ulsvEffiI*ls
Atsltl-As
:
FADII€S
ff(re
DETIGIII
EXTtn(
tE$
Al$E
UHIVERSETAS
ANDALAS
:
.
,,
,:
. :,tHUBUNGAN ANTARA JENIS MIKROGRGANISME
YANG
DITEfI{UKAF.I
FADA
I-ESI
AKNE DENGAN BENTUK
!-ESI
AKNF
DI RS DT.FII.ilJAMIL
PADANG
,TE$l€
LUSITA $YLVIA
032280S3
'
PR*GEAEI pENStDtt{AN DOKTER $pEStALtS
FAKULTAS KEFilKTf;RAlql
UF{IVERS|TAS
AHDALAS
Tesis
ini
diajukan
sebagai persyaratanakhir
menyelesaikan."I.,,
Pendidikan
Program
studi Ilmu Keehatan Kulit
danKelamin
F akultasKefo
lteran
Universitas Andalas padan g t.-,'3.
4.'
J.
,,.,
.
para penguji.:.
a'
dr.
EneepKusnandar,
Sp.KK(K)
dr.
Srilipstrri;r
Sp:KI((I$
!
rof,
dr.'Zainol
llakim,
Se.fI(tfO
dr.'Isromiha*i,SpgK{,
: :'-i::dr. Rina
Gustia,Sp.KK
,
:Padang, 23 Desember 2010
PROGRA}I
PENIDIDIKAN
IX}KTER
SPESIALIS
ILMU
KESEIIATAIY KTJLIT
I}AN
KELAMIN
FAKTILTAS
KEDOI(TERAN
T'MVERSITAS AI\IDALAS
PADAhtG
' ' r
,: t '
Ketua
dr.
Sriteptari.,Sp,ffi(K)
I[IP.19590713
198603 2 001UCAPAI\
TERIMA
KASIII
Assalammu' alaikum
warahmatullahi
wabarakaatuhPuji
syukur
penulis
panja&an kehadirat
Allah
swr,
yang
telatrmemberikan segala kanrnia dan ratrmatNya yang
tak
terhingga sehingga penulismendapat kekuatan, ketabahan
serta hrntunan dalarn
menyelesaikantesis
ini.
Rasa terima kasjh yang
tirlak
ada habis-habisnya kepada kedua orang tuadr.Hj.Mariana Yatar,
MARS
dan Nurman
Rauq SE
yang telah
membesarkanpenulis dengan penuh
kasih
sayang untuk bisamenjadi
seperti saatini.
Dengankesabaran, pengertian, dan dorongan serta doa yang
tulus
yang selalu diberikandisaat
penulis
gagaldan
terjatuh. Tidak
lupa
juga
penulisjuga
mengucapkanterima
kasih
dan rasahormat yang
setinggi-tingginya kepada keduakakak
yudi
Anthoni
Putra
ST
dan
dr.
Devi cythia
Sari,
sp.M
yang selalu
memberikansemangat, dorongan dan doa kepada penulis. Kepada suamiku tercinta
dr. Alwin
Permana
dan
sholehakuLayyina
terima kasih yang
sedalamdalamnya
ataspengertian,
kesabaran"kekuatan,
doa serla
semangatyang diberikan.
Tanpakalian, penulis mungkin
tidak
dapat menjalani pendidikanini
dengan baik.Pada
kesempatan
ini
dengan
penuh
ketulusan
hati
penulis
ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besamya kepada berbagai pihak
yang telah
membantudalam
menyelesaikanpendidikan
dokter
spesialis
danpenyusunan tesis ini.
Terima kasih yang
sebesar-besamyakepada
DR, Dr.
M;srul,
Sp.GK, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dandr. Aumas
pabuti,Sp.A, Direktur
RS.
Dr.
M.
Djamil
padangatas
izin
dankesempatan
yang di
berikan
kepada
penulis
untuk
mengikuti
dan
menyelesaikan
pendidikanspesialisasi
di
BagianIlmu
KesehatanKulit
dan KelaminFK
UNANDI
RS. Dr.M
Djamil
padang.Terima kasih
yang
sebesar-besarnya kepadaprof. Dr.
H.
z.ai^l
Hakim,Sp.IK(K)
atas kesediaan
beliau
menerima
peneliti
untuk dapat
mengikutipendidikan
spesialisasipada
masabeliau
menjadi
Ketua
program Studi
Ilnu
Kesehatan
Kulit
dan kelamin yang selalu memberi nasihat, bimbingan dan saran.Terima kasih
sebesar-besarnya kepadadr.
Rina Gustiq Sp.KK
sebagaiKetua
BagranIlmu
KesehatanKulit
danKelamin
RS.Dr.M. Djamil
padang dandr.
Qaira Anum, Sp.KK
sebagai sekretarisBagian Ilmu
KesehatanKulit
danKelamin
RS. Dr-M.Djamil
Padang yang telatr memberibimbinga4
semangat dansaran selama penulis menjalani pendidikan dan melakukan penelitian.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dr.
Hj.sri
Lestari,Sp.KK
(K)
sebagaiKetua
Prograrn
Studi Ihnu
KesehatanKulit
dan Kelamin
sekaligussebagai pembimbing
tesis yang
selalu
memberikan dorongan,
semangat,bimbingan dan saran yang sangat bernitai selama meqialani pendidikan
ini.
Sertakepada dr- Satya Wydya Yenny, Sp.KK, sebagai Selretaris Program Studi peneliti
mengucapkan
terima
kasih yang
sebesar-besarnyaatas bimbingan,
saran dan bantuannya selama penulis menjalani pendidikan dan menyelesaikan penelitian.Terima
kasih yang
sebesar-besarnyakepada
dr.
Encep
Kusnandar,Sp-KK(K)
yang telatr berkenan menjadipembimbing
tesis dalampenelitian ini,
pelaksanaan hingga penulisan laporan penelitian
ini
sertajerih payall
waktu serta kesabaran yangdi
berikan kepadapenulis.Terima
kasih yang
sebesar-besamya kepadadr.
Isramiharti,
Sp.KK(K)
yang
memberi
ihnu,
bimbingan, kekuatan,
dan
sarankepada
penulis
selamapenulis menjalani pendidikan dan penelitian
ini.
Rasa
terima
kasih yang
sebesar-besamyakepada
dr.
Early
Indrama,Sp.MK
yang telah mernberikan dorongan, semangat, saran dan bimbingan dalambidang
Milaobiologi.Terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.pilison"l4pH
yang telah memberikan saran dan bimbingan dalarn hal
metodologi
dan analisisstatistik demi kesempurnaan tesis
ini.
Kepada satrabat-sahabat
penulis
peserta pendidikanprogram studi Ilmu
Kesehatan
Kulit
dan
Kela*in
dr.
vit4
dr.
Rita, dr. yosse,
dr.
Gardeni4
dr.Taufik,
dr.Rabmall dr.
Een, dr. Julia, dr.watryu,
dr.yan,
dr.Nit4
dr,yenny,
dr-Hen4r, dr.
uta
dandr.
Dessy, penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar_ besarnya atasdorongan, semanga!
kerjasamadan tempat berbagi suka
dukaselama penulis menjalani pendidikan.
kasih
juga
penulis sampaikan kepada Bapakzulkifli,
uni Nunung
Doni'
selunrh
perawat
di
Poliklinik dan
Bangsal
Ihnu
Kesehatankulit
danKelamin RS.
Dr.
M.Djamil
padangatas
kerja
samadan
bantuan yang
telah
diberikan kepada penulis selama penulis menjalani pendidikan
ini.
Padang
'2010vl
DAFTAR
ISI
LEMBARA}I
PERSETUruAN
UCAPA}{
TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
lv
vll
xi
xn
xiii
xiv
DAFTARGAMBAR
DAFTAR
TABEL
DAFTARBAGAN
DAFTAR
SINGKATAN
ABSTRAK
BAB
I.
PENDAHULUAN
l.l.
Iatnbelakang
1.2.
Rrrnusan masalah1.3.
Hipotesis penelitian1.4.
Tujuan penelitian1.5.
Manfaat penelitianBAB
II.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.
Definisi
akne2.4.4. aktifitas
flora
folikel
2.4.
Gambaraoklinis
dan ktasifikasi akne2.5.
Penatalaksanaan akne2.6.
Kerangka konsep penelitianBAB III.
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis penelitian3.2.
Populasi, sampel, dan besar sampel3.2.1.
Populasi3.2.2.
Sampel3.2.3.
Besar sampelTeknik pengambilan sampel
Altnpenelitian
Tempat dan waktu penelitian
3.5.1.
Tempat penelitianBAB
TV.4-l-z-
Disribusi
penderitaAkne
BendasarkanKelompok
Umur...
4.1.3.
Distribusi
penderita Akne Berdasarkan BentukLesi
Akne
4-l-4.
Distribusi
Jenis
Milroorgani$ne
yaog
Diternukanpadalesi
Akne
4.1.5-
perbandinganhofir
p.ocnes
BerdasarkanBentuk
Lesi
Akne...,
'
4-1.6.
perbandinganprofir
s.aureus
Berdasarkan Bentuk
Lesi
Akne
...4-1.7. perbandingan
profil
s.epidermidis
BerdasarkanBentuk Lesi
Akne
4.1.8.
perbandinganprofil
p.ovare
Berdasarkan BentukLesi
Akne
BAB
V.
KESIMPULAN
DAN SARA}I
5.1.
Iktisar
5.2.
Kesimpulan5.3.
SaranDAFTAR
PUSTAKA
Lampiran
l.
Informasi untuk pasienLampiran 2 - Surat pernyataan persetujuan
ikut
dalam penelitian ... -...Lampiran 3. Status penelitian
Lampiran 4. Teknik pengarnbilan spesimen dan
kulnn
Lampiran 5. Surat p€Nnyataan 72
73
74
75
Lampiran 6. Gambar
koloni
Iampiran
7. Tabeliduk
penelitianLunpiran
8. Keterangan loloskaji etik
Gambar
l.
Gambar2.
DAT'TAR
GAMBAR
Patogenesis akne
Jalur fisiologis
dehidroepiandrosteron
sulfat
(DHEAS)
konvcrsi ke dehi&oandostemn
l3
l5
Tabel
l.
Tabel
2.Tabel
3.Tabel
4.Tabel
5.Tabel
6.Tabel
7.DAFTAR
TABEL
Terapi
sisterrik
akneTerapi
topikal
akneAlgorime
terapi akneDistibusi
Penderita Akne Berdasarkan JenisKelanin
Distribusi Penderita Akne Berdasarkan Kelompok
Umw
Distibusi
Penderita Akne Berdasarkan Bentuk LesiAkne
Distibusi
Jenis
Mikroorganisme
yang
Ditemukan
pada
Lesi 2728
40
42
43
45
M
47
48
49 Akne
Tabel
8.
PerbandinganProfil
P.acnesBerdasarkan Bentuk LesiAkne..
....Tabel
9.
PerbandinganProfil
s.aureus Berdasarkan Bentuk LesiAkne
....Tabel
10.
PerbandinganProfil
s.epidermidis
BerdasarkanBentuk
LesiAkne
...:...Tabel
Il.
PerbandinganProfil
P.ovale Berdasarkan Bentuk Lesi Akne...IDAFTAR
BAGAI{
Bagao
3.1.
Kerangka konsep penelitianBagan4.4. Alwpenelitian
29
34
QOL
P.omes P.granulosum S.atreus S.epidermidis P.ovaleACTI{
DTIEASDHT
3p-HSDl7p-HsD
EGF TGF-cr FGFIGF-I
CRH
MC-IR
TLR
AB
BPODAFTAR SINGI(ATAI\I
quality
oflife
propionibacterium
acnespropionibact erium gronul osum
staplrylococcas
atreus
s t aphyl o c o c cus ep i dermidi s
pityropontm
ovaleadr e noc ortic otr op i e hormon
de
hi&oepi
andr o s t er onsulfat
dihidrotestosteron3
ft
hi dr o ks i st er oid
de hi dr o ge nas eI
7 p -hi&
olrs i s t e r oi d de hi dr o genas e epi der mal gr ow t h fac tor
tr
awforming
gr ow thfa
ctor-a
f
br ob I ast gr ow t hfact or
i ns ul i n-l ikc gr owth fac tor
c or tic otr op in r eI e as ing hormone
me I anoc ortin-
I
re ceptor
toll-like
receptorantibiotik
beraoyl peroxide
IIT]BT}NGAI\I
AI\TTARAJEIVS MIKROORGAIYISME YANG
DITEMT]KAII
DENGAI\I BENTT]K
LESI AKNE
DI
RSDT.M.DJAMIL PAI)ANG
Lusita Sylvia
Bagan
Ilmu
KesehatanKulit
danKelamin
Fakultas Kedolteran
Universitas
Andalas/RSUPDr.M.Djamil,
padangAbstrak
Latar
belakang: Akne vulgaris
adalahrynyakit
kulit
yangbenifat
kronis
yang secaraumum
terdiri
dari
lesi
non inflamasi ftomedonal) dan
lesi
inflamasi(papulopustul,
noduloki$ik).
Penyebab aknebemifat
multi-faktorial.
Salatrsatu
faktor
adalah mikroorganisme.Mikroorganisme yang
penratrdilaporkan
adalatlPropionibaeteriun
acnes
(P.acne$,
propionibacterium
gramiosum
(P.granulosum), Stapltylococcus
aureus
(S.aureus),Staplrylococcusiptdermidy
(5. epidermidis) dan P ityroporum ovale (p. ovale)
Tujuan:
Untuk
mengetatruihubungan
antarajenis
mikroorganisme
(p.acnes,s.aureus, s.epidermidis, P.ovale)
yang
ditemukan dengan bentuklesi
j<ne
(lesinon inflamasi, lesi inflamasi),
Subyek
dan
metoda:
Studi
observasional dengandisain
crosssectional
pda
penderita akneusia
1545
tahrmyang
belum mendapatkan terapi. Datadib;asi
pada macam-macam
bentuk
lesi
alare
:
lesi non
infla*asi
(komedonal),
lesiinflarnasi (papulopustulos4 nodulokistik);
jenis
mikroorganisme (p.Lnes,
S.epidermidis, S.antreus, P-ovale); distribusijenis kelamin
dan trelompokan gmur. Hlbrmgan antarajenis mikroorganisrne
yang ditemukan denganbenilk
lesi
aknediuji
denganchi
square. Pengolatran dan analisis data menggunakan statisticalprogramme
for
social science (SPSS)for
windowsversi
13,0.Hasil:
Penderita akne berjenis
kelamin
laki-laki
(s7,6yo) lebih banyak
dariperempuan (42,4yo). Kelompok
umw
terbanyak ditemukan pada kelompok umur2a-24 tahun
(5l,5yo).
Mikroorganisme
terbanyakyang ditlmukan
pada
semuasampel
(33
pasien)
yaitu
P.acnes(7g,go0
diikuti
oleh
s.epidermtits
163,eon1,P.ovale (45,5yo), s.aureus
(g,lvo). Tidak
terdapt
perbedaanyang
signifikan
antara
jumlah
P.acnes,s.epidermidis,
dans.aureils yang
ditemutan-pad-a keduahl*k
lesi akne (p>0,05). P.ovale secara signifikanlebih
banyak ditemukan pada lesi noninflamasi
93,3yo, dan pada lesi inflam asi 6,7yo (p .O,OS).Kata
kunci:
Bentuk lesi abte, miboorganisme.BAB
I
PEIYDAHULUAI\[
1.1.
Latar
belakangAkne
merupakanpenyakit
kulit
yang
terjadi
akibat
peradangan menahunfolikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada
wajah, leher, dada" bahu, punggung dan lengan
atas.
Salatr satu alasan terseringpenderita datang ke dermatologis adalah dengan keluhan akne. Akne biasanya timbul
pada
awal
usia remaja.Namun
dapatjuga
ditemukan padabayi
bam lahir,
yangkemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh hormonal
ibu. Akne
dapat menetaphingga usia pertengahan.
la
Ada
berbagaifaktor-faktor etiologi
penyebab akneyaitu
hiperproliferasifolikular
epidermis, peningkatan produksi sebum, inflamasi dan peningkatan jumlatrflora dalam unit pilosebasea. Secara patologi, gambaran akne berupa material keratin
yang padat dalam
folikel
sebasea (hiperkeratinosit), penunman konsentrasi granullamelar, peningkatan konsennasi granul k€ratohialin, peningkatan
material
amor{ikdalam
sel
(seperti
lipid),
hiperproliferasi
selular,
hipodeskuamasi infudibulumkeratinosit unit pilosebase4 pembesaran kelenjar sebasea" dan produksi sebum yang
meningkat.
Komedo bermula
sebagai masakeratinJipid
yang memenuhi
bagrandalam
folikel.
Sel
keratin
bersamaandengan
lipid
sitoplasmadan
sejumlatr desmosomalikut
membentuk masa keratin tersebut. Seiring dengan menumpuknyaPada alare vulgaris
juga
ditemukan
peran
genetik.
Interleukin-la
mempengaruhi hiperkornifikasi infundibulum seiring dengan rcqpon inflamasi yang
mendorong produksi
vascalar endotluliol
growthfoaor
sel-selpapila
dermal danfolikular
keratinositdari
unit
pilosebasea.Inflamasi
dermistidak
disebabkan olehbakteri,
tetapi
dari
mediator
biologi
yang
diproduksi
oleh
flora
sepertiP rop ionib a cte
riun
ocrre s .r -3Akne
adalah salah satu penyakitkulit
yang bersifat kronis. Walaupun aknetidak
mengancamjiwa,
namun
akne dapat mempengaruhikualitas hidup
dimanadapat memberikan efek psikologis yang buruk. Hafez
KA,
dkk. pada tatrun 2009 diMesir
melaporkandari
150 sampel penderita akne secara signifikan mempenganrihiquality of
lfe
(QOL), dimana skor rata-rataQOL
secara signifikan lebih tinggi padalaki-laki
dibandingkan perempuan dan skor QOLjuga
lebihtinggi
pada akne beratdan durasi akne yg lama.s-7
Berbeda dengan yang dilaporkan Walker
N,
dkk. pada tahun 2006di
Scotlandyang
meneliti
kualitashidup
penderita akne padaremajq tidak
terdapat perbedaanantara remaja laki-laki dan perempuan. Sebaliknya Aktan S, dkk. pada tahun 2000 di
Turki
melaporkanronaja
perempuan lebih mudah terserang efek psikologis negatifdibandingkan remaja
laki-laki.
Martin
A&
dkk.
pada tatrun 2001di
pennsylvania melaporkan terdapat hubungan antara skorQOL
dengan keparatran akneyaitu
skorsemakin memburuk sesuai
dengan pertambahan keparahanakne. Skor
secarasignifikan membaik seteleh 16 minggu terapi.&ro
dkk.
pada tahun 2003di
Californiajuga melaporkan stres penderita secara signifikanmeningkat sesuai dengan peningkatan keparahan akne penderia.n,tz
Akne
juga
menjadi salah satu permasalatran sosial ekonomi,Tidak
kurang
dan
l5%-3Wo penderita membutuhkan penatalaksanaanspesifik akibat
keparahanyang ditimbulkan- Diperkirakan total biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan akne
baik
sistemik maupuntopikal, berkisar l2,6yo
dari
semuabiaya yang
dibutuhkanuntuk pengobatan kelainan-kelainan
kulit
yanglain.tr
Di4gnosis
klinis
akne
mudatr ditegakkan,
tetapi
pengobatannya sering mengalami kesulitan.Hal
ini
disebabkan karena penyebabakne
bbrsifat
multi
faktorial, sehingga tidak cukup hanya satu
jenis
modalitas terapi yang diberikan padapenderita akne. Salah satu faktor tersebut adalah mikroorganisme. Mikroorganisme
ikut
berperan dalam patogenesis penyakitini
dengan cara memproduksi metabolityang
dapat bereaksi dengan sebum sehingga
meningkatkanproses
inflamasi.
Mikroorganisme yang pernah dilaporkan adalah Propionibacterium acnes (p.acnes),
Propionibacterium gramtlosum (P.gromtlosum), Staplrylococeus aureus (S.aureus),
Staphylococcus epidermidis (s.epidermidis) dan pityroporum
wale
(p.ovale).|2Penelitian
yang dilakukan
oleh
Till
AE,dkk.
padatahun 2000
di
Leeds melaporkan secara keseluruhanmikroflora yang
utama ditemukan padalesi
akneterdiri dari
Propionibacterium, Staphylococcus
dan
Malassezia,
sedangkanmikmflora lainnya
ditemukan
kurang
dari
0,01o/odari
total
mikroflora
yang ditemukan- Pada wajatr Propionibacterium adalah mikroorganisme terbanyakdiikuti
oleh
StaplryIococarsdan
Malassezia. Pada punggungPropionibacterium
adalahpenderita akne persisten p€rempuan ditemukan Propionibacterium
45
kali
lipat, Staplrylococcus 45kali
lipat dan Malassezia 17l<ali lipat lebih banyak dibandingkankonhl-
Sedangkan pada pendoita akne persisten laki-laki ditemukan Staphylococctts2l
k^li
lipat dan Malassezial0
kali lipat lebih banyak dibandingkan kontrol.r3Hassanzadedeh P, dkk. pada tatrun 2008
di
lran
melakukankultur dari
lesi pustular dannodulokistik
akne secaraaerobik
dan anaembik.Dari
kultur
aerobikditemukan
Staphylococcusaureus 4l%o,
Staphylococcusepidermidis 53yo
danMicrococctn spp
45Yo.Dari kultur
anaerobik
yaitu Staphylococcus aureas 3g/o,Propionibacterium acnes 33% dffi staplryIococcus epidermidis 2l.ra
Tan FIH,
dkk.
pada tahun 2007di
Singapuramelaporkan
66,4yodart
262subyek positif Propionibacterium ocnes- Leeming JP, dkk. pada tahun
l9g5
di Leedsmelaporkan : stoplrylococcus sp. ditemukan 3,60/o padra
folikel
normal,
2g,6yo padakomedo tertufup, l7,9yo pada komedo terbuka" propionibacterium
qp.
lz,3yo
padafolikel
normal,
39,3yopada
komedo
tertutup,
Tl,4%apada komedo
terbuka"Pityrosporum sp. 12,7 pada folikel normal, 6g,zyapada komedo tertutup, T7,g%opada
komedo terbuka. Pada tahun 1988 Leeming Jp, dkk.
di
Leedsjuga
melaporkan pada papul lesi akne ditemukan Propionibacterium acnes 680/o, Staphylococcttslg/o, dm
Pityrosporum sp- 52Yo.rs-r7Berdasarkan
teori
dimana
mikroorganisme merupakanfaktor yang
ikut
berperan pada akne, maka salah satu pengobatan akne adalah dengan pemberian
antibiotik. Namun pada beberapa kasus masih terdapat kegagalan. Seperti yang telah
disampaikan oleh beberapa peneliti, mikroorganime yang
ikut
berperan pada aknemerupakan suatu
yang
biasadilakukan
pada pengobatan akne.Hanya
beberapa peneliti yang pernah melaporkan penggunaan anti jamur untuk pengobatan akne.lESagi
E,dkk.
pada tahun2000
di
Israel mernbandingkan kombinasitopikal
eritromisin 2Yo+
bifonazol
lYoyangdiberikanlx/hari
dengan topikal eritromisin 2%saja yang dib€rikan zxlhart.Peneliti melaporkan kombinasi topikal eritnomisin 2o/o
+
bifonazol
l%
secarasignifikan
lebih efektif
dibandingkantopikal
eritnomisin 2%saja.le
sedangkan Flagothier
c,
dkk.
pada tahun 2006
di
Belgia
melakukanpenelitian
yaitu
membandingkan penggunaanmikonazol nitrat
0,25o/olx/hari
pada' malam hari dengan "tanpaterapf'pada
papul akne. Pada subyek penelitiandinilai
eritema
index
(E-Index)
dengan
menggunakan
narrow-band
reflectanespectroplntometry
pada keesokanharinya.
Didapatkanpenuunan
E-Index
yangsignifikan pada kelompok yang mendapatkan terapi.m
Shear
NH
padatahun
1999di
Korea
Selatan melakukan penelitian yaitupemberian itrakonazol 200 mglhart,
minosiklin lffimg/hari
dantopikal
anti jamur.Subyek penelitian adalah penderita steroid akne, Pityrosporum
folikulitis,
dan akne vulgaris yang pada lesi ditemukan P.ovale. Subyek tersebutterdiri
dari 34 penderitasteroid
alrne,Zl
penderita Pityrosporumfolikulitis,
dan20
penderita aknewlgaris
ymtg
ditemukan
P.ovale.
Semuasubyek diterapi
selama
3
minggu.
penelitimelaporkan perbaikan didapatkan 93Yo dengan intrakonazol,50yo dengan minosiklin,
dan 45o/o dengan anti jamur topikal.2l
Belum pernah
diteliti
tentang
hubungan
antara
mikroorganisme
yangKelamin
di
RS.Dr. M. Djamil
Padang. Penelitianini
ditujukan untuk mengetahui hubungan antara milcroorganisme yang ditemukan pada lesi dengan bentuk lesi akne.Dengan mengetahui mikroorganisme penyebab diharapkan penatalaksanaan akan
lebih tepat dan spesifik.
12.
Rumusan masalahBedasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
t.
Apakah
terdapat hubungan antara P.acnes yang ditemukan padalesi
denganbentuk lesi non inflamasi
dan
lesi
inflamasi di Bagian Ilmu KesehatanKulit
dan Kelamin di RS. Dr. M.Djamil
Padang.2.
Apakah terdapat hubungan antara S.aureus yang ditemukan padalesi
denganbentuk lesi non inflamasi
dan
lesi
inflamasi di Bagian Ilmu KesehatanKulit
dan Kelamin di RS. Dr. M.Djamil
Padang.3.
Apakatr terdapat hubunganantara
S-epidermidisyang
ditemukanpada
lesidengan bentuk lesi non inflamasi
dan
lesi
inflamasidi
BagianIlmu
KesehatanKulitdan
Kelamin di RS. Dr.M.
Djamil Padang.4.
Apakah terdapat hubungan antaraP-wale
yang ditemukan padalesi
dengan13. Ilipotesis
penelitianTerdapat hubungan antara
jenis
mikroorganismeyang
ditemukanpada
lesi dengan bentuk klinis akne.1.4.
Tujuan
penelitian1.4.1.
Tujuan
umumUntuk
mengetahui hubungan antarajenis
mikroorganisme (P-acnes, S.aureus, S.epidermidis, P-ovale) yang ditemukan pada lesi dengan bentuk lesiakne
di
BagianIlmu
KesehatanKulit
dan Keramin
di
Rs.
Dr.
M.
Djamil
Padang.
1.4.2.
Tujuan
khususl.
untuk
mengetahui hubungan antara p.acnes yang ditemukan pada tesidengan bentuk
lesi non
inflamasidan
lesi
inflamasidi
Bagianllmu
Kesehatan
Kulit
dan Kelamin di RS. Dr.M.
Djamil padang.2.
Untuk mengetahui hubungan antara S.aureus yang ditemukan pada lesidengan bentuk
lesi
non inflamasidan
lesi
inflamasidi
Bagian IlmuKesehatan
Kulit
dan Kelamin di RS. Dr.M.
Djamil padang.3.
untuk
mengetatrui hubungan antara s.epidermidis yang ditemukan padalesi
dengan bentuklesi
non inflamasidan
lesi
inflamasidi
Bagian4-
untuk
mengetatrui hubungan antaraP.wale
yang ditemukan pada lesidengan bentuk
lesi
non inflamasidan
lesi
inflamasidi
Bagianllmu
Kesehatan
Kulit
dan Kelamin di RS. Dr. M. Djamil padang.15.
Manfaat
penelitianDengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
l.
Untuk kepentingan ilmu pengetahuan :-
Sebagai data dasar epidemiologi tentangjenis
mikroorganisme (P.acnes,S.aureus, S.epidermidis, P-wale) yang ditemukan pada lesi akne.
-
Untuk
mengetatrui hubungan antarajenis
mikroorganismeyang
ditemukanpada bentuk lesi akne (non inflamasi, inflamasi).
-
Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.-
Sebagai data dasar epidemiologi kelompok umurterbanyakpenderita akne.-
Sebagaidata dasar epidemiologi
perbandinganlaki-laki dan
perempuanpenderita akne.
2.
Untuk kepentinganprakfisi
:-
Sebagai pedoman
dalam pemilihan
terapi
yang
lebih
spesifik
untukpenatalaksanaan akne.
3.
Untuk kepentingan masyarakat :Memberikan
edukasi
kepada
masyarakatbahwa diperlukan
pengobatan trcrupa antimikroba yang sesuai baiktopikal
maupun sistemik pada penderitaakne.
BAB
II
TINJAUAI\I
KEPUSTAKAAN
2.1.
Definisi
akneAkne
adalahpenyakit
kulit
yamgterjadi
akibat peradangan menahunfolikel
pilosebasea yang
ditandai
dangan adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kistapada tempat predileksinya (wajah, leher, dada" bahu, punggung
dan
lengan atas).Akne
vulgaris
menyerangdan
mengenai apendikkulit
yaitu kelenjar
lemakkulit
sehingga
daerahkulit
yang
sering
terkena
adalah
bagrankulit
yang
banyak mengandung kelenjarlemak yaitu
wajatr, leher,dad4
bahu, punggung dan lenganatas.l2
22.Epidemiologi
akneHampir
setiaporang
pernah menderita akne.Kligman
mengatakan bahwatidak
ada seorang pun (100%), yang sama sekali tidak pernah menderita akne. Aknebiasanya dimulai pada awal usia remaja. Namun dapat juga ditemukan pada
bal
barulahir,
yang kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh hormonalibu.
Onset usiamunculnya akne pada perempuan, urnurnnya pada usia 12 talrun atau 13 tahun, dan
pada
lakiJaki
usia 14 tatrun atau 15 tatrun. lnsidens puncak pada perempuan umur17-18 tahun, pada
laki-laki umur
19-21tahun.
Literatur lain
menyebutkan insidensterjadi
sekitarumur
14-17 tahun padaperempuffi,
16-19 tahun padapria.
Namunterutama pada
perempuil,
akne vulgaris menetap hinggaumur
30-an atau bahkanpada
penelitian diketatruijustru
gejala akne
wlgaris
yang
berat
biasanya padaPna,3'4Zz
Tiap ras
memiliki
kerentanan yang berbeda-beda. Seperti, orangkulit
putihlebih
sering dikenai akne dibandingkan bangsakulit
hitam.
Ras orie,ntal (Jepang,Cina, Korea) lebih jarang menderita akne vulgaris dibandingkan dengan ras Kaukasia
@rop4,Amerika).
Tipe
nodulokistik
lebih sering ditemukan pada orangkulit
putihdari
pada orangnegro.
Akne wlgaris
mungkin
benifat
familial,
namun karenatingginya prevalensi penyakit,
hal
ini
sukar dibuktikan.Tetapi
Xu
SX, dkk.
padatahun
2007
di
Cina
melaporkan bahwafaktor
familiaUgenetik secara signifikanterbukti
mempengaruhi kecenderungan untuk terjadinya akne pada seseorang. Akneakan manetap hingga usia pertan gahur.t'a2tla
Niode NJ,
dkk.
pada tahun 1999di
Manado melaporkan 137 penderita alnrevulgaris selama 3 tahun sejak Januari 1996
-
Desember 1998di
Poliklinik
Kulit
danKelamin RSUP Manado. Akne pada perempuan (56,2yo) lebih banyak dari pada
laki-laki
(43,8%0), kelompok usia terbanyakyaitu
umur
15-35 tahun (62,80./,r) danjenis
akne vulgaris yang terbanyak yaitu alare papulopustulosa(75,2Y$. Hamzah MS pada
tahun
1999di
Lampung melaporkan penderita akne vulgaris menepati unrtanke4
(3,2yA dari
l0
penyakit
kulit
terbanyakdi
RSU
Dr.
AMul
Moeloek
BandarLampung. Budiartho
BS
pada tahun 2001di
Purworejo melaporkan insidens aknevulgaris di RSUD Purworejo selama tahun 1999 sebanyak 95 penderita banr (3,817o).
Akne pada perempuan (65,3yo) lebih banyak dari pada
laki-laki
(34,7o/o), kelompokusia terbanyak adalah 12-24 tahun (78,93V$ danjenis akne
wlgaris
yang terbanyakmelaporkan penderita akne adalatr penderita terbanyak
di
subbagian Dermatologi-KosmetikIPKK
FKUI
RSUPNCM, Jakarra (Januari-Desember
2000) yaiw 7,3?yo.Akne komedonal mempakan jenis yang terbanyak (59,72W.2s28
Kane
A,
dkk.
pada tahun 2007di
Dakar melaporkan 5,3%opndenta
aknedi
Bagian Dermatologi Le Dantec, Dakar, Senegal antara Desernber 2AA2
-Maret
2OO3. Perempuanlebih
banyakdad pada
laki-laki
yaitu
sebesar75%. Kelompok
usiaterbanyak
yaitu usia
19-23tatrun
sebesar 28,V/o. Padapenelitian
ini,
penelitimembagi sampel
ke
dalam2
kelompok berdasarkar bentukklinis
akneyaitu
aknesuperficial inflamation (akne komedonal, akne
papulopustul)dan
akne
dop
inflamation (akne nodulokistik), dimananryerficial infamation
lebih banyak yaitusebesar 67,7yo dan akne deep
inflamation
rebesar 30,1%o. Tan FIFI, dkk. pada tahun2fr)7
melaporkan 88% penderita akne pada pelajar usia 13-19 tahundi
Singapura. Ras terbanyak adalah Cina 80,7o/o,diikuti
Malaysia
ll,4Yo,lndia
60/o, dan ras lainsebanyak ZYo. Perempuan lebih banyak
yaiu
56,6Yo. Peneliti membagi 3klinis
akneyaitu akne ringan, sedang dan berat. Bentuk klinis yang terbanyak adalah alare ringan
(51,4W.
UshluGdkk.
pada talrun 2008 melaporkan 63,6%opasien akne pada remajadi
Aydin,
Turkey. Peneliti membagi2
bentukklinis
akneyaitu
akne non inftamasi(29,2W
dan akne inflamasi (34,4yA. penderita alare lebih banyak pada perempuanyaitu 53,8%. Chen
CL,
dkk. pada tahun 2008 melaporkan penderita akne pada pelajarusia
14-19 tahundi
4
sekolah menengah atasdi
San Francisco, dimana terbanyakditemukan
pada
perempuan sebanyak
59% dan pada
ras Asia yaitu
sebanyak650/6.6,ts2e,3o
23.
EtiopatogenesisEtiologi
yang pasti akne belum diketahui, namun secara sistematis terdapatbeberapa faktor eksogen maupun endogen yang diduga berperan pada akne, seperti :
l.
Perubahanpola
keratinisasidalam
folikel.
Keratinisasi dalamfolikel
yangbiasanya berlangsung longgar bembah menjadi padat sehingga sukar lepas
dari saluran
folikel
tersebut.2.
Produksi sebum
yang
meningkat yang
menyebabkan peningkatan unsurkomedogenik dan inflamatoganik penyebab terjadinya lesi akne.
3.
Terbentuknyafraksi
asam lemak bebas sebagai penyebab terjadinya prosesinflamasi
folikel
dalam sebum dan menambah kekentalan sebum.4-
Peningkatanjumlah
florafolikel
(p.acnes, p.ovale,dm
s.epidermidis) yasg
berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim
lipolitik
pengubah fraksi
lipid
sebum (trigliserida menjadi asam lemak bebas).5-
Terjadinya
respon hospesberupa
pembentukancirculating
antibodies
disekitar
folikel
yang memperberat akne.6.
Peningkatan kadar hormon androgen, anabolilq kortikosteroid, gonadotropinserta
ACTH
(adrenocorticotropiclnrmon) yang
mungkin menjadi
faktorpenting pada ahivitas kelenjar sebasea.
7.
Terjadinyastes
yang dapat meningkatkanaktivitas
kelenjar sebasea baikse'cara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis sehingga
meningkatkan aktivitas kelenjar sebasea.
8.
Faktor
lain :
seperti usia, ras,familial,
makanan, cuaca/musimyang
secaratidak langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis tersebut.22
Namun, seQara keseluruhan terdapat
4 faktor
utama yang berperan pada patogenesisakne:
Hiperproliferasi epidermis
folikular.
Produksi sebum yang berlebihan.
Inflamasi.
Aktifitas
flora folikel. 1'3 1'3a2.3.1.
Hiperproliferasi
epidermis
folikular
Hiperproliferasi epidermal
folikel
menyebabkanterbentuk
mikrokomedo.(lihat gambar.l)
Garnbar. 1. Patogenesis akne
A.
Mikrokomedo : epitel folikel rarnbut bagian atas dan infirdibulum menjadi hiperkeratosisdengan peningkatan kohesi keratinosil serta selresi sebum oleh kelenjar sebasea.
B.
Komedo:
sel-sel yang berlebihan dan saling melekat membentukplug
pada ostium folikular. Plugin
kemudian menyebabkan akumulasi keratin, sebumO*,o:"Ai
dilatasiosterun folikel.
1.
2.
3.
4.
C,
D.
PapuVpustul : pelebaran folikel, proliferasi bakteri dan terjadi inflamasi perifolikular.
Nodul
:
dilatasifolikel
rambut bagian atas, kemudian dinding folikel ruptur, inflarnasi perifolikular bertambah, terbentuk skar.Rangsangan
untuk
hiperproliferasi
dan
peningkatan adhesimasih
belumdiketatrui- Secara patologi, gambaran akne berupa material keratin yang padat dalam
folikel
sebasea (hiperkeratinosit),reduksi sejumlatr
granul
lamelar,
peningkatankonsentrasi granul keratohialin, material
amorfik dalam
sel (sepertilipid),
adanyahiperproliferasi berupa peningkatan turnover
cellular,
hipodeskuamasi infundibulumkeratinosit unit pilosebase4 pembesaran kelenjar sebase4 dan produksi sebum yang
meningkat- Keratinisasi saluran
folikel yang
meningka! mempakan
awal terbentuknya komedo- Seiring dengan menumpuknya material keratnl dindingfolikel
melebar dan bartambah
tipis,
Secara bersamaan, kelenjar sebasea menjadi6.ofi
darberganti menjadi sel epitel. r,3r-3s
Diduga
terdapat beberapa
faktor
yang
mempengaruhi hiperproliferasikeratinosit,
yaitu
stimulasi
androgen, penurunan asamlinoleat, dan
peningkatan aktivitasinterleukin
l-a'
Hormon androgenikikut
berpe.an menstimulasi keratinositfolikel
mengalami hiperproliferasi. Gambar
2
menerangkanjalur
fisiologisdehidroepiandrosteron
sulfat
(DFIEAS) konversi
ke
dihidrotestosteron@ffD.
Dihidrotestosteron adalah androgen poten yang juga berperan pada akne.l3l-3s
,Dfl&{,s
IR
3!-HSD
,l \
Andrcstenodioru
A
17
fi-HSD
IY
Testo$ercrte
Sa-rcducase
I+
DHTKrdit
Gambar-2. Jalur fisiologis DHEAS konvsrsi
ke DHT.
DHEAS yang dihasilkan kelenjar adrenal dengan bantuaneuim
3B-hidroksisteroid dehidrogenas"(:B-HSO)
dan
tip-hidroksisteroid dehidrogenase
(l7p-HSD)
dikonversi menjadi testosterone, !CI-reduktasemengkonversikan testosterone menjadi
DHT. Jika
dibandingkanksatinosit
epiderrnis,keratinosit
folikel
memperlihatkan peningkatan aktifitas l7p-hidroksisteroid dehid?ogenasedan Sa-redlktase, yang ke,mudian meningkatkan produksi
DHT. DHT
akan merangsang proliferasi keratinosit folikel.Dkutip dari kepustakaan I
Proliferasi keratinosit
folikel juga
diatur oleh
asamlinoleat. Asam
linoleatmerupakan asam lemak esensial pada
kulit
yang menunm jumlahnya pada penderitaakne. Kadar asam
linoleat
yangtidak
normal merangsang hiperproliferasi keratinositfolikel
dan
menghasilkan
sitokin
pro-inflamatori.
Interleukin-lo
mempengaruhihiperkornifikasi infundibulum seiring
denganrespn
inflamasi
dengan mendorongproduksi vascular endothelial
growthfactor
sel-selpapila dermal dan
keratinositfolikel
padaunit
pilosebasea.Ketika
ditambahkan antagonis reseptorIL-la
ternyatadapat menghambat pembentukan mikrokomedo,
hal
ini
semakin menyokong peransitokin
pada patogenesis akne. Disebutkan juga epidermalgrowthfactor
(EGF) atautransforming
growthfactor-a
(TGF-a) juga berperan pada hiperproliferasi keratinositinfundibulum,
dimana EGF dan TGF-a
menyebabkan disorganisasi keratinositinfundibulum sehingga menyebabkan infundibulum ruptur. Fibroblast
growthfoctor
(FGF)
juga
terlibat
pada patogenesisakne. Sinyal
FGF berfungsi dalam regulasiproliferasi,
dan diferensiasi sebosit. Terdapat4
reseptor FGF(FGFRI4)
pada selepidermis, namun
yang
berperanpada akne
yaitu
FGFR2.pada
penderita akneFGFR2
ditemukan
meningkat
sehingga
aktivasi FGF maningkat dan
terjadiprol iferasi sebosit. l'3 t -35
2.3.2.
Produksi sebum yang berlebihanFaktor lain yang berperan pada patogenesis akne yaitu produksi sebum yang
berlebihan oleh kelenjar sebasea Penderita dengan akne memproduksi sebum lebih
banyak dari
pada penderita tanpaakne.
Sebum bersifat komedogenik dan dapatmenyebabkan
inflamasi.
Sebumterdiri
dari
kolesterol, trigliserida, asam oleat, dan skualen. Salah satu komponen sebumyang
berperan pada patogenesis akne yaitutrigliserida
Trigliserida dirubatr menjadi asam lemak bebas oleh
P.acnes yangmerupakan
flora
normal unit
pilosebasea.Asam
lemak bebasini
menyebabkan penggumpalan bakteri dan kolonisasi P.aenes,ymg
mendorong terjadinya inflamasi,dan bersifat komedogenik. Secara
invivo
terdapat hubungan antarajumlah
skualendengan ukuran sebosit, dimana terjadi pembesaran sebosit oleh karena skualen yang
meningkat pada penderita akne.
Youn
Sw,
dkk.
pada
tahun
2005
di
Koreamenghitung kadar sebum pada daerah
dahi,
hidung
keduapipi
dan dagu denganSebumeter@. Mereka melaporkan terdapat peningkatan sekresi sebum pada penderita
akne dibandingkan dengan
kontrol, tetapi tidak
terdapat hubungan yang signifikanantara kuantitas sebum
denpn
tingkat
keparahan akne. Sedangkan MourelatosK
dkk- pada tahun 2006di
Leeds menghubungkanjumlah
sekresi sebum dengan usiapenderita akne, dimana sekresi sebum meningkat seiring dengan pertambatran usia
(usia pubertas) dan lebih tinggi pada penderi
a
ahe.t.336,37Hormon
androgenjuga
mernpengamhiproduksi
sebum,
terbukti
padapemberian
anti
androgen,produksi
sebum menurun.Ditemukan,
kadar rata-rataandroge,n dalam serum lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol
yang tanpa akne.5o-reduktase
adalah
enzim yang
bertanggungjawab
mengkonversi testosteron menjadiDHT
poten, yangmemiliki aktifitas tinggi
pada areakulit
yang cenderungmemiliki
akne, pada wajah, dada dan punggung. peran adrogen pada penderita aknediperkuat
oleh
PangY,
dkk
padatalrun 200g
di
cina
dimana pemanjangan gen reseptor androgen (rantai CAG dan GGN) meningkatkanrisiko
akne, dan selanjutnyadapat dijadikan
marker
pada penderita akne. Berbeda dengan yang dilaporkan olehCibula D,
dkk-
pada tahun 2000 di Prague, pada penelitian mereka tidak menemukanhubungan yang signifikan antara keparahan akne dengan produksi androgen.l'33&.40
Kurokawa
I'
dkk. pada tahun 20A9di
Jepang menerangkan peran neuropeptida substansiP
(SP) pada patogensis akne. Neuropeptida substansip
(Sp)
ditemukanpada persyarafan
dermis
di
sekitarkelenjar
sebasea penderita akne. Substansip
merangsang
proliferasi
dan diferensiasi kelenjar sebasea secarainvitro,
dan terdapatpeningkatan
imunoreakstif
dan
ekspresi
faktor
proinflamasi
RNA.
Hal
ini
merangsang ekspresi
CDl0
pada selgerminatif
sebasea dan E-selectin pada venule perisebasea. Sekarangini
juga
ditemukan
CD26dan
CDl3
yang terlibat
dalamdegradasi beberapa neuropeptida, khususnya SP, dimana ekspresi CD26 dan
CDl3
meningkat
pada
sebosit manusiabaik
secarainvitro
maupuninvivo.
Selanjutny4ternyata pemberian
inhibitor
CD26 dan CD13 dapat menekan proliferasi dan sedikitpenurunan
lipid
netral, dan dapat membantu diferensiasi terminal sebosit SZqS.?APeran estrogen
dalam menginduksi
sebumbelum
diketahui
secara pasti. Jumlah esFogen yang dibutuhkanuntuk
menurunkan produksi sebumlebih
banyakdibandingkan untuk menghambat ovulasi, Mekanisme kerja estrogen yaitu :
l.
secara langsung melawan efek androgen di dalam kerenjar sebasea.2.
Menghambatproduksi
androgen
oleh
gonad
melalui efek
balik
pelepasangonadotropin pituitari.
3.
Regulasi gen yang menekan pertumbuhan kelenjar sebasea atau produksilipid.I
Insulin-like
growthfactor
(IGF-I)
dikatakanjuga
berperan pada proliferasisebosit dan produksi sebum dengan cara menstimulasi 5o reduktase yang kemudian
akan meningkatkan produksi
DHT.
CappelM,
dkk. pada tahun 2005 di Pennsylvaniamelakukan penelitian tentang hubungan kadar
IGF-I,
DIfiAS,
DHT
pada penderita perempuan dewasa. Peneliti melaporkan, terdapat hubungan antara peningkatan kadarIGF-I,
DI{EAS, DHT
pada perempuan dengan akne secara signifikan dibandingkan dengankontrol.
Hal
yang samajuga
dilaporkan olehMelnik
BC,
dkk. pada tahun 2009di
Jerman.Melnik
BC, dkk. menambahkan terdapat peningkatan kadarIGF-I
secara signifikan pada penderita akne yang mengkonsumsi susu dibandingkan dengan
penderita akne yang mengkonsumsi makanan tinggi kadar Eula.4ttz
Hormon
lain yangikut
mengatur lipogenesisoleh
sebosit yaitu melanoconindan corticotropin releasing hormone
(CRI!.
Melanoconin merupakan a-melanoqtte stimulating hormone yang tidak hanya berperan pada melanogenesis, tetapi jugapadaproses sebogenesis melalui
melanocortin-I
receptor(MC-IR)
yang banyak terdapatpada sebosit dan keratinosit
di
seboglandularis. GancevicieneR, dkk.
pada taSun2w7
di
Lithuania
melaporkan terdapat peningkatanMC-IR
yang nyata pada lesiakne pada wajatr dibandingkan
kulit
normal. Pada tahun 2008 Ganceviciene F., dkk.di
Lithuania
juga
melaporkan terdapat peningkatanCRH
adalah4l-amino
acid
polypeptido yang secara langsung meftmgsang aktivitas glandula sebaseaa3.e
2.33. Inflamasi
Mikrokomedo terus berkembang menjadi kumpulan yang terdiri
dari
keratinpadat sebum dan bakteri. Ali,{rirnya" distensi ini menyebabkan ruptur dinding
folikel.
Tekanan
oleh
keratin, sebum, dan bakteri ke dermis menyebabkan respon inflamasiyang cepat (gambar 3). Ttpe sel yang dominan dalam
24
jam selelah komedo rupturadalah
limfosit. Limfosit
CD4+ ditemukandi
sekitar sel CD8+ di perivaskuler. Satu atau duahari
setelah komedo ruptur,neutrofil
menjadi sel yang dominandi
sekitar mikrokomedo yang pecah. l3r-34Awalnya
diduga inflamasi terjadi setelah terbentuk komedo, tetapi penemuanterbaru ternyata bahwa
inflamasi
pada dermis mendahului terbentuknya komedo.Biopsi yang diambil dari
kulit
tanpa komedodi
area yang rentan komedo(di
wajah),ditemukan peningkatan inflamasi pada dermis kulinrya dibandingkan dengan dermis
pada
kulit
yangtidak
rentan komedo. BurkhartCN,
dkk.
pada tahun 2003di
Ohiomenyebutkan inflamasi dermis
tidak
disebabkanoleh
bakteri, tetapidari
mediatorbiologik yang dipmduksi oleh flora seperti propionibacterium aeres.3t
Toll-Iike
receptor
(TLR)
adalah reseptortoll
padamamalia temtama
di permukaan sel monosig sel makrofag, seldordritik
dan sel granulosit.paling
sedikit terdapatl0
TLR
pada manusia.Kim,
dkk.
Padatahun
2002di
Leeds menyatakanperan
TLR2
pada akne,
yaitu
:
aktivasi
NFfrB,
aktivasi
promotor
p40
untuk menghasilkanIL'12,
aktivasi monosit untukmenghasilkanlL-l2,IL-l8
dan aktivasimakrofag.
Jugeau,dkk. pada
tahun
2005
di
Perancis menemukan peningkatanekspresi
TLR2
dan
TLR4
pada
epidermis
lesi
akne.
Secarainvitro,
terjadipeningkatan
TLR2
dan
TLR4
padajam
pertama setelah inkubasifiaksi
p.acnes seiring dengan peningkatan matriks metalloproteinase-9 yang berperan pada prosesinflamasi. Sama dengan yang dilaporkan oleh Hunger RE, dkk. pada tahun 200g di
Mesir
yang meneliti
ekspresi
TLR2
padajaringan
lesi
akne inversa
denganmenggunakan PCR dan pewarnaan
immunohistokimia
EkspresiTLR2
meningkatting9t pada lesi dibandingkan dengan kulit normal. Sel yang paling banyak ditemukan
pada dermis lesi yaitu makrofag (CD68+), sel dendritik (CD209+) dan sel
T
(CD3+).Sel
B
(CDl9-)
dansel
notural biller
(CD5#)
ditemukan dalamjumlatr
sedikit.TLR2
banyak
ditemukanpada
permukaanmakrofag (CD68+;
dan sel
dendritik(CD209+).4548
23.4. Aktilitas
flora
folikel
Organisme
yang
berkolonisasi
di
permukaan
kulit
diantaranya
adalalrPropionibacteium
acnes, Stophylococcas epidermidis, StaptryIococcas aureus, danPityrospotw
wale.
Penelitian yang dilakukan olehTill
AE,dkk.
pada tahun 2000 di Leeds melaporkan secara keseluruhanmikroflora
yang utama ditemukan pada lesiakne
terdiri
dari
Proptonibacterium, Stophylococcus dan Malassezla, sedangkanmikroflora lainnya ditemukan
kurang
dari
0,01%
dari
total
mikroflora
yangditemukan. Pada wajah
Propionibacteium
adalah mikroorganisme terbanyakdiikuti
oleh
Staplrylococcusdan
Malassezia. Pada punggungPropionlbacterium
adalahmikroorganisme terbanyak
diikuti
oleh
Malossezia
dan
Staplrylococcus. padapenderita
akne persisten perempuan ditemukan Propionibacterium45 kali
lipaf
Staplrylococcus 45
kali lipat
dan Malassezia 17kali
lipat lebih banyak dibandingkankontrol.
Sedangkan pada penderita akne persisten laki-laki ditemukan Staplrylococczs2l
kali
lipat dan Mslossezial0
kali lipat lebih banyak dibandingkan kontrol.t3Hassanzadedeh
P, dkk.
pada tatrun 2008di
Iran
melakukankultur
dari
lesipustular dan nodulokistik akne
secaraaerobik dan
aerobik.Dari kultur
aembikditemukan
yain
Staplrylococcus aureus 4lo/o, Staphylococcus epidermidis 53o/o danMicrococcus
sp.
45o/o.Dari kultur
anaerobik yaitu
Staphytococcusaureus
3g/o,Propionibaeterium acnes 33o/o dan Staplrylococcus epidermidis
2l%.
Sedangkanpersentasi Staphylococcus
aureils
padakulit
normal
secarasignifikan lebih
tinggidibandingkan Propionibacterium
acnesyang
ditemukan pada
lesi
pustular
dannodulokistik.ra
Tan
[IH,
dkk.
pada tahun 2007di
Singapuramelapor*an
66,40/odan
262subyek positif Propionibacterium acnes. Leeming JP, dkk. pada tahun 1985 di Lecds
melaporkan : Staplrylococcus sp. ditemukan 3,6Yo pada
folikel
normal,
2g,6yo padakomedo tertutup, 17,9/o pada komedo
terbuk4
propionibacteriumsp-
12,3%o padafolikel
normal,
39,3o/opada komedo
tertutup,
71,4o/opada
komdo
t€rbuk4P
ityrospnnn
sp.
12,7 .padafolikel
normal, 69,2o/opada komedo tertutup, 7 7,go/o padakomedo terbuka. Pada tahun 1988 Leeming JP, dkk.
di
Leedsjuga
melaporkan padapapul lesi alme ditemukan Propionibocterium acnes 68Yo, Staplrylococcus
lg/o,
danP i tyrosporzm sp. 52Yo.r s-r7
P-acnes adalah kuman
positif
Gram,
bersifat anaerobikdan
mikroaerobik. P.acnes termasuk golongan difteroidpleomorfik
anaerobik. Pada agar ThioglycollateBroth, P.acnes diinkubasi selama 2-7 hart dalam suasana anaerob pada suhu
35-3TC.
Koloni
P.acnes berupakoloni
berwarnakrim
atau kekuningan,kecil
dan berbentuk dome'shoped.Propionibacterium
acnes adalah organismeresiden
folikular
yang dominan, yang sering terlibat sebagai etiologi pada akne. Meskipun hampir tidak adaP.acnes dapat ditemukan pada anak tanpa akne pada usia I
l-15
tahun, namun pada anak dengan akne ditemukan dalam konsentrasi yangtinggi pada kelompok usia yangsama- Hasil yang serupa juga ditemukan pada kelompok usia l6-20tahun.t2
Dinding
sel P.acnesterdiri
dari antigen karbohidrat yang dapat menstimulasiantibodi. Penderita - penderita dengan akne berat
memiliki titer
antibodi yang tinggi.Antibodi
antipropionibacterium menambahrespon inflamasi
melalui
pengaktifankomplemen. P.acnes
juga
menyebabkaninflamasi
dengancara
bantuan responhialuronidase,
dan faktor
kemotaktik.
Faktor
kemotaktik yang
disekresikan olehP-acnes, menyebabkan P.acnes
tidak
membutuhkan komplemen untuk aktivasi dankemungkinan dapat keluar dari
folikel
dan menyebabkan penarikanleukosir
Sebagaitambalran, dinding
*l
P.acnesjuga
me,ngandungGroEL
(heat shockprotein)
yasg
dapat menyebabkan produksi sitokin dan kemudian merangsang respon
iosr
Sitokin diproduksimelalui ikatan
dengantott-Iikc
reeeptor2
pada monosit danpMN
disekitar
folikel
sebasea. Setelatr berikatan dengan toll-tike receptor2,
akandilepaskan sitokin pminflamatori sepertiIL-I, IL-8,
lL-12,6r,
111p*-t-3,r6Staphylocaccus adalah organisme pertama yang berkolonisasi
di kulig
namunmikroflora terus berkembang seiring dengan waktu hingga pubertas. pada saat
jumlah
folikel
sebaseadalam
jumlah yang
banyarqpopulasi
mikroba
mencapai
107organisme/cm2. Jumlalr milaoba akan menetap hingga akhirnya menurun pada usia
tua. Semua mikroba residen memiliki kemampuan untuk berkolonisasi di
kulit.
GenusStaphylococcas ada
30
spesies, namun spesies yang sering dilaporkan terlibat padaakne yaitu S.aureus dan S.epidermidis. Secara struktural
memiliki
dinding sel yangkuat
dan tebal, yang
membantu
melindungi mikroba
terhadap
kekeringan.Staphyloeocars berbentuk bola dengan
diameter
lpm
yang tersusun dalam bentuk kluster yangtidak
teratur, bisa berupakokus
tunggal atau berpasangan, tetrad danberbentuk
rantai.
staplryIococcttstumbuh
dengan
baik
pada
berbagai
mediabakteriologis dalam suasana aerob. Tumbuh cepat pada temperatur
ifc.Koloni
padamedia yang padat
berbentukbulat, lembut dan
mengkilat-
S.aurens biasanyamembentuk
koloni
abu-abu hingga kuning keemasan.Koloni
S.epidermidis biasanyamenghasilkan
pigmen
kuning hanya pada inkubasi
yang
diperpanjang. Merekabersifat
non-motil dan memiliki enzim
eksnaselularyang
dapat
mandegradasikulit
seperti lipid.2'aePityrosporum
wale
(Malasseziafirfur)juga
merupakanflora
normalkulit.
P-wale
bersifatlipofilik
dimorfik.
Kolonisasi P.ovsle meningkat padakulit
dimulai
pada masa anak-anak dan remaja
Hal
ini
dihubungkan dengan peningkatan aktivitaskele4iar sebasea sehingga sebum yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea meningkat.
Sebum yang meningkat merupakan suasana yang disukai oleh P.ovalekarena p.ovale
bersiftt Hpofilik.
Pada agar Sabouraud dekstrosa yang ditambahkan denganolive
oil
atau lanolin pada suhu
37'C
ditemukankoloni
berwarnakrim
berbentuk elips/oval,gl obo s e, atau
qtl
indrical.fi
2.4. Gambaran
klinis
danklasilikasi
akneBiasanya onset penderita berkisar pada usia pubertas. Namun, akne dapat
ditemukan pada neonatus atau usia
infantil.
Pada n@natus dapat muncul pada usia 2minggu dan pada
inf.antil
muncul pada usia
3-6
bulan.
Hiperandrogen harus dipikirkan pada penderita akne yang berat, onset yangtiba-tiba,
atau berhubungandengan hirsutisme atau menstruasi yang tidak teratur. Riwayat medikasi sebelumnya
sangat
penting
karena akne dapat
dicetuskanoleh
obatobatan seperti
steroidanabolik, kortikosteroid, kortikotropin, fenitoin,
litium,
isoniazid,
vitamin
B
kompleks, senyawa halogen (sepertiklorin
dan
fluorin),
dan
kemote4api (sepertimetoreksat).122
Predileksi akne terutama pada wajatr, lebih sedikit pada punggung,
dad4
danbahu. Pada
htang
tubuh, Iesi cenderung berada pada garis tengah tubuh.Klinis
aknebervariasi,
dapat benrpa
lesi
inflamasi
atau noninflamasi.
Yang
termasuk
lesi noninflamasi adalatr akne komedonal. Akne komedonal adalatr akne yangterdiri
darikomedo
terbuka
(komedohitam)
atau
komedotertutup
(
komedoputih).
yang
termasuk
lesi
inflamasi adalatr akne papulopustulosa dan aknenodulokistik.
Aknepapulopustulosa
terdiri
daripapul
eritem danpustul.
Sedangkan akne nodulokistikterdiri dari nodul eritern, dan
kista.lp
Identifikdsi
tingkat
keparatran
suatu
penyakit
sangat
penting
dalam pengelompokan tingkat keparatran untuk kepentingan survei epidemiologr dan untukeval[asi terapi.
Banyakahli
menggunakanterminologi,
ringan, sedangdan
berat. Sedangkan yang lain menggunakan sejumlah skor.l22Hayashi, dk'k.
(Jepang,2008)
melakukan pengklasifikasianakne
sebagaiberikut, yaitu :
l.
Akne komedonal.2.
Akne papulopustulosa3.
Akne nodulokistik.srSdangkan untuk tingkat keparahan mereka menggunakan 4 tingkatan , yaitu : Ringan:
Sedang:
Berat
:0-5.
6-20.
2t-54.
Sangat berat
:
>50.sI2.5. Penatalaksanaan akne
Prinsip
pada penatalaksanaan akne berdasarkan pernahaman empat patogenesisutama akne. Mekanisme aksi utama dalam penatalaksanaan akne yaitu :
-
Mengoreksi perubatran keratinisasifolikuler.
-
Menurunkan aktifitas kelenjar sebasea.-
Menurunkan populasi bakteri.-
Mernberikan anti inflamasi.52-55Terapi
tunggal pada penatalaksanaan aknetidak
cukup.
Seringkali dibutuhkanterapi kombinasi. Stanilar terapi akne termasuk
topikal
rctinoid, benzoil peroksidaasam azeleat antibiotik dan istonetinoin oral. Terapi hormonal juga dapat diberikan
pada penderita akne perempuan
jika
ada indikasi seperti hiperandrogen adrenal danakne
yang
late-onset.s2-ssPaM
tabel
l.
dantabel
2.
dapatdilihat
pilihan
terapi sistemik dan topikal yang digunakan pada penatalaksanaan akne.Tabel
l.
Terapi sistemik akne Terapi sistemik akneAntibiotik oral :
-
Eritromisin 35G500 mg 34xihari-
Tetrasiklin 500 mg 2xltrari-
Minosiklin 50-100 mg l-2xlhari-
Doksisiklin 50-t00 mg l-2xlhariAntiandrogen:
-
Kontrasepsi oral (norgestimate/etinitestradiot)-
Spironolakton 50 mg/hari selamaRetinoid:
-
Isotretinoin 0,5-2 mgkglhartDikutip dari kcpustakaan 52
[image:42.459.19.427.404.662.2]Tabel 2. T erapi topikal akne
Terapi
topikal
akneBenzoil peroksida (2Yzo/o, 3yo, 4yo, 5ya,6ya, T%, to/o,
WA
Antibiotik
topikal-
Klindamisinl%
-
Erihomisin2o/oSodium zulfasetami
d
l0o/oRetinoid topikal
Tretinoin (0,025o/o, 0,05yo, A J
W
Adapalene 0,lolo
Preparat asam dekarboksilat
Asan azeleat2W/o
Dkutip dari kcpsaloan 52
itme terapi akne
Ringen Sedrng Bcret, noduhr
Komcdond Pepuler/pustuler Prpuhrlpustuler Nodulrr
Iprtama
Rainoidtopikal Rctinoid topikal +BPO/ABtopikal
Rctinoid topikal +
ABoral
+
BPO/AB topikalRetinoid topikal +
AB oral + BPO/AB
topikal
Isotrctinoin oral
hdf
Isotretinoin oralAB oral
+retinoid toprkal
+ BPO atau AB topikd
5
untukJa
Terapi hormond +
retinoid topikal +
BPO/ABtopikal
hormonal
topikal
BPO/ABtopikal
Terapi hormonal
+
AB
oral
+ netinoid topikalA
BPO/ABtopikal
2.6.
Kerangka konsep penelitiani:
ffi;;
---l
! -
r<osuenr
;
I
IIIPERPROUFIRASTFoutcl
!!-uernnecrxlnBoHrDRAr
i
'
---t---r
l-
lctEMBAgAXt
,
I!-
srnesruoronru
r
--
-t----__
I___
.
:
HlPERrtRATGrs !I
L_____.1______l
II
xeuruanseelsrnI
IL---_:_:__t
$
I
.-__E__r
:AnGDtO$frUrOUrer !I
StBlrMtr
5---t---r
-:::{::--
:-r-r^rr-.-.?:-r t
i
ir"tp-:ser
H
-
-'#*ii
-i-=";-
-
-
-erlry_-_
_ _ It----l
I
p-u.tt t-t
I-
I I
I
S_o'rzrn
l_l
I--
-Keterangan
kerangka
konsep :Asam linoleat yang meningkat, hormonal,
IL-la
yang meningkat dapat menyebabkanhiperproliferasi
folikel.
Hiperproliferasi
folikel
menyebabkanfolikel
mengalamihiperkeratosis membentuk
plug
di
ostium
folikel.
Pengaruhusi4
ras/familial, kosmetik' diettinggi
karbohidrat, kelembaban yang meningka! serta stres emotionaldapat meningkatkan
aktifitas
kelenjar sebasea sehingga produksi sebum meningkat.Dengan bantuan mikroorganisme,
trigliserida
yang merupakan salah satu komponensebum akan diubah menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas dengan
plug
akanmembentuk
komedo. Komedo
yang
terbentuk
bersama dengan mikroorganismemenyebabkan
akre
vulgaris. Akne vulgarissecara
trm'm
memilki
duabentuk
lesi
akne
yaitu
resi
non
inflamasi
(komedonar)
dan
resi
inflamasi(pqprlopustulosa, nodulokistik).
BAB
III
METODE
PEI\TELITIAN
3.1.
Jenispenelitian
Penelitian
ini
adalatr suatu studi observasional dengandisain
cross secfional.3.2
.
Populasi, sampel dan besar sampel3.2.1.
Populasisemua penderita
akne yang
pertama
kali
datang
yang
belum mendapatkan terapi yang berkunjungke
subbagiair Kosmetikpoliklinik
Ilmu
Kesehatan
Kulit
dan Kelamin RS. Dr. M.Djamil
padang.3.2.2.
SampelSampel yang
dipilih
untuk
penelitianini
adalah bagiandari
populasiyang memenuhi
hiteria
inklusi dan eksklusi.Kriteria
inklusi
:a.
Bersedia ikut serta dalam penelitian.b.
Semua penderita akne berusia di atas 15 tahun - 45 tatrun.Kriteria eksklusi :
a.
Penderita akne yang telah mendapatkanantibiotik
sistemikdan
topikal padawajatr dalam
I
bulan terakhir.b- Penderita akne yang telah mendapatkan antijamur sistemik
dan
topikal padawajalr dalam
I
bulan terakhir.c-
Penderita akne yang telah mendapatkan kortikosteroid sistemikdan
topikald- Penderita akne yang telah mendapatkan
tretinoin
sistemik dantopikal
padawajalt dalam
I
bulan terakhir.e.
Pasien hamil3r.3.
BesersampelJumlah sampel sesuai dengan mmus statistik berikut:
n:
ztpO
Keterangan :
2,0
P
a
D
besar sampel yang diambil
tingkat kepercayaan
:
Cl95o/o,maktZa
1,96 Prevalensi akne di RSDr.M.Djamil
padang:
0,A2l-p=l-0,A2=0,98
tingkat kepercayaan yang dikehendaki 5%
<