KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK
TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA
KABUPATEN GARUT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh :
SINTA SETIANTI 1104726
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh:
Sinta Setianti
1104726
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Sinta Setianti 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KABUPATEN GARUT
SINTA SETIANTI ( 1104726 ) Ahmad Yani 1)
Lili Somantri 2)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sikap dan persepsi peserta didik yang kurang baik terhadap pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut. Tujuan penelitian mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran geografi dan mengidentifikasi sikap peserta didik terhadap peranan guru dalam proses pembelajaran geografi serta mengidentifikasi sikap peserta didik terhadap materi geografi melalui indikator yaitu kognitif, afektif dan konatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling dengan jumlah 341 peserta didik dan 12 guru geografi di setiap sampel sekolah yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi lapangan, penyebaran angket dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan persentase untuk pengukuran pelaksanaan pembelajaran geografi, Skala Likert untuk pengukuran sikap peserta didik terhadap peranan guru dalam proses pembelajaran dan sikap peserta didik terhadap materi geografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran geografi dilaksanakan dengan positif. Guru mengikuti langkah-langkah pembelajaran, seperti prapembelajaran, inti pembelajaran dan kegiatan menutup pembelajaran. Sikap peserta didik terhadap peranan guru dalam proses pembelajaran geografi berkategori positif. Guru geografi mampu mengelola pengajaran dengan baik, sehingga persepsi peserta didik dalam proses belajar geografi menyenangkan. Sikap peserta didik terhadap materi geografi berkategori positif. Persepsi, kepercayaan pada kemampuan diri sendiri, perasaan intelektual serta kegiatan-kegiatan visual, lisan dan emosional peserta didik menunjukan bahwa materi geografi lebih menarik dibandingkan dengan materi lainnya.
ABSTRACT
This research is based on students’ detached attitude and perception from
Geography learning process in Kabupaten Garut. The aims of this research are to describe the process of studying Geography, to identify the attitude of the students toward the teachers' role in class and to identify the students attitude towards Geography learning materials through cognitive, affective and conative attitude indicators. This research uses descriptive as the method. The sample is taken by using stratified random sampling with 341 students and 12 Geography teachers from schools that are chosen to be the sample. The data is collected by undergoing field study, using questionnaire, and going through the documentation study. The data is analyzed by using percentage to measure the process of Geography learning in class, Likert Scale to measure the students attitude toward the role of teachers and the Geography learning materials. The results of this research show that the process of Geography learning occurs well during class. The teachers follow the curriculum, such as pre-learning process, the main process, and the closure before the class is finished. The students' attitude toward the teachers' role during the Geography class is categorized as positive and the teachers are able to manage the learning process well, so that the students find the class pleasant. That way, the students' attitude toward the class is also categorized positive. Students perception, trust in their self-capability, intellectual experiences and visual, verbal, and emotional activities show that Geography learning materials are more interesting than other study materials.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional... 6
F. Stuktur Organisasi Skripsi ... 7
G. Keaslian Penelitian ... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 14
A. Sikap Peserta Didik terhadap Pembelajaran ... 14
B. Peranan Guru dalam Pembelajaran Geografi ... 23
C. Sikap Peserta Didik terhadap Materi Belajar Geografi ... 29
D. Pengaruh Sikap Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Geografi ..30
BAB III : METODE PENELITIAN ... 35
A. Metode Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel... 35
C. Variabel Penelitian ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Teknik Pengolahan Data... 40
F. Teknik Analisis Data ... 40
G. Bagan Alur Penelitian... 43
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN.………44
A. Hasil Penelitian ... 44
1. Gambaran Umum Objek Penelitian………...44
2. Pelaksanaan Pembelajaran Geografi di SMA Kabupaten Garut………..47
3. Sikap Peserta Didik Terhadap Peranan Guru Dalam Proses Pembelajaran di SMA Kabupaten Garut………..62
4. Sikap Peserta Didik Terhadap Materi geografi di SMA Kabupaten Garut……….……….65
B. Pembahasan ... 68
1. Kecenderungan Sikap Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Geografi di SMA Kabupaten Garut ………68 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. KESIMPULAN ... 72
B. SARAN... 73
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan
mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan
manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang
menekankan pada aspek spasial dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang
kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan
spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan
tempat/wilayah. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi
alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan
manusia di tempat dan lingkungannya.
Menurut Sumaatmadja (1997, hlm 12), studi geografi berkenaan dengan; (1)
permukaan bumi (geosfer), (2) alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer,
biosfer), (3) umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran
keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta
(5) analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi. Oleh
karena itu, pembelajaran geografi sangat dibutuhkan dan penting untuk dipelajari
oleh peserta didik, supaya mereka mampu memahami karakter lingkungan dan
manfaat dari lingkungan itu sendiri.
Didukung dengan pernyataan sebelumnya, pembelajaran geografi
memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah.
Pengorganisasian materi dimulai dari pengenalan fenomena geografis dengan
memanfaatkan bentang alam sekitarnya sebagai sumber informasi geografis.
Tujuan pembelajaran geografi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap, sebagai berikut; (1) mengembangkan pengetahuan tentang pola dan proses
keruangan, (2) mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan
informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, (3)
menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan
sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat
Pembelajaran geografi berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga
masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berpikir kritis terhadap
masalah kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat
tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan dipermukaan bumi pada
umumnya. Geografi diajarkan dan dipelajari secara terarah dan baik, dapat
membina anak didik berpikir integratif untuk dirinya sendiri dan untuk
kepentingan kehidupan pada umumnya. Dengan begitu, pendidikan dan
pembelajaran geografi dapat dijadikan salah satu sarana memanusiakan manusia.
Menurut Sumaatmadja (1997, hlm 22) geografi memiliki peranan dan
sumbangan yang nyata terhadap realisasi tujuan pendidikan nasional. Oleh karena
itu, mata pelajaran geografi selayaknya mendapatkan perhatian. Dengan
penguasaan materi, maka peserta didik dapat mengamalkan ilmu geografi sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pada kenyataanya proses pembelajaran geografi tidak selalu berjalan dengan
lancar. Guru harus memperhatikan bahwa terjadi kesulitan-kesulitan belajar yang
akan timbul pada peserta didik. Hal ini disebabkan karena peserta didik tidak mau
belajar apa yang seharusnya mereka pelajari, atau dengan perkataan lain
kurangnya motivasi untuk mempelajari sesuatu, sehingga menghambat proses
belajar.
Menurut Slameto (2003, hlm 173) Guru harus menghadapi tantangan untuk
membangkitkan motivasi peserta didik, membangkitkan minatnya, menarik dan
mempertahankan perhatiannya serta mengusahakan agar peserta didik mau
mempelajari materi-materi yang diharapkan untuk dipelajarinya. Oleh karena itu,
guru harus mempunyai kinerja yang baik supaya mampu menumbuhkan semangat
dan motivasi belajar pesera didik yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun fasilitas
pendidikannya lengkap dan canggih, apabila tidak ditunjang dengan keberadaan
guru yang berkualitas, maka mustahil akan menghasilkan proses belajar dan
Adapun teori yang mendukung permasalahan pada penelitian ini ialah
Maryani (2005, hlm 91), mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan
geografi dianggap tidak menarik untuk dipelajari diantaranya:
Pertama, pelajaran geografi seringkali terjebak pada aspek kognitif tingkat
rendah, yaitu menghafal nama-nama tempat, sungai dan gunung atau sejumlah fakta lainnya. Kedua, ilmu geografi seringkali dikaitkan dengan sebagai ilmu yang hanya membuat peta. Ketiga, geografi hanya menggambarkan tentang perjalanan manusia di permukaan bumi. Keempat, proses pembelajaran geografi cenderung bersifat verbal; kurang melibatkan fakta-fakta aktual, dan tidak menggunakan media kongkrit dengan teknologi mutakhir. Kelima, kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.
Keberhasilan pembelajaran geografi tidak dapat dipisahkan dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut meliputi faktor yang berasal dari
diri peserta didik, faktor lingkungan peserta didik, faktor materi, dan faktor guru.
Salah satu faktor yang memegang peranan penting adalah faktor yang berasal dari
diri peserta didik yang biasa disebut karakterisitik peserta didik. Karakteristik
peserta didik dalam pembelajaran meliputi : motivasi, sikap, minat, bakat, tingkat
kecerdasan, dan lain-lain. Setiap faktor karakteristik peserta didik mempunyai
peranan masing-masing dan saling berhubungan yang kemudian menjadi salah
satu penentu prestasi belajar peserta didik.
Sikap peserta didik dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku
seseorang pada saat ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Setiap peserta
didik mempunyai sikap individual yang berbeda-beda terhadap suatu mata
pelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu interaksinya dengan
kepribadian guru serta interelasinya dengan peserta didik lainnya di dalam kelas
itu.
Sikap peserta didik sangat penting dalam mendukung terciptanya proses
belajar yang efektif, seperti pernyataan Djaali (2009, hlm 117), “Peserta didik
yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan
memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang sikap
belajarnya negatif”. Dari pernyataan ini dapat dilihat bahwa sikap belajar yang
positif dapat mendorong peserta didik belajar lebih aktif dengan demikian proses
belajar dapat berjalan efektif karena tidak berjalan satu arah saja, namun terjadi
peserta didik dalam belajar dan selanjutnya akan berpengaruh pada prestasi
belajar yang didapatkan oleh peserta didik. Sikap peserta didik terhadap geografi
merupakan salah satu bagian dalam karakteristik peserta didik yang tidak dapat
diabaikan dalam pembelajaran geografi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tahun 2015
dengan mengambil salah satu sampel Sekolah Menengah Atas di Kabupaten
Garut, yaitu di SMA YKBBB Leles kelas XI IIS 1. Peneliti mendapatkan
kenyataan yang terjadi di lapangan, bahwa pada proses pembelajaran geografi,
guru geografi di SMA YKBBB Leles memberikan materi geografi sesuai dengan
Silabus dan RPP yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Akan tetapi, sumber
belajar dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat terbatas.
Seperti terbatasnya infokus dan sumber belajar yang digunakan hanya LKS
(Lembar Kerja Siswa) dan buku paket yang dimiliki oleh guru geografi saja.
Dengan keterbatasan media dan sumber belajar, menjadikan peserta didik lebih
cepat bosan dan monoton dalam belajar. Hal itu dapat ditunjukan melalui sikap
peserta didik yang bermain handphone, mengobrol dengan teman sabangkunya,
gaduh saat guru menerangkan bahkan pandangan peserta didik tertuju keluar
kelas. Peneliti juga mendapatkan informasi dari peserta didik, bahwa materi
geografi bersifat hapalan yang membuat peserta didik sulit untuk memahaminya
dan membuat jenuh pada saat belajar. Maka dari itu peranan guru geografi dalam
proses pembelajaran harus diperhatikan. Guru geografi harus mampu memilih
strategi pembelajaran, media pembelajaran serta sumber belajar dengan tepat.
Tidak hanya itu saja, interaksi guru geografi dengan peserta didik pun harus bisa
dijalin dengan baik, supaya peserta didik tidak segan dan gugup pada saat
mengemukakan pendapat maupun bertanya. Peranan guru geogarafi dalam proses
pembelajaran mampu mengubah sikap dan persepsi peserta didik terhadap
geografi supaya lebih positif.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti memiliki anggapan bahwa
peserta didik memiliki kecenderungan sikap yang kurang baik terhadap
pembelajaran geografi. Untuk membuktikan asumsi diatas peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh tentang Kecenderungan Sikap Peserta Didik Terhadap
B. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah merupakan
pengenalan masalah penelitian dengan menentukan batasan permasalahannya
sehingga terjadinya pemfokusan terhadap teori dan variabel yang akan diteliti.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pembelajaran geografi kurang menarik minat peserta didik untuk belajar.
2. Strategi pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar geografi
yang digunakan oleh guru masih kurang mendukung dalam proses
pembelajaran geografi.
3. Sikap peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran geografi masih
kurang baik, karena masih banyaknya peserta didik yang kurang menyukai
pelajaran geografi.
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka
yang menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut ?
2. Bagaimana sikap peserta didik terhadap peranan guru geografi dalam proses
pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut ?
3. Bagaimana sikap peserta didik terhadap materi pembelajaran geografi di
SMA Kabupaten Garut ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA
Kabupaten Garut
2. Untuk mengidentifikasi sikap peserta didik terhadap peranan guru geografi
dalam proses pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut
3. Untuk mengidentifikasi sikap peserta didik terhadap materi pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berkenaan dengan sikap peserta didik terhadap
pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut ini diharapkan memberikan
manfaat antara lain :
a) Bagi Dinas Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi dinas pendidikan yang secara formal
bertanggung jawab mencetak calon guru geografi dalam merumuskan
kurikulum dalam rangka meningkatkan kualitas guru geografi yang
dihasilkan.
b) Bagi Sekolah
1. Untuk menunjukan bahwa pelajaran geografi berkontribusi langsung
terhadap pengembangan ranah afektif, khususnya pengembangan sikap
peserta didik, sehingga pelajaran geografi bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran geografi yang dikaitkan
dengan pengembangan mutu pendidikan.
c) Bagi Guru Geografi
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran
2. Sebagai kajian untuk menyusun rencana pembelajaran.
d) Bagi Peneliti Lain
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagi bahan rujukan lebih lanjut
untuk penelitian yang akan datang, dalam rangka pengembangan
pembelajaran geografi di SMA.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah dalam
judul, maka peneliti memberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Sikap, menurut Slameto (2003, hlm 188) merupakan sesuatu yang
dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap
situasi serta menentukan apa yang divari individu dalam kehidupan. Sikap
dalam penelitian ini adalah perilaku peserta didik dalam merespon peranan
2. Peserta didik, menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 merupakan:
“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang
dan jenis pendidikan tertentu”.
Dalam penelitian ini, peserta didik merupakan subjek maupun objek
dalam kegiatan proses belajar berlangsung.
3. Pembelajaran Geografi, menurut Sumaatmadja (2001, hlm 12) merupakan
tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan di sesuaikan dengan
tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
Pembelajaran geografi di penelitian ini merupakan kegiatan prapembalajran,
inti pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru geografi.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan dalam memahami isi penulisan dari penelitian ini,
maka pembahasan akan diuraikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, struktur organisasi skripsi dan keaslian penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam tinjauan
pustaka terdapat uraian tentang sikap peserta didik dan pengaruhnya terhadap
pembelajaran geografi, sikap peserta didik terhadap peranan guru geografi, sikap
peserta didik terhadap materi geografi, komponen pembelajaran geografi,
pengaruh sikap peserta didik terhadap pembelajaran geografi dan kerangka
pemikiran penelitian.
BAB III Metode Penelitian
BAB III berisi penjebaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk
penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data,
dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas gambaran umum
daerah penelitian, hasil dan pembahasan penelitian dan implikasi penelitian
terhadap pendidikan geografi.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Pada Bab ini terdapat hasil analisis temuan penelitian diantaranya
kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk meningatkan mutu dari penelitian
tersebut.
G. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini mencakup penelitian terdahulu yang relevan baik
yang memiliki kesamaan tema penelitian, masalah penelitian, metode penelitian
ataupun lokasi penelitian.
Terdapat 5 penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan
saat ini, yaitu penelitian oleh Suriyono pada tahun 2012 dengan judul “Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMK BPP Bandung”,
penelitian tersebut mengukur sikap dengan komponen kognitif, afektif dan konatif
dalam pembelajaran jasmani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Deskriftif.
Penelitian oleh Sigit Rahmat Prabowo pada tahun 2012 dengan judul
“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Akuntansi dan Sikap Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi”, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang mata pelajaran akuntansi,
sikap belajar siswa dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi
serta pengaruh persepsi dan sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi
di kelas XI IPS SMA Negeri Cikarang. Metode yang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey eksplanatory.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rahmah pada tahun 2010 dengan
judul “Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”,
agama islam dan persepsi siswa Di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan
terhadap pelajaran pendidikan agama islam. Metode yang di lakukan dalam
penelitian ini adalah metode deskriftif analitis.
Penelitian oleh Rinda Hendriantika pada tahun 2013 dengan judul “
Pengaruh Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Terhadap Hasil Belajar
Siswa Di SMA Negeri 7 Tasikmalaya”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran sikap siswa pada mata pelajaran akuntansi dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 7 Tasikmalaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriftif verifikatif.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Dina Maryana pada tahun 2009 dengan
judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Sikap Mengajar Guru PAI
Dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMPN 4 Pandak Bantul
Yogyakarta”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap sikap mengajar guru PAI serta kaitannya dengan prestasi belajar. metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologi.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh Sinta Setianti dengan judul
“Kecenderungan Sikap Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Geografi di SMA
Kabupaten Garut”. Rumusan masalah dalam penelitian ini terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut, sikap peserta didik
terhadap peranan guru geografi dalam proses pebelajaran geografi di SMA
Kabupaten Garut dan sikap peserta didik terhadap materi geografi di SMA
Kabupaten Garut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut, mengidentifikasikan sikap
peserta didik terhadap peran guru geografi dalam proses pembelajaran geografi di
SMA Kabupaten Garut dan mengidentifikasikan sikap peserta didik terhadap
materi yang disampaikan oleh guru geografi di SMA Kabupaten Garut. Dengan
itu, penelitian ini sangat bermanfaat khususnya bagi peneliti sebagai bekal
pengetahuan untuk lebih kompeten dalam proses pelaksanaan pembelajaran
geografi serta memahami karakter sikap peserta didik supaya lebih tertarik untuk
belajar geografi. Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian yang akan
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Supriyono, sikap siswa SMK BPP terhadap pembelajaran berada di kategori baik (83,50%), sikap siswa
persepsi siswa kelas XI IPS SMAN 1 Cikarang Selatan tentang Mata Pelajaran Akuntansi
2.Bagaimana gambaran
sikap belajar kelas XI IPS SMA Negeri 1
4.Bagaimana pengaruh
1.Untuk mengetahui SMA Negeri 1 Cikarang Selatan pada Mata Pelajaran Akuntansi.
3.Untuk mengeatahui
persepsi siswa dan sikap siswa beajar siswa tentang Mata Pelajaran akuntansi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri persepsi siswa dan sikap belajar siswa tentang islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan?
2. Bagaimana persepsi
siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan
2.Untuk mengetahui
Tasikmalaya 2. Bagaimana hasil belajar siswa di SMAN 7 belajar siswa di SMAN 7 Tasikmalaya.
dalam kategori rendah, hasil belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Tasikmalaya lebih dari 50% masih berada dibawah KKM dan untuk sikap siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 7 siswa kelas VIII SMPN 4 Pandak Bantul Yogyakarta.
2.Untuk mengetahui
Pendidikan Agama
Sinta Setianti, 2015
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Setiap penelitian memerlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam
penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti
metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Menurut Sugiyono (2007, hlm 1) mengemukakan
bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan uraian di atas, dalam melakukan suatu penelitian harus
menggunakan suatu cara atau metode untuk mencapai sutau tujuan dari
penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Iskandar (2013, hlm 62) penelitian deskriptif adalah:
“Penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala
sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti untuk ekplorasi dan klasifikasi dengan variabel yang diteliti”.
Metode deskriptif dalam penelitian ini akan mengungkap pelaksanaan
pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut serta mendeksripsikan sikap
peserta didik terhadap peranan guru geografi dan materi geografi. Metode
deskriptif dapat didukung dengan metode survey untuk melengkapi proses
penelitian. Sehingga diharapkan dalam penelitian ini dapat mengungkap
kecenderungan sikap peserta didik terhadap pembelajaran geografi di SMA
Kabupaten Garut.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu populasi sekolah
Sinta Setianti, 2015
KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA
a. Populasi sekolah, meliputi wilayah Kabupaten Garut Utara yang sudah
dibagi menjadi empat region. Region I (Limbangan, Malangbong,
Kersamanah, Cibatu, Leuwigoong, Cibiuk, Banyuresmi), Region II
(Kadungora, Leles, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler), Region III
(Cisurupan, Bayongbong, Cilawu, Samarang), dan Region IV (Garut Kota,
Karangpawitan, Wanaraja, Sucinaraja, Karang Tengah, Sukawening).
b. Populasi peserta didik, meliputi seluruh peserta didik SMA di Kabupaten
Garut.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi. Dinamakan penelitan
sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel. Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai
suatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2003:109).
Teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode stratified random
sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang bertujuan agar dapat
menggambarkan secara tepat. Pada penelitian ini, peneliti membagi region
terlebih dahulu sesuai lokasi wilayah SMA Negeri maupun Swasta untuk
perwakilan yang berada di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Garut bagian
Utara. Pembagian region ini terdiri dari empat region. Region I memawili SMA
dari kecamatan Limbangan, Malangbong, Kersamanah, Cibatu, Leuwigoong,
Cibiuk, Banyuresmi dengan sampel sekolah SMA Muhammadiyah Cibiuk,
SMAN 10 Garut, SMAN 13 Garut. Region II memakili SMA dari kecamatan
Kadungora, Leles, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler dengan sampel sekolah
SMAN 15 Garut, SMA Ykbbb Leles, SMA Ciledug Garut. Region III mewakili
SMA dari kecamatan Cisurupan, Bayongbong, Cilawu, samarang dengan sampel
sekolah SMAN 8 Garut, SMA 16 Garut, SMA 17 Garut. Sedangkan region IV
mewakili SMA dari kecamatan Garut Kota, karangpawitan, Wanaraja, Sucinaraja,
Karang Tengah, Sukawening dengan sampel sekolah SMA Darrusalam Wanaraja,
SMA Pasundan 1 Garut, SMAN 11 Garut.
Untuk penentuan sampel peserta didik pada penelitian ini menggunakan
rumus dari Taro Yamane :
Sinta Setianti, 2015
Populasi dan Sampel di SMA Kabupaten Garut Bagian Utara
Region Kecamatan Nama Sekolah Jumlah
Populasi Peserta Didik
Sampel Sekolah Sampel
Peserta
SMAN 13 Garut,SMA Alfatah, SMA YPI Pulosari, SMAN 9 Garut, SMA Tunas Persada Malangbong, SMA Islam Pesantren Galmasi, SMA PGRI Kurnia, SMAN 3 Garut, SMA Al Hikmah Cibatu, SMA Al Madinah Cibatu, SMA PGRI Cibatu, SMAN 10 Garut, SMA Muhammadiyah
Cibiuk, SMA Ma’arif Banyuresmi,
SMA Muhammadiyah Banyuresmi,
SMA Ar Rahman Kadungora, SMA
Ma’arif Kadungora, SMA
Muhammadiyah Kadungora, SMAN 2 Garut, SMA Plus Nurul Iman Leles, SMA YKBBB Leles, SMAN 1 Garut, SMAN 6 Garut, SMAN 15 Garut, SMA Ciledug Garut, SMA PGRI Garut, SMA YBKP3, SMA Baitul Hikmah Garut
SMAN 16 Garut, SMAN 24 Garut, SMAN 19 Garut, SMAN 8 Garut, SMA Plus Al Hidayah Cilawu, SMA Setia Bhakti Cilawu, SMAN 17 Garut Muhammadiyah 1 Garut, SMA Pasundan Garut, SMA Pemuda, SMA Plus Margawati Garut, SMAN 18 Garut, SMA Asshiddiqiyah, SMA Darussalam Wanaraja, SMA Muhammadiyah Wanaraja, SMAN 26 Garut, SMA Yastik Karang Tengah, SMAN 14 Garut, SMA YPI Sukawening,.
Sinta Setianti, 2015
KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA
C. Variabel Penelitian
Menurut Ridwan (2002: 96) “Variabel adalah ukuran, sifat atau ciri yang
dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang dimiliki oleh kelompok”. Variabel
dalam penelitian adalah sikap peserta didik. Variabel tersebut merupakan variabel
kualitatif yakni variabel yang menunjukan suatu intensitas yang sulit diukur
dengan angka.
a. Pemenuhan kriteria pelaksanaan prapembelajaran
b. Pemenuhan kriteria inti pembelajaran, meliputi:
Menyesuaikan pelaksaan pembelajaran dengan rencana
- Menguasai materi pembelajaran - Menerapkan pendekatan atau
strategi pembelajaran
- Memanfaatkan sumber belajar - Menggunakan media belajar - Meningkatkan keterlibatan peserta
didik
- Menilai proses dan hasil belajar peserta didik
- Menggunakan bahasa dan teknologi c. Menutup kegiatan belajar
Sikap peserta
Kognitif - Pengolaan pengajaran - Perencanaan pengajaran - Penguasaan materi Afektif - Motivator pengajaran
Konatif - Pembimbingan peserta didik
Sikap peserta didik
terhadap materi geografi
Kognitif - Persepsi terhadap isi materi geografi
- Kepercayaan pada mata pelajaran geografi, kepercayaan pada kemampuan diri sendiri
Sinta Setianti, 2015
Afektif - Perasaan intelektual, perasaan senang atau tidak senang, yang timbul apabila dapat memecahkan soal geografi
- Perasaan kesusilaan pada kegiatan belajar yang sesuai dengan norma - Perasaan keindahan pada mata
pelajaran geografi
- Perasaan sosial dan kemasyarakatan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain
- Perasaan harga diri pada kegiataan belajar geografi apabila
mendapatkan penghargaan, sukses atau aggal
Konatif - Kegiatan-kegiatan visual, membaca, mengamati, melihat
- Kegiatan-kegatan lisan seperti kegiatan belajar geografi dengan mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan
- Kegiatan-kegiatan mendengarkan penyajian guru
- Kegiatan-kegiatan menulis pelajaran geografi
- kegiatan-kegiatan mental pada pembelajaran geografi, merenung, mengingat, membuat keputusan - kegiatan-kegiatan emosional dalam
pembelajaran geografi, bersikap tenang, berani dan lain-lain
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang peneliti gunakan dalam memperoleh data adalah dengan dua
cara yaitu :
1. Observasi, sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Melalui observasi ini maka peneliti memperoleh data mengenai
pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut.
2. Angket (Questionaire) adalah pengumpulan data melalui penyebaran
Sinta Setianti, 2015
KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA
penelitian. Angket tersebut bertujuan untuk mengetahui pendapat atau
tanggapan responden mengenai sikap peserta didik terhadap peranan guru
geografi dan materi geografi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial.
3. Studi Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Melalui
dokumen-dokumen tersebut peneliti mengambil data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, seperti daftar jumlah peserta didik.
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data selesei dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap
selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan
kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
2. Scoring, setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah memberikan
skor tehadap item-item pernyataan yang terdapat pada angket .
3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan ke dalam
bentuk tabel selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis
data-data yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Dari
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab
rumusan masalah penelitian, sebagai berikut :
a. Analisis Persentase
Analisis persentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam
alternatif jawaban, sehingga dapat diketahui tingkat kecenderungan antara
Sinta Setianti, 2015
peneliti untuk menjawab rumusan masalah mengenai pelaksanaan pembelajaran
geografi dengan melalui observasi terhadap guru geografi.
Rumus analisis persentase adalah :
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi setiap kategori jawaban
n = Jumlah seluruh responden
100% = Bilangan konstan
Berikut merupakan tabel kriteria persentase terdapat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Kriteria Persentase
Persentase (%) Kriteria
0% Tidak ada
1% - 24% Sebagian kecil
25% - 49% Kurang dari setengahnya
50% Setengahnya
51% - 74% Lebih dari setengahnya 75% - 99% Sebagian besar
100% Seluruhnya
Sumber : Arikunto S. (1999, hlm 57)
b. Skala Likert
Menurut Riduwan (2009, hlm 87) skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial. Dalam penelitian ini, skala likert digunakan untuk menganalisis
pendapat dan persepsi peserta didik mengenai peranan guru geografi dan materi
geografi. Pengukuran berdasarkan indikator yang telah diturunkan dari variabel
menggunakan skala 1-5 dengan keterangan yang dihubungkan sesuai jawaban,
adapun skala likert ditampilkan pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Sinta Setianti, 2015
KECENDERUNGAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA
Indikator
Nilai/Kategori Jawaban
Sangat
Setuju Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Pernyataan 5 4 3 2 1
Sumber : Riduwan, 2009
Keterangan dari tabel 3.4 memiliki masing-masing nilai yang mana dari
nilai tersebut akan diakumulasikan dan dilakukan penghitungan. Adapun
keterangan nilai dari skala Likert yang digunakan yaitu :
1) Sangat Setuju : (SL) Nilai 5
2) Setuju : (L) Nilai 4
3) Ragu-ragu : (CL) Nilai 3
4) Tidak Setuju : (KL) Nilai 2
5) Sangat Tidak Setuju : (STL) Nilai 1
Angket yang telah disebar dan diisi oleh peserta didik selanjutnya jawaban
ditabulasi dan didapat kecenderungan atas jawaban peserta didik tersebut. Angket
yang berisikan tabel dengan item peranan guru geografi dan materi geografi yang
kemudian diukur menggunakan skala Likert akan diolah dalam perhitungan yaitu :
Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5))
Keterangan
F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat tidak setuju )
F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 ( Tidak setuju )
F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 ( Ragu-ragu )
F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 ( Setuju )
F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat setuju )
Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka selanjutnya adalah
interpretasi skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah
dilakukan dalam analisis dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel
penelitian. berikut adalah tabel persentase hasil akumulasi skala Likert yang akan
digunakan :
Tabel 3.5
Sinta Setianti, 2015
Angka 0%-20% Sangat lemah
Angka 21%-40% Lemah
Angka 41%-60% Cukup
Angka 61%-80% Kuat
Angka 81%-100% Sangat Kuat
Sumber : Riduwan, 2011 G. Bagan Alur Penelitian
Agar langkah-langkah penelitian lebih terarah pada permasalahan yang
dikemukakan, maka disusun suatu alur penelitian. Adapun alur penelitian ini
disusun agar penelitian menjadi sistematis. Alur penelitian ini bisa dilihat pada
gambar 3.1
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Studi Pustaka Sikap Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Geografi
Pembuatan Instrumen Penelitian
Angket Lembar Observasi
Pengumpulan Data
Instrumen Hasil Penelitian
Observasi pelaksanaan pembelajaran geografi dan angket sikap peserta didik pada peranan geografi dan maetri geografi di SMA Kabupaten Garut
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan mengenai kecenderungan sikap
peserta didik terhadap pembelajaran geografi maka kesimpulannya adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut secara
keseluruhan berada dalam kategori positif. Pelaksanaan pembelajaran
geografi dilakukan oleh setiap guru geografi di SMA Kabupaten Garut,
dengan mengikuti langkah – langkah kegiatan pembelajaran seperti
prapembelajaran, inti pembelajaran dan kegiatan menutup pembelajaran.
meskipun ada hambatan pada kegiatan inti pembelajaran seperti kurang
tersedianya media (infokus) akan tetapi guru geografi di SMA Kabupaten
Garut tetap melaksanakan pembelajaran geografi dengan baik.
2. Sikap peserta didik kelas XI terhadap peranan guru geografi dalam proses
pembelajaran geografi di SMA Kabupaten Garut berada dalam kategori
positif. Peranan guru geografi dalam proses pembelajaran menunjukan
bahwa pada pengelolaan pengajaran seperti guru mampu menjelaskan
kembali materi yang belum dipahami oleh peserta didik, mengelola kelas
dengan suasana menyenangkan, dan mampu menjalin kedekatan yang baik
dengan peserta didik menjadikan sikap peserta didik lebih antusias dalam
proses pembelajaran geografi serta peserta didik termotivasi dengan peranan
guru yang menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Sikap peserta didik kelas XI terhadap materi geografi di SMA Kabupaten
Garut berada dalam kategori positif. Hal itu ditunjukan dari persepsi peserta
didik terhadap materi geografi yang menganggap bahwa materi geografi
lebih mudah dan lebih menarik dari materi lain, kepercayaan peserta didik
akan kemampuan menyelesaikan soal geografi, perasaan harga diri ketika
mendapatkan nilai geografi dan kegiatan-kegiatan visual, lisan, mental dan
emosional yang ditunjukan saat proses belajar seperti mampu
bersikap tenang atau berani saat proses belajar geografi. Sehingga peserta
didik lebih mudah memahami materi geografi saat proses pembelajaran
geografi berlangsung.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan
beberapa saran, yaitu :
1. Bagi sekolah
Dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran geografi, pihak sekolah dapat
ikut serta dalam menjaga persepsi peserta didik dan sikap peserta didik
dengan cara membina guru geografi agar tidak hanya sekedar dapat
mengajar tetapi mendidik peserta didik agar peserta didik memiliki persepsi
dan sikap yang positif terhadap pembelajaran geografi.
2. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada peserta didik
menunjukan bahwa sikap peserta didik terhadap peranan guru dalam proses
pembelajaran geografi dan materi geografi berada dalam kategori baik. Hal
tersebut hendaknya dipertahankan agar dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik. Untuk itu, guru geografi harus memperhatikan sikap peserta
didik supaya mampu menarik peserta didik untuk lebih giat belajar geografi.
Dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam proses belajar, guru geografi
harus pintar dalam memilih strategi belajar yang tepat, media dan sumber
belajar yang menarik, memberikan pengertian kepada peserta didik bahwa
geografi bukan merupakan pelajaran yang sulit yang bersifat banyak
hafalan, menerapkan kedisiplinan peserta didik saat belajar geografi di
kelas, membangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan untuk
mendapatkan penghargaan, dan memotivasi peserta didik disetiap proses
DAFTAR PUSTAKA A. Buku
Abd. Rachman Abror. (1993). Psikolog Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya
Azwar, Saifuddin. (1995). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Cronbach, Lee J. (1954). Educational Psichology. New York: Harcourt, Brace
Company, Inc.
Darmidi, Hamid. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung;
Alfabeta
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Kasara
Fathurrohman & Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Iskandar. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta; Cetakan
kelima, Ciputan Mega Mall.
Kartawidjaja, Omi. (1988). Metoda Mengajar Geografi. Jakarta
Mar’at. (1982). Sikap Manusia, perubahan serta pengukurannya. Bandung; Ghalia Indonesia
Muller, Daniel J. (1986). Mengukur sikap sosial: Pegangan untuk peneliti dan
praktisi (Terjemahan Eddy Soewardi Kartawidjaja). Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Riduwan. (2011). Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung;
Alfabeta
Sukmadinata, Nana S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung; PT
Remaja Rosdakarya
Sumaatmadja, Nursid. (1997). Metodelogi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi
B. DOKUMEN LEMBAGA
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut
C. Sumber dari Karya Ilmiah
Hendriantika, Rinda. (2013). Pengaruh Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran
Akuntansi terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 7 Tasikmalaya.
Skripsi pada FPEB UPI: tidak diterbitkan
Supriyono. (2012). Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Pendidikan Jasmina di
SMK BPP Bandung. Skripsi pada FPOK UPI: tidak diterbitkan
Prabowo, Sigit Rahmat. (2012). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran
Akuntansi dan Sikap Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pelajaran Akuntansi (Studi Deskriptif di Kelas XI IPS SMA Cikarang Selatan. Skripsi