• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003480 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003480 Chapter3"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

28

digunakan seperti metode penelitian dan desain penelitian. Selain itu, dalam bab ini disebutkan lokasi di mana penelitian ini akan berlangsung, waktu penelitian serta subjek yang akan dijadikan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian, prosedur dan instrumen penelitian yang akan digunakan serta analisis dan interpretasi data untuk hasil penelitian pun akan dijelaskan dalam bab ini.

A. MetodePenelitian

Metode penelitian adalah strategi atau teknik yang dipilih dan dirancang guna memecahkan sebuah permasalahan yang diusung. Metode penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Definisi penelitian tindakan kelas yang diberikan Stephen Kemmis (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88):

Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi-diri yang digunakan oleh para partisipan dalam situas-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam (a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi yang melingkupi pelaksanaan praktik-praktik tersebut.

Sedangkan Arikunto (2014, hlm. 3) dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti , yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama.

(2)

Yeni Sulistiani, 2014

(2014, hlm. 110-111) menyebutkan ada prinsip PTK yang perlu diperhatikan. Penelitian tindakan memiliki tiga ciri pokok, yaitu:

1. Inkuiri reflektif. PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh dosen dan mahasiswa. Jadi kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven). 2. Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat

dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru.

3. Reflektif. PTK secara terus menerus bertujuan untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaatkan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan berikutnya.

Merunut padapengertian dan prinsip PTK di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan seperangkat rencana penyelidikan berupa sebuah tindakan yang sengaja dilakukan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran, baik itu menyangkut prestasi siswa, cara mengajar guru, dan sebagainya.

Alasan PTK yang dipilih, seperti telah dipaparkan sebelumnya pada Bab 1 peneliti menemukan masalah dalam kelas bahwa siswa sulit memahami materi geometri.Selain itu, pemecahan masalah matematis siswa kelas V sangat kurang. Sehingga PTK ini dilakukan dengan maksud agar dapat memperbaiki proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas V.

B. Desain Penelitian

(3)

Gambar 3.1

Alur PTK Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pertama pada setiap siklus ialah perencanaan. Perencanaan merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk meningkatkan apa yang hendak terjadi (Sukardi, 2013, hlm. 5). Perencanaan dibuat oleh peneliti dengan berkonsultasi kepada dosen pembimbing.Sedangkan langkah kedua adalah pelaksanaan dan observasi.Untuk observasi sendiri dilakukan pada waktu tindakan yang dapat dilakukan oleh pengamat dan guru pelaksana (peneliti). Peneliti dapat mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang

Identifikasi Masalah

Rumusan masalah

Perencanaan

Pelaksanaan-Observasi

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan-Observasi

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan-Observasi

Simpulan dan Rekomendasi

Siklus 1

Siklus 2

(4)

Yeni Sulistiani, 2014

akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya. Setelah proses pelaksanaan dan observasi dilakukan, maka tahap akhir yang tak kalah penting, yakni refleksi. Dalam tahap inilah peneliti melihat hasil observasi dan catatan-catatan penting yang dapat dipertimbangkan dalam merencanakan tindakan selanjutnya dalam rangka perbaikan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN 6 Cibogo, Kp. Cibedug, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi dipilih berdasarkan dua bulan peneliti mengadakan observasi, dan fakta di lapangan menunjukkan adanya masalah tersebut, khususnya di kelas V SDN 6 Cibogo ini.

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada Bulan Mei minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4. Sedangkan untuk pra siklusnya sendiri, yakni pembiasaan pemberian soal-soal pemecahan masalah diberikan Bulan April minggu terakhir. Pelaporan penelitian akan dilakukan di minggu ke-3Juni.

D. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN 6 Cibogo, Kp. Cibedug, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 32 orang.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah, adalah menemukan masalah-masalah ketika observasi langsung di kelas. Selain itu, untuk identifikasi masalah juga dilakukan dengan cara mewawancarai guru untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi, baik di kelas maupun di sekolah.

2. Rumusan masalah, yakni merumuskan masalah-masalah yang akan dipecahkan serta menawarkan solusi atas permasalahan tersebut. Langkah dalam tahap ini adalah:

(5)

2) Pembuatan instrumen

3) Pembuatan SK penelitian untuk penelitian dengan waktu yang relatif lama.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga siklus.Penjelasan mengenai setiap siklusnya adalah sebagai berikut.

a. Siklus I

Siklus I direncanakan dengan bahasan materi kubus.Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

1) Perencanaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan, yakni: a) Menyusun instrumen berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan langkah pembelajaran van hiele.

b) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, angket, dan tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi bangun ruang sederhana. c) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.

d) Merevisi instrument RPP dan instrument pengumpul data jika diperlukan.

e) Membuat alat peraga. 2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneiliti melaksanankan tindakan dengan menerapkan model van hiele, sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan siklus I ini direncanakan akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah pembahasan mengenai luas permukaan kubus, sedangkan pertemuan kedua adalah mengenai volume kubus.Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

(6)

Yeni Sulistiani, 2014

b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya, yakni mengenai sisi, luas persegi, dan volume kubus.

c) Siswa diberikan tugas kelompok untuk mengamati model bangun ruang yang telah disediakan oleh guru. Pengamatan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan tugas pada lembar kerja siswa.

d) Siswa diminta untuk mengemukakan hasil temuannya. e) Siswa diberikan tugas mandiri yang lebih kompleks.

f) Siswa dan guru membahas pekerjaan siswa. Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman jika ada.

g) Guru memberikan pekerjaan rumah dan menyampaikan materi yang akan dipelajari siswa di pertemuan selanjutnya.

3) Observasi terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan, yakni: a) Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi

yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran berlangsung.

b) Melakukan tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di akhir pembelajaran siklusuntuk mendapatkan data mengenai bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi bangun ruang sederhana.

c) Menyebarkan angket kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran van Hiele.

4) Refleksi

(7)

disesuaikan dengan pedoman penyekoran kemampuan pemecahan masalah matematis.

b. Siklus II

Siklus II dilakukan melalui dua pertemuan dengan bahasan materi berbeda, yakni tentang balok.Siklus II ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

1) Perencanaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan, yakni: a) Menyusun instrumen berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan langkah pembelajaran van hiele.

b) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, angket, dan tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi bangun ruang sederhana. c) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.

d) Merevisi instrument RPP dan instrument pengumpul data jika diperlukan.

e) Membuat alat peraga. 2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneiliti melaksanankan tindakan dengan menerapkan model van hiele, sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan siklus II direncanakan akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah pembahasan mengenai luas permukaan balok, sedangkan pertemuan kedua adalah volume balok.Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan memotivasi siswa untuk belajar dengan semangat.

(8)

Yeni Sulistiani, 2014

c) Siswa diberikan tugas kelompok untuk mengamati model bangun ruang yang telah disediakan oleh guru. Pengamatan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan tugas pada lembar kerja siswa.

d) Siswa diminta untuk mengemukakan hasil temuannya. e) Siswa diberikan tugas mandiri yang lebih kompleks.

f) Siswa dan guru membahas pekerjaan siswa. Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman jika ada.

g) Guru memberikan pekerjaan rumah dan menyampaikan materi yang akan dipelajari siswa di pertemuan selanjutnya.

3) Observasi terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

d) Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran berlangsung.

e) Melakukan tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di akhir pembelajaran siklusuntuk mendapatkan data mengenai bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi bangun ruang sederhana.

f) Menyebarkan angket kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran van Hiele.

4) Refleksi

(9)

c. Siklus III

Siklus III dilakukan apabila hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada siklus II masih belum sesuai dengan harapan. Jika ada siklus III ini, maka rencananya fokus materi yang akan disampaikan adalah aplikasi langsung masalah-masalah yang berkaitan dengan balok dan kubus dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Perencanaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai berikut.

a) Menyusun instrumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan langkah pembelajaran van hiele.

b) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, angket, dan tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi bangun ruang sederhana. c) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.

d) Merevisi instrument RPP dan instrument pengumpul data jika diperlukan.

e) Membuat alat peraga. 2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneiliti melaksanankan tindakan dengan menerapkan model van hiele, sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan siklus III direncanakan akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah pembahasan mengenai luas permukaan dan volume pada materi bangun ruang gabungan, sedangkan pertemuan kedua adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan balok dan kubus dalam kehidupan sehari-hari.Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

(10)

Yeni Sulistiani, 2014

b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya, yakni mengenai kubus dan balok.

c) Siswa diberikan tugas kelompok untuk mengamati model bangun ruang yang telah disediakan oleh guru. Pengamatan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan tugas pada lembar kerja siswa.

d) Untuk pertemuan kedua, siswa tidak bekerja secara kelompok, tetapi mandiri dan mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru. Siswa diminta untuk mencari penyelesaian masalah dari cerita tersebut.

e) Siswa diminta untuk mengemukakan hasil temuannya. f) Siswa diberikan tugas mandiri yang lebih kompleks.

g) Siswa dan guru membahas pekerjaan siswa. Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman jika ada.

3) Observasi terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan, yakni: a) Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi

yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran berlangsung.

b) Melakukan tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di akhir pembelajaran siklusuntuk mendapatkan data mengenai bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi bangun ruang sederhana.

c) Menyebarkan angket kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran van Hiele.

4) Refleksi

(11)

pemberian skor hasil tes siswa yang disesuaikan dengan pedoman penyekoran kemampuan pemecahan masalah matematis.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RPP merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Di dalam RPP terdapat langkah-langkah pembelajaran yang akan kita kerjakan saat berada di kelas. RPP dibuat dengan menerapkan model pembelajaran van hiele, yang terdiri dari 5 kegiatan secara garis besar, yakni informasi, orientasi langsung, penjelasan, orientasi bebas, dan integrasi.RPP yang sudah dibuat dinilai oleh guru kelas.

2. Tes

Dalam penelitian ini instrument pengumpulan data menggunakan tes.Tes itu sendiri adalah soal-soal yang berbentuk essay yang harus dikerjakan siswa.Soal yang dimaksud adalah bukan soal-soal biasa yang dikerjakan siswa, melainkan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan volume kubus, volume balok, luas permukaan kubus, luas permukaan balok dan masalah lain yang berkaitan dengan balok dan kubus.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan oleh observer ketika melakukan pengamatan pembelajaran di kelas, yaitu keterlaksanaan setiap langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya dalam RPP.

4. Catatan Lapangan

(12)

Yeni Sulistiani, 2014

5. Angket

Angket yang dimaksud adalah angket yang dibagikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

G. Analisis dan Interpretasi Data

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.Untuk data kualitatif adalah dengan mendeskripsikan hasil angket dan catatan lapangan yang telah ditulis oleh siswa dan observer.Sedangkan untuk data kuantitatifnya sendiri yaitu dengan menghitung hasil tes pemecahan masalah siswa.Penghitungan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata kelasdengan rumus: X = � Keterangan:

∑N = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas(Zainal, 2011, hlm. 40).

2. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus:

TB = �≥ 69 100% Keterangan:

∑S ≥ 69 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau

sama dengan 69. 69 merupakan nilai KKM Matematika kelas V di SDN 6 Cibogo Kabupaten Bandung Barat

n = banyak siswa

100% = bilangan tetap

TB = ketuntasan

(13)

Tabel 3.1

Skala Ketuntasan Belajar

Skala Keterangan

>80% Sangat tinggi 60 – 79% Tinggi 40 – 59 % Sedang

20 – 39% Rendah

< 20 % Sangat rendah

3. Menghitung skor gain

Menurut Prabawanto (dalam Fitriani, 2013, hlm. 45) untuk menghitung nilai gain dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

�1 = 2 - 1

�2 = 3 - 2

Keterangan :

�1 = gain peningkatan siklus I ke siklus II 2= skor siklus II

�2 = gain peningkatan siklus II ke siklus III 3= skor siklus III

1 = skor siklus I

4. Menghitung skor gain ternomalisasi

Menurut Prabawanto (dalam Fitriani, 2013, hlm. 45) untuk menghitung nilai gain ternormalisasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

<

1>= 2

-

1 SMI - 1

<

�2>= 3

-

2

SMI - 2 Keterangan :

<�1>= indeks gain peningkatan siklus I ke siklus II 1= skor siklus I

<�2>= indeks gain peningkatan siklus II ke siklus III 2= skor siklus II

(14)

Yeni Sulistiani, 2014

Adapun Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi dapat dilihat pada tabelberikut.

Tabel 3.2

Tabel Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi Skor Gain Ternormalisasi Interpretasi

(<g>) > 0.7 Tinggi

0.3 ≤ (<g>) ≤ 0.7 Sedang

(<g>) < 0.3 Rendah

2. Tingkat kemampuan siswa

Menurut Prabawanto (dalam Suprianto, 2011, hlm. 31) untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dari setiap siklus yang dilakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor yang diperoleh dengan rumus berikut ini:

Persentase kemampuan = � �

� � � 100 %

Untuk mengklasifikasi kualitas pemahaman siswa, data hasil tes (skor) dikelompokkan dengan menggunakan skala lima. Untuk melihat kategori kemampuan siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa Persentase Skor Total Siswa Kategori Kemampuan Siswa

90% < A ≤ 100% A (Sangat Baik)

75% < B ≤ 90% B (Baik)

55% < C ≤ 75% C (Cukup)

40% < D ≤ 55% D (Kurang)

(15)

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1 Skala Ketuntasan Belajar
Tabel 3.3 Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel rasio model Altman modifikasi adalah Net Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total

Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan

a) Menjaga gawang dari serangan pemain yang menguasai bola dapat dilakukan dengan memperhatikan sikap awal (steady position) , yaitu dengn memperhatikan sikap kaki dan

Dalam suatu pengembangan sumber daya manusia Wood Preparation 2 PT.Indah Kiat Pulp and Paper mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh perusahaan yaitu

 Senam Rematik berfungsi untuk mengurangi rasa sakit pada penderita Gejala Rematik,  Gerakan Senam Rematik begitu sederhana dan mudah dilakukan bahkan untuk Orang Tua,  Agar

Perbedaan nil ai vari abel ant arperl akuan diket ahui dengan mel ihat ni l ai gal at baku ni l ai t engah ( st andar d.. PROSIDING Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada

Dari hasil wawancara terlihat bahwa baik APIP maupun auditi memahami dokumen-dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran, sekalipun

Setelah itu, konselor dapat memberikan saran kepada konseli untuk tidak berlarut-larut dalam bermain video game atau memberikan dampak positif yang dapat