• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia sering kali mengalami bencana, hal ini terjadi tentunya sebagian besar akibat dari perbuatan manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia sering kali mengalami bencana, hal ini terjadi tentunya sebagian besar akibat dari perbuatan manusia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini di Indonesia sering kali mengalami bencana, hal ini terjadi tentunya sebagian besar akibat dari perbuatan manusia. Kerusakan lingkungan terjadi karena diakibatkan dari berbagai kegiatan ekonomi yang sering dilakukan di Indonesia.

Perusahaan atau dunia industri merupakan salah satu biang utama dalam terjadinya kerusakan lingkungan di Indonesia, hal tersebut karena dalam melakukan proses produksi atau berlangsungnya operasional perusahaan memerlukan berbagai macam komponen yang berkaitan dengan lingkungan hidup sehingga banyak perusahaan yang melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan (Sutami et. al, 2011)

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak luput dari pergerakan dunia Industri yang dimana Industri Manufaktur merupakan salah satu industri yang sangat berpengaruh besar dalam kontribusi perkembangan perekonomian di Indonesia. Industri Manufaktur adalah industri yang bergerak pada bidang pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang dapat digunakan langsung oleh konsumen atau pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi sehingga dapat diolah kembali oleh konsumen. Industri manufaktur terbagi menjadi 3 jenis yaitu pertama sektor barang konsumsi, adalah

(2)

keberlangsungan hidup sehari – hari yang terdiri dari 6 subsektor yaitu makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik, barang keperluan rumah tangga dan peralatan rumah tangga. Kedua aneka industri yaitu industri yang indentik dengan pabrik yang terdiri dari 7 subsektor yaitu sektor mesin dan alat berat, otomotif, tekstil dan garmen, alas kaki, kabel, elektronika dan subsektor lainnya. Ketiga sektor bahan dasar dan kimia yaitu sektor yang menghasilkan bahan setengah jadi sehingga akan diolah kembali menjadi barang jadi, sektor ini terdiri dari 8 subsektor yaitu semen, keramik, porselen dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya serta pulp dan kertas.

Bencana alama yang sering terjadi saat ini tentunya terjadi karena perbuatan manusia contohnya ialah bencana asap yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera yang disebabkan dari pembakaran hutan, kegiatan ini cukup membuat kerusakan pada lingkungan sekitar serta mengganggu kesehatan masyarakat. Di era revolusi 4.0 ini membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat dalam meraih keuntungan sebesar besarnya yang mengakibatkan eksplorasi sumber daya alam yang semakin meningkat, tetapi hal tersebut dilakukan tanpa memperhatikan dan memikirkan dampak di lingkungan sekitar seperti keseimbangan ekosistem, lingkungan, karyawan ataupun perusahaan itu sendiri (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Kini di Indonesia telah dibuat peraturan untuk Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) dalam UU No. 32 Tahun 2009 yang berbunyi “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

(3)

jawab sosial dan lingkungan”, peraturan tersebut diiringi dengan dukungan UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 tentang semua tanggung jawab sosial dan lingkungan wajib dilaporkan di dalam laporan keuangan. Kini masyarakat sudah menyadari bahwa banyak dampak negatif yang terjadi akibat dari kegiatan operasional perusahaan yang ada saat ini. Hal ini karena adanya tragedi yang merugikan lingkungan dan kemanusiaan diberbagai bagian dunia, tragedi lingkungan yang sudah banyak terjadi di Indonesia seperti kualitas air yang tidak lagi baik untuk digunakan akibat dari limbah produksi yang dilarikan ke tanah sehingga mempengaruhi kualitas air bersih.

Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini menjadi polemik sehingga menarik perhatian banyak orang bahkan sampai ke tingkat pemerintahan. Banyak lembaga dan organisasi yang memperhatikan lingkungan menyoroti masalah tersebut dengan tujuan untuk mengetahui sumber permasalahan sebenarnya yang mengakibatkan pencemaran lingkungan itu terjadi. Begitu banyak bentuk industri yang ada di Indonesia salah satunya industri manfuaktur yang beroperasi dan mengolah sumber daya yang tidak sedikit sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan sekitar. Banyak kasus yang terjadi seperti pencemaran limbah industri maupun limbah rumah tangga dan limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang terindikasi pada tanah di Jakarta dan Mojokerto (dalam Pratama et. al, 2019). Beberapa tragedi lingkungan yang terjadi di Indonesia antara lain seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global, perubahan iklim dan banjir lumpur panas yang disebabkan oleh perusahaan minyak

(4)

dan gas akibat dari operasional kegiatan usaha Lapindo Brantas Inc (dalam Febriyanti, 2021).

Melihat banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi tentunya akan menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat setempat sehingga muncul tuntutan dari masyarakat terhadap perusahaan agar dapat memberikan pertanggungjawaban sosial dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, kini perusahaan mengadopsi dan mengembangkan konsep 3P yang diperkenalkan oleh John Elkington (1997) menjelaskan bahwa selain mengejar keuntungan (Profit), setiap perusahaan harus terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat (People), dan juga turut berkontribusi dalam melakukan menjaga kelestarian lingkungan (Planet). Konsep ini juga dikenal dengan sebutan Tripple Bottom – Line.

Secara umum, nilai perusahaan merupakan penilaian atau persepsi yang ditangkap dan diterima investor melalui pengecekan laporan keuangan perusahaan terhadap tangkat keberhasilan yang berkaitan dengan harga saham dalam skala berinvestasi.

Menurut Noerirawan (2012), nilai Perusahaan merupakan kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan sangat berkaitan dengan harga saham sebagai cerminan dari kondisi perusahaan, karena jika harga saham semakin tinggi maka nilai perusahaannya pun semakin tinggi pula sehingga akan menunjukkan sinyal prospek yang baik untuk perusahaan dimasa depan

(5)

atau dimasa yang akan datang (Abbas et. al, 2019). Terdapat 2 (dua) metode dalam mengukur nilai perusahaan antara lain yaitu yang pertama dengan cara analisis fundamental yang terdiri dari beberapa rumus pengukuran yaitu Price Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) serta Tobin’s Q lalu cara yang kedua yaitu analisi teknikal. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan PBV dalam pengukuran nilai perusahaan yang dimana PBV merupakan suatu perbandingan rasio antara harga saham sekuritas dengan nilai buku perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel laporan berkelanjutan, profitabilitas, kebijakan hutang dan pertumbuhan penjualan.

Laporan berkelanjutan (sustainability report) adalah laporan terukur yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau emiten mengenai dampak yang terjadi dari kegiatan operasional suatu perusahaan dalam kesehariannya yang meliputi dampak kerusakan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial. Dalam laporan keberlanjutan juga menyajikan beberapa penilaian dan model tata kelola dalam perusahaan tersebut serta menunjukkan strategi dan komitmen nya mengenai kontribusi dalam pembangunan ekonomi global berkelanjutan. Laporan berkelanjutan merupakan suatu praktik pengukuran, pengungkapan serta upaya akuntabilitas dari kegiatan laporan berkelanjutan untuk tercapainya suatu pengembangan berkelanjutan atas kegiatan operasional yang dilakukan pada setiap perusahaan (GRI, 2011). Perusahaan yang memperhatikan dan mempertimbangkan pengembangan berkelanjutan akan

(6)

meningkatkan nilai perusahaan sebagai citra yang baik karena akan mendapat dukungan dari stakeholder baik dari pihak internal ataupun eksternal. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengemukakan kegiatan dan kinerjanya dari segi keuangan maupun non – keuangan secara efektif dalam laporan keuangan yang dilengkapi dengan laporan berkelanjutan akan dinilai baik untuk keberhasilan jangka panjang dalam keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan.

Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (2019) “Profitability measures of the degree of success of failure of a given company or division for a given period of time”

yang artinya yaitu profitabilitas akan mengukur suatu tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam waktu tertentu. Saat ingin melakukan investasi pada perusahaan, investor pasti akan memperhatikan profitabilitas suatu perusahaan tersebut terlebih dahulu karena rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan perusahaan tersebut efektif dan efisien dalam menghasilkan laba yang tinggi untuk para pemegang saham, semakin tinggi laba yang diperoleh mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga dapat memberikan kabar baik kepada para investor karena hal ini berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Suwardika dan Mustanda, 2017)

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana ke efektivitasan suatu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dalam mengoperasikan perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA maka

(7)

semakin efisien dan efektif suatu perusahaan dalam mempergunakan aktiva perusahaan atau bisa dikatakan juga dengan jumlah aktiva yang besarannya sama dapat menghasilkan laba yang lebih besar begitu pula sebaliknya (Brigham dan Houston, 2011). Penelitian sebelumnya pada variabel ini yang dilakukan oleh Suwardika &

Mustanda (2017) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, penelitian ini sejalan dengan penelitian Hertina et al. (2019). Namun hal ini berbeda dengan penelitian Jufrizen & Fatin (2020) yang menyatakan bahwa ROA tidak ada pengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sales growth atau pertumbuhan penjualan merupakan suatu kemampuan atau

kesanggupan perusahaan dalam mempertahankan posisi usaha atau bisnisnya dimasa perkembangan perekonomian dan industri. Pertumbuhan penjualan merupakan salah satu peran penting dalam rentetan manajemen modal kerja. Menurut Swastha dan Handoko (2011) pertumbuhan penjualan adalah indikator utama dalam penerimaan atau pemasukan pasar atas penjualan produk atau jasa, dimana pendapatan yang dihasilkan tersebut bisa digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan penjualan.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan ukuran besar – kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat atau dihitung dengan berbagai cara antara lain seperti melihat nilai pasar saham, total aktiva dan log size. Besar – kecilnya perusahaan sangat mempengaruhi dalam tingkat kemampuan menanggung resiko yang mungkin akan timbul dari berbagai macam situasi.

(8)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Erkanawati (2018) yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai Perushaan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015” yang menjadikan perbedaan pada penelitian ini ialah penelitian ini akan meneliti sektor manufaktur serta menambah 3 variabel lain yaitu profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan. Hal ini dikarenakan variabel profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan masih mengalami kontroversi dalam hasil penelitian sebelumnya. Maka dalam penelitian ini, penulis akan meneliti dengan judul “Pengaruh Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) terhadap Nilai Perusahaan Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017 – 2021”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Dalam meningkatkan nilai perusahaan, diperlukan kinerja serta strategi perusahaan yang dituntut untuk terus berinovasi agar dapat bersaing dalam era bisnis yang semakin ketat.

2. Di era persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk memperhatikan dampak negatif yang akan terjadi pada lingkungan

(9)

ekonomi, ekosistem, karyawan dan perusahaan tersebut disetiap kegiatan operasional nya.

3. Dalam melihat suatu nilai perusahaan, tidak cukup dengan melihat laporan keuangan nya saja, tetapi kegiatan non – keuangan nya pun sangat diperlukan untuk meningkatkan citra perusahaan

4. Di era revolusi 4.0 ini para stakeholder tidak hanya melihat return yang tertera saat ini, melainkan menilai bagaimana citra perusahaan tersebut sebagai pertimbangan keputusan berinvestasi dalam jangka panjang.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan, pembatasan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada Laporan Berkelanjutan dengan menggunakan Standar GRI 4, Rasio Profitabilitas dengan Return on Asset (ROA), pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2021.

Penulis memilih perusahaan Manufaktur karena perusahaan ini banyak diminati oleh para investor sebagai perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan dalam keberlangsungan hidup sehingga investor pun tertarik pada perusahaan manufaktur dalam berinvestasi.

(10)

1.4 Rumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang tersebut serta identifikasi masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :

1. Apakah Sustainability Reporting Dimensi Ekonomi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur?

2. Apakah Sustainability Reporting Dimensi Lingkungan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur?

3. Apakah Sustainability Reporting Dimensi Sosial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Menguji pengaruh Sustainability Reporting Dimensi Ekonomi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2017 – 2021.

2. Menguji pengaruh Sustainability Reporting Dimensi Lingkungan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2017 – 2021.

(11)

3. Menguji pengaruh Sustainability Reporting Dimensi Sosial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2017 – 2021.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua manfaat penelitian yaitu manfaat dari segi teoritis dan segi praktis. Penulis berharap penelitian ini bisa berguna untuk beberapa pihak yaitu sebagai berikut :

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk pembaca terutama dalam pengembangan penelitian selanjutnya. Peneliti juga mengharapkan agar hasil penelitian ini mampu menjadi bahan untuk menambah wawasan, pengetahuan, pemahaman dan pengertian terhadap faktor faktor yang dapat mempengaruhi Nilai Perusahaan terutama dengan pengukuran indikator laporan berkelanjutan, profitabilitas dan kebijakan hutang.

1.6.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan orang lain sebagai sumber bahan referensi dan pengetahuan dalam pengembangan materi mengenai laporan berkelanjutan, return on asset, pertumbuhan penjualan dan ukuran

(12)

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan dalam mengaplikasikan variabel – variabel ini untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan juga sebagai bahan pertimbangan sebuah emiten untuk melakukan evaluasi, perbaikan dan meningkatkan kinerja keuangan dan manajemen.

3. Bagi Investor

Dengan adanya kajian penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat untuk para calon investor & investor dalam mempertimbangkan dalam berinvestasi yang dibekali dengan pembekalan mengenai nilai perusahaan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi dalam melakukan penelitian dibidang keuangan mengenai nilai perusahaan sehingga dapat bermanfaat untuk penelitian yang akan datang.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini secara garis besar terdiri dari 5 (lima bab) dengan uraian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(13)

Bab ini merupakan informasi latar belakang masalah mengenai strategi teknologi investasi yang akan harus diterapkan guna menaikkan daya saing perusahaan sehingga dapat tercermin pada kinerja keuangan perusahaan, apakah teknologi investasi tersebut sudah digunakan dengan optimal dan memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Dengan latar belakang tersebut, dilakukan ruang lingkup masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori - teori yang menjadi dasar penelitian serta kerangka pemikiran, penelitian terdahulu, dan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, metode pengambilan sampel, variabel dan operasionalnya yang akan digunakan dalam penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data, dan diakhiri dengan teknik dalam melakukan uji hipotesis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil dari pengujian hipotesis yang dilakukan, lalu dikembangkan dan dilanjutkan dengan pembahasan analisis yang dikaitkan dengan teori.

BAB V PENUTUP

(14)

Bab ini adalah bab terakhir yang harus membuat suatu kesimpulan dari hasil analisis disertai dengan keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi tari yang demikian biasanya apabila garapan cengkok kendangnya lemah, maka terinya dirasakan sangat lemah, (coba menarilah gambyong atau ngremo tanpa kendang

Hasil dari penelitian ini adalah terumuskan 5 strategi dan kebijakan IS/IT yang sebaiknya diterapkan di FIT Tel-U berdasarkan pertimbangan 3 hal, pertama kebutuhan

Terkait dengan hal tersebut di atas, maka telaah kurikulum menjadi salah satu parameter akademik yang senantiasa perlu dilakukan sehingga tingkat kompetensi mahasiswa

Pola komunikasi yang dibangun Pemkot Cimahi kepada dua target audiens yaitu pelaku UMKM dan masyarakat dalam kampanye perubahan merek Kota Cimahi sebagai Creative City terbagi

Dari keseluruhan hasil pemeriksaan pasien dengan menggunakan tes tubex menunjukkan persentase yang positif demam tifoid cukup tinggi sedangkan yang negatif lebih

setelah ujicoba skala kecil maupun besar, agar dapat menghasilkan media yang berkualitas. Data kevalidan didapatkan dari dosen ahli media dan materi sebagai validator dari

Ringkasnya, meskipun struktur kristal serbuk ferit hasil sintesis telah sama dengan produk komersial, namun sifat-sifat magnetik magnet yang dihasilkan masih belum dapat

Pendekatan analisis yang digunakan dalam pene- litian ini antara lain analisis bioekonomi dan data envelopment analysis (DEA). Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa 1)