PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
DI SMA NEGERI I JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PendidikanAkuntansi
Oleh
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten
Kuningan
Oleh:
Nunik Eka Yuniawati Sukma
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nunik Eka Yuniawati Sukma2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta di lindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I
JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing,
M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd
NIP 19711101199903 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
FPEB UPI
Dr. Kurjono, M.Pd.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : Nunik Eka Yuniawati Sukma
NIM : 0901248
Program Studi : Pendidikan Akuntansi FPEB UPI
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa sekripsi yang berjudul :
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan
Adalah hasil karya saya sendiri.
Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan sebagian atau
seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain dengan cara-cara yang
melanggar hukum dan etika penulisan karya ilmiah. Sebagian atau seluruh
gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yang saya kutip dalam skripsi ini telah
saya cantumkan sumbernya dalam naskah skripsi dan daftar pustaka.
Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari
ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini
atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.
Bandung, Februari 2014
Penulis,
Nunik Eka Yuniawati Sukma
Berita Acara Pelaksanaan Ujian Sidang Skripsi
Skripsi
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan
Oleh
Nunik Eka Yuniawati Sukma 0901248
Skripsi ini telah diuji pada:
Hari/tanggal : Rabu, 26 Februari 2014
Waktu : 13.00 s.d 15.30
Tempat : Gedung Garnadi FPEB
Panitia Ujian Terdiri dari
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP 196004121986031002
Sekretaris : Drs. H.Ajang Mulyadi, M.M.
NIP 196111021986031002
Anggota :
1. Prof. Dr. H. Disman, M.Si.
NIP 195902091984121001
Penyuji:
1. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M.
NIP 196111021986031002
2. Anggota: Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd.
NIP 197707272001122001
3. Imas Purnamasari, S.Pd,M.M.
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I
JALAKSANA Oleh:
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
Pembimbing
M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi guru akuntansi dan hasil belajar siswa. Selain itu , juga untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa .
Penelitian dilakukan pada kelas XII IPS 1 sampai dengan 4 di SMA Negeri I Jalaksana tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode survey . Pengumpulan data melalui dokumentasi dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XII IPS , sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPS yang berjumlah 60 siswa, tiap kelas diambil 15 untuk dijadikan sampel..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru hasil dari penyebaran angket rata-rata dari 4 kompetensi adalah 75,20. Dengan rincian hasil nya yaitu kompetensi social 77, kepribadian 76,6, pedagogic 74, ptofesional 73,4. Hasil belajar siswa dilihat dari ulangan harian ke-1 dan ke-2 semester 1 rata-rata adalah 60,96, dengan rinciaan yang termasuk kategori rendah sebanyak 82,35%, siswa belajar tinggi hanya sebanyak 17,65%
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa seebesar 21,25%.. Hal ini diperkuat dengan hasil uji hipotesis bahwa dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 3,957 dan sebesar 1,671 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa .
INFLUENCE OF INTEREST LEARN TO RESULT LEARN STUDENT IN STUDY OF ACCOUNTANCY [IN] SMA COUNTRY of I JALAKSANA
By:
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
Counsellor
M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001
ABSTRACTION
This Research aim to to obtain;get information concerning interest learn result and accountancy learn student. Besides , also to know influence of interest learn to result learn student
Research [done/conducted] [by] [at] class of XII IPS 1 up to 4 [in] SMA Country of I Jalaksana school year 2013 / 2014 by using method of survey . Data collecting [pass/through] enquette and documentation. Population in this research [is] entire/all class of XII IPS , while sampel in this research [is] all class student of XII IPS amounting to 60 student, every class taken 15 to be made [by] sampel
Result of research indicate that interest learn result of from spreading of mean enquette from 4 interest [is] 75,20. With detail of its result that is interest of social 77, personality 76,6, pedagogic 74, ptofesional 73,4. Result learn student seen from daily restating first and second semester 1 mean [is] 60,96, with rinciaan which including low category counted 82,35%, student learn high only counted 17,65%
Result of research show there are influence of interest learn to result learn student only equal to 21,25%.. This matter [is] strenghtened with result of hypothesis test that from result of calculation obtained equal to 3,957 and equal to 1,671 Pursuant to the data known that.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Teoritis ... 9
1.4.2 Praktis... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kompetensi Guru……….. . 11
2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 11
2.1.2 Jenis Kompetensi Guru ... 14
2.1.3 Standar Kompetensi ... 17
2.1.4 Pengukuran Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. 21 2.1.4.1 Pengukuran Kompetensi………. 21
2.1.4.2 Penilaian Kinerja Guru………... 22
3.1 Desain Penelitian ... 48
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di
3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 49
3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 50
3.3 Populasi dan Sampel penelitian ... 54
3.3.1 Populasi ... 54
3.3.2 Sampel ... 55
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.4.1 Dokumentasi ... 58
3.4.2 Angket ... 58
3.4.2.1Uji Validitas ... 65
3.4.2.2Uji Reliabilitas... 68
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……… ... 70
3.5.1 Teknik Analisis Data ... 70
3.5.1.1Analisis Statistik Deskriptif ... 70
3.5.1.2Analisis Statistik Inferensial... 72
3.5.1.2.1 Analisis Korelasi ... 73
3.5.1.2.2 Koefisien Determinan ... 73
3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76
4.1 Gambaran Objek Penelitian………. 76
4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah ……….. …..76
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah……….. 77
4.1.3 Data Sekolah ... 80
4.1.4 Struktur Organisasi Sekolah ... 81
4.1.5 Data Siswa dan Guru ... 82
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 83
4.2.1 Deskripsi Data ... 83
4.2.1.1Data Kompetensi Guru ... 83
4.2.1.2Data Hasil Belajar Siswa ... 85
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 85
4.3.1 Analisis Korelasi ... 85
4.3.2 Koefisien Determinan ... 87
4.3.2.1Uji Hipotesis ... 88
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99
5.1 KESIMPULAN ... 99
5.2 SARAN... 99
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XII IPS SMA
Negeri I Jalaksana Kuningan Th Pel 2013/2014………5
Tabel 2.1 Pengertian Kompetensi Menurut Para Ahli ... 11
Tabel 2.2 Kompetensi Menurut UU No 14 Tahun 2005 ... 18
Tabel 2.3 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK ... 19
Tabel 2.4 Kompetensi Guru Kelas/ Mata Pelajaran ... 28
Tabel 2.5 Kompetensi Guru BK……… ... 28
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 52
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMAN I Jalaksana ... 55
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kompetensi Guru Sebelum Uji Coba ... 60
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru Setelah Uji Coba……. 63
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kompetensi Guru... 67
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Guru ... 70
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Jalaksana Tahun Pel 2013/2014 ……… ... 82
Tabel 4.2 Kriteria Kompetensi Guru ……….… ………….. 83
Tabel 4.3 Kompetensi Guru... 84
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran dan mengajar tidak
lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa :
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tentunya dengan adanya kualifikasi guru, guru memiliki kompetensi.
Menurut Sudrajat (2011:116), dalam menjalankan peran dan fungsinya,
seorang guru seyogyanya didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pada dasarnya merupakan
gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do)
seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang
seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukan, agar dapat melakukan (be
able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki
kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,
tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang
Standard Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, bahwa Standard Kompetensi Guru Mata Pelajaran SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MA terdiri dari : kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Standard kompetensi guru telah disusun oleh pemerintah pusat melalui
Depdiknas (2002) sebagai upaya perintisan pembentukan Badan Akreditasi
dan Sertifikasi Mengajar di daerah sebagai acuan baku dalam pengukuran
kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran
yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dan perilaku perbuatan bagi seseorang guru agar berkelayakan untuk
menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang
pendidikan.
Tentunya dengan adanya kompetensi guru dalam PBM di kelas akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO
dalam Toto (2009:131) ada 4 pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh pendidikan yaitu : learning to know, learning to be, learning to life
together, dan learning to do. Sedangkan Bloom (dalam Toto, 2009:131),
menyebutnya tiga ranah hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor.
3
Schooling Learning”–nya berusaha untuk mengatakan sejumlah kecil
variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar Thesis Central Model,
Afektif Entry Characteristics, dan kualitas pengajaran yang tercermin dalam
penyajian bahan petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan, dan perbaikan
penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Seperti dikemukakan oleh Maryadi (Warito, 2008:273), bahwa guru merupakan salah satu unsur manusia yang banyak menentukan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan . Komponen strategi pembelajaran meliputi (1) urutan kegiatan pembelajaran (2) metode pembelajaran yang sesuai (3) media yang digunakan, (4) tatap muka sesuai alokasi waktu yang diperlukan, dan (5) dapat mengelola kelas dengan baik. Di samping strategi pembelajaran, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan, guru juga harus memiliki kompetensi
Menurut Undang-Undang No 1, 4 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional,
kompetensi sosial, kompetensi kepribadian.
Menurut Toto (2009:53 ), dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat
berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai atau belum, atau evaluasi dapat berfungsi sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan. Adapun hasil belajar yang digunakan dari
hasil ulangan harian yang merupakan hasil evaluasi formatif. Menurut Toto
lagi (2009:155), evaluasi formatif menekankan pada upaya perbaikan proses
pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan hasil belajar siswa didasarkan
kepada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Menurut Peraturan Menteri
Standard Penilaian Pendidikan BAB Penilaian oleh Satuan Pendidikan ayat 1
disebutkan :
Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
Kriteria Ketuntasan Minimum ini bukan semata-mata nilai yang
sembarangan dalam penetapannya. KKM tersebut didasarkan oleh intakes
siswa, daya dukung (sarana prasarana), dan kompleksitas materi. Jika nilai
siswa berada di bawah KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki
prestasi yang rendah. Sedangkan, jika nilai siswa berada di atas atau sama
dengan KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki prestasi tinggi.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil objek penelitian pada
siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan sebanyak 60 siswa.
Dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan pada kelas XII IPS SMA
Negeri 1 Jalaksana Kuningan tahun pelajaran 2012/2013. Di SMA Negeri 1
Jalaksana Kuningan ini menetapkan KKM pada Mata Pelajaran
Ekonomi/Akuntansi sebesar 75, adapun objek mata pelajaran yang kami
khususkan yaitu dari nilai ulangan harian mata Mata Pelajaran Akuntansinya
saja, yaitu dua ulangan harian. Penilaian diambil dari nilai kognitif siswa.
Selain itu ada nilai remedial siswa apabila siswa tidak mencapai batas KKM,
sebagai upaya perbaikan nilai siswa, namun tidak semua ulangan guru
5
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
Siswa
Jumlah siswa dengan nilai di bawah KKM
(75)
Negeri 1 Jalaksana Kuningan ini, dari ulangan ke satu sendiri untuk kelas XI
IIPS 1, XII IPS 2, dan XII IPS 3 memiliki nilai ulangan yang dibawah KKM
cukup banyak, terutama kelas XII IPS 3 yang seluruh siswanya tidak lulus
KKM. Sedangkan kelas XII IIPS 4, sudah bisa dikatakan berhasil dalam
belajar karena hampir semua murid di atas KKM dengan nilai yang cukup
bagus dan banyak yang diatas KKM.
Kemudian nilai ulangan harian kedua seluruh kelas XII IPS
mengalami penaikan jumlah siswa yang dibawah KKM, bahkan untuk kelas
KKM, bahkan kelas XII IPS 2 seluruh siswanya di bawah KKM. Dan nilai
yang cukup anjlok di kelas XII IPS 4. Sedangkan kelas XII IPS 3 mengalami
penurunan, walaupun dalam jumlah yang kecil.
Jadi, karena dari ulangan 1 dan 2 sedikit yang telah mencapai atau
melebihi batas KKM, KKM yang ditetapkan guru akuntansi di SMA Negeri 1
Jalaksana Kuningan untuk kelas XII IPS terlalu tinggi.
Dari data pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesulitan belajar. Kesulitan belajar tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Toto (20009:131), secara umum hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa dan
faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar siswa. Yang tergolong faktor
internal ialah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi: faktor intelektual dan faktor non–intelektual,
3. Faktor kematangan siswa baik fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah :
1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan kelompok.
2. Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, dan sebagainya.
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.
4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor–faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak
7
adanya faktor–faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu
motivasi, berprestasi, intelegensi dan kecemasan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
subjek didik menurut Asrori (2007:55-56), adalah sebagai berikut :
1. Faktor hereditas. Semenjak dalam kandungan anak telah mewarisi sifat– sifat yang menentukan daya kerja kognitifnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan memiliki kemampuan berfikir normal, di atas normal, secara optimal apabila lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak.
2. Faktor lingkungan. Ada dua unsure lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu keluarga dan sekolah.
a. Keluarga. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga anak memiliki informasi banyak yang merupakan alat bagi anakk untuk berfikir. Cara-cara yang digunakan misalnya memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide–idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan ingin tahu anak dengan cara menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreatifitas anak. Pemberian kesempatan atau pengalaman tersebut sudah barang tentu menurut perhatian orang tua.
b. Sekolah. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak, termasuk perkembangan intelek anak. Dalam konteks ini, guru hendaknya menyadari betul bahwa perkembangan kognitif anak terletak di tangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru diantaranya ialah :
1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka.
2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
3) Membawa peserta didik ke obyek-obyek tertentu seperti obyek budaya, ilmu pengetahuan, dan sejenisnya sangat menunjang perkembangan intelektual para peserta didik.
peserta didik terganggu secara fisik perkembangan kognitifnya akan terganggu juga.
5) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.
Menurut Slameto (2010:64), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap
belajar, dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat. Untuk faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar, diantaranya:
1. Metode mengajar 2. Kurikulum
3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah
6. Alat pelajaran 7. Waktu sekolah
8. Standard pelajaran di atas ukuran 9. Keadaan gedung
10. Metode belajar 11. Tugas rumah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti memilih judul
“Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
9
2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana ?
3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru akuntansi terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana?
1.3 Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam
mengenai hasil belajar siswa, penelitian juga dimaksudkan untuk
mengumpulkan data mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap hasil
belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi guru akuntansi dalam pelaksanaan
pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru akuntansi terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana
1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Teoritis
Secara Teoritis melalui penelitian ini diharapkan dapat
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan
dan pengalaman tentang kompetensi guru dan hasil belajar siswa.
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian lanjut tentang pengaruh kompetensi guru terhadap hasil
belajar siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum dalam khasana ilmu pengetahuan terutama bagi
mereka yang ingin meneliti topik yang sama, sehingga dapat
dijadikan bahan referensi atau perwujudan.
1.4.2 Praktis
Secara praktis hasil penelitian tentang hubungan kompetensi
guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana
Kuningan memberi kegunaan khususnya bagi sekolah, yaitu hasil
penelitian akan memberikan masukan ilmiah teristimewa bagi guru
akuntansi guna meningkatkan kinerja dan kompetensi guru dan
peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu bisa menjadi penilaian baik
untuk kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, juga
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:2), metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Adapun dalam
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, hal ini karena metode
kuantitatif ini merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Lalu metode ini, meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. (Sugiyono, 2008:7-8). Berdasarkan dengan tingkat kealamiahan
tempat penelitiannya, yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survey. Metode Survey menurut Nazir (2005:56) adalah penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta–fakta dari gejala–gejala yang ada dan
mencari keterangan–keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode
survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah–masalah serta
berlangsung. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta
perbandingan–perbandingan terhadap hal–hal yang telah dikerjakan orang
dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat
digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa
mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap
sejumlah unit individu atau unit, baik secara sensus atau dengan
menggunakan sampel.
3.2Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan indikator-indikator dari
variabel-variabel penelitian yang telah dijelaskan dalam konseptual. Dalam penulisan
berikut ini akan dikemukakan operasional dari variabel-variabel yang akan
diteliti tersebut :
3.2.1 Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2008 : 39) variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Namun keterlibatan guru dalam proses Pembelajaran dan
Mengajar tidak lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Menurut
Purwadaminata (1995 : 518), kompetensi adalah kewenangan atau
kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Menurut
50
guru seyogyanya didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pada dasarnya
merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan
(be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan,
perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau
ditunjukan, agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam
pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan
(ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Sedangkan guru menurut Purwadaminta (1995:334), adalah
orang yang kerjanya mengajar. Menurut Uhar (2011:5) guru adalah
pendidik yang melaksanakan peran utama penting dalam proses
pendidikan. Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang
ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk
menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan
jenjang pendidikan. Kompetensi yang dimiliki guru diantaranya
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi professional.
Menurut Sugiyono (2008 : 39) variabel terikat adalah
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.
Menurut Sudrajat (2011:42), hasil belajar adalah perubahan
perilaku sebagai hasil belajar atau prestasi belajar. Dengan demikian,
hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku atau
kemampuan seseorang yang diperoleh setelah dia mengikuti proses
pembelajaran.
Menurut Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional (2004:133), hasil belajar yang diharapkan pada pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi adalah kemampuan yang harus
dimiliki lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan, atau
kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan seperti SMP (Sekolah
Menrngah Pertama) dijabarkan menjadi sejumlah standar kompetensi
untuk tiap mata pelajaran yaitu kemampuan yang harus dimiliki siswa
untuk tiap mata pelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi memaknai
pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang
pendidikan. Jadi, dari pendapat tersebut dapat didefinisikan bahwa
hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa yang
52
Di bawah ini terdapat tabel operasional dari variabel–variabel
di atas.
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan
prinsip – prinsip
5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi
dan kepentingan
berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan
proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menunjukan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
24
54
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Th. 2007.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
28
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai standard
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Langkah awal dalam mengumpukan data dan analisis data
adalah menentukan populasi. Menurut Sugiyono (2008 : 80), populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Ridwan (2008:55), populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian. Menurut Nawawi (1985:141), populasi yaitu
totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XII IPS dan tenaga pendidik SMA Negeri I Jalaksana, seperti yang
ada dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan
No. Kelas Jumlah
1. XII IPS 1 38 orang
2. XII IPS 2 38 orang
3. XII IPS 3 39 orang
4. XII IPS 4 39 orang
Total jumlah 154 orang
Jadi, yang menjadi populasi dalam penelitian ini ialah siswa
56
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008:62), Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut
Arikunto (1998:117), sampel adalah bagian dari populasi sebagian
atau wakil populasi yang diteliti Dari beberapa pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan bahwa
hasil yang didapat akan menggambarkan populasi yang bersangkutan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian harus bersifat representatif
dalam arti mewakili seluruh populasi, sehingga benar-benar diperoleh
data yang lengkap untuk memecahkan suatu masalah. Menurut
Sugiyono ( 2007:64 ), sampling jenuh adalah teknik pengambilan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal
ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil. Selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-25 % atau lebih.
Adapun dalam pencarian sampel bisa menggunakan rumus
Slovin , hal ini disebutkan Setiawan (2007: 2) bahwa dalam aspek
aplikasi dan kepraktisan, rumus Slovin memang sangat mudah dan
sederhana, walau sering kali salah dalam menerapkannya. Adapun
rumus Slovin bisa kita lihat di bawah ini :
………1
dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = galat pendugaan
Misalnya dalam buku yang ditulis oleh Husein (dalam
Setiawan, 2007 : 5) tidak diperoleh suatu keterangan mengenai:
1. Apakah rumus Slovin ditujukan untuk penelitian yang mengukur
ratarata, total, proporsi populasi, atau yang lainnya.
2. Berapa besar yang digunakan, sehingga kita tidak bisa
mengetahui tingkat keandalan dari rumus tersebut.
3. Keragaman populasi yang bagaimana dan berapa besarnya yang
dimasukan dalam rumus tersebut, apakah varians ( ) atau P(1-P)
4. Rumus tersebut hanya memberi kesempatan kepada pemakainya
untuk memasukan nilai galat pendugaan yang bisa ditolelir (d).
Agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis
mulai dengan mencoba beberapa rumus umum (generik) untuk
menentukan ukuran sampel, kemudian mengkomparasikannya
dengan rumus Slovin.
Maka sampel yang digunakan dalam penelitian di kelas XI IPS
58
Dengan menggunakan rumus Slovin maka dapat diketahui
sampelnya, menurut perhitungan di bawah ini :
60,15624 = 60
Keterangan :
n = hasil sampel menggunakan Slovin
N = jumlah siswa XII IPS 1, 2, 3, dan 4, ditambah 2 tenaga pengajar.
d = galat pendugaan peneliti sekitar 10%.
Jadi, dari semua siswa kelas XII IPS yang berjumlah 154
orang, maka diambil 60 orang sebagai sampel dalam penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber yang digunakan dalam teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2008:137), adalah :
a. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,
b. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2008;137).
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
Dokumentasi menurut KBBI (1995), adalah pemberian atau
pengumpulan bukti–bukti dan keterangan–keterangan (seperti kutipan
– kutipan dari surat kabar, gambar–gambar, dsb); film–film yang
mempertunjukan peristiwa–peristiwa, pekerjaan–pekerjaan, kegiatan–
kegiatan dalam masyarakat. Dokumentasi merupakan barang–barang
tertulis, seperti catatan transkip, internet, notulen rapat, surat kabar,
majalah, agenda, dokumen/buku–buku, dan peraturan.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil
belajar siswa berupa nilai ulangan harian siswa, kondisi riil sekolah,
keadaan guru dan siswa, struktur organisasi, keadaan sarana dan
prasarana sekolah.
3.4.2 Angket (Kuesioner)
Angket menurut KBBI, adalah pemeriksaan tentang sesuatu
hal yang menjadi kepentingan umum, biasanya dilakukan dengan
surat pernyataan. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:142), kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Adapun yang peneliti lakukan adalah penggunaan kuesioner
60
responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga
responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
Kuesioner/angket kompetensi guru disusun dalam skala
numerik (numerical scale). Seperti yang dikemukakan oleh Sekaran
(2003:198) bahwa “The numerical scale is similar to the semantic
differential scale, with the difference that numbers on a 5-point or
7-points scale are provided, with bipolar adjectives at both ends...”
Yang berarti bahwa “Skala numerik mirip dengan skala
diferensial semantik, dengan perbedaan pemberian skala nomor lima
atau tujuh titik pada setiap ujungnya”. Dengan menggunakan skala ini,
responden diminta memberikan penilaian pada objek tertentu, dalam
penelitian ini responden akan memberikan penilaian terhadap
kompetensi siswa.
No Item Skala
1 2 3 4 5
Adapun kisi-kisi angket kompetensi guru dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket kompetensi guru Sebelum Uji Coba Instrumen
Variabel Dimensi Indikator No.
nsi Guru
Variabel
didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip
– prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi dan kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
28,29
62
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
Variabel Dimensi Indikator No.
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Th. 2007.
Sebelum instrumen diberikan pada objek penelitian, terlebih
dahulu instrumen akan dilakukan uji coba instrumen. Tujuan
pengujian instrumen adalah untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh adalah data yang valid dan reliabel. Berikut ini adalah kisi-
kisi angket kompetensi guru di kelas setelah melakukan uji coba
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
64
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru Setelah Uji Coba Instrumen
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi dan kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Variabel Dimensi Indikator No.
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
66
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
4.Kompe tensi Profesi onal
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Nilai Nilai Ulangan Harian semester genap siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Agar angket ini dapat dikatakan baik, maka menurut Arikunto
(2007:57) sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan test,
yaitu memiliki : validitas, reliavilitas, objektivitas, praktis. Untuk
menguji validitas dan reliabilitas untuk angket mengenai judul
penelitian ini, dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
3.4.2.1 Uji Validitas
Menurut Ivan (2012:20), uji validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir–butir dalam suatu daftar
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Ada dua macam validitas sesuai dengan cara
pengujiannya, yaitu sebagai berikut :
a. Validitas Eksternal, instrumen dicapai bila data yang dicapai sesuai dengan data dan atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.
b. Validitas internal, instrumen dicapai bila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Pengujian validitas internal sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara :
1) Analisis faktor, diuji apakah item yang membentuk variabel memiliki keeratan satu sama lain.
2) Analisis butir, dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada item dengan skor total item-nya.
Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi
Product Moment dengan angka kasar sebagai berikut :
Rumus korelasi Product Moment
–
√{ – }
(Arikunto, 2007:72)
Keterangan :
: koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑ : jumlah skor item
∑ : jumlah skor total (seluruh item)
68
Menurut Ivan (2012:20 ), adapun kriteria pengujian
tes validitas, ialah :
1) Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3. 2) Jika koefisien korelasi product moment > -r tabel. 3) Nilai sig ≤ ά
Selanjutnya dibandingkan dengan :
- Jika maka valid - Jika maka tidak valid
(Riduwan, 2009:118)
Setelah dilakukan uji coba instrumen dapat diketahui
bahwa dari 56 item pernyataan terdapat 21 pernyataan
yang tidak valid, yaitu item nomor
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Guru
No. Item
r
hitung r tabel Keputusan
No. Item
r
1. U
Menurut Arikunto (2007:59), bahwa kata reliabilitass
dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam
bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat
dipercaya. Beliau juga mengutip dari Scarvia B. Anderson dan
kawan–kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi test, yaitu
validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas
lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong
terbentuknya validitas. Sebuah test mungkin reliable tetapi
tidak valid. Sebaliknya, sebuah test biasanya reliable, seperti
yang dikatakannya, yaitu : A reliable measure in one that
hitung r tabel Keputusan
No. Item
r
hitung r tabel Keputusan
70
provides consistent and stable indication of the characteristic
being investigated.
Menurut Ivan (2012:24), reliabilitas (keandalan)
merupakan suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk–konstruk
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan
disusun dalam bentuk questioner.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien
reliabilitas adalah dengan rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut:
Rumus Alpha Cronbach
[ ] [ ∑ ]
(Arikunto, 2007: 109)
Keterangan :
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varias butir
= varians total
Menurut Arikunto lagi (2007:112), dengan
diperolehnya koefisien korelasi sebenarnya diketahui
tinggi–rendahnya koefisien tersebut. Lebih sempurnanya
perhitungan reliabilitas sampai pada kesimpulan, sebaiknya
Menurut Ivan (2012:24), uji reliabilitas dapat dilakukan
secara bersama–sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk
lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas
sebaliknya dilakukan pada masing–masing variabel pada
lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk
variabel yang tidak reliabel.
Adapun kriteria uji reliabilitas yaitu :
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Langkah – langkah dan kotak kerja untuk menguji
reliabilitas akan dihasilkan secara bersama – sama dengan hasil
uji validitas. Namun demikian untuk melihathasil uji
reliabilitas perlu dilihat pada tabel Relliabillity Coeffecients.
Pada tabel tersebut akan terlihat nilai Cronbach’s Alpha atau
Relliabillity Coeffecients atau nilai tertulis Alpha.
Adapun hasil penghitungan reliabilitas angket adalah
sebagai berikut
Tabel 3.6
Hasil Uji Reabilitas Instrumen Kompetensi Guru
Jumlah Item Cronbach’s Alpha
56 0.93
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
72
penghitungan Cronbach’s Alpa adalah 0,93 maka 0,93 lebih besar dari 0,60, dikatakan reliabel
3.5 Tekhnik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data
3.5.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Pengertian analisis statistik deskriptif dikemukakan
oleh Sugiyono (2010:206) sebagai berikut:
Statitik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum atau generalisasi.
Sejalan dengan pendapat tersebut selanjutnya
Margono (2009:190) mengemukakan bahwa “Statistik
deskriptif dipergunakan kalau tujuan penelitiannya untuk
penjajagan atau pendahuluan, tidak menarik kesimpulan,
hanya memberikan gambaran/ deskripsi tentang data yang
ada”. Dari kedua pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa
statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
mendeskripsikan tanpa bermaksud membuat suatu
Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk
memperoleh gambaran variabel kemampuan berpikir kritis
baik secara keseluruhan maupun berdasarkan setiap
indikatornya:
1. Membuat tabulasi untuk setiap jawaban kuesioner yang telah diisi responden
2. Memembuat kriteria penilaian setiap variabel dengan menentukkan terlebih dahulu
a. Menentukkan skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil dari tabulasi jawaban responden untuk tiap indikator maupun secara keseluruhan b. Menentukkan rentang kelas dengan rumus : Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah c. Terdapat tiga kelas interval, yaitu tinggi, sedang, dan
rendah
d. Menentukkan panjang kelas interval dengan rumus Panjang kelas interval =
e. Menentukkan interval untuk tiap kriteria penilaian 3. Membuat disribusi frekuensi untuk memperoleh
gambaran umum maupun dimensi setiap variabelnya dengan bentuk sebagai berikut.
Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%)
Rendah Sedang Tinggi
Jumlah Sumber : Data Diolah
4. Membuat interpretasi hasil distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran umum maupun indikator No.
Respon den
74
3.5.1.2 Analisis Statistik Inferensial
Pengertian analisis statistik inferensial yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010:207) “Statistik inferensial
adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Sedangkan menurut Margono (2009:190) “statistik
inferensial dipergunakan jika peneliti akan memberikan
interpretasi data, atau ingin menarik kesimpulan dari data
yang dihasilkan. Dari kedua pendapat tersebut dapat
didefinisikan bahwa statistik inferensial merupakan statistik
yang dipergunakan untuk menganalisis dan menarik
kesimpulan dari data yang dihasilkan.
3.5.1.2.1 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan dan kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis
korelasi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus korelasi Pearson Product Moment sebagai
berikut:
Rumus Korelasi Pearson Product Moment
(Sugiyono, 2010:183)
Keterangan :
= koefisien korelasi product moment dari
Pearson
= skor kompetensi guru
= skor hasil belajar
3.5.1.2.2 Koefisien Determinan
Koefisien determinan ini digunakan untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
bebas terhadap variabel terikat. Pengujian
determinan dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
Rumus mencari KD
Riduwan (2009:138)
Keterangan:
KD = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien korelasi
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis
76
: ρ = 0, Tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil
belajar siswa
: ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar
siswa
Uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:
3.6 Rumus Pengujian Hipotesis
√
√
(Riduwan, 2009: 139)
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
Kaidah keputusan :
Jika t hitung≤ t tabel, maka diterima, ditolak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data dan pengujian hipotesis, diketahui
bahwa:
a. Kompetensi guru kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana yang terdiri dari
kompetensi pedagogik menunjukkan kategori cukup, kepribadian
menunjukkan kategori baik, sosial menunjukkkan kategori baik, dan
professional menunjukkan kategori cukup. Secara keseluruhan
kompetensi guru tersebut Baik
b. Hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana , diambil daril
dari Ulangan Harian ke-1 dan ke-2 berada pada kategori hasil belajar
rendah.
c. Dari hasil pengujian hipotesis asosiatif dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh positip kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini sebagai rekomendasi dengan
mempertimbangkan hasil temuan baik temuan lapangan maupun temuan
100
a. Guru juga harus mendapat pembinaan keprofesionalan agar menjadi guru
yang professional.
b. Pembinaan kompetensi pedagogik terhadap guru akuntansi hendaknya
lebih ditingkatkan mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, baik melalui pelatihan maupun
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah ataupun
kabupaten.
c. Untuk penelitian selanjutnya penulis merekomendasikan untuk meneliti
pengaruh pada:
1. Kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa.
2. Guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Adi, W. (2007). Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Alwi, H. (2008). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, S. (2007). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendasmen Dir Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. (2007). Manajemen Berbasis sekolah (MBS). Jakarta : Direktorat Pembinaan SMP.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2005). Pedoman Kinerja Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi jawa Barat.
Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan kebudayaan dan penjamin mutu pendidikan pusat pengembangan profesi pendidikan. (2012). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru. Jakarta : Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu.
Mulyadi, A. (2013). Pedoman Operasional (POPS). Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Purwadaminta, WJS. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
102
Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie – Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Peternakan Universi8tas Padjajaran.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudrajat, A. (2011). Kurikulum & Pembelajaran dalam Paradigma Baru.
Yogyakarta : Paramitha Publishing.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : C.V Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2011). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta : Paramitra Publishing.
Sutisno, I. (2013). Mengelola Sekolah Efektif, Perspektif Manajerial dan Iklim Sekolah. Yogyakara : Laksbang PRESSindo.
Yamin, M. (2013). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Referensi (gaung Persada Pressgroup).
Sumber Dokumen :
SMA Negeri 1 Jalaksana. (2012). Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri 1 Jalaksana Tahun Pelajaran 2012/2013. Kuningan : SMA Negeri 1 Jalaksana.
Sumber Undang – undang :
Depdiknas RI. (2003).UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta : Depdiknas RI.
Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Depdiknas RI.
Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Depdiknas RI.
Sumbernya Modul :