xii
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (2) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Jalan Toniwen no.99 kecamatan bintang, Pangkalpinang pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Santa Theresia yang berjumlah 185 siswa. Jumlah sampel adalah sebanyak 148 siswa. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi partial.
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S GUIDANCE IN CLASS, MOTIVATION AND LEARNING INTEREST TOWARDS THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING SOCIAL
SCIENCES
A Case Study on The Eighth Grade Students of Santa Theresia Junior High School in Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to find out : (1) The relation between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences ; (2) The relation between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences ; (3) The relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences.
This research was conducted on the eighth grade students of Santa Theresia Junior High School at 99 Jalan Toniwen Bintang District, Pangkalpinang in November – December 2007. The population of this research were students of the eighth grade of Santa Theresia Junior High School. The amount of the samples were 148 students. The method to collect the samples was random sampling.The data collected by distributing the questionnaire. The data analysing technique was the partial correlation.
i
MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Studi Kasus : Siswa Kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh : Cornelia Santy Kurniawati
NIM : 031334066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
iv
TUNJUK SATU BINTANG
Jangan bersedih dan putus asa
Slalu ada jalan bila kau truss berdoa
Tabur harapmu sebanyak bintang
Sebanyak bintang-bintang di angkasa
Gapai bintangmu gapai impian
Jangan menyerah sebelum kau mencoba
Saatnya tiba kau kan bahagia
Melihat bintangmu bercahaya
Tunjuk satu bintang dan raihlah
Jangan kau berhenti dan menyerah
Saatnya kan tiba bintangmu bersinar
Saat impianmu jadi nyata
(Idola cilik_2008)
U CAN...IF U THINK U CAN...
(NN)
LAST!!! BUT NEW SPIRIT WAS BORN!!!!
v
Skripsi ini saya persembahkan kepada : Tuhan Yesus dan Bunda Maria
yang selalu membimbing dan melindungi saya.
Almarhum papa F.X Wagiman
yang selalu menjaga, melindungi, menyayangi dan membesarkan saya.
Mama Elyah Kesuma yang selalu memberi dorongan, kasih sayang, dan bantuan materi kepada saya. Kakak-kakak ku tercinta : Iin,
Ema, Mas Catur, Yudhy, Mimi dan keponakanku terimut : Bagas dan Citra, thanks banget yach...atas doa kalian akhirnya diriku lulus juga...
Wardino Wenseslaus (my cupha) : dukunganmu, kasih sayangmu, kesabaranmu dan emosimu yang bisa menenangkan aku dari segala masalah.
My Best Friend : Matilda Mety
Ga’a (my mamet),
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Cornelia Santy Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 031334066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 September 2008 Yang menyatakan
viii
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat, serta bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : ”HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Studi Kasus : Siswa Kelas VIII SMP Santa Theresia Pangkalpinang)”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan keterbatasan mulai dari tahap awal maupun sampai tahap akhir. Penulis menyadari banyak pihak yang memberikan bantuan yang berupa dorongan, bimbingan, dan sarana. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama SJ., M.Sc. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ix
Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta. Terimakasih karena sudah memberikan kritik, saran, dan nasehat yang berarti kepada saya.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., terima kasih karena sudah berkenan membimbing, memberi masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dan juga telah memberikan pengalaman kerja yang sangat berarti buat saya.
6. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Wawiek Wakidjo dan Mbak Theresia Aris Sudarsilah serta segenap dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.
9. Kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan staf karyawan SMP Santa Theresia Pangkalpinang yang telah memberikan ijin dan memberikan bantuan dalam memperoleh data-data yang penulis butuhkan.
10. Kepada Alm Papa F.X. Wagiman (my hero) yang telah memberikan perlindungan, bimbingan, doa dan pelajaran yang terbaik buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
x
keponakanku yang imut (Bagas dan Citra), thanks yach...atas semua yang telah kalian berikan padaku...akhirnya, anak yang bungsu ini sudah menyelesaikan skripsi dan kuliah berkat doa dari kalian semua...I Love U All.. 13. My Cupha (Wardino Wenseslaus), terima kasih karena sudah mengikuti
perjalanan kuliah ku dari semester 1 sampai sekarang. Semua dukungan, doa, cinta dan kasih sayang dari kamu tidak akan pernah aku lupakan. I’m promise! 14. My best friend (Matilda Mety Ga’a). “Apa gunanya berlari, bila ternyata salah jalan…Apa gunanya terbang, bila tempatmu bukan di awan…Ada baiknya berjalan perlahan, agar mengerti arti dari setiap jengkal kehidupan…Akan lebih menyenangkan…Jika langkahku diiringi langkahmu…Sebagai sahabat setia…Karna itu akan lebih nyaman…FRIENDSHIP FOREVER…”
15. Seluruh keluargaku di Kebon Agung dan Pangkalpinang yang selalu membantu dan mendukung saya.
16. Kepada teman-temanku Pak B 2003 yang sangat kucintai : Anes endut, Lala, Ana, Chui, Nining, Yiska, Tiara, Siska, Wulan, Septi, Tari, Uke, Siwi, Agus, Ari W, Yudo, Encep, Dewi, Wita, Adel, Mety, Wawan, Yohana, Bram, Yeni dan semuanya….terimakasih atas bantuan, dukungan dan doanya!!!!
xi
(akun), Mbak Ela dan semuanya yang telah membantu dan mendukungku dalam menulis skripsi.
19. Untuk semua saudara dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan serta jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Yogyakarta, 5 September 2008 Penulis
xii
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (2) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Jalan Toniwen no.99 kecamatan bintang, Pangkalpinang pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Santa Theresia yang berjumlah 185 siswa. Jumlah sampel adalah sebanyak 148 siswa. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi partial.
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S GUIDANCE IN CLASS, MOTIVATION AND LEARNING INTEREST TOWARDS THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING SOCIAL
SCIENCES
A Case Study on The Eighth Grade Students of Santa Theresia Junior High School in Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to find out : (1) The relation between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences ; (2) The relation between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences ; (3) The relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences.
This research was conducted on the eighth grade students of Santa Theresia Junior High School at 99 Jalan Toniwen Bintang District, Pangkalpinang in November – December 2007. The population of this research were students of the eighth grade of Santa Theresia Junior High School. The amount of the samples were 148 students. The method to collect the samples was random sampling.The data collected by distributing the questionnaire. The data analysing technique was the partial correlation.
xiv
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR TABEL ...xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
xv
1. Minat ... 11
2. Belajar ... 16
3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar ... 19
C. Motivasi Belajar ... 19
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 19
2. Bentuk Motivasi Belajar ... 24
3. Unsur-unsur yang Berhubungan dengan Motivasi ... 26
4. Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 26
D. Prestasi Belajar ... 27
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 27
2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar ... 28
E. Kerangka Berfikir... 29
F. Hipotesis ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Jadwal Penelitian ... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 33
E. Metode Pengumpulan Data ... 34
F. Data yang Diperlukan ... 35
G. Variabel Penelitian ... 35
xvi
J. Teknis Analisis Data ... 44
BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Lingkungan Sekolah ... 49
B. Identitas Sekolah ... 49
C. Visi dan Misi ... 50
D. Tujuan
...
51E. Keadaan Sekolah ... 52
F. Personil Sekolah ... 53
G. Peserta Didik ... 54
H. Kerjasama ... 54
I. Prestasi Sekolah ... 55
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 59
B. Analisis Data ... 62
1. Uji Normalitas ... 62
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
xvii
C. Saran ... 77
xviii
Tabel 3.1 Tabel Skala Likert ... 36
Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Kuesioner ... 37
Tabel 3.3 Tabel Validitas Bimbingan Guru di Kelas ... 39
Tabel 3.4 Tabel Validitas Minat Belajar ... 40
Tabel 3.5 Tabel Validitas Motivasi Belajar ... 41
Tabel 3.6 Tabel Kriteria Reliabilitas ... 43
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 43
Tabel 3.8 Indeks dan Interpretasi Korelasi ... 47
Tabel 5.1 Penilaian Bimbingan Guru di Kelas ... 60
Tabel 5.2 Penilaian Minat Belajar ... 60
Tabel 5.3 Penilaian Motivasi Belajar ... 61
xix
Lampiran I Instrumen Penelitian ... 80
Lampiran II Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89
Lampiran III Data Induk ... 96
1. Data Induk Variabel Bimbingan Guru di Kelas ... 97
2. Data Induk Minat Siswa ... 101
3..Data Induk Motivasi Siswa ... 105
4..Data Induk Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 109
Lampiran IV Perhitungan PAP Tipe II ...114
Lampiran V Uji Normalitas ... 118
Lampiran VI Uji Korelasi ... 120
Lampiran VII Tabel F ... 125
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha meningkatkan kualitas pendidikan tanpa mengutamakan perbaikan
kualitas guru, bukan hanya omong kosong, tetapi juga telah memasung
kemerdekaan berpikir. Lalu, apa ukuran guru disebut pintar? Pertama, pintar
memberi motivasi kepada anak didik supaya mereka mempunyai idola positif
yang menjadi teladan sebagai manusia yang berbudaya. Dengan begitu siswa
tergugah empati, simpati dan semangatnya berupaya dan berusaha keras meniru
keberhasilan dan prestasinya, minimal semangat juangnya. Kedua, guru
menguasai ilmu yang harus diajarkan kepada anak didiknya. Ketiga, guru mampu
mengajarkan mata pelajaran yang menjadi tanggung-jawabnya dengan cara-cara
yang kreatif, menyenangkan, menarik, mudah, dan jelas untuk ditangkap anak
serta meresap pada anak. Keempat, guru dapat mengikuti proses kemajuan zaman,
inovatif, suka pada hal-hal baru yang terkait dengan model atau metode
pembelajaran, menggunakan alat peraga yang bervariasi serta membangun
kondisi proses pembelajaran berdasarkan kegembiraan siswa dan guru (Kompas,
04 September 2006).
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan
masyarakat suatu negara, sebab pendidikan merupakan dasar bagi perkembangan
pembangunan nasional harus didukung oleh manusia cerdas, terampil, berbudi
pekerti, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembinaan generasi muda
untuk berpartisipasi dalam proses terjadinya perubahan tertentu dengan cara
bertindak yang tepat dan selaras dengan situasi yang dihadapinya. Proses
perubahan tersebut mengalami perbuatan belajar. Proses perbuatan belajar ini
banyak sekali aspek-aspeknya, seperti latar belakang timbulnya belajar, jenis
dan bentuk-bentuk belajar, faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang
efisien, transfer dalam belajar dan sebagainya. Belajar membawa suatu perubahan
terhadap individu yang melakukannya. Perbuatan itu tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga berbentuk percakapan, sikap, pengertian,
pengharapan, minat, penyesuaian diri. Pendeknya, mengenal aspek-aspek
organisasi pribadi seseorang.
Dalam profil pendidikan, seseorang dikatakan belajar jika berusaha
mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam berbagai
pengalaman tersebut. Sebagai contoh, bagaimana cara mencapai suatu prestasi
yang tinggi. Dalam mencapai prestasi belajar, ada dua faktor yaitu faktor dari luar
dan faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam adalah segala
sesuatu yang mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar, sebagai
contoh adalah kondisi fisik, minat, dan motivasi. Faktor yang berasal dari luar
adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu siswa, sebagai contoh adalah
Agar prestasi siswa meningkat, maka siswa harus belajar dengan giat serta
mendapat bimbingan dari guru untuk mengembangkan minat belajar. Dengan
bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar, siswa dapat aktif dalam
kegiatan belajar-mengajar di kelas. Makin banyak siswa yang aktif di kelas,
makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.
Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar
dipilih untuk diteliti hubungannya dengan prestasi belajar, karena faktor tersebut
merupakan keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan belajar akan nampak
dalam prestasi belajar siswa yang diraih. Sebagai alat untuk melihat prestasi
belajar siswa, biasanya digunakan evaluasi atau test belajar. Dengan evaluasi atau
test dapat mengukur kemampuan siswa dalam menguasai suatu pelajaran.
Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
kurang baik karena kurangnya bimbingan guru di kelas, minat belajar dan
motivasi belajar siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan
pada uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul “Hubungan
antara Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar dan Motivasi Belajar
dengan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”.
B. Batasan Masalah
Dalam proposal ini, penulis membatasi masalah pada hubungan
belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Santa
Theresia Pangkalpinang.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?
2. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa ?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti tentang ;
1. ada tidaknya hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;
2. ada tidaknya hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;
3. ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru dan siswa
Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan bimbingan guru di kelas,
minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial siswa sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya dalam bidang
pendidikan.
3. Bagi penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dan dapat menerapkan teori
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan Guru
1. Pengertian Bimbingan Guru
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar,
dan juga bimbingan merupakan suatu bagian yang integral dari pendidikan.
Menurut Sukardi (1998 : 8) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri
serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan berarti pemberian
bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat
pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri
terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikologis, yang
artinya dengan bantuan itu seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri
masalah yang dihadapinya (Winkel, 1991 : 17). Bimbingan ditinjau dari
arti-arti seperti di atas, menunjukkan dua hal yaitu memberikan informasi,
menuntun atau mengarahkan ke arah suatu tujuan (Sukardi, 1983 : 63).
Dengan bimbingan di kelas diartikan suatu proses bantuan kepada
anak didik yang dilaksanakan secara terus-menerus supaya anak didik dapat
menentukan cara belajar yang efisien dan efektif.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan pengajaran di sekolah, maka
murid-murid dibimbing agar mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan
belajar secara umum adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian
yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar
dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai
perkembangan yang optimal.
Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Sukardi (1983 :
79) adalah sebagai berikut :
a. mencarikan cara-cara yang efisien dan efektif bagi anak didik;
b. menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku
pelajaran;
c. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi.
Dengan bimbingan belajar diharapkan murid-murid bisa melakukan
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai
potensi-potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.
3. Bimbingan Guru di Kelas
Bimbingan dari seorang guru dirasa sangat besar manfaatnya bagi
siswa. Siswa sebagai subyek didik tentunya dalam proses belajar banyak
mengalami masalah atau kesulitan, terutama dari diri siswa. Dengan
bimbingan dari guru, sebab selama berada di sekolah, gurulah yang
bertanggung jawab terhadap siswa.
Pendidikan (termasuk di dalam pengajaran) ialah suatu proses yang
diorganisasi dengan tujuan mencapai suatu hasil yang tampak sebagai
perubahan dalam tingkah laku anak didik. Aktivitas “mendidik” adalah
aktivitas yang melakukan pengawasan atas terjadinya perubahan tingkah laku
di pihak anak didik. Interaksi murid-murid dapat dipakai sebagai salah satu
jalan mengarah ke tujuan, apapun bentuknya tujuan itu. Guru membentuk satu
pola resesi guru-murid supaya tujuan pendidikannya tercapai. Menurut Dep. P
dan K (1973 : 155), bentuk pola itu berbeda-beda, prosedur pembimbingannya
pun berbeda-beda pula.
Dengan adanya bantuan ini diharapkan siswa dapat mengatasi sendiri
masalah yang dihadapinya saat ini dan untuk selanjutnya lebih mampu untuk
mengatasi masalah yang akan dihadapi kelak di kemudian hari. Dalam hal ini
ada unsur “kepercayaan” antara guru dan siswa, guru sebagai pihak yang
memberikan bantuan percaya bahwa siswa akan mampu menuntun dirinya
sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan
melalui bimbingan, baik di dalam pelajaran maupun di luar pelajaran
(Rooijakkers, 1991 : 27). Guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam
proses belajar maupun bimbingan di kelas misalnya guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa secara teratur dan tanpa nada mengancam sehingga
siswa bahwa “bertanya dan menjawab” bukanlah hal yang memalukan untuk
dilakukan karena hal tersebut cukup bermanfaat bagi guru itu sendiri
(Rooijakkers, 1991 : 54).
Pandangan seorang murid terhadap gurunya dan sebaliknya pandangan
guru terhadap muridnya mempengaruhi sifat bimbingan belajar yang
diberikan guru, dengan demikian tentu akan mempengaruhi prestasi belajar
yaitu perubahan tingkah laku yang diharapkan. Guru memberikan “perhatian”
dalam bimbingannya dengan memberi bantuan tambahan selama siswa
menerima penjelasan yang diberikan guru misalnya mengajak siswa untuk
membaca kembali catatannya dan memberikan kesempatan untuk berfikir
(Rooijakkers, 1991 : 29) sehingga kesulitan yang mungkin dihadapi siswa
akan cepat terdeteksi. Selain itu, cara penyampaian bantuan dan bimbingan
dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa karena jika tidak, siswa
menjadi tidak mengerti apa-apa mengenai hal yang diajarkan.
Unsur lain dalam bimbingan yang dilakukan guru adalah
“penghargaan”. Komentar ataupun reaksi terhadap kesulitan dan pertanyaan
(yang berasal dari guru maupun siswa) bernilai sama pentingnya dengan
pertanyaan itu sendiri (Rooijakkers, 1991 : 30). Pengajar harus bersikap
positif terhadap reaksi siswa (baik berupa pertanyaan maupun jawaban)
karena kegiatan belajar mengajar akan menjadi sesuatu yang menarik dan
membangun jika guru mampu menangani reaksi dan kegiatan murid secara
unsur-unsur bimbingan belajar yaitu adanya kepercayaan, perhatian dan
penghargaan.
Guru sebagai pengelola pelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan
mengelola seluruh proses belajar-mengajar dengan menciptakan
kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan
baik. Guru dengan fungsinya sebagai evaluator, dituntut untuk secara
terus-menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai muridnya. Guru sebagai
pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar dalam setiap proses belajar-mengajar
berlangsung.
Bimbingan yang dimaksud di sini adalah bimbingan yang diberikan
oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus menjadi
pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan
menuntun anak didik dalam belajar serta membantu anak didik dalam
mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam menemukan cara yang
tepat. Bimbingan dalam penelitian ini adalah bimbingan yang dilakukan guru
dalam membantu murid untuk lebih mendalami suatu materi khususnya
akuntansi. Bimbingan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa bagi yang kurang mampu dalam menguasai mata pelajaran Ilmu
B. Minat Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Minat
Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi
tertentu. Menurut Hornby (1974 : 45), Wayan Nurkancana (1981 : 124),
Kartini Kartono (1980 : 109) minat pada hakikatnya merupakan perhatian,
keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan sesuatu obyek walaupun tidak
ada yang menyuruh. Minat mengandung unsur keinginan, baik keinginan
untuk memiliki maupun keinginan untuk mengetahui obyek yang diingini.
Walgito (1982 : 123) mengatakan bahwa keinginan merupakan usaha aktif
menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga mengandung unsur rasa suka
atau rasa senang terhadap suatu obyek. Sebagai contoh, seseorang yang suka
akan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka orang itu akan merasa
senang melihat, membaca dan mengerjakan sesuatu yang berhubungan
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Minat menurut Winkel (1980 : 105)
diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik
pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari
materi tersebut. Slameto (1988 : 183) mengatakan bahwa beberapa ahli
pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan
minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat
Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada disarankan agar
pengajar membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai
dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara
suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di
masa yang akan datang, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran harus tetap
dijaga serta suasana pelajaran.
Minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif. Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Aspek afektif, konsep
yang membangun minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang
ditimbulkan oleh minat.
Minat merupakan suatu perasaan atau sikap, oleh karena itu
keberadaan dan kekuatannya hanya dapat diduga. Menurut Sukardi (1988 :
63) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat, yaitu sebagai
berikut.
a. Minat yang diekspresikan (expressed interest), yaitu seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contohnya :
seseorang mengatakan bahwa dirinya suka mempelajari Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
b. Minat yang diwujudkan (manifest interest), yaitu seseorang dapat
atau perbuatan, ikut berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu.
Contohnya : siswa yang aktif dalam salah satu kegiatan sekolah.
c. Minat yang diinventarisasikan (inventoried interest), yaitu seseorang dapat
diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu
atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
Faktor-faktor pendorong minat adalah sebagai berikut.
a. Drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup.
b. Dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan
determinantdi atas.
c. Kegiatan mencapai tujuan. Komponen ini dilandasi oleh komponen
dorongan drive determinant dan dorongan keadaan hingga tercapainya
tujuan individu.
d. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai serta keinginan dan
kebutuhan telah tercapai.
e. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain
yang baru, yang menghendaki perumusannya.
Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau berkelanjutan
dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat
seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya ke dalam suatu hal
(Soewardi, 1987 : 183). Minat berhubungan dengan kecenderungan individu
untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan
kebutuhan dan pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada
suatu obyek yang banyak sangkut-pautnya dengan individu. Minat seseorang
dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui
pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek.
Super dan Crites yang dikutip oleh Kils (1988 : 33) mengemukakan
bahwa ada empat cara untuk mengetahui minat seseorang melalui :
a. pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak
disenangi;
b. pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan;
c. tes obyektif;
d. tes minat yang telah dipersiapkan secara baku
Seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat
anak-anak antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan minat anak-anak
Setiap guru perlu mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat
anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada
umumnya dan dalam pendidikan serta pengajaran pada khususnya. Guru
yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya
sebagai seorang pengajar yang baik.
Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas
guru untuk mengembangkan minat tersebut.
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik
Oleh karena itu, sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan
anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat. Sekolah harus mengembangkan
aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh dari pengalaman
belajar. Dengan demikian, perlu meningkatkan minat dalam diri anak karena
peningkatan minat merupakan bantuan terhadap anak agar memandang sendiri
hubungan antara materi pelajaran dengan dirinya sebagai individu. Minat
yang timbul dari anak-anak merupakan pendorong bagi anak-anak dalam
melaksanakan usahanya. Jadi minat adalah sangat penting dalam dunia
pendidikan, sebab minat merupakan sumber dari usaha. Sering muncul
pertanyaan bagaimana seseorang dapat berminat terhadap suatu obyek? Pada
kenyataannya, anak-anak tidak dilahirkan dengan minat yang sudah tersedia,
sebaliknya minat adalah hasil dari belajar, yaitu sebagai berikut.
a. Belajar coba-ralat, yaitu anak-anak menemukan bahwa sesuatu itu
menarik perhatian mereka. Bila dikombinasikan dengan bimbingan
belajar, coba-ralat merupakan cara yang berharga untuk mengembangkan
minat baru, karena anak mempunyai kesempatan mencoba apa yang
menarik bagi mereka dan melihat apakah hal itu benar-benar memenuhi
b. Dalam belajar melalui identifikasi dengan orang yang dikagumi,
anak-anak mengambil-alih minat orang lain dan juga perilaku mereka sebagai
pola tingkah lakunya.
c. Minat mungkin berkembang melalui bimbingan dan pengarahan seseorang
yang mahir dalam menilai kemampuan anak.
Dengan demikian, yang dimaksud minat dalam penelitian ini adalah
perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang dilakukan yang
merupakan suatu gejala dari belajar. Winkel (1983 : 150) menyebutkan belajar
adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,
kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan,
dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang merupakan
hasil dari belajar.
Dalam metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar, Hamalik (1983 :
21) menyebutkan bahwa belajar adalah merupakan integrasi dari berbagai
pandangan tentang belajar dari ketiga teori, yaitu sebagai berikut.
Manusia terdiri dari berbagai daya upaya seperti daya pikir, mengingat
dan mengenal. Belajar di sini dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu
agar dapat berkembang.
b. Ilmu jiwa asosiasi
Manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke
dalam jiwa kita. Jadi belajar di sini artinya membentuk
hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubungan-hubungan-hubungan-hubungan itu agar
bertalian erat.
c. Ilmu jiwa gestalt atau organisme
Jiwa manusia terdiri dari satu keseluruhan yang bulat dan berstruktur
sehingga manusia beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan.
Jadi belajar di sini artinya mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir
secara kritis.
Dengan demikian, belajar adalah suatu proses akhir dimana terjadi
hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan
lingkungannya. Menurut Ahmadi (1991 : 130-131), ada beberapa ciri yang
berhubungan dengan masalah belajar, ciri-ciri tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Dalam belajar terdapat perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang
diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.
b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif,
c. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi suatu yang relatif menetap
d. Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman dan latihan
e. Belajar merupakan proses usaha yang artinya belajar berlangsung dalam
kurun waktu yang relatif lama.
Menurut Ahmadi (1991 : 130-131), pengertian belajar dapat
dikemukakan dalam lima karakteristik/sifat sebagai berikut.
a. Belajar terjadi dalam situasi yang berarti secara individual, belajar sebagai
proses perubahan tingkah laku.
b. Motivasi sebagai daya penggerak
c. Hasil belajar adalah kebulatan pada tingkah laku
d. Murid menghadapi situasi secara pribadi
e. Belajar adalah mengalami apa yang artinya menghayati sesuatu aktual
penghayatan yang mana akan menimbulkan respon-respon tertentu dari
pihak murid.
Masyarakat lebih percaya pada hasil belajar dari suatu lembaga
pendidikan atau sekolah, karena di sekolah siswa benar-benar belajar dengan
baik dengan adanya peraturan dari sekolah. Fungsi pendidikan itu sendiri
adalah melatih siswa atau anak didik untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan, nilai-nilai serta sikap yang telah distandarkan menurut
ukuran-ukuran tertentu sehingga mendorong perkembangan individu sebagai warga
3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar sangat berhubungan
dengan minat. Menurut Prayitno, Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan
perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan
minat stabil ;
b. kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah, namun karena luasnya
lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah ;
c. pengaruh orang tua, orang tua mempengaruhi sikap anak ;
d. hubungan guru dengan murid ;
e. penerimaan kelompok oleh teman sebaya ;
f. keberhasilan akademis ;
g. lingkungan sosial.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “mover” yang
artinya sebagai “menggerak”, dalam bahasa Inggris bersumber pada kata “to
move” yang bila dihubungkan dengan tingkah laku manusia berarti sesuatu
yang menggerakkan timbulnya prilaku. Helmut and Eberhand (1983 : 4),
Bigge and Hunt (1980 : 30) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan rasa
keinginannya tersebut. Wexley and Yude (1984 : 13) menyatakan bahwa
motivasi adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku seseorang
menjadi lebih kuat dan terarah pada sesuatu yang sedang dikerjakan. Dengan
demikian sikap terhadap motivasi belajar adalah dorongan rasa ingin tahu dan
usaha seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.
Pengukuran terhadap motivasi perlu dilakukan dengan melihat
peranannya yang sangat menentukan terhadap belajar siswa. Menurut para
ahli pendidikan, bahwa dalam dunia pendidikan perhatian terhadap usaha
memotivasi anak didik mutlak perlu. Konsentrasi merupakan salah satu unsur
pokok yang perlu untuk belajar dengan baik dan mencapai keberhasilan
belajar (The Liang Gie, 1980 : 30). Oleh karena itu motivasi belajar siswa
perlu mendapat perhatian agar tetap tinggi.
Motivasi mempengaruhi seseorang untuk melakukan usaha kegiatan,
dapat timbul dari dalam dirinya sendiri atau timbul akibat pengaruh dari luar.
Menurut Bigge and Hunt (1986 : 30), motivasi dapat timbul karena adanya
kebutuhan dan rangsangan. Kebutuhan akan menimbulkan dorongan dari
dalam diri. Oleh karena itu perlu pembekalan dengan berbagai rangsangan
kepada siswa sehingga dalam diri siswa tersebut, belajar adalah suatu
kebutuhan, dengan demikian mereka berkeinginan dan berusaha dalam
kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang baik.
Motivasi belajar terdiri dari tiga komponen yaitu : (1) dorongan
Dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, mengerti dan
memecahkan masalah. Dorongan kognitif timbul didalam interaksi individu
dengan yang dipelajari. Harga diri adalah kebutuhan untuk memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan untuk mendapat status. Ada orang yang tekun
belajar dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik bukan terutama untuk
memperoleh pengetahuan/keterampilan, melainkan hanya semata-mata untuk
memperoleh status atau harga diri. Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan
untuk menguasai bahan pelajaran untuk memperoleh pembenaran/penerimaan
dari teman-temannya atau orang lain untuk dapat memberi status kepadanya.
Teevan and Smith (1976 : 11) melakukan penelitian yang hasilnya
menyatakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi selalu
berusaha kontinyu sampai meraih tujuan yang dicita-citakannya, selalu dapat
berhasil menyelesaikan setiap persoalan, selalu membutuhkan pemusatan
(konsentrasi) pikiran.
Usaha belajar yang disebutkan diatas sangat tepat bagi mereka yang
mempunyai motivasi belajar tinggi dan sedikit kemungkinan dapat dilakukan
oleh mereka yang motivasi belajarnya rendah. Oleh karena itu motivasi
belajar siswa mutlak perlu mendapat perhatian agar mereka tetap memiliki
motivasi belajar tinggi, sehingga selalu berkeinginan dan berusaha dalam
kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah selalu aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, bila belum dapat memahami penjelasan dari
lain. Di rumah selalu berusaha mengerjakan semua tugas-tugas dengan baik,
dengan memanfaatkan waktu yang luang untuk membaca buku yang
mendukung dan menambah pengetahuan yang sudah dimiliki.
Pada hakekatnya, setiap individu memiliki motivasi terhadap suatu
obyek/tujuan yang dihadapi. Motivasi adalah tenaga penggerak yang
menimbulkan atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dikemukakan oleh (Suardiman 1985 : 94) ada tiga kebutuhan pokok yang
menyebabkan seseorang yang berusaha untuk mencapai suatu obyek yang
dikehendaki, ketiga kebutuhan tersebut yaitu : kebutuhan berprestasi,
kebutuhan berafiliasi dan kebutuhan berkuasa. Ketiga konsep kebutuhan
tersebut lebih dikenal dengan “social motives theory”. Pengertian kebutuhan
berprestasi (motivasi berprestasi) disebut sebagai keberhasilan bersaing
dengan beberapa keunggulan. Sejalan dengan batasan diatas, Boocock (1968 :
74) menyatakan bahwa motivasi mengacu pada respon individu terhadap
situasi dimana standar terbaik dapat dilibatkan pada tingkah lakunya.
Sedangkan Marjoribanks (1968 : 11) berpendapat bahwa motivasi
memberikan daya dorong psikologis untuk mengungguli dimana standar
terbaik dilibatkan.
Menurut Heckhausen yang dikutip oleh Sri Mulyani Martaniah (1984 :
23), membedakan tiga standar keunggulan. Pertama yang berhubungan
dengan tugas yaitu menilai atas dasar kesempurnaan hasil. Kedua yang
atau prestasi yang sebelumnya. Ketiga yang berhubungan dengan orang lain
yaitu membandingkan dengan hasil orang lain. Di lain pihak, Winkel (1983 :
29) mengemukakan bahwa ukuran mengenai taraf tinggi rendah hasil belajar
mungkin itu ditentukan oleh siswa sendiri. Kalau taraf yang ditentukan itu
tercapai, siswa akan merasa puas dan kalau tidak, siswa akan merasa kecewa.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dalam kegiatan belajar-mengajar, dikenal adanya motivasi belajar
yaitu keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar-mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu
tujuan (Winkel, 1989 : 92).
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Maka dari itu motivasi belajar penting bagi guru dan siswa (Dimyati dan
Mudjiono, 1994 : 85). Bila motivasi disadari oleh siswa, maka sesuatu
pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Guru
juga mempunyai tugas untuk mengubah siswa tak berminat menjadi
bersemangat belajar, mengubah siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan merasa menyesal pada
dirinya sendiri apabila prestasi belajarnya tidak sebaik yang diharapkan,
karena harapannya mencapai prestasi yang baik, kalau ia berusaha. Hal ini
diungkapkan oleh Hudgins (1983 : 409) bahwa mereka yang mempunyai
motivasi tinggi, kegagalan disebabkan kurangnya usaha sehingga mereka
menyesal kepada diri sendiri, karena dia yakin bahwa dirinya mampu
melakukan dengan baik.
Usaha untuk mencapai hasil yang baik tersebut berkaitan dengan
harapan sukses dan kecendrungan menghindari kegagalan. Makin tinggi
harapan untuk berhasil dengan prestasi yang baik dan kegigihan untuk
menghindari kegagalan yang diikuti semangat untuk berusaha adalah kondisi
utama untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
2. Bentuk Motivasi Belajar
Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk (Winkel, 1983 : 27), yaitu
sebagai berikut.
a. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena
pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan
perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri siswa untuk
belajar. Menurut Sudirman, yang tergolong dalam motivasi ekstrinsik
hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah yang
dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial, belajar demi
memperoleh pujian dari orang lain, dan belajar demi tuntutan yang diraih.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi
ekstrinsik yaitu :
1. Memberikan penghargaan dan celaan
2. Persaingan atau kompetisi
3. Hadiah dan hukuman
4. Pemberitahuan tentang kemajuan belajar siswa
b. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh
faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku yang
terjadi tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Jadi motivasi
muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan orang lain. Individu bertingkah
laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak
dapat kita lihat sumbernya dari luar atau dengan kata lain individu
terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya
faktor luar.
Di dalam proses belajar individu yang termotivasi secara intrinsik
dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas
sebenarnya. Individu yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih
baik dalam belajar daripada individu yang termotivasi secara ekstrinsik.
3. Unsur-unsur yang Berhubungan dengan Motivasi
Ada beberapa unsur yang berhubungan dengan motivasi belajar.
(Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 97) mengemukakan unsur-unsur tersebut
adalah :
a. cita-cita/aspirasi siswa;
b. kemampuan siswa;
c. kondisi siswa;
d. kondisi lingkungan siswa;
e. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran;
f. upaya guru dalam membelajarkan siswa.
4. Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Di dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi sangat diperlukan
baik dari dalam maupun dari luar siswa itu sendiri. Motivasi bagi
pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan
dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam
kaitan itu perlu diketahui cara meningkatkan motivasi siswa, dalam hal
ini guna meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa bentuk dan cara untuk meningkatkan motivasi dalam
belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 101), yaitu :
a. optimalisasi penerapan prinsip belajar;
b. optimalisasi unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran;
c. optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa;
d. pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.
Dengan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang tinggi siswa
akan merasa senang belajar akuntansi dan terdorong untuk belajar giat serta
mendapatkan suatu prestasi yang memuaskan bagi siswa.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1987 : 36) belajar adalah suatu aktivitas mental/
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan
nilai-nilai tes yang diberikan oleh guru.
Menurut Rostiyah (1982 : 159) faktor yang berhubungan dengan
belajar adalah dapat digolongkan menjadi 2 (dua).
a. Faktor eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar individu, antara lain :
1. faktor dari lingkungan keluarga ;
2. faktor yang datang dari masyarakat ;
3. faktor yang datang dari lingkungan sekolah.
Faktor-faktor eksternal tersebut sangat mempengaruhi siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
b. Faktor internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul
dari diri anak itu sendiri. Faktor internal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Minat terhadap bahan pelajaran
Dalam mengikuti pelajaran di sekolah hendaknya siswa mempunyai
minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Tujuan belajar siswa
Tujuan yang samar-samar dan tidak realistis akan menjadi penghalang
atas kemajuan belajarnya. Bukan kemajuan yang akan diperoleh
melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat.
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang.
Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang vitamin
merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar.
4. Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang diajarkan
dan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih
luas. Untuk itu bisa memahami dan mengerti isi pelajaran yang
diperlukan.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Bimbingan Guru di Kelas dengan Prestasi Belajar
Siswa
Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata
pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan guru kepada siswa dalam hal pelajaran. Bimbingan yang
diberikan guru kepada murid tentu mempunyai maksud yang baik.
Dengan bimbingan dari guru, siswa menjadi berminat untuk belajar
sehingga prestasi siswa dapat lebih baik.
Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata
pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Minat
belajar sangat berperan untuk menentukan keberhasilan prestasi belajar siswa
khususnya mata pelajaran IPS.
3. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata
pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan menimbulkan
arah pada kegiatan belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi yang
diberikan guru yang tepat sasaran akan meningkatkan semangat belajar
sehingga prestasi belajar anak tersebut akan meningkat.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan
penelitian. Berdasarkan kajian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai
berikut.
1. Ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa
2. Ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
3. Ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini ditinjau dari segi tujuan termasuk penelitian terapan, karena
dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan
suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis
(Sugiyono, 1999 : 5).
Ditinjau menurut metodenya, penelitian ini termasuk penelitian survei
karena penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil populasi tersebut sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel (Sugiyono, 1999 : 7). Dilihat dari jenis data, penelitian ini termasuk data
kuantitatif karena data berupa angka atau data kualitatif yang diangkakan
(Sugiyono, 1999 : 14).
B. Jadwal Penelitian
Waktu : Bulan November – Desember 2007
Tempat : SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang akan diteliti atau orang yang
akan menjadi subyek informasi. Di sini yang akan menjadi subyek dari
penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 8 SMP Santa Theresia Pangkalpinang.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah objek yang berkaitan dengan sasaran
penelitian yakni data atau informasi apa yang akan dicari. Objek penelitian
yang diperlukan adalah bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi
belajar dan prestasi belajar IPS.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas 8 SMP Santa
Theresia Pangkalpinang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dalam penelitian ini, digunakan sampel karena mengingat
keterbatasan waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel
sebanyak 148 siswa.
3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan undian sehingga semua
subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang
sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan menjadi sampel.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian digunakan alat pengumpul data. Alat pengumpul
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kuesioner
Kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (1991 : 124) adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui.
Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengungkapkan data tentang bimbingan
guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar mata pelajaran IPS siswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan data yang sudah ada di
SMP Santa Theresia Pangkalpinang. Data tersebut meliputi data-data
monografi tentang keadaan sekolah seperti jumlah siswa, jumlah guru,
F. Data Yang Diperlukan
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
daftar pertanyaan yang meliputi tentang :
a. data pribadi siswa ;
b. bimbingan guru di kelas ;
c. minat belajar siswa ;
d. motivasi belajar siswa.
G. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 1993 : 91). Variabel penelitian ini dapat disebutkan sebagai
berikut.
1. Variabel bebas (X) adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki berbagai
aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya
variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bimbingan guru di kelas
b. Minat belajar siswa
c. Motivasi belajar siswa
2. Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar yang merupakan hasil belajar
H. Pengukuran Variabel Penelitian
1. Untuk mengukur bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar
IPS siswa digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Skala Likert yang digunakan sebagai
berikut : sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju diberi
skor 5, 4, 3, 2, 1.
Dalam skala likert ini digunakan pengukuran sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jawaban Pertanyaan Positif Pertanyaan negatif - Sangat Setuju (SS)
- Setuju (S) - Netral (N)
- Tidak Setuju (TS)
- Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Adapun pengelompokkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Varibel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah :
1) pengaruh bimbingan guru di kelas ;
2) minat belajar ;
b. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi
belajar dalam mata pelajaran IPS.
Adapun indikator dari masing-masing variabel nampak dalam Tabel di bawah
ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator Item positif Item negatif
1. Bimbingan guru
2. Minat belajar
3. Motivasi belajar
a. Kepercayaan b. Perhatian c. Penghargaan a. Keinginan siswa
dalam belajar b. Sikap siswa dalam
mengikuti pelajaran c. Suasana pelajaran a. Ketekunan b. Dorongan untuk
lebih baik c. Memenuhi
kewajiban d. Tuntutan yang
diraih e. Hukuman
1, 2, 4, 5, 6 8, 9
1, 3, 4, 5, 7, 8 9
1, 2
3
4, 5, 6, 7
2. Prestasi belajar IPS siswa dapat diperoleh dari dokumentasi nilai raport yang
ada di sekolah SMP Santa Theresia Pangkalpinang.
I. Pengujian Kuesioner
Untuk mengetahui apakah kuesioner ini valid dan reliabel atau tidak maka
perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas sebagai berikut.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi
atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dalam penelitian ini, besar koefisien validitas yang digunakan dalam
menganalisis soal menggunakan rumus Product-Moment Pearson (Arikunto,
1996 : 254) :
2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :N = jumlah responden
X = skor item
Y = skor total
Setelah koefisien relasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan product
moment tabel (rtb) pada taraf signifikan 5% dan N. Jika rxy > rtb berarti alat
ukur tersebut valid.
Pelaksanaan analisis uji coba validitas penelitian ini diberikan kepada
siswa kelas 8 A SMP Santa Theresia Pangkalpinang dengan jumlah responden
37 siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka tingkat validitas
kuesioner telah diuji dan untuk proses perhitungan, peneliti menggunakan
bantuan program komputer yaitu SPSS pada taraf signifikansi 5% dan jumlah
n : 37 dengan dk = n – 2 (dk = 37-2 = 35) sehingga di dapat rtabelsebesar
0,325.
a. Bimbingan Guru di Kelas
Butir pertanyaan dari variabel bimbingan guru yang berjumlah 10 butir
diperoleh 10 butir semuanya valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran
uji validitas dan untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran.
Tabel 3.3
Validitas Bimbingan Guru di Kelas
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Bimb.G 7 Bimb.G 8 Bimb.G 9 Bimb.G 10 0,426 0,441 0,391 0,772 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid
b. Minat Belajar
Butir pertanyaan dari variabel kepuasan kerja yang berjumlah 10 butir dan
juga diperoleh 10 butir yang valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran
uji validitas dan untuk hasil selengkapnya ada di lampiran.
Tabel 3.4
Validitas Minat Belajar
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Min.Blj 1 Min.Blj 2 Min.Blj 3 Min.Blj 4 Min.Blj 5 Min Blj 6 Min.Blj 7 Min.Blj 8 Min Blj 9 Min Blj 10
c. Motivasi Belajar
Butir pertanyaan dari variabel motivasi belajar yang berjumlah 10 butir
dan juga diperoleh 10 butir yang valid. Berikut ini disajikan hasil
pengukuran uji validitas dan hasil selengkapnya ada pada lampiran.
Tabel 3.5
Validitas Motivasi Belajar
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Mo.Blj 1 Mo.Blj 2 Mo.Blj 3 Mo.Blj 4 Mo.Blj 5 Mo.Blj 6 Mo.Blj 7 Mo.Blj 8 Mo.Blj 9 Mo.Blj 10 0,611 0,386 0,460 0,606 0,581 0,501 0,586 0,398 0,336 0,358 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu (Arikunto, 1996:168). Menurut Suharsimi Arikunto (1996:190-191),
untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan
22 1 1 b b tt k k r Keterangan:
rtt : Reliabilitas
K : Banyaknya butir pertanyaan
2b
: Jumlah varians butir
2
b
: Varians total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Jika koefisien alpha rtabel dengan taraf signifikan 5 %, maka
instrumen penelitian tersebut reliabel. Sebaliknya alpha rtabeldengan taraf
signifikan 5 %, maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, maka angka reliabilitas hasil
perhitungan dibandingkan dengan indeks korelasi (Hadi, 2004:303) dalam
tabel berikut.
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas
Indeks Korelasi Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan bantuan program komputer
SPSS pada taraf signifikansi 5 %. Adapun sampel yang digunakan berukuran
n = 37. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil rhitung= 0,874 untuk variabel
bimbingan guru, rhitung = 0,838 untuk variabel minat belajar, rhitung = 0,804
untuk variabel motivasi belajar. Dalam penelitian ini, semua variabel
mempunyai r hitung yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan
bahwa instrumen dalam kuesioner ini dapat diandalkan atau reliabel.
Tabel. 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
r
hitung
Indeks Korelasi Keterangan
Bimbingan guru
Minat belajar
Motivasi belajar
0,874
0,838
0,804
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam
kuesioner ini sudah dianggap memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik
yaitu valid dan reliabel. Jadi instrumen bimbingan guru, minat belajar dan
J. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi.
a) Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah
skor-skor dalam sampel dapat masuk akal dianggap berasal dari suatu
populasi dengan distribusi teoritis (Siegel, 1997 : 59). Uji normalitas
menguji apakah pada model regresi, variabel dependen, variabel independent,
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
b) Pengujian Hipotesis Penelitian
Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Untuk menguji hipotesis 1 digunakan teknik analisis korelasi parsial
(Sugiyono, 2005:221)..
2 1
.xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r Keterangan: 2 1
.xx y
r : koefisien korelasi partial antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa
1
yx
r : koefisien korelasi antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa
2
yx
2 1x
x
r : Koefisien korelasi antara bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar
untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan
(rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:
thitung=
p p
r n r
2 1
3
keterangan:
rp : Koefisien korelasi antara bimbingan guru dengan prestasi belajar n : Jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji
terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara
bimbingan guru dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung< ttabel
pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara variabel
tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan hubungan antara
bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ilmu
Pengetahuan Sosial.
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan tabel
interpretasi korelasi (Sugiyono, 2005:216).
b. Untuk menguji hipotesis 2 digunakan teknik analisis korelasi parsial
2 1
.xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r Keterangan: 2 1
.xx y
r : koefisien korelasi partial antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
1
yx
r : koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2
yx
r : koefisien korelasi antara bimbingan guru, motivasi belajar dan prestasi belajar
2 1x
x
r : Koefisien korelasi antara minat belajar, bimbingan guru dan motivasi belajar
untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan
(rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:
thitung=
p p r n r 2 1 3 keterangan:
rp : Koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar n : Jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji
terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara
minat belajar dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung < ttabel
pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara varia