• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMATANGAN SEKOLAH PADA ANAK USIA PRASEKOLAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMATANGAN SEKOLAH PADA ANAK USIA PRASEKOLAH."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACf

Fitrla IUhayu, Register Number 045020244. The Effect of Instructional Method And Creativity To School Maturity of Pre-school Age Kids. Thesis. PostgradWite Program of State University of Medan.

This research is aims to

find :

(I) The difference of school maturity between Pre-school students that use game-learning method and Pre-school students that study formally in Kindergarten Sdtool. (2) The difference of school maturity between Pre-school students have high creativity ability and Pre-school students have low creativity ability, and (3) The interaction between instructional method and creativity to school maturity of Pre-school students.

The population of this research is all students of Pertiwi Kinderglll'ten Medan that consist of tbe grade A and B with 168 students. The sample of this research amount 78 students that is divided into two groups, 39 students is given game learning method and the rest 39 students is given formal method. The samples taken by cluster random sampling technique, that is selected four experiment class, they are class B I, 82, 83 and 84. The research instrument is

used

with Psychology test that to understand the creativity and school maturity. This research method is

used

with quasy experiment with Factorial design 2 x 2. Normality test with Liliefors experiment and Homogenity test with Bartlett experiment. Data Analysis technique is Anova two way in significancy standard

a

~ 0.05. Then continue with Scbeffe experiment

The result of this research shows : (I) Sc:hool maturity of students that is taught by game learning method is higher (X "' 58.o7) than fonnallearning method

(X ~ 54.20 ) , Floib:o& • 133.87

>

F-

=

3.972 (2) School maturity of student with high creativity is higher (X= 65.25 ) than the student with low creativity ( X= 47.02) Fhitq = 6.03

>

Fllobd = 3.972 and (3) that found the interaction between learning and creativity to school maturity is Fh._ = 7.09

>

F -= 3.9n.
(2)

ABSTRAK

Fitria Rabayu. NIM. 045020244. Pengarub Metode Pembelajaran Dan

Kreativitas Terbadap Kematangau Sekolab ADak Usia Prasekolab. Tesis.

Program Pasca Sarjaoa Universitas Negeri Medao. 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (I)

perbedaan

kematangan sekolab antara anak prasekolah yang menggunakan metode bennain sambil belajar dengan anak prasekolah yang belajar

secara

formal di Taman Kanak-Kanak, (2) pcrbedaan kematangan sekolah antara anak prasekolah yang memiliki kemampuan kreativitas tinggi dan anak prasekolah dengan kemampuan kreativitas rendah, dan (3) interaksi antara metode pembelajaran dan kreativitas terhadap Jcemataogan sekolah pada anak usia prasekolah .

Populasi dalam penelitian ini adalah sehuuh anak prasekolah di Taman Kanak- Kanak Pertiwi

Medan

dalam tingkatan Kelas

A

dan Kelas

B

yang betjumlah 168 orang. Sampel penelitian sebanyak 78 orang anak yang terbagi dalam dua kelompok yaitu

39

orang

anak

diberikan metode bermain sambil belajar dan

39

yang lain menggunakan metode belajar secara formal. Dalam menentukan sampel, dipergunakan teknik pengambilan sampel secara acak (cluster random sampling}, sehingga terpilih 4 kelas yang dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas B 1,82, 83 dan 84. Insttwnen penelitian yang digunakan adalah tes psikologi baik untuk mengetahui kreativitas maupun kematangan sekolah. Metode penelitian yang digunakan metode

quasi

eksperimen dengan desain faktorial

2 x

2. Uji

oormalitas dilalcukan dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Teknik analisis data adalah Anava duajalur pada tarafsignifikansi a=

0,05

yang

dillll\iutkan

dengan uji Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan: (l) kematangan sekolah anak yang diajar dengan metode pembelajaran bennain lebih tinggi (X"" 58,07 ) daripada metode pembelajaran formal (X= 54,20 ), F~,._ =

133,87 >F

...

=

3,972, (2)

kematangan sekolah anak dengan kreativitas tinggi lebih tinggi (X £

65,25 )

daripada anak dengan kreativitas re:ndah (X=

47,02 ),

F~i!Uila =

6,03

>

Flabet •

3,972, dan

(3)

terdapat interaksi antara metode pembelajan111 dan krealivitas terhadap kematangao sekolah dengan Fhi..,, =

7,09

>

Flabet

= 3,972.

Dari hasil analisis data disimpulkan

bahwa

anak dengan kemampuan kreativitas tinggi maka metode yang tepat digtmakan adalah bennain, sedangkan bagi anak dengan kemampuan kreativitas rendab maka metode yang tepat digunakan adalah formaL lmplikasinya adaJah

penerapan

metode pembelajaran

harus

disesuaikan dengan tinggi dan rendahnya tingkat kreativitas anak. Disarankan

kepada

(3)

DAFTARISI

Halaman

Abstract. ... .

Abstrak...

n

Kata Pengantar...

iii

Daftar

lsi...

v

Daftar

Tabel...

vii

Daftar

Gambar...

viii

Daftar Lamp

iran. . . .. ... .. .. ... ... .... .... ... ...

ix

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah ... ..

B. ldentifikasi Masalah... II C.

Pembatasan Masalah... ...

11

D.

Perumusan Masalah... ... ... ... ...

12

E.

Tujuan Penelitian...

13

F. Manfaat

Penelitian...

13

BAB lJ

KAJ1AN PUSTAKA, KERANGKA

BERPIKIR DAN

PENGAJUAN

HIPOTESIS

A.

Kajian Teoretis ... ... ...

14

I.

Hakikat Kematangan Sekolah... ... .

14

2. Hakikat

Kreativitas... ... ... ..

20

3. Metode Pembelajaran Di Taman

Kanak-Kanak...

26

4. Hakikat

Anak

Prasekolah...

34

5. Taman

Kanak-

Kanak...

3 7

B. Penelitian Yang Relevan.. ...

38

C. Kcrangka Berpikir... ...

41

1. Perbedaan Kematangan Sekolah Pada

Anak

Prasekolah Yang

(4)

2. Perbedaan Kematangan Sekolah Pada Anak Prasekolah Yang Memiliki Kreativitas 'Tinggi dan Anak Prasekolah Yang

Memiliki Kreativitas Rendalt... .. .. ... 44

3.

Perbedaan Kematangan Sekolah Serta Kaitannya Terhadap Metode Pembelajaran dan Kreativitas... 46

D. Hipotesis Penelitian ... ... ... ... ... ... ...

51

BAB lll

METODOLOGI

PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 52

B. Metode dan Rancangan Penelitian ... ... ... ,.... 52

C. Variabel dan Defmisi Operasional Variabel Penelitian ... 53

D. Populasi dan Satnpel Penelitian ... ... 55

E.

lnstrumen Penelitian... ... .. .

56

F.

Prosedur

dan Pelaksanaan Perlakuan ... 58

G. Teknik Analisa Data... ... 62

BAB IV

HASIL

PENELITIAN

A. Deskripsi Data... ... 64

B. Pengujian Persyaratan Analisis .. ... ... , .. ,... 76

C. Pengujian Hipotesis... ... ... ... ... ... ... .. ... ... .. . . 81

-D.

Diskusi Hasil Penelitian... ... . .... .. .. .. .. . .. ... ... .... .. .... 87

E. Keterbatasan Penelitian... ... 90

BAB V SIMPULAN, IMPUKASI DAN SARAN

A.

Simpulan... .... .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. . . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. . . .. .

92

B. Implikasi... .. . .. . .. . .. .. .. . .. .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. .

93

C. Saran... .. ... 96

(5)

DAFT AR TABEL

Ta be.l

Halaman

3.1. Tabel R.ancangan Penelitian ... 52

4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Kematangan Seko1ah Anak Yang Diajar

Dengan Metode Bermain ···--- ---·-····----·---65

4.2. Deskripsi Data Hasil Tes Kematangan Seko1ah Anak Yang Diajar

Dengan Metode Formal ---·---···---·----····---··· 66

4.3. Deksripsi Data Hasil Tes Kemalangan Sekolah Anak Yang Diajar

Menggunakan Metode Bezmain 'Oengan Kreativitas Tinggi ... 68

4.4. Deksripsi Data Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Menggunakan Metode Bermain Dengan Kreativitas Rendah ... 69

4.5 Deksripsi Data Hasil Tes Kematangan Seko1ah Anak Yang Dil\iar

Menggunakan Metode Formal Dengan Kreativitas Tinggi ... 71

4.6 Deksripsi Data Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Menggunakan Metode Formal Dengan Kreativitas Rendah ---72

4.7 Deksripsi Data Hasil Tes Kematangan Sekolah

Anak

Dengan

Kreativitas Tinggi Yang Oiajar Menggunakan Metode Bermain

Dan Metode Formal ... 74

4.8 Deksripsi Data Hasil Tes Kematangan Seko1ah Anak

Dengan

Kreativitas Rendah Yang Diajar Menggunakan Metode Bermain

Dan Metode Formal --- ---·--- --·---- ----···--·--- --- 75

4.9. Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 77

4.10. Ranglruman Analisis Uji Homogenitas ... 80

4.11. Rangkuman Anava Faktorial 2 X 2 ---· 81

4.12. Ranglruman uji Scheffe ... 84

(6)
[image:6.625.63.534.92.681.2]

DAFfAR GAMBAR

Gambar

Halaman

4.1 Histogram Hasil Tes Kcmatangan Sckolah Anak Yang Diajar

Dengan Metode Pembclajaran Bermain ... 65 4.2 Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Dengan Metodc Pembelajaran Formal ... 67 4.3 Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Dengan Mctode Pembelajaran Bermain Dengan Kreativitas

Tinggi ... 68 4.4 Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Dengan Metode Pembelajaran Bermain Dengan Kreativitas

Rendah ... 70 4.5 Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Dengan Metode Pcmbelajaran Formal Dengan Kreativitas

Tinggi ... 71 4.6 Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Yang Diajar

Dengan Metode Pembelajaran Fonnal Dengan Kreativitas

Rendah ... 73 4. 7 Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Dengan

K.reativitas Tinggi Yang Diajar Dengan Metode Pcmbelajaran

Bermain Dan Formal ... 7 4

4.8

Histogram Hasil Tes Kematangan Sekolah Anak Dengan

Kreativitas Rendah Yang Diajar Dengan Metode Pembelajaran

(7)

DAFI'AR LAMPIRAN

Lampi.raD

Halaman

I. Tema I Materi Pembclajaran ...•... 100

2. Kegiatan Pembelajaran Kelompok Metode Bermain Sambi! ... . Belajar ···-··· I 02 3. Kegi.atan Pembclajaran Kelompok Metode Belajar Secara Formal ... 133

4. Data Induk Hasil Tcs Kematangan Sekolah ... 164

5.

Perhitungan Distribusi

Freku.ensi

Dan Statistika

Dasar

Data Penelitian ... 166

6. Uji Nonnalitas ...••...•... 193

6. Uji Homogenitas ...•... 204

7. Pengujian Hipotesis ...•... 209

8. Uji Scbeffe ...•...•... 216

(8)

'

A. Latar Belakang Masala h

BABI

PENDAHULUAN

Smnber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar

pembangunan setiap bangsa. Pendidlkan yang tepat merupakan satu-satunya cara

meningkatkan Jrualitas sumber daya manusia, dan

harus

dimulai sejak dini.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah pendudulc yang besar, berdasarkan data

tahun 2000, memililci sekitar 26,09 juta

ana1t

usia dini (Chaeruman, 2003).

Besarnya potensi generasi penerus yang dimiliki bangsa ini sangat menentulcan

kemajuan bangsa di

ma.sa

yang

akan

datang, dcngan demikian memerlulcan

pemikiran dan upaya pengembangan yang tepat agar pada masa yang akan datang

dapat menjadi generasi andal dan berlrualitas.

(9)

'

'

itu

akan

berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktiviras , dan kreativiras.

Upaya dalam memberilcan pendidikan yang tepat bagi anak usia dini telah dimulai sejak abad ke 17 oleh Yoban Annos Commenius. 1a adalah orang pertama yang memandang anak didik sesuai dengan sifatnya yang k.has dan berbeda dengan orang dewasa. Perhatiannya tentang pendidikan

anak

usia dini ( k.hususnya

anak

usia prasekolah ) t.erus berkembang sampai abad berilcutnya, hal ini t.erbukti dengan berdirinya Taman Kanak-Kanak pertama yang diciptakan oleb Friederich Wilhem Froebel pada tahun 1782. Dalam melaksanakan proses pendidikannya menggunakan metode belajar sambil bennain, dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan sifat perkembangan anak, serta melibatkan anak untuk aktif dalam proses pemelajarannya ( Ahmadi , 1991 ).
(10)

Pelayanan pendidilcan formal

anak

usia dini

pada

tahapan usia prasekolah adalah Taman Kanak·Kanak. Taman Kanak-Kanak merupakan tempat bagi

anak

untuk mempersiapkan diri dalam memasu.ki jenjang pendidikan yang sesungguhnya, yaitu Sekolah Dasar. Oleh sebab itu Taman Kanak-Kanak bukanlah ~sekolah" nwnun merupakan taman untuk bermain. Taman ini berguna sebagai wadah transisi dari kehidupa.n rwnah ke kehidupan sekolah, diharapkan dengan mengikuti program pendidikan ini anak akan lebih siap dan matang untuk memasu.ki Sekolah Dasar. Kematang.an sekolah yang merupakan suatu kondisi yang menunjukkan kesiapan anak untulc memasuki sekolah Dasar, sebaiknya telab dimiliki oleh setiap anak yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan tersebut, karena untuk dapat mengikuti pelajaran di Sekolah secara optimal membutuhlcan kesiapan kognitif, kemandirian, dan kemwnpuan psikomotorik sebagai persiapan untuk belajar menulis, serta kematangan sosial emosi untuk dapat menyesuikan diri dengan lingkungan

baru

sehingga mampu menerima tokoh otoritas selain dari orang

tua.

(11)

sekolah, artinya anak telah matang, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotoriknya .

Anak usia dini yang eli didik eli Taman Kanak-Kanak berusia 3 sampai 6 tahun sering elisebut sebagai anak prasekolah. Pada rentang usia ini anak akan mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai masa keemasan atau

golden age (

Patmonodewo, 2000). Pada masa ini anak

yang

sebelumnya tidak berdaya dan sangat tergantung pada orang tua mulai tumbuh mandiri. Ia semakin pandai dalam menggunakan fungsi tubuhnya dan tampak semakin kuat secara fisik, ia mampu berlari, melompat. menendang serta mahir dalam menggunalcan jari-jarinya, dan selain itu juga anak menunjuk.kan kemajuan yang

pesat

secara sosial dan emosional. Dalwn hal ini anak telah mampu bergaul dengan orang lain dan telah dapat mengembangkan rasa pengendalian dirinya
(12)

pendidikan yang tepat

akan

memilild harapan yang lebih besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang.

Anak prasekolah memiliki karakteristilc yang khas, maka program pendidikan yang ditawarkan juga memiliki ciri khas seodiri yang membedalran dengan masa sesudahnya. Hal utama yang membedakan karakteristilc program pendidikan anak prasekolah adalah tuntutan tinglrat perkembangan dan cara belajamya. Dalam mendidik anak prasekolah

barns

memperhatikan segi-segi perkembangan dan kemampuannya misalnya kemampuan lcreativitas anak. Dalam mendidik tentunya alran dijumpai adanya anak dengan kemampuan kreativitas tinggi maupun rendah. Dengan adanya perbedaan potensi kreativitas membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam rnendidik anak.

Me!lurut Rahman (2005) mengajarkan anak tentang sesuatu yang dapat dilalrulrannya akan lebih menguntungkan dari pada mengkonsentrasi!ran diri pada apa yang tidak dapat di ke1jakannya. Metode belajar yang bersifat relcreatif mampu menurnbuhkan perasaan senang dan kegairahan dalam belajar, sehingga potensi anak dapat berkembang secara positif.

(13)

bennacwn-macwn konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Selanjutnya Miller dalwn Mulyadi ( 1997 ) berpendapat setiap anak memiliki insting untuk bermain, yaitu kebutuhan untuk beraktivitas dalwn pola tertentu yang sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan ini tidak banya menyangkut pertumbuhan fisik, tetapi juga berkaitan dengan perkembangan mental, sosial dan kematangan emosional.

Mengingat betapa pentingnya bermain bagi anak usia prasekolah ini membuat para ahli menjadikannya sebagai salah satu metode pengajaran di Twnan Kanak-Kanak.

Dengan

bennain memungkinkan anak untuk berekspresi sebebas-bebasnya, anak dapat bereksperimen, bereksplorasi, belajar memecahkan masalah, bebas bergerak, memberi kesempatan kepada anak untuk menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan teman sebaya serta melatih diri untuk mengekspresikan emosi secara wajar. Kondisi ini mwnpu merangsang kematangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal inJ sangat dibutuhkan dalwn menunjang keberhasilan anak untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar. Anak yang telah matang sekolah secara seimbang lebih bergairah dalam belajar, serta mampu memotivasi diri untuk belajar.
(14)

Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( Riyanto dan Handoko, 2004 ) disebutkan

bahwa

pendidikan prasekolah bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta

didik dalam bentuk pengenalan keimanan, ketakwaan, hidup sebat, pengenalan kegiatan mandiri, nila.i keindahan,

peran

demokrasi, peran sosial, atribut

bangsa,

dan lingkungan alam melalui bennain. Sedangkan pada Pendidikan Dasar disebutkan tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam bentuk penanaman dasar keimanan, ketakwaan, hidup sehat, pengnasaan membaca menulis dan berhitung dan dasar-dasar keilmuan dan kecakapan, pembiasaan berfikir kreatif dan bekerja mandiri, penghayatan keindahan, aktualisasi nila.i dan penerapan prinsip demokrasi, penanaman kepekaan dan tanggung jawab sosial, pengenalan karakter

bangsa,

pemeliharaan lingkungan alam, dan pelaksanaan tugas secara bertanggung jawab. Dari gagasan di atas dapat ditarik kesimpulan bagi

anak-anak

usia dini khususnya kelas I dan II yang terpenting adalah penguasaan membaca rnenulis dan berhitung., jadi buk.an diberik.an pada pendidikan prasekolah.
(15)

• diterapkannya kurang berhasil sampai akhimya ia menerima pendapat Froebel dan mengubah metode pengajarannya .menjadi metode bermain ( Patmonodewo,

2000).

Fenomena tentang lrurang pcntingnya bennain bagi anak prasekolah di kalangan orang tua dan guru masih sering terjadi di Indonesia. Sebahagian orang tua berpendupat bahwa bermain tidak berrnanfaat dan hanya membuang-buang waktu saja. Menurut mereka belajar hanya dilakukan dengan memahami buku teks sebanyak-banyalcnya, adanya rasa bangga jika anaknya telah mampu membaca pada usia dini atau keinginan orang tua agar anaknya lebih siap lagi ketika masuk ke Sekolah

Dasar (

Sobur, 1998).

Selain itu banyak Sekolah Dasar favorit yang menuntut calon siswanya agar telah pandai membaca, menulis dan berhitung ( Sukadji, 1990 ). Oleb karena tuntutan tersebut maka banyak Taman Kanak-Kanak yang berorientasi pada pencapaian prestasi akademik. Mereka telah mengajarkan siswanya membaca, menulis dan berhitung sebagaimana layaknya anak kelas satu Sekolah Dasar. Dengan adanya tuntutan yang demikian, akibatnya transisi kehidupan keluarga dan kehidupan sekolah terlalu pendek. Transisi ini tidak berhasil menanamkan bahwa sekolah itu menyenangkan.

(16)
(17)

menyelcsaikan masalah belajar sehingga selalu mcmbutuhkan intruksi dalam

bertindak, sehingga dengan kondisi yang demilcian

anak

menjadi tampak kurang

matang.

Selain itu, dengan sistem pendid.ikan yang dimikian,

maka

tujuan

pendidikan prasekolah yang mempersiapkan

anak agar

matang secara kognitif,

sosial, emosional menjadi tidak tercapai secara seimbang, karena

para

guru di

Taman Kanak-Kanak

dan

tuntutan di Sekolah Dasar Iebih mementingkan aspek

kognitif dari aspek-aspek yang lain ( Gustian, 2001}.

Apabila orientasi bell\iar

anak

hanya

ditekankan pada

pencapaian prestasi

akademik dengan eara-cara yang lebih formal mungkin anak dapat meneapai

kemampuan tersebut sesuai dengan harapan guru, namun hal

ini dapat

menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak selanjutnya. Diantara

dampak negatif yang mungkin terjadi adalah tumbuhnya sikap negatif pada diri

anak

terhadap aktifitas belajar. Belajar sebagai tugas atau beban yang menyiksa.

juga kemarnpuan

kreativitas anak

yang kurang berkembang optimal ( Rahman,

2005).

(18)

Berdasarkan uraian yang Ielah dikcmukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap permasalahan yang akhir-akhir

i.ni

telah menjadi pertentangan di kalangan pendidik dan orang rua.

B. ldenti.fikasi M u•l• h

Berdasarkan Jatar belakang masalah dapat d.iidentifikasi masalah sebagai berilrut : Apakah bennain sambil belajar mampu mengembangkan kematangan sekolah anak prasekolah? Apakah belajar secara formal mampu mengembangkan kematangan sekolah anak usia prasekolah? Apakah kematangan sekolah antara anak prasekolah yang menggunakan metode bennain lebih matang d.iband.ingkan dengan yang menggunakan metode belajar formal ? Apakah metode bermain sambil belajar dapat merangsang lcreativitas analc ? Apakab belajar secara formal dapat merangsang kreativitas anak ? Apakah anak dengan kemampuan kreativitas

tinggi

juga memiliki kematangan sekolah yang tinggi pula? Dari kedua metode yaitu metode bermain sambil belaj ar dan belajar secara formal manakah yang lebih tepat untuk diterapkan di Taman Kanak-Kanak ? Dari Kedua metode tersebut,

manakah

yang lebih berhasil dalam mengembangkan potensi yang dibutuhkan untuk mcmasuki sekolah Dasar ? Dari kedua metode, manakah yang

lebih berbasil untuk menanamka.n rasa senang belajar dan bersekolah

?

C. P embatasan Masalab

(19)

dengan penggunaan metode pembelajaran ( metode bermain sambil belajar dan metode belajar secara formal ), kreativitas dan kematangan sekolah. Dari kedua metode

ini

ingin dilihat seberapa besar pengaruh metode bermain sambil belajar dan metode belajar secara formal terhadap kematangan sekolah anak. Selain itu, ingin juga diteliti pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap kematangan sekolah. Kemudian dari dua kemampuan kreativitas

ini

yaitu kreativitas tinggi dan rendah peneliti ingin mengetahui metode pembelajaran yang paling sesuai untuk diberikan dalam rangka meningkatkan kematangan sekolah anak.

D. Penunusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah penelitian eli atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kematangan sekolah anak prasekolah yang menggunakan metode bermain sambil belajar lebih ma~g dibandingkan dengan anak prasekolah

yang

belajar secara formal di Taman Kanak-Kanak 'l

2. Apakah kematangan sekolah anak prasekolah yang memiliki kreativitas tinggi lebih matang jika dibandingkan dengan anak prasekolah dengan kemampuan kreativitas rendah ?

(20)

E.

Tujua.a Peaelitiaa

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah ;

I. Untuk mengetahui perbedaan Jcematangan sekolah antara anak prasekolah yang menggunakan metode bermain sambil belajar dan anak prasekolah yang belajar secara formal di Taman Kanak-Kanak .

2. Untuk mengetahui perbedaan kematangan sekolah antara anak prasekolah yang memiliki kemampuan kreativitas tinggi dan anak prasekolah dengan kemampuan kreativitas rendah .

3. Untuk mengetahui interak.si antara metode pembelajaran dan kreativitas terhadap kematangan sekolah pada anak usia prasekolah .

F. Manfaat Peaelitian

(21)

BABY

SIMPULAN, IMPLIKASI

DAN SARAN

A. SimpuJan

Dari basil analisis penelitian yang dapat ditarik dari basil pengujian

hipotesis

adalah sebagai

berikut.:

Pertama,

terdapat perbedaan kernatangan sekolah anak yang diajar dengan metode pembelaja.ran bennain seeara keseluruhan lebih matang dibandingkan dengan kematangan sekolah

anak

yang diajar dengan metode pembelajaran formal. Dengan demikian metode pembelaja.ran bennain lebih efektif diterapkan dalam pembelaja.ran di Taman Kanak-Kanak guna meningkatkan kematangan sekolah

anak.

Kedua,

kem.atangan sekolah anak dengan kreativitas tinggi seeara keseluruhan lebih matang dibandingkan dengan kematangan sekolah anak deogan kreativitas reodah.
(22)

..

B. lmplikasi

Pertama,

basil yang diperoleh dari penclitian ini menunjukkan adanya pengaruh metodc pembelajaran terhadap kcmalangan sekolah anak. Hal ini memberikan penjclasan dan penegasan bahwa mctode peMbelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan kematangan sekolah anak. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat mcningkatkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat menggiring keberbasilan dan ketereapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan dcmikian, konsekuensinya apabila metodc yang kurang tcpat dalam pembclajaran ma1ca tcntu akan berakibat berkurang pula partisipasi aktif anak dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa seeara rata-rata basil tes kcmatangan sekolah anak Taman Kanak-Kanak Pertwi I lebih tinggi dengan mcngguna!ran metodc pembclajaran bermain dari pada menggunakan metode pembclajaran formal. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran bennain lebih efektif untuk meningkatkan kematangan sekolah anak, karena dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran bcrmain, anak cenderung aktif untulc merekonstruksi sendiri ilmu yang akan diperolehnya melalui aktivitas bcmain.
(23)

' '

dapat m enciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam

'

mencapai tujuan pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan metode pembelajaran bermain maka tenaga pengajar

harus

terlebih dahulu dituntut memaham kebutuhan alat-alat permainan yang digunakan dalam alctivitas pembelajaran.

Kedua,

basil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak

berpengaruh terhadap kematangan sekolah.

Anak

dengan kreativitas tinggi sccara rata-rata mempWiyai

basil

tes kematangan sekolah lebih tinggi a tau unggul dibandingkan dengan anak dengan kreativitas rendah. Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kreativitas signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan kemat:angan sekolah

anak.

Kreativitas yang dipilah

..

.

atas kreativitas tinggi dan kreativitas rendah ditentukan dari basil skor tes psikologi yaitu tes kreativitas figural.

Konsekuensi lo gis dari pengaruh kreativitas terhadap kematangan sekolah berimplikasi tenaga pengajar untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam mencntukan kreativitas anaknya. Apabila kreativitas anak dapat dikelompokkan maka tenaga pengajar dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karalcteristik anak. disamping itu juga anak dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya untuk anak d engan kreativitaS tinggi diberikan ketcrampilan motorik yang lebih tinggi,

sedaogkan

untuk:

anak

dengan kreativitaS rendah diben"kan perhatian dan bimbingan yang lebih ekstra yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan keterampilannya .
(24)

.

lmplikasi dari perbedaan karalcteristik analc dari segi kreativitas mengisyaratkan kepada tenaga pengajar dalam memilih metode pembelajaran harus mempertimbangkan tingkat lcreativitas anak. Dengan adanya kreativitas dalam diri analc maka anak akan berperan terhadap reaksi positif dalam pembelajaran yang berlangsung.

Adanya perbedaan kreativitas ini juga berimplilcasi kepada tenaga pengajar di dalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar anak. Bagi anak dengan kreativitas tinggi hal tersebut tidaklah menjadi suatu kesulitan bagi tenaga pengs,jar dalam motivasi dan minat belajar anak. tetapi bagi analc dengan tingkat kreativitas rendah maka tenaga pengajar perlu memberikan perhatian yang lebih dan kontinue didalam memberikan motivasi dan min:1t belajar

anak.

Dapatlah dimaklumi bahwa pemberian motivasi dan minat belajar anak akan efektif apabi!a selama ini teljalin hubungan yang harmonis an tara tenaga pengl\iar dengan

anak.

Ketiga,

basil

penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi metode pembelajaran dan kreativitas terhadap kematangan sekolah. lnteraksi tersebut menunjukkan bahwa anak dengan kreativitas tinggi lebih baik diajar dengan menggunakan metode pembelajaran bermain sedangkan bagi anak dengan kreativitas rendah lebih baik diajar dengan meoggunakan metode pembelajaran formal.
(25)

'

anak mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatlcan kematangan sekolah itu sendiri, sehingga dengan demildan untuk mencapai tingkat kematangan sekolah yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu mctode pembelajaran dan kreativitas perlu menjadi perhatian sekaligus.

Selain itu, implikasi Jain dari penelitian

ini

adalah kepada pihak pengelola Taman Kanak-Kanak Pertiwi I agar menyediakan alat-alat otau media pembelajaran yang cukup memadai yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Kareno dalam

penerapan

metode pembelajaran bermain membutuhkan ketersediaan dan ketercukupan alat-alat atau media.

C.

Saran-Saran

Dari hasi1 temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapa tlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

I . Kepada pihak pengelola Taman Kanak-Kanak Pertiwi I Medan agar terus memperbaharui ketersediaan dan ketercukupan alat-alat atau media pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kepada pihak tennga peogajar perlu melihat karakteristik kreativitas a nak di dalam meoerapkan metode pembelajaran. Peneotuan tingkat kreativitas anak dapat diminta bantuan psikolog.

(26)

DAFTARPUSTAKA

Ahmadi,

A. 1991. Psikclogi Be/ajar. Jakarta : Rineka Cipta

Ahmadi,

A.

dan Supriono,

W.

1991. Psiko/ogi Be/ajar. Jakarta: Rineka Cipta Andriana,

E.

2003. Peri/aku Anak Usia Dini, Kasus dan Pemecahannya.

Y ogyakarta : Kanisius.

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelilian. Jakarta: Rineka Cipta

Bleckmann,

R.

1987. Pergau/an di Taman Kanak-Kanak Bandung : Remaja K.arya

Campbell, D. 1986. Take The Road To Creativity And Get Off Your Dead End

U.S.A:

Argus

Communications

Departemen P dan

K.

1982. KurilcuJum Taman Kanak-Kanak 1976. Jakarta : Departemen Pdan K

Dick, Walter and lou Carey. 1985. The Systematic Design

Of

Instruction. Fourth Edition. New York: Harper Collins College Publisher.

Gunarsa, S. D. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak Jakarta : Gunung Mulia

Gustian. 2001. Mempersiapkan Anak Masuk Sewlah. Jakarta: Rineka Cipta Haditono, R.

S.

1982. Psiwlogi Perkembangan. Jakarta: Gunung Mulia

Harnalik,O. 1993 . Mengajar Azas, Metode dan Teknik. Bandung : Pustaka

Mariana

Hartono, B. 1992. Anak Anda di TK Jakarta: Gunung Mulia

Hurlock,

n.

E. 1980.

Developmental Psychology, A Life- Span Approac.

Fifth

Edition. McGraw- Hill, Inc.

Jarnaris, M. 2006.

Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Grarnedia Widia Sarana Indonesia.
(27)

M udmkir dan Sutrisno. Psilwlogi Pendidikan. Jakana : Pustaka Setia Mulyadi, S. 1997. 1krmDin ilu Penting. Jakalta : Media Komputindo

Anakku, Sahabat dan Guruku. Jakalta : Media Komput.indo Munandar, U. 1990. Mcngembangkan Bokor dan Kreativiras Anak Selcolah.

Jakarta : Gramedia

- - - . 1999.

Krea11vira.r dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pust.aka

Utama

Moeslichatoen, R.

1999.

Metode Pengajaran di Taman Kanak·Kanalc. Jakarta : Rineka Cipta

Nazir, M.

1983. Metode Penelitian. Jakarta :

Gbalira

lndor=ia

Pasaribu dan Simanjunt.ak 1982 . Pendidikan Nasional . Baoduog: Tarsit.o Patmonodewo, S. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rinelca Cipta Prayitn<>,

D.

1992. Psikologl Perlcembangan . Jakarta : Departemen

P

dan

K

Pumomo, B. H. 1990. Memahaml Dunia Anak-AnaA: Banduog : Maodar Maju Rahman, S.

H.

2005. Konsep Dasar Pendidikan AnaA: Usia Dini. Yogyakarta :

Grafindo Litera Media

Riyaoto,

T.

dan Handoko, M.

2004-.

Pendidikan Pada Usia Dini. Jakarta : Gramedia Widiasara.na Indonesia

Rasmin. 1998. AnaA: Praselwlah. Jakarta : Grafika Mulia Waroa

Semiswao, R. C. 1998. Pengembangan lnttdelauol dan Krearivitas Anak Usia Dini, Pengembangan AnaA: Usia Din/ Secara Komprehensif. Jakarta : Wirakarsa

_ _ _ _ _ 2002.

&/ajar dan Pembelajaran Dalam Tara/ Usia Dini Jakatu : Prenhallindo

Gambar

Gambar Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Akuisisi Dan Pengolahan Data “Continental Current Profiler” (Studi Kasus Perairan Toli-Toli Sulawesi Tengah); Processing Data Multibeam Echosounder Menggunakan

Seleksi tenaga kerja adalah proses perusahaan memilih dari sekelompok pelamar, yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang

Cara pem anggilan yang kedua ini digunakan unt uk m em anggil file header yang dibuat oleh program m ernya sendiri at au file header yang bukan file bawaan dari aplikasi Dev- C+

Tujuan dalam kertas kerja ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan kaca dengan teknik melt quenching dan mengetahui bagaimana pengaruh dari samarium okside pada

Tradisi dalam konsep Bali berkaitan dengan teks mitos bulu geles disebut Nandaka (kidung Nandaka Harana). Keunikan dari teks mitos bulu geles ini adalah dalam era

Tujuan kompetisi dan pemberian penghargaan kepada Tenaga Administrasi Akademik berprestasi adalah memberikan pengakuan secara nyata terhadap komitmen, pemikiran yang

mempengaruhi pemerintahan dalam menjalankan fungsi. Hal ini tentu memperlihatkan bagaimana legitimasi pemerintah sangat bergantung dengan organisasi kemasyarakatan

Jumlah risiko terbesar untuk setiap Underwriting Year, dalam hal ini dari Underwriting Year 2011 sampai dengan Underwriting Year 2015 ada pada okupasi