• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI

DI SMA NEGERI I JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PendidikanAkuntansi

Oleh

Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam

Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten

Kuningan

Oleh:

Nunik Eka Yuniawati Sukma

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nunik Eka Yuniawati Sukma2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta di lindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I

JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing,

M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd

NIP 19711101199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

FPEB UPI

Dr. Kurjono, M.Pd.

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : Nunik Eka Yuniawati Sukma

NIM : 0901248

Program Studi : Pendidikan Akuntansi FPEB UPI

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa sekripsi yang berjudul :

Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan

Adalah hasil karya saya sendiri.

Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan sebagian atau

seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain dengan cara-cara yang

melanggar hukum dan etika penulisan karya ilmiah. Sebagian atau seluruh

gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yang saya kutip dalam skripsi ini telah

saya cantumkan sumbernya dalam naskah skripsi dan daftar pustaka.

Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari

ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini

atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Bandung, Februari 2014

Penulis,

Nunik Eka Yuniawati Sukma

(5)

Berita Acara Pelaksanaan Ujian Sidang Skripsi

Skripsi

Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan

Oleh

Nunik Eka Yuniawati Sukma 0901248

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/tanggal : Rabu, 26 Februari 2014

Waktu : 13.00 s.d 15.30

Tempat : Gedung Garnadi FPEB

Panitia Ujian Terdiri dari

Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP 196004121986031002

Sekretaris : Drs. H.Ajang Mulyadi, M.M.

NIP 196111021986031002

Anggota :

1. Prof. Dr. H. Disman, M.Si.

NIP 195902091984121001

(6)

Penyuji:

1. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M.

NIP 196111021986031002

2. Anggota: Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd.

NIP 197707272001122001

3. Imas Purnamasari, S.Pd,M.M.

(7)

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I

JALAKSANA Oleh:

Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248

Pembimbing

M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi guru akuntansi dan hasil belajar siswa. Selain itu , juga untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa .

Penelitian dilakukan pada kelas XII IPS 1 sampai dengan 4 di SMA Negeri I Jalaksana tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode survey . Pengumpulan data melalui dokumentasi dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XII IPS , sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPS yang berjumlah 60 siswa, tiap kelas diambil 15 untuk dijadikan sampel..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru hasil dari penyebaran angket rata-rata dari 4 kompetensi adalah 75,20. Dengan rincian hasil nya yaitu kompetensi social 77, kepribadian 76,6, pedagogic 74, ptofesional 73,4. Hasil belajar siswa dilihat dari ulangan harian ke-1 dan ke-2 semester 1 rata-rata adalah 60,96, dengan rinciaan yang termasuk kategori rendah sebanyak 82,35%, siswa belajar tinggi hanya sebanyak 17,65%

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa seebesar 21,25%.. Hal ini diperkuat dengan hasil uji hipotesis bahwa dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 3,957 dan sebesar 1,671 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa .

(8)

INFLUENCE OF INTEREST LEARN TO RESULT LEARN STUDENT IN STUDY OF ACCOUNTANCY [IN] SMA COUNTRY of I JALAKSANA

By:

Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248

Counsellor

M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001

ABSTRACTION

This Research aim to to obtain;get information concerning interest learn result and accountancy learn student. Besides , also to know influence of interest learn to result learn student

Research [done/conducted] [by] [at] class of XII IPS 1 up to 4 [in] SMA Country of I Jalaksana school year 2013 / 2014 by using method of survey . Data collecting [pass/through] enquette and documentation. Population in this research [is] entire/all class of XII IPS , while sampel in this research [is] all class student of XII IPS amounting to 60 student, every class taken 15 to be made [by] sampel

Result of research indicate that interest learn result of from spreading of mean enquette from 4 interest [is] 75,20. With detail of its result that is interest of social 77, personality 76,6, pedagogic 74, ptofesional 73,4. Result learn student seen from daily restating first and second semester 1 mean [is] 60,96, with rinciaan which including low category counted 82,35%, student learn high only counted 17,65%

Result of research show there are influence of interest learn to result learn student only equal to 21,25%.. This matter [is] strenghtened with result of hypothesis test that from result of calculation obtained equal to 3,957 and equal to 1,671 Pursuant to the data known that.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Teoritis ... 9

1.4.2 Praktis... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kompetensi Guru……….. . 11

2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 11

2.1.2 Jenis Kompetensi Guru ... 14

2.1.3 Standar Kompetensi ... 17

2.1.4 Pengukuran Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. 21 2.1.4.1 Pengukuran Kompetensi………. 21

2.1.4.2 Penilaian Kinerja Guru………... 22

3.1 Desain Penelitian ... 48

(10)

Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 49

3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 50

3.3 Populasi dan Sampel penelitian ... 54

3.3.1 Populasi ... 54

3.3.2 Sampel ... 55

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.4.1 Dokumentasi ... 58

3.4.2 Angket ... 58

3.4.2.1Uji Validitas ... 65

3.4.2.2Uji Reliabilitas... 68

3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……… ... 70

3.5.1 Teknik Analisis Data ... 70

3.5.1.1Analisis Statistik Deskriptif ... 70

3.5.1.2Analisis Statistik Inferensial... 72

3.5.1.2.1 Analisis Korelasi ... 73

3.5.1.2.2 Koefisien Determinan ... 73

3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

4.1 Gambaran Objek Penelitian………. 76

4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah ……….. …..76

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah……….. 77

4.1.3 Data Sekolah ... 80

4.1.4 Struktur Organisasi Sekolah ... 81

4.1.5 Data Siswa dan Guru ... 82

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 83

4.2.1 Deskripsi Data ... 83

4.2.1.1Data Kompetensi Guru ... 83

4.2.1.2Data Hasil Belajar Siswa ... 85

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 85

4.3.1 Analisis Korelasi ... 85

4.3.2 Koefisien Determinan ... 87

4.3.2.1Uji Hipotesis ... 88

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 KESIMPULAN ... 99

5.2 SARAN... 99

(11)

LAMPIRAN- LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XII IPS SMA

Negeri I Jalaksana Kuningan Th Pel 2013/2014………5

Tabel 2.1 Pengertian Kompetensi Menurut Para Ahli ... 11

Tabel 2.2 Kompetensi Menurut UU No 14 Tahun 2005 ... 18

Tabel 2.3 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK ... 19

Tabel 2.4 Kompetensi Guru Kelas/ Mata Pelajaran ... 28

Tabel 2.5 Kompetensi Guru BK……… ... 28

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 52

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMAN I Jalaksana ... 55

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kompetensi Guru Sebelum Uji Coba ... 60

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru Setelah Uji Coba……. 63

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kompetensi Guru... 67

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Guru ... 70

Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Jalaksana Tahun Pel 2013/2014 ……… ... 82

Tabel 4.2 Kriteria Kompetensi Guru ……….… ………….. 83

Tabel 4.3 Kompetensi Guru... 84

(12)

Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di

DAFTAR GAMBAR

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran dan mengajar tidak

lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa :

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Tentunya dengan adanya kualifikasi guru, guru memiliki kompetensi.

Menurut Sudrajat (2011:116), dalam menjalankan peran dan fungsinya,

seorang guru seyogyanya didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat

menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pada dasarnya merupakan

gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do)

seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang

seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukan, agar dapat melakukan (be

able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki

kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude), dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,

(15)

tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang

Standard Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru, bahwa Standard Kompetensi Guru Mata Pelajaran SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MA terdiri dari : kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

Standard kompetensi guru telah disusun oleh pemerintah pusat melalui

Depdiknas (2002) sebagai upaya perintisan pembentukan Badan Akreditasi

dan Sertifikasi Mengajar di daerah sebagai acuan baku dalam pengukuran

kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran. Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran

yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan

dan perilaku perbuatan bagi seseorang guru agar berkelayakan untuk

menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang

pendidikan.

Tentunya dengan adanya kompetensi guru dalam PBM di kelas akan

mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO

dalam Toto (2009:131) ada 4 pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh pendidikan yaitu : learning to know, learning to be, learning to life

together, dan learning to do. Sedangkan Bloom (dalam Toto, 2009:131),

menyebutnya tiga ranah hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor.

(16)

3

Schooling Learning”–nya berusaha untuk mengatakan sejumlah kecil

variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar Thesis Central Model,

Afektif Entry Characteristics, dan kualitas pengajaran yang tercermin dalam

penyajian bahan petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan, dan perbaikan

penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

Seperti dikemukakan oleh Maryadi (Warito, 2008:273), bahwa guru merupakan salah satu unsur manusia yang banyak menentukan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan . Komponen strategi pembelajaran meliputi (1) urutan kegiatan pembelajaran (2) metode pembelajaran yang sesuai (3) media yang digunakan, (4) tatap muka sesuai alokasi waktu yang diperlukan, dan (5) dapat mengelola kelas dengan baik. Di samping strategi pembelajaran, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan, guru juga harus memiliki kompetensi

Menurut Undang-Undang No 1, 4 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional,

kompetensi sosial, kompetensi kepribadian.

Menurut Toto (2009:53 ), dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat

berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah

tercapai atau belum, atau evaluasi dapat berfungsi sebagai umpan balik dalam

perbaikan strategi yang ditetapkan. Adapun hasil belajar yang digunakan dari

hasil ulangan harian yang merupakan hasil evaluasi formatif. Menurut Toto

lagi (2009:155), evaluasi formatif menekankan pada upaya perbaikan proses

pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan hasil belajar siswa didasarkan

kepada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Menurut Peraturan Menteri

(17)

Standard Penilaian Pendidikan BAB Penilaian oleh Satuan Pendidikan ayat 1

disebutkan :

Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.

Kriteria Ketuntasan Minimum ini bukan semata-mata nilai yang

sembarangan dalam penetapannya. KKM tersebut didasarkan oleh intakes

siswa, daya dukung (sarana prasarana), dan kompleksitas materi. Jika nilai

siswa berada di bawah KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki

prestasi yang rendah. Sedangkan, jika nilai siswa berada di atas atau sama

dengan KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki prestasi tinggi.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil objek penelitian pada

siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan sebanyak 60 siswa.

Dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan pada kelas XII IPS SMA

Negeri 1 Jalaksana Kuningan tahun pelajaran 2012/2013. Di SMA Negeri 1

Jalaksana Kuningan ini menetapkan KKM pada Mata Pelajaran

Ekonomi/Akuntansi sebesar 75, adapun objek mata pelajaran yang kami

khususkan yaitu dari nilai ulangan harian mata Mata Pelajaran Akuntansinya

saja, yaitu dua ulangan harian. Penilaian diambil dari nilai kognitif siswa.

Selain itu ada nilai remedial siswa apabila siswa tidak mencapai batas KKM,

sebagai upaya perbaikan nilai siswa, namun tidak semua ulangan guru

(18)

5

hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi seperti yang ditunjukkan

pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan

Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah siswa dengan nilai di bawah KKM

(75)

Negeri 1 Jalaksana Kuningan ini, dari ulangan ke satu sendiri untuk kelas XI

IIPS 1, XII IPS 2, dan XII IPS 3 memiliki nilai ulangan yang dibawah KKM

cukup banyak, terutama kelas XII IPS 3 yang seluruh siswanya tidak lulus

KKM. Sedangkan kelas XII IIPS 4, sudah bisa dikatakan berhasil dalam

belajar karena hampir semua murid di atas KKM dengan nilai yang cukup

bagus dan banyak yang diatas KKM.

Kemudian nilai ulangan harian kedua seluruh kelas XII IPS

mengalami penaikan jumlah siswa yang dibawah KKM, bahkan untuk kelas

(19)

KKM, bahkan kelas XII IPS 2 seluruh siswanya di bawah KKM. Dan nilai

yang cukup anjlok di kelas XII IPS 4. Sedangkan kelas XII IPS 3 mengalami

penurunan, walaupun dalam jumlah yang kecil.

Jadi, karena dari ulangan 1 dan 2 sedikit yang telah mencapai atau

melebihi batas KKM, KKM yang ditetapkan guru akuntansi di SMA Negeri 1

Jalaksana Kuningan untuk kelas XII IPS terlalu tinggi.

Dari data pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa siswa mengalami

kesulitan belajar. Kesulitan belajar tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Toto (20009:131), secara umum hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa dan

faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar siswa. Yang tergolong faktor

internal ialah :

1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi: faktor intelektual dan faktor non–intelektual,

3. Faktor kematangan siswa baik fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah :

1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan kelompok.

2. Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, dan sebagainya.

3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.

4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Faktor–faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak

(20)

7

adanya faktor–faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu

motivasi, berprestasi, intelegensi dan kecemasan.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

subjek didik menurut Asrori (2007:55-56), adalah sebagai berikut :

1. Faktor hereditas. Semenjak dalam kandungan anak telah mewarisi sifat– sifat yang menentukan daya kerja kognitifnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan memiliki kemampuan berfikir normal, di atas normal, secara optimal apabila lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak.

2. Faktor lingkungan. Ada dua unsure lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu keluarga dan sekolah.

a. Keluarga. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga anak memiliki informasi banyak yang merupakan alat bagi anakk untuk berfikir. Cara-cara yang digunakan misalnya memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide–idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan ingin tahu anak dengan cara menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreatifitas anak. Pemberian kesempatan atau pengalaman tersebut sudah barang tentu menurut perhatian orang tua.

b. Sekolah. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak, termasuk perkembangan intelek anak. Dalam konteks ini, guru hendaknya menyadari betul bahwa perkembangan kognitif anak terletak di tangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru diantaranya ialah :

1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka.

2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

3) Membawa peserta didik ke obyek-obyek tertentu seperti obyek budaya, ilmu pengetahuan, dan sejenisnya sangat menunjang perkembangan intelektual para peserta didik.

(21)

peserta didik terganggu secara fisik perkembangan kognitifnya akan terganggu juga.

5) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.

Menurut Slameto (2010:64), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap

belajar, dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat. Untuk faktor sekolah yang mempengaruhi

belajar, diantaranya:

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah

6. Alat pelajaran 7. Waktu sekolah

8. Standard pelajaran di atas ukuran 9. Keadaan gedung

10. Metode belajar 11. Tugas rumah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti memilih judul

“Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam

Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut :

(22)

9

2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana ?

3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru akuntansi terhadap hasil belajar

siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana?

1.3 Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam

mengenai hasil belajar siswa, penelitian juga dimaksudkan untuk

mengumpulkan data mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap hasil

belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kompetensi guru akuntansi dalam pelaksanaan

pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru akuntansi terhadap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Teoritis

Secara Teoritis melalui penelitian ini diharapkan dapat

(23)

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan

dan pengalaman tentang kompetensi guru dan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang ingin melakukan

penelitian lanjut tentang pengaruh kompetensi guru terhadap hasil

belajar siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat umum dalam khasana ilmu pengetahuan terutama bagi

mereka yang ingin meneliti topik yang sama, sehingga dapat

dijadikan bahan referensi atau perwujudan.

1.4.2 Praktis

Secara praktis hasil penelitian tentang hubungan kompetensi

guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana

Kuningan memberi kegunaan khususnya bagi sekolah, yaitu hasil

penelitian akan memberikan masukan ilmiah teristimewa bagi guru

akuntansi guna meningkatkan kinerja dan kompetensi guru dan

peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu bisa menjadi penilaian baik

untuk kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, juga

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:2), metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Adapun dalam

penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, hal ini karena metode

kuantitatif ini merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi

kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan

sistematis. Lalu metode ini, meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. (Sugiyono, 2008:7-8). Berdasarkan dengan tingkat kealamiahan

tempat penelitiannya, yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

survey. Metode Survey menurut Nazir (2005:56) adalah penyelidikan yang

diadakan untuk memperoleh fakta–fakta dari gejala–gejala yang ada dan

mencari keterangan–keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,

ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode

survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah–masalah serta

(25)

berlangsung. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta

perbandingan–perbandingan terhadap hal–hal yang telah dikerjakan orang

dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat

digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa

mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap

sejumlah unit individu atau unit, baik secara sensus atau dengan

menggunakan sampel.

3.2Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel merupakan indikator-indikator dari

variabel-variabel penelitian yang telah dijelaskan dalam konseptual. Dalam penulisan

berikut ini akan dikemukakan operasional dari variabel-variabel yang akan

diteliti tersebut :

3.2.1 Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2008 : 39) variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Namun keterlibatan guru dalam proses Pembelajaran dan

Mengajar tidak lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Menurut

Purwadaminata (1995 : 518), kompetensi adalah kewenangan atau

kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Menurut

(26)

50

guru seyogyanya didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat

menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pada dasarnya

merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan

(be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan,

perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau

ditunjukan, agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam

pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan

(ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan

keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Sedangkan guru menurut Purwadaminta (1995:334), adalah

orang yang kerjanya mengajar. Menurut Uhar (2011:5) guru adalah

pendidik yang melaksanakan peran utama penting dalam proses

pendidikan. Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang

ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan

dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk

menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan

jenjang pendidikan. Kompetensi yang dimiliki guru diantaranya

adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi professional.

(27)

Menurut Sugiyono (2008 : 39) variabel terikat adalah

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.

Menurut Sudrajat (2011:42), hasil belajar adalah perubahan

perilaku sebagai hasil belajar atau prestasi belajar. Dengan demikian,

hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku atau

kemampuan seseorang yang diperoleh setelah dia mengikuti proses

pembelajaran.

Menurut Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional (2004:133), hasil belajar yang diharapkan pada pendekatan

kurikulum berbasis kompetensi adalah kemampuan yang harus

dimiliki lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan, atau

kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan seperti SMP (Sekolah

Menrngah Pertama) dijabarkan menjadi sejumlah standar kompetensi

untuk tiap mata pelajaran yaitu kemampuan yang harus dimiliki siswa

untuk tiap mata pelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi memaknai

pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang

pendidikan. Jadi, dari pendapat tersebut dapat didefinisikan bahwa

hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa yang

(28)

52

Di bawah ini terdapat tabel operasional dari variabel–variabel

di atas.

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan

prinsip – prinsip

5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi

dan kepentingan

berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan

(29)

proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menunjukan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

24

(30)

54

Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Th. 2007.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

28

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai standard

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

(31)

Langkah awal dalam mengumpukan data dan analisis data

adalah menentukan populasi. Menurut Sugiyono (2008 : 80), populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Ridwan (2008:55), populasi adalah

keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang

menjadi objek penelitian. Menurut Nawawi (1985:141), populasi yaitu

totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik

tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang

ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XII IPS dan tenaga pendidik SMA Negeri I Jalaksana, seperti yang

ada dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan

No. Kelas Jumlah

1. XII IPS 1 38 orang

2. XII IPS 2 38 orang

3. XII IPS 3 39 orang

4. XII IPS 4 39 orang

Total jumlah 154 orang

Jadi, yang menjadi populasi dalam penelitian ini ialah siswa

(32)

56

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008:62), Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut

Arikunto (1998:117), sampel adalah bagian dari populasi sebagian

atau wakil populasi yang diteliti Dari beberapa pendapat di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan bahwa

hasil yang didapat akan menggambarkan populasi yang bersangkutan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian harus bersifat representatif

dalam arti mewakili seluruh populasi, sehingga benar-benar diperoleh

data yang lengkap untuk memecahkan suatu masalah. Menurut

Sugiyono ( 2007:64 ), sampling jenuh adalah teknik pengambilan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal

ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil. Selanjutnya

jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-25 % atau lebih.

Adapun dalam pencarian sampel bisa menggunakan rumus

Slovin , hal ini disebutkan Setiawan (2007: 2) bahwa dalam aspek

aplikasi dan kepraktisan, rumus Slovin memang sangat mudah dan

sederhana, walau sering kali salah dalam menerapkannya. Adapun

rumus Slovin bisa kita lihat di bawah ini :

(33)

………1

dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = galat pendugaan

Misalnya dalam buku yang ditulis oleh Husein (dalam

Setiawan, 2007 : 5) tidak diperoleh suatu keterangan mengenai:

1. Apakah rumus Slovin ditujukan untuk penelitian yang mengukur

ratarata, total, proporsi populasi, atau yang lainnya.

2. Berapa besar yang digunakan, sehingga kita tidak bisa

mengetahui tingkat keandalan dari rumus tersebut.

3. Keragaman populasi yang bagaimana dan berapa besarnya yang

dimasukan dalam rumus tersebut, apakah varians ( ) atau P(1-P)

4. Rumus tersebut hanya memberi kesempatan kepada pemakainya

untuk memasukan nilai galat pendugaan yang bisa ditolelir (d).

Agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis

mulai dengan mencoba beberapa rumus umum (generik) untuk

menentukan ukuran sampel, kemudian mengkomparasikannya

dengan rumus Slovin.

Maka sampel yang digunakan dalam penelitian di kelas XI IPS

(34)

58

Dengan menggunakan rumus Slovin maka dapat diketahui

sampelnya, menurut perhitungan di bawah ini :

60,15624 = 60

Keterangan :

n = hasil sampel menggunakan Slovin

N = jumlah siswa XII IPS 1, 2, 3, dan 4, ditambah 2 tenaga pengajar.

d = galat pendugaan peneliti sekitar 10%.

Jadi, dari semua siswa kelas XII IPS yang berjumlah 154

orang, maka diambil 60 orang sebagai sampel dalam penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber yang digunakan dalam teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2008:137), adalah :

a. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,

b. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2008;137).

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

(35)

Dokumentasi menurut KBBI (1995), adalah pemberian atau

pengumpulan bukti–bukti dan keterangan–keterangan (seperti kutipan

– kutipan dari surat kabar, gambar–gambar, dsb); film–film yang

mempertunjukan peristiwa–peristiwa, pekerjaan–pekerjaan, kegiatan–

kegiatan dalam masyarakat. Dokumentasi merupakan barang–barang

tertulis, seperti catatan transkip, internet, notulen rapat, surat kabar,

majalah, agenda, dokumen/buku–buku, dan peraturan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil

belajar siswa berupa nilai ulangan harian siswa, kondisi riil sekolah,

keadaan guru dan siswa, struktur organisasi, keadaan sarana dan

prasarana sekolah.

3.4.2 Angket (Kuesioner)

Angket menurut KBBI, adalah pemeriksaan tentang sesuatu

hal yang menjadi kepentingan umum, biasanya dilakukan dengan

surat pernyataan. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:142), kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Adapun yang peneliti lakukan adalah penggunaan kuesioner

(36)

60

responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga

responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.

Kuesioner/angket kompetensi guru disusun dalam skala

numerik (numerical scale). Seperti yang dikemukakan oleh Sekaran

(2003:198) bahwa “The numerical scale is similar to the semantic

differential scale, with the difference that numbers on a 5-point or

7-points scale are provided, with bipolar adjectives at both ends...”

Yang berarti bahwa “Skala numerik mirip dengan skala

diferensial semantik, dengan perbedaan pemberian skala nomor lima

atau tujuh titik pada setiap ujungnya”. Dengan menggunakan skala ini,

responden diminta memberikan penilaian pada objek tertentu, dalam

penelitian ini responden akan memberikan penilaian terhadap

kompetensi siswa.

No Item Skala

1 2 3 4 5

Adapun kisi-kisi angket kompetensi guru dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket kompetensi guru Sebelum Uji Coba Instrumen

Variabel Dimensi Indikator No.

(37)

nsi Guru

Variabel

didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip

– prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi dan kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi

yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan

28,29

(38)

62

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

Variabel Dimensi Indikator No.

(39)

Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Th. 2007.

Sebelum instrumen diberikan pada objek penelitian, terlebih

dahulu instrumen akan dilakukan uji coba instrumen. Tujuan

pengujian instrumen adalah untuk memastikan bahwa data yang

diperoleh adalah data yang valid dan reliabel. Berikut ini adalah kisi-

kisi angket kompetensi guru di kelas setelah melakukan uji coba

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

(40)

64

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru Setelah Uji Coba Instrumen

Variabel Dimensi Indikator No.

Item

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi dan kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

(41)

Variabel Dimensi Indikator No.

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi

yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

(42)

66

Variabel Dimensi Indikator No.

Item

4.Kompe tensi Profesi onal

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Nilai Nilai Ulangan Harian semester genap siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Agar angket ini dapat dikatakan baik, maka menurut Arikunto

(2007:57) sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan test,

yaitu memiliki : validitas, reliavilitas, objektivitas, praktis. Untuk

menguji validitas dan reliabilitas untuk angket mengenai judul

penelitian ini, dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.4.2.1 Uji Validitas

Menurut Ivan (2012:20), uji validitas digunakan untuk

mengetahui kelayakan butir–butir dalam suatu daftar

(43)

Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Ada dua macam validitas sesuai dengan cara

pengujiannya, yaitu sebagai berikut :

a. Validitas Eksternal, instrumen dicapai bila data yang dicapai sesuai dengan data dan atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

b. Validitas internal, instrumen dicapai bila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Pengujian validitas internal sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara :

1) Analisis faktor, diuji apakah item yang membentuk variabel memiliki keeratan satu sama lain.

2) Analisis butir, dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada item dengan skor total item-nya.

Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi

Product Moment dengan angka kasar sebagai berikut :

Rumus korelasi Product Moment

√{ – }

(Arikunto, 2007:72)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑ : jumlah skor item

∑ : jumlah skor total (seluruh item)

(44)

68

Menurut Ivan (2012:20 ), adapun kriteria pengujian

tes validitas, ialah :

1) Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3. 2) Jika koefisien korelasi product moment > -r tabel. 3) Nilai sig ≤ ά

Selanjutnya dibandingkan dengan :

- Jika maka valid - Jika maka tidak valid

(Riduwan, 2009:118)

Setelah dilakukan uji coba instrumen dapat diketahui

bahwa dari 56 item pernyataan terdapat 21 pernyataan

yang tidak valid, yaitu item nomor

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Guru

No. Item

r

hitung r tabel Keputusan

No. Item

r

(45)

1. U

Menurut Arikunto (2007:59), bahwa kata reliabilitass

dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam

bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat

dipercaya. Beliau juga mengutip dari Scarvia B. Anderson dan

kawan–kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi test, yaitu

validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas

lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong

terbentuknya validitas. Sebuah test mungkin reliable tetapi

tidak valid. Sebaliknya, sebuah test biasanya reliable, seperti

yang dikatakannya, yaitu : A reliable measure in one that

hitung r tabel Keputusan

No. Item

r

hitung r tabel Keputusan

(46)

70

provides consistent and stable indication of the characteristic

being investigated.

Menurut Ivan (2012:24), reliabilitas (keandalan)

merupakan suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk–konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan

disusun dalam bentuk questioner.

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien

reliabilitas adalah dengan rumus Alpha Cronbach sebagai

berikut:

Rumus Alpha Cronbach

[ ] [ ∑ ]

(Arikunto, 2007: 109)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varias butir

= varians total

Menurut Arikunto lagi (2007:112), dengan

diperolehnya koefisien korelasi sebenarnya diketahui

tinggi–rendahnya koefisien tersebut. Lebih sempurnanya

perhitungan reliabilitas sampai pada kesimpulan, sebaiknya

(47)

Menurut Ivan (2012:24), uji reliabilitas dapat dilakukan

secara bersama–sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk

lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas

sebaliknya dilakukan pada masing–masing variabel pada

lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk

variabel yang tidak reliabel.

Adapun kriteria uji reliabilitas yaitu :

Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

Langkah – langkah dan kotak kerja untuk menguji

reliabilitas akan dihasilkan secara bersama – sama dengan hasil

uji validitas. Namun demikian untuk melihathasil uji

reliabilitas perlu dilihat pada tabel Relliabillity Coeffecients.

Pada tabel tersebut akan terlihat nilai Cronbach’s Alpha atau

Relliabillity Coeffecients atau nilai tertulis Alpha.

Adapun hasil penghitungan reliabilitas angket adalah

sebagai berikut

Tabel 3.6

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Kompetensi Guru

Jumlah Item Cronbach’s Alpha

56 0.93

Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

(48)

72

penghitungan Cronbachs Alpa adalah 0,93 maka 0,93 lebih besar dari 0,60, dikatakan reliabel

3.5 Tekhnik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data

3.5.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pengertian analisis statistik deskriptif dikemukakan

oleh Sugiyono (2010:206) sebagai berikut:

Statitik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

umum atau generalisasi.

Sejalan dengan pendapat tersebut selanjutnya

Margono (2009:190) mengemukakan bahwa “Statistik

deskriptif dipergunakan kalau tujuan penelitiannya untuk

penjajagan atau pendahuluan, tidak menarik kesimpulan,

hanya memberikan gambaran/ deskripsi tentang data yang

ada”. Dari kedua pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa

statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk

mendeskripsikan tanpa bermaksud membuat suatu

(49)

Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk

memperoleh gambaran variabel kemampuan berpikir kritis

baik secara keseluruhan maupun berdasarkan setiap

indikatornya:

1. Membuat tabulasi untuk setiap jawaban kuesioner yang telah diisi responden

2. Memembuat kriteria penilaian setiap variabel dengan menentukkan terlebih dahulu

a. Menentukkan skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil dari tabulasi jawaban responden untuk tiap indikator maupun secara keseluruhan b. Menentukkan rentang kelas dengan rumus : Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah c. Terdapat tiga kelas interval, yaitu tinggi, sedang, dan

rendah

d. Menentukkan panjang kelas interval dengan rumus Panjang kelas interval =

e. Menentukkan interval untuk tiap kriteria penilaian 3. Membuat disribusi frekuensi untuk memperoleh

gambaran umum maupun dimensi setiap variabelnya dengan bentuk sebagai berikut.

Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%)

Rendah Sedang Tinggi

Jumlah Sumber : Data Diolah

4. Membuat interpretasi hasil distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran umum maupun indikator No.

Respon den

(50)

74

3.5.1.2 Analisis Statistik Inferensial

Pengertian analisis statistik inferensial yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2010:207) “Statistik inferensial

adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Sedangkan menurut Margono (2009:190) “statistik

inferensial dipergunakan jika peneliti akan memberikan

interpretasi data, atau ingin menarik kesimpulan dari data

yang dihasilkan. Dari kedua pendapat tersebut dapat

didefinisikan bahwa statistik inferensial merupakan statistik

yang dipergunakan untuk menganalisis dan menarik

kesimpulan dari data yang dihasilkan.

3.5.1.2.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan dan kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis

korelasi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus korelasi Pearson Product Moment sebagai

berikut:

Rumus Korelasi Pearson Product Moment

(51)

(Sugiyono, 2010:183)

Keterangan :

= koefisien korelasi product moment dari

Pearson

= skor kompetensi guru

= skor hasil belajar

3.5.1.2.2 Koefisien Determinan

Koefisien determinan ini digunakan untuk

menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel

bebas terhadap variabel terikat. Pengujian

determinan dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

Rumus mencari KD

Riduwan (2009:138)

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan

r = nilai koefisien korelasi

3.5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis

(52)

76

: ρ = 0, Tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil

belajar siswa

: ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar

siswa

Uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel X

terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan

dengan rumus sebagai berikut:

3.6 Rumus Pengujian Hipotesis

(Riduwan, 2009: 139)

Keterangan :

t = nilai t hitung

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Kaidah keputusan :

Jika t hitung≤ t tabel, maka diterima, ditolak.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data dan pengujian hipotesis, diketahui

bahwa:

a. Kompetensi guru kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana yang terdiri dari

kompetensi pedagogik menunjukkan kategori cukup, kepribadian

menunjukkan kategori baik, sosial menunjukkkan kategori baik, dan

professional menunjukkan kategori cukup. Secara keseluruhan

kompetensi guru tersebut Baik

b. Hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana , diambil daril

dari Ulangan Harian ke-1 dan ke-2 berada pada kategori hasil belajar

rendah.

c. Dari hasil pengujian hipotesis asosiatif dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh positip kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini sebagai rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan baik temuan lapangan maupun temuan

(54)

100

a. Guru juga harus mendapat pembinaan keprofesionalan agar menjadi guru

yang professional.

b. Pembinaan kompetensi pedagogik terhadap guru akuntansi hendaknya

lebih ditingkatkan mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, baik melalui pelatihan maupun

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah ataupun

kabupaten.

c. Untuk penelitian selanjutnya penulis merekomendasikan untuk meneliti

pengaruh pada:

1. Kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa.

2. Guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi terhadap

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Adi, W. (2007). Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Alwi, H. (2008). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Arikunto, S. (2007). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendasmen Dir Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. (2007). Manajemen Berbasis sekolah (MBS). Jakarta : Direktorat Pembinaan SMP.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2005). Pedoman Kinerja Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi jawa Barat.

Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan kebudayaan dan penjamin mutu pendidikan pusat pengembangan profesi pendidikan. (2012). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru. Jakarta : Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu.

Mulyadi, A. (2013). Pedoman Operasional (POPS). Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Purwadaminta, WJS. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

(56)

102

Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie – Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Peternakan Universi8tas Padjajaran.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudrajat, A. (2011). Kurikulum & Pembelajaran dalam Paradigma Baru.

Yogyakarta : Paramitha Publishing.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : C.V Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2011). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta : Paramitra Publishing.

Sutisno, I. (2013). Mengelola Sekolah Efektif, Perspektif Manajerial dan Iklim Sekolah. Yogyakara : Laksbang PRESSindo.

Yamin, M. (2013). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Referensi (gaung Persada Pressgroup).

Sumber Dokumen :

SMA Negeri 1 Jalaksana. (2012). Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri 1 Jalaksana Tahun Pelajaran 2012/2013. Kuningan : SMA Negeri 1 Jalaksana.

Sumber Undang – undang :

Depdiknas RI. (2003).UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta : Depdiknas RI.

Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Depdiknas RI.

Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Depdiknas RI.

Sumbernya Modul :

(57)

Gambar

Gambar 2.2 Model Hubungan Antar Variabel ....................................... 47
Tabel 1.1  Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil  Kelas XII IPS
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana
+5

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Predisposisi dan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat di Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara 2013”.. Dalam

Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Daérah FPBS UPI.. Arti Antropologi Untuk Indonesia Masa

Teori dan Filsafat Ilmu Hukum , Bandar Lampung: Bahan Kuliah, Program Studi Magister Ilmu Hukum – Universitas Bandar Lampung. Poespoprodjo, W., 1986, Filsafat Moral Kesusilaan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pembelajaran dengan sistem magang terhadap kemampuan siswa tunagrahita ringan tingkat SMALB dalam keterampilan mencuci

Hasil penelitian menunjukkan bahwa independent board dan audit committee size tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan enterprise risk.. management , board size

4.2 Skor Setiap Ruang Lingkup Keterampilan Mencuci Pakaian Sebelum Menggunakan Sistem Magang dalam Persen (%)

The results showed that the independent board and audit committee size does not affect the implementation of enterprise risk management, board size positively affects

Seperti kita tahu/ delapan partai politik/ sepakat mengusung Yulia Rahmawati atau Julia Perez/ untuk maju sebagai kandidat Bupati Pacitan// Delapan Partai politik tersebut