ABSTRACT
IRW AN SAFD. The Contribution of Enterpreneurship Education Management and Motivation Work To Revenue( Case Study Circle of haberdasherry merchant of Countryside Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal in Region Jakarta and vinicity. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2009.
Formulation of problem in this research are there influence which signifikan enterpreneurship education management and motivation work to revenue This research aim to seeing influence of enterpreneurship education management and motivation work to revenue. Instrument which applied in this research is quisioner, what is propagated to haberdasherry merchant of Countryside Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal in Region Jakarta and Vinicity. Amount of populations of 150 people, by utilizing sample of 37 haberdasherry merchant people of Countryside Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal in Region Jakarta and vinicity taken by using stratified proportional random sampling.
For testing hipotesi is applied technique in correlation, double and simple regression at level a = 0,05. This research result show that (I) contribution of enterpreneurship education management have positive signifikan influence to revenue merchant (t-arithmetic 14,545> t-table 2,030) and correlation coefficient ( r-arithmetic 0,926 > r-table 0,325). (2) motivation work contribution have to have positive signifikan influence to revenue of haberdasherry merchant (t-arithmetic 18,7 18 > t-table 2,030) and correlation coefficient ( r-arithmetic 0,954
>
r-table 0,325). (3) Contribution of enterpreneurship education management and motivation work have role or relationship which signifikan together to revenue of haberdasherry merchant, available to being concluded from level ofF-arithmetic than F-table namely 193,575 > 3,28.This research conclude, that enterpreneurship education management and motivating work is things which of vital importance in increasing revenue of merchant of Countryside Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal in Region Jakarta and Vinicity. Causing required knowledge of merchant concerning enterpreneurship education management covering planning, organizational, have soul leader and observation directly and also have high work motivation that efficacy is effect of willingness and effort.
ABSTRAK
IRW AN SAFO. Kontribusi Manajemen Pendidikan Kewirausahaan dan Motivasi Kerja Terhadap Pendapatan (Studi Kasus Kalangan Pedagang Kelontong Asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di Wilayah Jakarta dan Sekitamya. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2009.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada kontribusi yang signifikan manaj emen pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja terhadap pendapatan. Tuj uan penelitian untuk melihat kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja terhadap pendapatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian in i adalah kuisioner, yang disebarkan terhadap pedagang kelontong asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di Wilayah Jakarta dan Sekitamya. Jumlah populasi 150 orang, dengan mempergunakan sampel 37 orang pedagang kelontong asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya yang diambil dengan menggunakan stratified proportional random sampling.
Untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi, regresi sederhana dan ganda pada taraf
a
=
0,05. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa (l} kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap pendapatan pedagang (t·hitung 14,545 >Habel 2,030) dan koefisien korelasi (r· hitung 0,926 > r·tabel 0,325). (2) kontribusi motivasi kerja memiliki memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap pendapatan pedagang kelontong (t·hitung 18,718 > t· tabel 2,030) dan koefisien korelasi (r-hitung 0,954 > r·tabel 0,325). (3) Kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi ketja memiliki hubungan yang signifikan secara bersama·sama terhadap pendapatan pedagang kelontong, yang dapat disimpulkan dari besarnya F-hitung daripada F-tabel yakni 193,575 > 3,28.'
(StauU
K a ~ u ~KnJ.ru.lg::m :P;:;dag2ng Kelmnhmg
Asa.~Desa Botung
.: K .( ~ 5 !~U 'i~ 1.ll t ~nKot;mop!:m
K a bup~ te n M an d ~ilingNatal
)V; i . ftY~~ ~~ ~ J a} G ~ Y 't ~1 d~.n S -? l<ita= ~ Il ya }
ME!> AN
KONTRIBUSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIV ASI KERJA TERHADAP
PENDAPATAN
(Studi Kasus Kalangan Pedagang Kelontong Asal Desa Botung
Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di Wilayab
Jakarta dan Sekitarnya)
TESIS
O leh:
IRWANSAFII
NIM.055030543
Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal25 Februari 2010 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pogram Studi Administrasi Pendidikan
Pem
b i~
;
Prof. Dr. Belferik Manullane
NIP. 19471015197412 1 001
Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan ,
Medan, Maret 2010
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd.
NIP. 19580509198611 1 001
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NO.
NAMA
T
z
1.
Prof. Dr. Belferik Manullang
Pembimbing
I
2.
Prof. Dr.
H.
Syaiful Sagala, M.Pd.
NIP. 19580509198611 1 001
Pembimbing
II
3.
Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd.
Anggota
4.
Prof. Dr. Yusnadi, M.Si.
Anggota
5.
Prof. Dr.
H.
Syaiful Sagala, M.Pd.
Anggota
Nama Mahasiswa
NIM
Tanggal Lulus
c::
.
..•...
: IRW AN
SAFII
:055030543
KATAPENGANTAR
Tesis ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang diwajibkan kepada penulis di Universitas Negeri M edan (UNIMED) dalam mengikuti Program Pascasarjana dalam bidang Manajemen Pendidikan di Prodi Administrasi Pendidikan, dan atas selesainya tesis ini penulis menguca pkan segala puj i dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat limpahan rah mat, h idayah dan karunia-Nya kepada penulis.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, yaitu kepada yang terhormat: Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana sekaligus Pembimbing Pe rtama, dan Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Adm inistrasi Pendidikan Program Pascasarjana Unimed sekaligus Pembimbing Kedua, y ang dengan penuh kesabaran, kctulusan dan kesungguhan hati telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam penyusunan tesis ini.
sehingga penulis memperoleh bekal pengetahuan yang berguna dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan.
Selanjutnya penulis j uga sangat berterima kasih kepada Bapak Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Nonfonnal dan Infonnal Regional I Medan, yang telah turut memberikan motivasi dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan studi pada program S-2 ini.
Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bennanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha esa selalu mel impahkan Rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
::-
Medan,
Februari 2010
Penulis,
z
)1.
?
Irwan
5afii
~
m
m
LEMBARPENGESAHAN ADSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR lSI
Hal am an
KATAPENGANTAR ... . DAFfAR 181... ... Ill
DAFfAR TADEL ... ... v
DAFfAR GAMBAR ... ... ... vii
BAD I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... ... I B. Identifikasi Masalah ... ...
9
C. Pembatasan Masalah ... ... I 0 D. Rumusan Masalah ... ... I 0 E. Tujuan Penelitian... II F. Kegunaan Penelitian. ... ... ... ... . . ... ... II BAD II KERANGKA TEORETIS DAN PENGAJUAN IHPOTESIS ... 13
A. Hakekat Pendapatan ... ... 13
B.
Manajemen Pendidikan Kewirausahaan ...20
C. Motivasi Kerja... 32
D. Penelitian yang Relevan ... ... 39
E. Kerangka Berpikir ... 43
F. Hipotesis Penelitian ... 47
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN ... 49
A. Lokasi dan Jadual Penelitian ... 49
B. Jenis dan Pendekatan .Penelitian ... 50
C. Populasi dan Sam pel .... .. .... ... ... ... ... .. ... 51
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... :... 54
E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...
55
F. lnstrumen Penelitian ... 56
G. Uji Coba lnstrumen ... 58
H. Teknik Analisis Data ... 63
BAB IV BASIL PENELITIAN ···- ···-···... 66
A. Desk:ripsi Responden ... .. .. .. ... ... ... ... ... ... ... 66
B. Desk:ripsi Data Variabel Penelitian ... 71
C. Analisis Data ... 77
E. Pembahasan Penelitian... ... ... ... 89
F. Keterbatasan Penelitian ... .. ... ... ... .. . ... . .. . . . .. . . .. . .. .. . .. . . .. ... . . 93
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 95
A. Simpulan ... ... ... 95
B.
Impl ikasi ... ...97
C. Saran ... ... 98
DAFTAR PUST AKA... ... ... .
I 00
LAMPIRA.N
... ...
I05
~
~
~
~
a
z
)1.
?
~
m
m
DAFTAR TABEL
[image:10.516.26.471.110.630.2]Hal am an
Tabel 3.1 Jadual Kegiatan Penelitian 50
Tabel3.2 Kisi-kisi lnstrumen Penelitian 57
Tabel3.3 Uji Validitas Variabel Pendapatan Pedagang 60
Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Manajemen Pendidikan
Kewirausahaan 61
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabet Motivasi Kerja
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Pedagang Asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di wilayah Jakarta dan sekitamya
Tabel4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pedagang Asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di wilayah Jakarta dan
Sekitamya
67
Tabel4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tahun Keberangkatan
ke Jakarta 67
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Orang yang dituju
pertama Kali di Jakarta dan sekitamya 68
Tabel4.5 Distribusi Responden Berdasarkan lamanya mengikuti
magang dengan induk semang di Jakarta dan sekitamya 68 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Modal Awal Usaha
69
Tabel4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan 69 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan MembukaTabel4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Berjualan
Setiap Hari 70
Tabe14.10 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Omset
Penjualan Setiap Hari 70
Tabel4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata
Pengeluaran Per Bulan 71
Tabel4.12 Data Variabel Penelitian 72
Tabel 4.13 lnterval Kelas Data Manajemen Pendidikan Kewirausahaan Pedagang Menurut Pedagang Kelontong Asal Desa
Botung Kecamatan otanopan Kabupaten Mandailing Natal di wilayah Jakarta dan Sekitarnya
Tabel4.14 Interval Kelas Data Motivasi Kerja Pedagang Menurut Pedagang Kelontong Asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di wilayah Jakarta dan Sekitamya
Interval Kelas Data Pendapatan Pedagang Menurut Pedagang Kelontong Asal
Desa
Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di witayahJakarta dan Sekitarnya 76
Tabel4.16 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel
Penelitian
77
Tabal 4.17. Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi Y atas X 1 79
Tabal4.18. Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi Y atas X2 79
Tabel4.19 Hasil Analisis Regresi Parsial
Dua
Prediktor dan UjiSignifikansi, Koefisien Signifikansi 80
Tabel 4.20 Hasil Uji Korelasi Sederhana Variabel X dengan
Variabel Y 82
Tabel4.21 Hasil Uji Korelasi Parsial Variabel X dengan Variabel Y 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar2. 1 17
Gam bar 2.2. Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow 37
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian 47
Gambar 4.1 . Interval Kelas Data Manajemen Pendidikan Kewirausahaan
Pedagang Kelontong 74
Gambar 4.2. Interval Kelas Data Motivasi Kerja Pedagang Kelontong 75 Gambar 4.3. Interval Kelas Data Penda patan Pedagang Kelontong 77 Gambar 4.4. Gambaran Umum Hubungan Variabel Bebas terhadap
[image:12.519.29.475.111.594.2]A. Latar Belakang Masalab
BAB I
PENDAHULUAN
Terjadinya pemusatan pembangunan di wilayah perkotaan menyebabkan arus migrasi desa-kota mengalami peningkatan. Sejalan dengan arus mobilitas penduduk, mobilitas tenaga kerja dari desa ke kota semakin menunjukkan peningkatan yang tajam. Jumlah penduduk yang berrnukim di kota-kota Indonesia persentasenya juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahun 1930, penduduk yang tinggal di kota berjumlah 6,7 persen dan pada tahun 1990 meningkat menjadi 30,9 persen. Pada tahun 1995, persentase penduduk yang tinggal di kota sebesar 34 persen atau sekitar 70 juta orang. Diprediksi pada tahun 2020, jum1ah penduduk yang tinggal di perkotaan akan mcncapai angka 140 juta atau 57 persen dari total penduduk Indonesia (Sugiharto, 2005: 173).
2
keberadaannya, sektor ini telah tumbuh dan berkembang sejak dekade 1970-an di negara-negara dunia ketiga. Oleh banyak ahli , sektor infonnal dianggap memiliki peran yang signi fikan dalam pembangunan suatu ban gsa (Hart, 1971 :66; Bremen, 1980:25-30; dan Todaro, 1998:324). Pekerja sektor infonnal baik secara subsistence maupun didorong oleh motivasi entrepreneur, signifikan perannya dalam membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan di perkotaan.
3
Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manus1a merupakan keharusan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, sedangkan pertumbuha n ekonomi merupakan prakondisi untuk mengaktualisasikan kemampuan dan potensi SDM. Peningkatan kualitas SDM tersebut dapat ditempuh melalui pendidikan (formal dan nonfonnal) dan penyuluha n, serta penyediaan rangsangan untuk berusa ha, termasuk d i dalamnya penyediaan akses terhadap modal kerja dan pelayanan um um lainnya (Erwidodo, 1999:22).
Kualitas SDM yang dihasilkan melalui jalur pendidikan adalah untuk meningkatkan daya nalar, keterampilan dan kualitas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang d isertai dengan semangat dan etos kerja, disiplin dan tanggungjawab, serta peningkatan kemampuan kewirausahaan. Selain pendidikan formal, j alur pendidikan nonformal memegang peranan penting dalam meningkatkan kecakapan hid up (life skills) dan peningkatan kesejahteraan. Telaumbanua (2005: 153), berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penyelenggaraan program pendidikan life skills sebagai salah satu bentuk pendidikan nonformal, telah menyediakan peluang yang lebih besar bagi warga belajar untuk menerima manfaat berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi perkembangan pemenuhan kebutuhan dan dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
4
migrasi etnis Mandailing ke wilayah Sumatera Timur (kota Medan), telah berlangsung sejak tahun 1905, pada saat Pemerintah Belanda memperluas Medan menjadi kotapradja, dan pemerintah Belanda membutuhkan tenaga-tenaga yang berpendidikan.
Para perantau Mandailing di Sumatera Timur menyediakan cadangan orang-orang terdidik bagi pemerintah Belanda yang bisa dipeketjakan sebagai kerani, juru ukur, dan tukang mesin selain dalam posisi-posisi kecil lainnya. Walau sebagian besar suku Mandailing hanya lulusan kelas tiga sekolah dasar
di kampungnya, ketika mereka merantau ke Medan mereka mudah memperoleh peketjaan di kantor-kantor (Pelly, 1998:64-65).
Begitu juga fenomena migrasi etnis Mandailing di wilayah Jakarta dan sekitamya, hingga saat ini diperkirakan berjumlah ± 1 j uta orang, bahkan di antara mereka telah lama menetap dan menjadi warga kota, baik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Baik yang telah lama menetap maupun pendatang baru, umumnya mereka bekelja di sektor informal. Jenis-jenis peketjaan sektor informal, antara lain pedagang kaki lima, penjual koran, anak-anak penyemir sepatu, penjaga kios, pelacur, pengemis, penjaja barang, pengemudi becak d an seterusnya. Peketja sektor informal ini merupakan kumpulan pedagang kecil, pekerja yang tidak terikat dan tidak terampil serta golongan-golongan lain dengan pendapatan rendah serta tidak tetap, hidup mereka serba kesusahan dan semi-kriminal pada batas-batas perekonomian kota (Bremen, 1980:33).
5
dan tingkat penghasilan rendah. Sedangkan Todaro ( 1998:322), menc irikan pekerjaan
.
sektor informal melalui kegiatan produksinya berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, padat karya, menggunakan teknologi yang sederhana dan biasanya tidak mensyaratkan pendidikan formal. .Di samping itu, mereka tidak memiliki keterampilan khusus dan sangat kekurangan modal kerja. Produktivitas dan pendapatan mereka relatif rendah, tidak memiliki j aminan keselamatan kerja maupun fasilitas·fasilitas kesejahteraan.Berdasarkan pengamatan empirik, lapangan pekerjaan sektor informal yang paling diminati migran asal Desa Botung di wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah sebagai pedagang kclontong dengan cara eceran. Secara leksikal, kelontong berarti "barang-barang untuk keperluan sehari·hari seperti sabun, sikat gigi, gelas, cangkir, mangkuk dan sebagainya" (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI , 1995:471 ) . Sedangkan yang d imaksud eceran adalah penjualan barang dengan cara satu·satu atau sedikit-sedikit; menjual ketengan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl, 1995:249).
6
jaringan dan mekanisme pendidikan nonformal dalam bidang kewirausahaan di daerah perantauan.
Jaringan dan mekanisme pola manajemen pendidikan kewirausahaan yang berlangsung di kalangan etnis Manda iling di wilayah perantauan Jakarta dan sekitarnya merupakan isu sentral dalam penelitian ini. Secara faktual, pendidikan kewirausahaan di kalangan etnis Mandailing bermula dari tumbuhnya minat, proses imitasi dan pelibafun langsung anggota keluarga maupun kaum kerabat dalam mengelola usaha kelontong. Adapun penerapan manajemen pendidikan kewirausahaan teridentifikasi melalui penerapan perencanaan kegiatan usaha, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan kegiatan usaha kelontong yang terbangun di kalangan etnis Mandai ling, khususnya yang berasal dari Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Menurut Fattah (1996), prinsip dasar dan praktek manajemen setidaknya terdiri dari:
( I) menentukan caralmetode kerja; (2) pemilihan kerja dan pengembangan keahlian; (3) pemilihan prosedur kerja; (4) menentukan batas-batas tugas; (5) mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas; (6) melakukan pendidikan dan pelatihan; (7) rnenetukan sistem dan besarnya imbalan.
7
kaum kerabat yang terlibat dalam kegiatan usaha, memberlakukan sistem ~a g an g
bagi para perantau pe mula, sampai pada sistem penggajian dan pengawasan keuangan yang dilakukan oleh pemilik usaha (induk semang) setiap hari. Berdasarkan itu, pola manajemen pendidikan kewirausahaan yang berlangsung antara lain terdiri dari aktivitas dalam mengembangkan kegiatan usaha mencakup aktivitas perencanaan, kepemimpinan dan berbagai aturan, prosedur pelaksanaan dan manajemen pengawasan.
Keberhasilan manajemen pendidikan kewirausahaan yang dikembangkan oleh perantau-perantau asal Desa Botung di wilayah Jakarta dan sek.itamya telah menarik minat (push factor) kaum kerabat di desa asal untuk bermigrasi ke Jakarta. Setelah pertantau-perantau pemula ini berinteraksi dan dianggap telah cukup memahami bidang usaha kelontong dan memiliki modal, selanjutnya mereka dilepas atau melepaskan diri dari induk semang (warga etnis Mandailing yang penama menampung mereka d i perantauan). Fenomena ini berlangsung cukup lama secara terus-menerus dan dari generasi ke generasi.
8
Hasil penelitian Hersey dan Blancard ( 1992: 116), menyimpulkan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang berbeda secara esensial dan sating mempengaruhi perilaku dengan cara yang tidak sama. Motivasi manusia dalam bekerja terdiri dari prestasi, penghargaan, pekerjaan kreatif dan menantang, rasa tanggungjawab serta kemajuan dan peningkatan. Faktor-faktor inilah yang disinyal ir berpengaruh pada meningkatnya pendapatan seseorang.
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu. Selain itu, motivasi dapat pula berarti dorongan indiv idu melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivas i, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena dapat memuaskan keinginan mereka. Motivasi utama perantau asal Desa Botung di wilayah Jakarta d a~ sekitarnya adalah untuk memperoleh kesuksesan dan kejayaan di daerah perantauan. Ini berarti terdapat motif-motif ekonomi yang mendorong perantau etnis Mandailing gigih dalam berusaha, berupaya meningkatkan pendapatan dan merasa malu kembali ke kampung halaman karena gaga! mendapatkan pekerjaan atau penghidupan yang layak di daerah perantauan. Diasumsi, motivasi kerja di kalangan etnis Mandailing di wilayah Jakarta dan sek.itar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan.
9
remittances adalah jembatan proses modemisasi pedesaan. Senada dengan itu,
Abustam ( 1989:414-41 5), yang meneliti gerak penduduk, pembangunan dan
perubahan sosial pada tiga komunitas padi sawah di Sulawesi Selatan, menyimpulkan
bahwa pendapatan rumah tangga terutama bersumber dari remittances, yaitu kiriman
uang dan barang dari anggota rumah tangga yang bergerak keluar, mencari nafkah di
kota atau daerah lain.
Namun demikian, asumsi di atas tidak dapat diterima begitu saja. Benarkah
terjadi peningkatan pendapatan di kalangan perantau asal Desa Botung dari jenis
kegiatan usaha kelontong di wilayah Jakarta sekitamya. Diduga, manajemen
pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja memiliki kontribusi terhadap
pendapatan perantau asal Desa Botung yang bekerja sebagai pedagang usaha
kelontong. Namun seberapa besar kontribusi tersebut belum diketahui secara pasti.
Berdasarkan uraian Jatar belakang di atas, peneliti mengajukan judul penelitian:
"kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja terhadap
pendapatan (studi kasus kalangan pedagang kelontong asal desa botung kecamatan
kotanopan kabupaten mandailing natal di wilayah Jakarta dan sekitamya)".
B.
Identifikasi MasalahBerdasarkan Jatar belakang di atas, beberapa permasalahan dalam penelitian
ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
10
3. Seberapa besar faktor penyertaan modal memberikan kontribusi terhadap tingkat pendapatan?
4. Seberapa besar faktor lokasi usaha turut memberikan kontribusi terhadap tingkat pendapatan?
5. Apakah manajemen pendidikan kewirausahaan memi liki kontribusi terhadap pendapatan?
6. Apakah motivasi ketja memiliki kontribusi terhadap tingkat pendapatan?
C. Pembatasan Masalab
Dari sekian banyak variabel yang mempengaruh i dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan, maka peneliti membatasi pada dua variabel saja, yaitu manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi ketja. Kedua variabel ini d iyakini memiliki kontribusi yang dominan terhadap pendapatan perantau etnis Mandailing di wilayah Jakarta dan sekitamya. Pembatasan ini dilakukan dengan pertimbangan terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga dan biaya untuk melakukan penelitian.
D. Rumusan Masalab
Berdasarkan uraian Jatar belakang masalah d i atas, masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
11
2. Apakah ada kontribusi yang signifikan motivasi kerja terhadap pendapatan? 3. Apakah ada kontribus i yang signifikan secara bersama-sama manajemen
pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja terhadap pendapatan? E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan:
I. Kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan terhadap pendapatan. 2. Kontribusi motivasi kerja terhadap pendapatan.
3. Kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja terhadap pendapatan.
Kegunaan Penelitian
I. Penelitian ini berguna bagi penge mbangan keilmuan pendidikan. khususnya dalam bidang manajemen pendidikan kewirausahaan.
Penelitian ini berguna bagi Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal di nusantara dalam menerapkan kebijakan tentang penyelenggaraan program pendidikan nonformal, terutama dalam membina kecakapan dan kemampuan vokasional masyarakat.
12
pertimbangan dalam mengambil keputusan merantau serta melakukan kegiatan
usaha di daerah perantauan.
4. Penelitian ini berguna bagi pengkaji dan peminat masalah pendidikan nonformal
dan infonnal, terutama sebagai bahan bandingan dalam melakukan penelitian
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpula n
1.
Kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan memiliki kontribusi yang signifikan positif terhadap pendapatan pedagang kelonto ng asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di wilayah Jakarta dan sekitamya yang diindikasi dengan Iebih besamya t-hitung dari t-tabel yakni (1 4,545 > 2,030). Korelasi antara variabel manajemen pendidikan kewirausahaan (X1) dengan variabel pendapatan pedagang (Y) menunjukkan kontribusi yangpositif yang diind ikasi dengan lebih besamya r-hitung dari r-tabel (a
=
0,05) yakni (0,926 > 0,325). Dengan demikian manajemen pendidikan kewirausahaan yang dimilik i pedagang kelontong mampu meningkatkan pendapatan pedagang, sehingga semakin tinggi manajemen pendidikan kewirausahaan maka akan semakin tinggi pendapatan pedagang.Kontribusi motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap pendapatan pedagang kelontong asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang diindikasi dengan lebih besamya t-hitung dari t-tabel (a = 0,05) yakni (18,718 > 2,030). Korelasi antara variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel kualitas pendapatan pedagang (Y) menunjukkan
96
pedagang kelontong mampu meningkatkan pendapatan pedagang,, sehingga semakin tinggi motivas i kerja maka akan semakin tinggi pendapatan pedagang. 3 . Kontribusi manajemen pendidi kan kewirausahaan (XI) dan variabel motivasi
kerja (X2) memiliki peranan yang signifi kan (nyata) secara serentak (simultan) atau bersama-sama terhadap devenden variabel pendapatan pedagang kelo ntong (Y), yang dapat d isimpul kan da ri besamya F-hitung daripada F-tabe l yakni 193,575 > 3,28. lni me nunjukkan bahwa manajemen pend idikan kewi rausahaan dan motivasi kerja memberikan ko ntribusi terhadap pendapatan pedagang kelontong asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan di wilayah Jakarta dan sekitamya. Nilai R Square (koefi sien detenninasi) yang diperoleh adalah sebesar 0,9 19 menunjukkan sekitar 9 1,9% pendapatan pedagang kelontong asal Desa Botung Kecamatan Kotanopan d i wilayah Jakarta dan sekitamya (Y) dapat d ijelaskan oleh variabel X1 (manajemen pendidikan kewirausahaan) dan variabel
X2 (motivasi ketja) atau kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan (X ,)
dan motivasi ketja (X2) secara bersama-sama ata u serentak (simultan) terhadap
variabel Y (pendapatan pedagang kelontong asal Desa Botun g Kecamatan Kotanopan di w ilayah Jakarta dan sekitam ya) sebesar 9 1,9% dan sisanya sebesar 8, I % ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4. Motivasi ketja (X2) dengan nilai 0,540 lebi!l dominan kontribusinya terhadap
97
kewirausahaan (X1), dengan nilai 0,242. Hal ini berarti bahwa motivasi kerj a (X2) •
sangatlah menentukan dalam meningkatkan pendapatan pedagang asal Desa
Botung Kecamatan Kotanopan di wilayah Jakarta dan sekitamya.
B.
ImplikasiTerujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan
hasil bahwa manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi kerja sangat
memberikan kontribusi terhadap pendapatan pedagang asal Desa Botung Kccamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal di wi layah Jakarta dan sekitamya. Semakin
tinggi kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan maka pendapatan pedagang
semakin meningkat pula. Semakin tinggi kontribusi motivasi kerja maka semakin
tinggi pula pendapatan pedagang. Semakin tinggi manajemen pendidikan
kewirausahaan dan motivasi kerja secara bersama maka pendapatan pedagang
semakin meningkat.
Kontribusi manajemen pendidikan kewirausahaan nyata signfikan terhadap
pendapatan pedagang, menunjukkan bahwa dengan adanya pengetahuan pedagang
tentang manajemen pendidikan kewirausahaan yang meliputi perencanaan,
pengorgan isasian, memiliki jiwa pemimpin dan pengawasan secara langsung
dipergunakan dan diterapkan dengan baik akan menunjang proses keberhasilan suatu
usaha dan meningkatkan pendapatan pedagang. Dengan demikian perlu peningkatan
98
peningkatan pedagang. Motivasi kerja baik motivasi dari dalam pedagang sendiri,
motivasi dari luar pedagang dan adanya hardpan/efektasi memberikan kontribusi
terhadap pendapatan pedagang. Pedagang yang memiliki motivasi kerja tinggi akan
mempunyai motivasi berusaha yang ti nggi dan mempresepsikan bahwa keberhasilan
adalah merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Dengan demikian motivasi ketja
yang tinggi akan meningkatkan pendapatan pedagang yang tinggi pula.
C. Saran
1. Manajemen pendidikan kewirausahaan mempunyai kontribusi yang positif dengan pendapatan pedagang kelontong, maka kepada pedagang kelontong agar
memiliki pengetahuan tentang manajemen pendidikan kewirausahaan, dengan
cara memperoleh bim bingan dan pengajaran dari lnduk semang dalam
menjalankan usaha kelontong/eceran sehingga tingkat kemampuan karyawan
akan meningkat.
Motivasi ketja pedagang kelontong mempunyai kontribusi yang positif dengan
pendapatan pedagang kelontong. Sehingga semakin tinggi motivasi yang
dimiliki oleh pedagang kelontong, maka pendapatan pedagang kelontong akan
semakin meningkat pula. Induk semang yang merupakan atasan dari karyawan
harus mengetahui apa yang dapat memotivasi karyawannya, begitu juga dengan
99
untuk keberhasilan suatu usaha, karena satu sama lain akan berbeda dalam usaha meningkatkan motivasi.
3. Adanya kontribusi yang signifikan antara manajemen pendidikan kewirausahaan dan motivasi kelja secara bersama-sama terhadap pendapatan pedagang kelontong, maka pedagang kelontong sebaiknya memiliki pengetah uan tentang manajemen pendidikan kewirausahaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, memiliki jiwa pemimpin dan pengawasan yang dapat diterapkan dengan baik serta motivasi kerja yang ada pada diri mereka sehingga dapat menunjang proses keberhasilan suatu usaha dalam