• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESENIAN KOHKOL CANGKILUNG DI DESA PANJALU KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESENIAN KOHKOL CANGKILUNG DI DESA PANJALU KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan sebagai Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan S-1 pada Program Pendidikan Seni Musik

Oleh

Nova Mutiara Dewi 1001707

(2)

Kabupaten Ciamis

Oleh Nova Mutiara D

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Nova Mutiara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nova Mutiara Dewi

KESENIAN KOHKOL CANGKILUNG DI DESA PANJALU KECAMATAN

PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Disetujui dan sisahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd.

NIP.196204221986092001

Pembimbing II

Suwardi Kusmawardi, S.Kar., M.Sn.

NIP.195604011991011001

Mengetahui,

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Kesenian Kohkol Cangkilung Di desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis” yang bertujuan untuk memaparkan dan

mendeskripsikan masalah tentang fungsi pertunjukan, fungsi waditra dan komposisi musik pada kesenian kohkol cangkilung. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dibantu dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Seluruh data yang terhimpun diolah melalui teknik reduksi, display, analisis dan verivikasi data.

Hasil temuan penelitian ini adalah fungsi pertunjukan kesenian kohkol

cangkilung sebagai presentasi estetis, tontonan, hiburan pribadi dan media

pendidikan. Fungsi waditra sebagai wirahma dan hiasan gending, dan komposisi musik ditulis secara tekstual dengan bentuk isyarat dan dibagi berdasarkan motif yang selanjutnya ditungkan kedalam bentuk partitur atau score. Semua temuan tersebut diharapkan mempunyai kebermanfaatan bagi Grup KAI, masyarakat umum dan lembaga pendidikan.

This study discusses about "the art of kohkol cangkilung in Panjalu village Panjalu Sub-District Ciamis District" which aims to explain and describe the problem of show function, waditra function and music composition of kohkol cangkilung art . The method used is descriptive qualitative approach aided by observation , interviews , and documentation . All data collected is processed through reduction techniques , display , analysis and verification of data .

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR PARTITUR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

D. Waditra Kesenian Kohkol Cangkilung... 12

1. Fungsi Waditra ... 12

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 25

(6)

H. Teknik pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Kondisi Kesenian Kohkol Cangkilung ... 33

2. Fungsi Pertunjukan Dalam Kesenian Kohkol Cangkilung ... 37

3. Fungsi Waditra dalam Kesenian Kohkol Cangkilung ... 41

4. Komposisi Musik Kesenian Kohkol Cangkilung ... 49

B. Pembahasan ... 59

1. Fungsi Pertunjukan Kesenian Kohkol Cangkilung ... 59

2. Fungsi Waditra Kesenian Kohkol Cangkilung ... 60

3. Komposisi Musik Kesenian Kohkol Cangkilung ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 64

A. KESIMPULAN ... 64

B. REKOMENDASI ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang selalu

berkembang di masyarakat yang bersumber pada perasaan. Kesenian juga

merupakan hasil budidaya manusia untuk memenuhi kebutuhan jiwa yang

didukung dengan unsur keindahan. Apabila dilihat dari sudut pandang kesenian

sebagai bentuk kebudayaan, maka ciri dan hakikatnya dari karya seni sangat

tergantung dengan tempat dan lingkungan budaya dimana kesenian itu lahir dan

diciptakan. Dengan meningkatnya apresiasi kesenian di masyarakat maka

kesenian dapat mengalami perubahan dari masa ke masa.

Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang terkenal akan berbagai

keseniannya. Selain itu juga dikenal sebagai objek wisata mancanegara dan

domestik. Dengan adanya pemeliharaan dan pengembangan dari kedua objek

tersebut, tidak heran apabila Jawa Barat dikenal dengan keanekaragaman kesenian

yang turut memajukan pembangunan seni budaya Jawa Barat baik di dalam

Negeri maupun Mancanegara.

Berbagai kesenian daerah yang ada di Jawa Barat mempunyai bentuk serta

ciri-ciri tersendiri sesuai dengan imajinasi dan kreatifitas masyarakat serta tidak

lepas dari berbagai kelompok-kelompok tertentu sebagai pendukungnya.

Beberapa faktor yang menjadi pendukung tumbuhnya kreatifitas tersebut, diantara

letak geografis, pola kegiatan sehari-hari dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

Saat ini banyak berbagai kesenian daerah yang terbentuk dan berkembang dalam

suatu masyarakat yang mencerminkan kondisi daerah dan menjadi ciri khas suatu

daerah.

Di Jawa Barat, salah satu daerah yang memiliki kesenian daerah adalah

(8)

menggunakan kohkol (kentongan) sedangkan kata cangkilung berasal dari nama

ulat bambu. Kesenian kohkol cangkilung merupakan penggabungan dari beberapa

waditra diantaranya kohkol, jimbe, bedug, suliwang atau goong tiup, celempung

dan vokal. Kesenian ini tergabung dalam suatu komunitas yang diberi nama

Komunitas Anak dan Ibu (KAI) RW 06 Dusun Cimendong Kecamatan Panjalu

Kabupaten Ciamis yang diketuai oleh Bapak Ganda. Komunitas ini terbentuk dari

tahun 2012.

Faktor utama yang menjadi pendukung tumbuh dan berkembangnya

kesenian ini adalah kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan pola kegiatan

sehari-hari. Sosial ekonomi masyarakat di Desa Panjalu sebagian besar sangat tergantung

dengan hasil dari alam. Salah satunya memanfaatkan hasil hutan. Faktor

pendukung lainnya adalah pola kegiatan sehari-hari masyarakat yang

berwirausaha dengan memanfaatkan hasil dari alam. Uteng yang merupakan ketua

dari kesenian kohkol cangkilung memanfaatkan kayu dan bambu sebagai bahan

utama untuk dijadikan cinderamata, hiasan dan waditra. Waditra inilah yang

kemudian digunakan oleh Komunitas Anak Ibu dalam kesenian kohkol

cangkilung.

Sebelumnya kohkol hanyalah sebagai tanda status sosial dan kekayaan

seseorang. Besar kecilnya ukuran kohkol yang dipajang atau digantung di bagian

depan rumah menandakan seseorang yang terpandang atau pemuka masyarakat.

Selain itu juga kohkol merupakan simbol budaya yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan masyarakat. Kohkol merupakan alat komunikasi dalam suatu

masyarakat untuk memberi tanda atau isyarat. Apabila pada siang atau malam hari

terdengar bunyi kohkol, masyarakat akan memberikan perhatian khusus dengan

mendengarkan tabuhan yang dipukul. Dari frekuensi pukulan dengan irama yang

berbeda maka akan diketahui apa yang sedang terjadi. Selain itu dalam suatu

lingkungan masyarakat islam kohkol juga dipadukan dengan bedug, kohkol dan

(9)

Dari sinilah maka timbul gagasan dalam komunitas KAI untuk membuat

kesenian kohkol cangkilung yang berlandaskan pada aspek budaya. Kesenian

kohkol cangkilung termasuk ke dalam kesenian daerah yang berfungsi sebagai

sarana hiburan dalam acara pernikahan, arak-arakan acara peringatan

kemerdekaan RI pada 17 Agustus, ritual nyangku dan pengiring wayang landung.

Dalam pertunjukan kesenian kohkol cangkilung selalu ada makna yang tersirat

untuk disampaikan kepada masyarakat, salah satunya tentang budaya tradisional

dan daerah yang harus dilestarikan.

Kesenian ini menggunakan kohkol yang panjangnya bisa mencapai 3

meter. Pada awalnya kesenian ini hanya digunakan sebagai pengiring dalam

acara-acara hiburan dan pertunjukan wayang landung. Kemudian pada

perkembangannya, oleh seniman pelaku, kesenian ini menambahkan vokal yang

berbentuk pantun. Pada perkembangan waditra pun terdapat beberapa

penambahan dan pengurangan waditra (sesuai kebutuhan). Pada mulanya waditra

yang digunakan adalah kohkol, bedug, simbal, celempung, karinding, jimbe, dan

gitar. Pengurangan waditra diantaranya simbal, karinding dan gitar sedangkan

penambahan waditra yaitu suliwang. Hal ini dilakukan oleh pelaku seniman untuk

menghindari kebosanan yang akan timbul di masyarakat. Dari ide-ide dan

gagasan-gagasan baru inilah kemudian tumbuh kreatifitas dalam komunitas KAI

sehingga pada akhirnya terbentuk suatu komposisi musik yang layak untuk

dipertunjukan.

Penambahan dan pengurangan waditra tersebut menjadi hal yang sangat

menarik untuk dijadikan bahan penelitian, Kesenian daerah ini berkembang dan

menyesuaikan diri dengan kondisi perkembangan zaman tanpa mengubah dan

menghilangkan ciri khasnya yaitu kohkol. Kohkol dijadikan wahana untuk suatu

pementasan karya seni dan hiburan oleh masyarakat, dimana orang-orang bebas

berekspresi tanpa terikat oleh suatu aturan. Kohkol ini dipadukan dengan beberapa

(10)

masing-masing waditra ini kemudian terbentuk sebuah sajian ritmik yang

menghasilkan karya yang unik dan merubah nilai fungsinya.

Hal menarik lainnya yaitu kesenian kohkol cangkilung merupakan hasil

kreasi masyarakat setempat yang belum pernah ada sebelumnya di Kabupaten

Ciamis, sehingga tidak diketahui oleh sebagian masyarakat luas. Kesenian kohkol

cangkilung pada awalnya menggunakan bambu yang tidak terpakai karena cacat

terkena hama ulat cangkilung sehingga memiliki ruas-ruas yang pendek, oleh para

pelaku seniman kemudian dimanfaatkan menjadi waditra (alat musik). Kesenian

ini tumbuh dalam lingkungan masyarakat di Desa Panjalu dan tak lepas dari

pelaku seniman di daerah tersebut. Oleh sebab itu sudah sepantasnya kesenian ini

perlu dipelihara dan dilestarikan.

Kenyataannya, generasi muda di masyarakat Indonesia sebagian besar

lebih tertarik dengan seni musik modern yang merupakan pengaruh dari musik

barat. Hanya sebagian kecil masyarakat yang masih mempertahankan dan

melestarikan budaya dan seni tradisional di tengah pengaruh musik barat. Padahal

musik tradisi merupakan ciri khas suatu daerah.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti merasa tertarik

untuk meneliti peranan kesenian kohkol cangkilung tersebut untuk dituangkan ke

dalam bentuk penelitian yang berjudul “Kesenian Kohkol Cangkilung Di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis” dengan harapan hasil dari

temuannya dapat mengungkap dan menggali lebih dalam tentang fungsi

pertunjukan, fungsi waditra dan komposisi musik yang dipertunjukan pada

kesenian kohkol cangkilung di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten

Ciamis.

B. Identifikasi Masalah

Sebuah penelitian memerlukan suatu identifikasi masalah sehingga

(11)

Penelitian ini mengungkapkan masalah tentang fungsi pertunjukan dalam

kesenian kohkol cangkilung yang berada di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis.

Selain itu diungkapkan pula masalah tentang tentang fungsi waditra dan

komposisi musik yang disajikan dalam kesenian kohkol cangkilung. Setiap

waditra yang dimainkan pada kesenian kohkol cangkilung dibagi menjadi

beberapa macam peranannya, yang selanjutnya komposisi musikal yang memiliki

pola-pola gending dideskripsikan dan dituangkan ke dalam bentuk partitur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, masalahnya

dirumuskan terlebih dahulu yaitu tentang bagaimana kesenian kohkol cangkilung

di Desa Panjalu Kecamatan Panjau Kabupaten Ciamis. Secara Oprasional

kajiannya difokuskan pada masalah yang diungkap melalui bentuk pertanyaan

penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana fungsi pertunjukan Kesenian Kohkol Cangkilung di Desa Panjalu

Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis?

2. Bagaimana fungsi masing-msing waditra dalam Kesenian Kohkol Cangkilung

di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis?

3. Bagaimana komposisi musik dalam Kesenian Kohkol Cangkilung di Desa

Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menjawab berbagai masalah yang ada pada

metode penelitian yang dilakukan terkait dengan judul, seperti:

(12)

Untuk mengenal lebih dalam tentang seni budaya daerah terutama untuk

memperoleh gambaran tentang Kesenian Kohkol Cangkilung di Desa Panjalu

Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis.

2. Tujuan Khusus

Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran

serta dapat mendeskripsikannya sehingga mampu menjawab pertanyaan

penelitian tentang:

a. Fungsi pertunjukan Kesenian Kohkol Cangkilung di Desa Panjalu

Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis.

b. Fungsi masing-masing waditra dalam Kesenian Kohkol Cangkilung di

Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis.

c. Komposisi musik dalam Kesenian Kohkol Cangkilung di Desa Panjalu

Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis.

E. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitin ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat

dari penelitian ini diantaranya :

1. Peneliti

Sebagai bahan informasi, serta memperkaya bidang kajian dalam rangka

mengembangkan kesenian kohkol cangkilung, menambah pengetahuan dan

wawasan tentang fungsi dan peranan waditra tentang kesenian kohkol cangkilung.

2. Lembaga

a. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) khususnya Jurusan Pendidikan Seni

Musik, sebagai referensi kepustakaan dan sebagai dokumentasi kesenian

daerah khususnya kesenian kohkol cangkilung.

b. Praktisi seni, sebagai referensi dalam melaksanakan pengembangan dan

pelestarian seni, khususnya kesenian kohkol cangkilung.

c. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sebagai masukan dalam arahan

(13)

d. Masyarakat umum, sebagai informasi atas data tidak langsung tentang

kesenian kohkol cangkilung di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten

Ciamis.

e. Grup KAI (Komunitas Anak Ibu), sebagai referensi untuk mengembangkan

kreatifitas dalam bermusik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisannya disusun sesuai tahapan permasalahan berikut:

BAB I PENDAHULUAN, merupakan awal bahasan yang meliputi:

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II TINJAUAN TEORETIS, dengan ruang lingkup masalah:

Kesenian Daerah, Kohkol, Konsep Seni Pertunjukan (seni pertunjukan, fungsi seni

pertunjukan), Waditra Kesenian Kohkol Cangkilung (fungsi waditra dan Teknik

Menabuh Waditra), syair/ rumpaka dan komposisi musik (Konsep Komposisi dan

Unsur Musikal).

BAB III METODE PENELITIAN, meliputi:

Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, metode Penelitian, Definisi

Oprasional, Instrumen Penelitian, Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data, Analisis Data.

(14)

Hasil penelitian (Kondisi Kesenian Kohkol Cangkilung, Tempat dan Waktu

Pertunjukan, Kostum, waditra yang digunakan, Juru Kawih), Fungsi Pertunjukan

Dalam Kesenian Kohkol Cangkilung, Pembahasan (Fungsi Pertunjukan Kesenian

Kohkol Cangkilung, Fungsi Masing-masing Waditra dalam Kesenian Kohkol Cangkilung, Komposisi Musik). Pembahasan Fungsi Pertunjukan Kesenian Kohkol Cangkilung, Fungsi waditra Kesenian Kohkol Cangkilung, Komposisi

Musik Kesenian Kohkol Cangkilung.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Sebagian besar lokasi penelitian dilakukan di kediaman Bapak Ganda

sebagai narasumber utama dalam penelitian kesenian kohkol cangkilung yang

berada di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Beliau adalah

tokoh seniman sekaligus pemimpin organisai KAI (Komunitas Anak ibu) yang

didalamnya meliputi kegiatan kesenian kohkol cangkilung sejak tahun 2012

sampai dengan sekarang. Selain itu, penelitian juga dilakukan di saung awi

tempat berkumpulnya komunitas KAI yang berada di Kampung Cimendong.

Lokasi penelitian dipilih karena hanya di desa itulah yang terdapat kesenian

kohkol cangkilung. Kesenian ini merupakan kesenian yang berkembang di

(16)

Tampak dari depan saung Awi Cipamotet sebagai lokasi kegiatan latihan kesenian kohkol cangkilung

(Sumber dokumentasi KAI 2014)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta lokasi sebagai tempat aktifitas

kesenian kohkol cangkilung yang berada di Kecamatan Panjalu Desa Panjalu

Kabupaten Ciamis.

Gambar 3.2

Peta Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis yang merupakan lokasi kesenian kohkol cangkilung

(Sumber Dokumentasi Nova, 2014)

2. Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penelitian ini, maka

dibutuhkan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah grup kesenian kohkol

cangkilung. Grup ini adalah grup kesenian yang berkembang di bawah naungan

sebuah organisasi yang dinamai KAI (Komunitas Anak Ibu) di Desa Panjalu

Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis.. Selain grup kesenian kohkol cangkilung

subjek penelitian juga difokuskan kepada ketua organisasi dan ketua kesenian

Kohkol cangkilung yaitu Bapak Ganda selaku ketua organisasi dan Uteng selaku

ketua kesenian kohkol cangkilung. Yang menarik untuk dikaji dalam kesenian ini

(17)

Gambar 3.3

Sikap Ganda selaku ketua KAI sebelum melakukan pertunjukan (Sumber dokumentasi Nova 2014)

Gambar 3.4

Sikap Uteng selaku ketua kesenian kohkol cangkilung sebelum melakukan pertunjukan

(Sumber dokumentasi Nova 2014)

B. Desain Penelitian

Sebelum melakukan proses penelitian secara langsung, peneliti terlebih

dahulu membuat sebuah rancangan penelitian atau desain penelitian. Desain

penelitian dibuat agar proses penelitian lebih terstruktur dan memiliki

tahapan-tahapan serta prosedur yang jelas. Hasil dari penelitian berupa paparan dari hasil

dilapangan dan studi kepustakaan. Proses penelitian dilakukan dengan melihat

langsung kesenian kohkol cangkilung dan mencari informasi dari narasumber.

Proses penelitian yang dilakukan memiliki tiga tahapan yaitu tahapan awal, proses

atau pelaksanaan, dan tahapan akhir atau pelaporan. Masing-masing tahapan

dilakukan dengan tempo dan waktu yang telah dirancang berdasarkan kebutuhan

(18)

Bagan 3.1

Tahapan-tahapan penelitian kesenian kohkol cangkilung (Sumber dokumentasi Nova 2014)

1. Tahap Awal Penelitian

Pada tahap pra penelitian dilakukan tinjauan masalah terlebih dahulu yang

selanjutnya dilakukan penentuan judul yaitu “Kesenian Kohkol Cangkilung di

Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis”, karena kesenian kohkol

cangkilung merupakan kesenian daerah yang belum pernah ada dan belum dikenal

oleh masyarakat luas. Kemudian melakukan tinjauan atau kajian literatur yang Tahap awal

• Penyusunan data dan pengolahan data (reduksi, display data, analisis dan verivikasi)

• Finalisasi Draf

(19)

terkait dengan seni pertunjukan, kohkol dan waditra. Kemudian, peneliti membuat

desain penelitian berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dan tinjauan

litratur yang berkaitan dengan penelitian. Dalam Tahapan awal ini juga dilakukan

penyusunan instrumen penelitian.

2. Tahap Proses Pelaksanaan Penelitian

Pada tahapan berikutnya yaitu tahap proses penelitian, dilakukan

pengumpulan data-data di lapangan dengan melakukan pengamatan objek dan

pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Tahap ini dilakukan sampai data dirasa telah mencukupi kebutuhan penelitian.

Pada proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi non partisipan

yang artinya peneliti hanya berperan sebagai pengamat tanpa berperan langsung

dalam kesenian kohkol cangkilung. Kemudian dalam proses wawancara dilakukan

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur guna mendapatkan informasi yang

sebih mendalam tentang kesenian kohkol cangkilung. Dalam tahapan ini juga

peneliti melakukan pengamatan tentang pertunjukan kesenian kohkol cangkilung

yang berada di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Pengamatan

yang dilakukan terkait dengan dengan rumusan masalah yaitu tentang fungsi

pertunjukan, fungsi waditra dan komposisi musik yang disajikan.

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahapan akhir dilakukan proses penyusunan dan pengolahan data.

Dari data yang telah diperoleh dilakukan reduksi data, display data. Display data

dimaksudkan agar data-data yang masuk menjadi laporan data yang terpilih dan

memiliki keterkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya diolah dengan cara

menganalisis data dan verivikasi data. Pada tahap verivikasi dilakukan

pengecekan kembali seluruh hasil penelitian dari awal sampai akhir dan berfungsi

untuk melihat kekurangan-kekurangan yang ada dalam hasil penelitian agar

diperbaiki kembali.

(20)

proses tersebut didapati sebuah hasil temuan penelitian, hasil tersebut akan siap

ketika proses diseminasi skripsi.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian

guna mendapatkan data yang dituju adalah deskriptif analisis. Metode penelitian

tersebut digunakan untuk mengkaji kesenian kohkol cangkilung melalui

pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut digunakan untuk mengungkap

kenyataan-kenyataan yang sudah ada berdasarkan fakta untuk mendapatkan

kesimpulan yang lebih jelas. Berikut ini diilustrasikan pada paradigma pendekatan

dalam penelitian yang digambarkan pada bagan berikut:

Bagan 3.2 Paradigma penelitian (Sumber dokumentasi Nova, 2014)

Metode deskriptif yang didalam penerapannya mengungkap tentang fungsi

pertunjukan dan fungsi masing- masing waditra dan komposisi musik dalam

kesenian kohkol cangkilung di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten

(21)

Ciamis, sehingga dengan metode tersebut mampu memaparkan permasalahan

yang terkait dan mampu menjawab masalah- masalah yang ada dalam penelitian

ini dengan jelas dan dapat memberikan gambaran sesuai dengan fakta yang ada

karena peneliti langsung terjun atau masuk ke objek yang diteliti.

Metode deskriptif analisis berupaya untuk mendeskripsikan data-data di

lapangan secara faktual dan naturalistik mengenai:

1. Fungsi dari pertunjukan kesenian kohkol cangkilung dari komunitas KAI.

2. Menjelaskan fungsi masing-masing waditra yang dimainkan dalam kesenian

kohkol cangkilung.

3. Komposisi musik dalam kesenian kohkol cangkilung.

Dengan menggunakan metode ini, data-data yang telah tekumpul diolah

dan dianalisis, proses analisis diperkuat oleh hasil wawancara dan juga studi

literatur. Selalnjutnya diinterpretasikan ke dalam bentuk tulisan oleh peneliti.

D. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pemahaman istilah dalam penelitian,

maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut:

Kesenian: Penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa

manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat

komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap

oleh indra pendengar (seni musik, seni suara),

pengllihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan

perantara gerak (seni tari, drama). “Kesenian

merupakan keseluruhan system yang melibatkan

proses penggunaan imajinasi manusia secara kreatif

di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan

(22)

Kohkol cangkilung: Uteng (wawancara, februari 2014) mengungkapkan

bahwa: “Kohkol cangkilung adalah bambu yang

tidak terpakai karena cacat terkena hama ulat

cangkilung sehingga memiliki ruas-ruas yang

pendek, oleh para pelaku seniman kemudian

dimanfaatkan menjadi kohkol. Kohkol termasuk alat

musik pukul dengan ruang resonator sebagai

sumber suara. Biasanya dimainkan dalam

pagelaran seni, memeriahkan acara 17 agustusan,

maupun untuk keperluan lainnya.”

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang bertindak sebagai

instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif segala

sesuatu objek yang dicari belum jelas dan terpapar masalahnya, sumber data dan

hasil yang akan dicapainya. Semua yang berhubungan dengan rancangan

penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti terjun

ke objek penelitian, hanya peneliti sendiri yang menjadi alat satu-satunya yang

dapat mencapainya agar penelitian menjadi fokus dan jelas.

Instrumen penelitian juga dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, dan

mengolah data agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan

hasil yang lebih baik dan data dapat diolah dengan mudah. Instrumen penelitian

dalam kesenian kohkol cangkilung digunakan untuk mendapatkan data terkait

fungsi pertunjukan kesenian kohkol cangkilung, fungsi waditra dan komposisi.

(23)

Objektivitas dan keabsahan data penelitian kualitatif sering hanya

ditekankan pada uji reliabilitas dan validitas data yang diperoleh. Pembuktian

validitas data ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan

mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kenyataan

dan disetujui oleh subjek penelitian atau narasumber.

Untuk memperkecil kemungkinan kekeliruan saat wawancara dan observasi,

peneliti menggunakan beberapa cara yang diadaptasi dari Sugiyono (2011. Hal.

369-374) dengan langkah sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjang pengamatan dilakukan dengan cara kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan dan wawancara kembali. Dalam penelitian ini

pengamatan dilakukan lagi pada waktu dan acara yang berbeda saat kesenian

kohkol cangkilung dipertunjukan lagi. Selanjutnya, dilakukan wawancara kembali

dengan pelaku seni yang sudah ditemui atau yang baru, hal ini dilakukan untuk

memastikan data yang telah diberikan selama ini merpakan data yang sudah benar

atau tidak.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini dilakukan pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Adapun

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berfungsi untuk memvalidasi data. Triangulasi inii

dilakukan dengan cara mengecek data yang terkait dengan fungsi pertunjukan,

fungsi waditra dan komposisi musik yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Dalam penelitian ini, selain melakukan wawancara dengan pelaku seni,

peneliti juga melakukan wawancara dengan pemain yang terlibat dalam proses

pertunjukan kesenian kohkol cangkilung.

(24)

dengan teknik yang berbeda terkait dengan fungsi pertunjukan, fungsi waditra dan

komposisi musik dalam kesenian kohkol cangkilung. Dalam penelitian ini, data

diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.

c. Triangulasi Waktu

Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau

situasi yang berbeda.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan studi

lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi atau pengamatan,

bentuk observasi yang dilakukan yaitu passive participan (partisipasi pasif) yang

berarti peneliti hanya mengamati tanpa ikut terlibat dalam kegiatan. Teknik ini

berfungsi untuk mengamati struktur pertunjukan serta peran tiap masing-masing

waditra dalam kesenian kohkol cangkilung secara langsung. Dalam proses

penelitian dilakukan langsung ke lapangan dan mengamati secara langsung

kesenian kohkol cangkilung yang bertujuan untuk mengetahui fungsi pertunjukan,

peranan tiap waditra, dan komposisi musiknya.

Data-data yang diobservasi, yaitu mengenai keaktifan kesenian kohkol

cangkilung di Desa Panjalu, apakah masih ada atau masih dilestarikan, siapa yang

memimpin kesenian kohkol cangkilung saat ini dan semua hal yang bersangkutan

untuk kepentingan penelitian kesenian kohkol cangkilung, observasi ini dilakukan

sebanyak 4 kali, yaitu:

a. Observasi pertama dilakukan pada tanggal 14 Januari 2014 di alun-alun

(25)

b. Kedua, dilakukan pada tanggal 1 Februari 2014 di Saung awi Cipamotet.

Pada observasi kedua ini peneliti diperkenalkan langsung dengan waditra

yang digunakan.

c. Ketiga,dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2014 di Desa Panjalu untuk

mengamati kesenian kohkol cangkilung yang dimainkan dalam acara

memperingati 17 Agustus yang dilakukan secara helaran.

d. Keempat, dilakukan pada tanggal 9 September di alun-alun Panjalu untuk

mengamati secara langsung kesenian kohkol cangkilung yang berperan

sebagai pengiring wayang landung.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang

kurang jelas ataupun tidak dapat diamati sendiri secara langsung mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan topik penelitian. Peneliti mewawancara orang yang

terlibat langsung dengan kesenian kohkol cangkilung, diantaranya:

a. Bapak Ganda selaku ketua komunitas KAI, wawancara dilakukan pada

tanggal 12 Januari dan 14 Januari dimana pada tanggal itu sekaligus

dilakukan pendokumentasian tentang kesenian kohkol cangkilung.

b. Uteng selaku ketua kesenian kohkol cangkilung, wawancara dilakukan pada

tanggal 1-2 februari. Wawancara dilakukan di kediaman Uteng dan di saung

awi.

c. Pemain dalam kesenian kohkol cangkilung. Salah satu yang diwawancarai

adalah Ilham purwa. Wawancara dilakukan pada tanggal 14 Februari di saung

awi.

Dari hasil wawancara tersebut maka didapat data-data yang diperlukan mengenai

kesenian kohkol cangkilung yang terkait dengan fungsi pertunjukan kesenian

kohkol cangkilung, fungsi waditra dan komposisi musik.

(26)

kemudian dikembangkan dengan pertanyaan-pertanyaan secara spontan yang

tidak lepas dengan rumusan masalah, hal ini dilakukan untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalah dari responden.

Gambar 3.5

Narasumber dari sebelah kiri ke kanan adalah Uteng, Ganda, dan Ilham setelah melakukan pertunjukan kesenian kohkol cangkilung

(Sumber dokumentasi KAI)

Dari ketiga narasumber tersebtu data-data yang diperoleh adalah:

1. Uteng mengenai waditra, konsep penyajian pertunjukannya seperti apa dan

keberadaan kesenian kohkol cangkilung, dan fungsi pertunjukan.

2. Bapak ganda mengenai awal berdirinya komunitas KAI, keberadaan kohkol

cangkilung dan pertunjukannya ditampilkan dalam acara apa saja. 3. Ilham mengenai waditra dan keberadaan kohkol cangkilung.

Data yang diperoleh dari semua narasumber ada pertanyaan yang dijawab oleh

ketiga narasumber yaitu tentang keberadaan atau kondisi objektif kesenian kohkol

cangkilung.

3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan guna memperkuat dan mendukung

(27)

tertulis, baik dari buku, jurnal elektronik, atau tulisan lainnya yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan. Adapun beberapa sumber yang digunakan yaitu buku

Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan oleh Rohidi Thn.2000, Seni

Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi oleh Soedarsono Thn.2010, Kamus

Musik oleh banoe Thn. 2003, Teori Menabuh Gamelan Sunda oleh Yoyo Thn.

1968, Seni, tradisi dan masyarakat oleh Kayam Thn.2002, Bentara Seni Suara

Indonesia oleh Bernand dan Sosrowardoyo Thn. 1954, Kandaga Kesusastran oleh

Salmun Thn. 1963, Waditra, Mengenal Alat-Alat Kesenian daerah Jawa Barat

oleh Kubarsyah Thn. 1994, Ilmu Bentuk Musik Karl Edmund Prier (2004) Corat

Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini oleh Suka Hardjana Thn. 2003.

4. Mendokumentasi atau Visualisasi

Tahap selanjutnya yaitu pendokumentasian data-data yang diperlukan

dalam penelitian. Data-data yang telah terkumpul melalu observasi wawancara

dalam studi pustaka didokumentasikan dengan media rekam yang menggunakan

handphone, kamera dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan guna memperoleh

gambaran mengenai fakta lapangan yang akan dikaji lebih dalam. Dokumentasi

disini merupakan data yang diperoleh oleh peneliti baik berupa foto, audio-visual

maupun informasi dari masyarakat yang berhubungan dengan penelitian.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya dokumen tentang

profil KAI, foto-foto kegiatan, hasil dari proses wawancara, dokumentasi

pertunjukan, catatan-catatan penting terkait dengan penelitian.

Apabila dilihat dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan dalam

pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yang didalamnya dibantu

kelengkapannya melalui data catatan lapangan.

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis

(28)

kualitatif, merupakan pendekatan penelitian yang menghasilkan deskriptif

analisis, yaitu semua yang dinyatakan oleh narasumber atau sasaran penelitian

baik secara lisan atau tulisan, serta fakta.

Seluruh data mengenai kesenian kohkol cangkilung yang didapat melalui

wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi kemudian dikumpulkan

dan disusun secara sistematis. Selanjutnya, dilakukan penyesuaian dan

pembandingan data yang diperoleh di lapangan dengan studi literatur yang didapat

untuk dijadikan bahan kesimpulan. Kemudian menjawab rumusan maslah yang

sudah dikemukakan sebelumnya dan terakhir hasil dari penelitian dideskripsikan

dalam bentuk laporan tertulis berupa simpulan dari hasil penelitian.

Setelah melakukan pengolahan data kegiatan selanjutnya dilakukan

analisis data guna memecahkan permasalahan yang diteliti dan mendapatkan

penyelesaian dari setiap masalahnya. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan

tersebut diklasifikasikan, adapun langkah-langkahnya analisis data yang

diadaptasi dari model Miles and Huberman dalam Sugiyono (2011. Hal. 337-345)

yang dikonseptualkan dalam bagan sebagai berikut:

Bagan 3.3

Analisis data yang diadaptasi dari model Miles and Huberman dalam Sugiyono (Sumber dokumentasi Nova 2014)

Dari bagan di atas maka dapat dirincikan dengan paparan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Proses reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data,

proses ini terdiri dari pemilihan data penting yang terkait dengan penelitian.

Kumpulan data Reduksi data

Penyajian data Kesimpulan dan

(29)

Peneliti mereduksi data-data yang dianggap penting dan membuang data-data

yang tidak diperlukan. Data-data yang diambil adalah yang berhubungan dengan

fungsi pertunjukan dan fungsi masing-masing waditra, dan komposisi musik

kesenian kohkol cangkilung.

2. Penyajian data

Langkah kedua yaitu penyajian data tentang pertunjukan kesenian kohkol

cangkilung di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Proses ini

ditunjang dengan data-data yang saling berhubungan satu sama lain. Proses ini

dilakukan untuk memperkuat hasil reduksi data yang nantinya akan menghasilkan

suatu kesimpulan.

3. Pengambilan Kesimpulan Sementara dan Verifikasi Data

Terakhir dalam proses analisis data adalah pengambilan kesimpulan

sementara, yaitu merupakan intisari dari hasil penelitian untuk gambaran pasti

masalah yang diteliti. Selanjutnya, verifikasi data adalah upaya yang dilakukan

peneliti untuk mepelajari, memahami dan melakukan pencocokan data-data hasil

penelitian. Kemudian meminta pertimbangan kepada berbagai pihak yang

bersangkutan mengenai data-data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh

terkait mengenai fungsi pertunjukan, fungsi waditra dan komposisi musik

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesenian kohkol cangkilung merupakan kesenian daerah yang berkembang

di daerah Panjalu Kabupaten Ciamis. Kesenian ini juga tumbuh dan berkembang

dalam suatu komunitas KAI (komunitas anak ibu) dan tidak lepas dari pelaku seni

setempat.

Berdasarkan hasil dari data-data yang telah terkumpul dalam penelitian

tentang kesenian kohkol cangkilung di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu

Kabupaten Ciamis, mengacu pada rumusan masalah penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Fungsi kesenian kohkol cangkilung di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu

Kabupaten Ciamis. Kesenian ini memiliki empat fungsi diantaranya berfungsi

sebagai hiburan pribadi, berfungsi sebagai hiburan atau tontonan, berfungsi

sebagai presentasi estetis, dan berfungsi sebagai media pendidikan.

2. Fungsi masing-masing setiap waditra. Setiap waditra yang dimainkan dalam

kesenian kohkol cangkilung memiliki fungsi masing-masing. Waditra jimbe

yang berfungsi sebagai pengatur tempo atau wirahma, bedug yang berfungsi

sebagai pengatur tempo, kohkol yang berfungsi sebagai penegas dari waditra

jimbe, celempung dan suliwang berfungsi sebagai hiasan gending yang mengisi

kekosongan.

3. Komposisi musik kesenian kohkol cangkilung yang secara utuh memiliki

bentuk komposisi musik yang terbagi dalam beberapa motif yakni A–A1–B–

B1–C–D–E. Pada penyajian komposisinya banyak motif yang diulang-ulang

dengan kata lain hanya menggunaan tema yang sama. Bentuk musik yang

dihasilkan dari waditra dan vokal merupakan irama sekar merdeka sehingga

(31)

B. Rekomendasi

Dari beberapa hasil penelitian yang berhasil peneliti ungkapkan dalam

bentuk kesimpulan di atas, peneliti juga berkeinginan untuk mengungkapkan

beberapa saran yang ditujukan kepada:

1. Kalangan Akademis

Agar tetap berupaya untuk terus mengungkap dan menggali lebih dalam

keberadaan kesenian daerah di Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat,

sehingga kesenian daerah akan tetap terjaga dan lestari.

2. Pemerintah Daerah Setempat

Demi menjaga kelestarian kesenian kohkol cangkilung di Desa Panjalu,

peneliti sarankan agar pemerintah daerah setempat lebih peduli dan ikut serta

mengantisifasi agar kesenian ini tidak punah, sehingga masyarakat setempat dapat

mengenal dan mengapresiasi.

3. Pelaku seni dan komunitas KAI

Disarankan agar kesenian kohkol cangkilung tersebut lebih difungsikan

atau dilibatkan lebih sering. Hal ini guna menjaga kelestarian kesenian tersebut.

Selain itu juga dapat bekerja sama dalam mengembangkan kesenian kohkol

cangkilung ini secara inovatif, sehingga kesenian ini dapat disejajarkan dengan

kesenian daerah lainnya yang telah ada sejak lama.

4. Masyarakat setempat

Agar kesenian kohkol cangkilung tetap ada dan dikenal, peneliti sarankan

masyarakat agar lebih berantusias dalam menjaga dan melestarikan kesenian

kohkol cangkilung, salah satunya dengan berperan aktif dalam kegiatan yang ada

hubungannya dengan kesenian ini baik sebagai pemain atau menjadi apresiator,

sehingga akan timbul rasa tanggungjawab dan kebanggaan tersendiri terhadap

(32)
(33)

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Hardjana, Suka. (2003). Corat Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Cetakan pertama. Jakarta: Ford Foundation and Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Kayam, Umar. (2002). Seni Tradisi dan Masyarakat. Cetakan pertama/ edisi ke 3. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kistanti, Ratna Ayu. (2013). Fungsi Nilai Spiritual Tari Dalam Upacara Benta-Benti Di Desa Siandong, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes. Skripsi Sarjana pada FBS UNNES Semarang: tidak diterbitkan.

Kubarsyah, Ubun. (1994). Waditra, Mengenal Alat-Alat Kesenian Daerah Jawa

Barat. Cetakan Pertama. Bandung: CV Sampurna.

Lestari, Prima Suci. (2013). Kesenian Dod-Dod Pada Acara Syukuran Panen

(Rasulan) di Kampung Pamatang Kecamatan Saket Kabupaten Pandeglang. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Prier, Karl-Edmund. (2004). Ilmu Bentuk Musik. Cetakan kedua. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Rohidi. (2000). Kesenian dalam pendekatan Kebudayaan. Bandung: STSI Press.

Salmun. (1963). Kandaga Kasusastraan. Ganco: Djakarta

Soedarsono. (2010). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisai. Cetakan ke 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sosrowarno,dkk. (1954). Bentara Seni Suara Indonesia. Jakarta: JB Wolters.

Sudarmono, Nono. (2009). Struktur Pertunjukan dan Fungsi Sosiologis Tradisi

Gaok Serta Model Pelestariannya Melalui Pembelajaran Sastra di SMA. Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-12. Bandung: Alfabeta.

(34)

Suryatin, Atrin. (2013). Seni Dzikir Saman di Desa Ciandur Kecamatan Saketi

Kabupaten Pandeglang Banten. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI

Bandung: tidak diterbitkan

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Gambar

 Nova Mutiara Dewi, 2014 Gambar 3.1
Gambar 3.2 Peta Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu,  Kabupaten Ciamis yang merupakan lokasi kesenian
Gambar 3.3 Sikap Ganda selaku ketua KAI sebelum
Gambar 3.5 Narasumber dari sebelah kiri ke kanan adalah Uteng, Ganda, dan Ilham setelah melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan oleh peningkatan kewajiban lancar yang lebih besar daripada peningkatan aktiva lancar.Terdapat tiga rasio yang digunakan dalam analisis rasio likuiditas,

Sampah yang paling besar berasal dari Kota Bandung (Pikiran Rakyat Online, 31/1/16). Walikota Bandung sudah memberikan fasilitas tempat sampah organik dan non organik di tempat

(3) Tentang penetapan seperti tersebut dalam ayat (1) dibuat catatan di dalam daftar yang bersangkutan serta di dalam surat gugatan asli. 1927-576.) pencatatan di

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari hasil uji coba instrumen berupa angket atau kuesioner pada variabel Interaksi sosial pembelajaran sepakbola terdapat

[r]

Desa Cipedes, Desa Ciniru Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan Jawa Barat, hal. ini karena daerah ini merupakan salah satu kecamatan yang merupakan

Penulis Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat.. untuk meraih gelar Ahli Maya pada program D-3 Kimia di

Telah dilakukan penelitian perbandingan intensitas warna CPO dengan menggunakan bleaching earth (BE) dan spent bleaching earth (SBE) menggunakan Alat