• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PAKEM BERBASIS HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS: Kuasi eksperimen Pada Siswa Kelas Viii Semester Ii Smpn 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PAKEM BERBASIS HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS: Kuasi eksperimen Pada Siswa Kelas Viii Semester Ii Smpn 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN

PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

(Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Tunarungu Kelas I SDLB Al-Ishlah

Purwadadi di Kabupaten Subang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

Oleh

Siti Dedah Holidah

NIM. 1004920

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Oleh :

Siti Dedah Holidah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Dedah Holidah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SITI DEDAH HOLIDAH 1004920

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN

PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr, HM. Sugiarmin, M.Pd. NIP. 19540527.198703.1.001

Pembimbing II

Dr. Juhanaini, M.Ed. NIP. 19600505.198603.2.001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Khusus

(4)
(5)

iii

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... B. Sasaran Tindakan... C. Rumusan Masalah... D. Hipotesis Tindakan... E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...

1

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN....

A. Deskripsi Teori... 1. Pengertian Anak Tunarungu... 2. Dampak Ketunarunguan... a. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan

kognitif ... b. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan

emosi dan sosial ... c. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan

bahasa ... d. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan motorik ... 3. Kemampuan Belajar Anak Tunarungu... a. Kemampuan membaca anak tunarungu ...

b. Kemampuan menulis/ mengarang anak

tunarungu ... c. Kemampuan berhitung anak tunarungu ... 4. Hambatan Belajar Anak Tunarungu... a. Hambatan dalam berpikir abstrak ... b. Hambatan dalam menerima dan menyimpan

informasi yang sifatnya verbal ... 5. Metode Pengajaran Montessori...

a. Pengertian metode Montessori ... b. Tujuan kurikulum Montessori ... c. Alat peraga yang digunakan dalam model

pendidikan Montessori ... d. Media papan bilah pengurangan... e. Bagan/ tabel pengurangan Montessori ...

(6)

iv

Siti Dedah Holidah, 2014

B. Kerangka Pemikiran... 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Setting Penelitian ... C. Siklus Tindakan ... a. Rencana tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Observasi ... d. Refleksi ... D. Variabel Penelitian ... E. Instrumen ... F. Teknik Pengolahan Data untuk Hipotesis Tindakan/

Pertanyaan Penelitian... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ...

a. Perencanaan tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Hasil evaluasi peserta didik ... d. Refleksi ... 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ... a. Perencanaan tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Hasil evaluasi peserta didik ... d. Refleksi ... 3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III ... a. Perencanaan tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Hasil evaluasi peserta didik ... d. Refleksi ... 4. Data Peningkatan Hasil Tes Formatif Setiap Siklus.. B. Pembahasan ...

(7)

v

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hasil Kinerja Peserta Didik dalam Belajar Siklus I ...

Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus I ...

Hasil Kinerja Peserta Didik dalam Belajar Siklus II ...

Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus II ...

Sikap Peserta Didik dalam Belajar ...

Hasil Kinerja Peserta Didik dalam Belajar Siklus III...

Kerjasama Kelompok ...

Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus III...

Sikap Peserta Didik dalam Belajar ...

(8)

vi

Siti Dedah Holidah, 2014

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Papan Bilah Pengurangan ...

Tabel Pengurangan Montessori ...

Cara Menggunakan Papan Bilah Pengurangan ...

Kerangka Pemikiran ...

Siklus Pelaksanaan Tindakan ...

22

22

23

26

(9)

vii

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1

Diagram 4.2

Diagram 4.3

Diagram 4.4

Hasil Tes Tulis Siklus I ...

Hasil Tes Tulis Siklus II ...

Hasil Tes Tulis Siklus III ...

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Sampai siklus III ...

39

44

50

(10)

viii

Siti Dedah Holidah, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

b. Lembar Observasi Guru ...

c. Lembar Observasi Peserta Didik ...

d. Kisi-kisi Instrumen Tes Tulis ...

e. Instrumen Tes Tulis ...

f. Expert Judgement ...

3. Hasil Tindakan Siklus I

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

b. Lembar Observasi Guru ...

c. Lembar Observasi Peserta Didik ...

d. Hasil Evaluasi Peserta Didik ...

4. Hasil Tindakan Siklus II

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

b. Lembar Observasi Guru ...

c. Lembar Observasi Peserta Didik ...

d. Hasil Evaluasi Peserta Didik ...

(11)

ix

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Hasil Tindakan Siklus III

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

b. Lembar Observasi Guru ...

c. Lembar Observasi Peserta Didik ...

d. Hasil Evaluasi Peserta Didik ...

6. Surat-Surat Penelitian dan Dokumentasi

a. Surat-surat Izin Penelitian ...

b. SK Pembimbing ...

c. Foto Copy Kartu Bimbingan ...

d. Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ...

199

207

211

223

237

241

242

(12)

x

(13)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA

DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

(Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Tunarungu Kelas I SDLB di SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang)

Oleh: Siti Dedah Holidah (1004920)

ABSTRAK

Matematika sangat memegang peranan penting dalam perkembangan dunia, matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia. Salah satu operasi hitung dasar matematika adalah pengurangan. Pengurangan sudah dipelajari di kelas I SDLB, dari hasil tes belajar dan asesmen secara langsung pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi, peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung pengurangan, dengan nilai masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Hambatan pada pendengaran yang mereka alami membuat peserta didik tunarungu kesulitan dalam menerima informasi secara verbal termasuk dalam berpikir abstrak, sementara itu dalam mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan berpikir abstrak, sedangkan peserta didik tunarungu mendapat informasi sebagian besar dari indra penglihatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan menerapkan metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas 1 SDLB. Metode penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas, media yang digunakan pada penerapan metode Montessori ini adalah papan bilah pengurangan. Papan bilah pengurangan adalah media yang digunakan Montessori untuk menyelesaikan soal-soal pengurangan, dengan media tersebut peserta didik tunarungu dapat melihat secara langsung proses pengurangan bilangan. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus menunjukkan adanya peningkatan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu, terlihat dari hasil evaluasi yang selalu meningkat pada setiap siklusnya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB.

(14)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Classroom Action Research on Deaf Students in Class I SDLB of SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang)

By: Siti Dedah Holidah (1004920)

ABSTRACT

(15)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

the application of the Montessori method can improve the ability of the operation count reduction on deaf learners class I SDLB.

(16)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa, oleh karena itu seluruh warga negara Indonesia diberikan hak

dan kewajiban yang sama untuk rmemperoleh pendidikan. Hal ini tertuang dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Bunyi Undang-Undang Dasar tersebut dapat diartikan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dengan tidak

membedakan baik itu dari jenis kelamin, agama, status sosial ekonomi, termasuk

juga anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang

sama dengan warga negara yang lainnya, seperti yang tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional bab IV pasal 5 ayat 1, menyatakan: “Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta

didik berkebutuhan khusus atau yang mempunyai hambatan, dan peserta didik

yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau

berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Anak tunarungu mendapat pendidikan khusus di lembaga informal dan formal.

Pendidikan informal yang menangani anak tunarungu yaitu LSM, organisasi

penyandang cacat, dan klinik-klinik anak berkebutuhan khusus. Lembaga

pendidikan formal yang menangani anak tunarungu contohnya adalah home

schooling, sekolah inklusi, dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Anak tunarungu

seperti anak – anak pada umumnya wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun,

(17)

2

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga mampu mengikuti materi-materi pelajaran,seperti yang diungkapkan

oleh Hainstock (1999, hlm. 2) bahwa “Matematika dan perkembangan bahasa

merupakan dua bidang yang integral dalam pendidikan, dimana sebuah landasan

yang kuat diperlukan bagi keberhasilan belajar dimasa depan”. Pendapat ini

memberikan pandangan bahwa jika para peserta didik khususnya peserta didik

tunarungu tidak mampu belajar matematika dan bahasa maka otomatis mereka

akan kesulitan menerima mata pelajaran lainnya.

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kehilangan fungsi

pendengaran (Hearing Impairment), menurut Boothroyd (dalam Bunawan dan

Yuwati, 2000, hlm. 7) kehilangan pendengaran digolongkan ke dalam tingkatan “ringan, sedang, berat, sangat berat dan total”. Hambatan pendengaran yang anak tunarungu alami menyebabkan kemiskinan akan bahasa,karena kemiskinan bahasa

tersebut mengakibatkan kesulitan dalam menerima penjelasan materi secara

verbal. Secara kognitif kemampuan intelektual anak tunarungu menurut pendapat

Myklebust (dalam Bunawan dan Yuwati, 2000, hlm. 10) memberikan pandangan

bahwa „Tidak ada perbedaan kuantitatif dalam kemampuan intelektual anak

tunarungu dibandingkan orang mendengar‟. Namun menurut pendapat Bunawan

dan Yuwati (2000, hlm. 10) dari hasil analisa yang lebih mendalam tentang hasil

berbagai subtes menunjukkan bahwa :

Adanya perbedaan kualitatif dalam hasil yang diperoleh anak tunarungu yaitu mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman abstrak, jadi walaupun mereka dari segi kuantitas setara dengan orang mendengar namun dari segi kualitas mereka kurang/ inferior.

Mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan dalam pemahaman

abstrak, karena terkait dengan lambang – lambang bilangan dan juga simbol –

simbol matematika, sehingga jika peserta didik tunarungu kesulitan dalam

pelajaran matematika bisa dikatakan hal yang wajar, dan tidak hanya pada peserta

didik tunarungu saja, peserta didik umum yang sekolah di sekolah reguler juga

(18)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

memberikan gambaran bahwa peserta didik tunarungu mampu menangkap

materi-materi pelajaran di sekolah seperti peserta didik pada umumnya yang sekolah di

sekolah reguler, salah satunya pelajaran matematika, karena pelajaran matematika

penting diberikan pada peserta didik tunarungu agar mereka mampu berpikir

secara abstrak dan logis dalam memecahkan masalah untuk kelangsungan

hidupnya dimasa yang akan datang.

Matematika sangat memegang peranan penting dalam perkembangan dunia,

matematika menjadi dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya seperti misalnya

ilmu sains, ekonomi, dan teknologi. Matematika adalah ilmu yang tidak terlepas

dari kehidupan sehari-hari, hampir semua aktifitas berhubungan dengan

perhitungan matematika, contohnya dalam kegiatan jual beli, menabung dan

mengambil uang, atau naik kendaraan umum, seperti yang diungkapkan oleh

Susilo bahwa “Matematika bukanlah sekedar kumpulan angka, simbol, dan rumus

yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata, justru sebaliknya, matematika

tumbuh dan berakar dari dunia nyata”. [tersedia dalam http:

//www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli-html]. Sementara itu di lingkungan sekolah, peserta didik sering menggunakan uang

jajan mereka untuk jajan di warung sekolah ataupun menabung di kelas

masing-masing. Jajan di warung sekolah maupun menabung akan memerlukan

perhitungan matematika baik itu penjumlahan maupun pengurangan, untuk itu

penjumlahan maupun pengurangan merupakan dasar perhitungan matematika

yang harus dikuasai oleh setiap peserta didik.

Pengurangan diajarkan setelah penjumlahan, jika peserta didik sudah

(19)

4

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi modal dasar dalam melakukan operasi hitung pengurangan, akan tetapi

pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten

Subang, dalam pelajaran matematika terutama dalam menyelesaikan operasi

hitung pengurangan masih mengalami kesulitan, padahal mereka sudah mampu

melakukan operasi hitung penjumlahan sampai 20, jika diberikan soal

pengurangan peserta didik masih banyak melakukan kesalahan dalam menjawab

soal, dari hasil tes yang berjumlah 10 soal pengurangan, peserta didik Rn

mendapat nilai 50, Km mendapat nilai 50 dan Nr mendapat nilai 30, dan nilai

semuanya masih di bawah KKM yaitu 66,67. Melihat hasil jawaban peserta didik,

penulis mengambil kesimpulan bahwa untuk soal pengurangan kurang dari 10

peserta didik masih mampu menjawab karena dibantu dengan jari tangan,

sementara jumlah jari tangan ada 10, peserta didik kesulitan jika ada soal

pengurangan yang lebih dari 10, misalnya 11 – 3.

Melihat masih banyaknya kesalahan dalam menjawab soal pengurangan,

guru berusaha untuk mengatasi permasalahan dengan menggunakan media

sempoa yang ada di sekolah tetapi peserta didik sering terkecoh dengan

manik-manik yang jumlahnya 100, selalu melakukan kesalahan dalam menghitung,

manik-manik yang telah dipisahkan sering ikut terhitung, kemudian guru berusaha

untuk mengulang-ulang kembali materi yang belum dikuasai oleh peserta didik

dengan memberikan latihan atau remedial, tetapi hasilnya belum sesuai dengan

yang diharapkan pada tujuan pembelajaran, sedangkan didalam kurikulum

matematika kelas I SDLB B tahun 2006 kompetensi yang harus dikuasai dalam

bilangan yaitu melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.

Kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 ini

merupakan materi dasar matematika yang harus dikuasai oleh peserta didik

tunarungu sehingga nantinya dapat dengan mudah mengikuti materi-materi mata

pelajaran matematika selanjutnya, karena matematika adalah pelajaran maju

(20)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

operasional konkret, dalam matematika anak sudah mampu melakukan operasi

penjumlahan (+) pengurangan (-), urutan (<), dan persamaan (=)‟. Mengingat

matematika adalah mata pelajaran yang bersifat abstrak walaupun pada

pelaksanaannya di Sekolah Dasar Kelas I peserta didik diajarkan benda kongkrit

terlebih dahulu, tetapi peserta didik tetap didorong untuk melakukan abstraksi

artinya dalam belajar berhitung baik penjumlahan maupun pengurangan walaupun

menggunakan benda kongkrit tetapi tetap diajarkan lambang bilangannya.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, karena belum maksimalnya guru

dalam mengajar, yang sebagian besar menggunakan metode ceramah dan drill,

juga media dan cara penyampaian guru yang belum tepat sehingga peserta didik

masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah operasi hitung pengurangan, maka

penulis sebagai guru kelas merasa perlu untuk melakukan perbaikan

pembelajaran, untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu

metode yang tepat dan efektif, dan metode yang akan digunakan oleh penulis

adalah metode Montessori dengan media papan bilah pengurangan, melalui

penelitian tindakan kelas pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah

Purwadadi Kabupaten Subang, alasan penulis menggunakan metode

Montessori karena metode tersebut dibuat berdasarkan perkembangan anak, serta

selalu menggunakan media atau alat peraga dalam memberikan materi

pelajaran terutama pelajaran matematika, didukung oleh penelitian yang

dilakukan Indah Wahyuningsih tahun 2011 (tersedia di:

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4715) tentang pengaruh

(21)

6

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil bahwa model pendidikan Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika siswa.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran pada penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik tunarungu

kelas 1 SDLB di SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang, peserta didik

tunarungu disini adalah tunarungu murni yang tidak mempunyai kelainan ganda,

jumlah peserta didiknya ada 3 orang, satu orang laki-laki berinisial Nr berusia

tujuh tahun, dan dua orang perempuan berinisial Rn dan Km berusia delapan

tahun. Nr mempunyai prestasi kurang baik karena anaknya agak malas dalam

belajar, sedangkan Rn dan Km kemampuannya hampir sama dan cukup mampu

mengikuti pelajaran. Kemampuan artikulasi ketiganya masih rendah, karena

belum terlatih dengan baik sehingga sulit menerima informasi secara verbal tetapi

sudah mampu membaca kata-kata sederhana seperti mama, mata, meja, buku,

baju, dan bola.

C. Rumusan Masalah

Menurut Arikunto (2009, hlm. 36) “Rumusan masalah dalam penelitian

tindakan adalah beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah

Penerapan Metode Montessori dapat Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pengurangan Peserta Didik Tunarungu Kelas 1 SDLB? ”.

secara rinci rumusan tersebut dibagi dalam 4 pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan

menerapkan metode Montessori?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan

(22)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

D. Hipotesis Tindakan

Secara umum hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu pertanyaan

penelitian sedangkan menurut Asrori (2007, hlm. 64) “Hipotesis tindakan adalah

suatu prakiraan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan”. Jika dalam

penelitian tindakan kelas oleh guru maka hipotesis tindakan dapat diartikan

sebagai suatu prakiraan yang bakal terjadi dalam proses dan hasil pembelajaran

jika suatu tindakan dilakukan. Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis

tindakan, yaitu :“Metode Montessori dapat Meningkatkan Kemampuan Operasi

Hitung Pengurangan pada Peserta Didik Tunarungu Kelas I SDLB”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian tindakan kelas ini memiliki beberapa tujuan, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui

data konkrit penerapan metode montessori dalam meningkatkan kemampuan

operasi hitung pengurangan peserta didik tunarungu kelas 1 SDLB.

b. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan

dengan menerapkan metode montessori.

2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan

(23)

8

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Untuk mengetahui penilaian pembelajaran operasi hitung pengurangan

dengan menerapkan metode montessori.

4) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan operasi hitung pengurangan

peserta didik tunarungu dengan menerapkan metode montessori.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi peserta didik

1) Pembelajaran dengan metode montessori dapat meningkatkan motivasi

peserta didik untuk belajar matematika terutama dalam operasi hitung

pengurangan.

2) Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan

menyenangkan bagi peserta didik.

3) Melatih peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pengurangan.

b. Bagi Guru

1) Memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya.

2) Sebagai bahan referensi bagi guru lain yang mempunyai permasalahan

yang sama.

3) Melatih kreatifitas guru dalam mengajar di kelas sehingga jika ada masalah

yang ditemukan dapat segera mempunyai solusinya.

4) Membiasakan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap

masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

5) Meningkatkan kualitas guru sebagai tenaga pendidik sehingga menjadi

guru yang profesional.

c. Bagi sekolah

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah.

2) Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi untuk kemajuan

pendidikan di sekolah khususnya SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten

(24)

Siti Dedah Holidah, 2014

(25)

27

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian

Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

menurut pendapat para ahli diantaranya menurut McNiff (dalam Asrori, 2007,

hlm. 4) „Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang

dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

pengembangan dan perbaikan pembelajaran‟. Pendapat senada diungkapkan oleh

Arikunto dkk. (2009, hlm.57) menyatakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap

praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Guru juga dapat melakukan

penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses

pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru juga

dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih

berkualitas dan lebih efektif. Berdasarkan uraian di atas dan permasalahan yang

dihadapi peneliti, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode

penelitian tindakan kelas, karena :

1. Masalah yang dihadapi terjadi saat kegiatan proses belajar mengajar sehingga

lebih cocok untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

2. Kewajiban peneliti sebagai seorang guru untuk memperbaiki proses

pembelajaran terhadap masalah yang dihadapi dengan melakukan penelitian

(26)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

Masalah yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas kali ini adalah

masalah yang benar-benar dihadapi oleh peneliti sebagai guru kelas 1 SDLB pada

mata pelajaran matematika tentang operasi hitung pengurangan.

Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran

2013/ 2014 bulan Maret sampai dengan Mei 2014. Tempat penelitian tindakan

kelas ini dilaksanakan di SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang yang

beralamat di Jl. Raya Pasirbungur No. 66 Kabupaten Subang. Sasaran dalam

penelitian ini adalah peserta didik tunarungu kelas I SLB Al-Ishlah Purwadadi

Kabupaten Subang yang berjumlah tiga orang berinisial Rn, Km yang berusia 8

tahun dan Nr berusia 7 tahun. Nr mempunyai prestasi kurang baik karena anaknya

agak malas dalam belajar di kelas, sedangkan Rn dan Km kemampuannya hampir

sama dan cukup mampu mengikuti pelajaran. Kemampuan artikulasi ketiganya

masih rendah, karena belum terlatih dengan baik sehingga sulit menerima

informasi secara verbal tetapi sudah mampu membaca kata-kata sederhana seperti

mata, bapa, meja, buku, baju, bola dan mama.

C. Siklus Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti berdasarkan permasalahan

yang dihadapi di kelas saat kegiatan proses belajar mengajar, dan permasalahan

yang ditemui adalah pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung

pengurangan dimana peserta didik tunarungu kelas 1 masih mengalami kesulitan

(27)

29

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui beberapa siklus atau tahapan kegiatan diantaranya perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi, keempat tahapan kegiatan tersebut digambarkan sebagai

berikut:

Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

(28)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

1. Rencana Tindakan (planning)

Berdasarkan hasil observasi awal bahwa peserta didik tunarungu kesulitan

dalam operasi hitung pengurangan, maka sebelum dilakukan pelaksanaan

tindakan, dibuat beberapa kegiatan perencanaan diantaranya:

a. Mempersiapkan ruangan kelas sehingga dapat memungkinkan dalam

melakukan tindakan.

b. Mempersiapkan materi pelajaran dan bahan belajar tentang operasi hitung

pengurangan untuk peserta didik tunarungu kelas I;

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang operasi hitung

pengurangan dengan menggunakan metode montessori.

d. Merancang dan mempersiapkan media pembelajaran dalam hal ini

menggunakan media papan bilah pengurangan yang digunakan dalam metode

montessori.

e. Menyusun instrumen penelitian, yang meliputi:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan

dengan menggunakan metode Montessori.

2) Menyusun pedoman observasi untuk guru dan peserta didik pada saat

pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun alat evaluasi berupa tes kinerja dan tes tertulis untuk

mengetahui kemampuan operasi hitung pengurangan peserta didik.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahapan ini guru (peneliti) melaksanakan tindakan sesuai dengan

(29)

31

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasan materi operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode

montessori dalam kegiatan belajar mengajar melalui media papan bilah

pengurangan dan tabel pengurangan. Waktu pembelajaran berlangsung selama 60

menit (dua jam pelajaran), untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan maka

dibuat skenario pembelajaran sebagai berikut:

a. Menyiapkan peralatan dan media yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menggunakan metode

Montessori.

b. Mengkondisikan peserta didik agar siap dalam menerima pembelajaran

melalui : menyapa peserta didik dengan ,memberi salam, menyiapkan posisi

duduk peserta didik untuk berdoa sebelum belajar, mengabsen peserta didik

dan melakukan apersepsi tentang topik aktual hari itu dihubungkan dengan

materi yang akan diberikan.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang operasi hitung pengurangan.

d. Menyampaikan materi pembelajaran tentang operasi hitung pengurangan

dengan menggunakan metode Montessori.

e. Membimbing peserta didik dalam hal :

1) Menggunakan media papan bilah pengurangan untuk menyelesaikan

soal-soal operasi hitung pengurangan.

2) Mengisi tabel pengurangan kosong.

f. Melakukan evaluasi dan menilai hasil kerja peserta didik.

3. Pengamatan/ Observasi (Observing)

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan saat

pembelajaran berlangsung oleh rekan sejawat dengan menggunakan format atau

pedoman observasi supaya hasilnya cermat, guru bertugas mencatat hal-hal yang

terjadi saat pelaksanaan tindakan dari awal sampai akhir, cara mengajar guru

(30)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

dengan melihat data-data yang terkumpul dari hasil observasi, berdasarkan format

observasi guru dan peserta didik juga hasil belajar siswa. Data tersebut kemudian

dianalisis untuk melihat tingkat keberhasilannya, dan didiskusikan dengan teman

sejawat atau kepala sekolah, untuk membuat rencana perbaikan. Setelah data

dianalisis selanjutnya dilakukan evaluasi dari seluruh tindakan yang sudah

dilaksanakan, jika ditemukan kekurangan, kelemahan, dan hambatan pada

tindakan pertama maka dibuat langkah-langkah perbaikan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen menurut Sugiyono (2010 : 61)

adalah “variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat)”, dalam penelitian ini variabel

bebasnya yaitu “ Penerapan Metode Montessori”

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2010:

61), dan variabel terikat pada penelitian ini adalah “Kemampuan operasi

(31)

33

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan

menerapkan metode Montessori.

2. Instrumen observasi untuk guru (yaitu peneliti) dan peserta didik, observasi

dilakukan oleh observer dalam hal ini guru lain untuk mengamati saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Tes tulis dan tes kinerja pada peserta didik tunarungu kelas 1.

F. Teknik Pengolahan Data untuk Hipotesis Tindakan/ Pertanyaan

Penelitian

1. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan observer dan hasil tes akhir

peserta didik akan dianalisis untuk melihat hasil dari pelaksanaan tindakan

pertama, data tersebut dapat menentukan apakah perlu dilakukan tindakan

lagi pada siklus berikutnya atau tidak, apakah ada kekurangan atau kelemahan

pada tindakan pertama sehingga perlu perbaikan pada tindakan siklus

berikutnya.

2. Data hasil belajar peserta didik akan disajikan dalam bentuk tabel dan

diagram batang sehingga akan terlihat apakah ada peningkatan hasil belajar

(32)

55 Siti Dedah Holidah, 2014

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, berdasarkan hasil

penelitian dari data-data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil tes tiap peserta

didik tunarungu kelas I SDLB, peningkatannya dapat dilihat dari hasil tes formatif

tiap peserta didik, pada siklus pertama baru satu orang peserta didik (33,33%)

yaitu Rn yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal, siklus kedua

ada peningkatan, dua orang peserta didik (66,67%) yaitu Rn dan Km mendapat

nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan pada siklus ketiga seluruh

peserta didik (100%) yaitu Km, Rn dan Nr sudah mendapat nilai diatas kriteria

Ketuntasan Minimal, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan metode Montessori dapat meningkatkan

kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas I

SDLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang.

B. Implikasi

1. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini dalam pembelajaran matematika di kelas

satu terutama dalam menerapkan metode Montessori untuk materi operasi hitung

pengurangan adalah guru harus mengetahui perkembangan dan kemampuan

peserta didik dalam operasi hitung pengurangan, menguasai metode Montessori,

terampil dalam menggunakan media papan bilah pengurangan dan cara membaca

tabel pengurangan, sehingga mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang

baik dengan materi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dengan

demikian pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

(33)

56

56 Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini

adalah :

a. Sekolah

Sekolah diharapkan banyak menyediakan alat-alat peraga untuk kegiatan

belajar mengajar, karena inti dari metode Montessori dalam pendidikan

adalah penggunaan alat peraga atau media pembelajaran. Sekolah juga harus

memfasilitasi guru-gurunya yang akan melakukan penelitian tindakan kelas

sehingga masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar

dapat terselesaikan.

b. Guru

Bagi guru lain diharapkan menerapkan metode Montessori pada setiap materi

pelajaran matematika untuk merangsang peserta didik belajar lebih aktif dan

menyenangkan melalui alat peraga yang digunakan.

c. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih baik dari

peneliti dalam menerapkan metode Montessori, dapat menyempurnakan

kekurangan-kekurangan dari penulis baik dari segi media yang digunakan

maupun cara mengajar, sehingga menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti

(34)

Arikunto., Suhardjono, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Asrori, Muhammad (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Asrori, Muhammad (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima.

Bunawan, Lani dan Yuwati, C.S (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi dan kompetensi

Dasar SDLB-B Tunarungu. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Halim-Fathani, A (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hainstock, Elizabeth (1999). Metode Pengajaran Montessori untuk Sekolah Dasar. Jakarta : Pustaka Delaprasta.

Hainstock, Elizabeth (2008). Kenapa Montessori. Jakarta : Mitra Media.

Kismiantini, dan Indrawati, D (2008). Dunia Matematika. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (2012). Undang-undang Sistem Pendidikan

(35)

58

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sadja’ah, E (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran dalam Keluarga. Bandung : San Grafika Bandung.

Somad, P dan Herawati T. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Somad, P. (2008). Dampak Ketunarunguan. [Online]. Tersedia di: http://permanarian16.blogspot.com/2008/03/dampak-ketunarunguan-terhadap.html. [Diakses 04 Maret 2014].

Suparno, Paul (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R & D.. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra.

Susilo, (2013). Pengertian Matematika. [Online]. Tersedia di: http://www.pengertianahli.com /2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli.html. [Diakses 24 Februari 2014]

Triani, Nani (2012). Panduan Melaksanakan PTK. Jakarta : Luxima.

Universitas Pendidikan Indonesia (2010). Landasan Pendidikan. Bandung : Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan UPI.

Wahyuningsih, Indah (2011). Pengaruh Model Pendidikan Montessori Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi, [Online] tersedia di: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4715 [Diakses 01 Maret 2014]

Referensi

Dokumen terkait