streaming dengan kualitas audio terbaik disarankan memiliki jalur internet dengan kecepatan 1 hingga 1,5 Mbps 23 (megabytes per second). Sementara video membutuhkan kecepatan internet yang lebih besar, kecepatannya adalah 0,5 Mbps. Streaming video juga menyediakan pilihan resolusi video, dari 144p, 240p, 360p, 480p, 720p, (HD) dan 1080p (FullHD). Yang mana secara otomatis mendeteksi kecepatan internet dan perangkat yang digunakan sehingga kualitas video yang dikirimkan sesuai dengan kecepatan internet.

B. Ruang Lingkup Hak Cipta 1. Objek Hak Cipta

Undang-Undang Hak Cipta mendefinisikan hak cipta sebagai hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan berdasarkan inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, ketrampilan, atau keahlian pencipta yang telah diekspresikan dalam bentuk nyata. Selama telah diwujudkan secara nyata, sebuah ciptaan sudah dilindungi oleh Hak Cipta dalam Undang-Undang Hak Cipta, walaupun belum disiarkan, dibacakan, atau dipamerkan, ke publik.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dalam Pasal 40 ayat 1 diatur mengenai apa saja ciptaan yang

23 https://de-tekno.com/2017/04/apa-itu-streaming-dan-hal-yang-perlu-diketahui-pada-streaming- video-dan-audio/, 8 Agustus 2020.

(36)

22

dilindungi, ciptaan yang dilindungi Hak Ciptanya meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yakni:

a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. lagu dan/ atau music dengan atau tanpa teks;

e. drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime;

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

g. karya seni terapan;

h. karya arsitektur;

i. peta;

j. karya seni batik atau seni motif lain;

k. karya fotografi;

l. potret;

m. karya sinematografi;

n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. terjemahan, adaptasi, aransamen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

(37)

p. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

r. Permainan Video; dan s. Program Komputer.

Perlindungan diberikan hanyalah kepada hasil karya yang telah diwujudkan secara nyata. Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi, dan menunjukan keaslian sebagai Ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas, atau keahlian, sehingga Ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar. 24

2. Subjek Hak Cipta

Pada dasarnya seorang yang menciptakan suatu karya tertentu adalah pencipta sekaligus pemilik Hak Cipta. Akan tetapi dalam sistem Undang-Undang Hak Cipta, dikenal dua hal yang berbeda akan tetapi sama-sama dilindungi, yaitu pencipta itu sendiri sebagai pemilik hak cipta dan atau orang lain yang menerima hak cipta secara sah.

Secara yuridis perbedaan antara pencipta dan pemegang hak cipta telah tercantum dalam Undang-Undang Hak Cipta. Pencipta menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Hak Cipta adalah seorang atau beberapa yang secara bersama-sama yang dari inspirasinya lahir dari suatu ciptaan yang

24 Ermansjah Djaja. 2009. Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Sinar Grafika, Jakarta. Hlm 4.

(38)

24

bersifat khas dan pribadi. Sedengkan pengertian mengenai pemegang hak cipta sebagai pemilik Hak Cipta, pihak lain yang menerima lebih lanjut dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. Pada kenyataanya pemegang hak cipta belum tentu merupakan pencipta atau pemilik hak cipta atas karyanya sampai berlaku sebaliknya sebagaimana yang telah diatur oleh undang-undang, selain pengertian sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 angka 2, dalam pasal 31 Undang-Undang Hak Cipta juga ditentukan mengenai pencipta.

Menurut Pasal 31 Undang-Undang Hak Cipta, kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang namanya:

a). Disebut dalam ciptaan;

b). Dinyatakan pencipta dalam suatu ciptaan c). Disebutkan dalam surat pencatatan; dan/atau;

d). Tercantum dalam daftar umum ciptaan sebagai pencipta.

Pemanfaatan suatu ciptaan oleh pencipta tidak berlangsung selamanya (copyright is limited in time). Jika penggunaan ciptaan oleh masyarakat secara bebas sangat tidak adil bagi pencipta, sebaliknya pemanfaatan ciptaan tanpa batas waktu oleh pencipta juga membawa ketidakadilan bagi masyarakat. 25 Hak Cipta digolongkan sebagai benda, yang dimana kepemilikannya dapat dialihkan dari pencipta kepada pihak lain sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepemilikan ciptaan yang telah diserahkan kepada pihak lain yang nantinya akan menjadi pemegang Hak

25 Trias Palupi Kurnianingrum. Juni 2015. “Materi Baru Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, Volume. 6, No 1,

https://scholar.google.co.id/citations?user=6kErTjYAAAAJ&hl=id. 28 Febuari 2020.

(39)

Cipta. Pengalihan kepemilikan Hak Cipta ini dapat terjadi karena warisan, hibah, wasiat, wakaf, perjanjian tertulis, dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya pencipta berstatus sebagai pemegang Hak Cipta.

Hak Cipta akan timbul dengan sendirinya, setelah dideklarasikan atau diumumkan kepada publik. Suatu ciptaan yang tidak diumumkan pun ada prinsipnya Hak Cipta tetap ada pada pencipta, hanya saja untuk menghindari suatu permasalahan dikemudian hari baiknya Hak Cipta perlu dideklarasikan dan didaftarkan.

C. Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta

Perlindungan suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Pendaftaran ciptaan tidak merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun demikian, pencipta maupun pemegang hak cipta yang mendaftarkan ciptaannya akan mendapat surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut Hak cipta atas ciptaan berupa:

a. Buku, pamlfet, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;

c. Alat peraga yang dibentuk untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. Lagu atau musik, dengan tanpa teks;

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantonim;

(40)

26

f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung atau kolase;

g. Karya arsiktektur;

h. Peta; dan

i. Karya seni batik atau seni motif lain,

Selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah pencipta meninggal dunia , terhitung mulai tanggal 1 januari tahun berikutnya.

a. Karya fotografi;

b. Potret;

c. Karya sinematografi;

d. Permainan video;

e. Program komputer;

f. Perwajahan karya tulis;

g. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, anrasemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi;

h. Terjemahan, adaptasi, anrasemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

i. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer atau media lainnya; dan

j. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli.

(41)

Berlaku sampai 50 (lima puluh) tahun, sejak pertama kali dilakukan pengumuman. Perlindungan Hak cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman. Jangka waktu perlindungan hak cipta atas karya sinematografi adalah selama 50 Tahun sejak pertama kali di umumkan.

Ide mengenai pembatasan jangka waktu hak cipta, sebenarnya didasarkan atas landasan filosofis tiap-tiap hak kebendaan termasuk hak cipta fungsi sosial. Sehingga dengan diberinya pembatasan jangka waktu pemilikan hak cipta maka diharapkan hak cipta itu tidak dikuasai dalam jangka waktu yang panjang di tangan si pencipta yang sekaligus sebagai pemiliknya.

Sehingga dengan demikian dapat dinikmati oleh rakyat atau masyarakat luas sebagai pengejawantahan dari asas tiap-tiap hak mempunyai fungsi sosial.

Meskipun kenyataannya tidak persis demikian. Selama ini hak cipta yang telah berakhir masa berlakunya hanya menguntungkan pihak tertentu, khususnya pihak produser dalam hal karya cipta lagu dan pihak penerbit dalam hal karya cipta berupa buku atau hasil karya ilmiah lainnya.26

D. Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran hak cipta adalah penggunaan karya yang dilindungi hak cipta, yang melanggar hak ekslusif pemegang hak cipta, seperti hak untuk memproduksi, mendistribusikan, menampilkan atau memamerkan, atau membuat karya turunan tanpa seizin pemegang hak cipta.27 Pelanggaran Hak

26 Ok. Saidin. 2013. Aspek Hukum Kekayaan Intelektual. Rajawali Pers, Jakarta. Hlm. 237.

27 Tim Visi Yustisia. 2015. Panduan Resmi Hak Cipta. Visimedia, Jakarta. Hlm. 34.

(42)

28

Cipta timbul jika ada pihak lain yang melaksanakan apa yang menjadi hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta secara tanpa izin. Untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok tanpa adanya persetujuan dari pencipta atau pemegang hak cipta. Hak eksklusif yang dimiliki oleh pencipta diberikan oleh negara dan diatur dalam undang-undang. Bentuk pelanggaran hak cipta yang melanggar hak eksklusif pencipta seperti hak untuk memproduksi, mendistribusikan, menampilkan atau memamerkan hasil karya cipta atau membuat karya turunan.

Bentuk kegiatan yang dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta antara lain adalah plagiarisme, UUHC tidak mendefinisikan pragiarisme, namun berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Berdasarkan definisi tersebut, jika penulis menggunakan atau menyalin karya atau ciptaan orang lain dalam tulisan atau bukunya, tanpa menyertakan sumbernya, sehingga timbul kesan bahwa ia sendiri yang menciptakan karya tersebut, ia dapat dipandang melakukan plagiarisme, karena ia telah melanggar hak moral pencipta untuk dicantumkan namanya.28

Pelanggaran hak cipta terhadap karya sinematografi sebelumnya adalah pembajakan film melalui cakram optik berupa kepingan CD yang dijual secara ilegal dipasar bebas, seiring berjalannya waktu kini pelanggaran terhadap hak cipta sinemtografi banyak terjadi melalui internet, bentuk-bentuk pelanggaran yang terjadi terhadap sebuah karya cipta sinematografi melalui

28 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt500f89334b47f/tips-hindari-pelanggaran- hak-cipta-dalam-menulis/, 21 Januari 2021

(43)

internet yaitu: 1) Penyebaran konten film melalui website, 2) Pengunduhan film melalui internet tanpa izin, 3) Mengunduh film atau video dan menyiarkan video tersebut tanpa menyertakan nama pencipta. Dampak negatif dari illegal downloading, royalti yang seharusnya didapat oleh pemegang hak cipta malah tidak memberi pemasukan kepada penciptanya sama sekali padahal karyanya dinikmati oleh orang lain.29

Contoh secara nyata adalah mengunggah lagu, video, film, maupun tulisan secara sepihak. Membuat situs yang berisi database file mp3 (untuk lagu) maupun mp4 (untuk video/film) serta software untuk kemudian diunduh oleh orang lain dan dipergunakan secara bebas. 30

Adapun batasan-batasan penggunaan, pengambilan, penggandaan, atau pengubahan suatu ciptaan baik sebagian maupun seluruhnya yang tidak dikategorikan sebagai pelanggaran Hak Cipta apabila dipergunakan untuk kepentingan sebagai berikut:

a) Pendidikan, penelitian, penyusunan laporan, kritik, dan tinjauan masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta;

b) Keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan;

c) Ceramah;

d) Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut biaya dan tidak merugikan kepentingan pencipta.

29 Ayub Suran Ningsih, Balqis Hediyati Maharani.2019. “Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Secara Daring”, Volume. 2 No 1

30hhttps://eprints.uns.ac.id/43775/1/E0015344_abstrak.pdf, 28 Febuari 2020

(44)

30

E. Pembajakan Hak Cipta

Dalam Undang-Undang Hak Cipta Pasal 1 angka 23 telah tertuang mengenai pembajakan, Pembajakan adalah Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara tidak sah dan pendistribusian barang hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Pembajakan merupakan suatu perbuatan yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri dengan cara mengambil suatu hasil karya tanpa seizin yang memilikinya.

Pelanggaran Hak Cipta terhadap pembajakan sinematografi atau film yaitu dengan cara mengutip dan mengambil ciptaan orang lain untuk diperbanyak dan diumumkan sebagaimana aslinya tanpa mengubah isi dari ciptaan serta tidak mengubah pencipta, penerbit. Perbuatan tersebut masuk dalam pembajakan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

(45)

31 A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dimaksud adalah tempat dimana penelitian ini dilaksanakan, untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan permasalahan penulisan skripsi ini. Penulis melakukan penelitian dengan memilih lokasi penelitian di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kota Makassar, dan Kantor Kementrian Hukum dan HAM. Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena penulis mudah mendapatkan sumber bahan hukum dalam melakukan penelitian.

B. Tipe Penelitian

Dalam penulisan hukum ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin hukum, guna menjawab isu hukum yang dihadapi sesuai dengan perspektif ilmu hukum. Pendekatan penelitian ini berguna dalam memperoleh informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang dikaji untuk menemukan jawabannya.

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan penelitian ini berguna dalam memperoleh informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dikaji untuk menemukan jawabannya.

(46)

32

Jenis pendekatan penelitian hukum adalah sebagai berikut : a. Pendekatan Undang-undang (Statute Approach)

Pendekatan undang-undang dengan cara menelah semua undang- undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. 31

b. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)

Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. 32

D. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Penelitian hukum memerlukan jenis dan sumber data hukum yang tepat, dalam penelitian ini penulis menggunakan bahan sekunder atau data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan atau penelitian terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah atau mater penelitian. Bahan hukum sekunder yang utama adalah buku teks, karena buku teks berisi mengenai prinsip- prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi. Dalam penelitian ini bahan sekunder yang digunakan dibagi kembali menjadi tiga yaitu bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Adapun yang menjadi bahan hukum penulis dalam penelitian ini adalah:

31 Amiruddin, H. Zainal. Asikin. 2018. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Rajawali Pers, Depok. Hlm. 164.

32 Ibid., 166.

(47)

a. Bahan Hukum Primer

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

b. Bahan Hukum Sekunder

1. Buku-buku ilmiah dibidang hukum;

2. Makalah-makalah;

3. Jurnal hukum;

4. Artikel ilmiah;

5. Hasil penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi maupun tesis.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier merupakan bahan yang memberikan petunjuk, penjelasan, maupun tambahan informasi terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan oleh penulis adalah situs web dari internet yang relevan dengan penelitian ini.

E. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

Untuk teknik pengumpulan data dengan cara studi dokumen atau studi kepustakaan (library research) yaitu dengan cara membaca, mempelajari, mengkaji, dan menganalisis peraturan perundang-udangan, dokumen, arsip- arsip peraturan perundang-undangan baik cetak maupun elektronik serta literatur. Studi dokumen merupakan alat pengumpulan bahan hukum yang dilakukan melalui bahan hukum tertulis dengan mempergunakan content

(48)

34

analysis. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian hukum ini. Melalui penelitian ini semua hasil dari bahan hukum yang penulis kumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif.

F. Analisis Bahan Hukum

Dideskripsikan bahan hukum yang dikumpulkan secara kualitatif kemudian disajikan dalam pembahasan.

(49)

35

A. Bidang-bidang Hak cipta yang dibajak dalam layanan streaming sinematografi di internet

1. Hak Cipta

Hak cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagaimana yang telah dijelaskan dari awal pengertian, bahwa hak cipta merupakan hak ekslusif yang terdiri atas hak ekslusif dan hak moral, sebagai berikut:

a. Hak Ekonomi

Hak ekonomi merupakan hak ekslusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Pencipta atau pemegang hak cipta memiliki hak ekonomi terhadap ciptaannya untuk melakukan hal-hal yang mencakup:

a) Penerbitan ciptaan;

b) Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya;

c) Penerjemah ciptaan;

d) Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;

e) Pendistribusian ciptaan atau salinannya;

f) Pertunjukan ciptaan;

(50)

36

g) Pengumuman ciptaan;

h) Pengomunikasian ciptaan, dan i) Penyewaan ciptaan.

Setiap orang yang melaksanakan hak ekonomi wajib mendapatkan izin pencipta atau pemegang hak cipta. Sementara itu, setiap orang yang tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melaksanakan hak ekonomi dari suatu ciptan, dilarang melakukan penggandaan atau penggunaan ciptaan tersebut secara komersial. 33

Menurut penulis hal tersebut sudah sangat jelas, ciptaan yang lahir dari seorang pencipta sudah pasti akan mendatangkan nilai ekonomi bagi penciptanya, namun ketika ada orang lain yang mengandakan atau membajak karya tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa si pencipta akan mengalami kerugian dari segi ekonomi atau tidak mendapatkan apa yang seharusnya menjadi haknya. Pencipta berhak mendapatkan royalty atas hasil karya ciptaanya, kecenderungan menunjukan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta yang bernilai ekonomi, yang mana itu hak tersebut harus diberikan kepada pencipta, disinyalir banyak dibajak oleh pihak lain yang tidak berhak. Hal-hal yang dilanggar yaitu: penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya, pendistribusian ciptaan atau salinannya, dan pertunjukan ciptaannya.

33 Tim Visi Yustisia, Op. cit., Panduan Resmi Hak Cipta. Visimedia, hlm. 3.

(51)

b. Hak Moral

Hak moral merupakan hak yang melekat secara pribadi pada diri pencipta untuk:

a) Tetap atau tidak mencantumkan namanya pada Salinan yang sehubungan dengan pemekaian ciptaannya untuk umum;

b) Menggunakan nama alias atau samarannya;

c) Mengubah judul dan anak judul ciptaan, dan

d) Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distori ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan reputasinya.

Pada prinsipnya hak moral masuk dalam perlindungan hak cipta, namun dalam hal ini tidak adanya pelanggaran pada hak moral.

Dalam suatu ciptaan sangat jarang adanya distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, pada sinematografi atau film untuk ditayangkan pada situs streaming oleh pelaku pembajakan. Sebab nama pencipta tetap ada pada credit film setelah film tersebut selesai, dan pelaku tidak mengklaim bahwa film tersebut merupakan ciptaannya. Oleh sebab itu pelaku melanggar hak ekonomi.

2. Hak Kebendaan

Sebagaimana yang telah diketahui Hak Cipta sebagai bagian dari HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dapat juga dikategorikan sebagai suatu kebendaan. Sama halnya dengan konsep yang mendasari kepemilikan hak kebendaan, maka pada hak cipta diperlukan suatu perwujudan nyata oleh

Referensi

Dokumen terkait

1) Wonderkind Competition 2014 akan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2014 yang bertempat di SMAIT Darul Mulia Putri.. 2) Darul Quran Mulia Putri adalah kawasan wajib

Penyaringan pemakanan adalah merupakan sebahagian daripada Piawaian Professional Pegawai Dietetik di United Kingdom (British Dietetic Association 1997) dengan

5.3 Ketua Cawangan berharap supaya kita semua sebagai Ahli UMNO dapat bekerjasama menjaga kawasan kampung kita daripada anasir-anasir jahat yang

Setelah penderita menabrak bagian dalam mobil, organ yang berada dalam rongga tubuh akan melaju kearah depan dan mungkin akan mengalami perlukaan langsung

Inilah makna iman yang sebenarnya, sehingga orang yang beriman berarti orang yang hatinya mengakui adanya Allah (dzikir hati), lisannya selalu melafalkan

ini terkait dengan adanya undang- undang hak cipta. Sedangkan perpustakaan tidak memiliki ruang koleksi audio visual yang dilengkapi fasilitas untuk menampilkan

Dalam field trial aplikasi alat pencegah scale Clearwell, efek berupa kenaikan produksi minyak dan gas tidak dapat dirasakan secara cepat (instan, seperti kenaikan

Setelah menjelaskan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas laporan audit dengan