• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Psikologi Pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Nur Ismi Maharani

1000333

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Oleh

Nur Ismi Maharani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nur Ismi Maharani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

(4)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

(5)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Nur Ismi Maharani (1000333). Pengaruh dating anxiety dan kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung. Skripsi. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dating anxiety dan kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi. Penelitian ini melibatkan 239 orang dengan status dewasa awal lajang di Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner menggunakan instrumen dating anxiety, kesepian serta instrumen adiksi internet yang diadaptasi oleh peneliti dari alat ukur bahasa asing. Hasil penelitian menunjukkan: a) kecemasan kencan pada sebagian besar dewasa awal lajang di Kota Bandung (28,9%) berada pada kategori cukup rendah; b) kesepian pada sebagian besar dewasa awal lajang di Kota Bandung (26.8 %) berada pada kategori cukup rendah; c) adiksi internet pada sebagian besar dewasa awal lajang di Kota Bandung (33,1%) berada pada kategori rendah; d) terdapat pengaruh positif yang signifikan dari dating anxiety terhadap adiksi internet yaitu sebesar 14,8 %. e) terdapat pengaruh positif yang signifikan dari kesepian terhadap adiksi internet yaitu sebesar 2,7%. f) terdapat pengaruh positif yang signifikan dari dating anxiety dan kesepian terhadap adiksi internet yaitu sebesar 16,7%.

(6)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Nur Ismi Maharani (1000333). The influence of dating anxiety and loneliness toward internet addiction of single early adult in Bandung. Unpublished paper. Indonesia University of Education (2015).

This study was aimed at investigating influence dating anxiety and loneliness toward internet addiction of single early adults in Bandung. This study uses a quantitative approach with regression method. The study was conducted among 239 single early adults in Bandung. Data was collected through questionnaire method using instruments of dating anxiety, loneliness and internet addiction which were adapted by instrument of foreign languages. The results showed: a) dating anxiety of single early adult in Bandung (28,9%) is at low category; b) loneliness of single early adult in Bandung (26.8 %) is at low category; c) internet addiction of single early adult in Bandung (33,1%) is at low category d) there is a significant positive influence between dating anxiety towards internet addiction with 14,8% contribution. e) there is a significant positive influence between loneliness towards internet addiction with 2,7% contribution. f) there is a significant positive influence between dating anxiety and loneliness toward internet addiction with 16,7% contribution.

(7)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2012). Profil Pengguna Internet Indonesia 2012. Retrived from

http://www.apji.or.id/v2/upload/Laporan/Profil%20Internet%20Indonsia%202012%

20(INDONESIA).pdf

Arumdina, Adonai Fisilia.(2013). Pengaruh Kesepian Terhadap Pemilihan Pasangan ada

Dewasa Awal yang Masih Lajang. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan

Vol. 2 No.03

Ayas, T., & Horzum, M. B. (2010). Relation Between Depression, Loneliness, Self-Esteem

and Internet addiction. Education, 133(3), 283-290.

Brehm, dkk. (2002). Intimate Relationships.Third Edition. New York: The McGraw-Hill Compani Inc

Byun, S., Rufini, C., Mills, J., Douglas, A. C., Niang, M., Stepchenkova, S., … Balton, M. (2009). Internet addiction: Metasynthesis of 1996-2006 Quantitative Research Cyber Psychology & Behavior, 12(2), 203-207. doi:10.1089/cpb.2008.0102

Cacioppo, J. T., & Patrick, W. (2008). Loneliness: Human Nature and The Need for Social Connection. New York: W.W. Norton & Co.

Chorney, D., & Morris, T. (2008). The Changing Face of Dating anxiety: Issues in Assesment With Special Population. Clinical Psychology Social Practice, 15, 224-238.

Clark, J. V., & Arkowitz, H. (1975). Social anxiety and self-evaluation of interpersonal

performance. Psychological Reports, 36, 211-221

(8)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Booth (Eds.), Romance and Sex in Adolescence and Emerging Adulthood: Risks and Opportunities. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates

Cozby, P., & Bates, S. (2011). Methods in Behavioral Research (11th ed.). New York: McGraw-Hill.

Data Statistik Indonesia. (2014). Singulate Mean Age at Marriage (SMAM. Retrived from

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=540&Itemid=

540&limit=1&limitstart=3

Davis, R. (2001). A cognitive-behavioral model of pathological internet use. Computer

Human Behavior, 17: 187-95

Dewi, F. K. (2004). Hubungan antara Kesepian dengan Kecemasan pada Karyawan Lajang. (Skripsi). Universitas Gunadarma, Jakarta

Feinstein, S., C. & Ardon, M., S. (1973). Trends In Dating Patterns And Adolescent

Development. Journal of Youth and Adolescence. Vol. 2 - Issue 2 pp. 157-166

Glasgow, R., & Arkowitz, H. (1975). The behavioral assessment of male and female social

competence in dyadic heterosexual interactions. Behavior Therapy, 6, 488-498.

Glickman, A. R., & La Greeca, A. M. (2004). The Dating Anxiety Scale for Adolescent:

Scale Development and Association with Adolescent Functioning. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology,33, 566-578.

Hawkley, L. C., & Cacioppo, J. T., (2010). Loneliness Matter: A Theoritical and Empirical

Review of Consequences and Mechanism. The Society of Behavioral Medicine, 40, 218-227. doi:10.1007/s12160-010-9210-8

(9)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kim, J., LaRose, R., & Peng, W. (2009). Loneliness as the Cause and The Effect of

Problematic Internet Use: The Relationship between Internet Use and Psychlogical

Well Being. Cyber Psychology & Behavior, 12(4), 451-455. doi:10.1089/cpb.2008.0327

Kugeares, Susana. (2002). Social Anxiety in Dating Initiation: An Experimental Investigation of an Evolved Mating-Specific Anxiety Mechanism. (Dissertation). University of Texas.

Larsen, R. J., & Shackelford, T. K. (1996). Gaze avoidance: Personality and social

judgments of people who avoid direct fact-to-face contact. Personality and Individual Differences, 21, 907-917.

Leary, M. R. (1990). Responses to social exclusion: Social anxiety, jealousy, loneliness,

depression, and low self-esteem. Journal of Social and Clinical Psychology, 9, 221-229.

Mazalin, D., & Moore, S. (2004). Internet use, Identity Development and Social Anxiety

Among Young Adults. Behavior Change, 21(2), 90-102.

Morahan-Martin, J., & Schumacher, P. (2003). Loneliness and social uses of the Internet.

Computers in Human Behavior, 19, 659-671. doi:10.1016/S0747-5632(03)00040-2

Muehlenhard, C. L., Koralewski, M. A., Andrews, A. L., & Burdick, C. A. (1986). Verbal

and nonverbal cues that convey interest in dating: Two studies. Behavior Therapy, 17, 404-419.

O’Banion, K., & Arkowitz, H. (1977). Social anxiety and selective memory for affective information about the self. Social Behavior and Personality, 5, 321-328.

(10)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human Development (9th edition). New York: McGraw Hill.

Peplau, L. A., & Perlman, D. (1982). Blueprint for a Social Psychological Theory of Loneliness. In Cook, M., & Wilson, G. (Eds.), Love and Attraction (pp.101-110). Oxford: Pergamon.

Peplau, L. A., & Perlman, D. (1982). Theoritical Approach to Loneliness. In Peplau, L. A., & Perlman, D. (Eds.), Loneliness: A Sourcebook of current theory, research and therapy (pp.123-134). New York: Wiley.

Peplau, L. A., & Perlman, D. (1982). Loneliness Research: A Survey of Empirical Findings In Peplau L. A., & Goldston, S. (Eds.), Preventing The Harmful Consequences of

Severe and Persistent Loneliness (pp. 13-46). DDH Publication.

Rodaniar. (2008). Hubungan antara Kesepian dengan Kecanduan Internet (Internet Addiction Disorder) pada Mahasiswa. (Skripsi). Universitas Islam Yogyakarta, Yogyakarta

Santrock, J. (2008). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (5th ed.). Jakarta: Erlangga.

Schlenker, B. R., & Leary, M. R. (1985). Social anxiety and communication about the self.

Journal of Language and Social Psychology, 4, 171-192.

Schumaker, R. E., & Lomax, R. G. (2010). A Beginer’s Guide to Structural Equation

Modeling Third Edition. New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Smith, R. E., & Sarason, I. G. (1975). Social anxiety and the evaluation of negative

interpersonal feedback. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 43, 429.

(11)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Stevens, S., & Morris, T. (2007). College Dating and Social Anxiety: Using the Internet as a

Means of Connecting to Others. Cyber Psychology & Behavior, 10(5), 680-688. doi:10.1089/cpb.2007.9970

Sumantono, B. & Widhiarso, W. (2013). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian Ilmu-Ilmu

Sosial. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House

Suman, M., Coget, J., & Yamauchi, Y. (2002). The Internet, Social Networks and

Loneliness. IT & Society, 1(1), 180-201.

Tuncer, I., Aktas E., & Esen B. K. (2013). An Analysis of University Students Internet Use

in Relation to Loneliness and Social Self Efficacy. Social and Behavioral Science,

84,1504-1508. doi: 10.1016/j.sbspro.2013.06.780

Twentyman, C. T., & McFall, R. M. (1975). Behavioral training of social skills in shy

males. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 43, 384-395.

Valkenburg, P. M., & Peter, Jochen. (2007). Who looks for casual dates on the internet? A

test of the compensation and the reaction hypotheses. New Media and Society. 9(5), 455-474. doi: 10.1177/1461444807076975.

Weiss, R. S. (1973). The Experience of Emotional and Social Isolation. Cambridge: The Massachusetts Institute of Technology Press.

Weiten, W., & Lloyd, M. (2006). Psychology Applied to Modern Life Adjustment in the 21st Century, New York: Wadsworth Publishing

Wenzel, A., Graff, J.,Macho, M., & Brendle, J., R. (2005). Communication and Social Skills

in Socially Anxious and Nonanxious Individuals in The Context of Romantic

Relationships. Behaviour Research and Therapy, 43 (4), 505-519

(12)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Winkles, J. K. & Furman, W. (2010). Predicting romantic involvement, relationship

cognitions, and relationship qualities from physical appearance, perceived norms,

and relationship styles regarding friends and parents. Journal of Adolescence, 33, 827-836.

Young, K. (1996). Internet Addiction: The Emergence Of A New Clinical Disorder. Cyber Psychology and Behavior, 1(3), 237-244.

Young, K. (1998). Caught in The Net. New York: Jhon Wiley and Sons.

Young, K. (2007) Cognitive Behavioral Therapy with Internet Addicts: Treatment

(13)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah yang mendasari

penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur

organisasi skripsi.

A. Latar Belakang

Fenomena lajang di Indonesia dapat dilihat dari adanya pergeseran usia

menikah. Pada tahun 2000, rata-rata usia menikah adalah 22,9 tahun sementara

pada tahun 2005 bergeser menjadi 23,2 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 24,21

tahun (Data Statistik Indonesia, 2014). Pergeseran usia pernikahan ini akan

berkaitan dengan lamanya seseorang tersebut dalam status lajang. Padahal dalam

usia tersebut individu dituntut untuk dapat memenuhi tugas perkembangan

psikososial pada tahap dewasa awal yaitu, menjalin intimasi. Erickson,

menekankan pada konflik intimacy vs isolation. Apabila individu tidak berhasil

mengembangkan intimacy, maka individu tersebut akan berpeluang mengalami isolasi (isolation) (Erickson dalam Santrock, 2002). Oleh karena itu, untuk mewujudkan intimacy diperlukan interaksi dan hubungan romantis dengan lawan jenis. Salah satu bentuk hubungan romantis didapat melalui kencan (Chorney &

Morris, 2008).

Kencan merupakan tahapan awal yang mengarah pada hubungan romantis

(Feinstein & Ardon, 1973). Kencan akan memberikan banyak keuntungan seperti,

mengembangkan kemampuan interpersonal seperti sharing dan keterbukaan pada lawan jenis (Feiring, 1996; Furman & Shaffer, 2003 dalam Chorney & Morris,

2008), meningkatkan persepsi positif mengenai hubungan romantis (Winkles &

Furman, 2010). Masalah yang biasanya muncul dalam situasi kencan adalah

kecemasan kencan (Winkles, 2013).

Kecemasan kencan adalah perasaan cemas, tidak nyaman dan menghindari

(14)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1990; Glickman & La Greca, 2004). Kecemasan kencan akan mengembangkan

adanya depresi, stress, dan perasaan kesepian dalam kehidupannya (Glickman &

La Greca, 2004; Odaci & Kalkan, 2010; Stevens & Morris, 2007). Kesepian

merupakan respon dari adanya perbedaan jarak antara keinginan untuk menjalin

kontak sosial dan pencapaian hubungan sosial. Kesepian bukan hanya bergantung

pada kuantitas hubungan sosial dan interaksi sosial, tapi juga kualitas hubungan

(Peplau & Perlman, 1982 dalam Sonderby, 2013). Tidak ada yang kebal terhadap

kesepian, namun beberapa orang beresiko lebih besar dibandingkan dengan orang

lain, salah satunya adalah wanita dan pria lajang (Cacioppo & Patrick, 2008).

Individu yang mengalami kesepian akan merasa sedih, self pity, depresi, dissatisfied (tidak puas), deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Individu yang berbeda bisa saja memiliki perasaan loneliness yang berbeda pada situasi yang berbeda pula (Cacioppo & Patrick, 2008; Sonderby, 2013).

Kesepian yang terjadi pada lajang merupakan akibat tidak terpenuhinya

kebutuhan emosional yang diinginkan seperti kasih sayang, perhatian, mengenali

dan memahami dirinya seperti yang terwujud jika ia bersama orang yang disayangi

(pasangan romantis) (Sears, Freedman, & Peplau, 1985 dalam Arumdina, 2013).

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2004) menjelaskan bahwa

ditemukan adanya hubungan yang positif antara kesepian dan gejala kecemasan

pada seseorang dengan status lajang.

Terdapat beberapa reaksi yang dilakukan seseorang dalam menghadapi

kesepian yang dialami, diantaranya sad passivity (misalnya menangis, tidur, atau tidak melakukan apapun), active solitude (misalnya bekerja, mendengarkan musik), spending money (misalnya berbelanja), dan menjalin kontak sosial. Individu yang kesepian akan melakukan 3 pilihan cara untuk menjalin kontak

sosial. Pertama, individu akan mengubah keinginannya dalam menjalin kontak

sosial. Maka ia akan berusaha untuk nyaman dengan kesendiriannya. Kedua,

mengganti kontak sosial tanpa adanya interaksi 2 arah dengan manusia.Misalnya

(15)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Individu akan membuat relasi baru dan/atau membuka relasi sosial yang sudah ada

(Morahan-Martin & Schumacher, 2003; Santrock, 2002).

Salah satu jalan untuk membuka relasi sosial adalah dengan menggunakan

media internet. Data statistik dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII, 2012) menunjukkan bahwa terdapat 2,622 juta pengguna internet di

Bandung. Fakta ini menunjukkan bahwa penggunaan internet di Bandung sangat

tinggi. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah pengaruhnya terhadap bidang

komunikasi (Stevens & Morris, 2007).

Internet menyediakan ruang bagi orang yang memiliki interaksi

interpersonal yang lemah di dunia nyata, untuk mendapat dinamika kelompok dan

dukungan sosial yang mereka perlukan (Tuncer, Aktas & Esen, 2013). Dengan

menyembunyikan dirinya atau mengubah informasi personal dan dapat

berinteraksi dengan orang lain yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Mereka

dapat berbagi segala hal di dalam dunia cyber (Young, 1997 dalam Tuncer, Aktas & Esen, 2013). Penggunaan internet telah memberikan kesempatan yang lebih luas

sehingga orang dapat saling berkenalan dan mengembangkan hubungan melalui

layanan hubungan secara online, email, social media, chat room. Individu yang mengalami kesepian akan membutuhkan hubungan persahabatan dan keakraban

dengan lingkungannya. Maka, internet menjadi salah satu sarana koping

permasalahan komunikasi tersebut (Sally, dalam Rosdaniar, 2008).

Internet juga merupakan sarana anxiety reduction, yaitu individu dapat mengurangi rasa malu dan rasa takut untuk berhubungan dan berkomunikasi

dengan orang lain terutama lawan jenis, seperti yang terjadi di dunia nyata secara

face to face (Knox, et al. dalam Steven & Moris, 2007). Individu dapat mengatur dengan siapa dan kapan dia akan berkomunikasi, mengatur identitasnya dengan

memperbaiki self-presentation atau memutuskan untuk anonim (Valkenburg & Peter, 2007).

Dengan kelebihan yang dimiliki oleh internet, kini banyak orang yang

menggunakan web internet sebagai tempat untuk mencari teman dan pasangan

(16)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesepian dan kecemasan kencan akan lebih mudah mendapatkan interaksi sosial

dan intimasi yang diinginkan (Kim, LaRose & Peng, 2009; Mazalin & Moore,

2004; Morahan-Martin & Schumaker, 2003; Suman, Coget & Yamauchi, 2002).

Hal ini akan membuat individu yang mengalami kesepian akan terus menerus

menggunakan internet dalam jangka waktu yang panjang dan merasa

ketergantungan. Jika terus berlanjut maka akan muncul menjadi adiksi internet

(Morahan-Martin & Schumaker, 2003; Tuncer, Aktas & Esen, 2013). Adiksi

internet adalah penggunaan internet yang intensif sehingga tidak terkontrol

(Morahan-Martin & Schumaker, 2003). Young (1998) menganggap gangguan ini

berakar dari gangguan behavioral impluse-control. Orang orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi dan hampa saat tidak online di internet (Byun et al., 2009; Weiten & Llyod, 2006). Tidak sedikit di antara para

pengguna internet merupakan para internet addicts (pecandu internet). Angka pecandu internet ini sendiri cukup signifikan. Sebuah survey besar dilakukan oleh

David Greenfield pada tahun 1998 dengan partisipan sebanyak 18.000 orang

(DeAngelis, 2007 par. 8) ditemukan 5,7 persen dari seluruh partisipan dalam

survey tersebut memenuhi kriteria untuk compulsive internet usage (pemakaian internet yang tak terkontrol). Greenfield menyatakan bahwa ada hubungan yang

kuat antara internet addiction dan permasalahan pernikahan dan hubungan.

Tekanan dalam pernikahan dan hubungan ini lantas dimanifestasikan lewat

penggunaan yang tak terkontrol terhadap pornografi, cybersex, dan cyberaffairs. Hal ini semakin memperkuat bahwa penggunaan internet yang tidak terkontrol

berhubungan erat dengan adanya ketidak puasan dan tekanan dalam menjalin

hubungan salah satunya adalah mengenai hubungan romantis yang

mengembangkan perasaan kesepian.

Berdasarkan pemaparan di atas, individu yang mengalami kecemasan

kencan akan berpotensi untuk mengembangkan perasaan kesepian dan

memperbesar tendensi untuk membuat hubungan sosial dan romantis melalui

internet. Dengan demikian, akan berpeluang menggunakan internet secara

(17)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dating anxiety (kecemasan kencan) dan kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh dating anxiety terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung?

2. Apakah terdapat pengaruh kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal

lajang di Kota Bandung?

3. Apakah terdapat pengaruh antara dating anxiety dan kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Menguji pengaruh dating anxiety (kecemasan kencan) terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung.

2. Menguji pengaruh kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang

di Kota Bandung.

3. Menguji pengaruh dating anxiety (kecemasan kencan) dan kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, tentunya diharapkan penelitian

ini mampu memberi manfaat baik secara teori maupun praktis. Adapun manfaat

yag diharapkan peneliti adalah sebagai berikut:

Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan empiris bagi pengembangan konsep dan kajian psikologi, khususnya

untuk psikologi klinis mengenai kecemasan yang dialami oleh individu lajang

(18)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internet. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan dan dasar bagi peneliti

selanjutnya yang akan meneliti mengenai dating anxiety kecemasan kencan , kesepian, adiksi internet pada dewasa awal lajang.

Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pencegahan adiksi internet dan intervensi bagi individu

yang mengalami kecemasan kencan, kesepian, dan adiksi internet. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca terutama individu

dewasa awal yang masih lajang guna mengetahui karakteristik dan gejala

kecemasan kencan, kesepian, dan adiksi internet.

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis BAB II LANDASAN TEORI BAB III METODE PENELITIAN

A.Populasi dan sample penelitian B.Variabel penelitian

C.Desain penelitian D.Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian

G.Proses Pengembangan Instrumen H.Teknik Analisis Data

I. Prosedur Penelitian

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil

B.Pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN

(19)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan subjek penelitian,

metode penelitian, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, serta teknik

analisis penelitian.

A. Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu dewasa awal lajang

di Kota Bandung yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Merupakan individu yang berusia 20-40 tahun karena pada usia tersebut

tergolong pada interval usia dewasa awal (Papalia, Olds & Fieldman,

2004).

2. Memiliki status lajang, artinya belum menikah

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling, yaitu tipe sampling yang digunakan ketika peneliti sulit mengetahui probabilitas jumlah populasi yang dipilih. Pada

penelitian ini probabilitas jumlah populasi dewasa lajang sulit diketahui.

Maka teknik pengembilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel yaitu dewasa awal lajang di Kota Bandung yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

(Cozby & Bates, 2012). Peneliti memutuskan untuk menggunakan 239

orang sebagai sampel dewasa awal lajang di Kota Bandung yang telah

mengisi online form yang dibuat oleh peneliti. Jumlah responden perempuan adalah 161 orang (67,4%) sedangkan laki-laki berjumlah 78

orang (32,6%). Partisipan juga terdiri dari 102 orang dengan status

berpacaran (42,7%) dan 137 orang (53,3%) sedang tidak berpacaran. Dari

239 orang tersebut ada yang memiliki pengalaman pacaran sebelumnya

yaitu berjumlah 215 orang (90%) dan sisanya, 24 orang (10%) tidak

(20)

27

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Variabel penelitian

Variabel penelitian variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kecemasan kencan sebagai variabel X1, kesepian sebagai variabel X2 dan adiksi internet sebagai variabel Y. X1 dan X2 berperan sebagai variabel bebas (independent) sedangkan Y berperan sebagai variabel terikat (dependent).

C. Desain penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif dengan dengan model seperti gambar 3.1 dibawah ini. Jenis

penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antara

variabel kecemasan kencan (dating anxiety) dan kesepian (loneliness) sebagai variabel bebas terhadap adiksi internet (internet addiction) sebagai variabel terikat (Schumacker & Lomax, 2010).

Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan berikut

ini:

1. Variabel bebas X1: dating anxiety (kecemasan kencan) 2. Variabel bebas X2 : kesepian

3. Variabel terikat Y: adiksi internet

X1

Y

X2

Gambar 3.1

Desain penelitian

D. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional Kecemasan Kencan

Definisi operasional kecemasan kencan (dating anxiety) dalam penelitan ini adalah penilaian negatif dewasa awal lajang di Bandung

terhadap situasi kencan dengan lawan jenis maupun pasangan kencan yang

(21)

28

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan social distress-group. Hal ini dapat diketahui melalui skor dalam The Dating Anxiety Scale for Adolescent (DAS-A) yang disusun oleh Glickman & La Greca (2004).Semakin tinggi skor subjek pada skala DAS-A, maka

semakin tinggi derajat kecemasan kencan yang dialami subjek.Sebaliknya,

semakin rendah skor subjek maka semakin rendah derajat kecemasan

kencan yang dialami subjek.

2. Definisi Operasional Kesepian

Definisi operasional kesepian (loneliness) dalam penelitian ini adalah penilaian mengenai kondisi kesepian sosial (social loneliness) dan kesepian emotional (emotional loneliness) yang didasarkan pada teori kesepian Weiss (1973) yang dialami oleh dewasa awal di Kota Bandung yang dapat

diketahui dengan cara memberikan pilihan respon pada pertanyaan yang

tercantum dalam SELSA (Social and Emotional Loneliness Scale for Adults) yang disusun oleh Cramer, Ofosu & Barry (2000). Semakin tinggi skor

subjek pada skala SELSA, maka semakin tinggi derajat kesepian yang dialami subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek maka semakin

rendah derajat kesepian yang dialami subjek.

3. Definisi Operasional Adiksi Internet

Definisi operasional adiksi internet (internet addiction) dalam

penelitian ini adalah penilaian mengenai kondisi yang dialami oleh dewasa

awal lajang Kota Bandung yang dapat dilihat dari kondisi withdrawal and social problem, time management and performance, dan reality substitute. Hal ini dapat diketahui melalui skor dalam Internet Addiction Test yang disusun oleh Young (1998) dan divalidasi ulang oleh Chang & Law (2008).

Semakin tinggi skor subjek pada Internet Addiction Test, maka semakin tinggi derajat adiksi internet yang dialami subjek. Sebaliknya, semakin

rendah skor subjek maka semakin rendah derajat adiksi internet yang

dialami subjek.

E. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa pemberian

kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan suatu set pernyataan

(22)

29

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penurunan konsep teori menjadi indikator (Cozby & Bates, 2011). Peneliti

menggunakan online form untuk menyebarkan kuesioner penelitian. Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang yang memiliki

beberapa pilihan. Responden diminta untuk memilih salah satu dari alternatif

pilihan jawaban tersebut.

F. Instrumen penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga instrumen penelitian yang dijadikan

acuan dalam pengumpulan data. Jenis skala yang akan digunakan adalah likert rating. Untuk variabel adiksi internet diukur menggunakan adaptasi alat ukur The Dating Anxiety Scale for Adolescent (DAS-A), dan variabel kesepian mengadaptasi alat ukur SELSA, sementara adiksi internet diukur dengan mengadaptasi alat ukur Young’s Internet Addiction Test.

1. Instrumen kecemasan kencan (dating anxiety)

a. Spesifikasi

Untuk mendapatkan data tentang dating anxiety atau kecemasan kencan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yang

mengacu pada alat ukur The Dating Anxiety Scale for Adolescent (DAS-A) yang dibuat oleh Glickman & La Greca (2004). Alat ukur ini berbahasa Inggris kemudian dilakukan Expert Judgement pdari segi bahasa Inggris oleh Dr. Doddy Rusmoyo MILS seorang dosen ahli

bahasa Inggris. Kemudian dilakukan Expert Judgement terhadap kajian

psikologi oleh dua orang dosen ahli psikologi yaitu, Helli Ihsan, M.Si

dan Medianta Tarigan, M.Psi. Alat ukur ini terdiri dari 21 item yang

disusun berdasarkan 3 aspek penting dalam dating anxiety yaitu fear of

negative evaluation-dating, social distress-dating, dan social

distress-group. Koefisien reabilitas kuesioner ini sebesar 0.91 atau sangat

reliabel.

b. Pengisian instrumen

Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban

(23)

30

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan

keadaan diri subjek. Alternatif jawaban, skala (1) tidak seluruhnya diri

saya (2) sebagian kecil diri saya (3) Setengahnya diri saya (4) Sebagian

besar diri saya (5) Keseluruhan diri saya.

c. Penyekoran

Penyekoran jawaban responden pada instrumen kecemasan kencan

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Skoring skala kecemasan kencan

Pilihan Jawaban

Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Tidak seluruhnya diri saya 1 5

Sebagian kecil diri saya 2 4

Setengahnya diri saya 3 3

Sebagian Besar diri saya 4 2

Keseluruhan diri saya 5 1

2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen kecemasan kencan yang

diperoleh responden.

3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel kecemasan kencan

Tabel 3.2

Kategorisasi Skala Kecemasan Kencan

Kategori Skor kecemasan kencan

Sangat tinggi X > 12.534

Tinggi 10.0710 < X ≤ 12.534

Cukup Tinggi 7.6077 < X ≤ 10.0710

Cukup Rendah 5.1444 < X ≤ 7.6077

Rendah 2.6811 < X ≤ 5.1444

(24)

31

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Instrumen kesepian (loneliness)

a. Spesifikasi

Untuk mendapatkan data tentang loneliness atau kesepian, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yang mengacu pada alat

ukur (Social and Emotional Loneliness Scale for Adults) yang disusun oleh Cramer, Ofosu & Barry (2000) berdasarkan teori kesepian yang

dikembangkan oleh Weiss (1973). Alat ukur ini berbahasa Inggris

kemudian dilakukan Expert Judgement pdari segi bahasa Inggris oleh Dr. Doddy Rusmoyo MILS seorang dosen ahli bahasa Inggris. Kemudian

dilakukan Expert Judgement terhadap kajian psikologi oleh dua orang dosen ahli psikologi yaitu, Helli Ihsan, M.Si dan Medianta Tarigan,

M.Psi. Instrumen ini terdiri dari 15 item pernyataan yang disusun

berdasarkan dua dimensi dalam kesepian yaitu emotional loneliness dan social loneliness. Koefisien reabilitas kuesioner sebesar 0.84 atau reliabel.

b. Pengisian instrumen

Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban

atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan

keadaan diri subjek. Alternatif jawabannya adalah Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

c. Penyekoran

Penyekoran jawaban responden pada instrumen kesepian

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai

(25)

32

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Skoring skala kesepian

Pilihan Jawaban

Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat sesuai 1 4

Sesuai 2 3

Tidak sesuai 3 2

Sangat tidak sesuai 4 1

2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen kesepian yang diperoleh

responden.

3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel kesepian.

Tabel 3.4

Kategorisasi Skala Kesepian

Kategori Skor kesepian

Sangat tinggi X > 6.397

Tinggi 4.7650 < X ≤ 6.397

Cukup Tinggi 3.133 < X ≤ 4.7650 Cukup Rendah 1.513 < X ≤ 3.133

Rendah 0.135 < X ≤ 1.513

Sangat Rendah X ≤ 0.135

3. Instrumen adiksi internet (internet addiction)

a. Spesifikasi

Untuk mendapatkan data tentang internet addiction atau adiksi internet dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrument yang

mengacu pada alat ukur Internet Addiction Test (Young, 1997) divalidasi ulang oleh Chang & Law (2008). Alat ukur ini berdasarkan 3 dimensi

(26)

33

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasa Inggris. Kemudian dilakukan Expert Judgement terhadap kajian psikologi oleh dua orang dosen ahli psikologi yaitu, Helli Ihsan, M.Si

dan Medianta Tarigan, M.Psi. Instrumen ini terdiri dari 18 item

pernyataan yang disusun berdasarkan 3 aspek penting dalam adiksi

internet yaitu, time management and performance, withdrawal and social

problem dan, reality substitute. Koefisien reabilitas kuesioner ini sebesar 0.88 atau reliabel.

b. Pengisian instrumen

Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban

atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan

keadaan diri subjek. Alat ukur ini terdiri dari 18 item, dengan alternatif

jawaban (1) jarang (2) kadang kadang (3) sering dan (4) seringkali (5)

selalu.

c. Penyekoran

Penyekoran jawaban responden pada instrumen adiksi internet

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Skoring skala adiksi internet

Pilihan Jawaban

Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Jarang 1 5

Kadang-kadang 2 4

Sering 3 3

Seringkali 4 2

Selalu 5 1

2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen adiksi internet yang

(27)

34

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel adiksi internet.

Tabel 3.6

Kategorisasi Skala Adiksi internet

Kategori Skor adiksi internet

Sangat tinggi X > 8.298

Tinggi 6.304 < X ≤ 8.298

Cukup Tinggi 4.310 < X ≤ 6.304 Cukup Rendah 2.316 < X ≤ 4.310

Rendah 0.322 < X ≤ 2.316

Sangat Rendah X ≤ 0.322

Selain keempat alat ukur di atas, kuesioner dalam penelitian ini juga

akan mencantukan identitas subjek dan beberapa pernyataan yang berkaitan

dengan faktor demografis dalam penelitian ini. Identitas meliputi nama

(inisial), usia, pekerjaan, status berpacaran, dan pengalaman berpacaran.

G. Proses pengembangan instrumen

Peneliti menggunakan 3 alat ukur yang sudah ada, yaitu alat ukur yang

berbahasa asing (Bahasa Inggris). Peneliti melakukan modifikasi dan alih

bahasa terhadap alat ukur tersebut. Peneliti memutuskan menggunakan alat

ukur tersebut karena memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.

1. Uji Konten (expert judgement)

Peneliti melakukan uji konten dengan melakukan expert judgment.Pertama, peneliti melakukan expert judgment pada ahli bahasa yaitu Dr. Doddy Rusmono MILS untuk mengalih bahasakan item-item yang

terdapat pada alat ukur tersebut. Kedua, peneliti juga melakukan expert judgment terhadap 2 dosen psikologi untuk memberikan penilaian apakah masing-masing item telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak

diungkap terhadap item-item yang digunakan dalam alat ukur.

2. Uji Keterbacaaan

Uji keterbacaan dilakukan agar meminimalisir kesalahan persepsi

mengenai kalimat yang digunakan.Hal ini penting, karena kalimat yang

(28)

35

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan uji keterbacaan pada mahasiswa dan orang yang berusia

20-40 tahun.

3. Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian isi item, maka instrumen diuji cobakan

pada sampel lain yang memiliki karakter yang sama dengan dengan sampel

penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 26-30 Oktober 2014 kepada

212 orang yang berusia 20-40 tahun dan masih lajang.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menganalisis

reliabilitas item dan person/ responden oleh rasch model menggunakan

perangkat lunak Winsteps.

a. Reliabilitas responden dan item kecemasan kencan

Berdasakan analisis, reliabilitas responden menunjukkan

keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen bagus karena nilai Infit

MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1 dan disertai dengan keseluruhan

pola jawaban responden punya kesesuaian dengan model karena Infit

ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sedangkan pada reliabilitas item,

instrumen ini menunjukkan reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha

cronbach (KR-20) sebesar 0,91. Secara keseluruhannya hal ini

menunjukkan bahwa data aktual yang diperoleh dalam riset ini sesuai

dengan baik pada persyaratan model Rasch, sehingga analisis lebih lanjut

layak untuk dilakukan (Sumintono & Widhiarso, 2013).

b. Reliabilitas responden dan item kesepian

Berdasakan analisis, reliabilitas responden menunjukkan

keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen bagus karena nilai Infit

MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1 dan disertai dengan keseluruhan

pola jawaban responden punya kesesuaian dengan model karena Infit

ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sedangkan pada reliabilitas item,

instrumen ini menunjukkan reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha

cronbach (KR-20) sebesar 0,84. Secara keseluruhannya hal ini

(29)

36

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan baik pada persyaratan model Rasch, sehingga analisis lebih lanjut

layak untuk dilakukan (Sumintono & Widhiarso, 2013).

c. Reliabilitas responden dan item adiksi internet

Berdasakan analisis, reliabilitas responden menunjukkan

keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen bagus karena nilai Infit

MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1 dan disertai dengan keseluruhan

pola jawaban responden punya kesesuaian dengan model karena Infit

ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sedangkan pada reliabilitas item,

instrumen ini menunjukkan reliabilitas yang baik yaitu dengan nilai alpha

cronbach (KR-20) sebesar 0,88. Secara keseluruhannya hal ini

menunjukkan bahwa data aktual yang diperoleh dalam riset ini sesuai

dengan baik pada persyaratan model Rasch, sehingga analisis lebih lanjut

layak untuk dilakukan (Sumintono & Widhiarso, 2013).

4. Validitas

Validitas sangat penting dalam pengukuran, validitas instrumen adalah

seberapa jauh pengukuran oleh instrumen dapat mengukur atribut apa yang

seharusnya diukur (Frankel, Wallen, & Hyun, 2012). Dalam konteks analisis

model Rasch, validitas item dapat diketahui melalui penilaian terhadap logit

item tersebut (Sumintono & Widhiarso, 2013)

a. Validitas kecemasan kencan

Seperti yang terlihat pada summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item adalah 0,0 logit yang menunjukkan

bahwa instrumen secara keseluruhan bisa mengukur. Nilai rata-rata item

0,0 logit adalah nilai acak yang ditetapkan untuk menyatakan

kemungkinan 50:50 yang tidak lain adalah ukuran sama antara tingkat

abilitas responden dan tingkat kesulitan soal (Bond & Fox, 2007

Sumintono & Widhiarso, 2013). Bila didapati bahwa rata-rata logit item

tidak 0,0 maka secara keseluruhan instrument tidak bagus. Pada alat ukur

(30)

37

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen ini memang bisa mengukur kecemasan kencan dan

keseluruhan instrumennya baik.

Dari keseluruhan item pada instrumen ini terdapat empat item yang

harus diperbaiki ulang yaitu item 7, 11, 12, dan 18. Hal ini karena item

yang ada tidak sesuai dengan model (misfit). Oleh karena itu diperlukan perbaikan kalimat pada item tersebut.

Tabel 3.7

Perbaikan item kecemasan kencan

No Sebelumnya Perbaikan

7 Saya merasa cemas saat seseorang

yang saya sukai mengabaikan

saya

Saya merasa cemas saat seseorang

yang saya sukai tidak memperhatikan

saya

11 Saya merasa tidak nyaman ketika

berkencan dengan seseorang yang

tidak saya kenal baik

Saya merasa tidak nyaman ketika

berkencan dengan seseorang yang

tidak saya kenal

12 Saya merasa tidak nyaman ketika

bersama lawan jenis yang tidak

saya kenal baik

Saya merasa tidak nyaman saat

bersama lawan jenis yang tidak saya

kenal

18 Saya cenderung lebih banyak

diam dari biasanya saat berada di

kelompok pria dan wanita

Saya lebih banyak diam dari biasanya

saat berada di kelompok pria dan

wanita secara bersamaan

b. Validitas kesepian

Seperti yang terlihat pada summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item adalah 0,0 logit yang menunjukkan

bahwa instrumen secara keseluruhan bisa mengukur. Nilai rata-rata item

0,0 logit adalah nilai acak yang ditetapkan untuk menyatakan

kemungkinan 50:50 yang tidak lain adalah ukuran sama antara tingkat

abilitas responden dan tingkat kesulitan soal (Bond & Fox, 2007

Sumintono & Widhiarso, 2013). Bila didapati bahwa rata-rata logit item

tidak 0,0 maka secara keseluruhan instrument tidak bagus. Pada alat ukur

(31)

38

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memang bisa mengukur kesepian dan keseluruhan instrumennya baik.

Dari keseluruhan item pada instrument ini tidak terdapat item yang harus

diperbaiki ulang.Hal ini karena item yang tidak ada yang memenuhi

keseluruhan kualifikasi item yang misfit.

c. Validitas adiksi internet

Seperti yang terlihat pada summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item adalah 0,0 logit yang menunjukkan

bahwa instrumen secara keseluruhan bisa mengukur. Nilai rata-rata item

0,0 logit adalah nilai acak yang ditetapkan untuk menyatakan

kemungkinan 50:50 yang tidak lain adalah ukuran sama antara tingkat

abilitas responden dan tingkat kesulitan soal (Bond & Fox, 2007

Sumintono & Widhiarso, 2013). Bila didapati bahwa rata-rata logit item

tidak 0,0 maka secara keseluruhan instrument tidak bagus. Pada alat ukur

adiksi internet ini rata-rata logit itemnya adalah 0,00, maka instrumen ini

memang bisa mengukur adiksi internet dan keseluruhan instrumennya

baik. Dari keseluruhan item pada instrument ini tidak terdapat item yang

harus diperbaiki ulang.Hal ini karena item yang tidak ada yang

memenuhi keseluruhan kualifikasi item yang misfit.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan Multiple Regression Analysis (MRA) dengan dibantu oleh SPSS 16.00, hasil uji regresi tersebut akan

membentuk persamaan:

Y = a+ b1X1+ b2X2 Keterangan:

Y = Adiksi internet a = Intercept (konstan) b = Koefisien regresi X1 = Kecemasan kencan X2 = Kesepian

Uji regresi ganda dilakukan untuk memprediksi skor adiksi internet

dengan menggunakan kecemasan kencan dan kesepian sebagai variabel

(32)

39

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel bebas terhadap adiksi internet, maka peneliti melakukan uji regresi

linier dan menentukan koefisien determinasi. Uji koefisien determinasi

dilakukan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel terikat terhadap

vaiabel bebas. Hasil dari uji ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase

(%).Untuk mengetahui koefisien determinasi maka digunakan rumus sebagai

berikut.

KD = r2 x 100% Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

R = Koefsien korelasi atau r square

I. Prosedur penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, sebagai

berikut:

a. Tahap Persiapan

1) Merumuskan masalah penelitian

2) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta

mencari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang

akan diteliti

3) Menentukan populasi dan sampel penelitian

4) Menentukan instrumen penelitian sesuai dengan teori yang digunakan.

5) Melakukan expert judgment instrumen dengan dua orang dosen ahli. 6) Melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk dilakukan analisis

item dan mengetahui kelayakan item serta reliabilitas instrumen yang

telah peneliti buat.

7) Membuat online form sebagai media pengumpulan data

b. Tahap Pelaksanaan

1) Menyebarkan link online form di pada jejaring facebook, twitter dan line milik pribadi.

2) Menyusun data, mengklasifikasi data, mengolah data, dan melakukan

(33)

40

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Tahap Pelaporan

1) Mendeksripsikan hasil penelitian

2) Menganalisis hasil temuan penelitian dengan mengaitkannya dengan

(34)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian peneliti maka diketahui beberapa hal berikut

ini :

1. Terdapat pengaruh kecemasan kencan terhadap adiksi internet pada dewasa

awal lajang di Kota Bandung

2. Terdapat pengaruh kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal

lajang di Kota Bandung

3. Terdapat pengaruh kecemasan kencan dan kesepian terhadap adiksi internet

pada dewasa awal lajang di Kota Bandung

Selain penemuan dari uji hipotesis, ditemukan pula informasi bahwa

tidak terdapat perbedaan pengaruh dari variabel demografis jenis kelamin,

status pacaran dan pengalaman pacaran dalam variabel kecemasan kencan dan

adiksi internet. Selain itu, terdapat perbedaan pengaruh dari variabel

demografis status pacaran dan pengalaman pacaaran pada variabel kesepian.

B. Saran

Berikut merupakan saran yang dirumuskan oleh peneliti setelah

melakukan pembahasan dari hasil penelitian :

1. Sebagian besar responden pada penelitian ini berusia 20-25 tahun, sehingga

rentang usia responden sangat sempit. Peneliti selanjutnya yang tertarik

meneliti mengenai topik yang sama sebaiknya memperkaya variasi usia

responden agar lebih mewakili rentang usia dewasa awal.

2. Terdapat temuan menarik, seperti subjek lajang yang tidak sedang pacaran

dan subjek yang tidak pernah pacaran sebelumnya memiliki tingkat

kesepian yang lebih tinggi. Peneliti selanjutnya dapat mengambangkan hasil

(35)

64

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi dewasa awal lajang yang mengalami kesepian dan kecemasan kencan

dapat melakukan aktivitas lain yang lebih produktif seperti mengikuti

(36)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Tujuan Penelitian 5

D Manfaat Penelitian 6

E Struktur Organisasi Skripsi 6

BAB II LANDASAN TEORI 8

A Teori 8

1. Kecemasan kencan 8

2. Kesepian 13

3. Adiksi Internet 17

4. Dewasa Awal 21

B Kerangka Pemikiran 22

C Hipotesis 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

(37)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B Variabel Penelitian 26

C Desain Penelitian 27

D Definisi Operasional 27

E Teknik Pengumpulan Data 29

F Instrumen Penelitian 29

G Proses Pengembangan Instrumen 35

H Teknik Analisis Data 40

I Prosedur Penelitian 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42

A Hasil dan Pembahasan 42

1. Deskripsi data responden 42

2. Gambaran dating anxiety pada dewasa awal lajang di Kota Bandung 44 3. Gambaran kesepian pada dewasa awal lajang di Kota Bandung 48

4. Gambaran adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung 52

5. Pengaruh dating anxiety terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang

di Kota Bandung 55

6. Pengaruh kesepian terhadap adiksi internet pada dewasa awal lajang

di Kota Bandung 58

7. Pengaruh dating anxiety dan kesepian terhadap adiksi internet

dewasa awal lajang di Kota Bandung 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

(38)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

[image:38.612.79.519.124.695.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kisi-kisi instrumen kecemasan kencan 30

Tabel 3.2 : Skoring skala kecemasan kencan 30

Tabel 3.3 : Kategori skala kecemasan kencan 31

Tabel 3.4 :Kisi-kisi skala kesepian 32

Tabel 3.5 :Skoring skala kesepian 32

Tabel 3.6 :Kategori skala kesepian 33

Tabel 3.7 : Kisi-kisi instrumen adiksi internet 34

Tabel 3.8 : Skoring skala adiksi internet 34

Tabel 3.9 : Kategori skala adiksi internet 35

Tabel 3.10 : Perbaikan item kecemasan kencan 38

Tabel 4.1 : Data Demografi Responden 42

Tabel 4.2 : Perbandingan rata-rata menurut data demografis 43

Tabel 4.3 : Uji signifikansi perbandingan rata-rata 44

Tabel 4.4 : Gambaran dating anxiety pada dewasa awal lajang

di Kota Bandung 45

Tabel 4.5 : Gambaran Tingkat Dimensi-Dimensi Kecemasan Kencan 46

Tabel 4.6 : Gambaran kesepian pada dewasa awal lajang di Kota Bandung 49

Tabel 4.7 : Gambaran Tingkat Dimensi-Dimensi Kesepian 50

Tabel 4.8 : Gambaran adiksi internet pada dewasa awal lajang di Kota Bandung 51

Tabel 4.9 : Gambaran Dimensi-Dimensi Adiksi Internet 54

Tabel 4.10 : Hasil Uji Regresi Dating Anxiety dan Adiksi Internet 55 Tabel 4.11 : Koefisien: kecemasan kencan dan adiksi internet 56

Tabel 4.12 : Hasil Uji Regresi Kesepian dan Adiksi Internet 58

Tabel 4.13 :Koefisien : kesepian dan adiksi internet 59

(39)

Nur Ismi Maharani, 2015

PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir 24

Gambar 3.1 : Desain Penelitian 27

Gambar 4.1 : Grafik presentasi kecemasan kencan dewasa awal lajang

di Kota Bandung 45

Gambar 4.2 : Grafik presentasi kesepian dewasa awal lajang

di Kota Bandung 49

Gambar 4.3 : Grafik presentasi adiksi internet dewasa awal lajang

Gambar

Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6 Kategorisasi Skala Adiksi internet
Tabel 3.1 : Kisi-kisi instrumen kecemasan kencan

Referensi

Dokumen terkait