• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang."

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

xii

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang

Cornelia Santy Kurniawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (2) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Jalan Toniwen no.99 kecamatan bintang, Pangkalpinang pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Santa Theresia yang berjumlah 185 siswa. Jumlah sampel adalah sebanyak 148 siswa. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi partial.

(2)

xiii

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S GUIDANCE IN CLASS, MOTIVATION AND LEARNING INTEREST TOWARDS THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING SOCIAL

SCIENCES

A Case Study on The Eighth Grade Students of Santa Theresia Junior High School in Pangkalpinang

Cornelia Santy Kurniawati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research aims to find out : (1) The relation between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences ; (2) The relation between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences ; (3) The relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences.

This research was conducted on the eighth grade students of Santa Theresia Junior High School at 99 Jalan Toniwen Bintang District, Pangkalpinang in November – December 2007. The population of this research were students of the eighth grade of Santa Theresia Junior High School. The amount of the samples were 148 students. The method to collect the samples was random sampling.The data collected by distributing the questionnaire. The data analysing technique was the partial correlation.

(3)

i

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Studi Kasus : Siswa Kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : Cornelia Santy Kurniawati

NIM : 031334066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

(4)
(5)
(6)

iv

TUNJUK SATU BINTANG

Jangan bersedih dan putus asa

Slalu ada jalan bila kau truss berdoa

Tabur harapmu sebanyak bintang

Sebanyak bintang-bintang di angkasa

Gapai bintangmu gapai impian

Jangan menyerah sebelum kau mencoba

Saatnya tiba kau kan bahagia

Melihat bintangmu bercahaya

Tunjuk satu bintang dan raihlah

Jangan kau berhenti dan menyerah

Saatnya kan tiba bintangmu bersinar

Saat impianmu jadi nyata

(Idola cilik_2008)

U CAN...IF U THINK U CAN...

(NN)

LAST!!! BUT NEW SPIRIT WAS BORN!!!!

(7)

v

Skripsi ini saya persembahkan kepada :Tuhan Yesus dan Bunda Maria

yang selalu membimbing dan melindungi saya.

Almarhum papa F.X Wagiman

yang selalu menjaga, melindungi, menyayangi dan membesarkan saya.

Mama Elyah Kesuma yang selalu memberi dorongan, kasih sayang, dan bantuan materi kepada saya.Kakak-kakak ku tercinta : Iin,

Ema, Mas Catur, Yudhy, Mimi dan keponakanku terimut : Bagas dan Citra, thanks banget yach...atas doa kalian akhirnya diriku lulus juga...

Wardino Wenseslaus (my cupha) : dukunganmu, kasih sayangmu, kesabaranmu dan emosimu yang bisa menenangkan aku dari segala masalah.

My Best Friend : Matilda Mety

Ga’a (my mamet),

(8)
(9)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Cornelia Santy Kurniawati

Nomor Mahasiswa : 031334066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 September 2008 Yang menyatakan

(10)

viii

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat, serta bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : ”HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Studi Kasus : Siswa Kelas VIII SMP Santa Theresia Pangkalpinang)”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan keterbatasan mulai dari tahap awal maupun sampai tahap akhir. Penulis menyadari banyak pihak yang memberikan bantuan yang berupa dorongan, bimbingan, dan sarana. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama SJ., M.Sc. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

ix

Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta. Terimakasih karena sudah memberikan kritik, saran, dan nasehat yang berarti kepada saya.

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., terima kasih karena sudah berkenan membimbing, memberi masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dan juga telah memberikan pengalaman kerja yang sangat berarti buat saya.

6. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Wawiek Wakidjo dan Mbak Theresia Aris Sudarsilah serta segenap dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.

9. Kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan staf karyawan SMP Santa Theresia Pangkalpinang yang telah memberikan ijin dan memberikan bantuan dalam memperoleh data-data yang penulis butuhkan.

10. Kepada Alm Papa F.X. Wagiman (my hero) yang telah memberikan perlindungan, bimbingan, doa dan pelajaran yang terbaik buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

(12)

x

keponakanku yang imut (Bagas dan Citra), thanks yach...atas semua yang telah kalian berikan padaku...akhirnya, anak yang bungsu ini sudah menyelesaikan skripsi dan kuliah berkat doa dari kalian semua...I Love U All.. 13. My Cupha (Wardino Wenseslaus), terima kasih karena sudah mengikuti

perjalanan kuliah ku dari semester 1 sampai sekarang. Semua dukungan, doa, cinta dan kasih sayang dari kamu tidak akan pernah aku lupakan. I’m promise! 14. My best friend (Matilda Mety Ga’a). “Apa gunanya berlari, bila ternyata salah jalan…Apa gunanya terbang, bila tempatmu bukan di awan…Ada baiknya berjalan perlahan, agar mengerti arti dari setiap jengkal kehidupan…Akan lebih menyenangkan…Jika langkahku diiringi langkahmu…Sebagai sahabat setia…Karna itu akan lebih nyaman…FRIENDSHIP FOREVER…”

15. Seluruh keluargaku di Kebon Agung dan Pangkalpinang yang selalu membantu dan mendukung saya.

16. Kepada teman-temanku Pak B 2003 yang sangat kucintai : Anes endut, Lala, Ana, Chui, Nining, Yiska, Tiara, Siska, Wulan, Septi, Tari, Uke, Siwi, Agus, Ari W, Yudo, Encep, Dewi, Wita, Adel, Mety, Wawan, Yohana, Bram, Yeni dan semuanya….terimakasih atas bantuan, dukungan dan doanya!!!!

(13)

xi

(akun), Mbak Ela dan semuanya yang telah membantu dan mendukungku dalam menulis skripsi.

19. Untuk semua saudara dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan serta jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Yogyakarta, 5 September 2008 Penulis

(14)

xii

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang

Cornelia Santy Kurniawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (2) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Jalan Toniwen no.99 kecamatan bintang, Pangkalpinang pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Santa Theresia yang berjumlah 185 siswa. Jumlah sampel adalah sebanyak 148 siswa. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi partial.

(15)

xiii

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S GUIDANCE IN CLASS, MOTIVATION AND LEARNING INTEREST TOWARDS THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING SOCIAL

SCIENCES

A Case Study on The Eighth Grade Students of Santa Theresia Junior High School in Pangkalpinang

Cornelia Santy Kurniawati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research aims to find out : (1) The relation between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences ; (2) The relation between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences ; (3) The relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences.

This research was conducted on the eighth grade students of Santa Theresia Junior High School at 99 Jalan Toniwen Bintang District, Pangkalpinang in November – December 2007. The population of this research were students of the eighth grade of Santa Theresia Junior High School. The amount of the samples were 148 students. The method to collect the samples was random sampling.The data collected by distributing the questionnaire. The data analysing technique was the partial correlation.

(16)

xiv

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ...xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

(17)

xv

1. Minat ... 11

2. Belajar ... 16

3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar ... 19

C. Motivasi Belajar ... 19

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 19

2. Bentuk Motivasi Belajar ... 24

3. Unsur-unsur yang Berhubungan dengan Motivasi ... 26

4. Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 26

D. Prestasi Belajar ... 27

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 27

2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar ... 28

E. Kerangka Berfikir... 29

F. Hipotesis ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Jadwal Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 33

E. Metode Pengumpulan Data ... 34

F. Data yang Diperlukan ... 35

G. Variabel Penelitian ... 35

(18)

xvi

J. Teknis Analisis Data ... 44

BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Lingkungan Sekolah ... 49

B. Identitas Sekolah ... 49

C. Visi dan Misi ... 50

D. Tujuan

...

51

E. Keadaan Sekolah ... 52

F. Personil Sekolah ... 53

G. Peserta Didik ... 54

H. Kerjasama ... 54

I. Prestasi Sekolah ... 55

BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 59

B. Analisis Data ... 62

1. Uji Normalitas ... 62

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

(19)

xvii

C. Saran ... 77

(20)

xviii

Tabel 3.1 Tabel Skala Likert ... 36

Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Kuesioner ... 37

Tabel 3.3 Tabel Validitas Bimbingan Guru di Kelas ... 39

Tabel 3.4 Tabel Validitas Minat Belajar ... 40

Tabel 3.5 Tabel Validitas Motivasi Belajar ... 41

Tabel 3.6 Tabel Kriteria Reliabilitas ... 43

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 43

Tabel 3.8 Indeks dan Interpretasi Korelasi ... 47

Tabel 5.1 Penilaian Bimbingan Guru di Kelas ... 60

Tabel 5.2 Penilaian Minat Belajar ... 60

Tabel 5.3 Penilaian Motivasi Belajar ... 61

(21)

xix

Lampiran I Instrumen Penelitian ... 80

Lampiran II Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89

Lampiran III Data Induk ... 96

1. Data Induk Variabel Bimbingan Guru di Kelas ... 97

2. Data Induk Minat Siswa ... 101

3..Data Induk Motivasi Siswa ... 105

4..Data Induk Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 109

Lampiran IV Perhitungan PAP Tipe II ...114

Lampiran V Uji Normalitas ... 118

Lampiran VI Uji Korelasi ... 120

Lampiran VII Tabel F ... 125

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha meningkatkan kualitas pendidikan tanpa mengutamakan perbaikan

kualitas guru, bukan hanya omong kosong, tetapi juga telah memasung

kemerdekaan berpikir. Lalu, apa ukuran guru disebut pintar? Pertama, pintar

memberi motivasi kepada anak didik supaya mereka mempunyai idola positif

yang menjadi teladan sebagai manusia yang berbudaya. Dengan begitu siswa

tergugah empati, simpati dan semangatnya berupaya dan berusaha keras meniru

keberhasilan dan prestasinya, minimal semangat juangnya. Kedua, guru

menguasai ilmu yang harus diajarkan kepada anak didiknya. Ketiga, guru mampu

mengajarkan mata pelajaran yang menjadi tanggung-jawabnya dengan cara-cara

yang kreatif, menyenangkan, menarik, mudah, dan jelas untuk ditangkap anak

serta meresap pada anak. Keempat, guru dapat mengikuti proses kemajuan zaman,

inovatif, suka pada hal-hal baru yang terkait dengan model atau metode

pembelajaran, menggunakan alat peraga yang bervariasi serta membangun

kondisi proses pembelajaran berdasarkan kegembiraan siswa dan guru (Kompas,

04 September 2006).

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan

masyarakat suatu negara, sebab pendidikan merupakan dasar bagi perkembangan

(23)

pembangunan nasional harus didukung oleh manusia cerdas, terampil, berbudi

pekerti, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembinaan generasi muda

untuk berpartisipasi dalam proses terjadinya perubahan tertentu dengan cara

bertindak yang tepat dan selaras dengan situasi yang dihadapinya. Proses

perubahan tersebut mengalami perbuatan belajar. Proses perbuatan belajar ini

banyak sekali aspek-aspeknya, seperti latar belakang timbulnya belajar, jenis

dan bentuk-bentuk belajar, faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang

efisien, transfer dalam belajar dan sebagainya. Belajar membawa suatu perubahan

terhadap individu yang melakukannya. Perbuatan itu tidak hanya mengenai

jumlah pengetahuan, melainkan juga berbentuk percakapan, sikap, pengertian,

pengharapan, minat, penyesuaian diri. Pendeknya, mengenal aspek-aspek

organisasi pribadi seseorang.

Dalam profil pendidikan, seseorang dikatakan belajar jika berusaha

mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam berbagai

pengalaman tersebut. Sebagai contoh, bagaimana cara mencapai suatu prestasi

yang tinggi. Dalam mencapai prestasi belajar, ada dua faktor yaitu faktor dari luar

dan faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam adalah segala

sesuatu yang mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar, sebagai

contoh adalah kondisi fisik, minat, dan motivasi. Faktor yang berasal dari luar

adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu siswa, sebagai contoh adalah

(24)

Agar prestasi siswa meningkat, maka siswa harus belajar dengan giat serta

mendapat bimbingan dari guru untuk mengembangkan minat belajar. Dengan

bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar, siswa dapat aktif dalam

kegiatan belajar-mengajar di kelas. Makin banyak siswa yang aktif di kelas,

makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.

Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar

dipilih untuk diteliti hubungannya dengan prestasi belajar, karena faktor tersebut

merupakan keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan belajar akan nampak

dalam prestasi belajar siswa yang diraih. Sebagai alat untuk melihat prestasi

belajar siswa, biasanya digunakan evaluasi atau test belajar. Dengan evaluasi atau

test dapat mengukur kemampuan siswa dalam menguasai suatu pelajaran.

Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

kurang baik karena kurangnya bimbingan guru di kelas, minat belajar dan

motivasi belajar siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan

pada uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul “Hubungan

antara Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar dan Motivasi Belajar

dengan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”.

B. Batasan Masalah

Dalam proposal ini, penulis membatasi masalah pada hubungan

(25)

belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Santa

Theresia Pangkalpinang.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?

2. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa ?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti tentang ;

1. ada tidaknya hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;

2. ada tidaknya hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;

3. ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru dan siswa

Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan bimbingan guru di kelas,

minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial siswa sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya dalam bidang

pendidikan.

3. Bagi penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dan dapat menerapkan teori

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan Guru

1. Pengertian Bimbingan Guru

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam

menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar,

dan juga bimbingan merupakan suatu bagian yang integral dari pendidikan.

Menurut Sukardi (1998 : 8) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri

serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan berarti pemberian

bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat

pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri

terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikologis, yang

artinya dengan bantuan itu seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri

masalah yang dihadapinya (Winkel, 1991 : 17). Bimbingan ditinjau dari

arti-arti seperti di atas, menunjukkan dua hal yaitu memberikan informasi,

menuntun atau mengarahkan ke arah suatu tujuan (Sukardi, 1983 : 63).

Dengan bimbingan di kelas diartikan suatu proses bantuan kepada

anak didik yang dilaksanakan secara terus-menerus supaya anak didik dapat

menentukan cara belajar yang efisien dan efektif.

(28)

2. Tujuan Bimbingan Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan pengajaran di sekolah, maka

murid-murid dibimbing agar mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan

belajar secara umum adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian

yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar

dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai

perkembangan yang optimal.

Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Sukardi (1983 :

79) adalah sebagai berikut :

a. mencarikan cara-cara yang efisien dan efektif bagi anak didik;

b. menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku

pelajaran;

c. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi.

Dengan bimbingan belajar diharapkan murid-murid bisa melakukan

penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai

potensi-potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.

3. Bimbingan Guru di Kelas

Bimbingan dari seorang guru dirasa sangat besar manfaatnya bagi

siswa. Siswa sebagai subyek didik tentunya dalam proses belajar banyak

mengalami masalah atau kesulitan, terutama dari diri siswa. Dengan

(29)

bimbingan dari guru, sebab selama berada di sekolah, gurulah yang

bertanggung jawab terhadap siswa.

Pendidikan (termasuk di dalam pengajaran) ialah suatu proses yang

diorganisasi dengan tujuan mencapai suatu hasil yang tampak sebagai

perubahan dalam tingkah laku anak didik. Aktivitas “mendidik” adalah

aktivitas yang melakukan pengawasan atas terjadinya perubahan tingkah laku

di pihak anak didik. Interaksi murid-murid dapat dipakai sebagai salah satu

jalan mengarah ke tujuan, apapun bentuknya tujuan itu. Guru membentuk satu

pola resesi guru-murid supaya tujuan pendidikannya tercapai. Menurut Dep. P

dan K (1973 : 155), bentuk pola itu berbeda-beda, prosedur pembimbingannya

pun berbeda-beda pula.

Dengan adanya bantuan ini diharapkan siswa dapat mengatasi sendiri

masalah yang dihadapinya saat ini dan untuk selanjutnya lebih mampu untuk

mengatasi masalah yang akan dihadapi kelak di kemudian hari. Dalam hal ini

ada unsur “kepercayaan” antara guru dan siswa, guru sebagai pihak yang

memberikan bantuan percaya bahwa siswa akan mampu menuntun dirinya

sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan

melalui bimbingan, baik di dalam pelajaran maupun di luar pelajaran

(Rooijakkers, 1991 : 27). Guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam

proses belajar maupun bimbingan di kelas misalnya guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa secara teratur dan tanpa nada mengancam sehingga

(30)

siswa bahwa “bertanya dan menjawab” bukanlah hal yang memalukan untuk

dilakukan karena hal tersebut cukup bermanfaat bagi guru itu sendiri

(Rooijakkers, 1991 : 54).

Pandangan seorang murid terhadap gurunya dan sebaliknya pandangan

guru terhadap muridnya mempengaruhi sifat bimbingan belajar yang

diberikan guru, dengan demikian tentu akan mempengaruhi prestasi belajar

yaitu perubahan tingkah laku yang diharapkan. Guru memberikan “perhatian”

dalam bimbingannya dengan memberi bantuan tambahan selama siswa

menerima penjelasan yang diberikan guru misalnya mengajak siswa untuk

membaca kembali catatannya dan memberikan kesempatan untuk berfikir

(Rooijakkers, 1991 : 29) sehingga kesulitan yang mungkin dihadapi siswa

akan cepat terdeteksi. Selain itu, cara penyampaian bantuan dan bimbingan

dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa karena jika tidak, siswa

menjadi tidak mengerti apa-apa mengenai hal yang diajarkan.

Unsur lain dalam bimbingan yang dilakukan guru adalah

“penghargaan”. Komentar ataupun reaksi terhadap kesulitan dan pertanyaan

(yang berasal dari guru maupun siswa) bernilai sama pentingnya dengan

pertanyaan itu sendiri (Rooijakkers, 1991 : 30). Pengajar harus bersikap

positif terhadap reaksi siswa (baik berupa pertanyaan maupun jawaban)

karena kegiatan belajar mengajar akan menjadi sesuatu yang menarik dan

membangun jika guru mampu menangani reaksi dan kegiatan murid secara

(31)

unsur-unsur bimbingan belajar yaitu adanya kepercayaan, perhatian dan

penghargaan.

Guru sebagai pengelola pelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan

mengelola seluruh proses belajar-mengajar dengan menciptakan

kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan

baik. Guru dengan fungsinya sebagai evaluator, dituntut untuk secara

terus-menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai muridnya. Guru sebagai

pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar dalam setiap proses belajar-mengajar

berlangsung.

Bimbingan yang dimaksud di sini adalah bimbingan yang diberikan

oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus menjadi

pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan

menuntun anak didik dalam belajar serta membantu anak didik dalam

mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam menemukan cara yang

tepat. Bimbingan dalam penelitian ini adalah bimbingan yang dilakukan guru

dalam membantu murid untuk lebih mendalami suatu materi khususnya

akuntansi. Bimbingan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa bagi yang kurang mampu dalam menguasai mata pelajaran Ilmu

(32)

B. Minat Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Minat

Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi

tertentu. Menurut Hornby (1974 : 45), Wayan Nurkancana (1981 : 124),

Kartini Kartono (1980 : 109) minat pada hakikatnya merupakan perhatian,

keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan sesuatu obyek walaupun tidak

ada yang menyuruh. Minat mengandung unsur keinginan, baik keinginan

untuk memiliki maupun keinginan untuk mengetahui obyek yang diingini.

Walgito (1982 : 123) mengatakan bahwa keinginan merupakan usaha aktif

menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga mengandung unsur rasa suka

atau rasa senang terhadap suatu obyek. Sebagai contoh, seseorang yang suka

akan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka orang itu akan merasa

senang melihat, membaca dan mengerjakan sesuatu yang berhubungan

dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Minat menurut Winkel (1980 : 105)

diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik

pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari

materi tersebut. Slameto (1988 : 183) mengatakan bahwa beberapa ahli

pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan

minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat

(33)

Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada disarankan agar

pengajar membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai

dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara

suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di

masa yang akan datang, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran harus tetap

dijaga serta suasana pelajaran.

Minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek

afektif. Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak

mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Aspek afektif, konsep

yang membangun minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang

ditimbulkan oleh minat.

Minat merupakan suatu perasaan atau sikap, oleh karena itu

keberadaan dan kekuatannya hanya dapat diduga. Menurut Sukardi (1988 :

63) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat, yaitu sebagai

berikut.

a. Minat yang diekspresikan (expressed interest), yaitu seseorang dapat

mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contohnya :

seseorang mengatakan bahwa dirinya suka mempelajari Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

b. Minat yang diwujudkan (manifest interest), yaitu seseorang dapat

(34)

atau perbuatan, ikut berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu.

Contohnya : siswa yang aktif dalam salah satu kegiatan sekolah.

c. Minat yang diinventarisasikan (inventoried interest), yaitu seseorang dapat

diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu

atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Faktor-faktor pendorong minat adalah sebagai berikut.

a. Drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup.

b. Dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan

determinantdi atas.

c. Kegiatan mencapai tujuan. Komponen ini dilandasi oleh komponen

dorongan drive determinant dan dorongan keadaan hingga tercapainya

tujuan individu.

d. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai serta keinginan dan

kebutuhan telah tercapai.

e. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain

yang baru, yang menghendaki perumusannya.

Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau berkelanjutan

dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat

seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya ke dalam suatu hal

(Soewardi, 1987 : 183). Minat berhubungan dengan kecenderungan individu

untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan

(35)

kebutuhan dan pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada

suatu obyek yang banyak sangkut-pautnya dengan individu. Minat seseorang

dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui

pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek.

Super dan Crites yang dikutip oleh Kils (1988 : 33) mengemukakan

bahwa ada empat cara untuk mengetahui minat seseorang melalui :

a. pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak

disenangi;

b. pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan;

c. tes obyektif;

d. tes minat yang telah dipersiapkan secara baku

Seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat

anak-anak antara lain sebagai berikut.

a. Meningkatkan minat anak-anak

Setiap guru perlu mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat

anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada

umumnya dan dalam pendidikan serta pengajaran pada khususnya. Guru

yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya

sebagai seorang pengajar yang baik.

(36)

Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas

guru untuk mengembangkan minat tersebut.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik

Oleh karena itu, sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan

anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat. Sekolah harus mengembangkan

aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh dari pengalaman

belajar. Dengan demikian, perlu meningkatkan minat dalam diri anak karena

peningkatan minat merupakan bantuan terhadap anak agar memandang sendiri

hubungan antara materi pelajaran dengan dirinya sebagai individu. Minat

yang timbul dari anak-anak merupakan pendorong bagi anak-anak dalam

melaksanakan usahanya. Jadi minat adalah sangat penting dalam dunia

pendidikan, sebab minat merupakan sumber dari usaha. Sering muncul

pertanyaan bagaimana seseorang dapat berminat terhadap suatu obyek? Pada

kenyataannya, anak-anak tidak dilahirkan dengan minat yang sudah tersedia,

sebaliknya minat adalah hasil dari belajar, yaitu sebagai berikut.

a. Belajar coba-ralat, yaitu anak-anak menemukan bahwa sesuatu itu

menarik perhatian mereka. Bila dikombinasikan dengan bimbingan

belajar, coba-ralat merupakan cara yang berharga untuk mengembangkan

minat baru, karena anak mempunyai kesempatan mencoba apa yang

menarik bagi mereka dan melihat apakah hal itu benar-benar memenuhi

(37)

b. Dalam belajar melalui identifikasi dengan orang yang dikagumi,

anak-anak mengambil-alih minat orang lain dan juga perilaku mereka sebagai

pola tingkah lakunya.

c. Minat mungkin berkembang melalui bimbingan dan pengarahan seseorang

yang mahir dalam menilai kemampuan anak.

Dengan demikian, yang dimaksud minat dalam penelitian ini adalah

perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang dilakukan yang

merupakan suatu gejala dari belajar. Winkel (1983 : 150) menyebutkan belajar

adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,

kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan,

dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang merupakan

hasil dari belajar.

Dalam metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar, Hamalik (1983 :

21) menyebutkan bahwa belajar adalah merupakan integrasi dari berbagai

pandangan tentang belajar dari ketiga teori, yaitu sebagai berikut.

(38)

Manusia terdiri dari berbagai daya upaya seperti daya pikir, mengingat

dan mengenal. Belajar di sini dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu

agar dapat berkembang.

b. Ilmu jiwa asosiasi

Manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke

dalam jiwa kita. Jadi belajar di sini artinya membentuk

hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubungan-hubungan-hubungan-hubungan itu agar

bertalian erat.

c. Ilmu jiwa gestalt atau organisme

Jiwa manusia terdiri dari satu keseluruhan yang bulat dan berstruktur

sehingga manusia beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan.

Jadi belajar di sini artinya mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir

secara kritis.

Dengan demikian, belajar adalah suatu proses akhir dimana terjadi

hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan

lingkungannya. Menurut Ahmadi (1991 : 130-131), ada beberapa ciri yang

berhubungan dengan masalah belajar, ciri-ciri tersebut antara lain sebagai

berikut.

a. Dalam belajar terdapat perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang

diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.

b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif,

(39)

c. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi suatu yang relatif menetap

d. Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman dan latihan

e. Belajar merupakan proses usaha yang artinya belajar berlangsung dalam

kurun waktu yang relatif lama.

Menurut Ahmadi (1991 : 130-131), pengertian belajar dapat

dikemukakan dalam lima karakteristik/sifat sebagai berikut.

a. Belajar terjadi dalam situasi yang berarti secara individual, belajar sebagai

proses perubahan tingkah laku.

b. Motivasi sebagai daya penggerak

c. Hasil belajar adalah kebulatan pada tingkah laku

d. Murid menghadapi situasi secara pribadi

e. Belajar adalah mengalami apa yang artinya menghayati sesuatu aktual

penghayatan yang mana akan menimbulkan respon-respon tertentu dari

pihak murid.

Masyarakat lebih percaya pada hasil belajar dari suatu lembaga

pendidikan atau sekolah, karena di sekolah siswa benar-benar belajar dengan

baik dengan adanya peraturan dari sekolah. Fungsi pendidikan itu sendiri

adalah melatih siswa atau anak didik untuk mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan, nilai-nilai serta sikap yang telah distandarkan menurut

ukuran-ukuran tertentu sehingga mendorong perkembangan individu sebagai warga

(40)

3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar

Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar sangat berhubungan

dengan minat. Menurut Prayitno, Faktor-faktor tersebut meliputi :

a. perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan

perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan

minat stabil ;

b. kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah, namun karena luasnya

lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah ;

c. pengaruh orang tua, orang tua mempengaruhi sikap anak ;

d. hubungan guru dengan murid ;

e. penerimaan kelompok oleh teman sebaya ;

f. keberhasilan akademis ;

g. lingkungan sosial.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Pengertian motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “mover” yang

artinya sebagai “menggerak”, dalam bahasa Inggris bersumber pada kata “to

move” yang bila dihubungkan dengan tingkah laku manusia berarti sesuatu

yang menggerakkan timbulnya prilaku. Helmut and Eberhand (1983 : 4),

Bigge and Hunt (1980 : 30) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan rasa

(41)

keinginannya tersebut. Wexley and Yude (1984 : 13) menyatakan bahwa

motivasi adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku seseorang

menjadi lebih kuat dan terarah pada sesuatu yang sedang dikerjakan. Dengan

demikian sikap terhadap motivasi belajar adalah dorongan rasa ingin tahu dan

usaha seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.

Pengukuran terhadap motivasi perlu dilakukan dengan melihat

peranannya yang sangat menentukan terhadap belajar siswa. Menurut para

ahli pendidikan, bahwa dalam dunia pendidikan perhatian terhadap usaha

memotivasi anak didik mutlak perlu. Konsentrasi merupakan salah satu unsur

pokok yang perlu untuk belajar dengan baik dan mencapai keberhasilan

belajar (The Liang Gie, 1980 : 30). Oleh karena itu motivasi belajar siswa

perlu mendapat perhatian agar tetap tinggi.

Motivasi mempengaruhi seseorang untuk melakukan usaha kegiatan,

dapat timbul dari dalam dirinya sendiri atau timbul akibat pengaruh dari luar.

Menurut Bigge and Hunt (1986 : 30), motivasi dapat timbul karena adanya

kebutuhan dan rangsangan. Kebutuhan akan menimbulkan dorongan dari

dalam diri. Oleh karena itu perlu pembekalan dengan berbagai rangsangan

kepada siswa sehingga dalam diri siswa tersebut, belajar adalah suatu

kebutuhan, dengan demikian mereka berkeinginan dan berusaha dalam

kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang baik.

Motivasi belajar terdiri dari tiga komponen yaitu : (1) dorongan

(42)

Dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, mengerti dan

memecahkan masalah. Dorongan kognitif timbul didalam interaksi individu

dengan yang dipelajari. Harga diri adalah kebutuhan untuk memperoleh

pengetahuan dan ketrampilan untuk mendapat status. Ada orang yang tekun

belajar dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik bukan terutama untuk

memperoleh pengetahuan/keterampilan, melainkan hanya semata-mata untuk

memperoleh status atau harga diri. Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan

untuk menguasai bahan pelajaran untuk memperoleh pembenaran/penerimaan

dari teman-temannya atau orang lain untuk dapat memberi status kepadanya.

Teevan and Smith (1976 : 11) melakukan penelitian yang hasilnya

menyatakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi selalu

berusaha kontinyu sampai meraih tujuan yang dicita-citakannya, selalu dapat

berhasil menyelesaikan setiap persoalan, selalu membutuhkan pemusatan

(konsentrasi) pikiran.

Usaha belajar yang disebutkan diatas sangat tepat bagi mereka yang

mempunyai motivasi belajar tinggi dan sedikit kemungkinan dapat dilakukan

oleh mereka yang motivasi belajarnya rendah. Oleh karena itu motivasi

belajar siswa mutlak perlu mendapat perhatian agar mereka tetap memiliki

motivasi belajar tinggi, sehingga selalu berkeinginan dan berusaha dalam

kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah selalu aktif

dalam kegiatan belajar mengajar, bila belum dapat memahami penjelasan dari

(43)

lain. Di rumah selalu berusaha mengerjakan semua tugas-tugas dengan baik,

dengan memanfaatkan waktu yang luang untuk membaca buku yang

mendukung dan menambah pengetahuan yang sudah dimiliki.

Pada hakekatnya, setiap individu memiliki motivasi terhadap suatu

obyek/tujuan yang dihadapi. Motivasi adalah tenaga penggerak yang

menimbulkan atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dikemukakan oleh (Suardiman 1985 : 94) ada tiga kebutuhan pokok yang

menyebabkan seseorang yang berusaha untuk mencapai suatu obyek yang

dikehendaki, ketiga kebutuhan tersebut yaitu : kebutuhan berprestasi,

kebutuhan berafiliasi dan kebutuhan berkuasa. Ketiga konsep kebutuhan

tersebut lebih dikenal dengan “social motives theory”. Pengertian kebutuhan

berprestasi (motivasi berprestasi) disebut sebagai keberhasilan bersaing

dengan beberapa keunggulan. Sejalan dengan batasan diatas, Boocock (1968 :

74) menyatakan bahwa motivasi mengacu pada respon individu terhadap

situasi dimana standar terbaik dapat dilibatkan pada tingkah lakunya.

Sedangkan Marjoribanks (1968 : 11) berpendapat bahwa motivasi

memberikan daya dorong psikologis untuk mengungguli dimana standar

terbaik dilibatkan.

Menurut Heckhausen yang dikutip oleh Sri Mulyani Martaniah (1984 :

23), membedakan tiga standar keunggulan. Pertama yang berhubungan

dengan tugas yaitu menilai atas dasar kesempurnaan hasil. Kedua yang

(44)

atau prestasi yang sebelumnya. Ketiga yang berhubungan dengan orang lain

yaitu membandingkan dengan hasil orang lain. Di lain pihak, Winkel (1983 :

29) mengemukakan bahwa ukuran mengenai taraf tinggi rendah hasil belajar

mungkin itu ditentukan oleh siswa sendiri. Kalau taraf yang ditentukan itu

tercapai, siswa akan merasa puas dan kalau tidak, siswa akan merasa kecewa.

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan. Dalam kegiatan belajar-mengajar, dikenal adanya motivasi belajar

yaitu keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar-mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu

tujuan (Winkel, 1989 : 92).

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah,

semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi

tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Maka dari itu motivasi belajar penting bagi guru dan siswa (Dimyati dan

Mudjiono, 1994 : 85). Bila motivasi disadari oleh siswa, maka sesuatu

pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Guru

juga mempunyai tugas untuk mengubah siswa tak berminat menjadi

bersemangat belajar, mengubah siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi

(45)

Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan merasa menyesal pada

dirinya sendiri apabila prestasi belajarnya tidak sebaik yang diharapkan,

karena harapannya mencapai prestasi yang baik, kalau ia berusaha. Hal ini

diungkapkan oleh Hudgins (1983 : 409) bahwa mereka yang mempunyai

motivasi tinggi, kegagalan disebabkan kurangnya usaha sehingga mereka

menyesal kepada diri sendiri, karena dia yakin bahwa dirinya mampu

melakukan dengan baik.

Usaha untuk mencapai hasil yang baik tersebut berkaitan dengan

harapan sukses dan kecendrungan menghindari kegagalan. Makin tinggi

harapan untuk berhasil dengan prestasi yang baik dan kegigihan untuk

menghindari kegagalan yang diikuti semangat untuk berusaha adalah kondisi

utama untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

2. Bentuk Motivasi Belajar

Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk (Winkel, 1983 : 27), yaitu

sebagai berikut.

a. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena

pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan

perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri siswa untuk

belajar. Menurut Sudirman, yang tergolong dalam motivasi ekstrinsik

(46)

hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah yang

dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial, belajar demi

memperoleh pujian dari orang lain, dan belajar demi tuntutan yang diraih.

Cara-cara yang dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi

ekstrinsik yaitu :

1. Memberikan penghargaan dan celaan

2. Persaingan atau kompetisi

3. Hadiah dan hukuman

4. Pemberitahuan tentang kemajuan belajar siswa

b. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh

faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku yang

terjadi tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Jadi motivasi

muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan orang lain. Individu bertingkah

laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak

dapat kita lihat sumbernya dari luar atau dengan kata lain individu

terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya

faktor luar.

Di dalam proses belajar individu yang termotivasi secara intrinsik

dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas

(47)

sebenarnya. Individu yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih

baik dalam belajar daripada individu yang termotivasi secara ekstrinsik.

3. Unsur-unsur yang Berhubungan dengan Motivasi

Ada beberapa unsur yang berhubungan dengan motivasi belajar.

(Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 97) mengemukakan unsur-unsur tersebut

adalah :

a. cita-cita/aspirasi siswa;

b. kemampuan siswa;

c. kondisi siswa;

d. kondisi lingkungan siswa;

e. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran;

f. upaya guru dalam membelajarkan siswa.

4. Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Di dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi sangat diperlukan

baik dari dalam maupun dari luar siswa itu sendiri. Motivasi bagi

pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan

dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam

kaitan itu perlu diketahui cara meningkatkan motivasi siswa, dalam hal

ini guna meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Ilmu Pengetahuan

(48)

Ada beberapa bentuk dan cara untuk meningkatkan motivasi dalam

belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 101), yaitu :

a. optimalisasi penerapan prinsip belajar;

b. optimalisasi unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran;

c. optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa;

d. pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.

Dengan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang tinggi siswa

akan merasa senang belajar akuntansi dan terdorong untuk belajar giat serta

mendapatkan suatu prestasi yang memuaskan bagi siswa.

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1987 : 36) belajar adalah suatu aktivitas mental/

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan sikap. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan

nilai-nilai tes yang diberikan oleh guru.

(49)

Menurut Rostiyah (1982 : 159) faktor yang berhubungan dengan

belajar adalah dapat digolongkan menjadi 2 (dua).

a. Faktor eksternal

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

luar individu, antara lain :

1. faktor dari lingkungan keluarga ;

2. faktor yang datang dari masyarakat ;

3. faktor yang datang dari lingkungan sekolah.

Faktor-faktor eksternal tersebut sangat mempengaruhi siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Faktor internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul

dari diri anak itu sendiri. Faktor internal tersebut adalah sebagai berikut.

1. Minat terhadap bahan pelajaran

Dalam mengikuti pelajaran di sekolah hendaknya siswa mempunyai

minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat

akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Tujuan belajar siswa

Tujuan yang samar-samar dan tidak realistis akan menjadi penghalang

atas kemajuan belajarnya. Bukan kemajuan yang akan diperoleh

melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat.

(50)

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang.

Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang vitamin

merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar.

4. Kecakapan mengikuti pelajaran

Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang diajarkan

dan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih

luas. Untuk itu bisa memahami dan mengerti isi pelajaran yang

diperlukan.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Bimbingan Guru di Kelas dengan Prestasi Belajar

Siswa

Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata

pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Bimbingan adalah bantuan yang

diberikan guru kepada siswa dalam hal pelajaran. Bimbingan yang

diberikan guru kepada murid tentu mempunyai maksud yang baik.

Dengan bimbingan dari guru, siswa menjadi berminat untuk belajar

sehingga prestasi siswa dapat lebih baik.

(51)

Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata

pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Minat adalah kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Minat

belajar sangat berperan untuk menentukan keberhasilan prestasi belajar siswa

khususnya mata pelajaran IPS.

3. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata

pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan menimbulkan

arah pada kegiatan belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi yang

diberikan guru yang tepat sasaran akan meningkatkan semangat belajar

sehingga prestasi belajar anak tersebut akan meningkat.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan

penelitian. Berdasarkan kajian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai

berikut.

1. Ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa

(52)

2. Ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

3. Ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini ditinjau dari segi tujuan termasuk penelitian terapan, karena

dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan

suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis

(Sugiyono, 1999 : 5).

Ditinjau menurut metodenya, penelitian ini termasuk penelitian survei

karena penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data

yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil populasi tersebut sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar

variabel (Sugiyono, 1999 : 7). Dilihat dari jenis data, penelitian ini termasuk data

kuantitatif karena data berupa angka atau data kualitatif yang diangkakan

(Sugiyono, 1999 : 14).

B. Jadwal Penelitian

Waktu : Bulan November – Desember 2007

Tempat : SMP Santa Theresia, Pangkalpinang

(54)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang akan diteliti atau orang yang

akan menjadi subyek informasi. Di sini yang akan menjadi subyek dari

penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 8 SMP Santa Theresia Pangkalpinang.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah objek yang berkaitan dengan sasaran

penelitian yakni data atau informasi apa yang akan dicari. Objek penelitian

yang diperlukan adalah bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi

belajar dan prestasi belajar IPS.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas 8 SMP Santa

Theresia Pangkalpinang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dalam penelitian ini, digunakan sampel karena mengingat

keterbatasan waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel

sebanyak 148 siswa.

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(55)

pengambilan sampel anggota populasi dilakukan undian sehingga semua

subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang

sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan menjadi sampel.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian digunakan alat pengumpul data. Alat pengumpul

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kuesioner

Kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (1991 : 124) adalah sejumlah

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui.

Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengungkapkan data tentang bimbingan

guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar mata pelajaran IPS siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan data yang sudah ada di

SMP Santa Theresia Pangkalpinang. Data tersebut meliputi data-data

monografi tentang keadaan sekolah seperti jumlah siswa, jumlah guru,

(56)

F. Data Yang Diperlukan

Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui

daftar pertanyaan yang meliputi tentang :

a. data pribadi siswa ;

b. bimbingan guru di kelas ;

c. minat belajar siswa ;

d. motivasi belajar siswa.

G. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Arikunto, 1993 : 91). Variabel penelitian ini dapat disebutkan sebagai

berikut.

1. Variabel bebas (X) adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki berbagai

aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya

variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bimbingan guru di kelas

b. Minat belajar siswa

c. Motivasi belajar siswa

2. Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar yang merupakan hasil belajar

(57)

H. Pengukuran Variabel Penelitian

1. Untuk mengukur bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar

IPS siswa digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Skala Likert yang digunakan sebagai

berikut : sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju diberi

skor 5, 4, 3, 2, 1.

Dalam skala likert ini digunakan pengukuran sebagai berikut.

Tabel 3.1

Jawaban Pertanyaan Positif Pertanyaan negatif - Sangat Setuju (SS)

- Setuju (S) - Netral (N)

- Tidak Setuju (TS)

- Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Adapun pengelompokkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Varibel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

lainnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah :

1) pengaruh bimbingan guru di kelas ;

2) minat belajar ;

(58)

b. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi

belajar dalam mata pelajaran IPS.

Adapun indikator dari masing-masing variabel nampak dalam Tabel di bawah

ini.

Tabel 3.2

Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator Item positif Item negatif

1. Bimbingan guru

2. Minat belajar

3. Motivasi belajar

a. Kepercayaan b. Perhatian c. Penghargaan a. Keinginan siswa

dalam belajar b. Sikap siswa dalam

mengikuti pelajaran c. Suasana pelajaran a. Ketekunan b. Dorongan untuk

lebih baik c. Memenuhi

kewajiban d. Tuntutan yang

diraih e. Hukuman

1, 2, 4, 5, 6 8, 9

1, 3, 4, 5, 7, 8 9

1, 2

3

4, 5, 6, 7

(59)

2. Prestasi belajar IPS siswa dapat diperoleh dari dokumentasi nilai raport yang

ada di sekolah SMP Santa Theresia Pangkalpinang.

I. Pengujian Kuesioner

Untuk mengetahui apakah kuesioner ini valid dan reliabel atau tidak maka

perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas sebagai berikut.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi

atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dalam penelitian ini, besar koefisien validitas yang digunakan dalam

menganalisis soal menggunakan rumus Product-Moment Pearson (Arikunto,

1996 : 254) :

 



  2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

N = jumlah responden

X = skor item

Y = skor total

(60)

Setelah koefisien relasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan product

moment tabel (rtb) pada taraf signifikan 5% dan N. Jika rxy > rtb berarti alat

ukur tersebut valid.

Pelaksanaan analisis uji coba validitas penelitian ini diberikan kepada

siswa kelas 8 A SMP Santa Theresia Pangkalpinang dengan jumlah responden

37 siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka tingkat validitas

kuesioner telah diuji dan untuk proses perhitungan, peneliti menggunakan

bantuan program komputer yaitu SPSS pada taraf signifikansi 5% dan jumlah

n : 37 dengan dk = n – 2 (dk = 37-2 = 35) sehingga di dapat rtabelsebesar

0,325.

a. Bimbingan Guru di Kelas

Butir pertanyaan dari variabel bimbingan guru yang berjumlah 10 butir

diperoleh 10 butir semuanya valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran

uji validitas dan untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran.

Tabel 3.3

Validitas Bimbingan Guru di Kelas

Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan

(61)

Bimb.G 7 Bimb.G 8 Bimb.G 9 Bimb.G 10 0,426 0,441 0,391 0,772 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid

b. Minat Belajar

Butir pertanyaan dari variabel kepuasan kerja yang berjumlah 10 butir dan

juga diperoleh 10 butir yang valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran

uji validitas dan untuk hasil selengkapnya ada di lampiran.

Tabel 3.4

Validitas Minat Belajar

Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan

Min.Blj 1 Min.Blj 2 Min.Blj 3 Min.Blj 4 Min.Blj 5 Min Blj 6 Min.Blj 7 Min.Blj 8 Min Blj 9 Min Blj 10

(62)

c. Motivasi Belajar

Butir pertanyaan dari variabel motivasi belajar yang berjumlah 10 butir

dan juga diperoleh 10 butir yang valid. Berikut ini disajikan hasil

pengukuran uji validitas dan hasil selengkapnya ada pada lampiran.

Tabel 3.5

Validitas Motivasi Belajar

Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan

Mo.Blj 1 Mo.Blj 2 Mo.Blj 3 Mo.Blj 4 Mo.Blj 5 Mo.Blj 6 Mo.Blj 7 Mo.Blj 8 Mo.Blj 9 Mo.Blj 10 0,611 0,386 0,460 0,606 0,581 0,501 0,586 0,398 0,336 0,358 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu (Arikunto, 1996:168). Menurut Suharsimi Arikunto (1996:190-191),

untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan

(63)

               

2

2 1 1 b b tt k k r   Keterangan:

rtt : Reliabilitas

K : Banyaknya butir pertanyaan

2

b

 : Jumlah varians butir

2

b

 : Varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Jika koefisien alpha  rtabel dengan taraf signifikan 5 %, maka

instrumen penelitian tersebut reliabel. Sebaliknya alpha  rtabeldengan taraf

signifikan 5 %, maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, maka angka reliabilitas hasil

perhitungan dibandingkan dengan indeks korelasi (Hadi, 2004:303) dalam

tabel berikut.

Tabel 3.6

Kriteria Reliabilitas

Indeks Korelasi Interprestasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

(64)

Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan bantuan program komputer

SPSS pada taraf signifikansi 5 %. Adapun sampel yang digunakan berukuran

n = 37. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil rhitung= 0,874 untuk variabel

bimbingan guru, rhitung = 0,838 untuk variabel minat belajar, rhitung = 0,804

untuk variabel motivasi belajar. Dalam penelitian ini, semua variabel

mempunyai r hitung yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan

bahwa instrumen dalam kuesioner ini dapat diandalkan atau reliabel.

Tabel. 3.7

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel

r

hitung

Indeks Korelasi Keterangan

Bimbingan guru

Minat belajar

Motivasi belajar

0,874

0,838

0,804

Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam

kuesioner ini sudah dianggap memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik

yaitu valid dan reliabel. Jadi instrumen bimbingan guru, minat belajar dan

(65)

J. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi.

a) Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah

skor-skor dalam sampel dapat masuk akal dianggap berasal dari suatu

populasi dengan distribusi teoritis (Siegel, 1997 : 59). Uji normalitas

menguji apakah pada model regresi, variabel dependen, variabel independent,

atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

b) Pengujian Hipotesis Penelitian

Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Untuk menguji hipotesis 1 digunakan teknik analisis korelasi parsial

(Sugiyono, 2005:221)..

2 1

.xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r     Keterangan: 2 1

.xx y

r : koefisien korelasi partial antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa

1

yx

r : koefisien korelasi antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa

2

yx

(66)

2 1x

x

r : Koefisien korelasi antara bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar

untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan

(rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:

thitung=

p p

r n r

2 1

3

 

keterangan:

rp : Koefisien korelasi antara bimbingan guru dengan prestasi belajar n : Jumlah anggota sampel

Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf

signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji

terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara

bimbingan guru dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung< ttabel

pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara variabel

tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan hubungan antara

bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ilmu

Pengetahuan Sosial.

Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan tabel

interpretasi korelasi (Sugiyono, 2005:216).

b. Untuk menguji hipotesis 2 digunakan teknik analisis korelasi parsial

(67)

2 1

.xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r     Keterangan: 2 1

.xx y

r : koefisien korelasi partial antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa

1

yx

r : koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa

2

yx

r : koefisien korelasi antara bimbingan guru, motivasi belajar dan prestasi belajar

2 1x

x

r : Koefisien korelasi antara minat belajar, bimbingan guru dan motivasi belajar

untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan

(rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:

thitung=

p p r n r 2 1 3   keterangan:

rp : Koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar n : Jumlah anggota sampel

Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf

signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji

terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara

minat belajar dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung < ttabel

pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara varia

Gambar

JawabanTabel 3.1Pertanyaan Positif
Tabel 3.2Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.3Validitas Bimbingan Guru di Kelas
Tabel 3.4Validitas Minat Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kasubbag Program Menginformasikan tentang Penyusunan LKjIP kepada Sekretaris serta dilanjutkan ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup - Informasi data2 Penyusuan LKjIP yang

DAN IJMUR PERUSAEAAN ITREADA} ?ROITTABIIJIAS ?IRUSAII-AAN FROPf,RTI DAN RIAI f,STATT YANC. LISTING DI NURAA EFEK

NILAI MORAL DALAM FILM(Analisis Semiotik Tentang Nilai Moral Agama Islam dalam Film Sang Pencerah).Skripsi, Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Hasil penelitian berupa pembahasan mengenai implikatur percakapan pada iklan produk handphone di tabloid Pulsa edisi

Laporan tesis yang berjudul KADAR HEAT SHOCK PROTEIN 70 PADA PERSALINAN PRETERM yang merupakan hasil penelitian pada bulan September.. hingga Desember 2012 di

salah satu ruang terbuka hijau bagi kota yang mampu mewadahi kegiatan sosial dan.. budaya masyarakat

Drnr* Pqlrjliu (doDir rijiu!. scbhsi

Tampak bahwa persentase kalus tertinggi yang meng- ekspresikan GUS dihasilkan pada kon- sentrasi asetosiringon 150 mg/L, baik pada pengamatan 3 hari setelah